Anda di halaman 1dari 7

Kerja Keras dan Tanggung Jawab

Disusun Oleh :
Bella Levira / 07
Bintang Gumilang / 08
Daffa Pranaya N / 09
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerja keras adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hal apa pun.
Sudah pasti kita memperoleh sesuatu itu bukanlah perkara yang gampang semudah membalik telapak
tangan atau hanya dengan meminta, tapi sekali lagi harus dengan kerja keras. Arti kerja keras
bukanlah dalam arti yang sebenarnya yakni bahwa kita harus benar-benar bekerja dengan keras. Kerja
keras itu menunjukkan semangat yang menyala dan kemauan yang menjadi tolak ukur bahwa apakah
benar kita bisa keras pada diri kita sendiri atau tidak.

Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka
setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia,
atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.

Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat
yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita
perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku
jujur.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari kerja keras dan tanggung jawab siswa memahami apa yang dimaksud
dengan hal diatas serta memahami keterkaitannya
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan kerja keras dan tanggung jawab
b. Mengetahui Bagaimana kerja karas dan tanggung jawab di implementasikan dalam kehidupan
c. Mengetahui implikasi terhadap dunia keperawatan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kerja Keras

1. Pengertian

Sikap kerja keras lebih dikenal dengan sebutan etos kerja. Kerja keras adalah suatu sikap
kerja yang penuh dengan motivasi untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan. Bekerja merupakan
kewajiban bagi setiap orang untuk memperoleh penghasilan guna apa yang dicita-citakan. Bekerja
merupakan kewajiban bagi setiap orang untuk memperoleh penghasilan guna mencukupi keperluan
hidup sehari-hari. Tanpa bekerja, manusia tidak akan pernah memperolch apa yang diharapkan.
Dengan bekerja keras, manusia telah melakukan suatu kewajiban.

Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah
atau berhenti sebelum target keria tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan
hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Keria keras dapat diartikan bekerja mempunyai sifat yang
bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu
optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapainya.
Mereka sangat bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.

Kerja keras adalah melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu
yang diinginkan atau dicita-citakan dalam hidupnya. Kerja keras dapat diartikan melakukan sesuatu
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan. Kerja keras
dapat dilakukan dalam segala hal, mungkin dalam bekerja mencari rezeki, menuntut ilmu, berkreasi,
membantu orang lain, atau kegiatan yang lain.

2. Pentingnya Kerja Keras

Semua agama menganjurkan umatnya agar mau bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebaliknya, semua agama membenci umatnya yang hanya berpangku tangan, malas-
malasan dan tidak mau bekerja mencari nafkah, Sebab bekerja adalah usaha lahir yang harus
dilakukan manusia. Pentingnya bekerja keras disebabkan antara lain sebagai berikut :

a. Manusia sadar akan kebutuhan hidupnya yang harus dipenuhi, agar hidup menjadi bahagia,
baik di dunia maupun di akhirat.
b. Manusia dituntut untuk bersikap kreatif dan rajin bekerja, sebab tanpa bekerja seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Manusia menyadari bahwa tidak ada rezeki dan kebahagiaan yang datangnya dari langit,
melainkan harus diraih dengan kerja keras, banting tulang, dan peras keringat.
d. Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya. Manusia telah dikaruniai akal, rasa, dan
karsa sehingga harus menjaga harkat dan martabat dirinya.
e. Seseorang dapat mengubah nasib dirinya agar menjadi lebih baik.
f. Menunjukkan sikap tanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
g. Dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain.
h. Turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar dan negara.
i. Menunjukkan persiapan agar dapat menggapai kesuksesan pada hari esok. Pekerja keras
selalu melakukan perencanaan dan usaha keras dalam hidupnya. Meskipun hasilnya tidak
dapat ia petik langsung, tetap dapat dimanfaatkan untuk generasi sesudahnya.
j. Dengan bekerja keras kita akan dapat memperoleh kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
k. Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya.
l. Manusia telah dikaruniai akal, rasa, dan karsa sehingga harus menjaga harkat dan martabat
dirinya
m. Menunjukkan sikap tanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
n. Dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain.
o. Turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar dan negara.
p. Menunjukkan persiapan agar dapat menggapai kesuksesan pada hari esok.
q. Pekerja keras selalu melakukan perencanaan dan usaha keras dalam hidupnya. Meskipun
hasilnya tidak dapat ia petik langsung, tetap dapat dimanfaatkan untuk generasi sesudahnya.
Dengan berbagai keutamaan darikerja keras, menunjukkan sifat ini sangat penting untuk
dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
r. Dengan bekerja keras kita akan dapat memperoleh kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.

3. Imlikasi Dalam Keperawatan


a. Perawat orientasinya bekerja bukan kepada imbalan yang akan didapatkan tetapi lebih kepada
penyembuhan pasien.
b. semangat dalam melakukan asuhan keperawatan ke pasien dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
c. Perawat rela dengan ikhlas berangkat bekerja tepat waktu dan pulang terlambat demi
menyelesaikan tugas.
d. Perawat bekerja keras melakukan perawatan pada pasien dengan tidak membeda-bedakan
pasien berdasarkan kelas sosial dan adat istiadat.
e. Perawat ulet dan berusaha merawat pasien secara menyeluruh mencakup bio,psiko,sosial,
kultural dan spiritual dari pasien yang mandiri sampai pasien dengan total care.
f. Perawat bekerja keras dan semangat mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan terus
belajar dan mengikuti pelatihan-pelatihan.

4. Contoh Kerja Keras Dalam Kehidupan


a. Contoh bekerja keras di rumah :
1) Bekerja dengan sungguh-sungguh di rumah untuk membantu orang tua, suami dan anak-anak.
2) Memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan bekerja.
3) Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna.
4) Membelanjakan uang dengan hati-hati dan gemar menabung.
5) Berhemat dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan energi, seperti listrik, gas, bahan
bakar minyak, dan air.
6) Mendidik dan mengurus anak dengan baik.

b. Contoh bekerja keras di kampus :


1) Giat dan bersemangat dalam belajar.
2) Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen tentang materi yang belum
dipahami.
3) Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
4) Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan tugas-tugas kampus.
5) Rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan prestasi diri.
c. Contoh Bekerja keras dalam lingkungan masyarakat :
1) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat, seperti siskamling dan kerja bakti.
2) Turut serta dalam menjaga ketertiban dalam bermasyarakat.
3) Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan asri.
4) Bersikap ramah tamah, peduli, dan suka menolong terhadap masyarakat sekitar.

d. Contoh bekerja keras dalam pekerjaan :


1) Bersikap rendah hati dan tidak angkuh dalam setiap kesempatan.
2) Melakukan setiap pekerjaan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan dengan niat ibadah
karena maha pencipta.
3) Tidak mudah patah semangat dalam melakukan setiap pekerjaan, seberat dan sesulit apa pun
pekerjaan yang dihadapinya.
4) Melakukan pekerjaan tidak tergesa-gesa, sebab pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa
tidak akan mendatangkan hasil yang baik.
5) Tidak meremehkan setiap pekerjaan yang hanya akan mendatangkan sikap malas dan jenuh
dalam bekerja, melainkan sebaliknya semua pekerjaan dipandang serius sehingga harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh.
6) Mencintai pekerjaan yang sedang dilakukannya sehingga bekerja dengan sepenuh hati.

B. Tanggung Jawab
1. Pengertian
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala
yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak
pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui
seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau
berkorban demi kepentingan orang lain.

2. Macam-macam Tanggung Jawab


Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab karena manusia selain
merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia
memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan
dalam konteks sosial, individual ataupun teologis. Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya
sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat
atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau
macam-macam dari tanggung jawab :
a. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri.
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang
pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri,
angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan
tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga
kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna,
maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
b. Tanggung Jawab kepada keluarga.
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,
dan kehidupan.
c. Tanggung Jawab kepada masyarakat.
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota
masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia
mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju
ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa
orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia
membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
d. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara.
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara.
Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
e. Tanggung Jawab kepada Tuhan.
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Tanggung
jawab manusia secara teologis dimaksukan tanggung jawab manusia terhadap Tuhan-nya,
manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan
munkar. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-
sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.

3. Implikasi Dalam Praktek Keperawatan

Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan


keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan keperawatan
(askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan
keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan
dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan
sebagai bentuk asuhan keperawatan pada pasien/keluarga/kelompok/komunitas. (Dikutip dari
" Hand Out Aspek Legal & Manajemen Resiko dalam pendokumentasian Keperawatan",
Sulastri).

a. Masalah-Masalah "Etik Keperawatan" di Indonesia.


1) Dasar-dasar moral makin memuda.
Etik profesi kedokteran dan keperawatan seharusnya diajarkan kepada generasi muda sedini
mungkin dengan contoh-contoh dari generasi yang lebih tua dan contoh-contoh yang ada di
masyarakat. Dengan demikian maka para perawat dari generasi yang muda lebih memahami
mana perilaku yang etik dan tidak etik.
2) Dasar dan sendi-sendi agama.
Landasan moral dan etik yang paling kuat dan mendasar adalah agama. Hal tersebut akan
melanda Indonesia karena dalam era komunikasi dan transportasi modern saat ini, informasi,
budaya dan perilaku hidup global dengan mudah dilihat dan disaksikan serta ditiru oleh para
generasi muda kita, maka agama merupakan landasan yang harus dipertahankan dalam
masalah etik keperawatan.
3) Perkembangan ilmu, penelitian dan teknologi kedokteran serta keperawatan berkembang
pesat.
Sehingga nilai-nilai etik yang lama kadang tidak mungkin dapat diterapkan pada masa
sekarang. Nilai etik dan moral dianggap menghambat kemajuan ilmu dan teknologi, mereka
mengagung- agungkan ilmu dan teknologi untuk menguasai manusia lain dan semesta alam.
4) Dokter dan perawat tidak mungkin menguasai semua kemajuan ilmu dan teknologi
kedokteran dan keperawatan yang berkembang pesat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
peminatan khusus, spesialisasi atau sub spesialisasi dan penggunaan alat khusus yang
canggih, sehingga seorang dokter atau perawat lupa bahwa seorang klien adalah manusia
yang secara jasmani-rohani-sosio-ekonomi dan kultural yang merupakan satu kesatuan. Klien
dianggap sebagai obyek yang terdiri dari bagian yang terpisah.
5) Globalisasi yang ditandai dengan persaingan dan perang ekonomi segala bidang. Rumah sakit
sebagai tempat pelayanan kesehatan telah berubah orientasinya, dari kegiatan sosial menjadi
kegiatan sosio-ekonomi, dan kemudian akan mengarah ke kegiatan bisnis dalam industri
kesehatan. Industri farmasi, laboratorium medik dan industri peralatan kedokteran secara
efektif dan efisien memanfaatkan mitranya yang potensial untuk menjual jasa dan produknya
kepada klien.
6) Berbagai kemajuan dan perkembangan masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan.
a. Kesadaran masyarakat dan klien mengenai hak-haknya di bidang kedokteran dan pelayanan
kesehatan makin meningkat, sehingga mereka lebih peka dan lebih kritis untuk menuntut
haknya.
b. Tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat yang meningkat, memungkinkan mereka
menuntut perawatan yang lebih baik.
c. Kesenjangan ekonomi yang melebar, ada perawatan bagi mereka yang ekonomi lemah dan
ada pelayanan bagi mereka yang mampu. Mereka yang tidak mampu, menuntut haknya untuk
mendapatkan pelayanan dan perawatan yang sama dengan mereka yang mampu.
d. Teknologi komunikasi dan informasi makin canggih, teknologi banyak menggantikan tenaga
manusia, sehingga masyarakat dapat

Anda mungkin juga menyukai