NIM : 043073056
Prodi : S1 Statistika
Matriks Ekivalen adalah dua buah matriks yang apabila salah satunya di peroleh dari yang lain
dengan melakukan transformasi elementer terhadap baris dan kolom.
Dua matriks A dan B disebut ekivalen (A~B) apabila salah satunya di peroleh dari yang lain
dengan melakukan transformasi elementer terhadap baris dan kolom. jika transformasi
elementernya pada baris saja disebut ekivalen baris dan jika transformasi elementernya pada
kolom saja disebut ekivalen kolom.
3 1 2 3 1 2
A 4 2 0 dan B 1 3 1
1 3 1 4 2 0
Matrik A dan Matrik B merupakan matrik ekuivalen karena terjadi pertukaran baris
Contoh 2
2 3 1 4 1 0 4 3 1
A B C
4 1 0 2 3 1 4 1 0
Matrik A dan B merupakan Ekuivalen baris karena hanya dengan malakukan transformasi
baris dari matrik A. Terjadi pertukaran baris ke-1 dengan baris ke-2 pada matrik A atau b12
maka akan didapatkan matrik B.
Matrik A dan C merupakan Ekuivalen kolom karena hanya dengan melakukan transformasi
kolom dari matrik A. Terjadi penambahan kolom ke-1 dengan dua kali kolom ke-3 pada
matrik A atau k13( 2)
Bentuk kanonik serta cara menentukannya
Bentuk kanonik adalah bentuk standar atau bentuk normal yang digunakan untuk
merepresentasikan suatu objek atau sistem. Bentuk kanonik sering digunakan dalam
matematika, fisika, dan ilmu komputer untuk memudahkan analisis dan perbandingan antar
objek atau sistem.
Bentuk kanonik suatu matrik merupakan matrik yang diperoleh dari transformasi elementer
baris maupun kolom pada sebarang matrik A yang tidak nol dengan r ( A) r dan direduksi ke
salah satu bentuk berikut
I r ,
Ir 0 Ir
, I r 0,
0 0 0
4 1 0
Tentukan bentuk kanonik dari matriks A
2 3 1
Untuk mencari bentuk kanonik dari matriks A, kita perlu melakukan operasi baris pada matriks
tersebut hingga mendapatkan bentuk matriks eselon tereduksi. Berikut adalah langkah-
langkahnya:
Langkah Pertama:
Pertukaran baris 1 dengan baris 2 untuk memindahkan elemen terbesar ke posisi (1,1).
Sehingga didapatkan
2 3 1
4 1 0
Langkah Kedua:
Mengalikan baris 1 dengan 2 dan mengurangi hasilnya dengan 4 kali baris 2. Hal ini bertujuan
untuk membuat elemen di bawah (1,1) menjadi 0. Sehingga didapatkan
2 3 1
0 5 2
Langkah Ketiga:
Mengalikan baris 2 dengan -1/5 untuk membuat elemen (2,2) menjadi 1.
2 3 1
0 1 2
5
Langkah Keempat:
Mengalikan baris 2 dengan 3 dan mengurangi hasilnya dengan 2 kali baris 1. Hal ini bertujuan
untuk membuat elemen di atas (2,2) menjadi 0.
1
2 0
5
2
0 1
5
Langkah Kelima:
Mengalikan baris 1 dengan 1/2 untuk membuat elemen (1,1) menjadi 1.
1
1 0
10
merupakan bentuk kanonik dari matrik A
2
0 1
5
Kesimpulan
Dua matriks dikatakan ekivalen jika salah satu matriks dapat dihasilkan dari transformasi
elementer matrik lainnya.
Jika matrik A ekivalen dengan matrik C, dimana matrik C didapatkan dengan cara transformasi
baris sehingga didapatkan matriks B maka didapat disimpulkan (C=BA)
Jika matrik C didapatkan dengan cara transformasi kolom maka terdapat matrik K sehingga
dapat disimpulkan (C=AK)
Jika matrik A ekivalen dengan matrik C maka terdapat matriks non singular P dan Q sehingga
PAQ=C, dimana P dan Q sendiri dapat dicari dengan augmented matriks