Anda di halaman 1dari 9

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA

BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19


Tiara Wijianti
Politeknik Keuangan Negara STAN
Primandita Fitriandi
Politeknik Keuangan Negara STAN
Alamat Korespondensi: 2301190284.tiarawijianti@gmail.com, primandita@pknstan.ac.id

INFORMASI ARTIKEL
Diterima Pertama Hal ini disebabkan salah satunya karena tindakan penagihan
[01 12 2022] pajak berjalan kurang maksimal, khususnya karena
penyampaian surat paksa yang mengharuskan adanya
Dinyatakan Diterima pertemuan antara petugas pajak dengan wajib pajak.
[10 12 2022] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
penagihan pajak dengan surat paksa, target dan realisasi
KATA KUNCI: penyampaian surat paksa, serta hambatan dan upaya
COVID-19 Pandemic, Forced Letter, Tax Collection petugas pajak dalam mengatasi hambatan tersebut. Adapun
metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan
KLASIFIKASI JEL: kualitatif, yang bersumber dari data penagihan pajak serta
H20 wawancara dengan petugas pajak di KPP Pratama
Banjarbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa di KPP
ABSTRACT Pratama Banjarbaru selama Pandemi COVID-19 tidak
The COVID-19 pandemic that has hit Indonesia since 2020 sepadat tahun-tahun sebelumnya, sebab adanya
has had an impact on declining tax revenues. This is due, in pembatasan sosial yang cenderung membatasi jurusita saat
part, to the fact that the act of collecting taxes is not optimal, ingin menyampaikan surat paksa, baik di kantor maupun di
especially due to the submission of forced letters which tempat wajib pajak yang bersangkutan. Target dan realisasi
require a meeting between the tax official and the taxpayer. penyampaian surat paksa juga turut menurun drastis selama
This study aims to determine the implementation of tax adanya Pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
collection by forced letter, the target and realization of the penyesuaian atas banyaknya hambatan yang muncul
delivery of forced letters, as well as the obstacles and efforts diakibatkan Pandemi. Namun, meskipun demikian, KPP
of tax officers in overcoming these obstacles. The methods Pratama Banjarbaru tetap berhasil mencapai target
used are quantitative and qualitative methods, which are penyampaian surat paksa.
sourced from tax collection data and interviews with tax
officers at KPP Pratama Banjarbaru. The results showed that 1. PENDAHULUAN
the implementation of tax collection by forced letter at KPP Menurut World Health Organization (WHO),
Pratama Banjarbaru during the COVID-19 Pandemic was not COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh
as busy as in previous years, due to social restrictions that Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang menjangkit
tended to limit bailiffs when they wanted to submit forced
saluran pernapasan manusia dan hewan, dengan
letters, both at the office and at the taxpayer's place. . The
target and actual submission of forced letters also decreased
gejala mulai dari demam, batuk kering, kehilangan
drastically during the COVID-19 Pandemic. This is done as a indera perasa atau penciuman, dan lainnya. Penyakit
form of adjustment to the many obstacles that have arisen ini dapat mengakibatkan flu biasa sampai penyakit
as a result of the Pandemic. However, even so, KPP Pratama serius layaknya Middle East Respiratory Syndrime
Banjarbaru still managed to achieve the target of submitting (MERS) dan severe acute respiratory syndrome (SARS).
forced letters. Kemunculan awal virus ini adalah di Wuhan, Tiongkok,
tepatnya pada Desember 2019, dan kini telah tersebar
ABSTRAK secara global. Di Indonesia, kasus COVID-19 pertama
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 telah ditemukan menjangkit warga Depok, Jawa Barat, pada
memberi dampak terhadap menurunnya penerimaan pajak.
Page | 275
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

Maret 2020. Sejak itu, penularan virus tersebut pada Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
berangsur-angsur meluas hingga seluruh Indonesia. Tahun Anggaran 2020, terjadi kenaikan jumlah piutang
Berdasarkan data Peta Sebaran Skala Nasional dari perpajakan bruto dari tahun 2019 sebesar 7,16%,
Satuan Tugas (SATGAS) Penanganan COVID-19, kasus dengan nominal penambahan Rp6,78 triliun dari
positif di Indonesia mulai mengalami kenaikan Rp94,69 triliun piutang perpajakan pada 2019 menjadi
signifikan sejak awal Juni 2021 hingga mencapai Rp101,48 triliun pada 2020. Angka tersebut
puncaknya pada pertengahan Juli 2021 dengan jumlah merupakan jumlah piutang pajak yang belum dilunasi
kasus terkonfirmasi sebesar 54.517 kasus dan baru sampai tanggal neraca. Ini hanya salah satu contoh
mencapai angka di bawah 10.000 pada akhir Agustus imbas pandemi COVID-19 yang melanda negeri serta
2021. pemulihan ekonomi yang membutuhkan biaya besar.
Banyak sektor yang terkena dampaknya, Tak hanya menurunkan kemampuan membayar pajak,
termasuk perekonomian. Krisis kesehatan yang jurusita pun kesulitan melaksanakan penagihan
berpengaruh pada ekonomi dunia ini membuat piutang pajak secara aktif (Masdi, 2021).
seluruh negara yang terjangkit harus mundur dari Berdasarkan hal tersebut, penulis tergerak
rencana-rencana yang telah ditetapkan menjadi untuk meninjau bagaimana Pandemi COVID-19
kebijakan tanggap darurat untuk mengatasi wabah memberikan pengaruh kepada rangkaian proses
COVID-19 (Muhyiddin, 2020). Penyebaran virus yang tindakan penagihan pajak, spesifiknya pada tahapan
masif dan cepat mengharuskan hampir semua orang pemberitahuan surat paksa. Selain itu, penulis juga
untuk tetap tinggal di rumah. Lembaga Ilmu ingin mengetahui faktor apa yang yang menjadi
Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan survei atas hambatan dalam pelaksanaan penagihan dengan surat
kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di paksa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
masa pandemi COVID-19, dan menemukan sekitar Banjarbaru, serta apa saja yang dilakukan jurusita yang
47,13% UMKM harus menutup usahanya akibat bertugas di kantor tersebut untuk mengatasinya.
pandemi, serta 94,95% usaha mengalami penurunan Untuk itu, penulis melakukan telaah studi kasus demi
penjualan selama wabah melanda negeri. mendapatkan data yang diinginkan.
Salah satu upaya pemerintah untuk mencegah
penyebaran virus COVID-19 adalah dengan 2. KAJIAN PUSTAKA
memberlakukan PPKM atau Perlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat. Kebijakan ini diterapkan 2.1. Penelitian Terdahulu
berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor Penulis telah menemukan beberapa karya tulis
27 Tahun 2021 yang mengatur PPKM di Wilayah Jawa ilmiah dan jurnal yang mengangkat tema penagihan
dan Bali, serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor pajak, khususnya mengenai pemberitahuan surat
31 dan 32 Tahun 2021 yang mengatur PPKM di luar paksa, sebagai objek penelitian. Mayoritas topik yang
Jawa dan Bali. PPKM terdiri dari empat tingkatan atau digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya
level. Semakin tinggi tingkatannya, semakin ketat pula adalah efektivitas penagihan pajak secara umum
pembatasannya. maupun efektivitas penagihan pajak dengan surat
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian paksa secara khusus, tinjauan untuk mengetahui
Keuangan pun turut menerbitkan Surat Edaran Nomor mekanisme penagihan pajak dengan surat paksa, serta
SE-7/MK.1/2020 tentang Upaya Peningkatan untuk mengetahui hambatan pemberitahuan surat
Kewaspadaan atas Pencegahan Penyebaran COVID-19 paksa dan cara mengatasinya. Beberapa penelitian
di Lingkungan Kementerian Keuangan yang memuat mengambil rentang waktu sebelum pandemi COVID-
kebijakan untuk pegawai-pegawainya agar 19, ada pula yang berada pada periode saat pandemi
melaksanakan WFH (work from home), melarang COVID-19 terjadi. Sehingga penelitian-penelitian
pegawainya untuk bepergian ke luar kota/negeri, dan tersebut dapat dijadikan referensi sekaligus
menghadiri kegiatan yang melibatkan massa secara memberikan gambaran untuk penulis dalam
fisik. Adanya peraturan itu tentunya menimbulkan penyelesaian karya tulis tugas akhir ini.
beragam reaksi dan efek. Untuk kegiatan bersifat Penelitian pertama oleh Jaya dan Supriyadi
pelayanan yang tergolong sederhana, beberapa (2021) fokus pada efektivitas penagihan pajak dengan
kantor memanfaatkan aplikasi perpajakan yang surat paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
tersedia pada laman pajak.go.id, tetapi, untuk (SPMP), pemblokiran, dan lelang tahun 2018 s.d. 2020.
beberapa kegiatan yang memang hanya dapat Lebih lanjut, Najoan, Morasa, dan Wokas (2016)
dilakukan secara langsung di lapangan mengalami melakukan penelitian atas efektivitas dan kontribusi
hambatan. Oleh karena itu, pelaksanaan penagihan penagihan pajak khususnya PPN terhadap penerimaan
piutang pajak secara aktif, khususnya pemberitahuan pajak di KPP Pratama Kotamobagu. Penelitian lainnya
surat paksa, cenderung mengalami penurunan. yang dilakukan oleh Tanuwijaya dan Budiono (2014)
Berdasarkan data realisasi APBN 2020, menitikberatkan pembahasan pada kesesuaian
penerimaan pajak terealisasi Rp1.072,1 triliun, penerapan prosedur penagihan pajak dengan surat
terkontraksi 19,6% dibanding realisasi tahun 2019, dan paksa dan UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
berkisar 89,4% dari target. Selain itu, berdasarkan data
Page | 276
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

(PPSP) terhadap wajib pajak orang pribadi dan badan memberikan imbalan langsung kepada pembayar
di Surabaya. pajak, dan bertujuan untuk keperluan negara demi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, penulis kemakmuran rakyat.
ingin mengetahui pelaksanaan Penagihan Pajak B. Sistem Pemungutan Pajak
dengan Surat Paksa di KPP Pratama Banjarbaru, yang Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
merupakan lokasi yang berbeda dari beberapa untuk menambah pemasukan perpajakan adalah
penelitian yang telah disebutkan di atas. Penulis juga dengan menerapkan sistem self assessment dalam
ingin mengetahui apa saja yang membedakan pemungutan pajaknya. Dengan sistem ini, Direktorat
pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Jenderal Pajak (DJP) memberikan kepercayaan kepada
sebelum dan selama terjadi Pandemi COVID-19, yaitu wajib pajak untuk mendaftarkan diri sebagai wajib
periode 2019 s.d. 2021. Kondisi yang berbeda pajak, menghitung jumlah pajak terutang,
tentunya menimbulkan hambatan ketika menyetorkan pajak, melaporkan penyetoran, dan
pengaplikasiannya, yang kemudian akan dibahas pula menetapkan sendiri jumlah pajak terutang lewat
dalam tulisan ini, disertai dengan cara petugas pajak di pengisian SPT. Dengan self assessment, wajib pajak
KPP Pratama Banjarbaru mengatasinya. memegang kendali seutuhnya atas penentuan
2.2. Teori/Konsep besaran pajak yang harus dibayarkan kepada negara.
A. Pengertian Pajak Hal ini sangat membantu DJP sebab jumlah wajib pajak
Pajak didefinisikan oleh banyak ahli, salah yang terus bertambah setiap tahunnya. Sementara
satunya ialah menurut Mardiasmo (2009), yang pemerintah melakukan pengawasan dan administrasi
mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas sistem perpajakan.
negara berdasarkan undang-undang, yang bersifat Meskipun lebih praktis, efektif, dan efisien,
memaksa, dan merupakan dana yang langsung penerapan sistem self assessment juga memiliki
ditujukan untuk menyelenggarakan pemerintah. kekurangan, yaitu membuka celah bagi wajib pajak
Tak berbeda jauh dengan Mardiasmo, Adriani untuk melakukan pelanggaran, secara disengaja atau
(2010) mendeskripsikan pajak sebagai suatu iuran tidak, seperti kesalahan perhitungan, kesalahan setor,
yang diberikan kepada negara dan dapat dipaksakan, kesalahan pengisian SPT, hingga pelanggaran yang
terutang oleh seseorang yang berkewajiban sulit terdeteksi seperti penghindaran pajak.
membayarnya berdasarkan peraturan yang berlaku, (Destriyatna, Sudjana, & Dwiatmanto, 2014).
tanpa mendapat imbalan (prestasi) kembali, dan Maka, demi menghindari beragam pelanggaran
digunakan untuk membiayai pengeluaran yang oleh wajib pajak tersebut, pemerintah juga
berhubungan dengan tugas negara. Sementara menerapkan sistem pemungutan pajak melalui pihak
menurut Brotodiharjo (2011), pajak dapat diartikan ketiga atau withholding system. Dengan sistem ini,
sebagai pemungutan yang berasal dari rakyat dan pihak ketiga diberi kepercayaan untuk memotong atau
digunakan untuk kepentingan negara, yang juga memungut pajak atas penghasilan yang dibayarkan
bermakna pajak merupakan bantuan secara langsung kepada penerima penghasilan, sekaligus
atau tidak langsung yang dapat dipaksakan menyetorkannya ke kas negara.
pemerintah kepada rakyat atau barang untuk Namun demikian, adanya dua sistem
membiayai belanja pemerintah. pemungutan tersebut belum cukup untuk membuat
Pajak memiliki peran besar dalam penerimaan pajak negara meningkat secara signifikan.
pembangunan negara. Pada Pasal 23A Undang- Masih belum sedikit wajib pajak yang belum sadar
Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa “pajak dan akan kewajiban perpajakannya hingga lupa membayar
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan pajak sampai tanggal jatuh tempo surat ketetapan.
negara diatur dengan undang-undang”. Kalimat Dari kejadian tersebut, akan muncul tindakan
tersebut menunjukkan jika undang-undang mengatur penagihan pajak oleh petugas pajak.
ketentuan terkait perpajakan, sehingga pungutan C. Pengertian Penagihan Pajak
pajak dapat bersifat memaksa. Dalam Pasal 1 Angka 1 Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa,
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 19
Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Tahun 2000 Pasal 1 angka 9, Penagihan Pajak
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, merupakan serangkaian tindakan agar penanggung
dijelaskan bahwa pajak ialah kontribusi wajib untuk pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihannya.
negara dari individu atau perusahaan/badan, yang Penagihan dilakukan dengan menegur atau
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, tanpa memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika
mendapat imbalan secara langsung, serta digunakan dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat. mengusulkan tindakan pencegahan, menyita,
Maka, berdasarkan penjelasan di atas, pajak menyandera, sampai menjual barang yang telah disita.
memiliki beberapa karakteristik tertentu, yaitu pajak Adapun pengertian penagihan pajak menurut
wajib dibayarkan oleh warga negara, bersifat Soemitro (1991) ialah perbuatan yang dilakukan DJP
memaksa berdasarkan undang-undang, tidak karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan
Page | 277
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

Undang-Undang Perpajakan, spesifiknya mengenai Kemudian, jika setelah lewat 21 hari sejak surat
pembayaran pajak. Sementara menurut Hadi (2001), teguran terbit wajib pajak belum memenuhi
penagihan pajak adalah serangkaian tindakan dari kewajiban perpajakannya, akan terbit surat paksa.
aparatur atau petugas DJP sebab wajib pajak tidak Surat ini harus diberitahukan secara langsung oleh
melunasi sebagian maupun seluruh kewajiban jurusita kepada wajib pajak. Terdapat dua perintah
perpajakan yang terutang berdasarkan Undang- dalam surat ini, yaitu perintah untuk wajib pajak agar
Undang Perpajakan yang berlaku. melunasi utang pajak serta biaya penagihannya dalam
Penagihan pajak merupakan salah satu upaya 2 x 24 jam, dan perintah untuk jurusita untuk
untuk mengoptimalkan penerimaan pajak lewat melakukan penyitaan barang wajib pajak jika dalam 2
pembayaran tunggakan pajak oleh wajib pajak, x 24 jam utang pajak dan biaya penagihannya belum
dengan pemberitahuan surat teguran dan surat paksa, dilunasi.
pelaksanaan penyitaan, penyanderaan, hingga Selanjutnya, jika sampai waktu yang telah
penjualan barang sitaan. ditetapkan wajib pajak belum membayar utang pajak
Secara umum, proses penagihan pajak dan biaya penagihannya, jurusita akan melakukan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu penagihan pajak penyitaan terhadap barang wajib pajak. Penyitaan
pasif dan penagihan pajak aktif. Menurut Purwono dilakukan untuk menguasai barang wajib pajak untuk
(2010), kedua hal tersebut bermakna sebagai berikut: dijadikan jaminan melunasi utang pajaknya. Adapun
1. Penagihan pajak pasif dilakukan dengan barang yang disita berbentuk barang bergerak (seperti
penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK mobil, uang tunai, deposito berjangka) dan barang
Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak bergerak (seperti tanah, bangunan, dan kapal
menyebabkan pajak terutang lebih besar. Jika dengan isi kotor tertentu).
dalam satu bulan sejak tanggal diterbitkan belum Setelah itu, jika setelah lewat 14 hari sejak
dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo pelaksanaan penyitaan wajib pajak belum melunasi
tersebut akan dimulai penagihan pajak aktif utang pajak dan biaya penagihannya, kepala kantor
dengan menerbitkan surat teguran. dapat melaksanakan pengumuman lelang lewat media
2. Penagihan pajak aktif, ialah kelanjutan dari massa. Lelang akan dilakukan jika setelah 14 hari sejak
penagihan pajak pasif. Petugas pajak tidak lagi pengumuman lelang wajib pajak tidak melunasi utang
sekadar mengirim surat ketetapan, namun pajak dan biaya penagihannya. Hasil penjualan dari
melakukan tindakan aktif seperti menyita dan lelang tersebut digunakan terlebih dahulu untuk
melelang. Jika dilakukan mengikuti batas waktu membayar biaya penagihan pajak, sisanya untuk
minimal yang telah ditentukan DJP, pelaksanaan melunasi utang pajak.
penagihan aktif ini berlangsung selama 58 hari, Tindakan pencegahan dan penyanderaan
terdiri dari penerbitan surat teguran, penerbitan dilaksanakan bagi wajib pajak yang memiliki utang
surat paksa, penerbitan Surat Perintah pajak sebesar lebih dari Rp100 juta dan diragukan
Melaksanakan Penyitaan (SPMP), sampai itikad baiknya. Setelah pemberitahuan surat paksa,
pengumuman dan pelaksanaan lelang. pencegahan dilakukan jika objek sita tidak ditemukan,
Penagihan pajak memiliki peran yang cukup mendekati daluwarsa penagihan, terdapat informasi
signifikan sebagai salah satu penerimaan negara yang jika penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia,
dominan. Oleh karena itu, sikap persuasif petugas ditemukan tanda-tanda usaha penanggung pajak
pajak dalam menjalankan tugas sangat dibutuhkan dibubarkan atau pailit, serta tanda terdapat
agar wajib pajak bersedia memenuhi kewajiban perubahan tatanan organisasi usaha penanggung
perpajakannya. Menurut Meiliawati & Anastasia pajak.
(2013), ketika kepatuhan wajib pajak tinggi, Secara singkat, alur penagihan pajak dapat
penerimaan pajak juga cenderung tingi. Pun dilihat pada gambar 1 di lampiran.
sebaliknya. Dengan begitu, target penerimaan pajak
yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan 3. METODE
berkemungkinan besar tercapai, bahkan terlampaui, Adapun metode pengumpulan data yang
sebab wajib pajak yang patuh serta tunduk pada digunakan adalah metode pendekatan kualitatif,
aturan perundang-undangan yang berlaku. dengan data primer berupa hasil wawancara dengan
D. Alur Penagihan Pajak jurusita di KPP Pratama Banjarbaru dan Kepala Seksi
Penerbitan surat teguran merupakan tahap Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan di KPP
awal dalam pelaksanaan penagihan pajak. Surat Pratama Banjarbaru. Sedangkan data sekunder
teguran terbit setelah tujuh hari sejak tanggal jatuh diperoleh dari informasi yang diolah oleh KPP Pratama
tempo pelunasan utang pajaknya. Surat ini dapat Banjarbaru.
diartikan sebagai surat yang diterbitkan pejabat untuk Dalam pengumpulan data, penulis
menegur atau memperingatkan wajib pajak agar menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi
mereka bersedia melunasi utang pajaknya. Surat kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan Kepala
teguran setara dengan surat himbauan, surat Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan KPP
peringatan, atau surat sejenis lainnya. Pratama Banjarbaru, serta jurusita yang bertugas di
Page | 278
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

sana untuk mendapatkan data serta gambaran biasanya, seorang jurusita KPP Pratama Banjarbaru
pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa akan didampingi oleh Account Representative (AR).
sebelum dan selama pandemi COVID-19 di KPP Semenjak Pandemi COVID-19, kunjungan jurusita
Pratama Banjarbaru. Observasi dilakukan penulis menjadi lebih sedikit, sebab ketentuan dari kantor
dengan mengamati secara langsung pelaksanaan yang menerapkan pembatasan pegawai yang bekerja
penagihan pajak, khususnya dengan surat paksa, langsung di KPP Pratama Banjarbaru. Selain itu, target
beserta hambatan dan cara petugas pajak di KPP penerimaan pajak dari penagihan juga mengalami
Pratama Banjarbaru mengatasinya. Sementara penurunan menyesuaikan kondisi masyarakat. Oleh
dengan studi kepustakaan, penulis akan karena itu, proses pemberitahuan surat paksa pada
mengumpulkan data melalui buku, jurnal, dan undang- masa Pandemi COVID-19 tidak sepadat tahun-tahun
undang yang berlaku serta terkait topik penulisan sebelumnya ketika Virus COVID-19 belum ditemukan.
karya tulis tugas akhir ini, untuk kemudian 4.2. Target dan Realisasi Penyampaian Surat Paksa
dibandingkan satu sama lainnya agar diperoleh data Sebelum dan Selama Pandemi di KPP Pratama
yang akurat. Banjarbaru
Jumlah tindakan hingga realisasi penagihan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan surat paksa pada 2019 sampai 2021 di KPP
4.1. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Pratama Banjarbaru secara umum telah melampau
Paksa Sebelum dan Selama Pandemi di KPP target yang ditetapkan, meskipun target mengalami
Pratama Banjarbaru penurunan pada tahun 2020. Penurunan target ini
adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh KPP
Dalam melaksanakan tugas terkait Pratama Banjarabaru untuk menyesuaikan dengan
pemberitahuan surat paksa kepada penanggung situasi dan kondisi pandemi COVID-19 saat itu, di mana
pajak, jurusita KPP Pratama Banjarbaru senantiasa sebagian besar masyarakat mengalami penurunan
taat pada prosedur yang telah ditetapkan undang- kemampuan ekonomis dan situasi kerja yang
undang, seperti Undang-Undang Nomor 19 Tahun memaksa petugas pajak untul work from home. Tabel
2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor yang menunjukkan tindakan penagihan dengan surat
19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat paksa bisa dilihat di bawah ini.
Paksa (UU PPSP), Peraturan Menteri Keuangan Nomor Tabel 1. Tindakan Penagihan dengan Surat Paksa di
24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPP Pratama Banjarbaru Tahun 2019 - 2021
Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan
Penagihan Seketika dan Sekaligus, serta Peraturan Target Realisasi
Tahun Penerbitan %
Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2020 tentang Tindakan Tindakan
Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah 2019 6.307 1.654 3.675 222%
Pajak yang Masih Harus Dibayar. 2020 10.253 1.260 2.643 210%
Selama Pandemi COVID-19, KPP Pratama 2021 932 1.336 2.117 158%
Banjarbaru sendiri menerapkan metode bekerja dari Sumber: KPP Pratama Banjarbaru
rumah, atau yang biasa disebut Work From Home Berdasarkan tindakan penagihan dengan surat
(WFH) untuk 50% pegawainya, sedangkan 50% sisanya paksa tersebut, berikut nominal piutang pajak secara
bekerja di kantor. Penurunan komposisi pegawai keseluruhan serta piutang yang dapat dicairkan atas
tersebut juga memberikan efek kepada jumlah pemberitahuan surat paksa.
kunjungan wajib pajak, di mana kapasitas wajib pajak Tabel 2. Piutang Pajak dan Pencairannya lewat
yang berada di dalam kantor maksimal 10 (sepuluh) Pemberitahuan Surat Paksa di KPP Pratama
orang. Banjarbaru Tahun 2019 - 2021
Secara umum, terdapat dua cara yang
Pencairan Piutang
digunakan jurusita KPP Pratama Banjarbaru untuk
Tahun Piutang Pajak Pajak atas Surat %
memberitahukan surat paksa kepada penanggung
Paksa
pajak, yaitu dengan mendatangi tempat penanggung
2019 400.753.868.887 10.114.335.913 2,5%
pajak yang bersangkutan secara langsung atau
mengundang penanggung pajak ke kantor. Agar 2020 580.550.034.728 11.541.034.146 2,0%
terhindar dari gugatan, jurusita KPP Pratama 2021 545.451.916.019 4.057.633.307 0,7%
Banjarbaru selalu memberikan perhatian terhadap Sumber: KPP Pratama Banjarbaru
tenggat-tenggat waktu dalam tiap tahap penagihan, Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa secara
terutama terkait pemberitahuan dengan surat paksa. umum, persentase pencairan piutang atas
Sebelum adanya Pandemi COVID-19, jurusita KPP pemberitahuan surat paksa terhadap total piutang di
Pratama Banjarbaru menerapkan dua metode KPP Pratama Banjarbaru tidak begitu besar, hanya
penyampaian surat paksa, yaitu jurusita mendatangi berkisar antara 0,7% sampai 2,5%. Meskipun
langsung tempat penanggung pajak dan penanggung demikian, total piutang KPP Pratama Banjarbaru
pajak dipanggil untuk datang ke KPP Pratama mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.
Banjarbaru. Dalam melakukan kegiatan tersebut,
Page | 279
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

Menurut Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, yang keliru menuliskan alamat, sehingga ketika alamat
dan Penagihan (P3) KPP Pratama Banjarbaru, Winda tersebut dicari, tidak ditemukan penanggung pajak
Rahmawati, yang paling membedakan pemberitahuan yang bersangkutan di tempat.
Surat Paksa sebelum adanya Pandemi COVID-19 Dua hambatan di atas merupakan hal yang
dengan saat adanya pandemi tersebut adalah terdapat paling sering menghambat penyampaian surat paksa
beberapa batasan yang harus diperhatikan jurusita di KPP Pratama Banjarbaru sebelum adanya Pandemi
saat melaksanakan tugasnya, seperti batasan COVID-19, dimana masalah yang biasa dihadapi
maksimal kehadiran pegawai di kantor, batasan jarak jurusita KPP Pratama Banjarbaru berhubungan dengan
antarindividu saat berkomunikasi secara tatap muka, alamat. Surat paksa yang harus diberitahukan secara
dan sebagainya. Tak hanya itu, Pandemi COVID-19 langsung kepada penanggung pajak memang
juga menurunkan likuiditas penanggung pajak untuk membutuhkan data alamat yang lengkap, agar proses
memenuhi kewajiban perpajakannya secara signifikan. penagihan dapat berlangsung lancar sesuai dengan
Oleh karena itu, terjadi penurunan realisasi tenggat waktu yang ada dalam peraturan perundang-
pemberitahuan surat paksa serta pencairan piutang undangan.
dari pemberitahuan surat paksa dalam kurun waktu Berbeda dengan hambatan sebelum adanya
2019 hingga 2021. Pandemi COVID-19, masalah yang dihadapi jurusita
4.3. Hambatan Penyampaian Surat Paksa Sebelum ketika menyampaikan surat paksa selama pandemi
dan Selama Pandemi di KPP Pratama Banjarbaru tidak begitu berhubungan langsung dengan
penanggung pajak yang bersangkutan.
Penagihan pajak merupakan salah satu
Hambatan pertama adalah likuiditas usaha
tindakan yang bersifat cukup krusial dalam
Penanggung Pajak menurun. Pandemi COVID-19
menampung penerimaan pajak, sebab dari tindakan
membuat pemerintah berpikir keras agar dapat
inilah akan diperoleh piutang pajak dari penanggung
mengusahakan kesehatan masyarakat, namun juga
pajak yang belum melunasi utang pajaknya, serta
tetap menjaga kestabilan pemenuhan kebutuhan
biaya penagihannya. Kegiatan penagihan pajak
mereka. Dari sanalah, peraturan mengenai penerapan
menekankan keaktifan jurusita dalam menagih
pembatasan sosial dicanangkan. Pemilik usaha tetap
penanggung pajak, dan tindakan persuasif tidak lagi
diizinkan menjalankan usahanya, namun harus
diutamakan. Salah satu contohnya adalah penagihan
mengurangi kapasitas pegawai yang berada di tempat
pajak dengan surat paksa, yang penyampaiannya
usaha, serta mengurangi operasional jam kerja. Hal ini
mengharuskan pertemuan langsung antara jurusita
dilakukan untuk menekan mobilitas masyarakat di luar
dengan penanggung pajak. Adanya pembatasan sosial
rumah. Tak hanya itu, penyebaran Virus COVID-19
dari pemerintah tentunya membuat pergerakan
yang masif juga sangat berbahaya. Oleh karena itu, tak
seorang jurusita untuk menagih utang pajak menjadi
heran jika mendapati beberapa usaha yang sepi
lebih terbatas.
pelanggan, bahkan harus gulung tikar, karena
Di KPP Pratama Banjarbaru sendiri, masalah
pemasukan yang menurun drastis. Hal ini juga berefek
yang sering dihadapi jurusita saat menyampaikan
pada pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak.
surat paksa biasanya bersifat teknis dan berasal dari
Meskipun pemerintah menggalakkan bonus dan
penanggung pajak. Hambatan penyampaian surat
insentif pajak, keduanya masih belum cukup untuk
paksa di KPP Pratama Banjarbaru sebelum Pandemi
membantu wajib pajak. Nyatanya, masih banyak di
COVID-19 biasanya adalah alamat Penanggung Pajak
antara mereka yang tidak mampu melunasi utang
yang tidak lengkap. Alamat sering kali menjadi salah
pajaknya sebab likuiditas usaha yang menurun.
satu hal yang harus dilengkapi dalam banyak hal.
Selanjutnya, hambatan yang dihadapi oleh
Untuk administrasi perpajakan, saat seorang wajib
jurusita adalah penolakan Penanggung Pajak untuk
pajak, orang pribadi maupun badan, mendaftarkan diri
atas Surat Paksa. Penolakan terhadap surat paksa juga
agar dapat memenuhi kewajiban serta haknya sebagai
tidak jarang dihadapi jurusita KPP Pratama Banjarbaru.
warga negara yang baik, keterangan tempat wajib
Hal ini biasanya terjadi ketika terdapat perubahan
diisi. Namun, tidak semua wajib pajak sadar akan hal
kepengurusan suatu usaha, di mana pemilik
tersebut. Sehingga alamat yang tercantum dalam basis
sebelumnya bertanggung jawab terhadap suatu utang
data perpajakan tidak terisi keseluruhan sebab ada
pajak, tetapi tidak memberikan informasi mengenai
beberapa bagian yang tidak dilengkapi.
hal tersebut kepada pemilik baru. Sehingga terjadi
Ketidaklengkapan ini akan sangat menyulitkan
penolakan dari pemilik baru karena mereka tidak
tindakan penagihan. Selain itu, hambatan lainnya
merasa bertanggung jawab terhadap utang pajak
adalah Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan.
tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan hambatan sebelumnya,
Terakhir, permasalahan yang juga menjadi
terkadang dijumpai beberapa penanggung pajak yang
hambatan adalah keberadaan Penanggung Pajak yang
tidak ditemukan di alamat yang ada pada basis data
tidak taat protokol kesehatan. Salah satu kewajiban
perpajakan. Hal tersebut bisa disebabkan penanggung
baru yang harus dilaksanakan masyarakat setelah
pajak yang pindah, namun belum melaporkan
kemunculan Virus COVID-19 adalah memakai masker
pemindahan tersebut ke petugas pajak, atau mereka
serta menjaga jarak aman. Hal ini juga menjadi
Page | 280
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

penekanan untuk wajib pajak yang ingin berkunjung ke Ketiga, memanggil Penanggung Pajak ke
KPP Pratama Banjarbaru. Mereka harus memakai kantor. Sebagai salah satu tahapan dari tindakan
masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand penagihan pajak yang mengutamakan pertemuan
sanitizer, serta duduk dengan menjaga jarak aman di langsung, pemanggilan penanggung pajak ke KPP
tempat yang telah disediakan. Akan lebih mudah Pratama Banjarbaru merupakan salah satu upaya yang
untuk menjaga ketaatan wajib pajak dalam dilakukan, terutama bagi mereka yang alamatnya
melaksanakan protokol kesehatan saat wajib pajak tidak lengkap, sehingga sulit ditemukan.
dipanggil ke kantor untuk pemberitahuan surat paksa. Pemberitahuan surat paksa di KPP Pratama Banjarbaru
Mereka harus melaksanakan protokol tersebut agar dilakukan di Ruang Konsultasi, di mana seorang
urusan perpajakannya bisa diselesaikan. Berbeda jika jurusita akan didampingi oleh seorang Account
jurusita yang mendatangi penanggung pajak untuk Representative (AR) yang akan membacakan surat
memberitahukan surat paksa. Tidak sedikit paksa dan menjelaskan kewajiban perpajakan
penanggung pajak yang lupa memakai masker, abai penanggung pajak yang belum dipenuhi.
dengan jarak aman antarindividu, dan sebagainya. Terakhir, melaksanakan protokol kesehatan.
4.4. Upaya KPP Pratama Banjarbaru dalam Penerapan protokol kesehatan menjadi sebuah
Mengatasi Hambatan Penyampaian Surat Paksa kewajiban semenjak ada Pandemi COVID-19. Di KPP
Sebelum dan Selama Pandemi Pratama Banjarbaru sendiri, petugas resepsionis selalu
Kehadiran Pandemi COVID-19 memberikan menyediakan hand-sanitizer dan masker untuk wajib
pengaruh yang cukup signifikan terhadap penagihan pajak. Sebelum memasuki kantor, pengunjung wajib
pajak, terutama penagihan dengan surat paksa. membersihkan tangan dan menggunakan masker
Adanya pembatasan sosial yang diterapkan terlebih dahulu. Di dalamnya, mereka harus menjaga
pemerintah menghambat proses pemberitahuan surat jarak dengan duduk mengisi tempat yang sudah
paksa yang harus dilakukan secara langsung dan tatap disediakan. Hal tersebut juga diterapkan ketika
muka dengan penanggung pajak. Hal tersebut jurusita melakukan kunjungan ke tempat penanggung
menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan pajak untuk menyampaikan surat paksa. Petugas pajak
pemberitahuan surat paksa. Untuk mengatasinya, KPP yang melakukan kunjungan harus dipastikan berada
Pratama Banjarbaru melakukan berbagai upaya. dalam kondisi sehat, memakai masker, serta menjaga
Pertama, berkoordinasi dengan Ketua RT, Ketua RW jarak aman dengan penanggung pajak. Jika
atau Kelurahan Setempat. Dalam hal terdapat penanggung pajak yang didatangi tidak menerapkan
kesalahan dalam alamat penanggung pajak, atau protokol kesehatan, jurusita akan mencoba
penanggung pajak tidak ditemukan, KPP Pratama mengingatkan secara halus agar mereka mengenakan
Banjarbaru akan melakukan koordinasi dengan Ketua masker dan menjaga jarak aman.
RT atau Ketua RW di lokasi yang tertera dalam data
penanggung pajak. Hal ini dilakukan untuk 1. KESIMPULAN DAN SARAN
memastikan keberadaan penanggung pajak
berdasarkan kesaksian warga sekitar. Jika keterangan 1.1. Simpulan
yang didapat dari Ketua RT atau Ketua RW belum Berdasarkan data-data yang telah diperoleh
cukup untuk menemukan penanggung pajak, jurusita penulis terkait penagihan pajak dengan surat paksa di
KPP Pratama Banjarbaru akan berkoordinasi dengan KPP Pratama Banjarbaru sebelum dan selama masa
kelurahan atau kecamatan yang cakupannya lebih Pandemi COVID-19, dapat disimpulkan beberapa hal
luas. sebagai berikut.
Kedua, penyediaan layanan komunikasi melalui Pembatasan aktivitas sosial masyarakat selama
Layanan WhatsApp Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Pandemi COVID-19 mengakibatkan kegiatan
Penagihan (Seksi P3). Selama Pandemi COVID-19, penagihan pajak mengalami penurunan yang terlihat
pertemuan tatap muka menjadi lebih sulit dilakukan. dari berkurangnya kunjungan secara langsung ke wajib
Sebagai gantinya, KPP Pratama Banjarbaru membuka pajak yang bisa dilakukan jurusita. Menyikapi kondisi
beberapa nomor layanan sesuai dengan keperluan ini, DJP telah menyesuaikan target penyampaian surat
yang diperlukan wajib pajak. Seksi P3 sendiri juga paksa. Atas target ini, KPP Pratama Banjarbaru dapat
membuka layanan pesan berbasis online seperti merealisasikan lebih dari 100%.
WhatsApp agar komunikasi dengan wajib pajak dapat Hambatan jurusita dalam menyampaikan surat
berlangsung lancar. Nomor WhatsApp Seksi P3 paksa sebelum Pandemi COVID-19 di antaranya adalah
biasanya digunakan sebagai media konfirmasi dari alamat penanggung pajak yang tidak lengkap dan
penanggung pajak ke KPP Pratama Banjarbaru atas penanggung pajak yang tidak ditemukan. Selama
surat teguran atau surat himbauan yang dikirimkan pandemi, jurusita juga mengalami kesulitan dalam
kepada mereka. Cara ini dinilai lebih efektif, terutama melakukan penagihan pajak dengan surat paksa sebab
untuk penanggung pajak yang sedang tidak berada di likuiditas usaha wajib pajak menurun, penanggung
wilayah kerja KPP Pratama Banjarbaru dan tidak bisa pajak menolak surat paksa, dan penanggung pajak
datang ke kantor untuk konfirmasi secara langsung. yang tidak taat protokol kesehatan.

Page | 281
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KPP PRATAMA Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.4, No.1S, (2022), Hal.275-283
BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

Terakhir, upaya yang dilakukan jurusita dalam Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan
menghadapi hambatan pelaksanaan penagihan pajak Kementerian Keuangan.
dengan surat pajak sebelum dan selama Pandemi Kemenkeu. (2020). Surat Edaran Nomor SE-
COVID-19 di antaranya adalah melakukan koordinasi 7/MK.1/2020 tentang Upaya Peningkatan
dengan Ketua RT, Ketua RW, lurah, dan/atau camat Kewaspadaan atas Pencegahan Corona Viirus
setempat. Seksi P3 KPP Pratama Banjarbaru juga Disease (COVID-19) di Lingkungan
membuka layanan WhatsApp untuk mempermudah Kementerian Keuangan.
komunikasi dengan penanggung pajak. selain itu, KPP Kemenkeu. (2021). Laporan Keuangan Kementerian
Pratama Banjarbaru juga dapat memanggil Keuangan BA 015 TA 2020 (Audited).
penanggung pajak ke kantor dengan syarat wajib LIPI. (2020, Juni 30). Survei Kinerja UMKM di Masa
menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Pandemi COVID-19. Retrieved from Lembaga
1.2. Saran Ilmu Pengetahuan Indonesia:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, http://lipi.go.id/berita/survei-kinerja-umkm-
penulis menyarankan agar jurusita dan petugas pajak di-masa-pandemi-covid19/22071
terkait di KPP Pratama Banjarbaru dapat Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi.
meningkatkan sistem administrasi penagihan pajak, Yogyakarta: Andi.
terutama dalam hal pendataan alamat atau tempat Masdi, A. (2021, Juni 02). Menakar Penerimaan Pajak di
tinggal penanggung pajak agar mempermudah Tahun Pandemi. Retrieved Januari 05, 2022,
kegiatan penagihan pajak. from Kementerian Keuangan Republik
Indonesia:
DAFTAR PUSTAKA https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artik
el-dan-opini/menakar-penerimaan-pajak-di-
Adriani, P. (2010). Teori Perpajakan. Jakarta: Salemba tahun-pandemi/
Empat. Maulida. (2018). Penagihan Pajak: Penjelasan Lengkap
Akhmadi, M. H. (2017). Determinan Keberhasilan E- yang Perlu Anda Tahu. Retrieved from
Filing Pajak di Indonesia: Studi Kasus Kantor https://www.online-pajak.com/tentang-
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tamansari pajak/penagihan-pajak
Dua. Jurnal Pajak Indonesia. Meiliawati, W., & Anastasia. (2013). Pengaruh
Basrowmi. (2019). The Effect of Tax Supervision and Tax Pemeriksaan dan Penagihan Pajak terhadap
Collection on Obedience to Pay Taxes and Tax Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Kosambi.
Revenue. Indonesion Journal of Accounting Ultima Accounting, 5(1).
and Governance Vol. 3, No. 1. Muhyiddin. (2020). Covid-19, New Normal dan
Brotodiharjo. (2011). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. PT Perencanaan Pembangunan di Indonesia. The
Rafika Aditama. Indonesian Journal of Development Planning
Destriyatna, G., Sudjana, N., & Dwiatmanto. (2014). Volume IV No. 2, 241.
Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Najoan, M. P., Morasa, J., & Wokas, H. R. (2015).
Teguran, Surat Paksa dan Penyitaan dalam Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat
Mengoptimalkan Penerimaan Pajak di Kantor Teguran dan Surat Paksa untuk Peningkatan
Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan. Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada
Jurnal Perpajakan, 1-9. KPP Pratama Kotamobagu. Jurnal EMBA, 576-
Hadi, M. (2001). Penagihan Pajak. Jakarta: PT Raja 584.
Grafindo Persada. Pemerintah Indonesia. (2008). Undang-Undang
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2021 Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Tentang Perubahan Keempat atas Undang
Masyarakat Level 4, L. 3. (2021). Kemendagri. Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 31 dan Nomor Penghasilan.
32 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Purwono, H. (2010). Dasar-Dasar Perpajakan dan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, L. 3. Akuntansi Pajak. Jakarta: Erlangga.
(2021). Keemendagri. Soemitro, R. (1991). Pengantar Singkat Hukum Pajak.
Jaya, I. M., & Supriyadi. (2021). Efektivitas Pelaksanaan Bandung: Eresco.
Penagihan Pajak di KPP Pratama Denpasar Tanuwijaya, J., & Budiono, D. (2014). Proses Penagihan
Barat pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Pajak Dengan Surat Paksa Berdasarkan
Pajak Indonesia Vol. 5, No.2, 114-123. Undang-Undang Penagihan Pajak Dengan
Kemenkes. (2021, Desember 1). Peta Sebaran COVID- Surat Paksa. Tax & Accounting Review, 4(1),
19. Retrieved from COVID19: 238.
https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19
Kemenkeu. (2020). Lingkungan, SE-7/MK.1/2020
tentang Upaya Peningkatan Kewaspadaan
atas Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Page | 282
Lampiran

Gambar 1

Sumber: Olahan Penulis (2022)

Page | 283

Anda mungkin juga menyukai