Npm : 2226040014
1. Kata majemuk
Ada beberapa istilah untuk menyebut hasil penggabungan kata itu. Misalnya,
Alisjahbana (1953) menggunakan istilah kata majemuk yang merujuk pada gabungan dua
buah kata atau lebih yang memiliki makna baru. Definisi itu merupakan identitas idiom
(lihat Katamba 1994:291). Fokker (1951) menggunakan istilah kelompok kata yang
dibedakan menjadi kelompok erat untuk menyebut idiom dan kelompok longgar untuk
bukan majemuk. C.A. Mees (1957) menggunakan istilah kata majemuk dan aneksi.
Istilah pertama untuk idiom dan terakhir untuk yang nonidiomatis. Kridalaksana (1989)
menggunakan istilah paduan leksem atau kompositum. Sama dengan Alisjahbana, Alwi
(1998) dan Moeliono menyebut penggabungan kata dengan majemuk.
Untuk menampung konsep yang belum terwadahi dalam sebuah kata, digunakan
gabungan kata atau leksem yang dikenal dengan mejemuk, kompositum, atau perpaduan
—yang dalam bahasa Inggris disebut dengan compounds. Kata kunci dari majemuk
adalah gabungan kata atau leksem. Menurut Bauer (1988), majemuk adalah leksem baru
hasil dari gabungan dua leksem atau lebih. Katamba (1994:291) mengatakan bahwa
majemuk adalah kata yang terdiri atas, minimal, dua dasar yang tiap-tiap dasar dapat
berdiri sendiri. Kridalaksana (2008) menyebutnya sebagai gabungan leksem dengan
leksem yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang memiliki pola fonologis, gramatikal,
dan semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan.
Setiap majemuk, baik yang terdiri atas dua kata, tiga kata, dan seterusnya selalu
memiliki dua bagian, yaitu kepala (head) dan pewatas (modifier). Misalnya, bentuk
majemuk rumah sakit yang terdiri atas rumah sebagai kepala dan sakit sebagai
pewatasnya. Dalam bentuk majemuk kepala rumah sakit, kepala sebagai kepala (head)
dan rumah sakit menjadi pewatasnya. Semakin panjang atau banyak elemen pembentuk
majemuk semakin sempit artinya.
Berdasarkan status komponennya, majemuk dibagi atas dua kelompok besar, yaitu (1)
apakah mejemuk tersebut memiliki kepala: (a) kiri dan (b) kanan; (2) kelas kata
kepalanya (Katamba, 1994: 304). Untuk kelompok pertama, yang berdasarkan
keberadaan kepala majemuk dan letaknya di sebelah kiri atau kanan terbagi atas tiga.
1. majemuk berkepala di kanan (the right-hand head rule) atau endosentris, yaitu
majemuk yang kepalanya berada pada konstituen atau elemen di sebelah kanan.
Sebagian besar majemuk dalam bahasa Inggris adalah endosentris (Katamba,1994),
misalnya bird watch; sugar daddy;
Selain yang ada pada pembagian di atas, terdapat dua jenis majemuk
lain. Pertama, cranberry words, yaitu majemuk yang salah satu elemennya unik, tidak
terdapat dalam gabungan kata lain. Dalam bahasa Inggris fenomena itu dikenal dengan
nama cranberry (Katamba, 1994: 322), misalnya leksem cran dan huckle yang hanya
muncul dalam majemuk cranberry dan huckleberry.
Untuk kelompok kedua, yang berdasarkan kelas kata kepalanya, majemuk itu terbagi
menjadi tiga jenis. Pertama, majemuk nomina yang terdiri atas (1) nomina dengan
nomina, misalnya kereta api; (2) nomina dengan adjektiva, misalnya orang asing, (3)
nomina dengan verba, misalnya pesawat tempur; dan (4) preposisi dengan nomina,
misalnya overdosis.
Kedua, majemuk adjektiva yang terdiri atas gabungan (1) nomina dengan adjektiva, (2)
adjektiva dengan adjektiva, misalnya murah meriah, dan (3) preposisi dengan adjektiva,
misalnya overaktif.
2. Frasa.
1.Frasaekosentrik
Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki konstruksi sama dengan unsur
pembentuknya. Artinya, salah satu unsur dari frasa eksosentrik tidak dapat saling mengisi
ketika dipisahkan.Misalnya,frasa di sekolah pada kalimat, "Mika les piano di sekolah,".
Ketika salah satu unsur dari frasa di sekolah dihilangkan maka tidak menjadi unsur
keterangan. Bila unsur di dihilangkan dan berubah menjadi, "Mika les piano di
sekolah,”maka maknanya menjadi berbeda.
2.frasa endosentrik
Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki distribusi sama atau setara. Sehingga,
ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap dapat digunakan.
Misalnya, frasa motor matic pada kalimat, "Elsa mengendarai motor matic,". Meskipun
salah satu unsurnya dihilangkan menjadi, "Elsa mengendarai motor," maka maknanya
tidak akan mengalami perubahan.
3.frasa koordinatif
Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen
atau lebih yang sama atau sederajat. Sebab bentuknya yang sederajat maka frasa ini dapat
dihubungkan dengan konjungsi koordinatif tunggal seperti, dan, atau, tetapi, maupun, dan
lain-lain.Misalnya, frasa panjang pendek dapat diselipkan konjungsi koordinatif menjadi
panjang dan pendek serta panjang maupun pendek.
4.frasa subordinatif
Frasa subordinatif adalah frasa yang unsur-unsurnya tidak mempunyai kedudukan yang
setara. Hal ini mengakibatkan di antara unsur-unsur itu tidak dapat saling menggantikan
dan tidak dapat disisipkan kata dan atau.Misalnya, frasa laut luas maka tidak dapat
dipisahkan menjadi laut atau luas ataupun laut dan luas. Unsur keduanya tidak dapat
dipisahkan.
5.frasa opositif
Frasa apositif adalah frasa yang salah satu unsurnya sebagai keterangan. Namun,
keterangan itu dapat mengganti kedudukan yang diterangkannya. Misalnya, frasa guru
baru pada kalimat, "Pak Ahmad guru baru di sekolah kami,". Frasa guru baru tersebut
berfungsi untuk menjelaskan identitas Pak Ahmad.Hal menarik tentang frasa adalah
bagian yang selalu terdiri atas morfem-morfem bebas. Dalam artian, ketika sebuah
gabungan kata terdiri dari gabungan morfem bebas seperti, rumput tetangga atau sudah
makan maka gabungan kata tersebut dapat dikatakan sebagai frasa.
3. idiomatic
Makna Idiomatik dan Contohnya dalam Kalimat – Sebelumnya, telah kita bahas makna
leksikal dan contohnya, makna gramatikal dan contohnya, penyempitan makna kata
pengertian dan contohnya, perluasan makna dan contohnya, dan makna kontekstual dan
contohnya. Kali ini, kita akan membahas lagi salah satu diantara jenis-jenis makna kata,
yaitu makna idiomatik. Makna kata ini merupakan makna yang terbentuk dari gabungan
dua kata yang maknanya menyimpang dari makna asli kedua kata tersebut. Makna ini
mirip dengan contoh makna kias, makna metaforis, bahkan frasa idiomatik dan
contohnya
Berikut beberapa contoh makna kata idiomatik, baik itu contoh kata dan artinya, serta
contoh makna kata idiomatik dalam bentuk kalimat.
Setiap gerak langkah yang tengah kau lakukan, akan dimintai pertanggungjawabannya di
akhirat nanti.
Polisi telah menangkap pelaku yang tertangkap basah sedang bertransaksi narkoba.
Setelah lama bungkam, Danu pun akhirnya buka suara soal pencairan dana OSIS.
1. Kelugasan
Informasi yang disampaikan dalam kalimat adalah pokok atau yang penting saja.Contoh:
Kalimat tidak efektif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Grand Shoe Industry yang berdiri pada
tanggal 23 Maret 1975 oleh Bpk. Suwarno Martodiharjo yang berlokasi di Jalan Sosial
No. 4, Jakarta Barat.
Kalimat efektif
Berdasarkan penelitian, PT Grand Shoe Industry didirikan oleh Bapak Suwarno
Martodiharjo pada tanggal 23 Maret 1975 dan berlokasi di Jalan Sosial No. 4, Jakarta
Barat.
2. Ketepatan
yakni ketepatan, artinya informasi yang disampaikan harus jitu atau tepat sasaran
sehingga dibutuhkan ketelitian. Kalimat yang tidak tepat akan menimbulkan multitafsir
sehingga menyebabkan keambiguan atau makna lebih dari satu, menjadi kabur, bahkan
meragukan.Contoh:
Kalimat tidak efektif
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena terus menerus
melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaan selama satu bulan atau lebih
.Kalimat efektif
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena melalaikan
kewajiban secara terus menerus dalam menjalankan tugas pekerjaan selama satu bulan
atau lebih
3. Kejelasan
Kalimat harus memiliki struktur yang jelas sehingga memudahkan orang memahami
makna yang terkandung di dalamnya. Struktur yang dimaksud adalah penempatan S-P-O-
K dan penggunaan penghubung atau konjungsi dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Kalimat tidak efektif Berdasarkan analisis kapasitas produksi yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa dalam menjalankan promosi memiliki pengaruh terhadap
penjualan.Kalimat efektif Berdasarkan analisis kapasitas produksi yang telah
dilakukan,diketahuibahwa promosi memiliki pengaruh terhadap penjualan.
4.kehematan
Informasi yang disampaikan dalam kalimat harus cermat,tidak boros,dan perlu berhati-
hatian,maka dari itu ,usahakanuntuk menghadiri bentuk-bentuk yang bersinonim.
Contoh:
Kalimat efektif.
5. kesejajaran.
Contoh:
Kalimat efektif
Buku itu dibuat oleh badann bahasa dan di terbitkan oleh gramedia.
Daftar pustaka:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.