Anda di halaman 1dari 7

1

KATA PENGANTAR
Dalam dunia kebahasaan kita mempelajari beberapa macam ilmu
yang sangat penting. Dari beberapa cabang ilmu tersebut kita mengenal
dengan salah cabang ilmu yang disebut sintaksis. Secara etimologi,
sintaksis berasal dari bahas Yunani yaitu sun dengan dan tattein
bersama-sama, menempatkan. Dari kata yang telah disebutkan, maka
kita dapat mengambil suatu pengertian tentang sintaksis yaitu suatu
cabang ilmu yang mempelajari tentang penempatan secara bersama-
sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan
kelompokkelompok kata menjadi kalimat atau dengan kata lain sintaksis
adalah suatu cabang ilmu dalam kebahasaan yang mempelajari tentang
bagaimana menyusun suatu kelompok kata menjadi kalimat.Dalam suatu
kalimat, terdapat unsur-unsur penyusun yang membentuk kalimat
tersebut. Adapun unsur-unsur penyusun yang dimaksud adalah mulai dari
kata, frasa, dan klausa. Dari ketiga unsur tersebut, dalam makalah ini
akan dibahas tentang frasa. Frasa adalah sebuah unsur kalimat yang
terdiri dari dua atau lebih konstituen yang hanya menduduki satu fungsi.
Secara spesifik akan dibahas mengenai penjenisan frasa berdasarkan
distribusi konstituen serta mengenai frasa eksosentris. Dari makalah ini
diharapkan bahan yang dikemukakan bisa menambah pengetahuan kita
mengenai frasa,khususnya frasa eksosentris.

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................... 1
Daftar Isi ......................................................................2
Pembahasan .................................................................3
Penutup .......................................................................6
Daftar Pustaka ..............................................................7
3

PEMBAHASAN
Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak dapat berdistribusi karena tidak
memiliki unsur pusat atau tidak dapat berdistribusi karena tidak memiliki
persamaan distribusi dengan unsurnya. Selain itu, yang dimaksud dengan
frasa eksosentris adalah frasa yang keseluruhannya tidak mempunyai prilaku
sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya. Adapun jenis frasa
eksosentris adalah frasa eksosentris preposisional, frasa eksosentris
objektif, frasa eksosentris predikatif. Frasa eksosentris konjuktif.
1. Frasa Eksosentris Preposisional
Frasa eksosentris preposisional adalah frasa eksosentris yang salah satu
terdiri atas preposisi.
Contoh :
Gadis cantik jelita menari di panggung
Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
di panggung
frasa di panggung terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
di
panggung
Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa di panggung tidak sama fungsinya
dengan pemakaian unsur di dan tidak sama juga dengan unsur panggung.
2. Frasa Eksosentris Objektif
Frasa Eksosentris Objektif adalah frasa eksosentris yang kedudukannya
salah satu unsurnbya berfungsi sebagai objek.
Contoh :
Ani melambaikan tangannya kepada penari.
Dalam kalimat Ani melambaikan tangannya kepada penari, frasa yang
terdapat dalam kalimat tersebut antara lain
Melambaikan tangannya
Frasa melambaikan tangannya terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
4

Melambaikan
tangannya
Dalam pemakaiannya (distribusinya) fasa melambaikan tangannya tidak
sama fungsinya dengan pemakain unsur melambaikan dan tidak sama pula
dengan unsur tangannya.
3. Frasa Eksosentris Predikatif
Frasa eksosentris predikatif adalah frasa eksosentris yang salah satu
unsurnya berfungsi sebagai predikat dan unsurnya dapat dipertukarkan.
Contoh :
Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya.
Dalam kalimat kekasihku Ani melambaikan tangannya kepada penari di
pentas, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya
Frasa kekasihku Ani melambaikan tangannya terdiri atas dua unsur langsung
yaitu :
kekasihku Ani
melambaikan tangannya.
Dalam pemakaiannya (distribusinya) fasa kekasihku Ani melambaikan
tangannya tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur kekasihku Ani dan
tidak sama pula dengan unsur melambaikan tangannya.

4. Frasa Eksosentris konjungktif
Frasa eksosentris konjungktif adalah frasa eksosentris yang kedudukannya
salah satu unsurnya sebagai konjungsi atau kata sambung
Contoh
Ketika ayahku datang, Ibu memasak di dapur.
Dalam kalimat ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur. Frasa yang
terdapat dalam kalimat tersebut antara lain
ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur
ketika ayahku datang, terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
5

ketika
Ayahku datang
Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa ketika ayahku datang tidak sama
fungsinya dengan pemakain unsur ketika dan tidak sama pula dengan unsur
ayahku datang.

Usup, dkk. (1981 : 127) membagi frasa eksosentris atas tiga jenis yaitu frasa
eksosentris direktif, frasa eksosentris non direktif, dan frasa eksosentris
konektif.
1) Frasa Eksosentris Direktif
Frasa eksosentris direktif adalah frasa yang komponen pertamanya adalah
berupa preposisi, seperti di, ke, dari, dan komponen keduanya berupa kata
atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina. Sebagai contoh
frasa di gunung dan frasa dari besi, komponen pertamanya adalah preposisi
sedangkan komponen keduannya berupa nomina.
2) Frasa Eksosentris Nondirektif
Frasa eksosentris nondirektif adalah frasa yang komponen pertamanya
berupa partikel, seperti si dan sang atau kata lain seperti yang, para, dan
kaum; sedangkan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata
berkategori nomina, adjektiva dan verba. Sebagai contoh frasa si miskin dan
frasa sang mertua, komponen pertamanya berupa partikel, sedangkan
komponen keduanya berupa adjektifa dan nomina.
3) Frasa Eksosentris Konektif
Frasa eksosentris konektif adalah frasa yang salah satu unsurnya sebagai
konektor atau penghubung unsur lain. Sebagai contoh frasa segera mandi.
Komponen pertamanya berupa penghubung, sedangkan komponen
keduannya berupa verba.

6

PENUTUP

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa frasa eksosentris adalah frasa
yang tidak dapat mengalami distribusi karena konstituen dalam frasa
tersebut tidak dapat mengganti konstituen yang lain atau dengan kata
lain frasa yang konstituen pusatnya tidak mampu berdistribusi sama
dengan frasa yang dibentuknya.

7

DAFTAR PUSTAKA

http://networkedblogs.com/vGaBt
Konisi Layani. 2009. SINTAKSIS BAHASA INDONESIA. Kendari: Universitas
Haluoleo.
Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V.
Karyono.

Anda mungkin juga menyukai