TI21W6604
Pemodelan
Sistem Pengantar Pemodelan
Konsep Model
Jenis Model
1
PENILAIAN REGULER
⚫ Kehadiran = 10%
⚫ Tugas Individu = 10%
⚫ Tugas Kelompok = 20%
⚫ Kuis = 15%
⚫ UTS = 20%
⚫ UAS = 25%
PENILAIAN SEMESTER SISIPAN
⚫ Kehadiran = 20%
⚫ Tugas = 30%
⚫ UAS = 50% 2
Model
Pengertian Model :
⚫ Representasi/penggambaran suatu masalah
dalam bentuk yang lebih SEDERHANA dan
MUDAH DIKERJAKAN
Sukhoi SU-30
Obyek berbahaya : reaksi nuklir
Obyek Sulit Digambarkan : Proses Kimia
Tujuan pemodelan :
1. Untuk analisis
2. Untuk perancangan dan pengembangan
3. Untuk komunikasi
4. Untuk prediksi
5. Untuk pengendalian
6. Untuk simulasi
Contoh model #1
⚫ “ATOM”, bagian terkecil unsur dan
mempunyai sifat:
⚫ Mengandung muatan positif dan negatif
⚫ Berukuran sangat kecil 10-10 meter, sehingga
tidak teramati
1 5 i5
i1
6 i3 i4
3 4 i6
i2
2
⚫ Model Ikonik
⚫ Model Analogi
⚫ Model Simbolik/Matematik
Model Ikonik :
• Memberikan visualisasi/peragaan dari masalah
yang ditinjau.
• Contoh :
o Foto udara
o Maket
o Grafik
o Pie Chart
o Dll.
Model Ikonik (foto udara) :
Model Ikonik (maket) :
Model Ikonik (pie chart) :
Model Analogi :
E = mc2
V=RxI
P=VxI
1. Fungsi : Untuk Analisis
Contoh : Analisis cara kerja
perangkat elektronik
dilakukan dengan bantuan
diagram rangkaian.
A = A’
MODEL
YANG DIUJI SAMPEL
38
I. KONSEP MODEL
⚫ Model diartikan sebagai tiruan dari kondisi
sebenarnya, dengan kata lain model di-
definisikan sebagai representasi atau for-
malisasi dari suatu sistem nyata, atau pe-
nyederhanaan dari gambaran sistem nyata.
⚫ Sistem nyata merupakan sistem yang sedang
berlangsung dlm kehidupan, sistem yg dijadikan
titik perhatian permasalahan.
39
⚫ Secara umum model digunakan untuk mem-
berikan gambaran (description), memberikan
penjelasan (prescription), dan memberikan
perkiraan (prediction) dari realitas yang di-
selidiki.
40
Menurut Siregar (1991), suatu model
baik memiliki karakteristik sbb :
42
⚫ Dalam mengkonfirmasikan salah satu karak-
teristik model, yaitu penyederhanaan sistem
nyata. Ada 3 (tiga) bentuk proses penyeder-
hanaan sistem nyata dalam studi ttg sistem :
1. Analisis sistem (system analysis)
2. Perancangan sistem (system design)
3. Postulasi sistem (system postulation).
43
1. Analisis Sistem
⚫ Analisis sistem dilakukan untuk memahami
bagaimana suatu sistem yg diusulkan dapat
beroperasi. Idealnya, seorang analis bereks-
perimen langsung dengan sistem tersebut.
Akan tetapi kenyataan yg dilakukan adalah
membangun model sistem tersebut dan me-
nyelidiki perilakunya melalui model tersebut.
Hasil yg diperoleh kemudian ditaksirkan dlm
terminologi performasi sistem.
44
2. Perancangan Sistem
⚫ Sasaran perancangan sistem adalah meng-
hasilkan suatu sistem yg memenuhi bebe-
rapa spesifikasi. Parameter-parameter atau
komponen-komponen sistem tsb diseleksi
atau direncanakan oleh perancang, dan
secara konseptual dapat dipilih salah satu
kombinasi khususnya untuk membangun
suatu sistem. Sistem yg diusulkan dimodel-
kan kemudian performansinya diperkirakan
berdasarkan perilaku model.
45
⚫ Jika performansi yg diperkirakan ini sesuai
dengan performansi yg diinginkan, rancang-
an diterima, akan tetapi jika tidak sistem di-
rancang ulang dan keseluruhan proses dila-
kukan kembali.
46
3. Postulasi Sistem
⚫ Postulasi sistem adalah karakteristik cara
penerapan model dalam studi-studi sosial,
politik, dan kedokteran, yg perilaku sistemnya
diketahui tetapi proses yg menghasilkan peri-
lakunya tidak diketahui.
⚫ Sejumlah hipotesis mengenai sekumpulan
entiti atau aktivitas yg diduga kuat sebagai
penyebab harus dibuat, agar perilaku yg di-
amati dapat dijelaskan.
47
⚫ Studi akan membandingkan respon model yg
didasarkan pada hipotesis ini dgn perilaku yg
diketahui. Jika ditemukan kesesuaian, dapat
diasumsikan bahwa struktur model sudah
relevan dengan sistem nyata dan sistem
nyata tsb dapat dipostulasikan.
⚫ Alasan lain yg mendorong orang utk mem-
buat model adalah kenyataan bahwa hanya
sebagian saja komponen-komponen pada
48
Suatu sistem nyata yg benar-benar
menentukan perilaku sistem untuk suatu
persoalan yg sedang diamati.
49
⚫ Ada 4 (empat) prinsip membangun model :
1. Keterorganisasian
2. Relevansi
3. Keakuratan
4. Tingkat agregasi
50
II. KLASIFIKASI MODEL
⚫ Gordon (1989) mengklasifikasi model :
1. Model Fisik
2. Model Matematika
3. Model Statis
4. Model Dinamis
5. Model Analitis
6. Model Numerik
7. Model Simulasi
51
1. Model Fisik
⚫ Model fisik didasarkan pd beberapa analogi
antara sistem-sistem seperti mesin dengan
listrik atau listrik dgn hidrolika. Atribut-atribut
model fisik dipresentasikan dgn pengukuran-
pengukuran yg ditunjukkan oleh jarum pada
alat ukur. Aktivitas-aktivitas sistem dicermin-
kan oleh hukum-hukum fisika yg membangun
model.
52
2. Model Matematika
⚫ Model matematika menggunakan notasi dan
persamaan-persamaan matematika untuk
mempresentasikan sistem. Atribut-atribut di-
nyatakan dengan variabel-variabel dan aktivi-
tas-aktivitas dinyatakan dgn fungsi matema-
tika yg menjelaskan hubungan antar variabel-
variabel tersebut.
53
3. Model Statis
⚫ Model-model dlm katagori statis, baik fisik
atau matematika, memiliki nilai-nilai atribut yg
berbeda dlm keadaan seimbang. Jika kese-
imbangan diganggu dgn memberikan nilai-
nilai baru pada salah satu atribut, sistem
akan mencapai suatu keseimbangan baru,
dengan nilai atribut yg baru pula. Perubahan
itu sendiri tidak dapat diterangkan.
54
4. Model Dinamis
⚫ Model dinamis menunjukkan perubahan se-
tiap saat akibat aktivitas-aktivitasnya. Per-
ubahan yg terjadi dlm sistem dapat diturun-
kan sebagai fungsi waktu.
55
5. Model Analitis
⚫ Model analitis adalah model yg penyelesaian-nya
dilakukan dgn teknis analitis, artinya di-lakukan dgn
menggunakan deduksi teori-teori matematika.
Solusi yang diberikan model-model jenis ini adalah
langsung dan bersifat umum. Suatu model
persamaan matematika yg merepresentasikan
lintasan gerak suatu objek, misalnya dapat
diselesaikan secara langsung dgn teknik analitik, utk
mendapat-kan nilai atribut yg bersifat umum, seperti
kecepatan maksimum, dan percepatan maksimum.
56
6. Model Numerik
⚫ Model numerik adalah model yg diselesaikan dgn
teknik numerik yg menghasilkan solusi melalui
tahapan-tahapan perhitungan iteratif. Model ini
mampu memberikan solusi yg ber-sifat khusus, yaitu
pd keadaan-keadaan tertentu. Dengan mengguna-
kan contoh model matematika lintasan gerak objek,
nilai-nilai atribut pada keadaan tertentu dapat juga
di-ketahui dengan teknik numerik. Kelebihan model
ini dari model analitik adalah pada kemampuan
menyelesaikan persoalan-persoalam yg kompleks.
57
7. Model Simulasi
⚫ Emshoff (1970) mendefinisikan simulasi se-
bagai suatu model sistem yg komponen-
komponennya direpresentasikan oleh proses-
proses aritmatik dan logika yg ada pada
komputer, utk memperkirakan sifat-sifat
dinamis sistem tertentu.
⚫ Dalam simulasi, informasi mengenai keadaan
sistem diperoleh melalui tahapan-tahapan
perhitungan waktu/selang waktu ke waktu/
selang waktu berikutnya.
58
III. FORMULASI MODEL
⚫ Konsep formulasi model merupakan awal
membangun model formal yg menunjukkan
ukuran performansi sistem sebagai fungsi
dari variabel-variabel model. Secara grafis
besar, langkah-langkah konsep formulasi
model ditunjukkan pada gambar berikut :
59
MASALAH SISTEM
PEMAHAMAN SISTEM
-Latar belakang Masalah
- Elemen
- Identifikasi Masalah
- Relasi
- Pembatasan Masalah
- Atribut
- Definisikan Masalah
MODEL KONSEPTUAL
VARIABEL MODEL
- Identifikasi Variabel
Asumsi - Klasifikasi Variabel
- Definisi Operasional Variabel
FORMULASI MODEL
- Fungsi dan Relasi Variabel
- Ukuran Performansi Sistem
- Model Formal
Gbr. Tahap-tahap konsep Formulasi Model
60
IV. SIKLUS MODEL
⚫ Konsep dan ide dasar untuk pemodelan
memben-tuk siklus model yang meliputi 3
fase pengem-bangan, yaitu :
1. Fase Penentuan Masalah
2. Fase Pengembangan Model
3. Fase Pengambilan Keputusan
61
Tahap penentuan
Tahap pendukung masalah
keputusan
Komunikasi
masalah
Pembuat
Keputusan Formulasi
masalah
Tahap pengembangan
Model Model
Integrasi
Penunjang Keputusan
Penetapan Sistem
dan Tujuannya
Hasil Model
Hasil Model
Model Konseptual
Representasi Model
Eksperimen Model
Komunikatif
Pemrograman