DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
November, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan
rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam mempercepat tingkat kesehatan
baik bersifat sebagai promotif, preventif, maupun rehabilitative. Kegiatan pokok
pelayanan gizi di rumah sakit meliputi pengadaan dan pengolahan makanan,
pelayanan gizi rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan
pengembangan bidang gizi terapan (PGRS, 2005).
Luka bakar dan cedera yang berhubungan dengannya masih merupakan penyebab
kematian dan kecacatan utama di Amerika serikat. Wawasan klinik dan perawatan
luka bakar mengacu pada fisiologi cairan dan elektrolid, infeksi bedah, pemeliharaan
nutrisi , pemantauan kardiopulmonar, dan perawatan luka, dimana taksatupun dapat
diatasi sebagai kondisi-kondisi yang terpisah tanpa pemahaman proses penyakit
secara keseluruhan. (Schwartz, 2000)
Terdapat sekitar 1,2 juta orang menderita luka bakar setiap tahunnya di Amerika
serikat, sekitar 6000 orang dirawat di rumah sakit dan 5000 orang meninggal. Angka
mortilitas akibat luka bakar menurun sejak tahun 1971 hingga 40%. Hal ini terjadi
karena kemajuan pengetahuan tentang resusitasi, perawatan luka, pengendalian
infeksi, dan penatalaksanaan cedera inhalasi.
Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun
meninggal akibat luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak dan lansia cukup tinggi
di Indonesia serta ketidak berdayaan anak-anak dan lansia untuk menghindari
terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak dan lansia menyumbang angka kematian
tertinggi akibat luka bakar yang terjadi di Indonesia (Anonim)
Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panas dibagian bokong luas luka
bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami adalah luka bakar grade II yang
artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, beupa reaksi inflamasi
disertai proses edukasi, nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi. Luka bakar pada
pasien ini termasuk dalam Derajat II dangkal (superficial) yaitu Kerusakan mengenai
bagian superfisial dari dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu
10-14 hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh
panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.
Luka bakar dapat disebabkan oleh ledakan, aliran listrik, api, zat kimia, uap panas,
minyak panas, matahari, dan sebagainya.
C. Tujuan Diet
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara
optimal selama masa penyembuhan, dengan cara :
1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jarinagn yang rusak.
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrigen yang negatif.
3. Memperkecil terjadiny hiperglikemia dan hipergliseridemia
4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.
D. Syarat Diet
Syarat-syarat diet luka bakar ialah :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cairsedini mungkin atau NutrisiEnteral Dini
(NED).
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar,
yaitu:
a. Menurut Curreri: 25 kkal/kg BB aktual + % luka bakar
b. Menurut Asosiasi Dietitik Australia berdasarkan % luka bakar
Diet luka bakar II merupakan perpindahan dari diet luka bakar I, yaitu
diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan makanan cair
penuh dengan nilai energi 1kka/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.
1. Bentuk Cair
Dapat dilihat dalam makanan cair penuh
2. Bentuk Saring
Dapat dilihat pada makanan saring
Makanan ini ditambah makanan cair sebagai berikut:
Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Nilai gizi tambahan :
Energi 800 kkal
Protein 35 g
Lemak 30 g
Karbohidrat 99 g
3. Bentuk lunak
Dapat dilihat pada diet makanan lunak
Makanan ini di tambah dengan makanan sebagai berikut :
Pukul 10.00 : 1 butir telur ayam rebus
Pukul 16.00 : 1 butir telur ayam rebus
Pukul 22.00 : 1 porsi roti/ mie instan/ biskuit
Nilai Gizi Tambahan
Energi 539 kkal
Protein 25 g
Lemak 31 g
Karbohidrat 39 g
4. Bentuk Biasa
Dapat dilihan pada diet energi tinggi protein tinggi ( diet ETPT )
Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka frekuensi
makan dapat di tambah menjadi 4x makanan utama. Jadwal makanan adalah
sebagai berikut:
Pukul 08.00 : Makan pagi
Pukul 10.00 : selingan
Pukul 13.00 : makan siang
Pukul 16.00 : selingan
Pukul 18.00 : makan malam 1
Pukul 21.00 : makan malam II
Pukul 05.00 : selingan