Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU GIZI DAN TERAPI DIET

“DIET LUKA BAKAR”

DISUSUN OLEH :

1. Ayu Intan Permatasari (1211011007)


2. Izza Hapsari (1211011027)
3. Ahmad Mustajab Ghozali (1211011037)

DOSEN PEMBIMBING :

Yunita Satya Pratiwi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

November, 2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan
rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam mempercepat tingkat kesehatan
baik bersifat sebagai promotif, preventif, maupun rehabilitative. Kegiatan pokok
pelayanan gizi di rumah sakit meliputi pengadaan dan pengolahan makanan,
pelayanan gizi rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan
pengembangan bidang gizi terapan (PGRS, 2005).
Luka bakar dan cedera yang berhubungan dengannya masih merupakan penyebab
kematian dan kecacatan utama di Amerika serikat. Wawasan klinik dan perawatan
luka bakar mengacu pada fisiologi cairan dan elektrolid, infeksi bedah, pemeliharaan
nutrisi , pemantauan kardiopulmonar, dan perawatan luka, dimana taksatupun dapat
diatasi sebagai kondisi-kondisi yang terpisah tanpa pemahaman proses penyakit
secara keseluruhan. (Schwartz, 2000)
Terdapat sekitar 1,2 juta orang menderita luka bakar setiap tahunnya di Amerika
serikat, sekitar 6000 orang dirawat di rumah sakit dan 5000 orang meninggal. Angka
mortilitas akibat luka bakar menurun sejak tahun 1971 hingga 40%. Hal ini terjadi
karena kemajuan pengetahuan tentang resusitasi, perawatan luka, pengendalian
infeksi, dan penatalaksanaan cedera inhalasi.
Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun
meninggal akibat luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak dan lansia cukup tinggi
di Indonesia serta ketidak berdayaan anak-anak dan lansia untuk menghindari
terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak dan lansia menyumbang angka kematian
tertinggi akibat luka bakar yang terjadi di Indonesia (Anonim)
Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panas dibagian bokong luas luka
bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami adalah luka bakar grade II yang
artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, beupa reaksi inflamasi
disertai proses edukasi, nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi. Luka bakar pada
pasien ini termasuk dalam Derajat II dangkal (superficial) yaitu Kerusakan mengenai
bagian superfisial dari dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat,   kelenjar sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu
10-14 hari.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh
panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.
Luka bakar dapat disebabkan oleh ledakan, aliran listrik, api, zat kimia, uap panas,
minyak panas, matahari, dan sebagainya.

B. Klasifikasi Luka Bakar


Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan :
1. Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh, dikenal dengan “Derajat Luka
Bakar” I s/d III.
a. Derajat I
Adalah derajat luka bakar dimana terjadi kematian pada lapisan atas
epidermis kulit yang disertai pelebaran pembuluh darah sehingga kulit
tampak kemerah- merahan.
b. Derajat II
Adalah derajat lika bakar dimana terjadi kerusakan epidermis
dandermis, sedangkan pembuluh darah dibawah kulit menumpuk dan
mengeras. Selain timbul warna kemerah – merahan pada kulit juga timbul
gelembung-gelembung.
c. Derajat III
Adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan seluruh sel epitel
kulit (epidermis, dermis, dan sub kutis) dan otot. Pembuluh darah
mengalami trombosis.
2. Luasnya permukaan tubuh yang terkena pengaruh panas
Luka bakar dinyatakan dalam persen luas tubuh. Untuk dewasa, perkiraan
luas tubuh yang terkena pada bagian tubuh yang terkena menurut “rumus 9”
(rule of nine)yang dikembangkan oleh Wallace (1940) yaitu:
a. Kepala 9%
b. Tubuh bagian depan 18%
c. Tubuh bagian belakang 18%
d. Ekstremitas atas 18%
e. Ekstremitas bawah kanan 18%
f. Ekstremitas bawah kiri 18%
g. Organ genital 1%

Penilaian lika bakar yang memerlukan perawatan dan pengobatan adalah


sebagai berikut :

a. Luka bakar derajat II dengan luas luka bakar > 15%


b. Luka bakar derajat III dengan luas lika bakar > 20%
c. Luka bakar pada daerah genital dan anus
d. Luka bakar yang disertai trauma berat terutama pada jalan napas, tulang,
dan alat tubuh dalam rongga perut.

C. Tujuan Diet
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara
optimal selama masa penyembuhan, dengan cara :
1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jarinagn yang rusak.
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrigen yang negatif.
3. Memperkecil terjadiny hiperglikemia dan hipergliseridemia
4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.

D. Syarat Diet
Syarat-syarat diet luka bakar ialah :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cairsedini mungkin atau NutrisiEnteral Dini
(NED).
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar,
yaitu:
a. Menurut Curreri: 25 kkal/kg BB aktual + % luka bakar
b. Menurut Asosiasi Dietitik Australia berdasarkan % luka bakar

Tabel kebutuhan energi sehari berdasarkan persen luka bakar

Luka bakar (%) Kebutuhan energi (kkal)


<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
>50 2,0 x AMB
Sumber: Handbook No.6 principle of Nutritional Management of Disorders. JADA,
1990

3. Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.


4. Lemek sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Permberian lemak
yang tinggi menyebabkan penundaan respon kekebalan, sehingga pasien lebih
mudah terkena infeksi.
5. Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila pasien
mengalami trauma jalan nafas (trauma inhalasi, karbohidrat diberikan 45-55%
dari kebutuhan energi total.
6. Vitamin diberikan di atas angka kecukupan gizi (AKG), untuk membantu
mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk
suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2x AKG
b. Vitamin B minimal 2x AKG
c. Vitamin C minimal 2x AKG
d. Vitamin E 200 SI.
7. Mineral tinggii, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian meneral di berikan dalam bentuk suplemen.
8. Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara
intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan di tujukan untuk mengganti
cairan yang hilang agar tidak terjadi syok.

E. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Diet Luka Bakar 1
Diet luka bakar 1 diberikan kepada pasien luka bakarberupa cairan Air Gula Garam
Soda (AGGS) dan makanan cair penuh dengan pengaturan sebagai berikut:
a. 0-8jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS dan makanan cair
penuh ½ kka/ml, dengan cara drip dengan kecepatan 50ml/jam.
b. 8-16jam kemudian, jumlah energi permili liter di tingkatkan menjadi 1kka/ml
dengan kecepatan yang sama.
c. 16-24jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, ergi di tingkatkan
menjadi 1kka/ml dengan kecepan 50-75ml/menit. Di atas 24jam bila tidak ada
keluhan, kecepat pemberian makanan di naikkan sampai dengan 100ml/menit.
d. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AGGS dan makanan cairan penuh di
berikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan diberikan
selama 2jam.
Komposisi cairan AGGS adalah:
 Air 200ml
 Gula/sirup 25gr/30ml
 Garam dapur 2gr/ 2 bks
 Soda kue 1g/ 1 bks

Diet Luka Bakar II

Diet luka bakar II merupakan perpindahan dari diet luka bakar I, yaitu
diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan makanan cair
penuh dengan nilai energi 1kka/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.

Cara pemberiannya sebagai berikut :

 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cair,


saring, lumat, lunak atau biasa.
 Cairan AGGS diberikan tidak terbatas.
 Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8x sehari; volume
setiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal
350ml.
 Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4x sehari dan dapat
di kombinasikan dengan makanan cair penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.
 Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian disesuaikan
dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.

Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi

1. Bentuk Cair
Dapat dilihat dalam makanan cair penuh
2. Bentuk Saring
Dapat dilihat pada makanan saring
Makanan ini ditambah makanan cair sebagai berikut:
Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Nilai gizi tambahan :
Energi 800 kkal
Protein 35 g
Lemak 30 g
Karbohidrat 99 g
3. Bentuk lunak
Dapat dilihat pada diet makanan lunak
Makanan ini di tambah dengan makanan sebagai berikut :
Pukul 10.00 : 1 butir telur ayam rebus
Pukul 16.00 : 1 butir telur ayam rebus
Pukul 22.00 : 1 porsi roti/ mie instan/ biskuit
Nilai Gizi Tambahan
Energi 539 kkal
Protein 25 g
Lemak 31 g
Karbohidrat 39 g
4. Bentuk Biasa
Dapat dilihan pada diet energi tinggi protein tinggi ( diet ETPT )
Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka frekuensi
makan dapat di tambah menjadi 4x makanan utama. Jadwal makanan adalah
sebagai berikut:
Pukul 08.00 : Makan pagi
Pukul 10.00 : selingan
Pukul 13.00 : makan siang
Pukul 16.00 : selingan
Pukul 18.00 : makan malam 1
Pukul 21.00 : makan malam II
Pukul 05.00 : selingan

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan makanan Yang Dianjurkan Bahan Makanan Yang Tidak


Dianjurkan
semua bahan makana sumber energi dan Bahan makanan hiperalergi seperti
protein seperti susu, telur, daging, ayam, udang
dan keju, serta gula pasir, dan sirup

Contoh Menu Sehari


Contoh menu sahari untuk diet luka bakardapat dilihat pada makanan cair penuh,
makanan saring, makanan lunak, makanan biasa, dan diet ETPT

Anda mungkin juga menyukai