Identifikasi pasien :
1. Nama : Ny A
2. Sex : Perempan
3. Umur : 25 Tahun
4. BB : 53
5. TB : 150
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Antropometri
TB : 150 cm
BB : 53 kg
TB(cm2) 150(cm2)
50-5 = 45 KG
: 1290.5
TEE : BEE x FA x FS
: 2013.18 kkal
b. Akibat Penyakit
Pasien criticall ill yang masuk ke ICU umumnya bervariasi, yaitu pasien
elektif pasca operasi mayor, pasien emergensi akibat traumamayor, sepsis atau gagal
napas. Kebanyakan dari pasien-pasien tersebut ditemukan malnutrisi sebelum
dimasukkan ke ICU. Keparahan penyakit dan terapinya dapat mengganggu
asupanmakanan normal dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya, lamanya tinggal
di ICU dankondisi kelainan sebelumnya, seperti alkoholisme dan kanker dapat
memperburuk status nutrisi. Respon hipermetabolik komplek terhadap trauma akan
mengubah metabolisme tubuh,hormonal, imunologis dan homeostasis nutrisi. Efek
cedera atau penyakit berat terhadapmetabolisme energi, protein, karbohidrat dan
lemak akan mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada pasien sakit kritis (Critical Ill).
supan nutrisi pasien kritis (critical Ill) penting dalam manajemen pasien-
pasien yang dirawat di unit intensif. Pasien dengan kondisi kritis (Critical Ill) rentan
untuk mengalami malnutrisi selama perawatan. Hal ini dikarenakan kebutuhan nutrisi
yang meningkat akibat kondisi sakitnya namun kemampuan pasien untuk
memperoleh nutrisi secara mandiri terganggu. Hal ini tentu akan berpengaruh pada
proses kesembuhan dan pemulihan pasien. Oleh sebab itu, perhatian terhadap asupan
nutrisi untuk pasien kritis sangatlah penting. Jika tidak diperhatikan dengan baik,
sangatlah mungkin pasien ini akan jatuh ke dalam kondisi malnutrisi.
a. Makro nutrient
A. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting. Setiap gram
karbohidratmenghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat di
dalam diet sebaiknya berkisar50% – 60% dari kebutuhan kalori. Dalam
diet, karbohidrat tersedia dalam 2 bentuk: pertama karbohidrat yang dapat
dicerna, diabsorbsi dan digunakan oleh tubuh(monosakarida seperti
glukosa dan fruktosa; disakarida seperti sukrosa, laktosa danmaltosa;
polisakarida seperti tepung, dekstrin, glikogen) dan yang kedua
karbohidrat yangtidak dapat dicerna seperti serat. Glukosa digunakan oleh
sebagian besar sel tubuhtermasuk susunan saraf pusat, saraf tepi dan sel-
sel darah. Glukosa disimpan di hati danotot skeletal sebagai glikogen.
Cadangan hati terbatas dan habis dalam 24 – 36 jam melakukan
puasa. Saat cadangan glikogen hati habis, glukosa diproduksi
lewatglukoneogenesis dari asam amino (terutama alanin), gliserol dan
laktat. Oksidasi glukosa berhubungan dengan produksi CO2 yang lebih
tinggi, yang ditunjukkan oleh RQ (Respiratory Quotient) glukosa lebih
besar dari pada asam lemak rantai panjang. Sebagian besar glukosa didaur
ulang setelah mengalami glikolisis anaerob menjadi laktat
kemudiandigunakan untuk glukoneogenesis hati. Kelebihan glukosa pada
pasien keadaanhipermetabolik menyebabkan akumulasi glukosa dihati
berupa glikogen dan lemak.Meskipun turnover glukosa meningkat pada
kondisi stres, metabolisme oksidatif tidakmeningkat dalam proporsi yang
sama. Oleh karena itu kecepatan pemberian glukosa pada pasien dewasa
maksimal 5 mg/kgbb/menit.
B. Lemak
Komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral ataupun
parentera lsebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat mencapai 30%–
50% dari total kebutuhan.Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori. Lemak
memiliki fungsi antara lain sebagaisumber energi, membantu absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak, menyediakan asamlemak esensial,
membantu dan melindungi organ-organ internal, membantu regulasi
suhutubuh dan melumasi jaringan-jaringan tubuh.
Pemberian kalori dalam bentuk lemak akan memberikan
keseimbangan energi dan menurunkan insiden dan beratnya efek samping
akibat pemberian glukosa dalam jumlah besar. Penting juga bagi kita
untuk memperkirakan komposisi pemberian lemak yang berhubungan
dengan proporsi dariasam lemak jenuh (SFA), asam lemak tidak jenuh
tunggal (MUFA), asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) dan rasio antara
asam lemak esensial omega 6 dan omega 3 dankomponen antioksidan.
Selama hari-hari pertama pemberian emulsi lemak khususnya pada pasien
yang mengalami stres, dianjurkan pemberian infus selambat mungkin,
yaitu untuk pemberian emulsi Long Chain Triglyseride (LCT) kurang dari
0,1 gram/kgbb/jamdan emulsi campuran Medium Chain Triglyseride
(MCT)/Long Chain Triglyseride (LCT) kecepatan pemberiannya kurang
dari 0,15 gram/kgbb/jam. Kadar trigliserida plasma sebaiknya dimonitor
dan kecepatan infus selalu disesuaikan dengan hasil pengukuran.
C. Protein
Protein (Asam-Asam Amino) Recommended Dietary Allowance (RDA)
untuk proteinadalah 0,8 g/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total
kebutuhan kalori. Para ahli merekomendasikan pemberian 150 kkal untuk
setiap gram nitrogen (6,25 gram proteinsetara dengan 1 gram nitrogen).
Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan minimal yang dibutuhkan untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen. Dalam sehari kebutuhan
nitrogen untuk kebanyakan populasi pasien di ICU direkomendasikan
sebesar 0,15 – 0,2gram/ kgbb/hari. Ini sebanding dengan 1 – 1,25 gram
protein/ kg bb/hari. Beratnya gradasi hiperkatabolik yang dialami pasien
seperti luka bakar luas, dapat diberikan nitrogensampai dengan 0,3
gram/kgbb/hari. Kepustakaan lain menyebutkan rata-rata kebutuhan
protein pada dewasamuda sebesar 0,75 gram protein/kgbb/hari. Namun
selama sakit kritis kebutuhan protein meningkat menjadi 1,2 – 1,5 gram/kg
bb/hari.
Pada beberapa penyakit tertentu,asupan protein harus dikontrol,
misalnya kegagalan hati akut dan pasien uremia, asupan protein dibatasi
sebesar 0,5 gram/kgbb/hari.
Kebutuhan protein pada pasien sakit kritis bisa mencapai 1,5 – 2
gram protein/kg bb/hari, seperti pada keadaan kehilangan proteindari
fistula pencernaan, luka bakar, dan inflamasi yang tidak terkontrol. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Elwyn 21 yang hanya menggunakan
dekstrosa 5% nutrisi,menunjukkan bahwa perbedaan kecepatan kehilangan
nitrogen berhubungan dengantingkat keparahan penyakit. Disamping itu,
keseimbangan nitrogen negatif lebih tinggi 8 kali pada pasien dengan luka
bakar, dan 3 kali lipat pada sepsis berat apabila dibandingkandengan
individu normal. Data ini dengan jelas mengindikasikan pertimbangan
kondisi penyakit ketika mencoba untuk mengembalikan keseimbangan
nitrogen.
b. Mikro nutrient
c. Nutrisi Tambahan
N BERAT
O AKTU MENU BAHAN (kg) nilai gizi
MAKAN MAKANAN MAKANAN energi kh protein lemak
Tepung
1 pagi Bubur ayam maizena 15 57.1 13.7 0 0
7:00 Tepung susu 35 162.4 18.1 7.6 6.7
Susu skim 15 3.5 0.5 0.3 0
Telur ayam 50 145.1 0.6 6.3 5.3
Gula pasir 35 135 35.0 0 0
Minyak
jagung 10 88.4 0 0 10.0
2 10;00 jus Jeruk 100 47.1 11.8 0.9 0.1
snack Gula pasir 30 116.1 30.0 0 0
Sonde bubur
3 12;00 ayam Tepung beras 35 126.3 27.8 2.3 0.2
Tepung
siang tapioka 35 133.3 32.0 0.1 0
Dada ayam 100 145.1 0 25.1 4.2
Minyak
kelapa 5 43.1 0 0 5.0
Minyak
kacang 5 44.2 0 0 5.0
Garam 7,5 0 0 0 0
seledri 10 1.3 0.2 0.1 0.1
4 15;00 jus apel 100 59.0 15.3 0.2 0.4
snack Gula pasir 35 135 35.0 0 0
5 19 ;00 Tepung beras 35 126.3 27.8 2.3 0.2
Sonde bubur Tepung
malam daging tapioka 35 133.3 32.0 0.1 0
Dadasapi 100 268.9 0 24.5 18
Minyak
kelapa 5 43.1 0 0 5.0
Minyak
kacang 5 44.2 0 0 5.0
Garam 7,5 0 0 0 0
seledri 10 1.3 0.2 0.1 0.1
jumlah 1992.5 279.8 70.4 45
kebutuhan 2013.18 304.46 70.26 41.36
% kbthn 98.9% 92% 100% 110%