PASIEN KANKER
OLEH :
MONNA MEDANI LYSABELLA
(091001185)
PEMBIMBING :
DR. ALBINER SIMARMATA, SP. B (K) ONK
PENDAHULUAN
Nutrisi
merupakan
bagian
penting
pada
penatalaksanaan terapi kanker, baik pada pasien
yang sedang menjalani terapi maupun dalam
pemulihan dari terapi. Pasien kanker mempunyai
risiko tinggi mengalami malnutrisi yang dikenal
sebagai kaheksia. Kaheksia kanker merupakan
masalah klinik yang paling sering dijumpai
terutama pada pasien kanker stadium lanjut, dan
memberi dampak negatif terhadap prognosis.
Penyebab
Malnutrisi
Semua
Rangkaian
Malnutrisi
2. Perubahan Metabolisme
Metabolisme
energi
berkaitan
dengan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Pada pasien kanker, metabolisme zat
tersebut
mengalami
perubahan
dan
berpengaruh pada terjadinya penurunan
berat badan. Hipermetabolisme sering
terjadi pada pasien kanker.
3. Sitokin
Merupakan polipeptida yang diproduksi limfosit dan
makrofag sebagai respon imun endogen terhadap
tumor, seperti IL-1, IL-2, TNF dan interferon gama.
Sitokin dapat mempengaruhi status nutrisi dan
metabolisme pasien kanker dengan menyebabkan
penurunan
nafsu
makan,
stimulasi
lajur
metabolisme basal, stimulasi ambilan glukosa,
mobilisasi lemak serta cadangan protein.
Prevalensi Malnutrisi
Insidensi
Defisiensi Mikronutrien
Berbagai
Gangguan Elektrolit
Hiperkalsemia,
hiperfosfatemia,
hiperurisemia,
dan
hiperkalemia
berhubungan dengan tumor lysis syndrome
(TLS) yang sering terjadi pada limfoma
sebagai akibat rapid tumor breakdown baik
secara langsung akibat pertumbuhan tumor
yang cepat diikuti dengan kematian sel
tumor atau akibat terapi.
2.
3.
Terapi Nutrisi
1. Tujuan Terapi Nutrisi
Mempertahankan
Mengurangi
Mencegah
kecukupan mikronutrien.
3. Kebutuhan Nutrisi
A. Energi
Dapat ditentukan dengan menghitung keluaran
energi basal atau laju metabolisme basal,
menggunakan formula Harris-Benedict. Metode
lain : untuk mempertahankan status gizi asupan
kalori dianjurkan 25-35 kal/kgBB sedangkan untuk
menggantikan cadangan tubuh 40-50 kal/kgBB.
B. Protein
Kebutuhan protein untuk pasien kanker
dengan adanya peningkatan kebutuhan atau
pasien dengan hipermetabolisme atau
wasting yang berat dianjurkan 1,5-2 g/kgBB.
C. Lemak
Lemak dapat diberikan antara 30-50% dari
kebutuhan kalori total.
4. Kebutuhan Makronutrien
Beberapa penelitian mendapatkan data bahwa 50 60%
penderita kanker rawat inap mengalami abnormalitas
resting energy expenditur (REE) sehingga sulit untuk
menentukan kebutuhan kalori secara umum. Kebutuhan
kalori untuk tujuan maintenance adalah 115 130% dari
REE, sedangkan uintuk meningkatkan BB diperlukan
sampai 150% REE. Kebutuhan energi juga dapat
diperkirakan dengan cara perkalian sebagai berikut : BB x
30 35 kcal/hari. Kebutuhan protein adalah 0,8 1,2
gram per kg BB perhari. Pada penderita dengan malnutrisi
dapat diberikan 1,5 g/kg BB/ hari.
5. Kebutuhan Mikronutrien
Mikronutrien terdiri dari vitamin, mineral dan frace
elemen. Anjuran konsumsi vitamin adalah : Vitamin C 300
400 mg/hari namun beberapa peneliti menganjurkan
intake Vitamin C 300 1000 mg menurunkan resiko dari
penyakit kanker, Vitamin A ( carotene) sebagai anti
oksidan 25.000 50.000 IU, Vitamin E 100 400 unit/hari
sebagai antioksidan. Anjuran konsumsi kalium, natrium
dan chlorida masing-masing 45 145 meq/hari, calcium
60 meq/hari, magnesium 35 meq/hari, dan fosfat 23
mmol.
2. Nutrisi Enteral
Pasien kanker dengan fungsi saluran cerna yang
masih baik, pemberian nutrisi dapat dilakukan
melalui enteral, bisa melalui nasogastrik,
lambung, duodenum atau jejunum tergantung
lokasi
kanker,
dan
pemberiannya
dapat
dilakukan secara bolus, intermiten atau kontinu.
Nutrisi enteral berguna untuk menormalkan
fungsi usus, lebih murah, kurang invasif dan
kurang risiko dibandingkan parenteral.
3. Nutrisi Parenteral
Pada pasien kanker memberikan risiko namun pada
keadaan tertentu perlu dipertimbangkan bila fungsi
saluran cerna tidak dapat digunakan atau jika terapi
nutrisi enteral tidak dapat mencapai nutrisi yang
adekuat. Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk
pasien yang tidak dapat mentolerir penggunaan
saluran cerna akibat mual, muntah, obstruksi dan
malabsorpsi. Pasien kanker yang mendapat nutrisi
parenteral perlu dipantau dengan ketat untuk
mencegah komplikasi.
Pemantauan
Harus dilakukan secara rutin dan teratur,
meliputi perubahan status medis, status nutrisi,
dan hasil pemeriksaan laboratorium. Bila
terdapat perubahan maka perencanaan nutrisi
harus disesuaikan. Penyesuaian dapat berupa
perubahan pilihan makanan, waktu pemberian
makanan,
komposisi
nutrien
atau
cara
pemberian.
DAFTAR PUSTAKA
TERIM
A