Anda di halaman 1dari 3

Tugas Resume Hospital Malnutrition – Arteria Dewi Nurhutami 22010119220168

Tidak semua pasien yang dirawat inap di rumah sakit mengalami malnutrisi

Terdapat 3 poin yang perlu diperhatikan terkait dengan kejadian hospital malnutrition : saat
masuk rumah sakit, selama perawatan di rumah sakit dan post perawatan di rumah sakit

Terkadang RS dianggap sebagai tempat dimana malnutrisi itu sendiri terjadi, tetapi bisa juga
pasien sudah masuk RS dalam kondisi malnutrisi sebelumnya. Berdasarkan penelitian
terdapat sekitar 30-50% pasien sudah mengalami malnutrisi saat masuk ke RS. Karena
seperti yang kita ketahui bersama semua pasien atau orang sakit akan merasa nafsu
makannya menurun, sehingga sangat rentan terjadi malnutrisi.

Pasien yang awalnya baik saat masuk RS nafsu makannya selama di RS menjadi turun dan
terjadi masalah, hal ini akan menjadi suatu masalah apabila tidak ditangani dengan baik.

Tidak semua DPJP memperhatikan nutrisi pasien, banyak yang hanya memberi obat tetapi
nutrisinya tidak terpenuhi secara sempurna. Hal ini lah yang menyebabkan penurunan
status gizi pasien selama dirawat di RS

Pasien post perawatan di RS terkadang sering kali mengalami penurunan berat badan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai pasien mengalami penurunan massa otot,
karena menyebabkan pasien rentan untuk sakit dan risiko untuk kembali dirawat di RS
menjadi besar. Asupan pasien post perawatan di RS perlu perhatian khusus, dikarenakan
terjadi proses penyembuhan atau proliferasi sehingga butuh asupan yang lebih dari kondisi
orang sehat.

Malnutrisi adalah keadaan dimana seseorang mengalami status gizi rendah yang diakibatkan
suatu proses starvasi yang panjang tanpa adanya proses inflamasi. Malnutrisi juga dapat
terjadi karena suatu proses penyakit kronik dengan disertai inflamasi, bisa juga pada
penyakit akut yang disertai inflamasi.

Malnutrisi kondisi defisiensi makronutrien dan mikronutrien.

Obesitas itu juga termasuk dalam malnutrisi (BMI : >30 pada orang orang eropa atau
standar WHO), sedangkan menurut kriteria asia pasifik obesitas (BMI : >25)

Menurut ESPEN , dikatakan malnutrisi apabila memenuhi kriteria di bawah ini :


Ada form skrining malnutrisi : SGA, MUST, NRS, MNA( biasanya digunakan pada lansia)

Kondisi Malnutrisi berkaitan dengan Infeksi (Saling berkaitan), kedua hal ini saling
mempengaruhi sulit dipisahkan.

Prevalensi malnutrisi di seluruh RS di dunia berkisar antara 20-50%

Pada lansia selain kejadian sakit, banyak faktor faktor lain yang dapat menyebabkan
tingginya kejadian malnutrisi, seperti : gigi yang sudah banyak tanggal, produksi air liur yang
turun, dan pada orang2 yang menerima obat-obatan yang menyebabkan gangguan
intestinal. Sehingga harus menjadi perhatian khusus dan ditangani dengan baik.

Dampak jangka panjang malnutrisi : memanjangnya masa rawat inap

Terjadinya malnutrisi bisa diakibatkan karena penyakit sebelumnya yang telah terjadi pada
pasien : bisa disebabkan karena gangguan di saluran gastrointestinal

Bisa juga karena kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik : memililh2 makanan, aktivitas fisik
rendah (masa otot mudah turun).

Pada lansia keadaan normal sudah terjadi penurunan massa otot sebanyak kurang lebih 8%
pasien ranap 10 hari bisa mengalami penurunan masa otot sebanyak 5%.

Pada pasien yang dirawat inap kita harus memastikan penyimpanan dan asupan pasien
cukup, untuk menghindari penurunan massa otot. Penurunan massa otot apabila terjadi di
otot otot yang memegang peran penting seperti otot pernapasan maka akan sangat
berbahaya bagi pasien.
Asupan asam amino, glutamin dan glukosa tetap harus ada untuk pasien untuk proses
metabolisme di dalam tubuh.

Pada seseorang yang mengalami inflamasi berat yang menyebabkan terjadinya katabolisme,
maka pengurangan masa otot itu pasti akan terjadi. Sehingga antisipasi sangat diperlukan
agar tidak berkelanjutan. Penurunan massa otot itu penyebabnya multifactorial.

Akibat yang ditimbulkan dari penurunan masa otot, : Gangguan fungsi (jadi tidak bisa
berjalan), terjadi disability dan metabolic disorder, peningkatan waktu ranap, dan yang
paling berat adalah kematian.

Mengembalikan massa otot itu sulit sehingga pencegahan itu penting dilakukan.

Early intervention sangatlah penting, dalam 3 hari pertama apabila sudah mendapat
penanganan dan asupan yang baik, kondisi ini diharapkan dapat tertangani dengan baik.

Strategi untuk menangani Malnutrisi :

Pasien di anamnesis, ditanya kebiasaan makannya seperti apa dihitung kebutuhan kalorinya,
pikirkan bentuk atau konsistensi makanannya, baru kemudian ditentukan bagaimana jalur
pemberian nutrisi. Pilihan pertama tetap per oral, namun pada kondisi tertentu yang
memerlukan pemberian nutrisi lewat enteral atau parenteral baru dipilih jalur tersebut.

Pemberian makan untuk pasien di RS juga tetap mengikuti jadwal orang makan seperti 3x
sehari.

Penggunaan tambahan protein biasanya diperlukan. Berdasarkan penelitian kalau tanpa


pemberian protein tambahan akan meningkatkan terjadinya readmisi.

Kehilangan masa otot itu sebenarnya akan terjadi secara alami, namun pada kondisi sakit
terjadi akselerasi penurunan masa otot. Yang berkaitan dengan meningkatnya lama
perawatan, penurunan kualitas hidup. Proses ini dapat berlangsung sampai pasien pulang
dari RS.

Early intervention gizi penting dilakukan untuk mencegah penurunan masa otot dan
komplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai