PENDAHULUAN
Tas punggung atau back pack merupakan salah satu tas yang banyak digemari untuk
digunakan, yang terbuat dari kain dan digendong di punggung, serta ditopang
dengan dua tali yang ditempatkan di bahu. Tas punggung sangat praktis apabila
digunakan secara tepat. Berbagai jenis tas punggung memiliki sejumlah kantong
yang dapat membantu siswa untuk mengatur perlengkapan sekolah yang dibawa
selain buku. Namun kini, tas punggung yang disertai dengan beban yang berat dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini tidak terlepas dari barang ataupun
Beberapa faktor yang berkaitan dengan beban pada tas punggung yaitu
jumlah mata pelajaran dan waktu pelajaran. Setiap hari jadwal pelajaran siswa
berbeda. Hal ini menyebabkan siswa harus menyesuaikan barang atau perlengkapan
belajar yang akan dibawa. Selain itu sekolah tertentu biasanya menetapkan waktu
1
2
kenyamanan bagi siswa sehingga berdampak baik pada kesehatan siswa. Beban
yang berat dapat mengurangi kualitas kesehatan siswa khususnya yang berkaitan
dengan keluhan muskuloskeletal dan kelelahan (Haidar, et al., 2015; Wiguna dan
Adiatmika, 2019).
Miranda, et al. (2019) menyatakan bahwa beban dari tas punggung siswa
menyebabkan kerusakan dan cedera pada jaringan lunak di bagian pundak dan
gerakan terutama pada bagian tangan akan terhambat (Miranda, et al., 2019;
Sariana dan Sudarsono, 2020). Selain itu menggunakan tas punggung yang berat
dapat menjadi risiko berbahaya yang menyebabkan siswa mengalami nyeri leher
dan punggung (Haidar, et al., 2015; Husmarika, et al., 2019). Tas punggung dengan
beban yang berat dan tidak digunakan dengan benar dapat menimbulkan
perubahan postur tubuh dan nyeri punggung (Dumondor, et al., 2015; Lisanti, et
al., 2017). Menurut Dewantari, et al. (2017) penggunaan tas punggung yang berat
dan tulang belakang mengalami fungsi yang menurun sejalan dengan pertumbuhan
seseorang.
pekerjaan yang tidak ergonomis atau tidak fisiologis (Prawira, et al., 2017; Marcilin
dan Situngkir, 2020). Hal tersebut mengakibatkan peregangan otot yang berlebihan
3
pada jaringan halus yang mencakup saraf, tendon, dan otot (Utami, et al., 2017;
Sutajaya, 2019). Sedangkan perubahan tubuh yang meliputi rasa sakit, bola mata
terasa berat, kelambanan aktivitas motoris dan respirasi, serta menurunnya motivasi
melebihi kapasitas tubuhnya dilihat dari persentase berat badan. Hal tersebut
mengakibatkan siswa tidak dapat secara optimal mencapai hasil belajar yang
diinginkan. Keluhan muskuloskeletal dan kelelahan yang dirasakan oleh siswa, juga
menandakan bahwa ketidaksiapan siswa dari segi fisik untuk melakukan suatu
yang meliputi: ketelitian, kecepatan, dan konstansi siswa (Hastuti, et al, 2017;
Sutajaya, 2018).
kesiapan dari siswa baik secara fisik maupun psikis sangat diperlukan. Kesiapan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akan menentukan kualitas proses dan
hasil belajar siswa tersebut. Kesiapan fisik siswa dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu kesehatan fisik, mengantuk, dan kelelahan dalam mengikuti proses
dapat menandakan siswa dalam kondisi baik atau tidak saat mengikuti proses
4
dalam belajar sehingga siswa akan berpartisipasi aktif dan memahami pelajaran
Kesiapan psikis siswa dapat dilihat dari konsentrasi, kondisi mental dan
emosional siswa. Siswa yang siap dalam kondisi tersebut akan memiliki hasrat atau
perhatian pada seluruh pembelajaran. Siswa yang berada dalam kondisi mental dan
emosional baik, akan memudahkan memahami materi dan lebih menghargai proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki kondisi psikis kurang
baik akan merasa cepat jenuh, gelisah, tertekan, dan emosional saat mengikuti
dibandingkan dengan jenis tas lainnya seperti tas selempang, hand bag, dan tote
lebih diminati karena daya tampung tas punggung lebih banyak. Barang bawaan
atau perlengkapan yang dibawa siswa antara lain: buku pelajaran, kotak pensil,
laptop, dompet, payung, kotak makanan, dan botol minuman. Berdasarkan jumlah
perlengkapan yang dibawa, tas punggung lebih banyak digunakan karena dapat
menampung semua perlengkapan tersebut. Berat tas yang dibawa siswa berkisar
antara 5 s.d. 13 kg. Persentase berat beban tas punggung yang boleh digunakan
tidak lebih dari 15% dari berat badan siswa (ACA, 2011). Adapun dari 79 siswa,
terdapat 36 orang siswa (46%) yang menggunakan beban tas melebihi batas
5
rekomendasi berat tas (>15% berat badan) dan 43 orang siswa (54%) menggunakan
menggunakan tas punggung. Hasil analisis data menunjukkan nilai rerata keluhan
muskuloskeletal yaitu saat sebelum penggunaan tas punggung sebesar 42,17 dan
sebesar 49,29%, akibat penggunaan tas pungggung dengan beban yang melebihi
batas rekomendasi berat tas maksimal (lebih dari 15% berat badan).
yaitu 53,54 dan rerata kelelahan setelah penggunaan tas punggung yaitu 83,69.
Kelelahan yang dialami siswa tergolong ke dalam kategori tidak lelah dan agak
antara sebelum dan sesudah penggunaan tas punggung yaitu sebesar 36,02%, akibat
penggunaan tas pungggung dengan beban yang melebihi batas rekomendasi berat
Hasil studi pendahuluan mengenai hasil belajar siswa, yaitu diperoleh rerata
hasil belajar sebesar 66,41 dan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
ditetapkan di SMA Negeri 1 Denpasar, yaitu sebesar 70 yang artinya hasil belajar
dari siswa kelas XI MIPA 3 dikategorikan rendah. Hasil analisis kontribusi keluhan
6
muskuloskeletal dan kelelahan terhadap hasil belajar, yaitu tidak adanya perbedaan
yang signifikan, yang artinya bahwa keluhan muskuloskeletal dan kelelahan tidak
Berdasarkan hal tersebut variasi beban pada penggunaan tas punggung yang
kontribusinya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Penggunaan tas punggung
dengan beban lebih dari 15% berat badan siswa dapat mengakibatkan cedera pada
siswa juga perlu diperhatikan karena akan memungkinkan dampak buruk pada hasil
diharapkan.
berikut.
1. Beban tas punggung yang digunakan siswa melebihi batas kapasitas angkut
penggunaan tas punggung dengan berat beban berkisar antara 5 s.d. 13 kg,
yang melebihi kapasitas angkut siswa yaitu lebih dari 15% berat badannya
7
punggung dengan berat beban berkisar antara 5 s.d. 13 kg, yang melebihi
tas punggung yang melebihi 15% berat badan siswa yaitu berdurasi 15 menit.
Pada penelitian ini permasalahan yang diteliti dibatasi pada masalah yang
berkaitan dengan penggunaan tas punggung pada siswa SMA Negeri 1 Denpasar.
akibat dari variasi beban di dalam tas punggung dan kontribusinya terhadap hasil
bisa diteliti, dan subjek yang bisa dilibatkan dalam penelitian. Selain itu aktivitas
subjek sebelum diteliti yang sulit dipantau dan dikendalikan, sehingga peneliti
sebagai berikut.
kelelahan siswa?
siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis
sebagai berikut.
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Digunakan sebagai acuan dalam penggunaan tas punggung bagi siswa agar
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
punggung.