Contoh Double Moving Average-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

“Contoh Double Moving Average”

TEKNIK DAN MANAGEMEN INDUSTRI

Dosen Pengampu :
Andan Tunjung Pangesti, S.T.,M.T.

Disusun Oleh Kelompok 3B :


1. Faroh Nailatir Rohmatika (B41201843)
2. Istirokhah (B41201281)
3. Khofifah Riztyani (B41201087)
4. Rizky Zaki Mubarok (B41201017)
5. Revaedi Argo Pamungkas (B41201068)
6. Shinta Wulansari (B41201800)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2023
Peramalan (forecasting) bertujuan mendapatkan Forecast yang bisa meminimumkan
kesalahan meramal (forecast error) yang bisa diukur dengan mean squared error, mean
absolute error, dan sebagainya. Peramalan dibutuhkan dengan tujuan untuk melihat atau
memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap
prospek tersebut. Analisis kebutuhan di masa yang akan datang sering disebut sebagai
peramalan.
Metode double moving average adalah suatu variasi dari prosedur rata-rata bergerak
yang diharapkan dapat mengatasi adanya faktor tren secara lebih baik. Metode double
moving average merupakan model yang digunakan untuk mengalisis peramalan. Metode ini
dinyatakan cukup sesuai untuk peramalan jengka pendek dan jangka menengah.
Kegunaan adanya peramalan adalah sebagai berikut:

1. Dalam menentukan perencanaan memerlukan peramalan


Merencanakan sesuatu dan mempersiapkan sesuatu untuk masa yang akan datang, maka
perlu meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2. Peramalan yang akurat dapat menghemat biaya
Menghemat biaya dan dengan demikian menambah daya saing perusahaan. Peramalan
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan stok yang disiapkan terlalu besar sehingga biaya
untuk penyimpanannya semakin besar. Sebaliknya bila peramalan terlalu rendah, dapat
terjadi kekurangan stok sehingga hilang kesempatan untuk memperoleh keuntungan/laba.

Contoh penerapan metode double moving average pada industri :

1. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Dolok Sinumbah


Dalam pengelolaannya, PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Dolok
Sinumbah seringkali dihadapkan pada persoalan tidak terpenuhinya target
permintaan dari perusahaan induk yaitu PT. Perkebunan Nusantara IV. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kemampuan. Dalam manajemen kelangsungan
kegiatan produksi minyak sawitnya. Oleh sebab itu penting diadakan forecast
atau peramalan yang bertujuan untuk menganalisis dan memprediksi berbagai
kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam PT.
Perkebunan Nusantara IV, metode double moving average digunakan untuk
meramalkan hasil produksi CPO PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Dolok
Sinumbah di tahun 2017 pada tiap bulannya. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah data sekunder.
Data yang digunakan untuk penganalisaan ini adalah data jumlah hasil
produksi minyak kelapa sawit (cpo) (dalam ton) pada PT.Perkebunan
Nusantara IV Unit Dolok Sinumbah dari tahun 2012 - 2016, adalah sebagai
berikut:

Metode double moving averages yang digunakan dalam hal ini yaitu untuk
nilai moving average n = 12, karena data yang digunakan adalah data bulanan
dari PTPN IV Unit Dolok Sinumbah.

2. CV Putra Hari Cibitung


Perusahaan CV Putra Hari Cibitung merupakan perusahaan yang
memproduksi bahan pangan tempe dengan memperluas lahan penjualan. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan permintaan penjualan tempe harus memenuhi
kebutuhan yang diinginkan konsumen. Prospek usaha produksi tempe sangat
menjanjikan, untuk mendorong produsen menambah jumlah produksi tempe dan
dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Produsen perlu meningkatkan
pengendalian persediaan bahan baku agar memenuhi permintaan pasar dengan
tepat waktu dan tepat jumlah. Masalah yang terjadi pada perusahaan kali ini adalah
belum adanya pengendalian persediaan produk dengan perhitungan atau peramalan
yang tepat.
Metode yang digunakan dalam proses perencanaan produksi tempe yakni
metode peramalan, pihak perusahaan akan lebih terbantu dalam penjadwalan
produksi, agar produk yang dibuat tidak berlebihan yang menyebabkan terjadinya
penumpukan, hal tersebut harus diperhatikan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
Data yang digunakan untuk penganalisaan ini adalah data dari hasil produksi
tempe pada CV Putra Hari Cibitung dari bulan Juni 2017 – Juni 2018, adalah
sebagai berikut :

Metode double moving averages yang digunakan dalam hal ini yaitu untuk nilai moving

average n = 13, karena data yang digunakan adalah data selama 13 periode dan menggunakan
peramalan untuk 13 periode setelahnya dari CV Putra Hari Cibitung.
Kesimpulan :

Metode double moving average merupakan model yang digunakan untuk mengalisis
peramalan yang dinilai sesuai untuk peramalan jangka pendek dan menengah. Metode ini
digunakan untuk dapat meramal data dan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Beberapa industry menggunakan metode ini untuk proses perencanaan produksi. Adapun
beberapa contoh industry yang menerapkan metode double moving average yaitu pada PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Dolok Sinumbah, dimana seringkali dihadapkan pada
persoalan tidak terpenuhinya target permintaan dari perusahaan induk dan Perusahaan CV
Putra Hari Cibitung merupakan perusahaan yang memproduksi bahan pangan tempe dengan
memperluas lahan penjualan. Metode ini diterapkan dalam industry agar dapat memenuhi
permintaan pasar, stok bahan selalu terpenuhi, dan tidak adanya hasil produksi yang
menumpuk.

Anda mungkin juga menyukai