Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Rawas merupakan Kabupaten paling barat hulu sungai

Musi di Provinsi Sumatera Selatan dengan ketinggian 129 meter dari permukaan

laut dan terletak pada posisi antara 2000” LS – 30 40’ 00” LS dan 1200 07’ 00”

BT –8 1030 45’ 10” BT. Berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang dibagian

selatan, Provinsi Bengkulu dan kota Lubuk Linggau dibagian barat, bagian timur

berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin dan Muara Enim, lalu bagian utara

berbatasan dengan Musi Rawas Utara yang terbetuk pada tahun 2013 karena

terjadi pemekaran wilayah dan menjadi daerah otonom. Sebelum adanya

pemekaran wilayah, Kabupaten Musi rawas terdiri dari 21 Kecamatan dengan 288

Desa/Kelurahan. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah di Kabupaten Musi

Rawas berkurang menjadi 14 Kecamatan.

Karakteristik Umum Wilayah Kabupaten Musi Rawas Sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas nomor 18 tahun 2000

tentang Pembentukan Lima Kecamatan di Wilayah Kabupaten Musi Rawas dan

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 2001 tentang pembentukan

kota Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas memiliki wilayah administrasi

kecamatan sebanyak 17 kecamatan yaitu Kecamatan Rawas Ulu, Ulu Rawas,

Rupit, BKL Ulu, Selangit, Muara Beliti, Tugumulyo, Jayaloka, Muara Kelingi,

Muara Lakitan, Megang Sakti, Rawas Ilir, Karang Dapo, Karang Jaya, Purwodadi.

31
32

BTS Ulu dan Nibung. Wilayah kabupaten Musi Rawas yang terletak di

bagian barat Propinsi Sumatera Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut: •

Sebelah Utara dengan Propinsi Jambi • Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lahat •

Sebelah Barat dengan Propinsi Bengkulu • Sebelah Timur dengan Kabupaten

Musi Banyu Asin dan Kabupaten Muara Enim Secara geografis Kabupaten Musi

Rawas terletak pada 102 O – 103 O 45’ Bujur Timur dan 2 O – 3 O 40’ Lintang

Selatan dengan ketinggian 129 meter diatas permukaan laut. Kabupaten Musi

Rawas dengan luas 20.837 Km 2 sebagaian besar bertopografi relatif datar sampai

berombak dengan kelerengan 0 sampai 15 . Jenis tanah aluvial coklat kekuningan,

assosiasi podsolik coklat, latosol coklat kemerahan dan podsolik coklat

kekuningan yang terbentuk dari formasi Palembang.

Kabupaten Musi Rawas mempunyai iklim tropis dan termasuk tipe iklim A

dengan curah hujan 2000-3000 mmtahun, jarang dijumpai bulan kering. Di

Kabupaten Musi Rawas banyak terdapat sungai-sungai besar yang dapat dilayari,

kebanyakan sungai-sungai tersebut bermata air di Bukit Barisan. Sungai- sungai

besar di Kabupeten Musi Rawas adalah Sungai Rawas, Sungai Lakitan, Sungai

Kelingi, Sungai Rupit, Sungai Beliti dan Sungai Musi.

4.2 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Musi Rawas

Rencana kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Musi Rawas merupakan

bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional, sistem perencanaan

pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan Kabupaten Musi

Rawas. Oleh karena itu, Rencana Kerja Dinas Perhubungan dengan mengacu pada

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Musi Rawasm sehingga dapat dikatakan


33

bahwa Rencana Kerja Dinas Perhubungan bersinergi dengan dokumen

perencanaan lain, baik Nasional, seperti RPJP Nasional, RPJM Nasional 2014-

2019, RKP Nasional, maupun di tingkat provinsi. RPJM Provinsi Sumatra Selatan

2013-2018, RKPD provinsi 2016 dan RPJMD Kabupaten Musi rawas 2016-2021

dan RKPD Kabupaten Musi Rawas 2018.

Gambar 4.1 Kantor Kepala Dinas Perhubungan


34

4.2.1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan

KADISHUB
DRS. ADI WINATA, M.SI

SEKRETARIS
M.RIYADI, ATD

KABID MANAJEMEN
REKAYASA LALU LINTAS
SUDISMAN PRIYATNO,
S.SOS,MM

KASI LALU LINTAS KASI PENGENDALIAN KASI PEMBINAAN


DAN OPERASIONAL DAN KESELAMATAN
REFFI HARIS, SH
M.RIYADI, ATD TARMIZI, SP

Gamala A, Nasir A. Hajim, SE Zulvadi


Aminudin Ade Candra Dede Anderson
Aji kupniawansyah Aprizon Edwar Hendra Wahyudi
Wawan Stiawan,ST Bayu Putra
M.Maharani Adi Ramadona
Faisol Sugandi Wahid Abdur Rosid
Tio Paku Sadewo Heruwanto
Geri Gumay Ridho Qurnalus Rizki
Mangun Rio Aryadi
Sendi Marialham M. Febriyansah
Indah Vera Kusuma
Panji Agung R Didik Wahyudi S

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan

4.2.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan

Sebagai pedoman dan pendorong Dinas dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya, maka visi Dinas Perhubungan Kabupaten Musi Rawas sebagai

adalah : “ Terwududnya Transportasi Yang Lancar Terjangkau, Nayaman, Aman,

dan Selamat dalam Rangka Mendukung Mewujudkan Mura Sempurna “.


35

Sedangkan misi Dinas Kabupaten Musi Rawas adalah :

1. Meningkatkan kinerja SDM dalam rangkap pelayanan juga transportasi

2. Mengembangkan modal transportasi

3. Meningkatkan fasilitas keselamatan transportasi

4. Membangun kesadaran pengguna jasa transportasi dalam berperilaku tertib

berlalu lintas.

Penetapan visi dan misi didasarkan kepada lingkup tugas Dinas

Perhubungan sebgai Pembina penyelenggaraan transportasi jalan, LLASD & KA

dan pos sehingga dapat lebih berkembang lebih efisien dan produktif sedangkan

sebagai pengelola dapat diartikan dalam arti pengaturan. Pengawasan dan

pengadilan sehingga penyelenggaraan transportasi darat, LLASD & KA dapat

dilaksanakan dengan efektif dalam arti kapasitas mencukupi, terpadu, tertbi dan

teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman , nyaman, serta biaya yang

terjangkau oleh masyrakat.

4.2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Musi Rawas

Sesuai dengan peraturan Bupati Kabupaten Musi Rawas nomor 39 tahun

2016 tentang susunan organisasi tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten

Musi Rawas bahwa untuk memenuhi ketentuan pasal 5 peraturan daerah

Kabupaten Musi Rawas nomor 10 tahun 2016 tentang pembetukan dan susunan

perangkat daerah Kabupaten Musi Rawas, perlu menetapkan peraturan Bupati

tentang susunan organisasi, tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Musi

Rawas.
36

Sesuai pasal 4 nomor 10 tahun 2016 tentang kedudukan,tugas dan fungsi

bagian kesatu kedudukan dinas.

1. Dinas Perhubungan merupakan unsur urusan pemerintah yang menangani

urusan pemerintahan daerah di bidang Perhubungan.

2. Dinas Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah.

3. Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah

di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan yang

diberikan kepada Kabupaten

Sesuai pasal 5 nomor 10 tahun 2016 Dinas Perhubungan dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, menyelnggarakan

fungsi :

1. Penyusunan perencanaan bidang perhubungan;

2. Perumusan kebijakan teknis dan operasional bidang perhubungan;

3. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perhubunganl

4. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang perhubungan;

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas;

6. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati, sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Sesuai pasal 6 nomor 10 tahun 2016 bagian sekretariat. Sekretariat dipimpin

oleh sekretaris mempunyai tugas melaksanakan urusan adminsitrasi perkantoran,


37

umum dan kepegawaian, pengelolaan keuangan, urusan perlengkapan, serta

pembinaan dan koordinasi penyusunan program dan kegiatan Dinas.

Sesuai dengan pasal 7 nomor 10 tahun 2016 sekretariat dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan dan perencanaan program kegiatran pada dinas;

2. Pengoordinasian penyusunan program dan kegiatan dinas;

3. Pengelolaan admnistrasi perkantoran, administrasi keuangan, dan adminsitrasi

kepegawaian;

4. Pelaksanaan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan

masyrakat;

5. Pengelolaan admnistrasi perlengkapan dan asset dinas;

6. Pelaksanaan ketatalaksanaan, kerasipan dan perpustakaan dinas;

7. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit

kerja dinas; dan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya

Sesuai pasal 8 nomor 10 tahun 2016 Subbagian perencaan, keuangan dan

asset dipimpin oleh kasubbag, mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan peneyelenggaraan admnistrasi keuangan dinas;

2. Melaksanakan pengeloloaan adminstrasi keuangan dinas;

3. Melaksanakan kegiatan pembendaharaan, verifikasi dan pembukuan anggaran

keuangan dinas;

4. Menyusun laporan realisasi keuangan, menyusun laporan keuangan akhir tahun


38

5. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengeloaan

admnistrasi keuangan dinas;

6. Menyusun rencana strategis rencana kerja, program dan kegiatan dinas

7. Menyusun laporan kinerja serta menyusun dokumen SAKIP dinas

8. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup perlengkapan, pencacatan dan

dokumentasi dan mutase asset;

9. Melaksanakan pengawasa, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

dilingkup tugasnya dan

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan sesuai tugas dan fungsinya.

Subbagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh Kasubbag, mempunyai

tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan urusan umum dan kepegawaian

2. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup perlengkapan, pencatatan dan

dokumentasi dan mutasi asset

3. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaaran dinas, peralatan dan

perlengkapan kantor dan asset lainnya;

4. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan saran dan prasarana

dilingkungan dinas;

5. Melaksanakan urusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan

invetarisasi barang-barang inventaris;

6. Melaksanakan pengawasan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

perlengkapan dinas;
39

7. Melaksanakan tugas umum, keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan

rapat-rapat dinas dan dokumentasi;

8. Melaksanakan pengeloaan administrasi, perkantoran, administrasi,

kepegawaian, administrasi kerasipan dan perpustakaan dinas;

9. Menyiapkan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional;

10. Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis

dan fungsional;

11. Melakukan pegawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang

tugasnya;

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris sesuai tugas dan fungsinya

Bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas darat sesuai dengan pasal 9

nomor 10 tahun 2016 , bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas darat dipimpin

oleh Kepala Bidang mempunyai tugas, merumuskan dan melaksanakan kebijakan

teknis bimbingan, pengawasan, dan pengendalian bidang lalu lintas jalan, sungai

dan danau. Sesuai dengan pasal 10 bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas

dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9,

menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan program dan kegiatan bidang lalu lintas jalan, sungai dan danau;

2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan bimbingan, pengawasan, dan

pengendalian lalu lintas jalan, sungai dan danau;

3. Pembinaan, koordinasi dan fasilitas dan penertiban lalu lintas, bimbingan

teknis keselamatan serta sarana dan prasarana lalu lintas, sungai dan danau;

4. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan,sungai dan danau;


40

5. Pengordinasian dengan UPT dinas dalam pelaksanaan bimbingan, pengawasan,

dan pengendalian lalu lintas jalan, sungai dan danau;

6. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peneritban, bimbingan teknis

keselamatan serta sarana dan prasarana lalu lintas jalan, sungai dan danau dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Seksi lalu lintas dipimpin oleh Kepala seksi, mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja dan kegiatan di bidang lalu lintas jalan, sungai dan

danau ;

2. Melakukan analisis dampak lalu lintas serta manajemen dan rekayasa lalu

lintas sebagai akibat dari adanya pembangunan fasilitas dan / atau adanya

kegiatan tertentu;

3. Melaksanakan pendataan tentang kebutuhan perlengkapan lalu lintas jalan,

sungai dan danau;

4. Melaksanakan pemeliharaan perlengkapan lalu lintas, sungai dan danau;

5. Melaksanakan pemasangan perlengakapan lalu lintas jalan, sungai dan danau;

6. Melaksanakan analisis terhadap tingkat pelayanan ruang lalu lintas dan;

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.
41

4.3 Sturktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis dan Perpakiran Pada Dinas

Perhubungan Kabupaten Musi Rawas

Gambar 4.3 Stuktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis dan Perpakiran Pada Dinas

Perhubungan Kabupaten Musi Rawas

4.3.1 Tugas dan Fungsi UPT

Berdasarkan peraturan Bupati Musi Rawas nomor 4 tahun 2018 pasal 5

menjelaskan:

1) UPT terminal dan perpakiran merupakan tugas pelaksanaan kegiatan teknis

penunjang dibidang perencanaan dan pelaksanaan operasional terminal dan

perpakiran.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) UPT

terminal dan perpakiran menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program kegiatan penyelenggaraan terminal dan perpakiran

sebagai pedoman kerja;


42

b. Penyelenggaraan kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas dilingkungan

terminal dan lingkungan tempat parkir;

c. Pengelolaan ketatausahaan UPT dan pelaporan operasional

peneyelenggaraan terminal dan perpakiran dalam Kabupaten;

d. Pembinaan kepada bawahan agar pengelolaan, pengoperasian,pengendalian,

pengaturan, dan pengawasan, terminal dan perpakiran terselenggara dengan

baik;

e. Pembinaan, pengarahan dan petunjuk teknis operasional pengolahan

perpakiran kepada bawahan, melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaannya;

f. Pengelolaan, pengoperasian, pemeliharaan dan penataan fisik, pengendalian

ketertiban terminal dan perpakiran sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

g. Pelaksanaan upaya peningkatan penerimaan PAD melalui pemungutan

retribusi terminal dan parkir dengan lebih mengoptimalkan tata cara

pengawasan, dan pemungutannya;

h. Penyusunan anggaran biaya operasional terminal dan perpakiran termasuk

biaya pemeliharaan peralatan dan bangunan serta kelengkapan terminal-

terminal dalam lingkungan UPT;

i. Pengkoordinasian dengan instansi terkait dengan tugasnya

j. Pengelolaan ketatausahaan UPT dan pelaporan pelaksanaannya;

k. Pemberian sarana dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang Langkah

dan Tindakan yang perlu diambil sesuai bidang tugasnya;


43

l. Pemberian saran dan pertimbangan terhadap penyelenggaraan tugas UPT

kepada kelapa dinas dan

m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dan berdasarkan pasal 6 subbagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala

Subbagian, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pelayanan administrasi dilingkungan UPT;

b. Mengelola admnistrasi kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan serta

menyusun bahan pelaporan pelaksanaannya;

c. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program kerja UPT;

d. Menyusun rencana kebutuhan dan pengadaan barang habis pakai dan barang

inventaris;

e. Melakukan interventarisasi perlengkapan, melakukan penyimpanan,

pendistribusian, dan pengamanan barang-barang inventaris;

f. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dengan tugasnya dan;

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugasnya

4.4 Retribusi Terminal

Dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Musi Rawas dan Bupati Musi Rawas, memutuskan dan menetepkan peraturan

daerah tentang retribusi terminal. Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1. Dalam

peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Rawas.


44

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas.

3. Bupati adalah Bupati Musi Rawas.

4. Instansi Pelaksana adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

bertanggungjawab dan berwenang melaksanakan pungutan terhadap Retribusi

Terminal.

5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik

yang berada pada kendaraan itu termasuk kendaraan gandengan atau kereta

tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor.

7. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;

8. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan

menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan

pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul

jaringan transportasi;

9. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan bermotor yang bersifat

sementara.

10. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk

kepentingan orang pribadi atau badan.

11. Retribusi Terminal yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran

atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis
45

umum, serta mobil barang tempat tempat kegiatan usaha, fasilitas lainnya

dilingkungan terminal yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Kabupaten,

tidak termasuk pelayanan peron.

12. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Kabupaten berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

13. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten dengan

menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula

disediakan oleh sektor swasta.

14. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan,

baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang

meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan

usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik daerah (BUMD) dengan

nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk

kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

15. Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang

menggunakan/menikamti pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.

16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Usaha.


46

17. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas

waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan pelayanan penyediaan

fasilitas terminal.

18. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data

objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai

kegiatan penagihan retribusi kepada Wajib Retribusi serta pengawasan

penyetorannya.

19. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah

bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan

menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah

melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah

surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi

yang terutang.

21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat

SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar

daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa

bunga dan/atau denda.

23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,

keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional


47

berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan

ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah

24. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan

yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang

terjadi serta menemukan tersangkanya.

4.4.1 Nama, Objek dan Subjek Retribusi

Dengan nama Retribusi Terminal dipungut Retribusi sebagai pembayaran

atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis

umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang

disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Kabupaten.

Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk

kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya

di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh

Pemerintah Kabupaten. Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah terminal yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh

Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

4.4.2 Golongan Retribusi

Berdasarkan retribusi terminal digolongkan sebagai retribusi jasa usaha.

Tingkat penggunaan jasa dihidung berdasarkan frekwensi dan janga waktu

pemakaian fasilitas terminal. Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan

besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan


48

yang layak. Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara

efisien dan berorientasi pada harga pasar.

4.4.3 Struktur dan Besarnya Tarif

Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas, jenis kendaraan, dan

jangka waktu pemakaian. Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Struktur dan Besarnya Tarif

No Jenis TPR Macam Retribusi Tarif ( Rp) Keterangan


Bus Cepat Menurunkan/ Rp.5000,- 1x parkir
AKAP/ AKDP menaikan jalur
istirahat / parkir /
kebersihan
1
Bus Lambat Menurunkan/ Rp.4000,- 1x Parkir
AKAP/AKDP menaikan jalur
istirahat / parkir /
kebersihan
Bus Besar / Menurunkan/ Rp.2500,- 1x Parkir
Sedang menaikan jalur
istirahat / parkir /
kebersihan
2
Bus Kecil Menurunkan/ Rp.2000,- 1x Parkir
menaikan jalur
istirahat / parkir /
kebersihan
3 Angkot / Menurunkan/ Rp.2000,- 1x Parkir
Angdes menaikan jalur
istirahat / parkir /
kebersihan
4 Sepeda Motor Parkir Rp.1000,- 1x Parkir
49

4.4.4 Penententuan Pembayaran, Sanksi Admnistratif , Tata Cara Penagihan

dan Insentif Pemungutan

Pembayaran retribusi terutang dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang

ditunjuk. Retribusi terutang dilunasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak

diterbitkannya SSRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Penentuan

pembayaran, tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran retribusi

ditetapakan dengan Peraturan Bupati.

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau

kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar

dan ditagih dengan menggunakan STRD. Penagihan Retribusi terutang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.

Pelaksanaan penagihan menggunakan Surat Teguran sebagai awal tindakan

penagihan Retribusi dilakukan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo

pembayaran. Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah Surat Teguran Wajib Retribusi

harus melunasi retribusi yang terutang. Surat teguran sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberikan insentif

atas dasar pencapaian kinerja. Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tata cara

pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai