Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : M. Nailul Hamam


B. Judul Modul : Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
C. Kegiatan Belajar : 3 Tiga
D. Nama Dosen : Syibli Maupun, M. Pd.

E. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah LANGKAH PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR
dan definisi) di KB Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam
pengembangan tes hasil atau prestasi belajar peserta didik
adalah:
a) Menyusun spesifikasi tes
b) Menulis soal
c) Menelaah soal tes
d) Melakukan ujicoba tes
e) Melakukan analisis butir soal
f) Memperbaiki tes
g) Merakit tes
h) Melaksanakan tes
i) Menafsirkan hasil tes

ANALISIS BUTIR SOAL


Analisis butir soal merupakan menganalisis butir dari taraf
sukar, daya beda, dan fungsi distractor.
a) taraf sukar atau taraf kesukaran adalah peluang untuk
menjawab benar suatu soal pada suatu tingkat
kemampuan atau bisa dikatakan untuk mengetahui
sebuah soal itu tergolong mudah atau sukar. tingkat
kesukaran soal berkisar antara 0,00 sampai dengan
1,00. Semakin besar tingkat kesukarannya semakin
mudah sebuah soal.
b) Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yg kurang
pintar (berkemampuan rendah). Daya pembeda soal
dapat diukur melalui selisih proporsi jawaban benar
pada testee kelompok atas dan kelompok bawah.
Indeks daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai
dengan +1.
c) Fungsi distractor mempunyai fungsi menjadi pengecoh
terhadap peserta didik yang malas belajar. Fungsi
pengecoh ada pada tes objektif dalam bentuk
alternatif pilihan jawaban (option). butir soal yg baik,
pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta
didik (testee) yg menjawan salah
.
ANALISIS PERANGKAT SOAL
Analisis perangkat soal merupakan validitas serta
reliabilitas instrumen. Instrumen yang berkualitas merupakan
instrumen yg valid serta reliabel.
a) Instrumen yang valid yaitu benar, yang mampu
mengukur sejauh mana ketepatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya.
b) Reliabilitas ialah untuk mengetahui sejauh mana hasil
suatu pengukuran bisa dipercaya yg mempunyai daya
keajegan yg tinggi.

PENGUJIAN VALIDITAS HASIL BELAJAR


Dalam validitas, suatu instrumen mempermasalahkan
apakah tes atau instrumen tersebut sahih-sahih mengukur apa
yang hendak diukur. Penganalisisan tes hasil belajar bisa
dilakukan melalui validitas rasional dan validitas empirik.
a) Validitas rasional merupakan validitas yang diperoleh
atas dasar hasil pemikiran, atau berdasarkan hasil
pemikiran yg logis.
b) Validitas empirik artinya validitas yg ditentukan sesuai
kriteria, baik kriteria internal juga kriteria eksternal.

PENGUJIAN TES SECARA RASIONAL


untuk mengetahui, bahwa instrumen alat ukur tadi telah
memiliki validitas rasional atau belum maka bisa dilakukan
melalui validitas isi dan validitas konstruk (susunan).
a) Validitas isi merupakan validitas untuk mengetahui
sejauh mana suatu tes bisa mengukur taraf
penguasaan terhadap isi atau materi tertentu sinkron
dengan tujuan pengajaran atau sejauh mana
pertanyaan, tugas atau buah pada suatu tes atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan serta
proposional sikap sampel yg dikenai tes tadi.
b) Validitas konstruk artinya validitas untuk mengetahui
sejauh mana butir-butir instrumen mampu mengukur
apa yg benar-benar hendak diukur sinkron dengan
konsep spesifik atau definisi konseptual.
PENGUJIAN TES SECARA EMPIRICAL
Kriteria internal ialah tes atau instrumen itu sendiri yang
menjadi kriteria, dapat dicontohkan adalah validitas butir yang
didalamnya berusaha untuk menganalisis apakah ada
kesesuaian antara sekor buah menggunakan sekor total
instrumen berarti yang dijadikan kriteria artinya instrumen itu
sendiri.
Adapun kriteria eksternal yaitu hasil ukur instrumen atau
tes lain pada luar instrumen yg menjadi kriteria, model
validitas ramalan (predictive validity) dan validitas bandingan
(concurrent validity).
a) Validitas konkuren merupakan Bila kriteria standarnya
adalah sama sama saat atau saat ini, dan bukan masa
yang akan datang, model tes hasil formatif 1
dikorelasikan dengan tes hasil formatif dua (yang
dijadikan kriteria atau standarnya). Uji validitas
konkuren bisa memakai teknik analisis korelasional
Product Moment dari Karl Pearson.
b) Validitas prediktif yg dijadikan kriteria standar
merupakan prestasi belajar siswa yg akan datang,
sebab validitas prediktif bermaksud melihat
bagaimana suatu tes dapat bisa memprediksi atau
memperkirakan perilaku siswa di masa yang akan
tiba, model dikorelasikan tes ujian masuk
menggunakan prestasi belajar peserta didik pada
masa atau waktu berikutnya.

PENGUJIAN VALIDITAS ITEM TES HASIL BELAJAR


Validitas butir berasal suatu tes merupakan ketepatan
mengukur yang dimiliki oleh sebuah item yang ialah bagian
tidak terpisahkan asal tes menjadi suatu totaliats. Validitas
buah ialah validitas internal dan yg dijadikan kriteria sekor
total pada pada instrumen (tes itu sendiri). sehingga bisa
dimengerti eratnya hubungan antara butir item menggunakan
tes hasil belajar menjadi suatu totalitas.

PENGUJIAN REABILITAS TES HASIL BELAJAR


Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kepercayaan atau konsistennya pada mengukur
sehinnga bisa dipengaruhi apakah tes hasil belajar yang
disusun telah mempunyai daya keajegan atau agama yg tinggi,
sebagai hasilnya instrumen (tes hasil belajar) yg disusun bisa
dikatakan artinya reliabel yang mempunyai taraf konsisten
hasil ukur atau bisa mengukur keadaan yang sebenaranya
berasal keadaan siswa atau subyek yang diukur.
PENGOLAHAN HASIL PENILAIAN TES HASIL BELAJAR
a) Pengolahan hasil penilaian Tes Tertulis
hasil evaluasi tes tertulis artinya skor yg diperoleh
peserta didik asal hasil tes yg diikuti siswa, baik itu pilihan
ganda, sahih galat, menjodohkan, jawaban singkat,
ataupun uraian.
• Cara menskor tes bentuk pilihan ganda ada dua, yaitu:
pertama tanpa menerapkan sistem hukuman, serta yang
kedua ialah menggunakan menerapkan sistem denda .
• Tes bentuk jawaban singkat serta menjodohkan
umumnya tidak memperhitungkan sangsi berupa
denda .
• Tes obyektif bentuk matching, fill in, serta completion,
perhitungan skor akhirnya pada umumnya tidak
memperhitungkan sistem hukuman.
• Pada umumnya tes uraian menggunakan sistem bobot
( weight) yang diberikan untuk setiap buah soal, atas
dasar taraf kesukarannya, atau atas dasar poly
sedikitnya unsur yg harus ada dalam jawaban.
b) Pengolahan hasil evaluasi Unjuk Kerja
sesuai hasil evaluasi unjuk kerja siswa maka diperoleh
data atau sekor yg mengambarkan kemampuan siswa pada
mencapai kompetensi yg menunutut siswa melakukan
tugas eksklusif.

- Langkah – Langkah dalam Pengembangan Tes


Materi ini termasuk materi yang sulit karena dalam
menyusun langkah- langkah pengembangan tes harus
meliputi menyusun spesifikasi tes , menulis soal,
Daftar materi pada KB menelaah soal tes, melakukan uji coba tes, melakukan
2
yang sulit dipahami analisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes,
melaksanakan tes, menafsirkan hasi tes . instrumen tes
yang sudah disusun selanjutnya dianalisis dalam bentuk
analisis butir soal dan analisis perangkat soal
1. Miskonsepsi dalam menganalisis butir soal. Analisis butir
Daftar materi yang sering
soal berupa tarar tukar , daya beda, dan distractor.
3 mengalami miskonsepsi
2. Miskonsepsi dalam perangkat soal yang beruba uji
dalam pembelajaran
validitas dan reliabilitas.

Anda mungkin juga menyukai