Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ali Shopiyuloh

NPM : 22002006

Mata Kuliah : Ilmu Administrasi dan Manajemen

Tugas 1 : Analisis Regulasi tentang implementasi Permenkes No 24 Tahun 2022

A. Pendahuluan

Pada tanggal 31 Agustus 2022, Menteri Kesehatan Republik Indonesia menetapkan Peraturan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis. Peraturan
ini mencabut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
Tahun 2008 tentang Rekam Medis. Beberapa hal yang mendasari pencabutan Peraturan Menteri
Kesehatan tersebut, di antaranya adalah: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tahun 2008 sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kebutuhan pelayanan kesehatan, dan kebutuhan hukum masyarakat; perkembangan
teknologi digital dalam masyarakat mengakibatkan transformasi digitalisasi pelayanan kesehatan;
penyelenggaraan rekam medis secara elektronik harus mengutamakan prinsip keamanan dan
kerahasiaan data serta informasi.

Intinya, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 berusaha untuk
memberikan landasan hukum atau legalitas terhadap penyelenggaraan rekam medis elektronik. Secara
garis besar, ada tiga hal baru yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2022, yaitu sistem elektronik rekam medis elektronik, kegiatan penyelenggaraan
rekam medis elektronik, keamanan dan perlindungan data rekam medis elektronik.

Sistem elektronik rekam medis elektronik dapat berupa: sistem elektronik yang dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sistem elektronik yang dikembangkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan sendiri, sistem elektronik yang dikembangkan oleh Penyelenggara Sistem
Elektronik (PSE) yang telah terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) pada sektor
kesehatan di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Sistem elektronik yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan rekam medis elektronik harus memiliki kemampuan
kompatibilitas (kesesuaian sistem elektronik yang satu dengan sistem elektronik yang lainnya)
dan/atau interoperabilitas (kemampuan sistem elektronik yang berbeda untuk dapat bekerja secara
terpadu melakukan komunikasi atau pertukaran data dengan salah satu atau lebih sistem elektronik
yang lain, yang menggunakan standar pertukaran data).

Interoperabilitas ini mengacu kepada standar sistem elektronik yang diselenggarakan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sistem elektronik harus mengacu kepada variabel
(elemen data yang terdapat pada sistem elektronik rekam medis elektronik) dan meta data (definisi,
format dan kodifikasi) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Oleh karena
itu, fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelengarakan rekam medis elektronik atau Penyelenggara
Sistem Elektronik (PSE) wajib melakukan registrasi sistem elektronik yang digunakannya di
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
B. Pembahasan

Persiapan apa yang harus dilakukan oleh fasyankes dalam mengimplementasikan kebijakan
Permenkes RI No. 24 Tahun 2022 sesuai dengan unsur manajemen.
Menurut saya ada hal yang harus di perhatikan dalam pengimplementasian Rekam Medis
elektronik yaitu :

1. SDM atau Stakeholder

Kulaitas sumber daya manusia atau SDM sangat diperlukan untuk mendorong transisi
yang baik dan cepat sehingga pengimplementasian akan berjalan lancer serta tepat

2. Alat atau Sistem

Sistem yang baik akan mendorong stakeholder untuk beradaptasi lebih cepat maka

3. Metode (Method)

Pembuatan Regulasi atau Standar Operasional Prosedur di fasyankes sangat diperlukan


untuk mendapatkan output atau hasil yang memuaskan bagi pelayanan Fasyankes di
masing-masih rumah sakit yang menerapkan system Rekam Medis Elektronik.

Demikian pembahasan tugas dari saya, terima kasih.

Dengan ini saya menyatakan bahwa benar tugas ini adalah hasil buatan saya sendiri.

Bandung, 16 Februari 2023


Mahasiswa

Ali Shopiyuloh
(22002006)

Anda mungkin juga menyukai