Anda di halaman 1dari 4

Holakrasi adalah model organisasi yang diperkenalkan oleh Brian J.

Robertson pada
tahun 2009, holakrasi sendiri merupakan sistem organisasi di mana wewenang dan proses
pengambilan keputusan diberikan secara horizontal. Karena itu, tidak ada hierarki di mana
tanggung jawab dan kekuasaan didistribusikan. Holakrasi membantu organisasi guna
menciptakan organisasi yang lincah (agile).
Holacracy dapat mendorong semua orang dalam tim untuk mengambil inisiatif, sehingga
ide - ide yang ada dapat segera diimplementasikan. Sistem kewenangan yang terdistribusi juga
terbukti efektif dalam mengurangi keterbatasan pemimpin dalam mengSambil setiap keputusan.
Holacracy sangat berguna untuk meningkatkan kelincahan, efisiensi, transparansi, inovasi dan
akuntabilitas dalam organisasi. Holakrasi memungkinkan karyawan untuk bertindak seperti
seorang entrepeneur dan mendefinisikan pekerjaan mereka sendiri (self-directed) sehingga
produktivitas dapat ditingkatkan. Mereka tidak perlu lagi selalu melapor dan memohon arahan
dari atasan atau pemimpin.
Holakrasi memiliki banyak sekali keunggulan namun holakrasi juga memiliki beberapa
kekurangan yaitu, dalam transisi atau peralihan model organisasi lama ke model organisasi
holakrasi bisa cukup beresiko, karena model holakrasi ini merupakan model yang sangat
berorientasi pada tujuan maka para anggota organisasi dituntut untuk lebih responsif, memiliki
inisiatif yang tinggi dan mampu mendedikasikan semua tenaga nya untuk mencapai tujuan dari
organisasi, oleh sebab itu penerapan model organisasi ini perlu pertimbangan yang matang untuk
menghindari resiko kegagalan. itu holakrasi juga dikritik sebagai sebuah sistem yang terlalu
berorientasi ke dalam (inward-looking). Fleksibilitas antar tim atau dalam pola kerja juga bisa
membingungkan pelanggan tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas suatu
tugas/pekerjaan tertentu [1].
Pembangunan dashboard menggunakan aplikasi Microsoft Power BI dan menggunakan
proses eksekusi data menggunakan metode ETL atau extract, transform, dan loading yaitu fase
pemrosesan data dari sumber data masuk ke dalam data warehouse. Untuk memperoleh
informasi yang diinginkan, maka dibutuhkan data dari tim marketing untuk pembuatan business
intelligence. Data yang didaoatkan dipisah menjadi tiga tabel sesuai dengan kebutuhan yaitu data
produk, data karyawan, dan data transaksi.

Data-data yang didapat tersebut dikelola melalui serangkaian prosedur formal dimana
data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada stakeholder PT
Suryaplas untuk kebutuhan proyeksi jangka panjang dan pengambilan keputusan. Maka
berdasarkan data-data yang didapat, menghasilkan Informasi sebagai berikut:

1. Dasboard laporan penjualan

Informasi tersebut ditambilkan melalui presentase penjualan produk berdasarkan kategori,


quantity penjualan plastic berdasarkan kota, jumlah penjualan per customer, hingga total quantity
penjualan palstik periode 2019, dan grafik informasi penjualan berdasarkan waktu.

a. Aktual penjualan plastic, menampilkan jumlah penjualan pertipe plastic dan yang
terbanyak yaitu plastic low density polyethylene dengan total 4.329,060 ton.
b. Presentase penjualan kategori produk, penjualan terbanyak adalah plastic low
density polyethylene dengan jumlah persentase 37.84%.
c. Jumlah penjualan per customer.
d. Quantity penjualan plastic berdasarkan kota (Karawang).
e. Total quantity penjualan plastik periode 2019 (Desember).
f. Customer, berisi Informasi customer yang melakukan transaksi pembelian.
g. Periode, hasil visualisasi digunakan sebagai slicer dan dicer yaitu untuk
melakukan filter data pada seluruh visualisasi berdasarkan tanggal.
h. Kota dan provinsi customer.

2. Dashboard penjualan marketing

Menghasilkan informasi yang dihasilkan yaitu pembelian terbanyak customer per bulan, total
penjualan marketing per regional, total penjualan sales per periode.
a. Penjualan item berdasarkan customer
b. Invoice penjualan berdasarkan customer
c. Total penjualan sales per periode 2019, visualisasi data menggunakan grafik
untuk menampilkan Informasi waktu dan angka.
d. Total penjualan marketing per periode 2019, memvisualisasikan penjualan
marketing perregional dengan penjualan terbanyak di Karawang sebanyak 2,576
ton.
e. Periode, hasil visualisasi digunakan sebagai slicer dan dicer yaitu untuk
melakukan filter data pada seluruh visualisasi berdasarkan tanggal.
f. Marketer, visualsiasi berupa slicer dan dicer yang berisi informasi user yang
melakukan transaksi penjualan

Dalam setiap proses pengambilan keputusan, diperlukan adanya informasi yang berguna
dan berkaitan dengan proses proses bisnis yang terjadi di suatu organisasi, tak terkecuali pula di
PT Suryaplas Intitama. Informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun,
informasi tersebut berasal dari data data yang perlu dikelola dan diproses sehingga dapat menjadi
pedoman dalam pengambilan keputusan. Proses kelola dan analisa data tersebut memerlukan
sebuah sistem informasi yang dapat menjadi alat dalam membantu perusahaan untuk
menganalisa dan mengelola data menjadi informasi yang berkualitas sehingga bisa digunakan
sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Proses itulah yang disebut sebagai Business
Intelligence (BI). Maka, disinilah letak jawaban mengapa Business Intelligence (BI) perlu
diterapkan, karena adanya tuntutan dalam perusahaan yang membutuhkan sebuah solusi dalam
mengolah data menjadi informasi yang berkualitas sehingga dapat menjadi pendukung
pengambilan keputusan perusahaan PT Suryaplas Intitama dan proses bisnis di dalamnya..

PT Suryaplas Intitama bergerak dibidang plastik, perusahaan ini mengolah data penjualan
hanya menggunakan Microsoft Excel. Kekurangannya perusahaan ini belum memiliki aplikasi
dashboard untuk melakukan monitoring kegiatan proses transaksi penjualannya. Perusahaan
yang beroperasi dalam lingkungan ekonomi tentunya ditandai dengan tingkat persaingan dan
dinamisme yang tinggi. Akibatnya, kemampuan bereaksi cepat terhadap tindakan pesaing dan
pasar baru. Kondisi ini merupakan faktor kritis dalam keberhasilan atau bahkan kelangsungan
hidup dalam suatu perusahaan. Jika pembuat keputusan dapat mengandalkan sistem intelijen
bisnis memfasilitasi aktivitas mereka [2].

DAFTAR REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai