PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas yaitu untuk
mengetahui tentang pengertian, cara kerja, keuntungan dan manfaat dari
sebuah supplay chain management yang perlu kita / organisasi fahami dan
aplikasikan di kehidupan pekerjaan maupun pada aktivitas-aktivitas lainnya
supaya mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien.
DAFTAR ISI
BAB 1...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB II....................................................................................................... 5
ISI............................................................................................................ 5
SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN......................5
A. SISTEM INFORMASI RITEL............................................................5
B. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN....................................................6
MENCIPTAKAN KEUNTUNGAN STRATEGIS MELALUI SISTEM INFORMASI
DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN.....................................................9
A. KEUNTUNGAN STRATEGIS/STRATEGIC ADVANTAGE....................9
B. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK.................................10
C. LEBIH TINGGI RETURN ON ASSETS (ROA).................................11
ARUS INFORMASI DAN BARANG-BARANG DALAM RANTAI PASOKAN...12
A. ARUS INFORMASI......................................................................12
B. PENGGUDANGAN DATA.............................................................12
C. PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK (EDI)......................................14
D. ARUS BARANG DAGANG SECARA FISIK-LOGISTIK......................15
PUSAT DISTRIBUSI.............................................................................. 16
A. MANAJEMEN TRANSPORTASI MASUK (inbound).........................16
B. MANAJEMEN TRANSPORTASI KELUAR(outbound).......................18
MASALAH DESAIN SISTEM..................................................................21
A. OUTSOURCING LOGISTIC/SUB-CONTRACT.................................21
B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI KEGIATAN RANTAI
OUTSOURCING SUPPLAY..................................................................24
C. MENARIK DAN MENDORONG RANTAI SUPPLAY..........................27
D. PENDISTRIBUSIAN PUSAT VS PENGIRIMAN LANGSUNG KE TOKO
28
E. LOGISTIK TERBALIK...................................................................29
F. DROP SHIPPING.........................................................................30
G. SUPPLAY CHAIN FOR FULFILLING CATALOG AND INTERNET
ORDERS.......................................................................................... 31
COLLABORATION BETWEEN RETAILERS AND VENDORS IN SUPPLAY
CHAIN MANAGEMENT.........................................................................32
A. KEUNTUNGAN DARI KOLABORASI.............................................32
B. PENGGUNAAN ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI)............33
C. PEMBAGIAN INVORMASI............................................................33
D. VENDOR MANAGED INVENTORY................................................34
E. COLLABORATIVE PLANNING, FORECASTING DAN
REPLENISHMENT (CPFR)..................................................................34
RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION DEVICES (RFID).........................34
A. MANFAAT DARI RFID..................................................................35
Manfaat pengecer.............................................................................. 35
Vendor benefits.................................................................................. 35
B. HAMBATAN MENGADOPSI RFID.................................................36
BAB III.................................................................................................... 37
PENUTUP............................................................................................... 37
A. KESIMPULAN................................................................................ 37
B. SARAN.......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 38
BAB II
ISI
Sistem Informasi Ritel (SIM Ritel) adalah suatu sistem informasi yang
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis pada pemanfaatan
teknologi terpadu peralatan sistem mekanisasi pengolah data sebagai penyedia
informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan yang berhubungan dengan
operasional, manajemen, analisis maupun dalam hal pembuatan keputusan. Secara
umum struktur SIM Ritel tidak berbeda dengan Sistem Informasi Manajemen
lainnya, meliputi;
Tingkatan informasi untuk proses transaksi, dalam hal ini fungsinya adalah
sebagai inquiry response. Tingkatan ini biasanya menjadi tanggung jawab dari
staff atau clerk.
Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa rantai pasokan diawali dengan tiga
pabrik yang memproduksi barang lalu dari pabrik satu (M1) barang dagangan-
dikirim oleh truk langsung menuju pusat distribusi (Distribution center) atau
gudang, begitu juga pabrik ke tiga (M3). Sementara pabrik kedua (M2)
mendistribusikan langsung ke toko-toko di daerah yang sama tanpa menyimpan-
terlebih dahulu ke pusat distribusi. Setelah di simpan di pusat distribusi,
barangbarang barulah di kirimkan ke berbagai toko berbeda menggunakan truk-
truk pengirim. Mengapa ada panah dari toko ke distribution center? Karena
barang-barang yang kurang laku atau sudah kadaluarsa dapat dikembalikan ke
distribution center, barulah dari distribution center dikembalikan kembali ke
pabrik baik untuk dihancurkan atau ditindaklanjuti sesuai kebijakan.
Barang habis biasa terjadi di sebuah toko. Barang yang habis bisa
disebabkan karena kurangnya informasi antara toko dengan pusat distribusi atau
vendor. Bisa juga barang yang habis disebabkan karena peritel tidak membuat
perkiraan penjualan dan persediaan yang diperlukan. Dengan mengatur rantai
pasokan secara efisien, barang akan selalu tersedia sesuai perencanaan penjualan
sehingga kemungkinan barang yang out of stock bisa dihindari.
A. ARUS INFORMASI
Kompleksitas arus barang dan informasi dalam rantai multi saluran
merupakan sesuatu yang khas. Informasi yang digunakan untuk memastikan bahwa
barang dagangan tersedia di toko ketika pelanggan menginginkan itu sangat
penting pergerakannya. Berikut adalah ilustrasi alur informasi dan alur barang
dagangan.
1. Keautentikan
System harus bisa meyakinkan atau memverivikasi bahwa orang atau computer
yang saling melakukan koneksi benar-benar menyampaikan imformasi yang
sebenar-benarnya.
2. Otorisasi
System harus bisa meyakinkan atau memverivikasi bahwa orang atau computer
yang saling melakukan koneksi mempunyai izin atau kewenangan untuk
menyelesaikan atau memutuskan keputusn tersebut.
3. Integrasi
System harus bisa meyakinkan bahwa informasi yang diterima adalah sama
dengan yang dikirim, ini berarti bahwa data dilindungi dari perubahan yang
tidah sah atau kerusakan.
PUSAT DISTRIBUSI
Untuk memahami fungsi logistic secara menyeluruh di dalam suatu
perusahaan ritel, perlu dipahami peran yang dijalankan oleh pusat distribusi. Pusat
distribusi melakukan berbagai fungsi untuk mengkooedinasikan berbagai aktivitas
yang terkait dengan barang dagangan. Aktivitas tersebut meliputi transportasi,
penerimaan barang, pengecekan, penyimpanan dan crossdocking, sampai barang
dagangan siap dipajang(floor-ready) maupun untuk memenuhi pesanan.
A. MANAJEMEN TRANSPORTASI MASUK (inbound)
Walaupun banyak pabrikan membayar biaya transportasi, akan tetapi beberapa
ritel merundingkan dengan produsen untuk mengkoordinasikan biaya ini. Peritel
percaya bahwa mereka mampu mengelola agar biaya barang dagangan neto lebih
rendah melalui pengaturan dan pengendalian aliran barang dengan secara baik. Hal
ini dapat dilakukan secara langsung dengan perusahaan transportasi atau ekspedisi
dan memperkuat posisi ritel dengan mengkoordinasikan barang dengan dari
banyak produsen ( tidak terbatas berasal dari satu produsen).
Untuk lokasi tantangan ini, dolar umum diinvestasikan $ 100 juta dalam
sistem pengiriman yang disebut EZ toko. Sistem toko EZ melibatkan pengepakan
barang- untuk pengiriman untuk menyimpan dalam wadah yang mudah bergerak
disebut roll-tainers yang berfungsi untuk melindungi barang lebih baik dari kotak
biasa. Alih-alih memiliki staf toko membongkar truk ketika tiba, pengemudi truk-
membongkar ini roll-tainers sendiri. Sebuah toko yang biasa menerima
pengiriman- dari sekitar 25 roll-tainers, yang mengambil driver sekitar 90 menit
untuk membongkar. Menggunakan sistem toko EZ, toko karyawan cepat
membongkar barang dari roll-tainers dan tempatkan di rak-rak. Ketika driver
membuat pengiriman berikutnya mereka offload tainers roll yang diisi dan
mengambil yang kosong. Sistem ini telah menyebabkan penurunan yang signifikan
dalam jam kerja, cedera, dan pergantian karyawan. Hal ini juga menurunkan waktu
penyelesaian untuk pengemudi truk.
A. OUTSOURCING LOGISTIC/SUB-CONTRACT
Pengertian Outsourcing adalah pekerjaan didalam suatu perusahaan tetapi
dikerjakan oleh fihak/perusahaan lain yang memiliki kemampuan untuk melakukan
pekerjaan tsb.
Sumber pasokan
1. Transactional outsourcing
Core competence merupakan keahlian utama perusahaan dan bahkan bisa menjadi
alasan mengapa perusahaan itu didirikan. Di sini semua usaha dan keahlian sebuah
perusahaan dicurahkan. Keahlian dikembangkan sedemikian rupa sehingga
menjadi factor utama perusahaan memenangkan pasar melawan para pesaing.
Keahlian ini yang menjadi nilai bagi perusahaan sehingga menjaga dan
mengembangkan nilai ini dalam sebuah proses sangat penting dan kritikal bagi
keberlangungan perusahaan. Karenanya proses ini tidak boleh dilakukan oleh
pihak dari luar perusahaan. Dengan kata lain keputusan harus jatuh pada make
karena kedua sisi Organizational Expertise/Competence dan Value to
Organization keduanya pada posisi HIGH.
4. Partnership Outsourcing
Perusahaan merasa tidak memiliki kompetensi yang cukup akan tetapi proses yang
dilakukan memiliki posisi strategis dan bernilai cukup tinggi dalam perusahaan.
Dalam kondisi ini sangat mengkawatirkan apabila diserahkan kepada vendor-
dengan keterikatan yang sangat rendah. Nama baik dan kelancaran operasional
perusahaan terlampau mahal untuk dipertaruhkan. Dikarenakan kompetensi
terbatas dan pada satu sisi perusahaan berkepentingan untuk memastikan bahwa
sebuah- proses berjalan daengan baik dan sesuai standard yang diinginkan maka
putusan partnership outsourcing merupakan pilihan yang tepat.
4. Fleksibilitas
Dengan kapasitas dan keahlian yang dimiliki oleh vendor, maka vendor
diharapkan bisa menjadi fleksibel dalam melayani permintaan perusahaan dan
pasar yang terkadang mengalami fluktuasi.
Dalam beberapa hal ketika suatu proses dierahkan kepada vendor yang sudah
ahli dalam bidangnya maka resiko bagi perusahaan dalam hal tertentu akan
berkurang. Misal resiko demonstrasi oleh pekerja yang tidak puas dengan
lingkungan kerja.
6. Pengeluaran untuk pembelian asset berkurang
Kerugian:
Sejak awal proses menetukan apakah sebuah proses atau produk perlu dibeli
dari luar perusahaan atau tetap dilakukan sendiri sudah memberikan tantangan
yang- pelik untuk memutuskan, Berbagai faktior harus dipertimbangkan
dengan matang supaya- putusan terbaik yang akan diambil perusahaan.
Kompleksitas ini- semakin meningkat ketika outsourcing diputuskan
melibatkan vendor dari negara-negara lain.
2. Masa transisi
4. Masalah kualitas
Pada saat melakukan tender, perusahaan yakin bahwa para vendor telah
melakukan perhitungan biaya dengan benar. Akan tetapi banyak kasus terjadi-
ketika kontrak telah berjalan untuk beberapa waktu vendor datang kembali dan
ingin melakukan revisi harga. Apabila tidak dilakukan revisi harga maka akan-
terdapat kemungkinan- vendor tidak mampu lagi memeberikan layanan atau
pasokan akan tetapi apabila dilakukan revisi harga tentu bisa mempengaruhi
keuangan perusahaan,
Dalam proses negosiasi kekuatan tawar menawar akan mempengaruhi isi dari
kontrak perjanjian kedua pihak. Apabila dalam posisi tawar yang lemah maka-
berpotensi untuk medapatkan perjanjian yang kirang menguntungkan meskipun
bagi perusahaan pemberi kerja. Perjanjian yang kurang menguntungkan
dengan- vendor yang lebih kuat akan dibawa selama kontrak berjalan dan
merupakan tantangan bagi perusahaan.
Dari uraian singkat di atas bisa dilihat proses pengambilan putusan untuk
melakukan outsourcing atau insourcing. Kemudian alasan umum atau harapan
mengapa outsourcing dilakukan yang diantaranya adalah cost reduction. Pemilihan
partner menjadi bagian penting atas suksenya outsourcing serta disinggung
beberapa hal yang menjadi tantangan dalam melakukan outsourcing.
Dalam rantai tarik supplay, ada kemungkinan kurang dari yang terlalu
banyak atau kehabisan stok karena permintaan toko untuk barang didasarkan pada
permintaan pelanggan. Pendekatan tarik meningkatkan perputaran persediaan dan-
lebih responsif terhadap perubahan permintaan pelanggan, dan itu menjadi lebih-
efisien daripada pendekatan dorong ketika permintaan tidak pasti dan sulit untuk
meramalkan.
E. LOGISTIK TERBALIK
Logistic terbalik (reverse logistic) adalah arus balik barang dagangan yang sudah
sampai dari saluran distribusi, dari pusat distribusi, toko, dan vendor yang berasal
dari pengembalian pelanggan. System pengembalian logistic tidak mudah dan
sngat mahal, hal ini karena:
Sistem kontrol didistribusikan dan rantai pasokan dan sistem informasi untuk
mendukung saluran katalog dan jaringan internet yang sangat berbeda dari orang-
orang yang mendukung saluran toko. Tipe ritel yang mendukung saluran toko
dirancang untuk menerima jumlah karton yang relatif kecil dari vendor dan
tentang jumlah karton pengiriman yang sama untuk toko-toko. Sebaliknya,
pendukung- saluran non toko dirancang untuk menerima tentang jumlah karton-
dari vendor yang sama tetapi sejumlah pengiriman paket kecil yang sangat besar
kepada pelanggan.
a) Internet
b) Katalog Online
Katalog menyediakan informasi terkiini tentang produk dalam bentuk
elektronik,Katalog online terdiri dari tiga versi:
Katalog yang disediakan oleh vendor
Katalog yang disediakan oleh perantara
Katalog bursa online
Bullwhipp effect
Ketika pengecer dan vendor tidak mengkoordinasikan kegiatan manajemen rantai
pasokan mereka, kelebihan persediaan menumpuk di sistem, bahkan jika tingkat
penjualan ritel untuk barang relatif konstan
C. PEMBAGIAN INVORMASI
Pembagiaan data penjualan dengan vendor adalah langkah pertama yang
penting dalam meningkatkan keefisienan rangkaian alur persediaan.
Vendor benefits
Rfid ini tidak gratis untuk pemasok. Tags adalah biaya utama. Mereka dapat
menambahkan 5 hingga 30 sen per item dikirim, tergantung pada volume, jenis tag,
dan layanan yang disediakan oleh layanan label converter. Selain itu, ada biaya
waktu untuk pembaca dan biaya pelaksanaan seperti pelatihan ulang staf dan
integrasi teknologi informasi (tergantung pada apa pemasok yang berusaha untuk
mencapai). Dengan demikian setiap item biaya adalah masalah untuk item margin
yang rendah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
manajemen rantai supplay adalah serangkaian kegiatan dan teknik
perusahaan mempekerjakan untuk secara efisien dan efektif mengelola aliran
barang dari vendor ke pengecer atau pelanggan. Kegiatan ini memastikan
bahwa pelanggan dapat membeli barang dalam jumlah yang diinginkan di
lokasi pilihan dan waktu yang tepat. manajemen rantai supplay efisien
memberikan dua manfaat untuk pengecer dan pelanggan mereka: (1) lebih
sedikit persediaan dan (2) disesuaikan aneka. manajemen rantai supplay
ditambah dengan meningkatkan efisiensi rantai supplay juga memiliki
implikasi yang signifikan terhadap kelestarian lingkungan.
Pengecer dan vendor berkolaborasi untuk meningkatkan efisiensi rantai
supplay. pertukaran data elektronik memungkinkan pengecer untuk
berkomunikasi secara elektronik dengan vendor mereka. pendekatan
kolaboratif yang efektif meliputi berbagi informasi, VMI, dan CPFR.
Pendekatan ini mewakili hubungan sistem informasi dan manajemen logistik.
Mereka mengurangi keterlambatan waktu, meningkatkan ketersediaan produk,
investasi persediaan yang lebih rendah, dan mengurangi biaya logistik secara
keseluruhan.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan materi di atas penulis dapat memberikan
saran bahwa hendaknya setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang Ritel
harus menerapkan Sistem Informasi Manajemen yang baik dan benar mengenai
bagaimana cara perencanaan, pelaksanaan proses setahap demi setahap dan
pengevaluasian dalam mencapai keunggulan strategis melalui system informasi
dan manajemen chain supplay manajemen karena sangat berpengaruh pada-
perkembangan dan kestabilan suatu perusahaan dalam rencana pengembangan
dan peningkatan serta mencapai eksistensi yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Retailing Management, Levy/Weitz/Grewal, 9th Edition.
Translate www.bing.com/translator
http://hanyajalan.blogspot.co.id/2016/11/contoh-proses-manajemen-rantai-
pasokan.html
http://supplychainindonesia.com/new/outsourcing-dalam-manajemen-
rantai-pasok/
http://logistikindonesia.blogspot.co.id/2010/07/out-sourcing.html
http://maemunah-isnaeni.blogspot.co.id/2013/06/tugas-presentasi-
manajemen-ritel.html
http://rianuntang.blogspot.co.id/2015/05/makalah-strategi-pemasaran-
ritel.html
http://ginaaisyah92.blogspot.com/2012/06/bahasan-1-perencanaan-dan-
manajemen.html