Anda di halaman 1dari 18

KISI B INDO

BAB 4: TEKS PROPOSAL

1. PENGERTIAN PROPOSAL : rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan
dilaksanakan. Rencana kegiatan tersebut tentu saja harus dituliskan secara baik dan benar supaya pihak
yang berkepentingan dapat memahaminya dengan baik.

2.KERANGKA PROPOSAL:

a. Halaman Judul

Secara umum, urutan yang berlaku pada kerangka proposal penelitian hampir sama
dengan urutan laporan hasil penelitian, yakni masing-masing diawali dengan halaman judul.
Perlu diketahui, halaman judul harus sesuai dengan informasi yang ada pada proposal. Isi
dari halaman judul sendiri diawali dengan kata proposal dengan judul penelitian di
bawahnya. Selain judul penelitian yang akan dilakukan, halaman judul juga perlu
mencantumkan data diri penulis, mulai dari nama, NIDN atau NIDK bagi dosen, nama
perguruan tinggi tempat peneliti kuliah atau mengajar, tahun ajaran, dan lain sebagainya
sesuai ketentuan.

b. Daftar Isi

Urutan kedua di dalam kerangka sebuah proposal adalah daftar isi. Pada bagian ini akan
dijelaskan tentang letak halaman semua bab di dalam proposal. Daftar isi sendiri biasanya
berada di bagian depan sebelum bab pendahuluan. Meskipun proposal penelitian biasanya
hanya memiliki halaman yang terbatas, tetap saja daftar isi tetap perlu disediakan agar
memudahkan pembaca dalam menilai proposal. Misalnya seperti pada bagian RAB, atau
landasan teori yang menjadi dasar dari pemilihan topik penelitian. Pada beberapa bagian ini
sering kali dilanjut menjadi tujuan. Maka dari itu, daftar isi digunakan untuk membantu
pembaca menuju ke halaman tersebut.

c. Bab I – Pendahuluan

Urutan yang ketiga di dalam kerangka proposal penelitian adalah bab I. Bab I biasa disebut
juga dengan bab yang berisi pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini memiliki 4 sub bab,
yaitu Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.

d. Bab II – Tinjauan Pustaka Selanjutnya,

urutan keempat dalam kerangka proposal adalah bab II atau Tinjauan Pustaka. Bab
Tinjauan Pustaka ini terdiri dari beberapa sub bab, mulai dari Review Literatur, Batasan
Konseptual, sampai Kerangka Teori atau Kerangka Hipotesis. Pada bagian ini, peneliti akan
memasukan sejumlah kutipan untuk memperkuat pemilihan topik penelitian yang diambil.
Maka dari itu, Tinjauan Pustaka perlu dijelaskan mengenai review literatur dan batasan
konseptual. Hal ini membuatu literatur atau referensinya menjadi lebih jelas dan
pembahasannya juga lebih spesifik.

e. Bab III – Metodologi Kemudian,

urutan kelima dalam kerangka sebuah proposal penelitian adalah bab III yang berisi
penjelasan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa sub bab. Beberapa sub
bab tersebut mencakup Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis
Data. Berbagai hal tersebut akan dijelaskan di proposal untuk menginformasikan metode
penelitian dan teknik pengumpulan datanya seperti apa. Baca juga:  Dirut Garuda Beberkan
Isi Proposal Damai yang Diberikan ke Kreditur Hal ini serupa dengan penjelasan terkait
teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berhasil dihimpun.
Penjelasan tersebut diusahakan disusun secara padat, singkat, dan mampu memudahkan
pembaca dalam memahaminya.

f. Daftar Pustaka

Urutan yang keenam dari kerangka proposal adalah Daftar Pustaka. Daftar Pustaka bisa
dikatakan sebagai seluruh referensi yang digunakan dalam menyusun proposal penelitian.
Daftar pustaka sendiri dapat berisi referensi yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel
ilmiah, artikel di internet atau website, dan lain sebagainya.

g. Lampiran

Sementara itu, urutan yang terakhir dalam sebuah kerangka proposal penelitian adalah
lampiran. Bagi peneliti, perlu melampirkan sejumlah dokumen yang digunakan untuk
melengkapi proposal. Hal ini biasanya hanya satu halaman berisi satu dokumen.

-TUJUAN PROPOSAL

1. Untuk mendapatkan persetujuan dari pihak yang bersangkutan supaya dapat melaksanakan
sebuah kegiatan.
2. Apabila terkait dengan proposal pengajuan dana, maka proposal bertujuan untuk
mendapatkan bantuan dana dari pihak sponsor.
3. Untuk mendapatkan dukungan dari pihak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
4. Apabila berkaitan dengan proposal proyek pemerintah, maka proposal bertujuan untuk
melakukan tender atau lelang pada proyek-proyek tersebut.
5. Untuk mendapatkan penawaran kerja sama bisnis, apabila berkaitan dengan proposal bisnis.

-SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL

1. Latar Belakang Masalah


Memaparkan kesenjangan antara harapan atau kondisi ideal dengan kenyataan, yang
kemudian menjadi masalah yang diteliti. Dipaparkan juga teori dan hasil-hasil penelitian
terdahulu secara ringkat dan padat.
2. Rumusan Masalah
Menyatakan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian. Rumusan
masalah harus disusun secara singkat, padat, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya,
serta menampilkan variabel-variabel yang akan diteliti.

3. Tujuan Penelitian
Mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian, mengacu pada rumusan
penelitian dan ditulis dalam bentuk pernyataan.

4. Hipotesis
Berupa jawaban sementara yang diperkirakan peneliti terhadap masalah penelitian untuk
memperjelas keterkaitan antara masalah tersebut dengan kemungkinan jawaban di akhir
penelitian.

5. Asumsi Penelitian
Berupa anggapan dasar tentang hal yang dijadikan pijakan atau landasan berpikir dan bertindak
dalam penelitian.

6. Manfaat Penelitian
Menunjukkan seberapa penting dan layaknya penelitian bagi pengembangan ilmu di bidangnya
atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas.

7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan


Mengemukakan keterbatasan ruang lingkup kajian yang harus dilakukan karena alasan-alasan
prosedural seperti teknik penelitian, serta keterbatasan karena kendala yang berasal dari etika,
kepercayaan, adat, tradisi, dan lain sebagainya yang tidak memungkinkan peneliti mencari data
yang dibutuhkan.

8. Kajian Pustaka
Memaparkan teori-teori berdasarkan kemutakhiran dan keterkaitannya dalam penelitian.

9. Definisi Operasional
Merupakan definisi yang dirumuskan berdasarkan hal yang dapat diamati peneliti, bukan
berdasarkan kamus atau pendapat para ahli.

BAB 5 KARYA ILMIAH

1. Nama

Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang
penulis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) setelah itu
cantumkan nama depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut
merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan
namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang
sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan lengkap
dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak perlu dituliskan.

2. Tahun Terbit

Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai
referensi. Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang
kamu pakai merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir.

3. Judul Buku

Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat
dengan italic (miring).

4. Kota dan Nama Penerbit

Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan
kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan
nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:).

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-
teman menggunakan tanda titik (.) untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul
buku, hingga kota dan nama penerbit.

Contoh Daftar Pustaka dari Buku

Data Buku:
Judul     : Family Medical Care Volume 4
Penulis                 : Dr. John F. Knight
Penerbit              : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit    : Bandung
Tahun Terbit      : 2001

Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing
House.

Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal,


Koran, atau Majalah
Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun
perlu mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama
penerbit. Hanya saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni
sebagai berikut.
1. Nama

Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah
penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi
sumber referensi.

2. Judul

Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak
dengan format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip (“) pembuka
dan penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah
yang memuat artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak
miring. Ikutkan di halaman berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda
kurung [(…)].

Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal

Data Artikel:
Judul Jurnal        : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1
Judul Artikel       : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang
Penulis                 : Umar Solikhan
Penerbit              : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Kota Terbit          : Pangkalpinang
Tahun Terbit      : 2013

Cara Penulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik
Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume
1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penulisan Daftar Pustaka dari Internet


Selain artikel cetak, tidak jarang seseorang mengambil sumber tulisannya dari artikel-
artikel di internet (dalam jaringan.daring/online). Untuk penulisan daftar pustaka dari
internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut:

1. Nama

Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari
sumber buku maupun artikel cetak.

2. Tahun Penayangan
Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut.

3. Judul

Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip (“).

4. URL

Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses jika ada yang
ingin membuktikan kesahihannya.

5. Waktu Pengambilan

Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu
secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh ataupun menjadikannya
referensi.

Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet/daring agak
berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik (.) sebagai batas hanya
berlaku untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu,
pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda
koma (,).

Contoh Daftar Pustaka dari Internet (Artikel Daring)

Data Artikel:
Judul                     : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?
Penulis                 : Jeko Iqbal Reza
Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015
Waktu Akses      : 10 Februari 2016, pukul 10.27
URL                        : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-
pemanasan-global

Cara Penulisan:
Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”,
http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global,
diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.
-CIRI CIRI KARYA ILMIAH:

Ditulis secara sistematis. Topik dan sub-topik saling berkaitan dan mengacu pada topik utama.

Karya tulis ini harus sesuai akal sehat penulis dan penalaran yang logis

Data tulisan harus objektif yang teruji kebenarannya secara empiris

Argumentasi teori yang benar sahih dan relevan

Mengaitkan argumentasi empirik dan argumentasi teoretis.

-PENGERTIAN KARYA ILMIAH

karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan fakta yang didapat
dari observasi, eksperimen, dan kajian pustaka.

-STRUKTUR TEKS KARYA ILMIAH

1. Halaman Judul
Halaman judul berisi topik yang dipilih untuk dibahas pada karya ilmiah tersebut. Pembuatan
judul biasanya dibuat sespesifik mungkin.

Pada halaman judul ini juga biasanya dimuat nama penulis, asal institusi atau lembaga, tanggal,
bulan dan tempat karya ilmiah dibuat serta ditulis dengan format rata tengah.

2. Abstrak
Struktur karya ilmiah yang selanjutnya yaitu abstrak. Abstrak merupakan ringkasan dari
keseluruhan isi atau materi yang ada di dalam karya ilmiah tersebut.

Abstrak sendiri dimaksudkan untuk menjelaskan kepada pembaca secara ringkas dan cepat.

3. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini biasanya terdapat di paling awal materi karya ilmiah
https://www.detik.com/tag/karya-ilmiah setelah halaman judul dan abstrak. Pada bagian
pendahuluan, dibagi lagi menjadi 4 sub bab, antara lain:

a. Latar belakang masalah


Pada sub bab latar belakang masalah, biasanya berisi penjelasan teoritis dan faktual dari isu
atau permasalahan yang akan dibahas. Penjelasan dalam latar belakang masalah biasanya
logis dan singkat.

b. Rumusan masalah
Rumusan masalah berisi beberapa pertanyaan kritis dari masalah penelitian. Pertanyaan
pertanyaan tersebut muncul dari penjelasan yang ada di latar belakang masalah.

c. Tujuan penelitian
Pada sub bab tujuan penelitian dalam karya ilmiah berisi uraian singkat tentang tujuan
penelitian tersebut dilaksanakan, serta apa yang ingin diwujudkan dari adanya penelitian
tersebut.

d. Manfaat penelitian
Sesuai dengan nama sub babnya, pada bagian ini berisi deretan manfaat dari masalah yang
diteliti. Biasanya, manfaat penelitian berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Kerangka teori
Kerangka teori ini biasa disebut sebagai materi inti. Terdapat beberapa sub bab dalam
kerangka teori, antara lain:

a. Landasan teori
Landasan teori dalam karya ilmiah biasanya berisi pembahasan akan fenomena secara rinci
beserta hubungan antar variabel.

b. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian merupakan kesimpulan sementara berdasarkan kerangka pemikiran
sebelum dilaksanakan suatu penelitian.

5. Metode penelitian
Berisikan metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian diartikan sebagai sebuah
langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis atau peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid.

Terdapat dua metode penelitian yang kerap kali digunakan yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif. Kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus untuk melakukan analisa secara
deskriptif terhadap suatu masalah. Sedangkan, kuantitatif merupakan metode penelitian yang
lebih fokus dengan analisa terhadap angka, tabel, dan statistik.

a. Jenis Penelitian
Pemilihan jenis penelitian akan menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan hasil. Langkah-langkah penelitian antara lain tujuan, tempat pelaksanaan, tujuan
umum, sifat masalah, dan ruang lingkup masalah.

b. Definisi Konsep dan Operasional Variabel


Definisi konsep bisa dipahami sebagai sebuah konsep tentang variabel penelitian. Sedangkan
operasional variabel artinya penjelasan secara sistematik dan operasional tentang ukuran dari
variabel yang akan diteliti.
c. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi sendiri adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sementara sampel penelitian yaitu,
sebagian subjek penelitian yang akan diteliti.

d. Jenis, Sumber dan Teori Pengumpulan Data


Bagian ini menguraikan terkait apa jenis data yang digunakan dalam penelitian dan bagaimana
cara mengumpulkan data untuk penelitian.

e. Teknik Analisis/Pengujian Data


Bagian ini berisi penjelasan mengenai cara pengolahan sekaligus cara menganalisis data
dalam penelitian yang dilakukan.

6. Pembahasan penelitian
Bagian ini merupakan bagian yang paling panjang dalam karya ilmiah. Hal ini dikarenakan
pembahasan memuat tentang penjelasan dari rumusan masalah, tujuan, manfaat, kerangka
teori, dan tentunya metode penelitian.Adapun bagian yang perlu dijelaskan, diantaranya yaitu:

a. Gambaran umum objek penelitian.


b. Deskripsi hasil penelitian.
c. Pengujian hipotesis.
d. Interpelasi hasil pengujian hipotesis.

7. Penutup
Bagian penutup merupakan bagian yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang diteliti.

a. Kesimpulan
Kesimpulan dalam karya ilmiah terletak di bagian akhir. Pada sub bab ini biasanya memuat
memuat pendapat dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh peneliti atau penulis.

b. Saran
Pada bagian saran, peneliti atau penulis dapat memberikan saran berupa pesan-pesan.
Tujuannya untuk mengarahkan peneliti yang hendak melakukan penelitian yang sama,
sehingga dapat berjalan dengan lebih efektif.

8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka sendiri merupakan sebuah daftar yang memuat sumber informasi atau referensi
teori yang digunakan oleh peneliti atau penulis dalam penelitiannya. Dalam penulisannya ada
formatnya tersendiri yaitu dimulai dari nama penulis buku yang dikutip, judul tulisan, nama
penerbit buku atau karya akademik, identitas, dan waktu terbit.

9. Lampiran
Lampiran dalam karya ilmiah berisi data yang berhasil diperoleh dan proses analisis data pada
saat penelitian berlangsung.
-SISTEMATIKA KARYA ILMIAH

1. Bagian Pendahuluan

Di bagian pendahuluan, masih sama seperti biasanya yang membahas latar belakang
(kronologi) mengapa Kamu mengangkat masalah yang ada dan kira-kira apa urut-urutannya.

Berikut beberapa bahasan yang ada di pendahuluan.

 Latar belakang masalah


 Rumusan masalah
 Tujuan penelitian
 Manfaat penelitian
Nah keempat hal tersebut bisa dibahas dalam setiap karya ilmiah. Untuk manfaat penelitian,
sifatnya opsional.

2. Dasar Teori

Pada bagian kedua ini, dasar teori memiliki banyak hal. Dengan memperdalam dasar teori yang
kuat dengan referensi yang jelas dan relevan dengan penelitian, maka sebuah karya ilmiah
akan semakin kuat dan baik lagi.

Beberapa bagian yang bisa dihabas dalam bab dasar teori, antara lain sebagai berikut.

 Kerangka teoritis
 Kajian pustaka
 Hipotesis penelitian
3. Data Penelitian

Inilah yang banyak membedakan antara non-ilmiah dan ilmiah. Dalam data penelitian, akan
ditampilkan data apa saja yang digunakan, cara mendapatkan data, data pendukung dan teknik
pengolahan datanya. Nah, dengan mendalami masalah pengolahan data, karya ilmiah akan
menjadi lebih baik dan valid.

4. Analisis dan Pembahasan

Bagian ini menjelaskan tentang maksud dari hasil penelitian dan pengolahan data yang
dihasilkan. Serta menjelaskan keterkaitan hasil penelitian dengan teori dan penelitian terdahulu.

Analisis adalah kegiatan menghitung (menambah, mengurangi, membagi), menimbang-


nimbang, membandingkan antara teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek
berdasarkan satu atau berbagai sudut pandang.

Nah, sebisa mungkin saat analisis data dan pembahasan, maka harus ada korelasi yang kuat
dengan tujuan penelitian yang sejak awal telah ditetapkan.
5. Penutup

Bagian ini merupakan penutup dari karya ilmiah yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Hal
yang wajib diperhatikan adalah pastikan membuat kesimpulan yang bisa menjawab tujuan.

-UNSUR UNSUR PROPOSAL

1. Judul

Judul proposal harus singkat, jelas, dan menarik perhatian pembaca. Mengingat tujuan dari
judul adalah untuk memberi gambaran umum tentang topik proposal.

Untuk membuat judul yang menarik, pertama-tama kita harus memastikan bahwa judul tersebut
singkat dan mudah dipahami. Selain itu, judul harus mencerminkan esensi dari proposal. Judul
juga harus bisa menjelaskan masalah atau tujuan yang ingin dicapai dengan cara yang menarik
dan persuasif.

Sebaiknya, gunakan kata-kata yang kuat dan deskriptif yang dapat menarik perhatian pembaca.
Teknik ini akan membuat mereka tertarik untuk membaca lebih lanjut.

Pertimbangkan juga untuk menggunakan kata-kata aksi atau kata sifat yang kuat. Hal ini
bertujuan untuk menunjukkan urgensi dan pentingnya masalah atau tujuan yang diusulkan

2. Latar Belakang

Unsur berikutnya dalam proposal adalah latar belakang. Unsur ini memuat informasi tentang
situasi atau masalah yang akan diselesaikan oleh proposal.

Sebagai contoh, proposal yang berkaitan dengan proyek pengembangan software. Latar
belakang harus menjelaskan tentang kebutuhan akan software tersebut. Masukkan juga dampak
yang akan dihasilkan jika software tersebut tidak ada.

3. Tujuan

Tujuan dari proposal harus jelas dan terukur, maksudnya dapat diukur dengan kriteria tertentu
sehingga hasil dapat diukur secara objektif.

4. Metodologi

Selanjutnya adalah metodologi. Unsur ini akan menjelaskan cara kerja atau pendekatan yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan. Metodologi harus disesuaikan dengan tujuan dan
mencakup langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
5. Anggaran

Unsur anggaran dalam pembuatan proposal mengacu pada perkiraan biaya yang akan
dikeluarkan. Biaya ini merupakan biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan proyek
yang diusulkan dalam proposal.

Anggaran harus mencakup semua biaya yang terkait dengan proyek. Adapun yang termasuk di
dalamnya seperti biaya peralatan, biaya tenaga kerja, biaya pengelolaan proyek, dan biaya-biaya
lain.

Unsur anggaran ini memiliki tujuan yang penting. Tujuannya adalahmemberikan gambaran yang
jelas dan rinci tentang besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Hal ini juga penting untuk memastikan bahwa dana yang diperlukan untuk
mengimplementasikan proyek tersedia. Selain itu, penyusun proposal akan dapat
menggunakannya secara efektif.

Dalam menyusun anggaran, kita harus memperhitungkan setiap komponen yang terkait dengan
proyek tersebut. Berikutnya, alokasikan dana yang dibutuhkan secara realistis. Selain itu,
anggaran harus disusun dengan cara yang mudah dimengerti dan dapat
dipertanggungjawabkan secara finansial.

6. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan menjelaskan jadwal dan rentang waktu yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan proposal. Nah, waktu pelaksanaan harus realistis dan disesuaikan dengan
tingkat kesulitan dan kompleksitas proyek.

7. Manfaat

Unsur manfaat dalam pembuatan proposal merujuk pada manfaat atau dampak positif yang
akan diperoleh oleh pihak-pihak yang terlibat. Bisa juga berdampak bagi proyek yang diusulkan
dalam proposal.

Hal ini meliputi:

 Manfaat yang akan diperoleh oleh organisasi atau pihak yang mengusulkan proyek
 Manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat
 Manfaat yang akan diperoleh oleh pihak-pihak terkait lainnya.
Dalam menyusun proposal, poin manfaat bertujuan untuk meyakinkan para pembaca proposal
bahwa proyek yang diusulkan akan memberikan manfaat yang signifikan. Oleh karena itu, unsur
manfaat harus dijelaskan secara terperinci dan konkret dalam proposal.
Selain itu, manfaat juga dapat dijelaskan dalam bentuk jangka pendek, menengah, atau jangka
panjang. Tergantung pada sifat proyek dan tujuan yang ingin dicapai.

8. Kesimpulan

Unsur-unsur proposal berikutnya yakni kesimpulan. Unsur ini merupakan rangkuman dari
proposal dan menunjukkan mengapa proposal ini penting dan layak dilaksanakan. Kesimpulan
harus menguatkan argumen yang telah disajikan di dalam proposal.

9. Daftar Pustaka

Terakhir adalah daftar Pustaka, yang berisi sumber-sumber yang digunakan dalam menyusun
proposal. Daftar pustaka harus disusun dengan format yang benar dan mencakup semua
sumber yang digunakan dalam proposal.

-UNSUR UNSUR KARYA ILMIAH

1. Judul

Unsur yang pertama adalah judul. Judul atau kepala tulisan merupakan cerminan dari isi artikel
secara keseluruhan. Untuk menulis judul artikel ilmiah ini, tentu ada aturan tersendiri. Di dalam
sebuah karya ilmiah, judul artikel karya ilmiah ini tidak boleh ditulis panjang-panjang. 

Maksimal adalah 14 kata untuk artikel bahasa Indonesia dan 12 kata untuk artikel bahasa
Inggris. Aturan ini sudah baku dan tidak bisa diganggu gugat, sehingga penulis karya ilmiah
harus menyesuaikan dengan aturan yang berlaku.

2. Kata Pengantar

Di dalam karya ilmiah, juga biasanya terdapat kata pengantar. Kata pengantar dalam karya
ilmiah merupakan salah satu bagian awal di dalam penulisan karya ilmiah. Biasanya pada kata
pengantar ini penulis akan menuliskan ucapan syukur dan rasa terima kasihnya kepada para
pihak yang sudah membantu menyelesaikan karya ilmiah tersebut.

3. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan dari karya ilmiah. Biasanya, abstrak ini memuat dua bahasa,
yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang di dalamnya tertulis mengenai ringkasan, latar
belakang, metode penelitian, dan hasil yang ditemukan, serta kesimpulannya. Umumnya,
abstrak memiliki batasan, yaitu hanya boleh maksimal 1 lembar saja.

4. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan unsur dari sebuah karya ilmiah yang berisi mengenai latar belakang
ditulisnya karya ilmiah, tujuan, dan juga manfaat dari penulisan karya ilmiah tersebut. Tujuan
ditulisnya pendahuluan agar pembaca mengetahui arah dan maksud dari penulisan karya
ilmiah.

5. Kajian Teori

Di dalam karya ilmiah juga terdapat kajian teori yang berisi mengenai teori dasar yang
digunakan oleh penulis dalam menulis karya ilmiah tersebut. Adanya kajian teori ini adalah
untuk memaparkan dasar dari teori yang digunakan penulis dan juga sebagai bentuk apresiasi
penulis kepada penulis rujukan yang digunakannya.

6. Metode Penelitian

Metode penelitian berisi mengenai penjelasan metode penelitian yang digunakan oleh penulis.
Di dalamnya juga biasanya tercantum berapa jumlah responden dan siapa saja respondennya
serta bagaimana analisis masalah yang dilakukan oleh penulis.

7. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tertulis juga hasil penelitian dan juga pembahasan yang mana biasanya dituangkan ke dalam
karya ilmiah dan dibahas secara mendetail sesuai dengan prosedur, temuan, dan juga
penelitian yang dilakukannya. Tujuan dari penulisan hasil penelitian dan pembahasan ini adalah
agar pembaca mengetahui bagaimana hasil penelitian yang didapatkan dan bagaimana
pembahasannya.

8. Penutup

Setelah itu, karya ilmiah juga harus mencantumkan kata penutup. Penutup di dalam karya
ilmiah ini biasanya berisi mengenai kesimpulan dari keseluruhan isi karya ilmiah yang
menjelaskan mengenai berbagai macam penelitian dan juga temuan, juga dilengkapi dengan
kritik saran yang bisa didapatkan penulis dari masukan para pembacanya.

9. Daftar Pustaka

Terakhir adalah daftar pustaka. Unsur daftar pustaka di dalam karya ilmiah ini adalah hal wajib
yang harus dicantumkan dengan sebenar-benarnya dan juga dengan detail. Di dalam daftar
pustaka, berisi mengenai data publikasi yang digunakan oleh penulis dalam menyusun karya
ilmiahnya.
BAB 6 DRAMA

-UNSUR PEMBANGUN DRAMA

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar pembuatan drama. Tema yang biasa
diangkat dalam drama diantaranya masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, penindasan,
patriotisme, ketuhanan, dan lain-lain.

2. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama terdiri
dari 1) pengenalan cerita, 2) konflik awal, 3) perkembangan konflik, dan 4) penyelesaian.

3. Tokoh

Tokoh adalah orang yang berperan di dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menurut sifat dan
perannya.
a. Berdasarkan sifat, dibagi menjadi 3:
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang mendukung cerita
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita
- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis dan antagonis

b. Berdasarkan peran, dibagi menjadi 3:


- Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral adalah
penyebab terjadinya konflik, yaitu protagonis dan juga antagonis.
- Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral, bisa juga sebagai
perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
- Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan

4. Penokohan

Unsur drama selanjutnya adalah penokohan/perwatakan. Ini adalah penggambaran sifat batin
seorang tokoh dalam cerita. Perwatakan bisa digambarkan dengan dialog, ekspresi, atau
tingkah laku.

Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi atau watak dimensional yaitu:
a. Keadaan fisik, seperti umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, dan suku bangsa
b. Keadaan psikis, seperti watak, kegemaran, standar moral, dan mental
c. Keadaan sosiologis, seperti jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, dan agama

Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung, yaitu:
a. Secara langsung atau analitik, pengarang menampilkan watak tokoh langsung dijelaskan di
dalam teks cerita.
b. Secara tidak langsung atau dramatik, pengarang menampilkan watak tidak langsung lewat
dialog, percakapan tokoh, pikiran tokoh, reaksi atau tanggapan tokoh lain, lingkungan, dan
keadaan fisik tokoh.

5. Dialog

Ciri naskah drama adalah berbentuk dialog atau cakapan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam dialog:

Dialog harus mencerminkan percakapan sehari-hari


Ragam bahasa adalah bahasa lisan yang komunikatif
Diksi atau pilihan kata yang digunakan harus berhubungan dengan konflik dan plot
Dialog dalam naskah drama harus bersifat estetis, atau memiliki bahasa yang indah
Dialog harus mewakili tokoh yang dibawakan
Memiliki kramagung, atau petunjuk perilaku atau tindakan yang harus dilakukan tokoh. Dalam
naskah drama, kramagung ditulis dalam tanda kurung atau biasanya bercetak miring.
Baca juga:
Contoh Argumen Pro dan Kontra dalam Teks Diskusi
6. Latar

Latar biasa disebut juga sebagai setting. Latar cerita dibagi menjadi tiga yaitu keterangan
tempat, waktu, dan suasana. Latar dapat dinyatakan melalui percakapan para tokoh. Jika di
pementasan, maka latar dinyatakan dalam tata panggung atau tata cahaya.

7. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa dalam cerita.
Sudut pandang adalah posisi dari mana pengarang bercerita, apakah dia bertindak langsung
atau sebagai pengobservasi di luar cerita. Sudut pandang terdiri dari:
a. Sudut pandang orang pertama atau aku-an
- Aku sebagai tokoh utama
- Aku sebagai tokoh sampingan

b. Sudut pandang orang ketiga atau dia-an


- Orang ketiga serba tahu
- Orang ketiga terbatas atau pengamat

8. Konflik

Konflik adalah pertentangan atau masalah. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik
eksternal dan internal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh dengan sesuatu di luar
dirinya, sementara konflik internal adalah konflik di antara tokoh dengan dirinya sendiri.
9. Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat
drama selalu berhubungan dengan tema dan ceritanya. Amanat juga menyangkut nilai yang
ada di masyarakat, dan disampaikan secara implisit. Nilai-nilai itu diantaranya nilai moral,
estetika, sosial, dan budaya.

STRUKTUR DRAMA

1. Prolog
Jika buku memiliki kata pengantar, maka sebuah drama memiliki prolog. Struktur drama prolog
berada di awal drama, dan menggambarkan seputar cerita dalam drama tersebut secara singkat.
Selain cerita singkat seputar drama yang akan dimainkan, prolog juga memberikan gambaran
seputar tokoh, latar, dan beberapa aspek lainnya.

2. Dialog
Struktur drama selanjutnya adalah dialog. Sebuah drama tidak akan menjadi drama jika tidak
punya dialog. Bisa dibilang dialog adalah segalanya dalam sebuah pertunjukkan, bukan hanya
drama tetapi pertunjukan sastra maupun seni.

Dalam drama, keberadaan dialog menjadi lebih penting lagi karena dengan berdialog, para tokoh
bisa menggambarkan kisah dalam drama tersebut, mulai dari prolog, masalah, konflik, hingga
epilog. Dialog jugalah yang akan memperkenalkan kita dengan berbagai tokoh di drama tersebut,
lengkap dengan watak mereka masing-masing.

Dialog sendiri dipecah menjadi beberapa bagian yakni pengenalan yang memperkenalkan tokoh,
situasi, dan peristiwa yang sedang terjadi saat itu. Komplikasi yang menceritakan tentang konflik
yang muncul di antara para tokoh drama. Terakhir adalah resolusi, atau solusi dari konflik yang
muncul sekaligus juga menjadi akhir dari sebuah pertunjukkan.

3. Episode
Episode identik dengan sinetron yang ditayangkan di televisi. Sebenarnya, bukan hanya sinetron
yang punya episode, drama juga begitu. Pada dasarnya, episode adalah bagian dari naskah atau
script sebuah drama, dan ditayangkan secara berurutan.

Meski begitu, episode drama tidak sepanjang episode yang biasa kita lihat di sinetron Indonesia.
Biasanya drama hanya terdiri dari beberapa episode, dan jumlahnya tidak mencapai belasan,
apalagi ribuan.
4. Adegan
Meski episodenya tidak sepanjang sinetron, namun sebuah drama sesingkat apapun itu, pasti
terdiri dari banyak adegan. Adegan sendiri merupakan perubahan peristiwa dalam sebuah drama.

Biasanya ditandai dengan perubahan setting dan layar, juga pemainnya. Perubahan sengaja
dilakukan agar pertunjukkan drama itu jadi menarik dan tidak membuat para penonton yang
hadir kebosanan. Sebuah drama dimulai dari adegan prolog, kemudian masuk ke kisah inti dan
berakhir di epilog.

5. Epilog
Jika prolog adalah kata pengantar, maka epilog adalah kata penutup dalam sebuah drama.
Mengingat fungsinya, epilog ditempatkan di akhir sebuah cerita. Bagian epilog sendiri berisi
kisah akhir dalam sebuah drama dan kesimpulan dari cerita dalam drama itu sendiri.

-KAIDAH KEBAHASAAN

Berupa dialog. Menggunakan tanda petik pada dialog. Menggunakan


kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia,
-nya) Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian
dialog (aku, saya, kami, kita, kamu)

Anda mungkin juga menyukai