Anda di halaman 1dari 12

Makalah

BERORIENTASI PADA TINDAKAN


Diajukan guna memenuhi Tugas
Matakuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dra. Sri Wahyuni, M.Si

Oleh :
Nufilatul Hasanah (1602103010
Septin Bilkhis Silviana (160210301088)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmatNya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini membahas tentang Berorientasi pada Tindakan. Dalam
makalah ini dijelaskan tentang orientasi wirausaha dalam melakukan tindakan
berwirausaha serta sifat-sifat seorang wirausaha yang mampu berorientasi pada
tindakan dengan baik.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen Matakuliah
Kewirausahan yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang materi
yang dibahas.
Tentunya dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan dari
segi penulisan ataupun dari segi pembahasan, untuk itu kami memohon kritik dan
saran supaya makalah ini menjadi lebih baik ke depan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.

Penulis

Jember, 11 Maret 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berorientasi pada Tindakan
2.2 Macam-macam Perilaku yang Berorientasi pada Tindakan
2.3 Sikap dan Tindakan bagi Pribadi yang Berorientasi pada Tindakan
2.4 Sikap Berorientasi pada Resiko
2.5 Bagaimana cara mengelola resiko?
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut Covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi
oleh sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki
(integrity), jujur (honesty), martabat dan keseimbangan, serta senantiasa
berfikir positif.
Nilai nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat lebih
percaya diri lebih ringan dalam bertindak. Orang-orang yang tidak memiliki
integritas, kurang adil, dan tidak jujur cenderung tidak stabil emosinya dan
hidupnya tidak damai. Dia bisa memiliki usaha tetapi sulit menjadi besar.
Selain itu, Covey juga mengemukakan bahwa karakter seseorang itu dibentuk
oleh kebiasaan (habit). Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan
oleh seseorang wirausaha adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif
secara spesifik, kedelapan kebiasan tersebut adalah be proactive, begin with
the end in mind, put first things first, think win/win, seek first to understand-
the to be understood, synergize, sharpen the saw, they friend their voice, and
help others find theirs (Covey,2004).
Salah satu ciri seseorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih
berorientasi pada tindakan (action). Dari pada sekedar bermimipi, berkata-
kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi
risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi.
Jika seorang wirausaha hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala
kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).
Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat
menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam
bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide
yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus memandang persoalan
dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan
utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya.

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud berorientasi pada masa depan?
2. Apa saja macam-macam perilaku yang berorientasi tindakan?
3. Apa saja karakter yang berorientasi tindakan?
4. Bagaimana sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi tindakan?
5. Bagaimana sikap berorientasi pada resiko?

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian berorientasi pada masa depan
2. Untuk mengetahui macam-macam perilaku yang berorientasi tindakan
3. Untuk mengetahui karakter yang berorientasi tindakan
4. Untuk mengetahui sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi
tindakan
5. Untuk mengetahui sikap berorientasi pada resiko

1.3 Manfaat
1. Dapat mengerti pengertian berorientasi pada masa depan
2. Dapat mengerti macam-macam perilaku yang berorientasi tindakan
3. Dapat memahami karakter yang berorientasi tindakan
4. Dapat mengerti sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi tindakan
5. Dapat memahami sikap berorientasi pada resiko
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berorientasi pada Tindakan


2.2 Macam-macam Perilaku yang Berorientasi pada Tindakan
2.3 Sikap dan Tindakan bagi Pribadi yang Berorientasi pada Tindakan
Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi
dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat
ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu
sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan
disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Untuk
mencapai tujuan dari tindakan tersebut diperlukan beberapa kebiasaan yang harus
dilakukan yaitu :
A. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu
atau berwacana. Seseorang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak
proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak
dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif selalu mengantisipasi
hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil tindakan sebelum kejadian.
B. Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan,
akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik
maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat. Kesulitan manusia
menafsirkan dunia ini tidak lepas dari fitrah kita yang memiliki pancaindra yang
terbatas. Memiliki kesempurnaan pancaindra saja belum cukup untuk menangkap
realita kehidupan dan menjadi wirausaha yang tangguh dan mampu berorientasi
pada tindakan (action oriented). Apalagi bila anda memiliki salah satu indra yang
kurang yang satu indra yang kurang sempurna. Itu saja sudah membedakan orang
yang satu dengan yang lainnya.
C. Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak) dengan
membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan prioritas.
Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus diutamakan.
D. Berpikir dan bertindak win/win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, anda akan berhadapan dengan persaingan
dan anda memerlukan kerja sama dari para pendukung anda .siapakah mereka ?
Mereka adalah keluarga anda, karyawan, manajer, investor, bank, konsiltan, para
pemasok dan penyalur produk-roduk/jasa-jasa anda, para pembeli franchise anda,
dan tentu saja konsumen, nasabah, klien, atau pelanggan-pelanggan anda.
Terdapat beberapa alternative solusi dalam berhubungan dengan rekan rekan
bisnis itu, yaitu win win, win-lose, lose-win dan lose lose solution.
Manusia efektif akan selalu bersikap win win. Mereka berusaha agar semua pihak
mencapai kondisi akhirnya yang baik.
E. Cari tahu dulu untuk memahami, baru dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win seseorang harus dapat
mengetahui apa yang di inginkan oleh pihak lain (rekan usaha) dan apa makna
“menang” bagi mereka. Dalam Hal ini, kita harus dapat memahami apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain sebelum menguarakan tujuan pribadi
kita.
F. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih
besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A dan
B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan
menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A
dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
G. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan
adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup
yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku
self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
H. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada
empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus
dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat
memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang,
lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang
lain menemukan keunikan pribadinya.

2.4 Sikap Berorientasi pada Resiko


Seorang wirausaha seharusnya tidak hanya berorientasi pada tindakan,
tetapi juga harus berorintasi pada risiko. Bagi seorang wirausaha (dalam
kewirausahaan), menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko
berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam
mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan risiko bagi
wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula
keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk
menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha
(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi
wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha
berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
suatu kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau bahaya yang
tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan yang terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko ini
biasanya menjurus pada suatu hal yang merugikan bagi pelaku suatu kegiatan.
Berikut ini pengertian resiko menurut beberapa ahli :
 Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode tertentu (Arthur Williams dan Richard M.H.)
 Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss) (A.Abbas Salim)
 Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
 Resiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan (Herman Darmawi)
 Resiko adalah probabilitas seseuatu hasil/outcome yang berbeda dengan
yang diharapkan (Herman Darmawi)

Identifikasi sebuah risiko merupakan sebuah proses memahami kejadian


potensial yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini
mengidentifikasi suatu risiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu aktivitas.
Sumber dari risiko potensial adalah semua faktor yang bisa menyebabkan risiko
tersebut.
Menentukan risiko potensial harus dilakukan cepat, tetapi juga harus
berlanjut untuk mengidentifikasi risiko berdasar perubahan lingkungan. Berikut
ini merupakan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko
antara lain Brainstorming (menghasilkan ide mengenai topik tertentu), Survey
atau observasi, Wawancara, Informasi historis, Kelompok kerja, dan Eksperimen.

2.5 Mengelola Resiko


Mengelola risiko atau disebut juga dengan manajemen risiko merupakan
suatu proses indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Tujuan dari pelaksanaan
manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat.
Adapun jenis-jenis strategi untuk mengelola risiko antara lain:
 Risk Transfer, merupakan sebuah tindakan dengan cara memindahkan risiko
kepada pihak lain.
 Risk Avoidance, merupakan tindakan untuk menghindari atau tidak melakukan
aktivitas yang mengandung risiko.
 Risk Retention, merupakan tindakan untuk menerima sebagian atau seluruh
konsekuensi dari risiko tertentu.
 Risk Reduction, merupakan tindakan untuk mengurangi efek buruk dari sebuah
risiko
 Risk Deferral, merupakan tindakan untuk menunda aspek suatu proyek hingga
peluang terjadinya suatu risiko itu kecil.

Berikut merupakan cara untuk mengelola suatu risiko yaitu:


1. Pahami bahwa risiko yang sedang dihadapi itu bukan hambatan untuk maju.
Sebagai hukum alam, semakin tinggi hasil yang kita inginkan maka akan semakin
tinggi pula risiko yang akan kita terima.
2. Tidak perlu panik, secara perlahan kita identifikasi risiko dengan teliti. Dari kita
mendeteksi risiko dari lingkungan sekitar hingga kepada risiko dari hubungan kita
dengan pemasok, pelanggan, atau kompetitor.
3. Menentukan seberapa sering risiko akan muncul.
4. Menentukan seberapa besar potensi dampak yang terjadi dari sebuah risiko yang
telah teridentifikasi.
5. Fokus kepada risiko-risiko yang dominan supaya tidak membuang waktu.
Gunakan pendekatan “manfaat-biaya”. Kita akumulasi biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengelola risiko yaitu manfaat yang kita terima haruslah lebih
besar dari biaya yang kita keluarkan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://widianofendri.blogspot.co.id/2015/05/berorientasi-pada-tindakan.html
http://fajrinkhusnulkhotimah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-berorientasi-pada-
tindakan.html

Anda mungkin juga menyukai