DOSEN PENGAMPU:
Siddiq Ali Azis Siregar, M.Pd.E
DISUSUN OLEH:
Nur Halimah 0305223073
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini tepat pada
waktunya.Shalawat beserta salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
syafaatnya kita nantikan di akhirat kelak nanti. Adapun tujuan dari penulisan Critical Book
Report ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kami kepada bapak
Siddiq Ali Azis Siregar, M.Pd.E selaku dosen pengampu pada mata kuliah kewarganegaraan
yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah wawasan dan pengalaman
dalam membuat critical book review.
Saya menyadari bahwa penulisan Critical Book Report ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak sehingga Critical Book Report ini bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Nur halimah
i
DAFTAR ISI
ii
N. BAB XIV : PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA............................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan critical book review ini ialah untuk menganalisa buku yang
berjudul “URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN di
PERGURUAN TINGGI” karya dari bapak Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd dan sebagai
pemenuhan tugas dalam mata kuliah kewarganegaaran serta pada dasarnya tujuan
penulisan critical book report ini bukan untuk merendahkan dan mencari kesalahan
penulis namun dapat dijadikan masukan kepada penulis berupa kritis dan saran terhadap
isi, substansi, dan cara penulisan buku.
C. Identitas Buku
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. BAB I : PENDAHULUAN
3
serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan
dan kejayaan Indonesia.
2. Tujuan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
Tujuan utama Pendidikan Paricasila dan Kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,
memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan
filsafat bangsa Pancasila Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
4
sebagai warganegara yang bak dapat menjalankan perannya dengan penuh rasa
tanggung jawab sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta
menuntut hak-hak yang mungkin belum terpenuhi sebagai warga negara. Setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama salu sama lainnya tanpa
terkecuali Persamaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari
berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan kehidupan
Manfaal yang kedua adalah dengan mempelajari pelajaran kewarganegaraan dapat
dijadikan motivasi untuk memiliki sifat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.
Artinya setelah mengerti peran dan keadaan negara, seharusnya menjadi warga
negara yang lebih cinta pada tanah air dan bangsa serta rela berkorban demi bangsa
dan negara Dengan mempelajan Pendidikan kewarganegaraan dapat memperkuat
keyakinan kita terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dan mengamalkan semua
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Disadari atau tidak, dasar negara Pancasila
mempunyai nilai nilai luhur termasuk nilai moral kehidupan. Nilai moral tersebut
seharusnya menjadi pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku Nilai-
nilai tersebut berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia Kualitas SDM
yang rendah merupakan salah satu indikasi juga gagalnya pendidikan
kewarganegaraan. Manfaat selanjutnya adalah suatu hal yang masih berhubungan
dengan nasionalisme dan patriotisme yaitu sebagai warga negara diharapkan
memiliki kesadaran dan kemampuan dalam usaha bela negara. Berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulls bahwa "Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Syarat-syarat tentang
pembelaan negara diatur dengan undang- undang Sebagai warga negara yang baik
kita wajib ikut serta dalam usaha bela negara dan segala macam ancaman gangguan,
tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
5
perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada mengisi kemerdekaan,
bahkan terus berlangsung hingga jaman reformasi saat ini. Kondisi perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan itu disikapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nilal perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang
Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad dan semangat nasional
kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang
mampu mendorong proses lerwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang tangguh.
2. Civic Menjadi PKN, PMP, Kewiraan, PPKn, PKn, dan Kembali PPKn.
Civis mula-mula dipelajari AS 1790. Cicics digunakan oleh bangsa Amerika
Serikat untuk menyatukan bangsa Amerika Serikat yang terdiri dari berbagai suku
bangsa (imigran Asia, Eropa, Afrika, Australia dil) yang datang, hidup dan menetap
di Amerika Serikat. Istilah menyatukan bangsa Amerika Serikat tersebut dikenal
dengan Istilah "Theory of Americanization Civics diajarkan di Indonesia secara
resmi 1948 setelah Indonesia merdeka Tujuan pengajaran Civics untuk menyatukan
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis, agama, budaya dan
bahasa yang berbeda-beda.
Tahun 1954 Civics digant dengan Kewarganegaraan. Tahun 1961
"Kewarganegaraan diganti dengan "Kewargaan Negara atas usul Prof. Dr.
Sahardjo, SH. sesuai pasal 26 UUD 1945. Karena Civic diganti dengan
"Kewarganegaraan", maka materi Civic tidak berlaku lagi sehingga maten Civic
diganti dengan materi Pancasila, UUD 1945, TAP MPRS, dan PBN ditambah
dengan Orde Baru, Sejarah indonesia dan Ilmu Bumi berdasarkan Instruksi
Mendikbud/Dirjendikdas No.31/tanggal 28 Juni 1967. Tahun 1972 Civic diganti
dengan Ilmu "Kewargaan Negara' Sedangkan Civic Education digantikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Kurikulum Tahun 1975 PKN diganti dengan
PMP, Kurikulum Tahun 1984 PMP tetap PMP, Kurikulum Tahun 1994 PMP
diganti PPKn, Kunkulum KBK Tahun 2004 sampai dengan Kurikulum KTSP
Tahun 2006, istilah PPKn diganti dengan PKn, muncul lagi Kurikulum 2013 PKn
kembali menjadi PPKn.
6
Kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut CIVIS selanjutnya dari kata
CIVIS ini dalam bahasa Inggris disebut "Civic artinya mengenai warga negara atau
kewarganegaraan Dan Kata Civic fahir kata 'Civics". Ilmu Kewarganegaraan dan
Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam memahami pengertian Kewarganegaraan, dikenal pula Istilah:
Kewarganegaraan Subnasional, Kewarganegaraan Supranasional.
Kewarganegaraan Kesalian Eropah Kewarganegaraan Komanwel,
Kewarganegaraan Kehormatan, dan Kewarganegaraan Sejarah Berbagai istilah
Kewarganegaraan tersebut dibicarakan berikut ini.
Kewarganegaraan Subnasional
Kewarganegaraan supranasional
kewarganegaraan kehormatan
Kewarganegaraan sejarah
7
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
9
1. Merigembangkan kemampuan intelektual mahasiswa untuk menjadi
warganegara yang bak dan bertanggung jawab bagi kemampuan bersaing
bangsa mencapai kehidupan yang bermakna.
2. Membangun suatu sistem pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam
pembangunan, masyarakat yang demokratk, berkeadaban, dan inklusif,
menjaga kesatuan dan peraturan nasional Secara khusus pendidikan tinggi
berperan mempersiapkan pribadi, anggota masyarakat (warganegara)
sehingga mampu dan termotivasi serta berpartisipasi aktif dalam aktualisasi
dan institusionalisasi masyarakat madani.
Untuk itu perguruan tinggi harus mampu menghasilkan "Manusia yang
unggul secara intelektual, emosional, spiritual dan anggun secara moral,
kompeten dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta
memiliki komitmen tinggi untuk berbagai kegiatan serta pemenuhan amanat
sosial".
13
E. BAB V : PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
1. Pengertian Ideologi
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu Idea dan logus, yang
berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana, ideologi berarti suatu
gagasan yang berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran
filsafat. Dalam arti kata luas, istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok
ota- cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi
sebaga pedoman normatif. Dalam artian ini, ideologi disebut terbuka. Dalam arti
sempit, ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup
dan nilai-nilai yang menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak. Artinya ini disebut juga ideologi tertutup. Kata ideologi sering juga
dijumpai untuk pengertian memutlakkan gagasan tertentu, sifatnya tertutup, dimana
teori-teori bersifat pura-pura dengan kebenaran tertentu, tetapi menyembunyikan
kepentingan kekuasaan tertentu yang bertentangan dengan teorinya. Dalam hal itu,
ideologi diasosialisasikan kepada hal yang bersifat negatif.
Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Suatu ideologi yang sama, dalam
perjalanan hidup yang cukup panjang, biasa berubah tipe. Ideologi komunis yang
pernah bersifat revolusioner sebelum berkuasa, menjadi sangat konservatif setelah
para pendukungnya berkuasa. Dalam perjalanan sejarah, Pancasila merupakan
ideologi yang mengandung sifat reformis dan revolusioner. Kita mengenal berbagai
istilah ideologi, seperti ideologi Negara, ideologi bangsa, dan ideologi nasional.
Ideologi Negara khusus dikaitkan dengan pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Sedangkan ideologi nasional merupakan idreologi Negara
dan ideologi yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa
Indonesia, ideologi nasionalnya tercermin dan terkandung dalam Pembukaan UUD
1945.
14
Negara yang dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang
melandasi kehidupan bernegara menurut Supomo adalah dalam kerangka Negara
integralistik, untuk membedakan paham-paham yang digunakan oleh pemikir
kenegaraan lain.
15
oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut
untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.
16
Menurut sejarah, kira-kira pada abad VII-XII, bangsa Indonesia telah
mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera selatan dan kemudian pada abad XII-
XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu merupakan
longgak sejarah bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada masa itu telah
memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai negara. Kedua
kerajaan itu telah merupakan negara-negara berdaulat, bersatu, serta mempunyai
wilayah yang meliputi seluruh nusantara. Pada zaman tersebut, kedua kerajaan itu
telah mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Menurut Mr. Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak
dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek
moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga
tahap.
Pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syallendra (600-1400). Kedua, negara
kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525). Ketiga, negara kebangsaan modem,
yaitu negara Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 (Sekteriat Negara RI.1995:11).
1. Masa Kerajaan Sriwijaya
Pada hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya
telah menunjukkan nilai-nilai Pacasila, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan
Hindu hidup berdampingan secara damai Pada kerajaan Sriwijaya
terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama
Budha.
b. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan
India (Dinasti Harsha) Pengiriman pemuda untuk belajar di India.
Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
c. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah
menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi
wawasan nusantara. D
d. Nilai sila keempat, Sriwijaya lelah memiliki kedaulatan yang
sangat luas, meliputi (Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung
Melayu.
e. Nilai sia kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangan, sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
17
2. Masa Kerajaan Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di
Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga
(abad VII) dan Sanjaya (abad VIII), sebagai refleksi puncak budaya dari
kerajaan tersebut adalah pembangunan Candi Borobudur (candi agama
budha pada abad IX) dan Candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad
X).
Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama rempah
rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia. Menyebabkan
bangsa asing (Eropa) masuk ke Indonesia. Bangsa Eropa yang membutuhkan
rempah rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda
Bangsa Empa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi Indonesia ini.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pembahasan pada subbagian ini meliputi proses perumusan pancasila dan UUD
1945, proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan Pancasila
dasar negara dan UUD 1945.
1. Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945 Sebagai tindak lanjut dari janji
jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 jepang mengumumkan akan dibentuk badan
penyelidik usaha-usaha persiapan Zyunti Tyoosakai. Badan penyelidik ini kemudian
dibentuk tanggal 29 April 1945 dengan susunan keanggotannya, adalah sebagai
berikut:
Ketua : Dr. K. R.T Radiman Wedyoddningrat
Ketua Muda : Ichibangase Yosio
Ketua Muda : R. P. Suroso
Anggota :1. Abikoesono Tjokrosoejono
2. Hadji Ah, Sanoesi
3. K. H Absul Halim dll
Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama pancasila,
yang menurut beliau diusulkan oleh kawan beliau seorang ahli bahasa, Lima prinsip
sebagai dasar negara itu selanjutnya dapat diperas menjadi Tri Sila yaitu,
sosionasionalisme (kebangsaan), sosiodemokrasi (mufakat), dan ketuhanan.
Piagam Jakarta (22 Juni 1945) Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional
anggota badan penyelidik mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-pidato
dan usul-usul mengenal dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang
18
penyidik. Setelah mengadakan pembahasan disusunlah sebuah piagam yang
kemudian dikenal Piagam Jakarta, dengan rumusan pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijakan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kesembilan tokoh tersebut adalah Ir. Soekamo, Drs. Moh. Hatta, Mr. A. A
Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus Salim, Mr.
Achmad Soebardjo, K. H. Wachid Hasjim, dan Mr. Muh. Yamin
Proses Pengesahan UUD 1945
19
Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma sebagai
ilmu pengetahuan terutama dalam kaitan nya dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah
Thomas S.Khun. Pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi
yang umum, sehingga merupakan sumber hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan yang menentukan sifat, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri
(Kaelan 2000).
20
memerlukan kondisi dinamis yang mampu memberikan fasilitas bagi tercapainya
tujuan. Falsafah pancasila sebagai hidup dan sebagai ideologi negara yang memandang
unsur cita-cita alam kerangka menunjang tercapainya tujuan nasional merupakan asas
koreksian yang mendasari gerak pencapaiannya. Hal itu tersurat dalam hak asasi untuk
merdeka tercantumnya tujuan negara yang harus dicapai kepercayaan adanya kuasa
Allah dan landasan falsafah pancasila yang termuat pada alinea keempat Beberapa hal
tersebut memberi dasar pemikiran perlunya kondisinya dinamis dalam mencapai tujuan
bangsa negara yang disebut ketahanan nasional.
Ideologi negara yang bersumber falsafah bangsa, pada hakikatnya falsafah
bangsa merupakan hasil filsafat yang sudah mengendap dalam sikap dan pendirian
hidup, sehingga menjadi pandangan hidup ya tu keyakinan tentang hakikal dan nilai-
nilai kehidupan yaitu keyakinan tentang dan menjadi pedoman nilai-nilai kehidupan
yang tertanam, berkembang dan menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat yang
terbentuk dengan perjalanan sejarah bangsa Filsafal adalah suatu renungan yang secara
sadar dan sistematis, semaksimal mungkin.
Ketahanan nasional (Indonesia) adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang
meliputi segenap kehidupan sosial yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, gangguan baik yang datang dari
dalam maupun luar. Untuk menjamin identitas integritas dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional (Lemhanas 2000: 98).
Konsepsi ketahanan nasional (Indonesia) adalah konsep pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan negara
serta utuh dan menyeluruh terpadu berlandaskan falsafah bangsa, pancasila, ideologi
negara UUD 1945 konstitusi dan wawasan nusantara. (Lemhanas, 200: 99) konsepsi
ketahanan nasional merupakan pedoman sarana untuk meningkatkan dan mewujudkan
ketahanan nasional.
Kesadaran berbangsa Indonesia dapat dilihat adanya rasa persatuan dan
kesatuan di lingkungan kita, mengutamakan kepentingan masyarakat di atas
kepentingan pribadi atau golongan, hilangnya fanatisme kesukuan/kedaerahan serta
mencintai budaya Indonesia. Kesadaran bernegara Indonesia dapat terlihat adanya rasa
bertanah air satu yaitu Indonesia, menghormati Bendera Merah Putih, Lagu
Kebangsaan Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila dan lembaga pemerintah
21
serta mematuhi setiap Peraturan/Perundang-undangan. Untuk mewujudkan hal-hal
tersebut diberikan materi-materi antara lain:
a. Kerukunan hidup.
b. Kelestarian dan pembinaan budaya bangsa.
c. Mencintai produksi dalam negeri.
d. Pengenalan ke-Bhineka Tunggal Ika-an
e. Pembaruan bangsa
f. Perlakuan terhadap Bendera Merah Putih,
g. Bahasa Indonesia.
h. Kesatuan dan persatuan Indonesia.
i. Sadar hukum.
j. Koperasi
Keyakinan akan kesaktian Pancasila terlihat pada sikap untuk mengamalkan
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara yang telah terbukti kesaktiannya dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bemegara.
22
juga dengan warga Negara by operation law (berdasarkan hokum yang atau melalui
stelsel aktif atau yang lebih dikenal dengan by registration (menyediakan diri untuk
menjadi Negara).
Indonesia adalah salah satu Negara yang terbentuk karena kolaborasi antara
teori perjanjian dan teori ketuhanan. Oleh sebab itu, maka, keberadaan warga Negara
bagi Negara Indonesia merupakan suatu yang sangat penting, mengingat keputusas
keputusan serta kebijakan dari Negara harus sesuai dengan aspirasi warga negaranya,
karena perjanjian dari warga Negara itulah yang menyebabkan terbentuknya Negara.
Selain itu, ada beberapa tujuan didirikannya Negara Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, yaitu adalah sebagai berikut:
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social.
Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945 Pasal-pasal UUD 1945
yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup pasal-pasal 27, 28, 29,
30, 31, 33, dan 34.
a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 27 (2) menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan
kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan fisan dan tulisan.
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia. Tanpa hak-hak itu,
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama
dengan kelahirannya alau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001).
HAM bersifat umum (universal), karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa
23
perbedaan alas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supra-legal, artinya
tidak tergantung pada adanya suatu negara atau undang-undang dasar, kekuasaan
pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi, karena berasal dari sumber
yang lebih tinggi (Tuhan). UU No. 39/ 1999 tentang HAM mendefinisikan HAM
sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai
mahkluk Tuhan YME. Adapun ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain sebagainya.
b. Hak milik pribadi kelompok suatu sosial.
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga Negara Negra memiliki
tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
a. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agamanya.
b. Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan, khususnya pendidikan
dasar.
c. Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pendidikan nasional.
d. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-sekurangnya 20% dari
anggaran belanja Negara dan belanja daerah .
e. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
25
yang justru untuk mengembangkan dan serta mempertebalkan iman yang dipeluknya.
Pendidikan agama berpangkal tolak pada sumber pada ajaran agama yang
bersangkutan, seperti misalnya agama Islam pada Al-Qur'an dan Al-Hadits, agama
Kristen pada Injil, agama Hindu pada Tri Pilaka, Budha pada Weda dan sebagainya
Akan tetapi seorang muslim Indonesia akan berbeda wawasannya dengan seorang
muslim Malaysia, Arab atau Amerika, dalam hal wawasan kenegaraan, karena sistem
pemerintahan pada masing-masing negara itu berbeda.
Seorang muslim Indonesia dapat mempunyai sikap dan yang demikian karena
ia telah mendapatkan PPKn yang bersumber titik tolaknya ialah Pancasila sebagaimana
uraian yang ditegaskan dalam PPKn, UUD 1945 dan GBHN. Oleh karena itu guru
PPKn harus mempergunakan bahasa dan istilah-istilah yang dapat dipahami semua
murid Indonesia dengan kata-kata yang sudah lazim dipakai dalam pergaulan
masyarakat Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan moral pancasila mempunyai
hubungan yang erat, keduanya membentuk warga negara yang baik. Pendidikan moral
Pancasila mempunyai perbedaan yang sangat prinsip yaitu pendidikan moral pancasia
disamping membentuk warga negara yang baik juga membentuk warga negara yang
Pancasilais yaitu manusia Indonesia yang mempunyai jiwa pembangun yang rela dan
siap membangun bangsanya.
Pendidikan IPS di dalam struktur kurikulum (SD, SMP, SMA), bidang termasuk
kelompok pendidikan akademis. Namun Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran yang
disajikan secara akademis memiliki sikap yang berbeda dari mata pelajaran yang
bersikap akademis lainnya seperti matematika dan IPA Pokok-pokok persoalan yang
disajikan bahan pembahasan dalam proses belajar pada siswa adalah ma asalah
kemasyarakatan Indonesia yang aktual.
Fakta Sejarah Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara Adalah merupakan
fakta sejarah bahwa dalam periode demokrasi terpimpin yang juga dikenal dengan
sebutan Orde Lama, Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia telah mengalami
rongrongan yang hebat dari Ideologi Marxisme-Leninisme.
Hal itu kiranya tidak perlu diterangkan kepada mereka yang mengalami jaman
itu sebagai orang dewasa Tetapi dengan peralihan generasi sekarang ini, lambat-laun
mulai tampil ke muka suatu generasi yang tidak mengalami jaman itu. Dengan
demikian, generasi itu perlu diberitahu mengenai pengalaman sejarah tersebut, agar
26
mereka jangan sampal mengulangi salah langkah pada masa itu, semata-mata hanya
karena tidak tahu sejarahnya.
Uraian mengenai proses perumusan Pancasila dasar negara dimulai dengan
penegasan terhadap suatu persoalan semantik Bertolak dari kenyataan, bahwa satu kata
mungkin mempunyai lebih dari satu arti. Karena itulah perlu ditegaskan terlebih dulu
bahwa sebelum mulai dengan sesuatu diskusi, arti yang mana daripada sesuatu kata
yang ingin dipakai dalam pembahasan itu. Jika tidak, maka pembicaraan akan siur,
karena masing-masing pihak mengira bahwa yang diperbincangkan adalah salu hal,
padahal sesungguhnya yang dibahas adalah dua hal yang berbeda meskipun namanya
sama.
27
Pada awalnya, pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas oleh sekolah
staf dan komando angkatan Darat (SSKAD) Bandung pada tahun 1962 19 konsep
geostrategi Indonesia yang terumus adalah, pentingnya pengkajian terhadap
perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan
meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebaga
strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan territorial dan
kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indo-Cina.
Akibat kemajuan teknologi informasi, hubungan antara belahan dunia ini
semakin dekat dan terbuka. Tidak ada sesuatu yang dapat dirahasiakan dalam hubungan
antara manusia dan manusia lain diberbagai dunia, khususnya dengan teknologi
internet. Suatu Negara dengan Negara lain saling mempengaruhi, baik secara langsung
maupun tidak langsung, terhadap kehidupan sosial budaya. Pengaruh Negara-negara
maju lebih memiliki kekuatan karena masih banyaknya kalangan generasi muda di
negara-negara berkembang menerima tanpa selektif terhadap budaya yang dalang dari
Negara maju, sehingga secara berangsur-angsur mengaburkan identitas budaya suatu
Negara.
30
(sebagal penggerak),sehingga menimbulkan keinginan, cita-cita sebagai cita-
cita luhur bangsa Indonesia. Cita-cita luhur bangsa Indonesia ini, yang dijiwai
Pancasila, oleh bangsa Indonesia diperjuangkan untuk menjadi suatu kenyataan.
b. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut
berlangsung berabad-abad, bertahap dan menggunakan cara yang bermacam-
macam: fisik nonfisik, legal-ilegal, non-ko (tidak bekerja sama dan bekerja
sama).
c. Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi
(tertinggi) dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berabad-abad yang
didorong oleh Amanat Penderitaan Rakyat dan dijiwai Pancasila.
d. Hubungan antar Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 eral
sekal, bahkan tidak dapat dipisahkan, karena Pembukaan UUD 1945 tidak lain
adalah penuangan Jiwa Proklamasi (Jiwa Pancasila), atau dengan kata lain UUD
1945 merupakan uraian terperinci dari Proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945.
e. Menurut penjelasan resmi UUD 1945, dalam Pembukaan UUD 1945
mengandung eral pokok piluran yakni paham Negara Persatuan, Negara
bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Negara
berdasarkan kedaulatan rakyat. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
f. Dalam penjelasan resmi UUD 1945 ada ketentuan yang berbunyi sebagai
berikut: Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam "Pembukaan dalam pasal-pasalnya. Ini berarti, bahwa pasal-
pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 merupakan uraian terperinci daripada
pokok-pokok yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 yang berjiwa
Pancasila.
g. Dengan demikian, maka penafsiran sila-sila Pancasila harus bersumber,
berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
32
Indonesia untuk merumuskan dan atau memutuskan sesuatu hal
berdasar- kan kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang
berdasarkan kebulatan pendapat alau mufakat.
Perwakilan adalah, suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur)
mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui Badan-
badan perwakilan. Jadi: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ perwakilan berarti, bahwa
rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan
keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang
dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik
kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila "Keadilan Sosial adalah tujuan dari empat sila yang
mandahuluinya merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bemegara,
yang perwujudannya ialah tata- masyarakal adil-makmur berdasarkan
Pancasila.
33
Hak-hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi ini menjadi
dasar dari pada hak dan kewajiban lainnya.
Disamping hak-hak asasi ada kewajiban asasi yang dalam hidup
kemasyarakatan seharusnya mendapat perhatian terlebih dahulu baru menuntut hak.
Dalam masyarakat yang individualistis ada kecenderungan bahwa tuntutan
pelaksanaan hak asasi agak berlebihan.
Hak asasi tidak dapat dituntut pelaksanaannya secara mutlak, karena penuntutan
hak asasi secara mutlak berarti melanggar hak asasi yang sama dari orang lain.
Asal mula hak asasi manusia adalah dari Eropa barat, yaitu Inggris. Tonggak pertama
kemenangan hak asasi adalah tahun 1215 dengan lahimya MAGNA CHARTA, Dalam
Magna Charta itu tercantum kemenangan para bangsawan atas raja Inggris. Raja tidak
lagi boleh bertindak sewenang-wenang. Demokrasi Pancasila adalah suatu tatanan
kehidupan negara dan masyarakat berdasarkan kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila.
34
hak ekonomi dan hak sosial bukan merupakan hak asasi manusia yang sejati atau bahwa
hak-hak tersebut tidak dapat diterapkan dalam cara yang sama dengan penerapan hak-
hak sipil dan politik, dua perjanjian dirancang, yaitu Perjanjian Hak-hak Sipil dan
Politik (Covenant on Civil and Political Rights) serta Perjanjian Hak hak Ekonomi,
Sosial, dan Budaya (Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights).
Gagasan bahwa hukum kodrat atau hukum dari Tuhan mengikat semua or dan
mengharuskan adanya perlakuan yang layak adalah soal kuno, dan gagasan ini terkait
dengan gagasan tentang hak kodrati di dalam tulisan-tulisan para teoritisi sep Locke
dan Jefferson maupun di dalam deklarasi hak seperti Deklarasi Hak Manusia Hak
Warga Negara (Declaration of the Rights of Man and the Citizen) di Perancis
Pernyataan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat (Bill of Rights), Gagasan bahwa
hak individu berhadapan dengan pemerintah bukanlah hal baru, dan orang da
mengatakan bahwa gagasan hak asasi manusia yang ada saat ini hanya merupal
pengembangan konsep ini.
Konsepsi ketahanan nasional (Tannas) Indonesia adalah konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan pancasila, UUD 1945
dan wawasan nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia
merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.
Wawasan nusantara, ialah cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan idea Nasionalnya, yaitu Pancasila dan Undang-Undang
dasar 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabal di
tengah-tengah lingkungannya, dan yang menjiwai dalam tindak kebijaksanaannya
dalam mencapai tujuan perjuangan nasionalnya.
Wawasan Nusantara merupakan suatu pandangan, sikap pendirian dianutnya.
dan bahkan telah mempunyai legalitas dalam kehidupan kita Sebagai Bangsa dan
Negara yang telah merdeka dan berdaulat, Hal ini dapat kita lihat dalam ketetapan
35
Majelis Permusyawaratan Rakyal Republik Indonesia, yaitu TAP MPR No
IV/MPR/1973 dan keyakinan Bangsa Indonesia yang telah lama dikenal dan tanggal 22
Maret 1973, lentang garis-garis besar haluan Negara (GBHN) Bab II sub E yang antara
lain berbunyi wawasan dalam mencapai tujuan.
Cara memilih wakil-wakil rakyat dapat di bedakan menjadi dua macam cara,
yaitu secara langsung dan secara bertingkal. Pemilihan wakil rakyat secara langsung
yaitu apabila wakil rakyat yang duduk dalam badan perwakilan langsung di pilih oleh
rakyat itu sendiri. Apabila rakyat hanya memilih wakil yang kemudian wakil-wakil ini
36
memilih lagi yang akan duduk di dalam badan perwakilan, sistem ini disebut pemilihan
secara bertingkat.
Untuk menyelenggarakan wakil-wakil rakyat, wilayah pada umumnya dbagi-
bagi menjadi daerah-daerah pemilihan (electoral area atau constituency). Dalam
pembagian wilayah Negara menjadi daerah-daerah pemilihan, tiap-tiap Negara tidak
mempergunakan cara sama dalam hal jumlah wakil rakyat yang merupakan utusan dari
pemilihan masing-masing. Oleh karena itu, dilihat dari cara menentukan jumlah utusan
ini dapat di bedakan dua sistem, yaitu:
1. Sistem seorang utusan untuk setiap daerah pemilihan.
2. Sistem lebih dari seorang utusan untuk setiap daerah pemilihan. Penentuan Jumlah
Kursi dalam Partai Politik Pada umumnya diseluruh dunia hampir sama untuk
menentukan jumlah kursi untuk satu partai politik.
1. Langkah Pertama:
𝑥
𝑛=
𝑦
Keterangan:
a. X adalah jumlah suara sah yang tersedia.
b. Y adalah jumlah kursi yang di tetapkan yang tersedia,
c. A adalah hasil bilangan pemilu,
Aturan pembulatan adalah satu di belakang koma. Jika angka maksimal
lima, berarti hasil bilangan pemilih tetap, sedangkan lebih dari lima, berarti
hasil bilangan pemilih tetap harus ditambah satu angka.
2. Langkah Kedua
𝑏
𝑧=
𝑛
Keterangan:
a. b adalah jumlah kursi yang diraih setiap partal
b. z adalah hasil bilangan pemilih untuk setiap partai,
Aturan pembulatan adalah satu di belakang koma, jika angka
maksimal lima, berarti ada jumlah tambahan kursi.
37
2. Kedua: 30 dibagi 4.8 adalah 6.25.
3. Ketiga pembulatan dilakukan sesuai dengan aturan partai politik
Pemilu sistem proporsional dilaksanakan untuk menghilangkan beberapa
kelemahan dari sistem distrik. Gagasan utamanya agar jumlah kursi yang diperoleh
suatu golongan atau partal sesuai dengan jumlah kursi yang diperolehnya dari
masyarakat. Untuk keperluan ini, ditentukan suatu perimbangan. Negara dianggap
sebagai satu daerah pemilihan yang besar, kemudian untuk keperluan teknis-
administratif, Negara dibagi pada beberapa daerah pemilihan yang di setiap daerah
pemilihan akan dipilih sejumlah wakil sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk
dalam daerah pemilihan itu. Jumlah wakil dalam setiap daerah pemilihan ditentukan
oleh jumlah pemilih dalam daerah pemilih itu.
Sistem proporsional mempunyai beberapa keuntungan berikut:
1. proporsional dianggap lebih demokratis dalam arti lebih
egalitarian karena asas one man one vote dilaksanakan secara
penuh.
2. Tidak ada istilah suara yang mubazir, semua terjawabkan
keinginannya meraih keadilan dalam demokratis.
3. Suara rakyat pada hakikatnya suaranya sendiri, bukan suara partai.
Oleh Karena itu, sistem ini dianggap representatif karena jumlah
kursi partal dalam parlemen sesuai dengan jumlah suara yang di
perolehnya dari masyarakat dalam pemilu
Kelemahan pemilu sistem proporsional adalah sebagai berikut:
1. Partal-partal mudah terpecah belah
2. Partal yang semula besar dan mengantongi suara mayoritas untuk parlemen, karena
ada konflik internal dengan mudah mendirikan partal baru, sedangkan para
pemilihnya masih anggota yang sama, akhirnya kekuatan partal semakin melemah.
Peserta pemilu adalah partal politik dan perseorangan calon anggota DPD.
Partai politik peserta pemilu adalah partai politik yang telah memenuhi persyaratan
sebagai peserta pemilu Penyelenggaraan pemilihan umum dilakukan secara bertahap di
mulai dari pendaftaran pemilih, pendaftaran peserta pemilu, penetapan peserta pemilu
penetapan jumlah kursi, pencalonan anggota DPR,DPD,DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/kota, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, penetapan hasil
pemilu, sampai dengan pengucapan sumpah/ janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi
38
dan DPRD kabupaten/kota partai politik dapat menjadi peserta pemilu apabila
memenuhi
Persyaratan-persyaratan dalam penyelenggaraan pemilu, dapat diadakan
kampanye pemilu yang dilakukan oleh peserta pemilu. Dalam kampanye, rakyat
mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye. Kegiatan kampanye dilakukan
oleh peserta pemilu selama 3 (tiga) minggu dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari
pemungutan suara, Maten kampanye pemilu berisi program peserta pemilu.
Penyampaian materi kampanye pemilu dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan
bersifat edukatif. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU
dengan memerhatikan usul dari peserta pemilu
Kampanye pemilu dilakukan melalui:
1. Pertemuan terbatas,
2. Tatap muka
3. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik
4. Penyiaran melalui radio dan/atau televise
5. Penyebaran bahan kampanye kepada umum
6. Pemasangan alat peraga di tempat umum
7. Rapat umum
8. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan
Pemungutan suara pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota diselenggarakan secara serentak. Hari, tanggal, dan waktu pemungutan
suara bagi pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
untuk semua daerah pemilihan ditetapkan oleh KPU. Untuk memberikan suara dalam
pemilu dibuat surat suara pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD
daerah/kota, dan surat suara pemilu anggota DPD Surat suara pemilu anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD daerah/kota, memuat nomor dan tanda gambar partai politik
peserta pemilu dan calon untuk setiap pemilih. Surat suara pemilu anggota DPD
memuat nama dan foto calon perseorangan anggota DPD untuk setiap daerah
pemilihan. Jumlah. jenis, bentuk, ukuran, dan warna surat suara ditetapkan oleh KPU.
Jumlah surat suara disediakan di setiap daerah pemilihan adalah sama dengan jumlah
pemilih terdaftar didaerah pemilih yang bersangkutan ditambah 2,5% (dua setengah
persen). Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
cadangan di setiap TPS. Pengguna tambahan surat suara dibuat berita acara. Fermat
berita acara ditetapkan oleh KPU
39
KPU/KPU provinsi/KPU kabupaten/kola sesuai dengan kewenangannya
menetapkan nama calon terpilih anggota DPR,DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada pasal 107. KPU menetapkan calon terpilih
anggota DPD peringkat pertama sampai dengan kedelapan di setiap daerah pemilihan.
Pemberitahuan calon terpilih anggota DPR, DPRD promosi, DPRD kabupaten/kola
disampaikan oleh KPU,KPU provinsi, KPU kabupaten/kota kepada partai politik
peserta pemilu sesuai dengan tingkatannya dengan tembusan kepada calon terpilih.
Pemberitahuan calon terpilih anggota DPD disampaikan oleh KPU kepada calon
terpilih anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan
keempat dengan tembusan kepada gubernur dan KPU provinsi yang bersangkutan.
wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang lelah menegara
tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba ubung (melalui
interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannya di Ingkungan nasional termasuk
lokal dan propinsional), regional, serta global.
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan diwai oleh paham kekuasaan dan
geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Paham-paham Kekuasaan
b. Teori teori geopolitik
pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar Wawasan
Nusantara sebagai geopolitik Indonesia adalah "cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai
nasionalKonsepsi wawasan Nusantara terdiri dari tiga unsur: wadah (countour), isi
(content) Dan tata laku (conduct)
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkungan nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan
negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus
40
dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa
menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golorigan, dan orang
per orang.
Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan
rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut:
1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal
tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil. Di samping itu, implementasi Wawasan Nusantara
mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbal balik
serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu identitas yang memiliki
pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang membedakan dengan yang lain. Dalam term antropologi, identitas adalah
sifat khas yang menerangkan dan dengan kesadaran din pribadi sendiri, golongan
sendiri, kelompok sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas
fidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada kelompok lain.
Karakter bangsa adalah akumulasi atau sinergi dari karakter individu-individu warga
bangsa yang berproses secara terus-menerus dan kemudian mengelompok Karakter
bangsa Indonesia merupakan kristalisasi nilai-nilainya kehidupan nyata bangsa
Indonesia yang merupakan perwujudan dan pengalaman pancasila. Nilai nilai
pembentukan karakter bangsa:
A. Keimanan dan ketakwaannya
B. kejujuran
C. Kedisiplinan
41
D. Keikhlasan
E. tanggung jawab
F. Persatuan
G. Saling menghormati
H. Toleransi
I. Gotong royong
J. Musyawarah
K. Kerja sama
L. Ramah tamah
M. Keserasian
N. Patriotisme
O. Kesederhanaan
P. Martabat dan harga diri
Q. Pantang menyerah
Pembangunan karakter dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan (habits forming)
khususnya penanaman kebiasaan baik. Pembangunan karakter sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, mulal dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang meluas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
42
menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR kekuasaan kepala negara tidak
terbatas.
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis membentuk (constituer) yang berarti
Pemakaian istilah konstitusi yang di maksud ialah pembentukan suatu Negara alau
menyusun dan menyatakan suatu Negara. Sedangkan istilah undang-undang dasar
merupakan terjemahan istilah dari bahasa Belanda, yaitu gronwet. Perkataan wet di
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi undang-undang dasar, dan gron berarti
lanah atau dasar. dapat disimpulkan bahwa, konstitusi meliputi peraturan tertulis dan
tidak tertulis. Undang-undang dasar merupakan konstitusi yang tertulis. Dengan
demikian, konstitusi dapat diartikan sebagai berikut.
43
Sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan Negara yang berdaulat rakyat
berdasarkan kepada UUD 1945, salah satu aspirasi yang terkandung di dalam semangat
reformasi adalah melakukan amandemen terhadap UUD 1945, maka pada awal
Globalisasi MPR telah mengeluarkan seperangkat ketetapan landasan secara landasan
konstitusional, yaitu:
a. a Pencabutan ketetapan MPR tentang Referendum (dengan Tap. No.
VIII/MPR/1998)
b. Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden (Tap No. XII/
MPR/1998)
c. Pernyataan hak asasi manusia (Tap. No. XVI/MPR/1998)
d. Pencabutan ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P-4 dan penetapan
tentang penegasan pancasila sebagai dasar Negara (Tap No. XVIUMPR/1998)
e. Perubahan pertama UUD 1945 Pada tanggal 19 Oktober 1999
f. Perubahan kedua UUD 1945 pada tanggal Agustus 2000
g. Sumber hukum dan fata urutan perundang-undangan (Tap No IV/MPR/2000)
h. Perubahan ketiga pada tanggal 1-10 November 20001.
i. Perubahan terakhir UUD 1945 1-11 Agustus 2002
Arti pentingnya konstitusi bagi Negara, bahwa dalam Negara yang
mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, undang-undang dasar mempunyai
fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenangg-wenang Dengan demikian,
diharapkan hak-hak warga Negara akan tetap terlindungi.
Politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan (policy) dan distribusi atau alokasi sumber daya.
Demokrasi berasal dari kata Yunani, yaitu demos dan kratos. Demos artinya rakyat,
Kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi artinya pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan. Di dalam
The Advanced Learn's Dictionary of Current English (Hornby, dkk.: 261)
dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
1) Country with principles of govemment in which all adult
citizens share through their elected representatives.
2) country with government which encourages and allows
rights of citizenship such as freedom of speech, religion,
opinion, and association, the assertion of rule of law,
44
majority rule, accompanied by respect for the rights of
minorities
3) society in which there is treatment of each other by
citizens as equals".
45
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
A. KELEBIHAN BUKU
B. KEKURANGAN BUKU
46
5. Terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun pengetikan kata di halaman 200,
dibuku tertulis tahun1946, yang seharusnya 1945
6. Terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun pengetikan kata di halaman 201,
pada teks proklamasi dibuku tertulis tahun 2605, yang seharusnya 1945
7. Terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun pengetikan kata di halaman 226.
8. Pembahasan materi sedikit membuat mahasiswa merasa bosan dalam membaca.
Sebab materi yang disajikan sedikit monoton atau tidak memiliki variasi gambar
yang dapat menyegarkan mata.
9. Lembaran pada buku mudah terlepas dan berhamburan karena tidak melekat
dengan baik pada perekat buku, akan lebih baik jika perekat buku jauh lebih
kuat.
47
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
48
B. SARAN
49
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. (2014) urgensi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di perguruan
tinggi,(2th ed). bandung: alvabeta.
50