1
Konsep Dasar
PPKn
A2 (SA221)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ajar. Ta k
lupa juga mengucapkan salawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat
beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih
terang.
Adapun, buku ajar kami yang berjudul ‘Konsep Dasar PPKn ’ ini
telah selesai kami buat secara semaksimal dan sebaik mungkin a ga r
menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan in f o rm asi d a n
pengetahuan mengenai bagaimana sistem informasi manajemen.
ii
agar pembaca memberi kritik dan juga saran terhadap karya buku
ajar ini agar kami dapat terus meningkatkan kualitas buku.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
C. Pembelajaran Keberagaman Sosial Budaya
Masyarakat Indonesia Dan Kebanggaan
Sebagai Bangsa Indonesia ............................................... 75
v
BAB VI MATERI DAN PEMBELAJARAN
DEMOKRASI .............................................................................. 134
vi
B. Bentuk serta Contoh Wawasan dan
Sikap Nasionalisme ........................................................... 251
C. Wawasan dan Sikap Nasionalisme dalam Kehidupan
Sehari-hari ........................................................................... 258
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 263
PENULIS ...................................................................................... 274
vii
BAB I
1
atas negara. Demokrasi sosial terjadi jika jaminan kesejahteraan
rakyat| warga negara mendapat lokasi memadai. Demokrasi
ekonomi terwujud bila kekuasaan produktif betada di tangan
bagian terbesar masyarakat.
2. Pada spirit yang dikandungnya yakni religius, humanis,
kolektivisme/ kekeluargaan (pola kehidupan desa). Atau
spiritualitas (relegius) (Sila I), keadilan (Sila II dan V), dan
kekeluargaan (Sila III dan IV) (lihat Slamet Sutrisno, 2006
:121).
3. Meskipun kelembagaan demokrasi modern yang digunakan
tetapi dalam pengambilan keputusan menggunakan mekanism e
dari pranata sosial budaya asli yakni sistem permusyawaratan.
Warga negara sebagai pemilik kedaulatan memiliki hak dan
kewajiban untuk mengambil bagian dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara mencakup pada tahapan proses pembuatan atau
penyusunan kebijakan, implementasi, evaluasi serta
pemanfaatan hasil-hasilnya. Syarat utama warga negara disebu t
berpartisipasi kehidupan atau kegiatan berbangsa dan bernegara
dan berpemerintahan yaitu ada rasa kesukarelaan (tanpa
paksaan); ada keterlibatan secara emosional; memperolch
manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari
keterlibatannya ( Syamsudin Haris, 2005 : 57).
2
perilaku dalam berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara antara lain, sebagai berikut:
3
Sebagai warga negara yang demokratis, hendaknya memiliki
rasa hormat terhadap sesame warga negara terutama dalam
konteks adanya pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri
dari berbagai etnis, suku, ras, keyakinan, agama, dan ideologi
politik. Selain itu, sebagai warga negara yang demokrat,
seorang warganegara juga dituntut untuk turut bertanggung
jawab menjaga keharmonisan hubungan antar etnis serta
keteraturan dan ketertiban negara yang berdiri diatas pluralitas
tersebut.
Contoh:
Kita sebagai warga negara harus memiliki rasa hormat kepada
sesama manusia Kita sebagai warga negara yang baik ha rus
memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas segala
perbuatan yang kita lakukan
2. Bersikap kritis
Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap
kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas soaial,
budaya, dan politik) maupun terhadap kenyat aan supra
empiris (agama, mitologi, kepercayaan). Sikap kritis juga
harus ditunjukkan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri
sendin itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang
berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap
yang bertanggung jawab terhadap apa yang harus dikritisi.
Contoh:
4
Sebagai warga negara yang baik harus memiliki sikap
keritis, karena sika keritis itu di dukung oleh tanggung
jawab terhadap apa yang telah kita lakukan
3. Membuka diskusi dan dialog
Perbedaan pendapat dan pandangan serta perilaku merupakan
realitas empirik yang pa sti terjadi ditengah komunitas warga
negara, apalagi ditengah komunitas masyarakat yang plural
dan multi etnik. Untuk meminimalisasikan konfik yang
ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka membuka ruang
untuk berdikusi dan berdialog merupakan salah satu solusi
yang bisa digunakan. Oleh karenanya, sikap membuka diri
untuk berdialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap
warga negara yang demokrat.
Contoh:
Kita sebagai warga negara demokrasi hendaklah memiliki
sikap diskusi dan berdialog dengan sesama warga negara
sendiri maupun asing
4. Bersifat terbuka
Sikap terbuka merupakan bentuk penghargaan terhadap
kebebasan sesama manusia, termasuk rasa menghargai
terhadap hal-hal yang tidak biasa atau baru serta pada hal-h a l
yang mungkin asing. Sikap terbuka ya ng didasarkan atas
kesadaran akan pluralisme dan keterbatasan diri akan
melahirkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak
secepatnya menjatuhkan penilaian dan pilihan.
5
Contoh:
5. Rasional
Contoh:
Kita sebagai warga negara yang baik harus memiliki rasa rasional
demi kesejateraan negara kita
6. Jujur
Memiliki sifat dan sikap yang jujur bagi wa rga negara merupakan
sesuatu yang mutlak. Kejujuran merupakan kunci bagi terciptanya
keselarasan dan keharmonisan hubungan antar warga negara. Sik a p
jujur bisa diterapkan disegala sektor, baik politik, sosial, dan
sebagainya. Kejujuran politik adalah ba hwa, kesejahteraan warga
6
negara merupakan tujuan yang ingin dicapai, yaitu kesejahteraan
dari masyarakat yang memilih para politisi. Ketidak jujuran politik
adalah seorang politisi mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau
mencari keuntunga n demi partainya , karena partai itu penting bagi
kedudukannya.
Contoh:
Kita sebagai warga negara yang baik harus mem iliki sikap jujur
kepada setiap masyarakat, karena kejujuran adalah kuci tercipt a n y a
keselarasan dan keharmonisan hubungan antar warga
negara.Beberapa karakteristik warga yang demokrat diatas,
merupakan sikap dan sifat yang seharusnya melekat pada scorang
warga negara. Hal ini akan menampilkan sosok warga negara yang
otonom, yakni mampu mempengarui dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan ditingkat loka l secara mandiri. Sebagai
warga negara yang otonom, ia mempunyai karakteristik lanjutan
sebagai berikut :
7
c) Menghargai martabat manusia dan dan kehorm atan pribadi.
Menghargai berarti menghormati hak-hak asasi dan privasi
pribadi setiap orang tanpa membedakan ras,warna kulit,
golongan, ataupun warga negara yang lain.Berpartisipasi
dalam urusan kemasyarakatan dengan pikiran dan sikap y a n g
santun.Warga negara yang otonom secara efektif mampu
mempengarui dan berpartisipasi dalam proses-proses
pengambilan kebijakan pada level sosial yang paling kecil dan
lokal, misalnya dalam rapat kepanitiaan, pertemuanrukun
warta, termasuk juga mengawasi kinerja kebijakan parlemen
dan pemerintahan.
d) Mendorong berfungsinya demokrasi konstitusional yang
sehat. Tidak ada demokrasi tanpa aturan hukum dan
konstitusi. Tanpa konstitusi, demokrasi akan menjadi anarkhi.
8
berpartisipasi secara cerdas, dan tanggung jawab untuk
berkehendak meningkatkan kesejahteraan sosial berdasarkan
prinsipprinsip keadilan. Agar warga negara dapat berpartisipasi
secara efektif, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan,
pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya
partisipasi warga negara. Menyiapkan warga negara yang
memiliki kualitas, seperti ini merupakan tugas pokok
kependidikan, baik pendidikan persekolahan maupun pendidikan
luar sekolah. Khusus dalam pendidikan persekolahan, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memegang pera nan ya n g
sangat strategis dalam mempersiapkan dan membina warga negara
dengan kualitas.
9
karena itu, sekolah dasar sebagai satuan pendidikan yang dik elo la
dengan konsep Manajemen berbasis Sekolah (MBS) dengan
kewenangan mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) perlu dikembangkan sebagai pusat
pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan
berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan
demokrasi. Pendidikan persekola han seyogianya dikembangkan
sebagai wahana sosial kultural untuk membangun kehidupan yan g
demokratis. Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah harus menjadi
wahana pendidikan untuk mempersiapkan kewarganegaraan y an g
demokratis melalui pengembangan kecerdasan spiritual, rasional,
emosional, dan sosial warga negara baik sebagai aktor sosial
maupun sebagai pemimpin/khalifah pada hari ini dan hari esok.
10
c) Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan
pencapaian kemampuan.
d) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan
alternatif bagi para guru.
11
yang diharapkan adalah kualitas warga negara yang “cerdas,
kreatif, partisipatif, prospektif, dan bertanggung jawab”.
12
Portofolio adalah tampilan visual dan audio yang disusun secara
sistematis yang melukiskan proses berpikir yang didukung oleh
seluruh data yang relevan, yang secara utuh melukiskan “integrated
learning experiences” atau pengalaman belajar yang terpadu yang
dialami oleh siswa dalam kelas sebagai sua tu kesatuan. Portofolio
terbagi dalam dua bagian yakni “Portofolio tampilan”, dan
“Portofolio dokumentasi”.Portofolio Tampilan berbentuk papan
empat muka berlipat yang secara berurutan menyajikan:
13
propinsi atau nasional.
Tujuan semua itu antara lain untuk saling berbagi ide dan
pengalam belajar antar “young citizens” yang secara psiko-sosial
dan sosia l-kultural pada gilirannya akan dapat
menumbuhkembangkan “ethos” demokrasi dalam konteks
“harmony in diversity”. Setelah acara dengan pendapat, dengan
fasilitasi guru diadakan kegiatan “refleksi” yang bertujuan untuk
secara individual dan bersama merenungkan dan mengendapkan
dampak perjalanan panjang proses belajar bagi perkembangan
pribadi siswa sebagai warga negara. Namun demikia n, perlu Anda
ingat bahwa model pembelajaran ini perlu disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan kebutuhan siswa bahkan tingkat
perkembangannya. Guru dapat memodifikasi model ini dengan tidak
mengubah prinsip-prinsip pokok.
14
a) Hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan suatu
masalah yang telah mereka pilih
b) Hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan
alternatif-alternatif pemecahan terhadap masalah tersebut
c) Kebijakan publik yang telah dipilih atau dibuat oleh siswa
untuk mengatasi masalah tersebut
d) Rencana tindakan yang telah dibuat siswa untuk digunakan
dalam mengusahakan agar pemerintah menerima kebijakan
yang mereka usulkan.
15
pemahaman siswa tentang baga imana bangsa Indonesia, yakni kita
semua, dapat bekerja sama m ewujudkan masyarakat yang lebih
baik. Pembelajaran ini bertujuan untuk memban tu siswa belajar
bagaimana cara mengungkapkan pendapat, bagaimana cara
menentukan tingkat pemerintahan dan lembaga pemerintah
manakah yang paling tepat da n layak untuk mengatasi masalah
yang diidentifikasi oleh mereka, dan bagaimana cara
mempengaruhi penetapanpenetapan kebijakan pada tingkat
pemerintahan tersebut. Pembelajaran ini mengajak para siswa
untuk bekerja sama dengan teman-temannya di kelas dan, d en ga n
bantuan guru serta para relawan, agar tercapai tugas-tugas
pembelajaran.
16
demokratis, yakni kecerdasan warga negara (civic intelligence), t
anggung jawab warga negara (civic responsibility), dan partisip a si
warga negara (civic participation), dengan kata lain bahwa
pendidikan kewarganegaraa n merupakan mata pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk peserta didik menja di warga negara
demokratis yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional dan
sosial.
17
Civic Responsibility , yaitu kesadaran akan hak dan kewaj ib an
sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Oleh sebab itu,
sebagai warga negara yang bertanggung jawab harus memiliki
Sifat-sifat yang dapat menunjang karakter berpartisipasi d a la m
urusan-urusan kewarganegaraan (publik) antara lain, sebagai
berikut:
a) Keberadaban (civility), Seperti: menghormati orang lain;
menghormati, pendapat orang lain meskipun tidak
sepaham, mendengarkan pandangan orang lain,
menghindari argumentasi yang bermusuhan, sewenang-
wenang,emosional dan tidak masuk akal.
b) Menghormati hak-hak orang lain, seperti: menghormati
hak orang lain bahwa mereka memiliki suara yang sama
dalam pemerintahan dan sama dimata hukum;
menghormati hak orang lain untuk memegang dan
menganjurkan gagasan yang bermacam dan bek erj asama
dalam suatu asosiasibuntuk memajukan pandangan-
pandangan mereka.
c) Menghormati hukum, seperti: berkemauan m ematuhi
hukum, bahkan ketika ia tidak menyepakatinya,
berkemauan melakukan tindakan dengan cara -cara d am ai
dan legal untuk mengubah hukum yang tidak arif dan adil.
d) Jujur, seperti, berkemauan untuk memelihara dan
mengekspresikan kebenaran.
e) Berpikiran terbuka, seperti: yaitu mempertimbangkan
pandangan orang lain.
18
f) Berpikir kritis, seperti: yaitu kehendak hati untuk
mempertanyakan keabsahan/kebenaran berb aga i m a cam
posisi termasuk posisi dirinya.
g) Bersedia melakukan negoisasi dan berkompromi, seperti:
bersedia untuk membuat kesepakatan dengan orang lain
meskipun terdapat perbedaan yang sangat
tajam/mendalam, sejauh hal itu dinilai rasional dan adanya
pembenaran secara moral untuk melakukannya.
h) Ulet/tidak mudah putus asa, seperti: memiliki kemauan
untuk mencoba berulang-ulang untuk meraih suatu tujuan.
i) Berpikiran kewarganegaraan, seperti: memiliki perhatian
dan kepedulian terhadap urusanurusan
publik/kemasyarakatan.
j) Keharuan/memiliki perasaan kasihan, seperti: memiliki
kepedulian agar orang lain hidupnya lebih baik, khususnya
terhadap mereka yang tidak beruntung.
k) Patriotisme, seperti: memiliki loyalitas terhadap nilai-nilai
demokrasi konstitusional.
l) Keteguhan hati, seperti: kuat untuk tetap pad a
pendiriannya, ketika kata hati menuntutnya.
m) Toleran terhadap ketidak pastian, seperti: memiliki
kemampuan untuk menerima ketidak pastian yang
muncul, karena ketidak cukupan pengetahuan atau
pemahaman tentang isu-isu yang komplek atau tentang
ketegangan antara nilai-nilai fondamental dengan prinsip
prinsip.
19
n) Bekerja dengan cara -cara damai dan legal dalam rangka
mengubah undangundang yang dianggap tidak adil dan
bijaksana, Seperti: Sadar informasi dan kepekaan terhadap
urusanurusan public, melakukan penelaahan terhadap
nilai-nilai dan prinsip-prinsip konstitusional, memonitor
keputusan para pemimpin politik dan lembaga -lembaga
publik dalam penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip
konstitusional dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan apabila terdapat kekurangannya.
3. Partisipai warga negara (civic participation)
20
a) Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga
masyarakat global.
b) Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan
memikulta nggung jawab atas peran atau kewajibannya dala m
masyarakat.
c) Kemampuan untuk memahami, menerima, dan mengh o rm at i
perbedaan perbedaan budaya.
d) Kemampuan berpikir kritis dan sistematis.
e) Kemauan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa
kekerasan.
f) Kemauan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok
yang sudah biasa guna melindungi lingkungan.
g) Memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan h ak a sasi
manusia (seperti hak kaum wanita, minoritas etnik, dan
sebagainya).
h) Kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
politik pada tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan
internasional. Atas dasar hasil penelitian ini, kita harus
memantapkan, mengaktualisasi dan mengkonsepsikan
kembali pendidikan kewarganegaraan dengan kerangka
berpikir yang baru.
21
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan terjemahan dari d u a
istilah teknis dalam kepustakaan asing, yakni civic education dan
citizenship education. Menurut Cogan (dalam Winarno, 2013:4)
istilah Civics Education sebagai “the foundational course work in
school designed to prepare young citizens for an active role in th ei r
communities in their adult lives”, atau suatu mata pelajaran dasar d i
sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara m u d a,
agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam
masyarakatnya. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan yang
disebut dengan istilah citizenship education atau education for
citizenship sebagai “...the more inclusive term and encompasses
both these in-school experiences as well as out-of-school or non-
formal/informal learning which takes place in the family, the
religious organization, community organizations, the media etc”
artinya, citizenship education atau education for citizenship
merupakan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti lua s
yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sek o la h ,
seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi
keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan da lam media.
22
and rights of citizen " . Dari ontologi pokok inilah berkembang
konsep "Civics", yang secara harfiah diambil dari bahasa Latin
"civicus" yang artinya warga nega ra pada jaman Yunani kuno, ya n g
kemudian diakui secara akademis sebagai em brionya "civic
education", yang selanjutnya Indonesia diadaptasi menjadi
"pendidikan kewarganegaraan " (PKn).
23
keilmuan PKn, program kurikuler PKn, dan aktivitas sosial- kultural
PKn saat ini benar-benar bersifat multifaset/multidimensional.
24
konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban warga negara ,
hak asasi
25
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi
dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI.
b) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa
Indonesia,sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI.
c) Tata tertib, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma -norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernega ra, system hokum dan peradilan
nasional, hukum dan peradilan internasional.
26
BAB II
27
kewajiban ibadat yang ritual yang bersifat vertikal yaitu untuk
mengabdi kepada Tuhan sebagai pencipta misalnya umat islam
melaksanakan ibadat ritualnya diMesjid.
28
lamunya lima tahun barang siapa dengan sengaja di mi muka umum
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan.
29
Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di
muka bumi. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan
unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang
sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuh an. Hal
itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan u n t uk
beribadah kepada Tuhannya. Oleh karena fitrah manusia yang
diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa ,
untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu
tersebut diperoleh melalui pendidikan.
30
c) Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup ,
dan naluri/ instink.Misalnya, bina tang, temak, kambing,
kerbau, sapi, dan ayarn.
d) Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda,
hidup, naluri/instink, dan akal budi. Misalnya, manusia
merupakan makhluk yang memiliki keunggulan dibanding
dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki empat
unsur, yaitu benda, hidup, instink, dan naluri.
31
tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggidan lebih
terhormat dibandingikan dengan makhluk lainnya.
d) HAM: Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh
setiap manusia sebagai anugerah dan Tuhan Yang Maha Esa ,
seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau
kemerdekaan.
e) Kewajiban manusia: Kewajiban manusia artinya sesuatu yang
harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban manusia adalah
keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi
manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai h a k h ak
asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia berkedudukan
sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan
kewajiban hidupnya sehari-hari.
32
kewajiban dan kepercayaan karena masyarakat bangsa kita terdiri
dari unsur-unsur masyarakat yang memeluk agama.
33
perwujudan manusia sebagai makhluk religi.Sudah pasti, tak
seorang pun akan menolak pemikiran adanya suatu kek u atan y a n g
melingkupi, pencipta, sekaligus yang memelihara alam ini, yaitu
Tuhan yang maha kuasa, adil, dan maha pemurah dapat menjadi
pelipur lara, pemberi bantuan dan pembimbing manusia juga,
disebabkan sederhananya gagasan itu, ia dapat dipahami oleh o ra n g
yang pikirannya paling lemah sekalipun. Manusia memiliki potensi
untuk mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Di lain pihak, Tuhan pun telah menurunkan wahyu melalui utusan -
utusanNya, dan telah menggelar tanda -tanda di alam semesta un t u k
dipikirkan oleh manusia agar (sehingga) manusia beriman dan
bertakwa kepadaNya. Manusia hidup beragama kerana agama
menyangkut masalah- masalah yang bersifat mutlak maka
pelaksanaan keberagamaan akan tampak dalam kehidupan sesu a i
agama yang dianut masing-masing individu. Dalam kebera ga m an
ini manusia akan merasakan hidupnya menjadi bermakna. Ia
memperoleh kejelasan tentang dasar hidupnya, tata cara hidup
dalam berbagai aspek kehidupannya, dan menjadi jelas pula a pa
yang menjadi tujuan hidupnya
34
manusia selalu membutuhkan manusia lainnya. Setiap manusia
dalam bermasyarakat pasti melakukan komunikasi, sosialisasi dan
juga interaksi dengan masyarakat lainnya. Manusia sebagai makhluk
sosial sudah terjadi sejak ia lahir, Seorang manusia yang akan lahir
pun membutuhkan manusia lain untuk memberikan pertolongan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, yang pada
dasarnya setiap kehidupannya tidak dapat. terlepas dari adanya
pengaruh interaksi, sosialisasi, dan komunikasi. Komunikasi
menjadi sangat penting karena dengan melakukan komunikasi
seseorang akan dapat mengungkapkan apa yang mereka inginkan
dan harapkan terhadap orang lain dalam aktivitasnya. Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain.
dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.
Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai
salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhk an
satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi.
35
Manusia secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial ingin
memenuhi kebutuhan secara umum, yaitu kebutuhan ekonomis,
kebutuhan biologis dan lain sebagainya. Untuk memenuhi
kebutuhan ini manusia tidak dapat berdiri sendiri, ia harus bekerja
sama dengan orang lain atau masyarakat. Tanpa mengadakan k erj a
sama dan hubungan keutuhan tersebut tidak akan dap at t erp en u hi,
oleh sebab itu manusia baik secara pribadi maupun secara b ersa m a
saling memerlukan dan saling melakukan hubungan. Selain
berinteraksi kesesama manusia, manusia pun saling berhubungan
dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Manusia bertindak sosia l
dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya dem i
kelangsungan hidup sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam d iri
manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar d i
tengahtengah. manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus
belajar dari manusia lainnya.
36
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya
adalah kesadaran manusia tentang status dan posisidirinya d a la m
kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan
kewajibannya di dalam kebersamaan dengan manusia lainnya d i
dalam masyarakat. Masyarakat yang paling kecil dalam
keluarganya, di kampungnya, sampai organisasi kemasyarakatan
yang besar
37
untuk itu dibutuhkan Pendidikan Kewarganegraan dalam rangkah
menanamkan nilai-nilai Pancasila, agar tetap tumbuh
masyarakat Indonesia yang tetap menghormati ideology dan nila i-
nilai budaya bangsa.
38
Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh
masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di lingkungan yang lebih
besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu
manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, yaitu mahluk yang
didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia
lain.
39
berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk
mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan
orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau
kepentingannya masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung
berteman lagi dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai
artis, cenderung untuk mencari teman sesama artis lagi. Dengan
demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan.
40
Bayi lapar maka ia menangis, kedinginan ia pun men angis, pipis
ia pun menangis. Manusia memiliki potensi akal untuk
mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada dalam diri
manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar d i
tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus
belajar dari manusia lainnya.
41
split personality. Berbagai macam ideologi dan gaya hidup telah
masuk menjadi tontonan dan bacaan masyaraka t, sehingga
berpotensi mempengaruhi cara berpikir dan bertindak masyarakat,
untuk itu dibutuhkan Pendidikan Kewarganegraan dalam rangkah
menanamkan nilai-nilai Pancasila, agar tetap tumbuh masyarakat
Indonesia yang tetap menghormati ideology dan nilai-nilai budaya
bangsa.Landasan filosofis dan harapan di atas, kemudian perlu
dicari relevansinya dengan kondisi dan tantangan kehidupan n y at a
dalam masyarakat, agar Pendidikan Kewarganegaraan mampu
memberikan kontribusi yang posiif bagi pemecahan permasalahan
kemasyarakatan yang sedang dan akan dihadapi suatu b a n gsa a t au
masyarakat. Oleh karena itu apapun bentuk Pendidikan
Kewarganegaraan yang dikembangkan di berbagai bangsa sangat
perlu mengembangkan nilai-nilai fondamental bangsa (masyarakat )
tersebut sesuai dengan dinamika perubahan sosial, agar nilai-nilai
fondamental tersebut menemukan relevansinya untuk memb erik a n
kontribusi yang signifikan terhadap masalah -masalah sosial dalam
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai makhluk
individu berarti ma khluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat
dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan
sebagai kesatuan yang terbatas, ya itu sebagai manusia perorangan.
42
kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta k elem a h an -
kelemahannya. Ind ividu adalah seorang manusia yang tidak h a n ya
memiliki peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya,
melainkan juga memiliki kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Sebagai makhluk individu manusia memiliki
beberapa peran untuk mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
43
a) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain
di sekelilingnya (masyarakat)
b) Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekitarnya.
44
masyarakat adalah pertanyaan yang dihadapi oleh manu sia , d ik a la
manakah yang harus diutamakan. Ada beberapa pandangan ten t an g
peran manusia pada masyarkat, yaitu:
1. Pandangan Individualisme
45
Status atau kedudukan sosial adalah tempat, posisi atau
kedudukan individu di dalam struktur sosial kelompok atau
masyarakat. Individu yang status sosialnya berbeda akan memiliki
hak-hak, tanggung jawab dan kewajiban kewajiban yang berbeda
pula.
46
macam status sosial. Ketika suatu interaksi sosial berlangsung,
terdapat status aktif, yaitu sta tus yang berfungsi ketika sebuah
interaksi sosial berlangsung, dan ada status laten, yakni status yang
tidak berfungsi ketika sebuah interaksi sosial berlangsung.
47
dirinya untuk bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal itulah
merupakan beberapa materi Pendidikan Kewarganegraan Indonesia,
disamping materi-materi lainnya.
48
b) Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara
melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
c) Saling menghormati dan toleransi antarpemeluk agama.
d) Kebebasan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
49
Makna sila persatuan Indonesia adalah kebulatan berbagai
aspek kehidupan yang melipuri ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan yang sem uanya terwuju d d a la m
suatu wadah, yakni Indonesia. Adapun nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sila ketiga, antara lain sebagai berikut.
50
b) Setiap individu di Indonesia sebagai warga masyarakat dan
warga negara mempunyai kedudukan. hak, dan kewajiban
yang sama.
c) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat darip a da
kepentingan pribadi atau golongan.
d) Mengutamakan musyawarah dalam setiap mengambil
keputusan yang diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
51
a) Mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara meliputi bidang ideologi. politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
b) Keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta mengh o rm at i
hak-hak orang lain.
c) Bersikap adil dan suka memberikan pertolongan kepada orang
lain.
d) Mengembangkan perbuatan yang mencerminkan sikap
kekeluargaan dan gotong royong.
e) Bersikan terbuka terhadap kemajuan dan pembangunan
bangsa, baik materiel maupun spiritual.
52
negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopo li d a la m
penggunaan kekerasaan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
NEGARA :
53
d) Memiliki tanggung jawab demi kepentingan umum
e) Memiliki sikap menerima nilai-nilai dasar kemasyarakatan
54
Partisipasi warga negara :
55
e) Menurut Robert M Mac Iver, negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat
dalam suatu wilayh dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud
tersebut diberi kekuasaan m emaksa.
56
dalam suatu wilayh dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud
tersebut diberi kekuasaan memaksa.
57
d) Berkomunikasi Dalam berkomunikasi wujud komunikasi baik
lisan maupun tulisan yang di ekspresikan warga negara yang
cerdas bukan sekedar informasi yang hampa makna
(meaningless) melainkan berisikan pesan-pesan informasi
yang memiliki atau berbobot makna (meaningfull)
e) Menjalin kerjasama Warga negara yang cerdas mesti
menyadari bahwa keberadaa n atau eksistensinya tidak dpat
dilepaskan dengan keberadaan anggota masyarakat yang lain.
f) Melakukan berbagai macam kepentingan secara benar
Merupakan fakta yang tidak terbantahkan bahwa setiap
individu warga negara memiliki kepentingan yang berbeda -
beda
58
BAB III
59
terhadap tanah air berbangsa dan bernegara. Pendidikan
kewarganegaraan dalam menanamkan sikap patriotisme hanya
dilakukan di sekolah sedangkan diluar sekolah biasanya dilakukan
oleh budaya yang ada.
60
Menurut Kompasiana.com (2017) definisi cinta tanah air
adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seseorang
warga negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi,
dari segala ancaman dan gangguan. Rasa cinta tanah air yang
dimiliki oleh setiap induvidu pada negara dimana ia tinggal,
tercermin dari perilau membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah air, relab erkoran demi kepentinga bangsa dan
negara, mencintai adat dan budaya, yang ada di negaranya, dan
melestarikan alam dan lingkungan.
61
berbentuk bahasa daerah,rumah tradisional, pakaian adat, dan
kesenian daerah berupa tari-tarian, alat musik, lagu-lagu dan upacara
adat. Semua budaya tersebut menjadi ciri khas tiap -tiap daerah .
berikut contoh budaya daerah di Indonesia.
1. Bahasa Daerah
2. Rumah Adat
3. Pakaian Adat
62
mereka dari pa da baju casual sehari-hari. Bahkan trend sari sem p a t
menjamur di Indonesia. Indonesia sebetulnya sudah memiliki batik
yang indah, dan kebaya yang feminis, tetapi kita sebagai orang
Indonesia kadang belum bisa secara total bengga dengan apa yang
kita miliki. Pakaian adat Indonesia hanyalah salah satu conto h , d a n
masih banyak contoh yang lain, misalnya tarian daerah, lagu -lagu
daerah, alat musi, upacara tradisional dan lain -lain.
4. Kesenian Daerah
63
orang untuk memenuhi ambisi dan kepentingan pribadi atau
golongannya. Ini menimbulkan konflik horizontal yang
menyebabkan terpuruknya bangsa Indonesia, kerusuhan terjadi
dimana -mana.
64
Adanya perbedaan dan keragaman bangsa Indonesia akan
menjadi modal dasar pembangunan bangsa kita sendiri, apabila
masyarakat dapat saling menghormati perbedaan dan keragaman
tersebut. Sebaliknya jika masyarakat Indonesia tidak mau saling
menghargai dan menghormati adanya perbedaan dan keragaman
tersebut, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah.
Misalnya; perkelahian antar suku, kekerasan, pelecehan, penghinaan
dan sebagainya
65
peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di
Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka
diriIndonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat
itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga
memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar
peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan -singgungan
peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi denganperbedaan. Disisi yang
lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan
mengembangkanbudaya lokal ditengah-tengah singgungan antar
peradaban itu.
66
Tidak saja keanekaragamanbudayakelompok sukubangsa namun
juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,trad isio n a l
hingga ke modern, dan kewilayahan.
67
buah. Pulau-pulau tersebut terletak di antara dua samudera yaitu
samudera Pasifik dan samudera Hindia serta terletak diantara dua
benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Alangkah indahnya
Nusantara yang membujur di garis khatulistiwa bagaikan "Untaian
Ratna Mutu Manikam".
Jadi negara yang hendak kita bentuk ini bukan negara serikat
atau federal tetapi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
mampu melindungi kepentingan seluruh warganya, term asuk
menjaga keselamatan bangsa dan tumpah darah Indonesia, seperti d i
tegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV. yang berbunyi,
"Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
68
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia". Selain itu, d alam
pasal 1 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 menyebutkan secara
tegas "Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik ".
Sekalipun bangsa Indonesia terdiri atas beranekaragam penduduk
dan budaya tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai
bahkan merupakan credit point yang menjadikan kita merasa bangga
sebagai bangsa Indonesia.
69
yang lebih mendalam lagi adalah Pancasila sebagai dasar negara
yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa
yang bersifat universal yang merupakan sumber dari segala sumber
tertib hukum dan falsafah bangsa Indonesia.
70
segera diatasi, terutama oleh adanya semangat persatuan dan
kesatuan bangsa. Untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa maka ditetapkan berbagai perangkat hukum, seperti
Pancasila, UUD 1945, Tap MPR, GBHN, UU Kewarganegaraan,
Wawasan Nusantara dan keputusankeputusan la innya.
71
pemakai bahasa tertentu, baik terhadap bahasa yang dikuasai oleh
setiap individu maupun oleh anggota masyarakat.
72
seperti mengenakan batik dan pakaian adat saat perayaan juga
menumbuhkan rasa cinta tanah air.
73
menumbuhkan cinta tanah air. Selain itu, dengan kebersamaan di
kalangan pelajar juga bisa menumbuhkan sikap saling toleransi sa t u
sama lain, dan menghargai serta menghormati perbedaan sesama
mereka.
Bila kamu sudah memiliki hak pilih, gunakan hak pilihmu saat
pemilihan umum untuk memilih kepala daerah, anggota DPR/DPRD
dan pemilihan presiden/wakil presiden.
74
C. Pembelajaran Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat
Indonesia Dan Kebaggaang Sebagai Bangsa Indonesia
75
Budaya Indonesia adalah suatu kebiasaan ataupun
keanekaragaman yang telah dimiliki bangsa indonesia,baik b u d a y a
lokal,nasional maupun internasional.Budaya di Indonesia sangat
beragam sekali,mulai dari tarian daerah,musik daerah dan sek a ra ng
peran kita sebagai pemuda Indonesia adalah mempertahan k ann y a.
Olehnya itu pendidikan kewarganegaraan dalam konteks kuriku lu m
persekolahan mempunyai peranan dan kedudukan yang strategis
dalam upaya membangun karakter bangsa.
76
a) Kemampuan berpikir rasional, kritis dan kreatif sehingga
memahami wacana kewarganegaraan
b) Keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara
demokrasi dan bertanggung jawab
c) Memiliki watak dan kepribadian yang baik sesuai norma yang
berlaku
77
Dalam kegiatan belajar dicontohkan 2 model yaitu model
bermain peran (role playing) dan Analisis Kasus.Udin Saripudin
(1997) menyatakan bahwa bermain peran berarti memainkan satu
peran tertentu sehingga yang bermain peran tersebut harus mampu
berbuat seperti peran yang dimainkan. I.G.A.K. Wardani (1997)
Keterampilan Dasar yang harus dimiliki guru untuk melaksanakan
kegiatan bermain peran adalah keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya dan keterampilan mengelola kelompok kecil.
78
lainnya. Kebhinnekaan tersebut terutama terjadi karena jumlah suku
bangsa yang mendiami wilaya h Indonesia cukup banyak.
Kebhinnekaan yang ada di Indonesia selain merupakan potensi ju ga
merupakan tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya.
79
merasa berasal dari latar belakangperjuangan yang sama,
mempunyai pengalaman yang sama, merasa berasal dari
keturunan,bahasa dan adat istiadat yang sama dalam wadah Ban gsa
dan Negara Kesa tuan RepublikIndonesia. Sedangkan ikatan yu rid is
bisa kita simak dari berbagai rumusan yang tertuang dalam berbagai
bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti
Pembukaan UUD 1945; Batang TubuhUUD 1945; Ketetapatn MPR;
dan berbagai peraturan perundangan lainnya.
80
dipikirkan dan dirancang secermat mungkin sehingga mampu
mengembangkan berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.
81
Rasa bangga terhadap Tanah Air perlu diwujudkan dengan
pematuhan terhadap aturan yang berlaku, hukum negara, hingga
pelestarian sumber daya dan budaya yang telah berkembang
berabad-abad lamanya. Seiring dengan perkembangan zaman,
budaya serta kekayaan bangsa mulai terkikis akibat adanya
perubahan pada pola pikir masyarakat yang lebih mengutamakan
individualisme dibandingkan kepentingan bersama. Terlebih lagi,
banyaknya isu perpecahan bangsa dan oknum -oknum yang
menginginkan perubahan ideologi dan dasar negara.
82
penting. Dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik p ada tahun
2015 lalu bahwa dari 100 orang, terdapat 18 orang diantaranya yang
tidak mengetahui lagu kebangsaan Repubik Indonesia, 24 orang
tidak hafal sila -sila yang terkandung pada Pancasila, serta 53 persen
juga tidak hafal dengan lirik lagu kebangsaan. M engapa hal tersebu t
dapat terjadi? Karena bagi sebagian orang, simbol akan rasa
bangga atau nasionalisme warga negara tidak seharusnya
dianggap dengan terlalu seremonial.
83
dan keadilan dalam berbagai bentuk. Pem erintah perlu
memandang setara seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.
Khususnya bagi pelayanan hukum, dimana setiap masyara kat h a ru
setara di mata hukum.
84
BAB IV
85
Pancasila sebagai ideologi dalam politik kehidupan
masyarakat Indonesia terletak pada kualitas nyata yang
terkandung dalam masyarakat itu sendiri dalam
mengaktualisasikan sila -sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, relevansi aktualisasi dalam kehidupan
sehari-hari hidup juga terletak pada posisi komparatif dari
ideologi-ideologi ini untuk ideologi lain seperti neo-
liberalisasi agar bangsa kita yang meyakini ideologi pancasila
dapat memahami dan menghayatinya, mengapa pancasila
merupakan ideologi yang paling baik untuk dijadikan sebaga i
landasan dan sekaligus berusaha untuk mengembangkan
masyarakat itu sendiri dalam berbagai bidang kehidupan di
masyarakat,berbangsa dan bernegara, termasuk kehidupan
politik dalam pembuatan kebijakan politik dan pemerintaha n .
Atas dasar itu, jika kita membahas Pancasila sebagai id eo lo gi
tidak dapat dilepaskan dari pandangan Pancasila sebagai
ideologi terbuka sesuai dengan tuntutan waktu. Karena
sejarah menunjukkan betapa kuatnya sebuah ideologi jika
tidak memiliki fleksibilitas atau keterbukaan, itu akan
mengalami kesulitan dan bahkan mungkin kehancuran
sebagai tanggapan atas tuntutan zaman, seperti ideologi
komunis.
Menurut Notonegoro pancasila adalah dasar falsafah
Negara Indonesia,sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology Negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia
86
sebagai pemersatu,lambang persatuan dan kesatuan serta
sebagai pertahanan bangsa dan Negara Indonesia. (Jagad A.D.
Dkk.2019)
P
ancasila sebagai keterbukaa n ideologi, di satu sisi, kita
dituntut untuk mempertajam kesadaran akan nilai-nilai
dasarnya yang bersifat abadi. Di samping itu, didorong untuk
mengembangkannya secara kreatif dan dinamis untuk
menjawab kebutuhan zaman. Selanjutnya, sains menjela sk an
fungsi dan peran ideologi sebagai pemersatu bangsa dan
pemberi arah, tujuan, dan cara mencapai cita -cita nasional
kehidupan. Ideologi juga berperan dalam membentuk dan
memberikan identitas kelompok atau bangsa, sehingga
membedakannya dari yang lain bangsa. Dalam pengertian in i,
ideologi berperan dalam mempersatukan suatu bangsa, yang
artinya berperan dalam mewujudkan integrasi nasional suatu
bangsa.Pentingnya peran ideologi adalah wajar, bahkan sua t u
keharusan. Hal ini karena, ideologi dapat muncul secara ala mi
dan dimiliki oleh setiap manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Muhammad Yamin pancasila berasal dari kata
panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi,asas,dasar
atau pengaturan tingkah laku yang penting dan baik.Dengan
demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan
baik.
87
Menurut Ir.Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa
Indonesia yang turun temurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat.Dengan
demikian,pancasila tidak saja falsafah Negara,tetapi lebih lua s
lagi,yakni falsafah bangsa Indonesia.
Menurut panitia lima pancasila adalah lima asas yang
merupakan ideologi Negara.Kelima sila itu merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisah satu sama lain.Hubungan
antara lima asas erat sekali,berangkaian,dan tidak berdiri
sendiri.
Lima sendi utama penyusun pancasila merupakan
ketuhanan yang maha esa,kemanusiaan yang adil dan
beradap,persatuan Indonesia,kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebikjaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,dan keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia,dan tercantum pada paragraf ke-4 pembukaan UUD
1945.
2. FUNGSI PANCASILA
1) Fungsi Umum
a. Pancasila sebagai panduan hidup bangsa Indonesia a rtinya
pancasila dapat digunakan sebagai panduan menata
kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan nilai-
nilai kehidupan yang ada.
b. Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum artinya
pancasila dapat digunakan sebagai sumber hukum dari
88
segala sumber yang ada di Indonesia dalam men j alan k an
kehidupan berbegara.
c. Pancasila sebagai perjanjian luhur artinya pancasila
memiliki makna perjanjian yang luhur,karena pancasila
dibentuk sesuai kesepakatan bersama.
d. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia artin y a
pancasila mempunyai makna sebagai suatu asas yang
mengandung nilai- nilai lain (“Nalues”)dasar yang
berkewanangan yang telah kita yakini dan kita
patuhi,sehingga asas tadi kita jadikan arah pengembanga n
kehidupan sekarang atau masyarakat untuk menjawab
masalah-masalah yang tidak dapat secara teknis atau
praktis.Dalam arti ini,filsafat merupakan konotasi seb a ga i
sifat atau pandangan hidup.
2) Fungsi Pokok Pancasila
Pancasila memiliki 2 fungsi pokok yaitu sebagai
pandangan hidup dan dasar Negara.
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
artinya pancasila adalah pemberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam
masyarakat yang beraneka ragam sifatnya.
Sebagai pandangan hidup pancasila mempunyai 3 fungsi
pokok dala m kehidupan bernegara,yaitu:
1. Mempererat bangsa Indonesia,memelihara dan
mengukuhkan persatuan dan kesatuan.Fungsi ini amat
penting bagi Indonesia karena pancasila tidak hanya
89
merupakan ide-ide atau perenungan dari seorang
saja,melainkan pancasila dari nilai yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia pada hakikatnya dirumuskan untuk
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa dan Negara
Indonesia.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.Pancasila memberi cita -cita bangsa Indonesia
sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad perjuanga n
mencapai cita -cita menggerakkan bangsa melak sanak an
pembangunan nasional sebagai pengalaman pancasila.
3. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya
perwujudan cita -cita yang terkandung dalam
pancasila.Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan
kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara Indonesia.
b. Pancasila sebagai dasar Negara atau dasar filsafat
Artinya pancasila merupakan sumber dari segala sumber
yang berlaku di Negara kita dan olehnya digunakan sebagai
dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari
segala hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia.
Dengan demikian,pancasila merupakan asas kerohanian
segala peraturan perundang-undangan di Indonesia y a n g
dalam pembukaan UUD RI Tahun 1945 yang dijabark an
lebih lanjut ke dalam 4 pokok pikiran yaitu:
90
a. Pokok pikiran pertama:Negara melindungi bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
(pokok pikiran persatuan).
b. Pokok pikiran kedua:Negara hendak mewujudkan
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (pokok
pikiran keadilan sosial).
c. Pokok pikiran ketiga:Negara berkedaulatan
rakyat,berdasarkan asas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan (pokok pikiran
kedaulatan rakyat).
d. Pokok pikiran keempat:Negara berdasarkan asas
ketuhanan yang maha esa,menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok pikiran
ketuhanan).
2. Meliputi suasana kebatinan dari UUD NKRI 1945.
3. Mewujudkan cita -cita hukum bagi hukum dasar Negara
(baik hukum dasar tertulis atau tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD NRI 194 5
dan peraturan perundang-undangan lainnya mengand un g
isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggaraan
lain Negara (termasuk partai politik) memegang teguh
nilai-nilai pancasila.
5. Merupakan sumber semangat baik UUD 1945.
6. Fungsi pancasila sebagai dasar Negara
91
a. Pancasila sebagai pedoman hidup
Di sini pancasila berperan sebagai dasar dari setiap
pandangan di Indonesia.Pancasila haruslah menjadi
pedoman dalam mengambil keputusan dalam menghadapi
suatu masalah.
b. Pancasila sebagai jiwa bangsa
Pancasila haruslah menjadi jiwa bangsa
Indonesia.Pancasila merupakan jiwa bangsa harus
terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan
insan yang ada di Indonesia.
c. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga
sebagai identitas bangsa Indonesia.Oleh karena itu
pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa
Indonesia agar bisa membuat pancasila sebagai
kepribadian bangsa.
d. Pancasila sebagai sumber hukum
Pancasila sebagai sumber hukum dari segala sumber
hukum yang berlaku di Indonesia.Dengan kata lain
pancasila sebagai dasar Negara tidak boleh ada satu
peraturan yang bertentangan dengan pancasila.
e. Pancasila sebagai cita -cita bangsa
Pancasila yang dibuat sebagai dasar Negara juga dibuat
untuk menjadi tujuan Negara dan cita -cita bangsa.Kita
sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan seb u a h
Negara yang punya punya Tuhan Yang Maha Esa p u n y a
92
rasa kemanusiaan yang tingi,bersatu serta solid,selalu
bermusyawarah dan juga munculnya keadilan social.
93
undang-undang dasar akan tetap menjadi wacana, isu perubahan
undang-undang dasar hanya akan berjalan ditempat.
94
a. Perubahan Pertama UUD 1945 yang ditetapkan pad a
tanggal 19 Oktober tahun 1999, berhasil diamandemen
sebanyak 9 pasal.
b. Perubahan Kedua UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal
18 Agustus 2000 telah diamandemen sebayak 25 pasal.
c. Perubahan Ketiga UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal
9 November tahun 1999 berhasil diamandemen sebanyak
23 pasal.
d. Perubahan Keempat UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 10 Agustus 2002 ini telah berhasil diamandemen
13 pasal serta 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal At u ra n
Tambahan.
95
Ketentuan-ketentuan atau ayat-ayat yang masih tetap
dipertahankan sesuai naskah aslinya adala h: Pasal 1 Ayat (1);
Pasal 4 Ayat (1) dan (2); Pasal 5 Ayat (2); Pasal 6 Ayat (10);
Pasal 12; Pasal 13 (1); Pasal 21 Ayat (2); Pasal 22 Ayat (1), (2 ),
dan (3); Pasal 26 Ayat (1); Pasal 27 Ayat (1), dan (2); Pasal 2 8 ;
Pasal 29 Ayat (1) dan (2); Pasal 33 Aya t (1), (2) dan (3); Pasal
34 Ayat (1); Pasal 35; serta Pasal 36.
96
2. Kekuasaan Presiden yang menyangkut pembentukan
Undang-undang. Kekuasaan pembentukan undang-
undang ini berdasarkan Pasal 20 Perubahan pertama
UUD 1945, tidak lagi dipegang Presiden, melainkan
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian juga
kewenangan Presiden dalam hal pengangkatan dan
penerimaan duta negara lain serta pemberian amnesti dan
abolisi.
3. Penjelasan UUD 1945. Sebenarnya secara eksplisit tidak
ada ketentuan yang mengatur tentang keberlakuan
Penjelasan dalam pasal-pasal UUD 1945. Namun secara
de fakto Penjelasan itu sudah ada setelah enam bulan
pengesahan Undang Undang Dasar tersebut oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus
1945 dan secara resmi dicantumkan dalam lampiran
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang memberlakukan
kembali UUD 1945. Oleh karena itu, Pasal yang
meniadakan Penjelasan itu juga tidak secara langsung
menyebutkan bahwa Penjelasan dicabut. Jadi rumusan
pasal itu sangat tepat.
b. Ketentuan dan lembaga baru
Ketentuan atau lembaga yang baru yang diatur dalam
Perubahan UUD 1945, dapat disebut di sini antara lain:
1. Dewan Perwakilan Daerah (DPD), diatur dalam Pasal
22C dan 22D UUD 1945 Perubahan ketiga.
97
2. Mahkamah Konstitusi16, diatur dalam Pasal 24C UUD
1945 Perubahan ketiga.
3. Komisi Yudisial, diatur dalam Pasal 24B UUD 1945
Perubahan ketiga.
4. Komisi pemilihan umum sebagai penyelenggaran
pemilihan umum diatur langsung dalam bab baru (VI IB)
UUD 1945 Pasal 22E, sebelumnya diatur dalam uandang-
undang.
5. Bank Sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam
undang-undang, sekarang diatur dalam Pasal 23D UUD
1945 Perubahan kempat.
c. Ketentuan dan Lembaga yang telah Dimodifikasi
Ketentuan-ketentuan yang merupakan modifikasi atas
ketentuan atau lembaga lama yang diatur dalam Perubahan
UUD 1945, dapat disebut di sini antara lain :
1. Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR
lama, diatur dalam Pasal 2 Ayat (1) UUD 1945
Perubahan keempat17. Mengenai reposi Majelis ini akan
diuraikan di bawah.
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung
oleh rakyat, yang sebelumnya dipilih oloh MPR, diatur
dalam Pasal 6A UUD 1945 Perubahan ketiga.
3. Pemilihan Kepala Pemerintahan Daerah secara
demokratis, yang sebelumnya diusulkan oleh DPRD
kepada Presiden.
98
4. Ketentuan Hak Asasi Manusia sebagai penambahan d a ri
ketentuan hak asasi lama, diatur dalam Pasal 28A sampa i
dengan 28J UUD 1945 Perubahan kedua.
5. Usul Perubahan Undang Undang Dasar dan pembatasan
perubaha n atas negara kesatuan, merupakan penambahan
tata cara perubahan Undang Undang Dasar, diatur d a la m
Ayat (1) dan (5) Pasal 37 UUD 1945 Perubahan keempat.
UNDANG-UNDANG DASAR
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Pr eambule)
99
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
100
C. PEMBELAJARAN MATERI PANCASILA DAN UUD
1945
a. Metoda percontohan;
b. Analisis nilai;
c. VCT Daftar matrik
d. VCT dengan kartu keyakinan;
e. VCT melalui teknik wawancara;
101
f. Teknik yurisprudensi; dan
g. Teknik inkuiri nilai.
102
Yang menjadi pertanyaan kita adalah model pembelajaran apa
yang cocok untuk materi Pancasila dan UUD 1945? Untuk materi
Pancasila mungkin siswa Sekolah Dasar sudah mengenal berbagai
konsep dan nilai-nilai Pancasila beserta hakekat dan fungsi
Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia, sehingga Anda tidak
akan mengalami kesulitan da lam menentukan tema pembelajaran
Tetapi untuk materi UUD 1945, siswa Sekolah Dasar (terutama
kelas-kelas rendah) mungkin belum memahami apa isi-pesan,
muatan, fungsi, dan kedudukan UUD 1945 termasuk perubahan -
perubahannya.
103
VCT Analisis Nilai untuk kelas-kelas tinggi. Mengapa untuk kelas
rendah menggunakan metode percontohan? Anda sebagai guru SD
tentu lebih paham bagaiman karakteristik siswa kelas 1 -3 SD yang
masih kesulitan memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
104
Baiklah! Mari kita kaji bagaimana langkah-langkah Pembelajaran
dengan model pembelajaran VCT percontohan sebagaimana
dikemuka kan A. Kosasih Djahiri (1985) sebagai berikut:
105
106
BAB V
106
pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhlu k Tu h a n Ya n g
Maha Esa dan merupakan Anugerahnya yang wajib di horma t i, d i
junjung tinggi dan di lindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlidungan harkat dan
martabat manusia.
107
b) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau
perkumpulan.
c) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalan k an
agama dan kepercayaan yang diyakinimasing-masing.
d) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan
agama, dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.
e) Hak untuk hidup, berperilaku, tumbuh dan berkembang
f) Hak untuk tidak dipaksa atau disiksa.
2. Hak asasi politik / Political Right
a) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan - hak
ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
b) Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan
organisasi politik lainnya.
c) Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
d) Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
e) Hak diangkat dalam jabatan pemerintah.
3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right
a) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam h u k u m d a n
pemerintahan.
b) Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns.
c) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths
a) Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
b) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
c) Hak kebebasan menyelenggarakan sewa -menyewa, hutan g-
piutang.
108
d) Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.
e) Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
f) Hak untuk menikmati SDA.
g) Hak untuk meningkatkan kualitas hidup.
h) Hak untuk memeperoleh kehidupan yang layak.
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
a) Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
b) Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan, penahanan dan penyelidikan di matahukum.
c) Hak memperoleh kepastian hukum.
d) Hak menolak digeledah tanpa surat adanya surat
penggeledahan.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
a) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan Pendidikan
b) Hak mendapatkan pengajaran.
c) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan
bakat dan minat.
d) Hak untuk mengembangkan hobi.
e) Hak untuk berkreasi.
f) Hak untuk memperoleh jaminan sosial.
g) Hak untuk berkomunikasi.
109
1. Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM
hanya berpusat pada bidang hukum danpolitik. Fokus
pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh totaliterisme dan adanya keinginan
Negara-negara yangbaru merdeka untuk menciptakan
sesuatu tertib hukum yang baru.
2. Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak
yuridis melainkan juga hak-hak sosial,ekonomi, politik dan
budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan
perluasanpengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia.
Pada masa generasi kedua, hak yuridiskurang mendapat
penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan h ak
sosial-budaya,hak ekonomi dan hak politik.
3. Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi
kedua. Generasi ketiga menjanjikanadanya kesatuan a n tara
hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu
keranjangyang disebut dengan hak-hak melaksanakan
pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasilpemikiran HAM
generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dima na
terjadi.
4. Penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangu n an
ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkanhak lainnya
terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena
banyak hak-hak rakyatlainnya yang dilanggar.
5. Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang
sangat dominant dalam prosespembangunan yang t erf o k u s
110
pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak
negativeseperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat.
Selain itu program pembangunan yangdijalankan tidak
berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan
memenuhikebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM
generasi keempat dipelopori oleh Negara -negara dikawasan
Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi
manusia yang disebutDeclaration of the basic Duties of Asia
People and Government
1. Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa
lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai denganlahirnya
magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja
yang tadinya memilikikekuasaan absolute (raja yang
menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terik at dengan
hukum yangdibuatnya), menjadi dibatasi kekua saan ny a d a n
mulai dapat diminta pertanggung jawabannya
dimukahukum(Mansyur Effendi,2018).
2. The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculny a
The American Declaration of Independence yang lahir dari
paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas
bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ib u n y a ,
sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
111
3. The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration
(Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih
dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law ya n g
antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan
yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of
innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian
ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidakbersalah, sampai
ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
yang menyatakan iabersalah.
4. The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat, hak kebebasan memeluk agama danberibadah
sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak
kebebasan dari kemiskinan dalamPengertian setiap bangsa
berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan
sejahtera ba gipenduduknya, hak kebebasan dari ketakutan,
yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehinggatidak
satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk
melakukan serangan terhadap Negara lain( Mansyur
Effendi,2019).
C. Landasan Hukum HAM di Dunia Pendidikan Indonesia
112
1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 tentang hak mendapatkan
pendidikan
a) Pasal 31 Ayat 1
“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Dari
bunyi pasal tersebut sudah jelas bahwa setiap anak harus
mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Jika ada
salah satu warga atau siswa yang sengaja di buat untuk tidak
dapat mendapatkan pendidikan karena alasan biaya yang
terlalu mahal, maka pemerintah wajib menerapkan kebij ak an
lain yang dapat di terima oleh semua warga agar dapat
bersekolah.
b) Pasal 31 Ayat 2
“ Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.” Dari bunyi pasal tersebut
sudah jelas bahwa pemerintah wajib membiayai pendidikan
bagi siapapun tanpa adanya perbedaan ras, suku, agama, jen is
kelami, dll. Tentunya pihak sekolah tidak boleh sewenang-
wenangnya dalam membuat angggaran biaya masuk sek o la h
di setiap satuan pendidikan,
c) Pasal 31 Ayat
“ Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang,yang di atur dengan undang-undang.”
Dengan adanya pendidikan dan setiap anak memperoleh
pendidika n di harapkan bunyi pasal 1 ayat 3 dapat terwujud.
113
d) Pasal 31 Ayat 4
“negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja nega ra
serta dari anggaran pedapatan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggara nasional.” Dengan adanya anggaran
pendidikan dari negara di harapkan dapat membantu dalam
memberikan pendidikan bagi setiap warga dan agar pihak
sekolah tidak sewenang-wenangnya dalam menetapkan bia y a
sekolah.
e) Pasal 31 Ayat 5
“ Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban kesejahteraan umat
manusia.” Dengan pendidikan yang maju diharapkan semua
warga dapat mengikuti perkembangan zaman.
D. Teori-teori tentang Hak Asasi Manusia
1. Pandangan Penganut Hukum Alam Pandangan penganut
hukum alam terhadap hak asasi manusia sebagai hak kodrati
dapat dipahami dari ajaran John Locke tentang kehidupan
manusia. Menurut John Locke manusia sejak lahir memilik i
kebebasan penuh dan sempurna. Manusia bebas untuk
bertindak dengan tidak terikat oleh sesuatu apapun. Keadaan
manusia adalah keadaan yang sepenuhnya bebas m en ga t ur
tindakan yang dianggap pantas bagi dirinya sendiri
Pendidikan Hak Asasi Manusia 9 tanpa ha rus tergantung
pada kehendak atau kemuan orang lain. John Locke
114
berargumentasi bahwa semua individu dikaruniai oleh ala m
hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan dan harta ya ng
merupakan milik mereka sendiri dan tidak dapat
dipindahkan atau dicabut oleh negara.
Hak-hak tersebut sifatnya kodrati artinya:
a) Kodratlah yang menciptakan dan mengilhami akal budi
dan pendapat manusia.
b) Setiap orang dilahirkan dengan hak-hak kodrati tersebut.
c) Hak-hak kodrati itu dimiliki manusia dalam keadaan
alamiah dan kemudia n dibawanya dalam hidup
bermasyarakat.
2. Pandangan Penganut Positivisme Hukum Positivisme adalah
aliran filsafat yang mengatakan bahwa pengetahuan sejati
hanya berasal dari data -data
3. atau faktafakta dalam pengalaman indrawi. Positivisme
hukum mendapat pembenaran fundamentalnya d a ri a j a ran
John Austin dan Hans Kelsen. Hal ini terlihat dari adanya
tiga hal pokok ajaran John Austin tentang hukum. Pert a m a ,
hukum merupakan perintah penguasa (law is a command o f
the law gived), jadi hukum dipandang sebagai perinta h dari
pihak pemegang kekuasaan tertinggi (kedaulatan). Kedua,
hukum merupakan sistem logika yang tetap dan tertutup.
Pandangan ini mendapat pengaruh yang kuat dari cara
berpikir sains modern, dimana ilmu dianggap sebagai
bidang penyelidikan mandiri yang objeknya harus
dipisahkan dari nilai. Ketiga, hukum positif harus memenuhi
115
beberapa unsur, yaitu; perintah, sanksi, kewajiban, dan
kedaulatan.
4. Demikian pula dengan ajaran Hans Kelsen tentang hukum
yang pada pokoknya mencakup tiga hal. Pertama, hukum
sebaga i sistem tertutup atau sistem hukum murni.
Maksudnya hukum harus bersih dari anasir-anasir yang
bukan hukum, seperti etika, sosiologi, politik, ekonomi dan
sebagainya. Jadi hukum harus dibebaskan dari unsur mo ra l.
Kedua, hukum sebagai keharusan (sollens ka tegori), artin y a
orang mentaati hukum karena memang mereka harus
mentaatinya sebagai perintah negara, kelalaian terhadap
perintah itu akan menimbulkan sanksi.
5. Ketiga, 10 Pendidikan Hak Asasi Manusia hukum sebagai
kesatuan peringkat yang sistematis menurut keharusan
tertentu, dimana aturan yang lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. Dari sudut
analisis ilmu hukum, perbedaan pokok antara penganut
mazhab hukum alam dengan positivisme hukum dalam
menyikapi hak-hak asasi manusia, terletak pada sumber
diperolehnya hak asasi tersebut. Jika penganut hukum a la m
mengemukakan gagasan mereka bahwa hak asasi berasal
dari Tuhan, penganut positivisme hukum berpendapat
bahwa eksistensi dan isi hak hanya dapat diberikan oleh
negara (Majda El-Muhtaj, 2020). 3. Pandangan Penganut
Sosialisme-Marxisme Konsep sosialis tentang hak-hak asasi
bersumber pada ajaran Karl Marx dan Frederick Engels
116
dalam bukunya yang terkenal “Das Capital” jilid I terbit
tahun 1867, jilid II tahun 1885 dan jilid III tahun 1894 yan g
diterbitkan oleh Frederick Engels setelah Karl Marx
meninggal (Nickel, James W,2022). Pandangan Marx
terhadap negara, ia menolak paham bahwa negara mewak ili
kepentingan seluruh masyarakat. Menurut Marx negara
dikuasai oleh dan berpihak pada kela s atas, tindakan nega ra
selalu akan menguntungkan kelas atas. Biarpun negara
mengatakan bahwa ia adalah milik semua golongan dan
kebijaksanaannya demi kepentingan seluruh masyarakat,
namun sebenarnya negara melindungi kepentingan kelas
atas semata mata.
6. Pandangan sosialis yang dipelopori oleh Karl Marx dan
Engels tidak menekankan hak terhadap masyarakat, tetapi
menekankan kewajiban kepada masyarakat. Ata s d a sa r it u
konsep sosialisme Marx mendahulukan kemajuan ek o n o mi
daripada hak-hak politik dan hak-hak sipil, mendahulukan
kesejahteraan daripada kebebasan. Penganut sosialisme
Marx, melihat bahwa hak-hak asasi bukan bawaan kodrat
manusia seperti ajaran hukum kodrat, tetapi setiap hak
warga negara termasuk apa yang disebut dengan hak asasi
manusia bersumber dari negara. Pandangan Marxisme sama
dengan pandangan positivisme hukum yaitu negaralah yan g
menetapkan apa yang merupakan hak (Nickel, James W,
2021). Pendidikan Hak Asasi Manusia 11
117
7. Pandangan Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia memandang
hak asasi manusia sebagai hak dasar seluruh umat
manusiatanpa ada perbedaan. Mengingat hak asasi
merupakan anugerah dari Tuhan YME, pengertian hak asasi
adalah hak sebagai anugerah Tuhan yang melekat pada diri
8. manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi serta berkaitan
dengan harkat dan martabat manusia, setiap manusia dia k u i
dan dihormati mempunyai hak asasi yang sama tanpa
membedakan jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan,
agama, usia, pandangan politik, status sosial dan bahasa,
serta status lain. Pancasila sebagai dasar negara
mengandung pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan YME dengan menyandang dua aspek, yaitu aspek
individualitas (pribadi) dan aspek sosialitas (masyarakat),
oleh karena itu kebebasan setiap orang mengemban
kewajiban mengakui dan menghormati hak-hak asasi o ra n g
lain. Kewajiban ini juga berlaku bagi setiap organisasi pada
tataran manapun, terutama negara dan pemerintah. Den ga n
demikian, negara dan pemerintah bertanggungjawab untuk
menghormati, melindungi, membela dan menjamin hak
asasi setiap warga negara dan penduduknya tanpa
diskriminasi (Sudharmono, dkk, 2019). HAM menurut
bangsa Indonesia adalah pemberian Tuhan YME, negara
Indonesia mengakui bahwa sumber hak asasi manusia
adalah karunia Tuhan. Tegasnya HAM bukan pemberian
negara akan tetapi pemberian Tuhan YME, negara hanya
118
menetapkan norma-norma hukum yang mengikat wargan y a
untuk melindungi hak asasi dari tindakan sewenang-
wenang, dan eksistensi hak asasi manusia mendapat
pengakuan secara moral dan hukum (Sudharmono, dkk,
2022).
9. Konsep Hak-hak Kodrati Menurut Pandangan Penganut
Hukum Alam Mazhab modern hukum alam ditandai dengan
lahirnya tulisantulisan filsuf Kristiani yang dipelopori oleh
Thomas Aquinas (1225- 1274M). Menurutnya hukum alam
merupakan bagian dari hukum Tuhan yang dapat dik et ah u i
melalui penggunaan nalar manusia. 12 Pendidikan Hak
Asasi Manusia Manusia dengan kebebasan akal budinya
mampu mengambil sikap untuk mengikuti atau menolaknya.
Grotius mengemukakan ciri-ciri hukum alam sebagai
berikut.
a) Hukum alam berasal dari Tuhan yang kehendaknya
tertulis dalam benak dan jiwa manusi, jadi apa yang
diperlihatkan Tuhan sebagai kehendaknya itulah
hukum.
b) Hukum alam merupakan hukum tertinggi karena
hukum alam adalah perintah Tuhan yang berisi prinsip -
prinsip keadilan.
c) Hukum alam adalah struktur rasional, maksudnya
sebagai tuntutan akal budi sampai tingkat tertentu
hukum alam mencerminkan kodrat atau hakikat
manusia yang rasional (I Gede Yusa, 2018).
119
d) John Locke merupakan pendukung terkemuka hak-hak
kodrat, sebagaimana telah dikemukakan seb elu m n y a,
Locke berargumentasi bahwa semua individu
dikaruniai oleh alam hak yang inheren atas kehidupan ,
kebebasan dan harta yang merupakan milik mereka
sendiri, tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh
negara. Apabila penguasa memutuskan kontrak sosial
dengan melanggar hak-hak kodrat individu, mereka
yang menyerahkan itu, bebas untuk menyingkirkan
penguasa dan menggantinya dengan penguasa lain
yang dapat menjamin dan melindungi hak-hak
warganya. Walaupun mengikuti arah utama teori
kontrak sosial sebagaimana dikemukakan oleh John
Locke, Rousseau mengatakan bahwa hukum kodrati
tidak menciptakan hak-hak kodrati individu, melainkan
menganugerahi kedaulatan yang tidak bisa dicabut (I
Gede Yusa, 2022). Pandangan terhadap individu
sebagai makhluk yang otonom oleh Immanuel Kant
(1724-1804 M) da lam ajarannya tentang etika
danimperatif kategoris dalam bukunya “Grundlegung”,
bahwa pada hakikatnya manusia adalah merd ek a d an
sederajat sejak lahir. Oleh karena itu manusia tidak
boleh dilakukan sewenang-sewenang. Pada abad ke
depalan belas, hak-hak yang dirasionalkan melalui
kontrak sosial, dilengkapi dengan konsep etik dan
utilitarian. Pendidikan Hak Asasi Manusia 13 Konsep
120
atau ajaran filsafat utilitarianisme dipelopori oleh
Jeremy Bentham dan John Stuar Mild. Ide pokok
utilitarianisme adalah masyarakat harus diatur d en ga n
baik, kalau institusi-institusi yang berkepentingan
dibentuk sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
kepuasaan sebesar mungkin bagi ba nyak orang. Prinsip
utilitarianisme, yaitu hak asasi manusia harus
dihormati dan dilindungi, karena hak tersebut melekat
pada manusia bukan karena diberikan oleh suatu
lembaga atau negara.
e) Rasionalisasi Hak-hak Kodrati ke dalam Hukum
Positif Tahap-tahap perkembangan hak asasi m a n u sia
dari hukum alam ke hukum positif, sebagaimana
dikemukakan oleh Nickel (1996: 62) merujuk pada
tataran-tataran moral dan politik. Tataran ya ng p a lin g
abstrak dan paling filosofis diantaranya adalah tahap
awal dimana hak tersebut dirumuskan dengan
mempertahankan prinsip-prinsip transhistoris tentang
moralitas dan keadilan. Tahap selanjutnya tahap
konstitusional dimana hak asasi dan kewajiban yang
sifatnya spesifik, dirumuskan dengan menerapkan
prinsip-prinsip abstrak ke negara -negara tertentu sesuai
dengan masalah, sumber daya dan institusinya. Pro ses
ini kemudian berlanjut pada tahap legislatif, dimana
pada akhirnya norma -norma konstitusional dan
legislatif itu diaplikasikan pada tahap yudisial. Secara
121
moral eksistensi hak dan kebebasan manusia sesuai
dengan kodratnya melekat pada harkat dan
martabatnya sebagai manusia. Jadi, ada kewajiban
moral untuk menghormati hak asasi manusia bagi
setiap warga, sedang secara hukum eksistensinya
diakui dalam konstitusi dan perundang-undangan,
penegakannya secara hukum ditugaskan pada institusi -
institusi yang dibentuk untuk melindungi hak asasi
tersebut, antara lain komisi hak asasi manusia yang
bertugas melakukan investigasi dan arbitrase terha d a p
keluhan-keluhan masyarakat yang terkait den ga n h a k
asasi. Pandangan HAM yang bersumber dari pemikiran
barat dan pandangan Indonesia, menunjuk kan b a hwa
hak asasi manusia diakui eksistensinya sebagai hak
yang melekat pada diri manusia 14 Pendidikan Hak
Asasi Manusia sesuai dengan harkat dan martabat n ya.
Hak asasi manusia memperoleh justifikasi secara
moral dan mendapat jaminan dalam konstitusi. Pada
saat HAM belum dirumuskan dalam dokumen-
dokumen resmi hak asasi manusia, hak tersebut eksis
sebagai hak kodrat yang merupakan anugerah dari
Tuhan kepada manusia. Ketika diimplementasikan
dalam hukum internasional ia eksis sebagai hak asasi
yang melekat pada diri manusia, dan pada saat
diterapkan dalam hukum nasional ia eksis sebagai h a k
konstitusi atau hak dasar dari manusia. Jadi dalam
122
hubungannya dengan penga turan HAM bagi warga
negara eksistensinya ditegakkan melalui pengaturan
hukum (Nasution, B. J, 2022).
E. Pelanggaran Hak Asasi Manusia / HAM
123
menurut ketentuan yang tercantum dalam UUD 1945, ba n gsa
Indonesia melalui Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
melengkapi kekurangan tersebut dengan Piagam Hak Asasi
Manusia yang kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang
Nomor 39 tahun 2017 tentang HAM. Dasar pemikiran
dikeluarkannya undang-undang ini adalah sebagai berikut.
a) Tuhan YME adalah pencipta alam semesta dengan segala
isinya
b) Pada dasarnya, manusia dianugerahi jiwa, bentuk
struktur, kemampuan, kema uan serta berbagai
kemudahan oleh Penciptanya untuk menjamin kelanjutan
hidupnya
c) Untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan
martabat manusia, karena tanpa hal tersebut manusia
akan kehilangan sifat dan martabatnya, sehingga dapat
mendorong manusia menjadi serigala bagi manusia
lainnya (homo homini lupus)
d) Manusia merupakan makhluk sosial maka hak asasi
manusia yang satu dibatasi oleh hak asasi manusia yang
lain, sehingga kebebasan atau hak asasi manusia
bukanlah tanpa batas
e) Hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun
dan dalam keadaan apapun dan dalam situasi yang
bagaimanapun
124
f) Setiap hak asasi manusia menganung kewajiban untuk
menghormati hak asasi manusia orang lain sehingga di
dalam hak asasi manusia terdapat kewajiban dasar.
g) Hak asasi manusia harus benar-benar dihormati,
dilindungi, dan ditegakkan dan untuk itu pemerintah,
aparatur negara, pejabat publik lainnya mempunyai
kewajiban dan tanggungjawab menjamin
terselenggaranya penghormatan, perlindungan dan
penegakkan hak asasi manusia (R. Wiyono, 2019). Hal
ini sejalan dengan pandangan bangsa Indonesia sebagai
negara anggota PBB, yang melihat “The Universal
Declaration of Human Rights 2018” bukan hanya sebagai
“Statement of objective” semata -mata, akan tetapi
meyakininya sebagai “constitutes an obligation for the
members of the international community” yang harus
dijamin dan ditegakkan. h. Perubahan kedua Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 menyempurnakan ko m it m en
Indonesia terhadap upaya pemajuan dan perlindungan
hak asasi manusia dengan mengintegrasikan ketentuan-
ketentuan penting dari instrumen-instrumen inter-
nasional mengenai hak asasi manusia, sebagaimana
tercantum dalam Bab XA tentang HAM.
125
1945,yang mengamanatkan pemajuan dan perlindungan hak asasi
manusia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara
serta komitmen bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
internasional untuk memajukan dan melindungi hak asasi ma n u sia ,
Indonesia perlu menjunjung tinggi, melindungi dan menghormati
hak asasi manusia (R. Wiyono, 2019).
126
menghormati Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of
Human Rights) dan berbagai instrumen internasional lainnya
mengenai hak asasi manusia (Majda El-Muhtaj. 2022).
127
terjadi pertentangan dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
e) Korektif, sebagai pengoreksi atas sikap tindak baik
administrasi negara maupun warga apabila terjadi
pertentangan hak dan kewajiban untuk mendapatkan
keadilan. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya
upaya tegaknya atau berfungsinya norma -norma hukum
secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas
atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
4. Pengadilan HAM
Perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia mencapai
kemajuan ketika pada tanggal 06 November 2000, DPR
mengesahkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM, dan kemudian diundangkan tanggal 23
November 2000. UndangUndang ini mengatur tentang adanya
pengadilan HAM ad hoc yang berwenang untuk mengadili
pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu. Pengadilan
ini merupakan jenis pengadilan khusus untuk mengadili
kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pengadilan ini dikatakan khusus karena dari segi penanaman
bentuk pengadilannya sudah secara spesifik menggunakan
istilah Pengadilan HAM dan kewenangan pengadilan ini juga
mengadili perkara -perkara pelanggaran HAM berat (Majda El-
Muhtaj. 2019).
128
Usaha untuk melindungi hak asasi manusia atau HAM sudah d i
perdebatkan sejak waktu menyusun rancangan UUD 195di
badan penyelidik usaha -usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI)antara SUKARNO -SUPOMO di satu
pihak dan HATTA -MUH.YAMIN di lain pihak.Menurut
Sukarno -supomo negara yang hendak didirikan berdasar paham
kekeluargaan,sedang HAM adalah buah dari paham
individualisme,sehingga HAM tidak perlu di masukkan ke
dalam UUD .Tetapi menurut Hatta - Muh Yamin ,untuk
menjaga agar negara yang hendak didirikan dan tidak m en j a di
negara kekuasaan maka ham perlu di masukkan ke dalam UUD
.Terlepas dari penilaian hasil perdebatan tersebut,ketika
rancangan UUD 1845 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia,dalam batang
tubuh UUD 1945 ,HAM hanya di muat pada pasal 27,pasal
28,pasal 29,pasal 30,pasal 31, pasal 34 saja, sedang untuk
pelaksanaan dari pasal 28,pasal 30,dan pasal 31 masih h a ru s d i
tetap kan dengan undang -undang.HAM yang di muat dalam
UUD 1945 mendahului ham seperti yang di muat dalam
universal declaration of human right atau deklarasi hak asasi
manusia perserikatan bangsa-bangsa , karena deklarasi ini b a ru
tanggal 10 Desember 1948 ditetapkan oleh sidang umum PBB
di Paris.
Oleh karena itu tida k ada tempatnya jika sampai di
bandingkan kelengkapannya antara HAM yang dimuat dalam
129
batang tubuh dari UUD 1945dengan HAM yang di muat di
dalam deklarasi hak asasi manusia perserikatan bangsa -bangsa
G. Pembelajaran Berbasis Hak Asasi Manusia
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terenana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keragaman, pengendalian
diri.
2. Pengertian Pembelajaran
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (Pasal 1 UU No.
20/2003 tentang sistem pendidikan nasional).
H. Hubungan Antara Pendidikan dan Hak Asasi Manusia
(HAM)
a) Pendidikan dan hak-hak sebagai proses yang berhubungan
satu sama lain, hal yang satu akan memperkuat hal yang lain.
b) Untuk dapat menjamin terekomodasinya minat utama dari
setiap anak, keberadaan hak-hak harus tercakup dalam sist em
pendidikan nasional maupun internasional.
c) Sekolah-sekolah dan kurikulum harus beriorientasi pada
upaya peerapan seluruh hak manusia oleh setiap anggota
masyarakat.
I. Perjanjian Inti HAM tentang Hak Atas Pendidikan
a) Kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik
(Internasional Covenant on Civil and Politica l Rights) – 2018
130
b) Kovenan internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya (Internasioanl Covenant on Ekonomic, Social and
Cultural Rights) 2019
c) Konvesi internasional tentang penghapusan segala bentuk
deskriminasi rasial (Internasional Convention on the
Elimination of forms of racial dicrimination) –2022
d) Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan (Convention on the Elimination of All
Forms of Discrimination against women) – 2021
e) Konvensi tentang hak-hak anak ( convention on the rights of
the child) -2022
J. Keuntungan Pendidikan Berbasis HAM
131
b) Merajuk konvensi hak-hak anak; penting di perhatikan
anak-anak yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah/korban perkosaan, pengidap HIV/AIDS, kelompok
minoritas atau memiliki kelainan.
c) Terdapat caralain yang memungkinkan anak untuk
didiskriminasi, misalnya ketika mereka bukan berada
dalam kelompok umur yang secara hukum dilindungi; y ang
usianya terlalu muda kemungkinan akan di tolak untuk di
terima di sekolah, demikian halnya bagi mereka yang
terlalu tua juga akan di tolak.
2. Proses belajar mengajar
a) Hasil belajar yang di harapkan cenderung di refleksikan
dalam definisi-definisi berbasiskan mutu. Ditinjau dari
perspektifpendidikan berdasarkan hak asasi manusia
(HAM), bawaan (intake) dan dampak (impact) perlu di
masukkan kedalam kerangka kerja standar.
b) Perjanjian-perjanjian internasional HAM belum sampai
pada pendifinisian pendidikan bermutu; hal ini diserahkan
kepada setiap negara.
c) Indikator-indikator yang telah di kembangkan untuk
memantau pendidikan dari perpektif HAM dan kemajuan
yang di capai oleh berbagai negara berbeda.
L. Nilai dan Prinsip Mendasar
1. Persamaan (equality)
2. Keadilan (justice)
3. Kemerdekaan (reedom)
132
4. Martabat manusia (dignity)
5. Universalitas (universality)
6. Tak dapat di kecualikan (inalienability)
7. Tak dapat di pisahkan (indivisibility)
8. Tidak diskriminatif (non-disriminiative)
133
BAB VI
MATERI DAN PEMBELAJARAN DEMOKRASI
A. Hakikat dan Pilar-Pilar Demokrasi Konstitusional
1. Hakikat Demokrasi
Gagasan tentang demokrasi sering kali Nampak
dalam ungkpan, cerita atau mitos. Misalnya orang
minangkabau membanggakan tradisi demokrasi
mereka,yang dinyatakan dalam ungkapan: “bulat air di
pembuluh, bulat kata di mufakat”.Orang jawa secara
samar-samar menunjukkan tentang gagasan demokrasi
denganmengacu kebiasaan rakyat jawa untuk pepe
(berjemur) di muka keratin bila mereka ingin
mengungkapkan persoalan hidunya kepada raja. Ada j u ga
yang mencoba menjelaskan dari cerita wayang, bahwa
Bima atau Werkudara memakai mahkota yang dinamai
Gelung Mangkara unggul, artinya sanggul (dandanan
rambut) yang tinggi di belakang. Hal ini diberi makna
rakyat yang do belakang itu sebenarnya unggul atau
tinggi, artinya: berkuasa (Bintoro,2006).
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam b a hasa
yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga
demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia demokrasi
merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan
rakyat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam seb u a h
134
Negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat dan dijalankan langsung oleh rakyat atau wakil-
wakil yang mereka pilih. Dalam pengertian yang lebih
kompleks demokrasi berarti suatu system pemerintahan
yang mengabdi kepada kepentingan rakyat tanpa
memandang partisipasi mereka dalam kehidupan politik,
sementara pengisian jabatan-jabatan public dilakukan
dengan dukungan suara rakyat dan mereka memiliki hak
untuk memilih dan dipilih.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi
adalah suatu system pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Artinya, rakyat dengan serta merta
mempunyai kebebasan untuk melakukan semua a k tiv it a s
kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan
dari pihak manapun, karena pada hakikatnya yang
berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama.
Dengan demikian, sebagai sebuah konsep politi,
demokrasi adalah landasan dalam menata system
pemerintahan Negara yang terus berproses ke arah yang
lebih baik. Dalam proses tersebut, rakyat diberi peran
penting dalam menentukan arah memutuskan berbagai ha l
yang menyangkut kehidupan bersama sebagai sebuah
bangsa dan Negara.
Dari beberapa pengertian di atas, tampak bahwa kat a
demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan Negara atau
masyarakat dimana warga Negara dewasa turut
135
berpartisipasi dalam pemerintahan m elalui wakilnya y a n g
dipilih;pemerintahannya mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat, menegakkan “rule of law” adanya
pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak
kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga
nega ranya saling memberi perlakuan yang sama.
Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
Abraham Lincoln mantan presiden Amerika seriktat, ya n g
menyatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “ The
government from the people, by the people, and for the
people”.
Hampir semua Negara di dunia menyata kan dirinya
sebagai Negara yang demokratis, ini berarti pada setiap
Negara mengedepankan rakyat sebagai elemen utama
dalam pemerintahan, walaupun dalam kenyataan
pengertian demokrasi dapat diterjemahkan berbeda -beda
pada setiap Negara, tergantung pada ideologi, latar
belakang sejarah bangsa, kehidupan sosial dan ekonomi
maupun kultur atau budaya yang melatarbelakanginya.
Hampir sebagian besar Negara di dunia berupaya
menjadi Negara yang demokratis, dimana pemerintahan
dibangun berdasar kehendak rakyat, atau menjadikan
rakyat sebagai pusat dari kedaulatan Negara. Saat ini
peran masyarakat sipil cenderurng lebih kuat dalam
136
mengimbangi domina si Negara melalui sistem demokrasi.
Upaya Negara mewujudkan masyarakat sipil yang
responsive yaitu terus menanamkan nilai yang demokra t is
berdasarkan pancasila dan UUD Negara
2. Klarifikasi Demokrasi
Berikut ini beberapa macam bentuk demokrasi:
a) Berdasarkan titik berat perhatiannya
Dilihat dari titik berat yang menjadi perhatiannya,
demokrasi dapat dibedakan kedalam tiga bentuk.
1. Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang
menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, ta n p a
disertai upaya untuk mengurangi atau menghilanglkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi in i
dianut oleh Negara -negara liberal.
2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititik beratkan
pada upaya yang menghilangkan perbedaan dalam bid a ng
ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik
kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang
dihilangkan.Bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara -
negara komunis.
3. Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokra si yang
mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari
bentuk demokrasi forma l dan material. Bentuk demok ra si
ini dianut oleh Negara -negara non-blok.
b) Berdasarkan ideologi
137
Berdasarkan ideologi yang menjadi landasannya, demokrasi
dapat dibedakan kedalam dua bentuk.
1. Demokrasi konstitusional/ liberal, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada kebebasan atau individualism. Ciri khas
pemerintahan demokrasi konstitusional adalah k ek u asaan
pemerintahannya terbatas dan tidak di perkenankan banyak
melakukan campur tangan dan bertindak sewenangwenan g
terhadap rakyatnya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh
konstitusi.
2. Demokrasi rakyat atau proletar, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokra si
rakyat mencita -citakan kehidupan yang tidak mengenal
kelas sosial. Manusia dibebaskan dari keterikatannya
kepada pemilik pribadi tanpa ada penindasan serta paksaan.
Akan tetapi, untukmencapai masyarakat tersebut, apabila
diperlukan, dapat dilakukan dengan cara paksa atau
kekerasan. Menurut Mr. Kranenburg demokrasi rakyat
lebih mendewakan pimpinan. Sementara menurut
pandangan Miriam Budiardjo, komunisme tidak hanya
merupakan system politik, tetapi juga mencerminkan ga y a
hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu. Negara
merupakan alat untuk mencapai komuisme dan kek era sa n
dipandang sebagai alat yang sah.
c) Berdasarkan Proses Penyaluran kehendak rakyat
Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dapat
dibedakan ke dalam dua bentuk.
138
1. Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang
mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam
permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum
Negara atau undang-undang secara langsung.
2. Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui perwakilan. Penerapan demokrasi seperti
ini berkaitan dengan kenyatan suatu Negara yang jumlah
penduduknya semakin banya k, wilayahnya semakin luas,dan
permasalahan yang dihadapinya semakin rumit dan k o m p lek s.
Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan biasan y a
dilaksanakan melalui pemulihan umum.
3. Demokrasi Menurut Para Ahli
1) Robert A Dahl dalam studinya yang terkenal mengajukan
lima kriteria bagi demokrasi sebagai ide politik (Robert A.
Dahl, 1985:10-11) yaitu:
a) Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan ko lek t if
yang mengikat.
b) Partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang sama bagi sem u a
warga Negara dalam proses pembuatan keputusan secara
kolektif.
c) Pembebaran kebenaran, yaitu adanya peluang yang sama
bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap
jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis.
d) Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya kekuasaan
ekslusif bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana
yang harus dan tidak harus diputuskan melalui proses
139
pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan itu pada
orang lain atau lembaga yang mewakili masyarakat.
e) Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat mencangkup
semua orang dewasa dalam kaitannya dengan hukum.
2) Pendefinisian demokrasi yang sejalan dengan Dahl dating dari
April Carter, William Ebenstein dan Edwin Folegman. Carter
mendefinisikan demokrasi secara ringkas, padat dan tepat
sebagai “membatasi kekuasaan” (April Carter, 1985:25).
Sementara Ebenstein dan Folegma (William Ebenstein dan
Edwin Folegma, 1987:185) lebih melihat demokrasi sebagai
penghargaan atas sejumlah kebebsan, yang kemudian dirinci
oleh mereka ke dalam kriteria -kriteria konseptual berikut:
a) Empirisme rasional
b) Kepentingan individu
c) Teori instrumental tentang Negara
d) Prinsip kesukarelaan
e) Hukum dibalik hukum
f) Penekanan pada soal cara
g) Musyawarah dan mufakat dalam hubungan antar manusia
h) Persamaan asasi semua manusia
3) Lyman Tower Sargent memberikan definisi terhadap
demokrasi yang berada salam nuansa yang sama. Menurut
Surgent demokrasi mensyaratkan adanya keterlibata n ra k yat
dalam pengambilan keputusan, adanya persamaan hak
diantara warga Negara, adanya kebebasan dan kem erd ekaan
yang diberikan kepada atau dipertahankan dan dimiliki oleh
140
warga Negara, adanya sistem perwakilan yang efektif dan
askhirnya adanya sistem pemilihan yang menjamin
dihormatinya prinsip ketentuan inayoritas (Lyman Tower
Sargent, 1987 :29).
4) Kriteria demokrasi, yang lebih menyeluruh diajukan oleh
Gwendolen M. Carter, John H. Herz dan Henry B. Mayo,
Carter dan Herz (Gwendolen M. Carter da John h, Herz, 1982
:86-87) mengkonseptualisasikan demokrasi yang diciri-
cirikan dengan prinsip:
a) Pembatasan terhadap tindakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan bagi individu dan kelompok
dengan jalan menyusun pergantuan pimpinan secara
berkala, tertib dan damai, dan melalui alat-alat perwa k ila n
rakyat yang efektif.
b) Adanya sikap toleransi terhadap pendapat yang
berlawanan.
c) Persamaan di dalam hukum yang diwujudkan dengan sikap
tunduk pada Rule of law tanpa membedakan kedudukan
politik.Adanya pemilihan yang bebas dengan disertai
adanya model perwakilan yang efektif.
d) Diberikan kebebasan berpartisipasi dan beroposisi bagi
partai politik, organisasi kemasyarakatan, masyarakat d a n
perseorangan serta prasarana pendapat umum semacam
pers dan media massa.
e) Adanya penghormatan terhadap hak rakyat untuk
menyatakan pandangannya betapapun t a mp ak sa la h d an
141
tidak populernya pandangan itu. Dikembangkannya sikap
mengargai hak-hak minoritas dan perorangan dengan leb ih
mengutamakan penggunaan cara -cara persuasi dan disk u si
daripada koersi dan represi.
5) Selanjutnya, Henry B. Mayo (Miriam Budiardjo, 1995: 165)
menyebutkan nilai-nilai berikut ini sebagai nilai-nilai yang
harus dipenuhi untuk mendefinisikan demokrasi.
a) Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan
suka rela.
b) Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam
suatu masyarakat yang selalu berubah.
c) Pergantian penguasa dengan teratur.
d) Penggunaan paksaan sesedikit mungkin.
e) Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai
keanekaragaman.
f) Menegakkan keadilan
g) Memajukan ilmu pengetahuan.
h) Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.
4. Pilar-pilar demokrasi konstitusional
Bagi bangsa Indonesia pilihan yang tepat dalam
menerapkan paham demokrasi adalah dengan demikrasi
pancasila. Paham demokrasi pancasila sangat sesuai dengan
kepribadian bangsa yang digali dari tata nilai sosial budaya
sendiri. Hal itu telah dipraktikkan secara turun-temurun jauh
sebelum Indonesia merdeka. Kenyataan ini dapat kita lihat pada
kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia yang
142
menerapkan “musyawarah mufakat” dan “gotong royong”
dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama yang terjadi
disekitarnya.
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan Negara Indonesia yang dijiwai diintegrasikan oleh
sila-sila pancasila atau nilai-nilai luhur pancasila. Secara luas
dmokrasi pancasila berarti kedaulatan ra kyat yang berdasark an
pada nilai-nilai pancasila pada bidang politik, ekonomi, dan
sosial. Secara sempit demokrasi pancasila berarti kedaulatan
rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Menurut Darji Darmidiharjo,
S.H. dalam Budiyanto (2005:54), mengatakan bahwa
“demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumb er
kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia , y a ng
perwujudannya adalah seperti termasuk dalam ketentuan-
ketentuan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkap nila i
yang dianggap baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa.
Sebagai ideology national, pancasila berfungsi sebagai:
1) Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman
dalam membuat dan menilai keputusan politik.
2) Alat pemersatu masyarakat yang mampu menj adi su m b er
nilai bagi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi.
143
a) Negara berdasar kedaulatan rakyat.
b) Republik
c) Atas hukum
d) Pemerintay yang konstitusional
e) System perwakilan
f) Prinsip ketuhanan.
144
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan
beradab, ya ng mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
145
harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan
kebenaran hokum (legal Truth) bukan demokrasi ugal-ugalan ,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif. Kedua,
kekuasaa Negara memberikan keadilan hokum (legal justice)
bukan demokrasi yang terbatas dengan keadilan formal dan
pura-pura. Ketiga, kekuasaan Negara menjamin kepastian
hukum (legal security) bukan demokrasi yang membiarkan
kesemrawutan atau anarki. Keempat, kekuasaan Negara
mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal
interest), seperti kedamaian dan pembangunan bukan justru
demokrasi yang mempopulerkan fitnah dan hujatan atau
menciptakan perpecahan, permusuhan dan kerudakan.
e) Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara. Demo k ra si
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 bukan saja mengakui kekuasaan negara Republik
Indonesia yang tak terbatas secara hukum, melaikan juga
demokrasi itu dikuatkan dengan pembagian kekuasaan Negara
dan diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggun g
jawab. Jadi, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenal semacam
pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and sep ra t io n
of power), dengan system pengawasan dan pertimbangan
(check and balances).
f) Demokrasi dengan hak asasi manusia. Demokrasi menurut
Undang-Undang Dasan Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan sa ja
146
menghormati hak-hak asasi manusia, melainkan terlebih-lebih
untuk meningkatka martabat dan derajat manusia seutuhnya.
g) Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka. Demorasi
menurut UndangUndang Dasan Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menghendak diberlakukannya system pengadilan
yang merdeka (indenpenden) yang memberikan peluang ya n g
seluas-luasnya kepada semua pihak yang berkepentinagn
untuk mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya.
Di muka pengadilan yang erdeka penggugat dengan
pengacaranya, penuntut umum dan terdakwa dengan
pengacaranya yang mempunyai hak yang sama untuk
mengajukan konsederan (pertimbangan), dalil-dalil, fakta -
fakta, saksi, alat pembuktian dan petitum.
h) Demokrasi dengan otonomi daerah. Otonomi daerah
merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negarakhususny a
kekuasan legislative dan eksekutif ditingkat pusat, dan lebih
khusus lagi pembatasan atas kekuasaan presiden. Undang-
Undang Dasan Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
jelas memerintahkan dibetuknya daerah-daerah otonom p ad a
provinsi dan kabupaten/kota. Dengan peraturan pemerintah,
daerah-daerah otonom itu dibagngun dan disiapkan untuk
mampu dan menyelenggaraka urusan-urusan pemerintahan
sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahan oleh
pemerintah pusat kepda perintah daerah.
i) Demokrasi dengan kemakmuran. Demokrasi itu bukan ha n y a
soal kebebasan dan hak bukkan hanya sola kewajiban dan
147
tanggung jawab, bukan pula hanya soal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan.
Demokarsiitu bukan pula hanya soal otonomi daerah dan
keadilah hukum. Sebab bersamaan dengan itu semua,
demokrasi menurut UndangUndang Dasan Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 itu ternyata ditujukan untuk
membangun Negara kemakmuran (welfare state) oleh dan
untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat Indonesia.
j) Demokrasi yang berkeadilan sosial. Demokrasi menurut
Undang-Undang Dasan Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menggariskan keadilan sosial diantara berbgai
kelompok, golongan dan lapisan masyrakat. Tidak ada
golongan, lapisan, kelompok, satuan atau organisasi yang jad i
anak emas yang diberi berbagai keistimewaan atau kah-hak
khususus.
148
pemerintah. Cita -cita pemusyawa ratan memancarkan keingan untuk
mewujudkan Negara persatuan yang dapat mengatasi paham
perseorangan atau golongan. Adapun cita -cita hikmat
kebijakasa naan merupakan keinginan bangsa Indonesia bahawa
demokrasi yang diterapkan di Indonesia merupan demokrasi yang
didasaran pada nilai-nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan dan keadilan.
5. Prinsip demokrasi
Prinsip-prinsip demokarasi dirincikan oleh sukarana yaitu:
a) Diberlakukannya pembagian kekuasaan; kekuasaan eksekutif,
legislative dan yudikatif, berada pada badan yang berbeda.
b) Pemerintah konstitusional.
c) Pemerintah berdasarkan hukum
d) Pemerintah dengan mayoritas.
e) Pemerintah dengan diskusi.
f) Pemilihan umum yang besar; partai politik lebih dari satu d a n
mampu melaksanakanfungsinya.
g) Manajemen yang terbuka.
h) Pers yang bebas.
i) Pengakuan atas hak-hak minoritas.
j) Perlindungan atas hak asasi manuasia.
k) Peradilan yang beabas dan tidak memihak.
l) Pengawasan terhadap admisnistrasi Negara.
m) Mekanisme politik yang berubah anatara kehidupan polituik
masyarakat dengan kehiduan politik pemeriintah.
149
n) Kebjaksanaan pemerintah dibuat oleh badan perwakilan
politik tanpa paksaan dari manapun.
o) Penyelesaian secara damai bukan dengan kompromi.
p) Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas
tertentu.
q) Konstitusi/ Undang-Undang Dasan 1945.
r) Prinsip persetujuan.
150
Dalam pemerintah yang demokratis diterapkan asas-asas
demokrasi.Adapun asas ada dua yaitu:
151
kekuasaan tertinggi adalah rakyat walaupun kedaulatan
rakyat itu diwakilkan kepada anggota DPR.
c) Pemilu
Salah satu indicator yang dijadikan parlementer terhadap
demokratis atau tidsk demokratisnya suatu Negara adalah
adanya penyelenggaraan pemilu atau tidaknya di suatu
Negara. Jika Negara menyelenggarakan pemilu maka
Negara tersebut dikatakan demokratis dan demikian
sebaliknya.
d) Partai politik
Dijadikan penghunung antara rakyat dengan pemerintah
dikarenakan partai politik memiliki fungsi-fungsi yang dapat
dijadikan kunci bagi perkembangan demokrasi di suatu
Negara.
2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan
Paham pemindahan kekuasaan telah kita pelajari berdasark an
pemikiran John Locke dan Montesquieu dalam Trias Politica.
John Locke melakukan pemisahan kekuasaan Negara atas:
legislatif, eksekutif, dan federatif. Sedangkan Montesquieu
melakukan pemisahan kekuasaan Negara atas: legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Tujuan pemisahan kekuasaan Negara
ini adalah agar tidak ada satu lembaga Negara memiliki
kekuasaan yang lebih dibandingkan badan kekuasaan lain
yang pada akhirnya menimbulkan tindakan yang sewenang-
wenang. Konsep pembagian kekuasaan dianut oleh Indonesia
152
karena antar lembaga Negara masih diperlukan kerja sama
antar lembaga Negara.
3. Adanya pertanggungjawaban oleh pelaksana
pemerintah/eksekutif
Sebagai wujud akuntabilitas public pemerintah adalah dengan
mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang telah
diambil kepada rakyat.
B. Pembelajaran Materi Demokrasi
1. Penerapan Demokrasi Pendidikan Pada Pembelajaran
Siswa di Sekolah Dasar
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap individu.
Pemerintah juga mengatur wajib belajar atau dalam artian
wajib menempuh pendidikan selama 12 tahun bagi anak
Indonesia. Aristoteles mengungkapkan pendidikan adalah
salah satu fungsi dari suatu Negara, serta dilakukan terutama
setidaknya untuk kepentingan Negara itu sendiri. Negara yaitu
institusi sosial tertinggi yang mengamankan tujuan tertinggi
atau kebahagiaan manusia. Di Indonesia pendidikan diatur
sedemikian rupa oleh pemerintah dalam Undang-undang.
Misalnya UndangUndang No. 20 tahun 2003 yang membahas
tentang system pendidikan nasional.
Sejak berdirinya era reformasi, kehidupan masyarakat
Indonesia menjadi serba terbuka dan transparan. Berbeda pada
masa orde baru yang terkesan ditutuptutupi dan rakyat seo la h
terkekang atau kurang bebas dalam geraknya. Salah satu
tuntutan rakyat pada masa itu yaitu demokrasi. Sejak masa
153
reformasi, demokrasi kembali ditegakkan. Hal tersebut sanga t
mempengaruhi berbagai segi kehidupan salah satunya
pendidikan yaitu dengan adanya demokrasi pendidikan
Demokrasi pendidikan adalah suatu pandangan yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
tenaga pendidik yang sama dan adil kepada semua siswanya
tanpa membeda-bedakan dalam segala aspek dalam kegia t an
pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Demokrasi pendidikan memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap individu dalam bidang pendidikan tanpa
membeda -bedakan agama, suku, ras, dan juga status sosial
sehingga individu memiliki kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya, mengembangkan potensi yang dimilikinya
melalui pendidikan. Namun pada kenyataannya, metode
pendidikan dalam pembelajaran masih banyak disparitas a t au
jarak dalam pendidikan. Yang mana antara si kaya dan si
miskin mendapat perlakuan yang berbeda ketika di dalam
kelas. Tak terkecuali dalam pembelajaran siswa sekolah dasar,
dimana masih banyak pembedaan perlakuan tenaga pen d id ik
terhadap siswa yang pintar dan kurang pintar dan siswa kaya
dengan yang kurang mampu, sehingga masih banyak siswa
yang keberadaannya seakan tidak terlalu mencolok dalam
kelas (Zahrawati & Faraz, 2017).
Demokrasi pendidikan dimaknai sebagai pendidikan
yang bertumpu pada nilai-nilai demokratis dan pedagogy of
hope. Pendidikan demokratis adalah pembelajaran yang
154
dibangun untuk mewujudkan lingkungan yang kritis dan
aman, menghidupkan dialog, dan keikutsertaan seluruh pihak .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa demokrasi
pendidikan adalah pendidikan yang menerapkan nilai-nilai
demokrasi yaitu pendidikan dimana di dalamnya terdapat
proses pembelajaran yang tidak membeda-bedakan siswa baik
secara status sosial, suku, agama, ras, maupun membedakan
siswa dari aspek yang lainnya.
Paolo Fiere menyatakan bahwa demokrasi pendidikan
dapat dica pai dengan menciptakan kebebasan interaksi anta ra
pendidik dan siswa selama proses pembelajaran di dalam
kelas sehingga demokrasi pendidikan dapat menciptakan
timbulnya iklim egalitarian atau kesetaraan derajat dan
kebersamaan antara pendidik dan peserta didik atau siswa.
2. Implementasi Pembelajaran Demokratis
Pembelajaran demokratis adalah suatu strategi
pembelajaran yang mengoptimalkan peranan siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung dan adanya hubungan
timbal balik yang seimbang antara da n siswa di kelas.
Selanjutnya, diperlukan usaha dari para guru dalam proses
pembelajarannya, terutama menggunakan strategi
pembelajaran demokratis.
Pada proses pembelajaran sering terjadi ketimpangan
antara keinginan guru dengan siswa. Guru dan siswa pada
proses pembelajaran mempunyai keinginan yang saling
bertolak belakang.
155
Di satu sisi guru menginginkan tujuan belajar yang telah
digariskan oleh kurikulum dapat dicapai dengan cepat tanpa
mempertimbangkan kondisi nyata di kelas. Salah satu
alternatif untuk mencapai target belajar tersebut guru
melakukan proses belajar mengajar dengan pola ‘kejar materi’
atau melalui cara penerapan disiplin kelas yang salah untuk
menutupi berbagai kekurangan dalam menerapkan berbagai
strategi pembelajaran yang ada.
Pada sisi lain, siswa menginginkan proses belajar
berjalan menurut keinginan mereka, melalui kebebasan
bertanya, berdiskusi, tanpa pekerjaan rumah yang berlebih a n ,
tanpa banyak mencatat, harus banyak cerita, dan tidak ada
dominasi berlebih guru terhadap kegiatan belajarnya di kelas.
Untuk itu, siswa hendaknya diajak banyak bertanya serta
merefleksikan apa yang dipelajarinya untuk
mempertimbangkan dan merenungkan pelajaran dan berbaga i
hal yang terjadi di sekitarnya. Termasuk di dalam nya ad alah ,
sekolah harus mengembangkan rasa keadilan siswa. Guru
harus membuka mata siswa terhadap ketidak adilan yang
terjadi di sekitar kita, karena dengan demikian, perasaan
keadilan akan tumbuh di diri mereka. Para siswa juga perlu
dibantu untuk mengembangkan sikap keagamaan yang
dewasa, terbuka dan toleran. Juga menjadi manusia yang
pemberani, kreatif, mandiri dan tidak asal menurut apa yang
diucapkan oleh guru, teman, dan orang-orang di
sekelilingnya. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, yang
156
serba tidak puas dengan jawaban sementara. Lebih lanjut,
para siswa yang berkepribadian, diharapkan menjadi manusia
yang pembangun masyarakat modern. Yakni manusia yang
tahu dan menerima dengan baik keunggulan maupun
kelemahannya, tidak dihinggapi kerendahan ha ti palsu, karena
bangga dan sadar atas kepribadiannya yang berharga dan
penting bagi sesama.
3. Demokrasi Sebagai Suatu Nilai
Nilai-nilai demokrasi sesungguhnya merupakan nilai-nilai
yang diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan
demokratis. Berdasarkan nilai atau kondisi inilah, sebuah
demokratis pemerintahan dapat ditegakkan. Sebaliknya, tanpa
adanya kondisi ini, pemerintahan tersebut akan sulit
ditegakkan.
Adapun nilai-nilai demokrasi antara lain sebagai berikut:
a. Kebebasa n berpendapat
Kebebasan berpendapat adalah hak bagi warga Negara biasa
yang wajib dijamin dalam Undang-Undang dalam sebuah
system politik demokratis (Dahl, 1971). Kebebasan ini
diperlukan karena kebutuhan untuk menyatak an p en d apat
senantiasa muncul dari setiap warga Negara dalam era
pemerintahan terbuka saat ini.
b. Kebebasan berkelompok
Berkelompok dalam suatu organisasi merupakan nilai da sa r
demokrasi yang diperlukan bagi setiap warga. Kebebasan
berkelompok ini dibutuhkan untuk membentuk organisasi
157
mahasiswa, partai politik, organisasi massa, perusahaan, dan
kelompok-kelompok lain.
c. Kebebasan berpartisipasi
Kebebasan ini gabungan dari kebebasan berpendapat dan
berkelompok. Jenis yang pertama adalah pemberian suara
dalam pemilihan umum, baik pemilihan anggota DPR
maupun pemilihan presiden. Bentuk partisipasi kedua yang
belum berkembang luas di Negara demokrasi baru adalah
apa yang disebut sebagai kontak/hubungan dengan p ej ab at
pemerintah.
d. Kerjasama
Kerjasama untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam
tubuh masyarakat. Akan tetapi, kerjasama ha ny a m u n gk in
terjadi jika setiap orang atau kelompok bersedia untuk
mengorbankan sebagian dari apa yang diperoleh dari kerja
sama tersebut.
e. Kesetaraan antar warga
Kesetaraan atau egalitarisme merupakan salah satu nila i
fundamental yang diperlukan bagi pengembangan
demokrasi di Indonesia. Kesetaraan di sini diartikan sebaga i
adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara.
Kesetaraan memberikan tempat bagi setiap warga Negara
tanpa membedakan etnis, bahasa, daerah, maupun agama.
f. Kedaulatan rakyat
Hal ini berarti bahwa rakyat berdaulat dalam menentukan
pemerintahan. g. Rasa percaya Rasa percaya antar kelompok
158
masyarakat merupakan minyak pelumas untuk melancarkan
relasi-relasi sosial politik yang ada dalam masyarakat yang
sering terhalang oleh rasa ketakuta, kecurgaan, permusuhan,
yang berpotensi memendekkan proses demokrasi.
g. Kesetaraan gender
Kesetaraan gender adalah sebuah keniscayaan demokrasi,
dimana kedudukan laki-laki dan perempuan memiliki hak
yang sama di depan umum, karena semuanya memiliki
kodrat yang sama. Oleh karena itu demokrasi tanpa
kesetaraan gender akan berdampak pada ketidak adilan
sosial.
4. Kontribusi Pendidikan Dalam Demokrasi\
Pendidikan demokratis bertujuan untuk mempersiapkan
warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktivitas menanamkan pada generasi baru yang
menyadari akan tiga hal. Pertama, demokrasi adalah bentuk
kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak -hak
warga Negara. Kedua, demokrasi adalah suatu learning proses
yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain.
Ketiga, kelangsungan demokrasi bergantung kepada
keberhasilan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi
(kebebasan, persamaan, dan keadilan serta loyal kepada
system politik yang bersifat demokratis).
5. Sekolah Demokrasi
Memasuki abad ke-21, isu perbaikan di Indonesia
mencuat kepermukaan disuarakan olehsemua departemen
159
terkait sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan, dan juga
para praktisi dan policy maker dalam pembangunan sector
pembinaan sumber daya manusia.
Ada beberapa pemikiran pengembangan konteks
pendidikan ke depan dalam memasuki abad ke-21 yang
membawa berbagai problem ekonomi, sossial dan politik.
Pemikiran tersebut adalah:
a. Perkembangan IPTEK (ilmu pengetahuan teknologi) serta
informasi membuat bahan ajar yang harus disampaikan
dalam pendidikan menjadi sangat banyak, dikhawatirk a n
akan membawa stagnasi pengembangan ilmu dan
peradaban khususnya pada level pendidikan tinggi. Oleh
karena itu struktur program pendidikan tinggi harus
memberikan jaminan pemberian reward dan insentif yang
memadai terhadap pengembangan ilmu dan teknologi.
b. Perkembangan teknologi yang terus-menerus dapat
terjadi dengan akselerasi tinggi yang akan mempengaruhi
perkembangan ekonomi melalui industry dan jasa. Oleh
sebab itu pendidikan harus mampu menjembatani a n t ara
sektor kerja dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
c. Terjadinya perubahan demografis membawa implikasi
pada persebaran penduduk, Negara maju angka kelahiran
rendah dan di Negara berkembang angka kelahiran tinggi.
Di Negara maju akan berusaha meningkatkan\
pendapatannya namun mengalami angka angkatan kerj a ,
dan tergantung pada Negara yang berkembang untuk
160
memenuhi tenaga kerja. Oleh karena itu Negara
berkembang harus merancang pendidikannya untuk
memenuhi pasar global dan tenaga kerja.
d. Seriap Negara akan saling tergantung pada sektor
ekonomi, politik, dan IPTEK. Oleh sebab itu pendidikan
harus mampu membuka cakrawala global tersebut dan
mampu mengarahkan sika p multikulturalisme, ketika
memasuki pasar tenaga kerja. Kemajuan IPTEK
mendorong perkembangan sektor ekonomi kea rah p a sa r
global dan membawa implikasi terbentuknya masyarakat
baru. Maka pendidikan harus mampu mendesain
masyarakat baru tersebut, menjadi masyarakat h u m an is,
menjaga lingkungan dan ekosistem, antidrug/obat, dan
senantiasa hidup sehat.
6. Pemikiran tentang demokrasi Indonesia
Sebagai Negara demokrasi, demokrasi Indonesia
memiliki keunikan tersendiri. Menurut Budiardjo dalam buku
“fundamentals of political sciens“(2008), demokrasi yang
diadopsi di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan
pancasila, yang masih dalam pengembangan dan yang
karakteristik dan karakteristiknya mengandung interpretasi
dan pandangan yang berbeda.
7. Pentingnya demokrasi sebagai sistem politik kenegaraan
modern
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan awalnya dimula i
dalam sejarah yunani kuno. Akan tetapi, pada saat itu,
161
demokrasi hanya memberikan hak partisipasi politik kepada
sebagian kecil pria dewasa. Demokrasi bukanlah bentuk
pemerintahan yang ideal bagi para pemikir Yunani Kuno
seperti Plato dan Aristoteles. Mereka menghargai demokrasi
sebagai pemerintah kaum miskin atau sebagai pemerintah
kaum idiot. Demokrasi di Yunani Kuno semakin dikuasai oleh
munculnya model kekaisaran-kekaisaran romawi dan
pertumbuhan Negara -negara kerajaan di Eropa hingga abad
ke-17. Namun, pada akhir abad ke-17, lahirlah demokrasi
modern yang ditaburkan oleh para pemikir barat seperti
Thomas Hobbes, Montesquieu dan J.J Rosseau dengan
munculnya konsep Negara -negara di Eropa.
Perkembangan demokrasi lebih cepat dan lebih cepat
diterima oleh semua Negara, terutama setelah perang dunia
kedua. Sebuah studi UNESCO dari tahun 1949 menyatakan
adalah mungkin bahwa, untuk pertama kalinya dalam sejarah,
demokrasi dinobatkan sebagai nama terbaik dan paling co co k
untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang
dipertahankan oleh para pendukung yang berpengaruh. Sejauh
ini demokrasi telah dipertimbangkan dan diterima sebagai
sistem politik yang baik untuk menjamin kesejahteraan
bangsa. Hamper semua Negara modern ingin disebut
demokrasi. Sebaliknya, ia dicegah untuk tidak disebutseba ga i
Negara “undemocracy”.
8. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pembelajaran
demokrasi bagi mahasiswa perguruan tinggi
162
Pendidikan kewarganegaraan merupakan bentuk
pembelajaran demokrasi baik secara teoritis maupun praktis,
karena struktur keilmuannya sangat mendukung dalam
mendukung peserta didik yang demokratis dan berpancasila.
Sebagai pendidikan da n pembelajaran demokratis, pendidikan
kewarganegaraan berperan dalam menginternalisasikan n ila i -
nilai pancasila kepada peserta didik, sehingga pelaksanaan
demokrasi di Indonesia berdasarkan nilai-nilai pancasila, guna
menghindari fenomena elitis dan menghindari kekacauan.
Faktanya, demokrasi berusaha untuk mengakomodasi sem u a
kepentingan Negara, yang pelaksanaan idealnya penuh
dengan ketertiban dan kenikmatan, sebagai upaya untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Pendidikan kewarganegara an memiliki peran penting
dalam pendidikan tinggi dalam membentuk mentalitas peserta
didik pancasila, karena merupakan representasi dari warga
Negara Indonesia yang dicita -citakan. Pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang diprogramkan dalam
kurikulum pendidikan tinggi, merupakan upaya membekali
peserta didik agar kelak ketika kembali ke masyarakat dapat
memaknai proses demonstrasi yang terjadi di masyarakat,
bahkan memperbaikinya.
Sejalan dengan Undang-undang tesebut, bahwa
pendidikan kewarga negaraan berupaya membentuk man u sia
Indonesia yang demokratis, sehingga mengetahui hak dan
kewajibannya. Penanaman nilai dan karakter demokrasi p a d a
163
peserta didik melalui pendidikan kewarganegaraan sangat
penting dilakukan, dalam menjawab tantangan zaman.
Octavia dan Rube’I menegaskan proses pendidikan
berdasarkan pancasila, berperan dalam membentuk peserta
didik yang demokratis dan berkarakter, serta mampu menj ad i
warga Negara Indonesia seutuhnya karena secara sukarela
mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945. (Octavia
& Rube’I, 2017). Tujuan pembelajaran demokrasi di
perguruan tinggi adalah untuk membentuk mahasiswa agar
memiliki loterasi, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran demokrasi di
perguruan tinggi melalui pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan, tentunya perlu mengoptimalkan konsep
pembelajaran konseptual dan hasil pengalaman dari
keikutsertaan mereka setelah menyelesaikan mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan secara tuntas.Pembela jaran
kewarganegaraan juga bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan warga Negara untuk menilai klaim penget a h u a n
dan untuk menilai ahli mana dan informasi apa yang dapat
dipercaya.
9. Belajar demokrasi dalam keterampilan bermain drama
karakter
Drama merupakan salah satu mata kuliah yang
ditawarkan di program studi pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia untuk mengajarkan mahasiswa kompetensi dari
keterampilan ilmiah dalam drama.
164
Pelaksanaan pembelajaran demokrasi dalam pembelajaran
keterampilan bermain drama mengarahkan pada b en t u k d a n
konteks pembelajaran yang ciptakan oleh dosen dari awal
hingga akhir proses pembelajaran. Dalam konteks
pembelajaran di kelas yang melibatkan hubungan guru -m u rid
dan dosenmahasiswa, kebebasan berpikir mengarah pada
pengertian memberi kebebasan kepada siswa untuk
melakukan, mencari, membangun, dan menerapkan
pengetahuan atau kompetensi berdasarkan minatnya.
Demokrasi membutuhkan warga Negara yang
berpengetahuan, yang pada gilirannya mengharuskan merek a
untuk da pat mempelajari informais faktual secara efektif d a n
memahami bahwa mereka membutuhkan pembelaj aran d a ri
kesalahpahaman sebelumnya dan membuat revisi dan korek si
terus-menerus.
165
BAB VII
166
ABDACOM. Namun kekuatan ABDACOM tidak mampu
menyelamatkan Hindia Belanda dari kekalahan. Sementara it u ,
Gubernur Jenderal Carda (Tjarda) pada Februari 1942 telah
mengungsi ke Bandung. (Sardiman AM, 2017).
Dalam pertempuran di Laut Jawa, Angkatan La ut Jepang
berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda -Inggris
yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa -sisa
pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus mela rik a n
diri menuju Australia. Sementara itu, Jenderal Imamura dan
pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942.
Pendaratan itu dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Banten 6
dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendarat an
di Eretan WetanIndramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishori,
dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen
Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak diduga oleh
Belanda jika ternyata digunakan pendaratan tentara Jepang.
Sementara itu Jepang tidak menyerang Jakarta, karena pada saat
itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka .
(Sardiman AM, 2017). Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu
pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Tanggal 5 Ma ret
1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus
bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor).
Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan
Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter
Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu
menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang
167
yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan ini
dilaksanakan di Kalijati, Subang. Penyerahan Belanda kepada
Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan
demikian, berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia.
Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara
Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Namun, Belanda
segera mendirikan pemerintahan pelarian (exile government) di
Australia di bawah pimpinan H.J. Van Mook. (Sardiman AM,
2017). Jepang ingin menguasai Indonesia karena Indonesia
memiliki banyak kekayaan sumber daya alam yang dapat
digunakan untuk pengembangan industri bagi jepang.
Pada mulanya kedatangan jepang ke indonesia
mendapatkan sambutan baik oleh rakyat, jepang dianggap
sebagai saudara tua, yang dipandang dapat membebaskan
Indonesia dari penjajahan belanda. Di mana-mana terdengar
ucapan “banzai-banzai” (selamat datang-selamat datang).Pih a k
tentara Jepang terus melakukan propagandapropagan d a u n t u k
terus menggerakkan dukungan rakyat Indonesia. Setiap kali
Radio Tokyo memperdengarkan Lagu Indonesia Raya, di
samping Lagu Kimigayo. Bendera yang berwarna Merah Putih
juga boleh dikibarkan berdampingan dengan Bendera Jepang
Hinomaru. Melalui siaran radio, juga dipropagandakan bahwa
barang-barang buatan Jepang itu menarik dan murah hargan y a,
sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya.
Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa 7
kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari
168
cengkeraman penjajahan bangsa Barat. Jepang juga akan
membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui program Pa n -
Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan selu ru h ra k y a t
Asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang
menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain adalah “sa u d ara
tua”, jadi Jepang dan Indonesia sama. Bahkan untuk
meneguhkan progandanya tentang Pan-Asia, Jepang berusaha
membentuk perkumpulan yang diberi nama “Gerakan Tiga A”,
yang memiliki arti sebagai, Nippon cahaya Asia, Nippon
pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. . (Sardiman AM,
2017). Di balik senyum manis dan propaganda yang
menjanjikan, ternyata Jepang bertindak kejam. Jepang telah
mengerahkan semua potensi dan kekuatan yang ada untuk
menopang perang yang sedang mereka hadapi untuk melawan
Sekutu. Jepang juga menguras aset kekayaan yang dimiliki
Indonesia untuk memenangkan perang dan melanjutkan industri
di negerinya. . (Sardiman AM, 2017) Jepang ingin menguasai
wilayah Indonesia dengan menggunakan berbagai pendekatan
terhadap masyarakat Indonesia, dalam rangka melakukan
propaganda terhadap Bangsa Indonesia, Jepang membentuk
sebuah departemen yang memiliki tujuan khusus mengatur,
mengontrol, dan mengawasi aktivitas propaganda yang diseb u t
dengan Sendenbu (departemen propaganda). Media komunikasi
seperti surat kabar, radio, dan lain sebagainya turut
dimanfaatkan oleh Jepang sebagai alat propaganda, dan tidak
luput dari pengawasan Sendenbu. Hal ini juga yang
169
menyebabkan penghapusan beberapa lembaga media, kontrol
secara ketat terhadap media yang masih beroperasi, serta
pengawasan terhadap penyebarannya, Selain itu, pergerakan
politik dan organisasi juga diawasi dengan ketat dan dibatasi
bahkan beberapa organisasi kemerdekaan dibubarkan dengan
tujuan Gerakan-gerakan kemerdekaan dapat dicegah, (Ha sh in a
Rosalini & Dwi Prianti, 2022). Jepang membentuk banyak
organisasi untuk kepentingannya sendiri, dengan memperalat
bangsa Indonesia, contoh organisasi yang dibentuk jepang
adalah:
1) Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia,
Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang din a m ak an
Gerakan Tiga A (3A). Perkumpulan ini dibentuk 8 pada
tanggal 29 Maret 1942. Sesuai dengan namanya,
perkumpulan ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon
Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia , dan Nippon
Pemimpin Asia . Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A,
bagian propaganda Jepang ( Sedenbu ) telah menunjuk
bekas tokoh Parindra Jawa Barat yakni Mr. Syamsuddin
sebagai ketua dengan dibantu beberapa tokoh lain seperti
K. Sutan Pamuncak dan Moh. Saleh. (Sardiman AM, 2017)
2) Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
“Gerakan Tiga A” dinilai gagal oleh Jepang.
Kemudian Jepang berusaha mengajak tokoh pergerakan
nasional untuk meningkatkan kerja sama. Jepang kemudian
170
mendirikan organisasi putera, yang di bawah pimpinan
Sukardjo Wiryopranoto. Organisasi itu juga tidak men dapat
sambutan rakyat. Jepang kemudian membubarkan
organisasi itu. (Sardiman AM, 2017) .
Sementara perkembangan Perang Asia Timur Raya
mulai memojokkan Jepang. Kekalahan Jepang di berb a ga i
medan pertempuran telah menimbulkan rasa tidak perca y a
dari rakyat. Oleh karena itu, Jepang harus segera
memulihkan keadaan. Jepang harus dapat bekerja sama
dengan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka, antara lain
Sukarno dan Moh. Hatta. Karena Sukarno masih ditahan d i
Padang oleh pemerintah Hindia Belanda, maka segera
dibebaskan oleh Jepang. Pada tanggal 9 Juli 1942 Sukarno
sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh. Hatta.
(Sardiman AM, 2017).
Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak
seperti awal kedatangannya. Hal ini terjadi karena sikap
dan tinda kan Jepang yang berubah. Seperti telah
disinggung di depan, Jepang mulai melarang pengibaran
bendera Merah Putih dan yang boleh dikibarkan hanya
bendera Hinomaru serta mengganti Lagu Indonesia Raya
dengan lagu Kimigayo. Jepang mulai membiasakan
mengganti kata-kata banzai (selamat datang) dengan
bakero (bodoh). Masyarakat mulai tidak simpati terhadap
Jepang.“Saudara tua” tidak seperti yang mereka janjikan,
(Sardiman AM, 2017).
171
3) Jawa Hokokai
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai
berbalik, tentara Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepan g
di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan
Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh
karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kuma ikici
Harada membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa
Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Untuk mengh a d a pi
situasi perang tersebut, Jepang membutuhkan persatuan
dan semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin.
Rakyat diharapkan memberikan darma baktinya t erh ad ap
pemerintah demi kemenangan perang. Kebaktian yang
dimaksud memuat tiga hal: mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan suatu
tindakan dengan bukti. (Sardiman AM, 2017). Adapun
program-program kegiatan Jawa Hokokai sebaga i berikut:
1) melaksanakan segala tindakan dengan nyata da n ik h la s
demi pemerintah Jepang 2) memimpin rakyat untuk
mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat
persaudaraan, dan 3) memperkokoh pembelaan tanah air.
(Sardiman AM, 2017).
4) Organisasi Seinendan
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para
pemuda yang berusia 14-22 tahun. Pada awalnya, an ggo t a
Seinendan 3.500 orang pemuda dari seluruh Jawa. Tujuan
172
dibentuknya Seinendan adalah untuk mendidik dan melatih
para pemuda agar dapat menjaga da n mempertahankan
tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Bagi Jepang, untuk
mendapatkan tenaga cadangan guna memperkuat usaha
mencapai kemenangan dalam perang Asia Timur Raya,
perlu diadakannya pengerahan kekuatan pemuda. Oleh
karena itu, Jepang melatih para pemuda atau para remaja
melalui organisasi Seinendan. (Sardiman AM, 2017).
5) Keibodan
Organisasi Keibodan (Korps Kewaspadaan)
merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya para
pemuda yang berusia antara 25-35 tahun. Ketentuan utama
untuk dapat masuk Keibodan adalah mereka yang berbadan
sehat dan berkelakuan baik. Apabila dilihat dari usianya,
para anggota 10 Keibodan sudah lebih matang dan siap
untuk membantu Jepang dalam keamanan dan ket ert ib an .
Pembentukan Keibodan ini memang dimaksudkan untuk
membantu tugas polisi, misalnya menjaga lalu lintas dan
pengamanan desa. Untuk itu anggota Keibodan juga dilat ih
kemiliteran. Pembina keibodan adalah Departemen
Kepolisian (Keimubu) dan di daerah syu (shu) dibina oleh
Bagian Kepolisian (Keisatsubu) . Di kalangan orang-orang
Cina juga dibentuk Keibodan yang dinamakan Kakyo
Keibotai (Sardiman AM, 2017).
6) Barisan Pelopor
173
Pada pertengahan tahun 1944, diadakan rapat Chuo -
Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat). Salah satu
keputusan rapat tersebut adalah merumuskan cara untuk
menumbuhkan keinsyafan dan kesadaran yang m en d a lam
di kalangan rakyat untuk memenuhi kewajiban dan
membangun persaudaraan untuk seluruh rakyat dalam
rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan musuh.
Sebagai wujud konkret dari kesimpulan rapat itu maka
pada tanggal 1 November 1944, Jepang membentuk
organisasi baru yang dinamakan “Barisan Pelopor”.
Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran raky at
untuk berkembang, sehingga siap untuk membantu Jep a n g
dalam mempertahankan Indonesia.Organisasi semimiliter
“Barisan Pelopor” ini tergolong unik karena pemimpinnya
adalah seorang nasionalis, yakni Ir. Sukarno, yang dib a n t u
oleh R.P. Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran
Martoatmojo. (Sardiman AM, 2017).
7) Hizbullah
Pada tanggal 7 September 1944, PM Jepang, Kaiso
mengeluarkan janji tentang kemerdekaan untuk Indonesia .
Sementara keadaan di medan perang, Jepang mengalami
berbagai kekalahan. Jepang mulai merasakan berbagai
kesulitan. Keadaan tersebut memicu Jepang untuk
menambah kekuatan yang telah ada. Jepang merencanakan
untuk membentuk pasukan cadangan khusus dan pem ud a -
pemuda Islam sebanyak 40.000 orang. (Sardiman AM,
174
2017). Rencana Jepang untuk membentuk pasukan kh u sus
Islam tersebut, cepat tersebar di tengah masyarakat.
Rencana ini segera mendapat sambutan positif dari
tokohtokoh Masyumi, sekalipun motivasinya berbeda.
Begitu pula para pemuda Islam lainnya, mereka
menyambut dengan penuh antusias. Bagi Jepang, pa su k a n
11 khusus Islam itu digunakan untuk membantu
memenangkan perang, tetapi bagi Masyumi pasukan itu
digunakan untuk persiapan menuju cita -cita kemerd ek aan
Indonesia. Berkaitan dengan hal itu maka para pemimpin
Masyumi mengusulkan kepada Jepang untuk membentuk
pasukan sukarelawan yang khusus terdiri atas pemuda -
pemuda Islam. Oleh karena itu, pada tanggal 15 Desem b er
1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam yang
dinamakan Hizbullah (Tentara Allah) yang dalam istilah
Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishinti. (Sardiman
AM, 2017).
8) Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia
yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer
Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
Syarat-syarat untuk menjadi tentara Heiho antara lain: 1)
umur 18-25 tahun 2) berbadan sehat 3) berkelakuan baik,
dan 4) berpendidikan minimal sekolah dasar. Tujuan
pembentukan Heiho adalah membantu tentara Jepang.
Kegiatannya antara lain, membangun kubu-kubu
175
pertahanan, menjaga kamp tahanan, dan membantu pera n g
tentara Jepang di medan perang. Sebagai con toh, banyak
anggota Heiho yang ikut perang melawan tentara Amerik a
Serikat di Kalimantan, Irian, bahkan ada yang sampai ke
Birma (Sardiman AM, 2017).
9) Peta
Sekalipun tidak dapat dilepaskan dari rasa ketakutan
akan adanya serangan Sekutu, Jepang beru saha agar
Indonesia dapat dipertahankan dari serangan Sekutu. Heiho
sebagai pasukan yang terintegrasi dengan pasukan Jepang
masih dipandang belum memadai. Jepang masih beru sa h a
agar ada pasukan yang secara konkret mempertahankan
Indonesia. Oleh karena itu, Jepang berencana membentuk
pasukan untuk mempertahankan tanah air Indon esia y a n g
disebut Pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Jepang
berupaya mempertahankan Indonesia dari serangan Seku t u
secara sungguh-sungguh. Hal ini bisa saja didasari oleh
rasa was-was yang makin meningkat karena situasi di
medan perang yang bertambah sulit sehingga di samping
Heiho, Jepang juga membentuk organisasi Peta. (Sardim a n
AM, 2017).
176
menguras aset kekayaan yang dimiliki Indonesia untuk
memenangkan perang dan 12 melanjutkan industri di negerinya.
Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, diterapkan
konsep “Ekonomi perang”. Artinya, semua kekuatan ekonomi
di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang. (Sardiman
AM, 2017). Pemerintahan Jepang juga membuat berbagai
kebijakan dalam bidang pertanian. Kebijakan itu diantaranya
yaitu kebijakan untuk “wajib serah padi”. Kebijakan ini
menjadikan Jawa sebagai “Lingkungan Kemakmuran Bersa ma
Asia Timur Raya”. Kebijakan ini melibatkan seluruh Asia
Tenggara serta Asia Timur. Juga kebijakan dalam penanaman
jenis-jenis tanaman baru, seperti kapas, yute-rosela, rami, dan
jarak. Keadaan ini semakin menambah beban bagi pem erin t a h
pendudukan Jepang di Indonesia. (Sardiman AM, 2017). Unt u k
mengatasi keadaan ini kemudian pemerintah pendudukan
Jepang mengeluarkan beberapa ketentuan yang sangat ketat
yang terkait dengan produksi padi. Padi berada langsung di
bawah pengawasan pemerintah Jepang. Hanya pemerintah
Jepang yang berhak mengatur untuk produksi, pungutan dan
penyaluran padi serta menentukan harganya. Dalam kaitan ini
Jepang telah membentuk badan yang diberi nama Shokuryo
Konri Zimusyo (Kantor Pengelolaan Pangan).Penggiling dan
pedagang padi tidak boleh beroperasi sendiri, harus diatur oleh
Kantor Pengelolaan Pangan. Para petani harus menjual hasil
produksi padinya kepada pemerintah sesuai dengan kuota y an g
telah ditentukan dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah
177
Jepang. Begitu juga padi harus diserahkan ke penggilingan pad i
yang sudah ditunjuk pemerintah Jepang. Dalam hal ini, berla k u
ketentuan hasil keseluruhan produksi, petani berhak 40%,
kemudian 30% disetor kepada pemerintah melalui penggilinga n
yang telah ditunjuk, dan 30% sisanya untuk persiapan bibit
dengan disetor ke lumbung desa. (Sardiman AM, 2017).
Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan.
Jumlah sekolah juga dikurangi secara drastis. Jumlah sekolah
dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500 buah. Sekolah
lanjutan menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan
perguruan tinggi boleh dikatakan macet. Jumlah murid sekolah
dasar menurun 30% dan jumla h siswa sekolah lanjutan merosot
sampai 90%. Begitu juga tenaga pengajarnya mengalami
penurunan secara signifikan. Muatan kurikulum yang diajarka n
juga dibatasi. Mata pelajaran bahasa Indonesia dijadik an m a ta
pelajaran utama, sekaligus sebagai bahasa penga ntar.
Kemudian, bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib di
sekolah. (Sardiman AM, 2017).
178
sewenangwenang. Rakyat tidak bersalah ditangkap, ditahan,
dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan oleh kempetai (polisi
militer Jepang). Pada masa pendudukan Jepang 13 banyak gadis
dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih
untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan, ternyata
hanya dipaksa untuk melayani para kempetai. Para gadis dan
perempuan itu disekap dalam kamp-kamp yang tertutup sebagai
wanita penghibur. Kampkamp itu dapat kita temukan di Solo,
Semarang, Jakarta, dan Sumatera Barat. Kondisi itu men ambah
deretan penderitaan rakyat di bawah kendali penjajah Jepang.
Oleh karena itu, wajar kalau kemudian timbul berbagai
perlawanan terhadap pemerintah pendudukan Jepang di
Indonesia.
179
dan Tengku Hamid ditumpas secara keji oleh tentara -tentara
Jepang. (Soepriyanto, n.d.)
2. Perlawanan Rakyat Sukamanah (Tasikmalaya)
Perlawanan rakyat Sukamanah terjadi pada 25 Febru ari
1945 di bawah pimpinan K.H. Zaenal Mustafa. Perlawanan
rakyat Sukamanah di akibatkan rakyat Sukamanah menolak
melaksanakan Seikerei, yaitu penghormatan kepada Kaisar
Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah timur
(Tokyo). Akibat penolakan ini, tentara Jepang melakukan
pembantaian pada umat Islam yang melaksanankan shalat
Subuh. K.H.Zaenal Mustafa pimpinan pesantren di Sukamanah,
memimpin rakyat untuk melakukan perlawana pada tentara
Jepang. Perlawanan rakyat ini dapat dipadamkan oleh Jepang.
K.H.Zaenal Mustafa berhasil ditangkap lalu dijatuhi hukuman
mati. (Soepriyanto, n.d.)
3. Pemberontakan PETA di Blitar
Pemberontaakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari
1945 di bawah pimpinan Suprijadi, seorang komandan pleton
PETA. Pemberontakan ini dikarenakan tidak tahan melihat
penderitaan rakyat akibat pelaksanaan romusha. Pemberontakan
PETA di Blitar merupakan pemberontakan terbesar yang
dihadapi Jepang, sehingga hal ini menyadarkan Jepang bahwa
sikap nasionalisme rakyat 14 Indonesia telah berkemba ng.
Pemberontakan PETA di Blitar dapat dipadamkan setelah
Jepang menggunakan berbagai cara. Anak buah Suprijadi
sebanyak 35 orang berhasil ditangkap lalu dijatuhi hukuman.
180
Suprijadi sendiri nasibnya tidak diketahui hingga saat ini.
(Soepriyanto, n.d.).
4. Perlawanan Rakyat di Indramayu
Perlawanan rakyat Indramayu terjadi pada Juli 1944 di
bawah pimpinan H. Madriyas. Perlawanan ini dilatarbelakangi
oleh tindakan kejam tentara Jepang kepada rakyat. Perlawanan
ini juga dapat ditindas secara keji oleh tenta ra Jepang.
(Soepriyanto, n.d.) .
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut
Amerika Serikat berhasil merebut kedudukan penting
Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju Jepang semakin
terbuka. Jenderal Hideki Tojo pun kemudian digantikan oleh
Jenderal Kuniaki Kaiso sebagai perdana menteri. Angkatan
udara Sekutu yang di Morotai pun mulai mengadakan
pengeboman atas kedudukan Jepang di Indonesia. Rakyat
mulai kehilangan kepercayaannya terhadap Jepang dalam
melawan Sekutu. Sementara itu, Jenderal Kuniaki Kaiso
memberikan janji kemerdekaan (September 1944). Sejak itulah
Jepang memberikan izin kepada rakyat Indonesia untuk
mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepa n g
Hinomaru. Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah
lagu Kimigayo. Sejak itu pula Jepang mulai mengerahkan
tenaga rakyat Indonesia untuk pertahanan. Mereka d isia p k a n
untuk menghadapi musuh. Pada saat itu suasana kemerdekaan
terasa semakin dekat.
181
Selanjutnya, Letnan Jenderal Kumakici Harada
mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha -Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Maret
1945. Badan itu dibentuk untuk menyelidiki dan
mengumpulkan bahanbahan penting tentang ekonomi, po lit ik ,
dan tatanan pemerintahan sebagai persiapan kemerdekaan
Indonesia. Badan itu diketuai oleh dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat, R.P Suroso sebagai wakil ketua merangkap
kepala Tata Usaha dan seorang Jepang sebagai wakilnya Ta t a
Usaha, yaitu Masuda Toyohiko dan Mr. R. M. Abdul Gafar
Pringgodigdo. Semua anggotanya terdiri dari 60 orang dari
tokohtokoh Indonesia, ditambah tujuh orang Jepang yang tidak
punya suara.
Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap, tahap pertama
berlangsung pada 28 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Sidang
pertama tersebut dilakukan di Gedung Chou Shangi In di
Jakarta yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila. Pada
masa penjajahan Belanda gedung ini digunakan sebagai
gedung Volksraad. Meskipun badan itu dibentuk oleh
pemerintah militer Jepang, jalannya persidangan baik wakil 15
ketua maupun anggota istimewa dari kebangsaan Jepang tida k
pernah terlibat dalam pembicaraan persiapan kemerdekaan.
Semua hal yang berkaitan dengan masalahmasalah
kemerdekaan Indonesia merupakan urusan pemimpin dan
anggota dari Indonesia.
182
Pada pidato sidang BPUPKI, Radjiman menyampaikan
pokok persoalan mengenai Dasar Negara Indonesia yang aka n
dibentuk. Pada sidang taha p kedua yang berlangsung dari
tanggal 10-11 Juni 1945, dibahas dan dirumuskan tentang
Undang-Undang Dasar. Dalam kata pembukaannya R aj im an
Wedyodiningrat meminta pandangan kepada para anggota
mengenai dasar negara Indonesia. Orangorang yang membahas
mengenai dasar negara adalah Muhammad Yamin, Supomo,
dan Sukarno.
Dalam sidang pertama, Sukarno mendapat kesempatan
berbicara dua kali, yaitu tanggal 31 Mei dan 1 Juni 1945.
Namun pada saat itu, seperti apa yang disampaikan oleh
Radjiman, selama dua hari berlangsung rapat, belum ada ya n g
menyampaikan pidato tentang dasar negara. Menanggapi hal
itu, pada tanggal 1 Juni pukul 11.00 WIB, Sukarno
menyampaikan pidato pentingnya dasar negara dan la n d asan
filosofi dari suatu negara merdeka. Pada saat itu, Gedun g Chuo
Shangi In mendapat penjagaan ketat dari tentara Jepang.
Sidang saat itu dinyatakan tertutup, hanya beberapa wartawa n
dan orang tertentu yang diizinkan masuk. Dalam pidatonya,
Sukarno mengusulkan dasar-dasar negara. Pada mulanya
Sukarno mengusulkan Panca Dharma. Nama Panca Dharma
dianggap tidak tepat, karena Dharma berarti kewajiban,
sedangkan yang dimaksudkan adalah dasar. Sukarno kemudian
meminta saran pada seorang teman, yang mengerti bahasa,
sehingga dinamakan dengan Pancasila. Pancasila, sila art inya
183
azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itu didirikan Negara
Indonesia, supaya kekal dan abadi.
Pidato Sukarno itu mendapat sambutan sangat meriah,
tepukan tangan para peserta, suatu sambutan yang belum
pernah terjadi selama persidangan BPUPKI. Para wartawan
mencatat sambutan yang diucapkan Sukarno itu dengan
cermat. Cindy Adam, penulis buku autobiografi Sukarno,
menceritakan bahwa ketika ia diasingkan di Ende, Flores (saa t
ini menjadi Provinsi Nusa Tenggara Timur) pada tahun 1934 -
1937, Sukarno sering merenung tentang dasar negara
Indonesia Merdeka, di bawah pohon sukun.
Pada kesempatan tersebut Ir. Sukarno juga menjadi
pembicara kedua. Ia mengemukakan tentang lima dasar
negara. Lima dasar itu adalah (1) Kebangsaan Indonesia, (2)
Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, (3) Mufakat atau 16
Demokrasi, (4) Kesejahteraan Sosial, (5) Ketuhanan Yang
Maha Esa. Pidato itu kemudian dikenal dengan Pancasila.
Sementara itu Muh.Yamin dalam pidatonya juga
mengemukakan Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia. Menurut Yamin ada lima azas, yaitu ( 1) Peri
Kebangsaan, (2) Peri Kemanusian, (3) Peri Ketuhanan, (4) Peri
Kerakyatan, dan (5) Kesejahteraan rakyat. Selanjutnya,
sebelum sidang pertama berakhir BPUPKI membentuk panitia
kecil yang terdiri dari sembilan orang. Pembentukan panitia
sembilan itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan mak su d
didirikannya Negara Indonesia. Panitia kecil itu terdiri atas, Ir.
184
Sukarno, Muh. Yamin, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A
Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H. Agus
Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Panitia kecil itu
menghasilkan rumusan yang menggambarkan maksud dan
tujuan Indonesia Merdeka. Kemudian disusunlah rumusan
bersama dasar negara Indonesia Merdeka yang kita kenal
dengan Piagam Jakarta . Di dalam teks Piagam Jakarta itu j u ga
dimuat lima asas yang diharapkan akan menjadi dasar dan
landasan filosofi bagi Indonesia Merdeka
Pemerintah Jepang pada tanggl 7 Agustus 1945
membubarkan BPUPKI dengan alasan badan ini terlalu cepat
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai
pengganti BPUPKI, maka dibentuklah Dokuritzu Junbi Inkai
atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI
terdiri dari 21 orang yang merupakan wakil dari seluruh
Indonesia. Ir. Soekarno (ketua), dan Drs. Moh. Hatta (wakil
ketua). Selanjutnya, tanpa ijin dari pemerintah Jepang
keanggotaan PPKI ditambah 7 sehingga menjadi 28 orang.
Dengan demikian , PPKI secara tidak langsung telah diambil
alih oleh pimpinan bangsa Indonesia dari badan bentukan
Jepang menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia. PPKI
memiliki peranan yang sangat penting terutama setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada 9 Agustus 1945 t iga
tokoh Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Rajiman Widiodiningrat berangkat ke Saigon untuk memenuhi
panggilan Panglima Tertinggi Jenderal Terauchi Hisaichi.
185
Dalam pertemuan di Dalat pada 11 Agustus 1945 disampaikan
keputusan Jenderal kepada tiga tokoh Indonesia, yaitu Jep a n g
menjanjikan kemerdekaan Indonesia, membentuk Dokuritzu
Junbi Inkai (PPKI), dan menentukan wilayah Indonesia adalah
bekas jajahan Hindia Belanda.Keadaan Jepang yang terus
terdesak mengakibatkan pada 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Menyerahnya Jepang
kepada Sekutu tidak disampaikan pada bangsa Indonesia,
sehingga penyerahaan ini tidak banyak diketahui oleh rakyat
Inonesia. Berita kekalahan Jepang yang terdengar oleh pemuda
Bandung melalui siaran berita BBC London disebarkan kepada
satuan pemuda dan anggota 17 PETA di Jakarta. Setelah
mendengar berita tersebut, para pemuda di Jakarta
mengadakan rapat di Laboraturium Mikrobiologi yang
dipimpin oleh Khaerul Saleh. Rapat tersebut memutuskan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat Indonesia
sendiri, tidak dapat digantungkan pada bangsa lain ata u
kerajaan lain, terutama Jepang. Oleh sebab itu, mereka
mendesak agar Soekarno-Hatta memutuskan hubungan dengan
Jepang dan secepatnya memproklamasikan kemerdekaan. Para
pemuda mengutus Darwis dan Wikana untuk menyampaikan
usulannya pada Soekarno-Hatta. Usulan para pemuda
mengenai kemerdekaan Indonesia adalah hak dan urusan
bangsa Indonesia sendiri disampaikan pada Soekarno -Hatta,
sebagai wakil golongan tua. Golongan pemuda mendesak agar
proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan diluar PPKI,
186
tetapi usula ini ditolak oleh Soekarno-Hatta. Menurut
Soekarno, apa yang diusulkan oleh para pemuda tidak bisa
dipertnggung jawabkan.Golongan tua berpendapat bahwa
kemerdekaan harus dibicarakan memalui sidang PPKI, bahkan
Moh. Hatta dalam dialognya dengan Ahmad Soebarjo
mengatakan “ Masalah kemerdekaan Indonesia datangnya dari
pemerintah Jepang atau atas perjuangan bangsa Indonesia
sendiri tidak menjadi masalah karena Jepang sudah kalah”.
Karena tidak terjadi kesepakatan antara golongan tua dan
golongan muda, golongan muda membawa Soekarno Hatta k e
Rengasdengklok, peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok.
Dalam peristiwa Rengasdengklok, Soekarno Hatta
dibawa oleh golongan muda yang terdiri dari Soekarni, Jusuf
Koento, dan Cudanco Singgih pada dini hari tanggal 16
Agustus 1945 dengan alasan mengamankan Soekarno -Hatta
dari pengaruh Jepang. Di Rengasdengklok terjadi perdebatan
cukup sengit mengenai kemerdekaan Indonesia. Soekarno -
Hatta tetap tidak akan memproklamasikan kemerdekaan
sebelum Jepang membuat pernyataan tertulis mengenai
kekalahannya. Namun, sikap Soekarno Hatta berubah set ela h
Acmad Seobarjo datang dan menyakinkan bahwa Jepang
memang sudah menyerah kalah kepada sekutu. Soekarno -
Hatta akhirnya berjanji bahwa secepatnya akan memerdekakan
Indonesia tanpa menunggu izin dari pemerintah Jepang.
Setelah itu, dengan Achmad Soebarjo sebagai jaminannya,
187
Soekarno-Hatta pada 16 Agustus 1945 menjelang mala m h a ri
dibawa pulang ke Jakarta untuk mempersiapkan proklamasi
kemerdekaan. Setibanya di Jakarta, Soekarno-Hatta dibawa ke
rumah Laksmana Muda Tadashi Maeda, seorang perwakilan
Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Di rumah Laksmana Ma ed a
sudah berkumpul anggota PPKI dan pemimpin Gerakan
Pemuda yang sudah siap membahas proklamasi kemerdek aan
Indonesia. Persiapa n proklamasi kemerdekaan diadakan di
rumah Laksmana Maeda karena untuk menghindari kecurigaan
tentara Jepang.
Setelah kembali dari Rengasdengklok, Soekarno segera
menemui Laksmana Maeda yang bersimpati terhadap
perjuangan bangsa Indonesia. Laksmana Maeda mengizin k a n
rumahnya untuk dijadikan tempat penyusunan naskah
proklamasi. Sebelum pertemuan diadakan, Soekarno -Hatta
menemui Mayjen Nisyimura untuk mengetahui sikap
pemerintah Jepang mengenai proklamasi kemerdekaan.
Setelah menyerah kepada Sekutu, ternyata Jepang bertugas
menjaga kekosongan (status quo) di Indonesia yang akan
diserahkan kepada Sekutu. Sikap itulah yang mengakibatkan
Soekarno-Hatta sepakat akan memproklamasikan
kemerdekaan, terlepas dari pengaruh Jepang. Penyusunan
naskah proklamasi selesai pada 17 Agustus 1945 pukul 04.00
WIB, naskah tersebut ditulis tangan oleh Ir. Soekarno, setelah
itu dibacakan dihadapan para pemimpin bangsa Indonesia
yang hadir waktu itu. Setelah selesai pembacaan, seluruh
188
peserta yang hadir disarankan ikut menanda-tanganinya, tetapi
Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi hanya
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Akhirnya, usul tersebut diterima oleh semua
pihak.
Naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Ir.soeka rno,
setelah diadakan beberapa perubahan, diketik oleh Sayuti
Melik. Perubahan diantaranya adalah tempoh menjadi t em p o ,
wakil bangsa Indonesia menjadi atas nama bangsaa Indonesia ,
dan Djakarta 17-0805 menjadi Djakarta hari 17 bulan 8 tahoen
05. Kemudian na skah yang telah diketik oleh Sayuti Melik
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa
Indonesia, naskah tersebut dinamakan Naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang autentik.
Setelah selesai menyusun naskah proklamasi, pembicaraan
berikutnya adalah mengenai tempat dibacakannya naskah
proklamasi. Soekarni mengusulkan agar proklamasi dibacakan
di lapangan Ikada, tetapi usul ini ditolak dengan alasan
keamanan karena dikhawatirkan terjadi bentrok dengan tentara
Jepang. Atas usul dari Ir. Soekarno, proklamasi dibacakan di
rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur no. 56, Jakarta Pusat.
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agust u s
1945 dilaksanakan di rumah Ir. Soekarno Jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta Pusat. Upacara ini dimulai pukul 10,00
WIB, disusun dengan sangat sederhana, tetapi dilaksanakan
dengan penuh khidmat. Setelah pembacaan proklamasi oleh Ir,
189
Soekarno, dikibarkan bendera pusaka yang dijahit Ibu
Fatmawati. Pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh Su h u d
dan Latief Hendraningrat. Pada saat pengibaran bendera,
peserta yang hadir serempak menyanyikan lagu Indonesia
Raya ciptaan W.R. Supratman.
Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno secara
tegas dan mantap. Dengan dibacakan naskah proklamasi,
berarti bangsa Indonesia yang selama 19 ratusan tahun dijajah
bangsa asing berubah menjadi bangsa merdeka, memiliki
derajat yang sama dengan bangsa -bangsa lain yang ada di
dunia. yang dijahit Ibu Fatmawati. Pengibaran bendera pusaka
dilakukan oleh Suhud dan Latief Hendra ningrat. Pada saat
pengibaran bendera, peserta yang hadir serempak
menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.
Supratman.Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno
secara tegas dan mantap. Dengan dibacakan naskah
proklamasi, berarti bangsa Indonesia ya ng selama ratusan
tahun dijajah bangsa asing berubah menjadi bangsa m erd ek a,
memiliki derajat yang sama dengan bangsa -bangsa lain yang
ada di dunia .
C. Kedatangan Sekutu Ke Indonesia
190
merdeka dan berdaulat. Kedaulatan Indonesia menjad i seb u a h
negara tetap tidak diakui oleh Belanda. Proklamasi
kemerdekaan Indonesia bagi Belanda merupakan suatu
pemberontakan. Sikap Belanda tersebut dikarenakan
kemerdekaan Indonesia hanya sebuah gerakan yang dibuat oleh
para pemimpin Indonesia yang bekerjasama dengan Jepang.
Sehingga bagi Belanda, kemerdekaan Indonesia belum
sepenuhnya mendapat dukungan dari Perjuangan bangsa
Indonesia memiliki arti penting bagi kemerdekaan Indonesia.
Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya p ad a
tanggal 17 Agustus 1945, sejak saat itu Indonesia menjadi
sebuah negara yang merdeka da n berdaulat. Kedaulatan
Indonesia menjadi sebuah negara tetap tidak diakui oleh
Belanda. Proklamasi kemerdekaan Indonesia bagi Belanda
merupakan suatu pemberontakan. Sikap Belanda tersebut
dikarenakan kemerdekaan Indonesia hanya sebuah gerakan
yang dibuat oleh para pemimpin Indonesia yang bekerjasama
dengan Jepang. Sehingga bagi Belanda, kemerdekaan Indonesia
belum sepenuhnya mendapat dukungan dari rakyat Indonesia
dan kedaulatan Indonesia masih berada di_tangan Belanda
(Poesponegoro, Marwati Djoened & Notosusanto, Nugroho,
2008: 8-9).(Susilo, 2018). Strategi Belanda mulai
dilancarkannya dengan wakil Belanda di Indonesia, yaitu Mook
kemudian mulai menerapkan strategi “Politik Jenderal”, yang
mendapatkan sambutan baik dari pemerintah Kerajaan Belanda.
Bangsa Indonesia dengan kemerdekaan yang telah diketahui
191
oleh seluruh rakyat Indonesia, namun harus tetap siap siaga
dalam menerima serangan bangsa Belanda dalam waktu yang
tidak terduga. Bangsa Belanda dan NICA sendiri selalu mencari
keuntungan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Beberapa kali setiap dilakukan gencatan senjata, Belanda selalu
melakukan kecurangan dengan dalil untuk
mempercepatpengembalian keamanan penguasa Belanda.
Bangsa Indonesia yang merupakan bangsa berdaulat, merasa
mempunyai kehormatan atas diri bangsa untuk tetap bangkit
dan bersatu dalam melawan penjajah Belanda melalui berb a ga i
perang Gelirya dan serangan umum terhadap kedududan
Belanda di wilayah Indonesia Sikap dan semangat bangsa
Indonesia yang tidak takut terhadap penjajah asin g ini,
membuktikan bahwa Belanda tidak mudah dalam
menghancurkan kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah
dikumandangkan sejak 17 Agustus 1945.
192
memperoleh kemerdekaan Indonesia adalah serangkaian
perjuangan yang sangat panjang yang harus mengorbankan
segalanya demi meraih mimpi kemerdekaan yang abadi.
Perjuangan bangsa Indonesia yang menuntut kemerdekaan telah
menimbulkan semangat nasionalisme yang mendalam bagi
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Rasa nasionalism e y a n g
tumbuh dalam semangat patriotisme telah membuat rakyat
Indonesia saling bekerjasama. Semangat bangsa Indonesia yang
meluap saat Jepang mengaku kalah perang dan Indonesia
mengalami kekosongan kekuasaan. Bangsa Indonesia yang
dipelopori kaum muda dan tua yang merupakan golongan
intektual, selalu berjuang dengan jalan perang ataupun
diplomasi. Semua hal tersebut dilakukan untuk mencapai
kemerdekaan yang abadi.
193
Sebelum perundingan Linggarjati, sudah dilakukan
beberapa kali perundingan baik di Jakarta maupun di B ela n d a .
Namun, usaha -usaha untuk mencapai kesepakatan belum
memenuhi harapan baik bagi pihak Indonesia maupun bagi
pihak Belanda. Usaha itu mengalami kegagalan karena masing -
masing pihak mempunyai pendapat yang berbeda.
194
Pada awal kehadirannya di Jakarta, Van Mook mendapat
tekanan baik dari Sekutu maupun ancaman perlawanan dari
pihak revolusioner Indonesia. Oleh karena itu, pada awal
kehadirannya Van Mook bersedia untuk melakukan
perundingan, meskipun pemerintah Belanda melarangnya untuk
bertemu dengan Sukarno. Pada 14 Oktober 1945, Van Mook
bersedia bertemu dengan Sukarno dan “kelompok-kelompok
Indonesia”. Ia tidak mau menyebut sebagai Republik Indonesia,
karena pemerintah Belanda belum mengakui pemerintahan
Republik Indonesia. Dalam pokok pikiran Van Mook
menyatakan, bahwa NICA bersedia membangun hubungan
ketatanegaraan yang baru dan status Indonesia menjadi “negara
dominion” dalam persekutuan “persemakmuran Uni-Belanda”.
195
terlebih ketika aksi-aksi kekerasan terjadi di kota besar di
Indonesia, terutama pertempuran sengit di Surabaya. Pihak
Sekutu ingin segera meninggalkan Indonesia, tetapi tidak
mungkin melepaskan tanggungjawab internasionalnya. Untuk
itulah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan itu dengan
melakukan perundingan. Pada tanggal I Oktober 1945, telah
diadakan perundingan antara Christison (Inggris) dengan pih a k
Republik Indonesia. Dalam perundingan ini Christison
mengakui secara de facto terhadap Republik Indonesia. H a l in i
pula yang memperlancar gerak masuk Sekutu ke wilayah
Indonesia. Kemudian, pihak pemerintah RI pada tanggal 1
November 1945 mengeluarkan maklumat politik. Isinya bah wa
pemerintah RI menginginkan pengakuan terhadap negara dan
pemerintah RI, baik oleh Inggris maupun Belanda sebagaimana
yang dibuat sebelum PD II. Pemerintah RI juga berjanji akan
mengembalikan semua milik asing atau memberi ganti rugi atas
milik yang telah dikuasai oleh pemerintah RI.
196
berikut: 1) Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran
berbentuk federasi, memiliki pemerintahan sendiri tetapi di
dalarn lingkungan Kerajaan Nederland (Belanda); 2) masalah
dalam negeri di urus oleh Indonesia, sedangkan urusan luar
negeri ditangani oleh pernerintah Belanda; 3) sebelum dibentu k
persemakmuran, akan dibentuk pemerintahan peralihan sela m a
sepuluh tahun; dan 4) Indonesia akan dimasukkan sebagai
anggota PBB.
197
Indonesia dan Belanda. 3) Tentara Belanda segera ditarik
kembali dari republik. 4) Pemerintah Belanda harus membantu
pemerintah Indonesia untuk menjadi anggota PBB. 5) Selama
perundingan sedang terjadi, semua aksi militer harus
dihentikan.
198
delegasi dari Jakarta, yaitu Mr. W. Suwandi, dr. Sudarsono, dan
A.K. Pringgodigdo. Mereka berangkat bersama Kerr pada 4
April 1946. Dari Belanda hadir lima orang yaitu Van Mook,
J.H. van Royen. J.H. Logeman, Willem Drees, dan Dr.
Schermerhorn. Perundingan tersebut untuk menyelesaikan
perundingan yang tidak tuntas saat di Jakarta. Perundingan
mengalami deadlock sejak hari pertama, karena masing-masin g
pihak sudah mempunyai harapan yang berbeda. Delegasi
Indonesia berharap ada langkah nyata dalam upaya penga ku an
kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Sementara pihak
Belanda menganggap pertemuan di Hooge Veluwe itu hanya
untuk sekedar pendahuluan saja.
199
internasional. Sementara itu, Belanda masih belum mengakui
Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Kemudian
perundingan dilakukan lagi Pada awal November 1946,
perundingan diadakan di Indonesia, bertempat di Linggarjati.
Pelaksanaan sidang-sidangnya berlangsung pada tanggal 11 - 15
November 1946. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan
Syahrir, anggotanya Mr. Moh. Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo,
dan A.K. Gani. Sementara pihak Belanda dipimpin oleh Prof.
Schermerhorn dengan beberapa anggota, yakni Van Mook, F de
Boor, dan van Pool. Seba gai penengah dan pemimpin sidang
adalah Lord Killearn, juga ada saksi-saksi yakni Amir
Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono, dan Ali Budiarjo.
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta juga hadir di
dalam perundingan Linggarjati itu. Dalam perundingan itu
dihasilkan kesepakatan yang terdiri atas 17 pasal. Isi pokok
Perundingan Linggarjati antara lain sebagai berikut: 1)
Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan secara de facto
pemerintahan RI atas wilayah Jawa, Madura, dan Sumatra.
Daerahdaerah yang diduduki Sekutu atau Belanda secara
berangsurangsur akan dikembalikan kepada RI; 2) Akan
dibentuk Negara Indonesia Serikat (NIS) yang meliputi seluruh
wilayah Hindia Belanda (Indonesia) sebagai negara berdaulat;
3) Pemerintah Belanda dan RI akan membentuk Uni Indonesia -
Belanda yang dipimpin oleh raja Belanda; 4) Pembentukan NIS
dan Uni Indonesia - Belanda diusahakan sudah selesai sebelum
1 Januari 1949; 5) Pemerintah RI mengakui dan akan
200
memulihkan serta melindungi hak milik asing; 6) Pemerintah
RI dan Belanda sepakat untuk mengadakan pengurangan jumlah
tentara; dan 7) Bila terjadi perselisihan dalam melaksanakan
perundingan ini, akan menyerahkan masalahnya kepada Komisi
Arbitrase. Naskah persetujuan kemudian diparaf oleh kedua
delegasi di Istana Rijswijk Jakarta (sekarang Istana Merdeka).
Isi perundingan itu harus disyahkan dahulu oleh parlemen
masing-masing (Indonesia oleh KNIP). Untuk meratifikasi dan
mensyahkan isi Perundingan Linggarjati, kedua parlemen masih
enggan dan belum puas. Pada bulan Desember 1946, Presiden
mengeluarkan Peraturan No. 6 tentang penambahan anggota
KNIP. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar suara yang pro
Perjanjian Linggarjati dalam KNIP. Tanggal 28 Februari 1947
Presiden melantik 232 anggota baru KNIP. Akhirnya isi
Perundingan Linggarjati disahkan oleh KNIP pada tanggal 25
Maret 1947, yang lebih dikenal sebagai tanggal Persetujuan
Linggarjati.
201
gagasan yang tepat sebagai dasar kemerdekaan Indonesia.
Sebagai negara yang memiliki keragaman dan terbentuk sejak
sebelum kemerdekaan (sebelum 17 Agustus 1945), Indonesia
memiliki kekayaan yang sangat besar potensi untuk
mengajarkan nilai toleransi kepada siswa. Ini akan menjadi
lebih aktual saat mengajar dilaksanakan di kelas yang diikuti
oleh siswa dari berbagai suku, budaya, dan agama.(Utomo &
Wasino, 2020.
202
BAB VIII
203
sosial. Ilmu sosial masuk kedalam bilangan ilmu empiris yang
bersifat descriptif. Kebenaran yang diperoleh ilmu sosial sebagai
ilmu empiris adalah kebenaran kerespondensif.
204
Penegakan hukum sebagai sarana untuk mencapai tujuan
hukum, maka sudah semestinya seluruh tenaga dikerahkan a ga r
hukum mampu bekerja untuk mewujudkan nilai-nilai moral
dalam hukum. Kegagalan hukum untuk mewujudkan nilai
hukum tersebut merupakan ancaman berbahaya akan lem a h ny a
hukum yang ada. Hukum yang lemah implementasinya terhadap
nilai-nilai moral akan berjarak serta terisolasi dari
masyarakatnya. Keberhasilan penegaka n hukum akan
menentukan serta menjadi barometer legitimasi hukum di
tengah-tengah realitas sosial. Hukum dibuat untuk dilaksanakan,
oleh sebab itu hukum tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat
sebagai basis bekerjanya hukum.
205
kasus besar seperti ka sus Century, kasus wisma atlet, dan kasus
suap pemilihan DGS BI terkesan lambat dan ditutup-tutupi.
206
suatu proses sangat selektif dan melibatkan suatu jaringan
diskresi yang luas oleh aparat penegak hukum.
207
yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum itu.
Perumusan pikiran pembuat hukum yang dituangkan dalam
peraturan hukum, turut menentukan bagaimana penegakan
hukum itu dijalankan.
208
Terkait dengan itu, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa
ada lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum:
209
hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti
dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti
sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu
untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum
berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tega k n ya
hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
210
rule of law’ versus ‘the rule of just law’ atau dalam istilah ‘the
rule of law and not of man’ versus istilah ‘the rule by law’ yang
berarti ‘the rule of man by law’.
211
Apakah kita akan membahas keseluruhan aspek dan dimensi
penegakan hukum itu, baik dari segi subjeknya maupun objeknya
atau kita batasi hanya membahas hal-hal tertentu saja, misalnya,
hanya menelaah aspek-aspek subjektifnya saja. Makalah ini
memang sengaja dibuat untuk memberikan gambaran saja mengenai
keseluruhan aspek yang terkait dengan tema penegakan hukum itu.
212
sendiri, melainkan nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya.
Memang ada doktrin yang membedakan antara tugas hak im d a lam
proses pembuktian dalam perkara pidana dan perdata. Dalam
perkara perdata dikatakan bahwa hakim cukup menemukan
kebenaran formil belaka, seda ngkan dalam perkara pidan a b a ru lah
hakim diwajibkan mencari dan menemukan kebenaran materiel
yang menyangkut nilai-nilai keadilan yang harus diwujudkan dalam
peradilan pidana. Namun demikian, hakikat tugas hakim itu sendiri
memang seharusnya mencari dan menemukan kebenaran materiel
untuk mewujudkan keadilan materiel. Kewajiban demikian berla k u ,
baik dalam bidang pidana maupun di lapangan hukum perdata.
213
tetapi, dalam perkembangan sejarah, issue hak asasi manusia itu
sendiri terkait erat dengan persoalan ketidakadilan yang timbul
dalam kaitannya dengan persoalan kekuasaan. Dalam sejarah,
kekuasaan yang diorganisasikan ke dalam dan melalui orga n -o rga n
negara, seringkali terbukti melahirkan penindasan dan ketidakadilan.
214
B. Hakikat Komunikasi Antar Sosial Budaya
215
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dim ilik i
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perk a k as,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
216
orang Katholik), suku (antara Flores dan Rote), ras (antara
Tionghoa dan Arab), dan golongan (antara pemilik
kekuasaan dan yang dikuasai) dapat dikategorikan pula
sebagai komunikasi antar etnik.
d. Komunikasi Internasional
217
mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh
dukungan yang lebih luas.
a. Enkulturasi
b. Akulturasi
Mengacu pada proses dimana kultur seseorang
dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung
dengan kultur lain. Menurut Kim, penerimaan kultur baru
bergantung pada sejumlah faktor. Imigran yang datang dari
kultur yang mirip dengan kultur tuan rumah akan
terakulturasi lebih mudah. Demikian pula, mereka yang
lebih muda dan lebih terdidik lebih cepat terakulturasi
daripada mereka yang lebih tua dan kurang berpendidikan.
218
3. Konteks Sosial Komunikasi Antar Budaya
219
dalam suatu organisasi, komunikasi massa yang meliputi antar
khalayak atau lintas khakayak yang berbeda b udaya.
b. Komunikasi gender
c. Komunikasi kelompok
d. Komunikasi publik
220
pengetahuan dalam situasi pengumpulan massa yang
terkondisikan.
e. Komunikasi organisasi
f. Komunikasi massa
221
unggul, dan mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya
tersebut. Karakter ini sangat dihargai dan tentu berguna serta tidak
akan siasia. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Na sional (UU Sisdiknas)
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus
digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di In d o n esia .
Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaba n bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar men j a d i
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, d an
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
222
bertindak, bersikap ya ng mencirikan budaya dan karakter bangsa.
Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan
dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat d ala m
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan berkarakter
merupakan inti dari suatu proses pendidikan. Dalam
mengembangkan pendidikan karakter, kesadaran akan siapa dirin y a
dan kepedulian terhadap kemajuan bangsa akan terasa teramat
penting.
223
3. Ketiga,tahapan evaluasi hasil yang dilakukan dengan
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan program -
program dalam rangka melakukan perbaikan yang
berkesinambungan.
224
sumber daya manusia, produksi berkelanjutan harus dikelola dengan
baik untuk mendukung total kebutuhan dan konsumsinya. Hingga
tahun 2045 Indonesia memiliki potensi yang besar dalam hal sumb er
daya manusia yang disebut sebagai sumber daya manusia produktif .
Sumber daya manusia ini harus dikelola dengan baik agar dapat
mempercepat pembangunan negara. Sebaliknya, jika sumber daya
manusia tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi beban
negara. Pada titik ini, pendidikan memegang peranan penting dalam
menyiapkan sumber daya manusia Indonesia menjadi sumber d a y a
manusia yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan koefisien
korelasi pendidikan terhadap indeks pengembangan sumber daya
manusia sebesar 0,99. Artinya, pendidikan memiliki kontribusi yang
besar terhadap peningkatan indeks kemakmuran. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia harus dapat menjadikan momen t a hu n 2 0 4 5
sebagai momentum bagi Indonesia untuk memiliki sumber daya
manusia yang heba t.
225
BAB IX
226
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan
sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gu b ern u r
Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsa an a dala h
cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamaka n kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan
tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan
ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan
ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan. Wawasan
kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi
geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta
pertahanan keamanan dalam mencapai cita -cita dan menja min
kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa
menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesa m a b a ngsa
dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional.
Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat
persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas
kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai
tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai
potensi bangsa. Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan seb aga i
sudut pandang/cara memandang yang mengandung kemampuan
seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati
227
diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingk a h
laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan.
228
Wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga mengajarkan
bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
dan cita -citanya. Secara keadaanya pun, isi nilai-nilai wawasan
nusantara telah tertuang dalam dasar negara yaitu Pancasila dan
pembukaan UUD tahun 1945. Dorongan yang melahirkan
kebangsaan Indonesia bersumber dari perjuangan untuk
mewujudkan kemerdekaan. Wawasan nusantara Indonesia menola k
segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit,
kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Ya n g
Maha Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan
kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan
kesatuan. Adapun nilai wawasan kebangsaan yang terwuju d d a la m
persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia
yang bersifat mendasar dan fundamental yaitu:
e. Kesetiakawanan sosial.
229
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pergantian generasi adalah hal yang biasa
dalam proses kehidupan. Generasi muda akan menggantikan
generasi tua, dan muncul generasi baru sebagai generasi muda.
Perbedaan antar generasi akan menghasilkan gap berupa nilai-nilai
yang dianut oleh masing-masing generasi. Perbedaan yang
mencolok adalah generasi yang lebih muda berusaha mengekstrak
nilai-nilai generasi tua dan mengkonstruksi nilai baru yang dianut
dan dianggap memenuhi ruang ekspresi dan ekspektasi. Proses
imitasi yang digunakan adalah tokoh-tokoh milenial yang popular
dan sedang menjadi tranding topic di media sosial. Sementara itu
generasi tua, berusaha membangun konstruksi terhadap pengalaman
masa lalunya, dengan nilai-nilai yang dianggap penting untuk
mempertahankan eksistensi diri, komunitas maupun masa yang akan
datang. Bagi generasi babby boomer, nasionalisme nampak secara
jelas perwujudannya karena mereka dengan perjuangan
mempertahankan NKRI, namun bagi generasi Y dan Z, sangat j a u h
berbeda. Mereka adalah generasi yang banyak dipengaruhi oleh
teknologi informasi. Pertimbangan nasionalisme mereka adalah
pertimbangan pluralistik berlatar belakang situasi global.
230
Konsep wawasan nusantara (dalam Rahayu & Musdalifah
2021) merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD Tahun 1945 serta
sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa dalam mencapai tujuan atau cita -cita nasionalnya. Wawasa n
kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia u n t u k
proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan dengan memberi
contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian d a n
menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan
meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan aset
yangdiperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan y ang
beradab (Sumitro dalam Musdalifah 2021). Hakikat Wawasan
Nusantara yaitu kita memandang bangsa Indonesia dengan
Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan
Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Den ga n
kata lain, hakikat 9 Wawasan Nusantara adalah “persatu an b a ngsa
dan kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat
Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan
nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan
pertahanan keamanan. Unsur dasar wawasan nusantara ada tiga
yaitu wadah, isi, dan tata laku. Wadah (content) bermakna bahwa
wawasan nusantara merupakan wadah kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang
memiliki sifat serba nusantara denga n kekayaan alam dan penduduk
serta aneka ragam budaya. Sementara itu, isi (content) menandakan
bahwa wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa yang berkemban g
231
di masyarakat dan citacita serta tujuan nasional yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945.
232
pandang ini adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia
yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
(Menristekdikti dalam Musdalifah 2021). Para kaum muda adalah
penerus cita -cita dan perjuangan bangsa yang harus mampu menjadi
penggerak dari progress pembangunan nasional. Karena kaum muda
adalah penghubung masa lalu dan masa depan. Tempatnya dalam
sejarah untuk memaknai nilai-nilai dan kemajuan masyarak at y an g
telah dicapai sebagai warisan keberhasilan dari generasi
sebelumnya. Setiap generasi mempunyai tugas untuk menyiasati
tantangan-tantangan zaman yang akan terjadi untuk dilanjutkan
perjuangannya oleh generasi berikutnya. Tugas generasi muda
adalah menegakkan praktek dan keteladanan kemandirian yang bisa
dinilai dan teruji secara konkret oleh generasi yang lebih muda.
Keteladanan adalah realisasi dari semangat kepelopo ran. Dan
kepeloporan adalah karakteristik alami kaum muda dari segala
zaman yang mempunyai tugas pencerahan untuk masyarakat.
Karena pencerahannya mampu menetapkan pilihan prioritas aksi
yang tepat untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung
jawabgenera si berikutnya serta sebagai pengawas bagi
pemerintahan.
233
Generasi Z berbeda dengan generas lainnya. Generasi ini ekspresif
dan menggunakan media internet sebagai basis pengembangan
dirinya. Mereka meruapakan pasar konsumen potensial yang
memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan untuk
membeli atau tidak membeli sesuatu. Konsumerisme terjadi, namu n
generasi ini lebih cerdas menggunakan media digitalisasi. Dalam
pembentukannya, wawasan nusantara terdiri dari beberapa asas.
Asas yang pertama yaitu kepentingan yang sama. Kepentingan yang
sama memiliki makna bahwa warga negara Indonesia harus
memiliki satu visi dan satu 11 orientasi dalam memahami wawa sa n
nusantara ini. Asas yang kedua adalah keadilan yang bermakna
distribusi sumber daya dan hasil yang proporsional. Asas
selanjutnya adalah yang memiliki makna bahwa terdapat kesesuaian
antara kata dengan tindakan. Asas yang ke empat adalah solida rit a s
yangbermaksudbahwa seluruh elemen negara dapat saling berempati
dan bersimpati dalam rangka menjaga kesatuan dan persatuan
negara Indonesia. Asas yang ke lima adalah kerjasama yang
memiliki definisi untuk harus bekerjasama secara strategis maupun
taktis untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan nasional. Asas
yang terakhir adalah kesetiaan yang memiliki makna arti sebagai
loyalitas dari warga negara dan unsur-unsur negara terhadap
kesepakatan-kesepakatan nasional yang telah dibuat semenjak
bangsa Indonesia berdiri. Jika enam asas tersebut tidak dijalankan
dengan baik, maka akan sangat sulit untukmencapai tujuan akhir
dari wawasan nusantara ini, yaitu perwujudan nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945 (Menristekdikti, 2016). Enam asas tersebut
234
berhubungan erat dengan landasan wawasan nusantara secara idiil
(pancasila) dan konstitusional (UUD 1945) yang lebih lanjut lagi
dituangkan dalam Keppres MPR No. IV/MPR/1973, tentang garis
besar haluan negara Bab II Sub E. Dengan ditetapkannya rumusan
wawasan nusantara sebagai ketetapan MPR, maka wawasan
nusantara memiliki kekuatan hukum yang mengikat semua
penyelenggara negara, semua lembaga kenegaraan dan
kemasyarakatan, serta semua warga negara Indonesia. Hal ini berarti
bahwa setiap rumusankebijaksanaan dan perencanaan pembangunan
nasional harus mencerminkan hakikat rumusan wawa san nusantara .
Wawasan nusantara memiliki peranan penting untuk mewujudkan
persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Dengan
persepsi yangsama diharapkan dapat membawa bangsa menuju
kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita -cita nasiona l.
235
4. Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keaman an
adalah pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan
pada seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
5. Fungsi wawasan nusanta ra sebagai wawasan kewilayahan
adalah pembatasan negara untuk menghindari adanya sen gk et a
antarnegara tetangga.
b. Peran Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara dapat sepenuhnya diterapkan demi b a n gsa
yang semakin damai. Perdamaian adalah segalanya bagi suatu
negara yang berusaha maju mencapai cita -citanya (Nur et al.,
2022). Peranan Wawasan Nusantara Dalam kehidupan nasio n al,
Wawasan Nusantara dikembangkan peranannya untuk:
a. Lingkup Pertahanan dan Keamanan
1) Membentuk kedisiplinan diri dalam keikutsertaan bela negara.
2) Mengutuk tindakan kriminal dan melaporkannya pada b a dan
berwajib, dan.
3) Meningkatkan kerukunan dan kedamaian tanpa konflik dalam
bermasyarakat agar tidak timbul konflik bersenjata.
4) Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang
serasi dan selaras, segenap aspek kehidupan nasional.
b. Lingkup Politik
1) Meningkatkan kesadaran akan komitmen dalam berpolitik
untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
236
2) Menghargai rekan anggota politik maupun oknum yang
berseberangan untuk dapat menyampaikan pendapatnya d en ga n
mudah.
3) Meningkatkan proporsi dalam keikutsertaan baik politik luar
negeri maupun dalam negeri, dan
4) Mempererat dan memperkuat diplomatik negara Indonesia
yang menjaga kedaulatan dan martabat bangsa.
c. Lingkup Ekonomi
1) Memanfaatkan kekayaan alam secara bijak.
2) Mendukung neraca perekonomian yang dinahkodai oleh
pemerintah negara Indonesia, dan
3) Meningkatkan keikutsertaan dalam membangun dan
mendukung usaha mikro
d. Lingkup Sosial
1) Menghargai dan menghormati antar perbedaan di Indonesia,
2.)Mengikuti berbagai upaya pelestarian budaya yang
melibatkanmasyarakat luas, dan
3) Membangun dunia pariwisata demi memperkenalkan ragam
budaya Indonesia yang unik dengan tidak menimbulkan
perpecahan.
4) Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan
lingkungan-nya. Peranan ini berkaitan dengan adanya hubunga n
yang erat dan saling terkait dan ketergantungan antara bangsa
dengan ruang hidupnya. Oleh karena itu pemanfaatan lingkungan
harus bertanggung jawab. Bila tidak, maka akan menimbulkan
237
kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan
bangsa itu sendiri.
e. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan
nasional. Kepentingan nasional menjadi dasar hubungan antara
bangsa. Apabila satu bangsa kepentingan nasionalnya sejalan
atau paralel dengan kepentingan nasional bangsa lain, maka
kedua bangsa itu akan mu-dah terjalin hubungan persa h ab at an.
Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut
menegakkan perdamaian.
2. Sikap Nasionalisme
238
dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan
dan berperilaku terhadap suatu objek (Azwar dalam Akhmad 2018).
Sedangkan Alport berpendapat bahwa sikap adalah: “An attitude is a
mental and neural state of readiness, organized through experience,
exerting a directive or dynamic influence upon the individual’s
response to all objects and situations with which it is related”.
Artinya sikap adalah suatu kondisi kesiapan mental dan syaraf, yang
diorganisasikan lewat pengalaman, yang memberikan arah atau
pengaruh yang dinamik terhadap tanggapan seseorang mengenai
segala objek dan situasi dengan mana sikap itu berhubungan. Jadi
disini sikap diartikan bukan sebagai tingkah laku akan tetapi suatu
kesiapan memberikan respon tertentu apabila orang itu berh a d a p an
dengan objek atau 15 keadaan tertentu. Oleh sebab itu sikap
sesungguhnya tidak dapat dilihat tapi dapat disimpulkan dari tan d a -
tanda yang dapat diamati.
239
faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap. Azwar
mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
dianggap penting, media masa, institusi atau lembaga p endidikan
dan lembaga agama, serta faktor emosi dan diri individu. Beberapa
faktor tersebut saling berinteraksi dalam pikiran seseorang yang
menghasilkan sikap. Sikap merupakan dorongan untuk merespon
secara positif atau negatif terhadap objek, keadaan, ko nsep atau
orang tertentu. Pengertian nasionalisme hampir tidak ada bedanya
dengan patriotisme, keduanya mempunyai hubungan yang erat. Ad a
beberapa definisi tentang nasionalisme dan patriotisme; patriot ism e
diartikan semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang
bersedia mengorbankan segalanya untuk kejayaan dan kemakmuran
tanah airnya. Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti
bangsa. Kata nation atau bangsa mempunyai arti sosiologis,
antropologis dan politik yang tidak sama. Dalam pengertian
sosiologis, nation berarti suatu kelompok teritorial dengan hak -hak
kewarganegaraan yang sama, yang mempunyai karakteristik sama
yang membedakannya dengan kelompok-kelompok lain yang sa m a
(Soekanto dalam Akhmad 2018). Nation dalam pengertian
antropologis merupakan suatu kolektif manusia dengan solidaritas
ditujukan kepada suatu identitas negara yang berdaulat. Selain itu
juga nation mempunyai arti kolektif 16 manusia, biasanya terikat
karena kesatuan bahasa, dan kebudayaan dalam arti umum dan
mempunyai wila yah tertentu (Suyono dalam Akhmad 2018) Na t io n
pada pengertian politik berbeda dengan bangsa, kata bangsa
240
mempunyai arti kesatuan orang-orang yang bersamaan asal
keturunan, adat, bahasa, dan saudaranya serta memiliki pemerin t a h
sendiri.
241
organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber dari pada semua
tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.
Nasionalisme mempunyai prinsip kesatuan, kebebasan,
kesamarataan. Semua warga mempunyai hak yang sama, tid a k a d a
diskriminasi, kepribadian nasional, dan prestasi. Dengan demikian,
kesetiaan terhadap bangsa dan negara harus lebih dikedepankan
daripada kesetiaan terhadap kelompok dan golongan, seba ga im an a
yang diajarkan oleh para pejuang Indonesia terdahulu. Bung karno
misalnya, beliau selalu mengajarkan kepada rakyatnya untuk
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi d a n
kelompok, Bung Karno bersemboyan Ia mengatakan “My loyality
for my party ends, when my loyality for my country begins?”.
Artinya kesetiaan saya bagi partai berakhir, dimana kesetiaan unt uk
negara mulai.
242
sangat kecil dan hanya 15 kelompok yang mempunyai kelompok
lebih dari 1 juta. Kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang
mempunyai etnisitas atau ras yang banyak, yang secara akademik
berasal dari keturunan nenek moyang, keberagaman membu t u hk an
suatu perha tian dalam mengakumulasi kepentingan dalam
kehidupannya sebagai masyarakat dan bangsa Indonesia.
Keberagaman etnisitas tidak jarang menumbuhkan polarisasi
kepentingan dan kelompok. Kasus aktual yang terjadi dala m k u ru n
terakhir di Indonesia yang kerap kali menimbulkan perpecahan
disebabkan kurangnya sikap nasionalisme yang dipicu oleh
kesenjangan sosial, politik, ekonomi antar masyarakat akibat
kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat mampu
menimbulkan benih sikap komunalisme. Arfa mengemukakan:
Komunalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang menekankan
satu kelompok agama sebagai unit tersendiri secara politis, ekonom i
dan budaya. Paham tersebut cenderung bersifat antagonisme dan
membawa perpecahan dalam satu bangsa. Sejarah mencatat b a h wa
paham komunalisme telah berhasil mengantarkan Timor-Timur
lepas dari wilayah Republik Indonesia, meski hal ini dikatakan
sebagai pelaksanaan demokrasi yang paling real yang pernah terja d i
di Indonesia. Dan masyarakat Indonesia telah memberikan nilai
kredit terhada p pemerintahan Indonesia. Namun bagi sebagian
bangsa Indonesia masih bingung dengan makna demokrasi,
peristiwa ini diartikan sebagai suatu kekalahan yang memalukan
bagi bangsa Indonesia.
243
Gagasan nasionalisme kemudian manjadi sangat penting
dalam menciptakan diri, rasa solidaritas dan keutuhan negara,
ditambah lagi dengan perkembangan dunia yang mengglobal,
tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin mudah
dipengaruhi oleh budaya luar yang semakin banyak menggerogoti
nasionalisme. Nasionalisme di Indonesia saat ini masih sangat
penting dan dibutuhkan dalam rangka membangun bangsa.
Nasionalisme dibutuhkan sebagai faktor pemicu dalam proses
konsolidasi orde sosial politik yang dikerangkai oleh negara. Jadi
upaya pelaksanaan sikap nasionalisme tidak d apat dilakukan dengan
mudah, memerlukan usaha yang kolektif secara terus menerus
karena masyarakat yang semakin beragam. Namun demikian, dalam
kehidupan berbangsa, pro kontra pentingnya dibangun paham
kebangsaan atau nasionalisme terus bergulir. Pada zaman Bung
Karno misalnya, banyak pihak-pihak yang menentang atau tidak
memerlukan paham kebangsaan atau nasionalisme atas dasar
Pancasila, sebagaimana dijelaskan dalam pidato Bung Karno ket ik a
memberikan kursus ketiga di Istana Negara tentang kebangsaan:
“Saudara-saudara, saja ulangi bahwa Pantjasila adalah dasar negara.
Hal ini saja tandaskan oleh karena kadang-kadang djustru mengena i
Kebangsaan ada fihak-fihak jang berkata: “Kami tidak memerluk a n
faham atau pendirian Kebangsaan”. Misalnja dikalangan kaum
internasionalis Marxis yang menurut anggapan saja yang kurang
mengerti betul tentang Marxisme. Saya 19 ulangi, dikalangan
244
internasionalis Marxis jang menurut anggapan saja kurang mengert i
betul akan Marxisme, ada yang berkata: “Kebangsa an a t au f ah am
kebangsaan adalah salah, adalah bertentangan dengan faham
internasionalism, betentangan dengan ide persaudaraan ummat
manusia sedunia. Kabangsaan, faham kebangsaan adalah satu faham
yang salah, faham yang telah membangunkan pertentangan -
pertentangan dalam dunia umma t manusia, faham jang kadang-
kadang sampai mendjadi sebab daripada peperangan-peperangan”.
245
sebagai generasi penerus dan tongkat estafet pemimpin masa depan,
sikap nasionalisme penting dibentuk dan ditanamkan sejak dini,
karena sikap nasionalisme akan memberikan kontribusi yang posit if
bagi siswa sebagai individu maupun sebagai bagian dari warga
negara dalam melakukan tindakan, sehingga dengan sikap it u a k a n
menumbuhkan rasa kecintaan yang besar kepada bangsa dan
sesamanya, sehingga mereka mampu membangun bangsa ini dengan
konsep sikap 20 kebersamaan tanpa ada polarisasi kepentingan ata u
kelompok. Pelaksanaan sikap nasionalisme sangat penting dan
diperlukan oleh bangsa indonesia dalam upaya untuk
mempertahankan integrasi nasional, namun mungkin yang perlu
diperhatikan dan dipikirkan dalam pengembangan pengertian dan
lingkup nasionalisme yang disesuaikan dengan perkemban gan
global dan etnisitas, sehingga nasionalisme yang muncul bukanlah
nasionalisme semu.
246
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen, Situasi Internasional pada tahun 1975 rezim k omunis d i
Vietnam Utara, Laos, dan Kamboja berhasil menguasai sebagian
besar wilayah daratan Asia Tenggara. Mereka telah keluar sebagai
pemenang, mungkin karena “fanatik” terhadap komunisme dan
“tahu” apa yang mereka perjuangkan. Kejadian ini tentu saja
menimbulkan “kejutan-kejutan” pada negara -negara tetangganya
termasuk Indonesia. Maka dengan dasar pemikiran tersebut perlu
penanaman Idiologi Negara, maka bagi bangsa Indonesia salah sa tu
jalur yang ditempuh dalam menanamkan Idiologi Negara -t eru t a m a
kepada anak didik atau generasi muda adalah melalui jalur
pendidikan. Maka diperkenalkanlah istilah Civics dalam dunia
pendidikan kita. Untuk menjelaskan sikap nasionalisme dalam
kurikulum PPkn maka perlu kiranya penjelasan tentang apa itu
Civics, Pengertian PPKn, fungsi dan ruang lingkup PPKn sebagai
bagian dari karakteristik PPKn dalam kurikulum.
1. Civics
247
(1973); Pendidikan Moral Pancasila atau PMP (Kurikulum 1975 dan
1984); dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn
(Kurikulum 1994). Menurut Randal (Soemantri, 2001) Civics di
definisikan sebagai “the science of citizenship, the relation of man,
the individual, to man in organized collection s, the individual in his
relation to the state.” Artinya Civics atau ilmu kewarganegaraan
membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam
perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi dan hubungan
individu dengan negara.
248
memasukkan unsur-unsur lingkungan, sosial, pendidikan, hukum,
politik pemerintahan, agama, etika dan ilmu pengetahuan teknologi.
Selanjutnya nasionalisme dalam kurikulum PPKn yang terbaru
sudah termuat dalam GBPP sebagai materi pelajaran PPKn.
2. Pengertian PPKn
249
program pendidikan yang mengarah pada moral yang diharapkan
dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku yang
dimaksud adalah: (a) Perilaku yang memancarkan im an d a n t a qwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri d a ri
berbagai golongan agama, (b) Perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, (c) Perilaku yang mendukung persatuan d a n
kesatuan dalam masyarakat yang beraneka ragam kepent in ga n , (d )
Perilaku yang mendukung kerakyatan yang mendukung kepentingan
bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran, pendapat, ataupun kepentingan dapat d ia t asi
melalui musyawarah dan mufakat serta, (e) Perilaku ya ng
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Sependapat dengan di atas, (Soedirjo dalam
Akhmad) mengemukakan bahwa Pendidikan Pancasila meru p a kan
program pendidikan yang mendukung tercapainya pribadi m a n usia
Indonesia yang berbudi pekerti luhur, mantap dan mandiri serta
mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan keban gsa an.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan Pendidikan
Pancasila merupakan program pendidikan yang mengarah pada
moral untuk mencapai pribadi manusia Indonesia yang berbudi
pekerti luhur, mantap, mandiri, dan mempunyai rasa tangung jawa b
kemasyrakatan dan kebangsaan atau nasionalis. Pendidikan
Pancasila ini sebagai program terpadu yang bulat, utuh dan
kesinambungan antara pendidikan nilai dan moral, pendidikan
politik dan kewarganegaraan yang harus dilihat sebagai sesuatu
yang bersifat komprehensif. Kemudian dalam rangkaian istilah yang
250
utuh, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
muncul sebagai istilah yang kemudian dikenal dengan sebutan
PPKn. Dalam GBPP PPKn (1994), dijelaskan bahwa: Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan program
pendidikan yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan maupun
sebagai anggota masyarakat, warga negara dan mahkluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian Kewarganegaraan di dalam
penjelasan pasal 39 UU No. 2/1989 adalah sebagai berikut:
“Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta
didik dengan pengetahuan dasar dan kemampuan dasar b erk en a an
dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara
yang diandalkan oleh bangsa dan negaranya”. Berdasarkan
penjelasan tersebut, isi pokok dari pasal 39 UU No. 2/1989 adalah
pengetahuan dan kemampuan dasar bekenaan dengan (a) hubun ga n
warga negara dengan negara, dan (b) pendidikan pendahuluan bela
negara.
1. Nasionalisme Kewarganegaraan
251
Nasionalisme kewarganegaraan biasa juga disebut dengan
nasionalisme sipil. Nasio- nalisme kewarganegaraan ialah
bentuk nasionalisme di mana negara memiliki kebe- naran
politik dari keikutsertaan rakyatnya, kehendak rakyat, at au
perwakilan politik.
2. Nasionalisme Etnis
Nasionalisme etnis ialah berupa semangat kebangsaan di
mana negara memiliki ke- benaran politik dari budaya asal
atau etnis suatu masyarakat
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
Bentuk nasionalisme tersebut ialah negara memiliki
kebenaran politik secara orga - nik, yakni berupa hasil dari
suatu bangsa atau ras menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme budaya ialah negara memiliki
kebenaran politik yang berasal dari budaya bersama, dan
bukan dari sifat keturunan seperti ras, warna kulit, dan
lainnya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Bentuk na sionalisme kenegaraan ialah masyarakatnya
memiliki perasaan nasionalis- tis yang kuat dan diberi
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Nasio -
nalisme.
6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme agama ialah negara memiliki
legitimasi politik dari a danya per- samaan agama.
252
Implementasi Wawasan Nusantara Implementasi Wawasan
Nusantara dalam Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan
Hankam. Penerapan atau Implementasi Wawasan Nusan t ara h aru s
tercermin di dalam sikap pola pikir, pola sikap, dan tindakan yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan
pribadi. Dengan kata lain, Wawasan Nusantara menjadi hal yang
mendasari cara berfikir, bersikap serta bertindak dalam menyikapi,
menangani masalah yang menyangkut kehidupan berma syarakat,
berbangsa dan bernegara. Implementasi Wawasan Nusantara
berorientasi dalam kepentingan rakyat dan tanah air yang secara
utuh dan menyeluruh, seperti sebagai berikut:
253
Dalam kehidupan ekonomi ini akan terciptanya tatanan
ekonomi yang menjamin pemenuhan dan meningkatnya
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dengan merata dan a d il.
Di lain sisi, Implementasi Wawasan Nusantara mencerminkan
sikap tanggung jawab pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)
yang selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat tiap d a erah
secara timbal balik dan kelestarian Sumber Daya Alam (SDA)
itu sendiri.
254
Dalam kehidupan hankam akan menumbuhkembangk an ra sa
kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang nantinya apabila
diterapkan akan membentuk sikap Bela Negara dalam d iri t ia p
Warga Negara Indonesia. Kesadaran dan Sikap Cinta Tanah Air
dan bangsa serta Bela Negara ini akan menjadi salah satu modal
utama yang nantinya sebagai penggerak partisipasi Warga
Negara Indonesia di dalam menanggapi berbagi bentuk
datangnya ancaman, seberapapun kecilnya dan darimanapun
datangnya, atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan
bangsa dan kedaulatan negara.Di dalam Pembinaan seluruh
aspek kehidupan nasional, dijelaskan sebagaimana di atas
bahwa Implementasi Wawasan Nusantara harus menjadi nilai
yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di setiap strata seluruh Indonesia .
255
pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara adalah satu.
Wilayah Indonesia yang luas tentu saja merupakan tantangan bagi
rakyat Indonesia. Ini karena area tersebut merupakan ancaman
potensial dan, sebaliknya, memiliki potensi untuk kinerja yang
sangat baik dan kemudahan penggunaan(Ismail, 2020).
Implementasi Wawasan Nusantara Dewasa ini kita menyaksikan
bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sedang mengalamiperubahan. Dan kita juga menyadari
bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan
tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh nega ra
maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita men en go k
sejarah kehidupanmanusia dan alam semesta, perubahan dalam
kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam dunia
ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan
wawasan nusantara yang syarat dengan nilainilai budaya bangsa
Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan
bangsa, apaka h wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan
kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap k o k o h d an
mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang
Wawasan Persatuan bangsa.Tantangan itu antara lain adalah
pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru
kapitalisme, dan kesadaran warga negara. Penerapan Wawasan
Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
negara.Implementasi dalam kehidupan politik, adalah mencip t ak an
iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
256
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya. Implementasi dalam
kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang
benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan ke sej ah tera an
dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.Implementasi dalam
kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala b en t u k
perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya d an
merupakan karunia Sang Pencipta. Implementasi dalam keh id u p an
pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan k esa dara n cin t a
tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.
Beberapa tantangan Implementasi Wawasan Nusantara:
1. Pemberdayaan Masyarakat.
257
bagi integritas.Pemberdayaan masyarakat diperlukan t eru t a ma
untuk daerahdaerah tertinggal.
258
Contoh cara pengiplementasian wawasan dan sikap
nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari
a. Rela Berkorban
259
memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta berusaha
memahaminya. Selain hal tersebut, siswa akan menanyakan
beberapa materi pembelajaran yang dirasa kurang jelas.
260
juga berperan sebagai petugas upacara. Adapun lagu daerah
yang dihafal siswa kelas tinggi antara lain Gundulgundul Pacul,
Sue Ora Jamu, Yamko Rambe Yamko, Gambang Suling,
Cublak-cublak Suweng, Bubui Bulan, dan Kampuang Nan Jauh
di Mato.
g. Disiplin
261
Perwujudan dari sikap nasionalisme terkait dengan
kedisiplinan adalah kebiasaan siswa kelas tinggi SD Taman
Muda Ibu Pawiyatan yang lebih sering mengumpulkan tugas
yang diberikan guru tepat waktu. Siswa yang tidak
mengumpulkan tugas tepat waktu adalah siswa dalam k a t ego ri
berkebutuha n khusus yang tidak memiliki guru pendamping
sehingga terhambat dalam proses belajarnya. Selain hal
tersebut, mayoritas siswa kelas tinggi datang ke sekolah
sebelum bel masuk kelas berbunyi.
h. Berani
i. Jujur
262
dimiliki siswa. Selain hal tersebut, siswa kelas tinggi akan
bertanya kepada guru ketika kesulitan dalam mengerjakan so a l
ulangan.
j. Bekerja Keras
263
DAFTAR PUSTAKA
263
Iswandi Dede. (2019). Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan
Kulikuler Sebagai Program Pendidikan Di Sekolah Rendah
, 19(1), 4-5.
Maiello carmine and fritz oser, at al. (2003). Civic Knowledge, Civic
Skills and Civic Engagement, 2(3).
264
Santoso, Meilanny Budiarti, (2017). Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat 4 (1), 104-109.
265
Welch, E.W., C.C Hinnant. (2003). Internet use, Transparency and
Interactivity Effects on Trust in Government. Proceeding of
the 36 th International Conference on Systems Sciences.
266
Antara dan Vairagya Yogantari, keragaman budaya indonesia
sumber inspirasi inovasi industri kreatif. Jurnal Aplikasi
Bisnis, Vol 4 No. 2, 2017
267
Waspodo M ,2018. peran ptk-pnf dalam menghadapi keragaman
sosial budaya (sebuah perenungan seabad kebangkitan
nasional) Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF - Vol. 3, No.1
268
I Gusti.N.S.2021.Problematika hasil perubahan UUD 1945 secara
konseptual,Global Aksara Pers.Jawa Timur.
269
Eko Riyadi, 2018, Hukum Hak Asasi Manusian Perspektif
Internasional, Regional dan Nasional, Grafindo Persada,
Jakarta.
Marzuki, I., & Faridy, F. (2020). Relevansi Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Dengan Agenda Reformasi: Dimensi Nasional
270
Dan Internasional. JCH (Jurnal Cendekia Hukum), 5(2),
350-359.
271
Khuzaimah, Farid Pribadi. 2022. Penerapan demokrasi pendidikan
pada pembelajaran siswa di SD. Jurnal pendidikan. Vol 4,
No 1 2022.
272
Jama, Savernus R. 2021. The Essence of Civil Society In
Democracy. Vol 6 no 1
273
PENULIS
PGSD ANGKATAN 2021
KELAS: A2 (SA221)
Mantasia 21082014032
Anitasari 21082014034
Supiarti 21082014042
Neliana 21082014044
Sartika 21082014047
274