Anda di halaman 1dari 153

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjat-kan kepada Allah


S.W.T serta dalam shalawat dan salam kita sampaikan hanya
bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad S.A.W. Di antara
sekian banyak nikmat Allah S.W.T yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah yang
paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Kewarganegaraan ini dengan baik,
dan tepat waktu.
Adapun maksud tujuan dari penyusunan Mini Book ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pada paket kewarganegaraan. Dalam proses penyusunan
tugas ini saya menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
materi dan segala bentuk dukungan lainnya dari berbagai pihak,
akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya
menyampaikan terimakasih sebagai penghargaan kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari
manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari Allah
SWT dan Agama kita, meski begitu, tentu tugas ini masih jauh

i
dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan saya semoga tugas
ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca lain
pada umumnya.

ii
Daftar Isi

Isi
KATA PENGANTAR.................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................iii
BAB I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan .......................... 1
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................... 1
B. Unsur Pengembangan Pendidikan kewarganegaraan.. 2
C. Faktor Pendidikan Kewarganegaraan ......................... 4
D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan .......... 8
E. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ............... 9
F. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan . 12
G. Alasan diperlukannya pendidikan Kewarganegaraan
14
H. Dinamika dan tantangan pendidikan
Kewarganegaraan.............................................................. 18
I. Sumber historis, sosiologis, dan politik tentang
Pendidikan Kewarganegaraan .......................................... 21
BAB II IDENTITAS NASIONAL ................................................. 30
A. Pengertian Identitas Nasional.................................... 30
B. Tujuan adanya Identitas Nasional ............................. 31
C. Faktor Pembentuk Identitas Nasional ....................... 32
D. Karakteristik Identitas Nasional ................................ 34
E. Jenis-jenis Identitas nasional......................................... 35

iii
BAB III INTEGRASI NASIONAL ................................................ 37
A. Pengertian Integrasi Nasional ................................... 37
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi Nasional
38
C. Pentingnya Integrasi Nasional bagi bangsa Indonesia
41
D. Proses integrasi nasional di Indonesia ...................... 46
E. Contoh Integrasi Nasional dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara .................................................................... 48
BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI ........................................ 58
A. Pengertian Negara ..................................................... 58
B. Unsur-unsur terbentuknya Negara ............................ 59
C. Sifat dan hakekat Negara .......................................... 60
D. Fungsi Negara ........................................................... 63
E. Tujuan Negara ........................................................... 65
F. Pengertian Konstitusi ................................................ 66
G. Kedudukan Konstitusi ........................................... 67
H. Jenis-jenis Konstitusi ............................................ 68
I. Unsur-unsur Konstitusi ............................................. 69
J. Sifat-sifat Konstitusi ................................................. 69
K. Hubungan Negara dengan Konstitusi ................... 70
BAB V HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA .................................. 72
A. Pengertian hak, kewajiban, dan warga negara .......... 72
B. Hak dan kewajiban warga negara ............................. 74

iv
C. Hak-hak warga negara .............................................. 76
D. Hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945 80
E. Faktor pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara ..................................................................... 82
F. Upaya penanggulangan pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara ............................. 86
BAB IV DEMOKRASI INDONESIA BERDASARKAN UUD 1945 . 90
A. Pengertian demokrasi ................................................ 90
B. Ciri-ciri Demokrasi ................................................... 91
C. Jenis-jenis Demokrasi ............................................... 92
D. Prinsip Demokrasi ..................................................... 94
E. Unsur pendukung tegaknya Demokrasi .................... 96
F. Demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia ...... 98
BAB VII PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN ............ 101
A. Pengertian penegakan hukum ................................. 101
B. Hukum dan Keadilan .............................................. 102
C. Konsep dan Urgensi penegakan hukum yang
berkeadilan ...................................................................... 104
D. Permasalahan Penegakan hukum yang berkeadilan 105
E. Sumber historis, sosiologis, politis, tentang penegakan
hukum yang berkeadilan di Indonesia ............................ 106
BAB VIII GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI INDONESIA ........ 109
A. Pengertian Geopolitik ............................................. 109
B. Teori Geopolitik ...................................................... 110

v
C. Pengertian Wawasan Nusantara .............................. 111
D. Unsur dasar wawasan Nusantara............................. 113
E. Landasan wawasan Nusantara ................................ 115
F. Pengertian Geostrategi ............................................ 115
G. Pengertian dan ciri Ketahanan Nasional ............. 116
H. Fungsi dan tujuan Ketahanan Indonesia ............. 118
I. Sifat Ketahanan Nasional ........................................ 121
J. Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia ............... 122
K. Hubungan Geopolitik dan Geostrategi ................ 125
BAB IX ANTI KORUPSI .......................................................... 127
A. Pengertian Korupsi.................................................. 127
B. Faktor penyebab Korupsi ........................................ 128
C. Jenis-jenis Korupsi .................................................. 135
D. Pencegahan Korupsi................................................ 137
E. Dampak Korupsi serta peran mahasiswa dalam
memberantas Korupsi ..................................................... 138
INTISARI............................................................................... 143

vi
BAB I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Menurut Zamroni dalam Tukiran Taniredja, dkk.
(2009 : 3), Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan yang bertujuan untuk memperisapkan warga
masyarakat yang berpikir kritis dan demokratis, melalui
aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat
yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak
begitu saja meniru dan mentransformasikan nilai-nilai
demokrasi. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan
adalah suatu peroses yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi,
sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan
memiliki poltical knowledge, awareness, attitude,
political efficacy dan political participation, serta
kemampuan mengambil keputusan politik secara
rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi
masyarakat dan bangsa.

1
Sejalan dengan pendapat di atas, Somantri (2001 : 154)
mengemukakan bahwa PKn merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan
antar warga negara dengan negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Oleh karena itu Pendidikan kewarganegaraan
merupakan sebuah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara untuk menjadi warga
negara yang cerdas dan mempunyai karakter sehingga
indonesia mempunyai generasi muda yang bisa
bertanggung jawab sebagai warga negara yang bertujuan
mempunyai pemikiran yang kritis dan bertindak
demokratis sehingga dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara.

B. Unsur Pengembangan Pendidikan


kewarganegaraan
PKn merupakan mata pelajaran yang dinamis, selalu
berkembang mengikuti perkembangan zaman dengan
demikian, substansi dari PKn itu sendiri dipengaruhi dari

2
berbagai unsur. Berikut ini adalah beberapa unsur yang
terkait dengan pengembangan PKn menurut Somantri
(2001 : 158) antara lain:
a. Hubungan pengetahuan intraseptif (intraceptive
knowledge) dengan pengetahuan ekstraseptif
(extraceptiveknowledge) atau antar agama dan ilmu.
b. Kebudayaan Indonesia dan tujuan pendidikan nasional.
c. Disiplin ilmu pendidikan, terutama psikologi
pendidikan.
d. Disiplin ilmu-ilmu sosial, khususnya “ide fundemental”
Ilmu Kewarganegaraan.
e. Dokumen negara, khususnya Pancasila, UUD 1945 dan
perundangan negara serta sejarah perjuangan bangsa.
f. Kegiatan dasar manusia.
g. Pengertian pendidikan IPS
Ketujuh unsur inilah yang akan mempengaruhi
pengembangan PKn. Karena perkembangan PKn akan
mempengaruhi pengertian PKn sebagai salah satu tujuan
pendidikan IPS. Sehubungan dengan itu, Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai salah satu tujuan pendidikan
IPS yang menekankan pada nilai-nilai untuk
menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik,

3
maka batasan pengertian PKn dapat dirumuskan sebagai
berikut (Somantri, 2001 : 159):
“Pendidikan Kewarganegaraan adalah seleksi dan
adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu
kewarganegaraan, humaniora dan kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan
ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuan pendidikan
IPS”

C. Faktor Pendidikan Kewarganegaraan


faktor Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Somantri (2001 : 161) antara lain:
a. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan
pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikannya
diorganisasikan secara terpadu (integrated) dari berbagai
disiplin ilmu sosial, humaniora, dokumen negara,
terutama pancasila, UUD 1945, GBHN, dan perundangan
negara, dengan tekanan bahan pendidikan pada hubungan
warga negara dan bahan pendidikan yang berkenaan
dengan bela negara.
b. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin
ilmu sosial, humaniora, Pancasila, UUD 1945 dan

4
dokumen negara lainnya yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan.
c. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik
untuk tingkat jurusan PMPKN FPIPS maupun
dikembangkan untuk tingkat pendidikan dasar dan
menengah serta perguruan tinggi.
d. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita
harus berpikir secara integratif, yaitu kesatuan yang utuh
dari hubungan antara hubungan pengetahuan intraseptif
(agama, nilai-nilai) dengan pengetahuan ekstraseptif
(ilmu), kebudayaan indonesia, tujuan pendidikan nasional,
Pancasila, UUD 1945, GBHN, filsafat pendidikan,
psikolgi pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin
ilmu-ilmu sosial humaniora, kemudian dibuat program
pendidikannya yang terdiri atas unsur: (i) tujuan
pendidikan, (ii) metode pendidikan, (iv) evaluasi.
e. PKn menitikberatkan pada kemampuan dan
ketrampilan berpikir aktif warga negara, terutama
generasi muda dalam menginternalisasikan nilai- nilai
warga negara yang baik (good citizen) dalam suasana

5
demokratis dalam berbagai masalah kemasyarakatan
(civic affairs)
Pendapat di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya
PKn untuk siswa sebagai generasi penerus, karena PKn
menggiring untuk menjadikan siswa sadar akan politik,
sikap demokratis dan sebagai mata pelajaran yang wajib
dibelajarkan disekolah. PKn sebagai pendidikan nilai
dapat membantu para siswa dalam memilih seistem nilai
yang dipilihnya dan mengembangkan aspek afekt if yang
akan ditampilkan dalam perilakunya. Oleh karena itu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran
PKn dalam rangka “nation and character building”
menurut Sholeh (2011) yaitu:
a. PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang
di topang berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu
politik, hukum, sosiologi, antopologi, psokoliogi dan
disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan
untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses
pengembangan
konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara.
b. PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi
para peserta didik.

6
Pengembangan karakter bangsa merupakn proses
pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya
nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada
pengembangan kecerdasan warga negara (civic
intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan
perilaku demokrasi.
c. PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka
pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah yang
lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan
pelatihan penggunaan logika dan penalaran. Untuk
memfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif
dikembangkan bahan pelajaran yang interaktif yang
dikemas dalam barbagi paket seperti bahan belajar
tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar
yang digali dari lingkungan masyarakat sebagai
pengalaman langsung (hand of experience)
d. Kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui
PKn, pemahaman sikap dalam perilaku demokratis
dikembangkan bukan semata-mata melalui “mengajar
demokrasi” (teaching democracy), tetapi melalui model
pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara
hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian

7
bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kendali
mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan
belajar siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan.
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk
portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis
kelas.

D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan


Kewarganegaraan
Tujuan pembelajaran PKn pada umumnya berisi
berbagai tingkah laku yang diharapkan terjadi setelah
proses pembelajaran berlangsung. Menurut Branson
(1999 : 7), tujuan civic education adalah partisipasi yang
bermutu dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan
masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian, dan
nasional. Sedangkan tujuan pembelajaran PKn dalam
Depdiknas (2006 : 49), adalah untuk memberikan
kompetensi sebagai berikut:
a. Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam
menanggapi isu Kewarganegaraan.

8
b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab,
serta bertindak secara sadar dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
peraturan dunia sacara langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pembelajaran PKn
secara umum adalah untuk mempersiapkan generasi
bangsa yang unggul dan berkepribadian, baik dalam
tingkat lingkungan sosial, regional maupun global.

E. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan


Materi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu
bidang studi yang diajarkan di sekolah, harus mencakup
tiga komponen. Menurut Branson (1994: 4), yaitu Civic
Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills
(keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Disposition
(watak kewarganegaraan).

9
Komponen pertama, civic knowledge “berkaitan
dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya
diketahui oleh warga Negara” (Branson, 1999: 8). Aspek
ini menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang
dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik,
hukum dan moral. Maka dari itu, mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian
multidisipliner. Secara lebih rinci, materi pengetahuan
kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan
tanggung jawab warga Negara, hak asasi manusia,
prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga
pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional,
pemerintahan berdasar hukum (Rule of Law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta
nilai- nilai dan norma-noma dalam masyarakat.
Kedua, aspek kompetensi ketrampilan
kewarganegaraan atau Civic Skills yang meliputi
keterampilan intelektual (intellectual skills) Contoh
keterampilan intelektual yaitu keterampilan dalam
merespon berbagai persoalan politik, misalnya berdialog
dengan para pejabat Negara dan keterampilan
berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan

10
berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan
berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan
kewajibannya di bidang hukum.
Ketiga, aspek kompetensi watak atau karakter
kewarganegaraan atau Civic Disposition (watak-watak
kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya
merupakan dimensi yang paling substantive dan esensial
dalam mata pelajaran PKn. Dimensi watak
kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara” dari
pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan
memperhatikan visi, misi, dan tujuan mata pelajaran PKn,
karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan
penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan
potensi lain yang bersifat afektif.
Berdasarkan rumusan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan antara
lain menyatakan bahwa kurukulum untuk jenis
pendidikan umum, pada jenjang pendidikan menengah,
terdiri atas lima kelompok mata pelajaran. PKn termasuk
dalam kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
Kepribadian. Kelompok mata pelajaran ini di maksudkan
untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik

11
akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan di maksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. didalam penjelasan pasal
37 ayat (1) UUD Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional.

F. Konsep dan Urgensi Pendidikan


Kewarganegaraan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi,
program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik
bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat,
Lulusan program Sarjana diharapkan menjadi intelektual
atau iluwan yang berbudaya mampu memasuki dan
menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi professional.

12
Konsep warga negara dalam arti Negara modern
atau Negara kebangsaan dikenal sejak ada nya perjanjian
Westphalia 1648 di eropa sebagai kesepakatan
mengakhiri perang selama 30 tahun di eropa.
Di Indonesia istilah warga megara adalah
terjemahan dari istilah Bahasa belanda, staatsburger selain
itu dikenal pula istilah onderdaan yang bersifat semi.
Konsep warga negara Indonesia adalah warga
negara dalam artian modern, bukan seperti zaman Yunani
kuno yang meliputi Angkatan perang, artis, dan ilmuwan.
Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan
berasal dari kata “pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya dan kewarganegaraan
adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.
Secara yuridis. Pendidikan kewarganegaraan
bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi

13
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Sedangkan secara terminologis pendidikan
kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-
sumber pengetahuan lainnya; pengaruh-pengaruh positif
dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua semua
di proses untuk melatih para siswa untuk berpikir kritis,
analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup yang berdemokratis berdasarkan
Pancasila dan UUD1945.

G. Alasan diperlukannya pendidikan


Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan bukanlah hal yang
asing lagi, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan
Perguruan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan adalah
suatu bentuk pendidikan yang ditujukan untuk generasi
penerus bangsa agar mereka menjadi warga negara yang
berfikir kritis dan sadar mengenai hak dan kewajibannya
dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Adanya pendidikan kewarganegaraan bagi bangsa
Indonesia diharapkan mampu membentuk warga

14
Indonesia seutuhnya, sebagaimana yang diamanatkan
dalam UUD 1945, yaitu manusia yang religius
berkemanusiaan, memiliki rasa nasionalisme, menjadi
bangsa yang cerdas, yang berkerakyatan yang adil
terhadap lingkungan sosialnya (Erwin, 2013,6).
Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa
mempunyai peran dan tanggung jawab dimasa yang akan
dating. Mahasiswa juga harus memahami dan
menerapkan pendidikan kewarganegaraan dalam
bermasyarakat.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah
sarana yang sesuai untuk memberikan gambaran terkait
hal-hal yang bersangkutan dengan kewarganegaraan pada
mahasiswa, Pendidikan kewarganegaraan merupakan
mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan
tinggi yang mempunyai fungsi sebagai orientasi
mahasiswa dalam menetapkan wawasan dan semangat
bangsa, kesdaran hukum dan cinta tanah air. Sesuai
dengan fungsinya tersebut pendidikan kewarganegaraan
menyelenggarakan pendidikan demokrasi, hukum dan
multikultur.

15
Pendidikan kewarganegaraan diberikan kepada
mahasiswa berupaya untuk menyadarkan serta memiliki
komitmen untuk tetap memiliki negara kesatuan republik
Indonesia. Sebagai mahasiswa, memiliki hak untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga
NKRI dapat menjadi negara yang merdeka dan harus kita
jaga.
Apa sih alasan nya bahwa pendidikan penting
untuk mahasiswa?
1. Agar Mahasiswa Menjadi Pribadi yang Berpikir
Kritis, Tidak hanya tau tentang hak dan kewajiban,
namun mahasiswa juga mampu berfikir kritis
tentang isu nasional maupun internasional.
Pendidikan kewarganegaraan ini sangat
dibutuhkan agar mahasiswa mampu memberikan
dorongan perubahan sosial dan ekonomi secara
terencana.
2. Agar Mahasiswa Menjadi Pribadi yang Cinta
Damai, Pendidikan kewarganegaraan sangat perlu
diberikan dan diajarkan kepada mahasiswa.
Karena nantinya mahasiswa dapat menjadi sosok
penerus yang demokratis dan cinta damai.

16
3. Mahasiswa Mampu Menjadi Pribadi yang
Memiliki Toleransi Tinggi, Diberikannya
pendidikan kewarganegaraan mampu menjadikan
mahasiswa paham akan adat dan budaya dari
seluruh suku yang ada di Indonesia. Dengan
begitu mahasiswa akan menjadi generasi penerus
yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap
sesama.
4. Menjadikan Mahasiswa yang Tahu tentang Hak
dan Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia
Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan,
mahasiswa mampu mengetahui apa saja hak dan
kewajiban mereka terhadap negara Indonesia
5. Mewujudkan mahasiswa yang bisa menjadi
generasi penerus bangs yang memiliki wawasan
hidup berbangsa dan bernegara.
6. Dan menjadikan mahasiswa yang komitmen
terhadap hak dasar manusia dan hidup dalam
Negara yang berkedaulatan.

Pendidikan kewarganegaraan lah yang mengajarkan


seseorang untuk menjadi warga negara yang lebih

17
bertanggung jawab. Karena kewarganegaraan itu tidak
dapat diwariskan begitu saja dan harus dipelajari oleh
setiap masing-masing individu

H. Dinamika dan tantangan pendidikan


Kewarganegaraan
Saat ini seluruh Negara di dunia harus siap
menghadapi era globalisasi, otomatisasi, dan digitalisasi
yang disemangati liberalisme mendorong lahirnya sistem
kapitalisme di bidang ekonomi, serta demokrasi liberal di
bidang politik. Dalam praktiknya sistem kapitalisme dan
demokrasi liberal yang disponsori oleh negara-negara
maju, mampu menggeser tatanan dunia lama yang lokal
regional menjadi tatanan dunia baru yang bersifat global.
Tarik ulur yang memicu ketegangan saat ini sedang terjadi
dalam internal setiap bangsa, antara keinginan untuk
mempertahankan sistem nilai sendiri yang menjadi
identitas bangsa, dengan adanya kekuatan nilai-nilai asing
yang telah dikemas melalui teknologinya (Iriyanto, 2004).
Banyak usaha yang telah dilakukan, misalnya
dilaksanakannya konferensi internasioanl tentang
pendidikan tinggi oleh UNESCO di Paris tahun 1998,

18
dalam konferensi ini disepakati bahwa perubahan
pendidikan tinggi masa depan bertolak dari pandangan
bahwa tanggungjawab pendidikan adalah; (1) Tidak
hanya meneruskan nilai-nilai, mentransfer ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, tetapi juga melahirkan
warganegara yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan
kemanusiaan; (2) Mempersiapkan tenaga kerja masa
depan yang produktif dalam konteks yang dinamis; (3)
Mengubah cara berfikir, sikap hidup, dan perilaku
berkarya individu maupun kelompok masyarakat dalam
rangka memprakarsai perubahan sosial yang diperlukan
serta mendorong perubahan ke arah kemajuan yang adil
dan bebas. Pendidikan nasional memiliki fungsi sangat
strategis yaitu “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa” Tujuan Pendidikan nasional “berkembangnya
potensi peserta anak didik agar menjadi manusia beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Nyatanya, yang
tampak adalah sebagian masyarakat, bahkan para elit

19
yang sudah semakin melupakan peran nilai-nilai dasar
yang wujud kristalisasinya berupa Pancasila dalam
perbincangan lingkup ketatanegaraan atau bahkan
kehidupan sehari-hari. Eksistensi Pancasila nampak
hanya dalam status formalnya yaitu sebagai dasar negara,
tetapi sebagai sistem filosofi bangsa sudah tidak memiliki
daya spirit bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Masalah lain yang muncul dari eksternal yaitu
yang bersumber dari luar adalah globalisasi yang di
semangati liberalisme mendorong lahirnya sistem
kapitalisme di bidang ekonomi dan demokrasi liberal di
bidang politik. Muncul suatu keraguan untuk menerima
nilai-nilai baru tersebut atau mempertahankan nilai-nilai
dasar yang dipegang oleh negara kita. Selama perkuliahan
mahasiswa tidak hanya masuk dan mengerjakan tugas
dari dosen saja, tetapi harus mampu melaksanakan serta
mengembangkan ilmu yang telah diterimanya, sehingga
memiliki kemampuan untuk mengemban tanggung jawab
intelektual. Sementara itu, 80% sisanya berasal dari
kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
berinteraksi dengan orang lain.

20
I. Sumber historis, sosiologis, dan politik
tentang Pendidikan Kewarganegaraan
1.Secara Historis
Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah
dimulai jauh sebelum Indonesia diproklamasikan sebagai
negara merdeka. PKn pada saat permulaan atau awal
kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada tataran sosial
kultural dan dilakukan oleh para pemimpin negarabangsa.
Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak
seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa
Indonesia. Seluruh pemimpin bangsa membakar
semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak
kembali menguasai dan menduduki Indonesia yang telah
dinyatakan merdeka.
Atau dengan kata lain,bahwaPresiden Soekarno dahulu
kala pernah berkata bahwa "Jangan sekali-sekali
meninggalkan sejarah." Hal tersebut kemudian memiliki
sebuah makna dimana dalam setiap sejarah terdapat
berbagai macam fungsi yang dimana penting dan akan
sangatlah berguna dalam rangka untuk membangun
sebuah kehidupan karena dengan sejarah maka kita akan
belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama

21
dikemudian hari. Dalam konteks tersebut maka sebuah
sejarah akan berguna untuk membangun kehidupan pada
sebuah bangsa untuk dapat melihat jalan yang dimana
lebih bijaksana di masa depan. Kemudian, sebuah sejarah
juga menjadi sebuah guru pada kehidupan. Dalam
pendidikan kewarganegaraan kemudian diharapkan
mahasiswa akan mendapatkan berbagai macam inspirasi
yang dimana dapat digunakan untuk berpartisipas dalam
sebuah kegiatan untuk melakukan pembangunan bangsa
yang dimana sesuai dengan apa yang mereka sukai
dengan menghindari berbagai macam perilaku yang
bernuansa untuk tidak mengulangi kembali kesalahan
sejarah.

2.Secara Sosiologis
Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh
para pejuang, serta kyai-kyai di pondok pesantren yang
mengajak umat berjuang mempertahankan tanah air
merupakan PKn dalam dimensi sosial kultural. Inilah
sumber PKn dari aspek sosiologis. PKn dalam dimensi
sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan
akhirnya negara-bangsa untuk menjaga, memelihara, dan

22
mempertahankan eksistensi negara-bangsa. Upaya
pendidikan kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun
1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga
terbitnya buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul
Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia (Civics) yang
disusun bersama oleh Mr. Soepardo, Mr. M. Hoetaoeroek,
Soeroyo Warsid, Soemardjo, Chalid Rasjidi, Soekarno,
dan Mr. J.C.T. Simorangkir. Pada cetakan kedua, Menteri
Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan, Prijono (1960),
dalam sambutannya menyatakan bahwa setelah keluarnya
dekrit Presiden kembali kepada UUD 1945 sudah
sewajarnya dilakukan pembaharuan pendidikan nasional.
Tim Penulis diberi tugas membuat buku pedoman
mengenai kewajiban-kewajiban dan hakhak warga negara
Indonesia dan sebab-sebab sejarah serta tujuan Revolusi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Prijono, buku
Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia identik dengan
istilah “Staatsburgerkunde” (Jerman), “Civics” (Inggris),
atau “Kewarganegaraan” (Indonesia).
Oleh karena itu, Sosiologi kemudian adalah sebuah ilmu
yang dimana mempelajari kehidupan antar manusia.
Dalam sebuah ilmu sosisologis maka kemudian

23
didalamnya sendiri terdapat kajian yang dimana tedapat
latar belakang, susunan, dan berbagi pola dari sebuah
kehidupan sosial yang dimana terdapat dari berbagai
macam golongan dan juga kelompok yang dimana ada
pada masyarakat, kemudian disamping itu pula terdapat
berbagai macam masalah sosial, perubahan, dan juga
berbagai pembaharuan yang dimana terdapat di dalam
masayrakat. Dari pendekatan sosiologis ini kemudian
diharapkan untuk dapt melakukan sebuah kajian terhadap
struktur sosial, proses sosial, dan berbagai macam
perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk dapat
diselesaikan secara bijaksana dengan menggunakan nilai-
nilai Pancasila.

3.Secara Politis
Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam
pendidikan sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum
sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi dari
pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama
mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2)
Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara
(1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957,

24
isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan
kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah
Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik
kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and
character building” bangsa Indonesia.
Bagaimana sumber politis PKn pada saat Indonesia
memasuki era baru, yang disebut Orde Baru?
Pada awal pemerintahan Orde Baru, Kurikulum sekolah
yang berlaku dinamakan Kurikulum 1968. Dalam
kurikulum tersebut di dalamnya tercantum mata pelajaran
Pendidikan Kewargaan Negara. Dalam mata pelajaran
tersebut materi maupun metode yang bersifat indoktrinatif
dihilangkan dan diubah dengan materi dan metode
pembelajaran baru yang dikelompokkan menjadi
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila. Dalam Kurikulum
1968 untuk jenjang SMA, mata pelajaran Pendidikan
Kewargaan Negara termasuk dalam kelompok pembina
Jiwa Pancasila bersama Pendidikan Agama, bahasa
Indonesia dan Pendidikan Olah Raga. Mata pelajaran
Kewargaan Negara di SMA berintikan: (1) Pancasila dan

25
UUD 1945; (2) Ketetapan-ketetapan MPRS 1966 dan
selanjutnya; dan (3) Pengetahuan umum tentang PBB.
Dalam Kurikulum 1968, mata pelajaran PKn merupakan
mata pelajaran wajib untuk SMA. Pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan korelasi,
artinya mata pelajaran PKn dikorelasikan dengan mata
pelajaran lain, seperti Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi
Indonesia, Hak Asasi Manusia, dan Ekonomi, sehingga
mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara menjadi
lebih hidup, menantang, dan bermakna. SehinggaSumber
politis kemudian berasal dari fenomena yang dimana
terjadi pada kehidupan berbangsa di Indonesia itu sendiri
yang dimana tujuannya adalah agar kita mampu unutk
melakukan formulasi terhadap berbagai macam saran
tentang upaya dan juga sebuah usaha yang dimana
kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan
dari kehidupan politik yang dimana ideal dan juga sesuai
dengan nilai Pancasila
Kurikulum Sekolah tahun l968 akhirnya mengalami
perubahan menjadi Kurikulum Sekolah Tahun 1975.
Nama mata pelajaran pun berubah menjadi Pendidikan
Moral Pancasila dengan kajian materi secara khusus yakni

26
menyangkut Pancasila dan UUD 1945 yang dipisahkan
dari mata pelajaran sejarah, ilmu bumi, dan ekonomi. Hal-
hal yang menyangkut Pancasila dan UUD 1945 berdiri
sendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP),
sedangkan gabungan mata pelajaran Sejarah, Ilmu Bumi
dan Ekonomi menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (lPS).Pada masa pemerintahan Orde Baru, mata
pelajaran PMP ditujukan untuk membentuk manusia
Pancasilais. Tujuan ini bukan hanya tanggung jawab mata
pelajaran PMP semata. Sesuai dengan Ketetapan MPR,
Pemerintah telah menyatakan bahwa P4 bertujuan
membentuk Manusia Indonesia Pancasilais.
Pada saat itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud) telah mengeluarkan Penjelasan Ringkas
tentang Pendidikan Moral Pancasila (Depdikbud, 1982)
yang dapat disimpulkan bahwa: (l) P4 merupakan sumber
dan tempat berpijak, baik isi maupun cara evaluasi mata
pelajaran PMP melalui pembakuan kurikulum 1975; (2)
melalui Buku Paket PMP untuk semua jenjang pendidikan
di sekolah maka Buku Pedoman Pendidikan Kewargaan
Negara yang berjudul Manusia dan Masyarakat Baru
lndonesia (Civics) dinyatakan tidak berlaku lagi; dan (3)

27
bahwa P4 tidak hanya diberlakukan untuk sekolah-
sekolah tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya
melalui berbagai penataran P4. Sesuai dengan
perkembangan iptek dan tuntutan serta kebutuhan
masyarakat, kurikulum sekolah mengalami perubahan
menjadi Kurikulum 1994. Selanjutnya nama mata
pelajaran.PMP pun mengalami perubahan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang
terutama didasarkan pada ketentuan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada ayat 2 undangundang
tersebut dikemukakan bahwa isi kurikulum setiap jenis,
jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat: (1)
Pendidikan Pancasila; (2) Pendidikan Agama; dan (3)
Pendidikan Kewarganegaraan. Pasca Orde Baru sampai
saat ini, nama mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan kembali mengalami perubahan.
Perubahan tersebut dapat diidentifikasi dari dokumen
mata pelajaran PKn (2006) menjadi mata pelajaran PPKn
(2013).
Sumber politis kemudian berasal dari fenomena yang
dimana terjadi pada kehidupan berbangsa di Indonesia itu

28
sendiri yang dimana tujuannya adalah agar kita mampu
unutk melkaukan formulasi terhadap berbagai macam
saran tentang upaya dan juga sebuah usaha yang dimana
kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan
dari kehidupan politik yang dimana ideal dan juga sesuai
dengan nilai Pancasila.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa secara
historis, PKn di Indonesia senantiasa mengalami
perubahan baik istilah maupun substansi sesuai dengan
perkembangan peraturan perundangan, iptek, perubahan
masyarakat, dan tantangan global. Secara sosiologis, PKn
Indonesia sudah sewajarnya mengalami perubahan
mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat. Secara
politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan
sejalan dengan perubahan sistem ketatanegaraan dan
pemerintahan, terutama perubahan konstitusi.

29
BAB II IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan
sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau Negara
sendiri.
Istilah Identitas Nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian ini maka setiap detik bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter bangsa
tersebut terbentuk secara histories. Maka pada hakikatnya
Identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan
dengan jati diri suatu bangsa atau disebut sebagai
kepribadian suastu bangsa.

30
B. Tujuan adanya Identitas Nasional
Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya
belajar tentang Idonesia secara menyeluruh, belajar
menjadi warga negara Indonesia yang memiliki jati diri
bangsa, menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Jati diri tersebut merupakan milik suatu bangsa dan
berbeda dengan bangsa lainnya. Dalam garis besarnya,
Identitas nasional itu suatu jati diri yang tidak hanya
mengacu pada individu tertentu, namun juga berlaku
untuk suatu kelompok, organisasi dan negara.
Oleh karena itu, adanya Identitas nasional
memiliki tujuannya sebagai berikut:
1. Sebagai penanda keberadaan atau ekstensinya.
Bangsa yang tidak mempunyai jati diri dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan
eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang
menampilkan kematangan jiwa, daya juang, dan
kekuatan bangsa. Hal ini tercermin dalam kondisi
bangsa pada umumnya, dan kondisi ketahanan
bangsa pada khususnya.
3. Sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia.

31
C. Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Ada beberapa faktor pembentukan identitas
nasional, yaitu:
1. Faktor Objektif
Faktor Objektif ini meliputi faktor geografis dan
demografis. Kondisi geografis yang memiliki iklim tropis.
Indonesia Juga terletak di wilayah Asia tenggara, hal ini
mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Faktor Subjektif
Faktor Subjektif ini meliputi faktor sosial, politik,
kebudayaan dan juga sejarah yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses
terbentuknya masyarakat Indonesia dan juga identitas
bangsa Indonesia.
3. Faktor Primer
Faktor Primer ini meliputi etnis, territorial, Bahasa dan
juga agama. Indonesia sendiri merupakan bangsa yang
memiliki berbagai macam budaya, Bahasa dan agama.
Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan
memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut
bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia.

32
4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti
lahirnya Angkatan bersenjata dalam kehidupan negara.
Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam suatu bangsa merupakan identitas nasional yang
dinamis.
5. Faktor Penarik
Faktor menarik ini meliputi Bahasa, biokrasi yang tumbuh
dan sistem pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan
Bahasa yang sudah ditetpakan menjadi Bahasa nasional
dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di
Indonesia masih tetap menggunakan Bahasa dari
daerahnya masing-masing.
6. Faktor Reaktif
Faktor Reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas
dan juga penindasan. Seperti yang sudah diketahui bahwa
bangsa Indonesia pernah di jajah beratus-ratus tahun oleh
bangsa asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat
Indonesia. Memori akan perjuangan, penderitaan dan
semangat yang hadir dalam masyarakat untuk
memperjuangkan kemerdekaan.

33
Faktor-faktor di atas pada dasarnya merupakan proses
dalam sebuah pembentukkan identitas nasional. Hal ini
tentunya terus berkembang, mulai dari era sebelum
kemerdekaan, sampai saat ini.

D. Karakteristik Identitas Nasional


Karakteristik identitas nasional sebagai berikut.
1. Memiliki Keinginan Untuk Merdeka
Semua masyarakat Indonesia pastinya mengetahui bahwa
bangsa dan negara Indonesia pernah dijajah oleh bangsa
asing. Bahkan, penjajahan tersebut terjadi dalam kurun
waktu yang cukup lama, hingga menimbulkan beberapa
perbudakan dan kerja paksa di banyak tempat. Dengan
alasan untuk merdeka, maka semua bangsa Indonesia
berusaha untuk melawan semua penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa lain. Selain itu, dengan bangsa
Indonesia juga ingin bersama-sama lepas dari belenggu
para penjajah. Karena alasan itulah, maka muncullah
karakteristik identitas nasional.
2. Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan, pulau yang ada
Indonesia sangatlah banyak mulai dari Sabang hingga

34
Merauke. Setiap pulau pasti memiliki adat, kebudayaan,
bahasa, dan tradisinya masing-masing, sehingga setiap
masyarakat Indonesia harus saling menghargai setiap
perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, karakteristik identitas
nasional yang kedua adalah persatuan dan kesatuan
Indonesia.

E. Jenis-jenis Identitas nasional


1. Identitas Fundamental
Istilah fundamental bisa diartikan sebagai hal yang pokok.
Hal pokok ini menjadi penunjang, berdirinya sebuah
bangunan. Ibarat membangun rumah, tentu hal
fundamentalnya harus kukuh, yaitu fondasinya.
Identitas fundamental ini memiliki peran penting dalam
kehidupan berbangsa dan negara. Identitas fundamental
meliputi dasar negara, falsafah, dan juga ideologi.
Jika merujuk pada falsafah dan dasar negara tentu menuju
pada Pancasila. Pancasila yang terdiri dari lima sila sudah
memuat hal-hal yang fundamental untuk menjadi
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

35
2. Identitas Instrumental
Istilah instrumental bisa diartikan sebagai sebuah alat atau
media. Identitas instrumental dalam identitas nasional
indonesia adalah UUD 1945.
Di dalam UUD 1945 sudah terdapat aturan mengenai
instrumen lain sebagai identitas nasional negara Indonesia.
Hal ini meliputi, bendera merah putih, garuda pancasila
sebagai lambang negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya
dan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. Selain
karena sebagai dasar dan ideologi negara, pancasila
menjadi satu di antara dari empat pilar kebangsaan, selain
UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

3. Identitas Alamiah
Selain identitas fundamental dan instrumental, ada juga
identitas alamiah. Berbeda dengan kedua identitas
sebelumnya, identitas yang satu ini merupakan yang
bersifat alami. Hal yang alami ini tercipta dari kuasa
Tuhan Yang Maha Esa.
Identitas alamiah meliputi negara Indonesia yang
berbentuk kepulauan dengan jumlah ribuan.

36
BAB III INTEGRASI NASIONAL

A. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi Nasional diartikan sebagai proses penyatuan
atau asimilasi dari bangsa-bangsa hingga menjadi satu
kesatuan yang utuh. Penjelasan mengenai integrasi
nasional mempunyai banyak macam, dalam Kamus Besar
Bangsa Indonesia (KBBI), Integritas didefinisikan proses
asimilasi sampai membentuk satu kesatuan yang utuh.
Maka, Integritas Nasional disimpulkan sebagai tahap-
tahap dari penyatuan wilayah yang menyatukan berbagai
macam perbedaan yang ada. Dalam pengertian politik,
integrasi nasioanl ialah dimana berbagai macam
kelompok sosial maupun budaya disatukan menjadi
kesatuan wilayah nasional yang mengembangkan
identitas nasional. Dari sisi antropologis, integrasi
nasional merupakan tahapan penyesuaian diri dengan
macam-macam faktor budaya dalam mecapai kesesuaian
fungsi-fungsi yang terdapat dalam kehidupan
bermasyarakat.

37
Jadi dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional
adalah konsep yang sangat penting untuk dipahami oleh
semua warga negara. Dalam hal ini, integrasi nasional
mencakup syarat-syarat, formasi-formasi serta hambatan-
hambatannya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi


Nasional
Di dalam Integrasi Nasional terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi nya, faktor-faktor tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor pendorong Integrasi Nasional
➢ Faktor yang menimbulkan rasa Nasib dan
persejuangan
➢ Keinginan untuk Bersatu di kalangan bangsa
Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam sumpah
pemuda tanggal 28 Oktober 1928
➢ Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia,
sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut,
menegakkan, dan mengisi kemerdekaan

38
➢ Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak
pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan
➢ Kesepakatan atau konsesus nasional dalam
perwujudan proklamasi kemerdekaan, Pancasila
dan UUD 1945, bndera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa kesatuan
Bahasa Indonesia.
➢ Adanya symbol kenegaraan dalam bentuk Garuda
Pancasila, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
➢ Pengembangan budaya gotong royong yang
merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
secara turun temurun.
2. Faktor penghambat Integrasi Nasional
➢ Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka
ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,
Bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan
sebagainya.
➢ Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas
ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.

39
➢ Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan,
hambatan dan gagasan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baikk
yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
➢ Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak
puas dan keputusan di masalah SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antar-golongan). Gerakan
separatisme dannkedaerahan, demonstrasi dan
unjuk rasa.
➢ Adanya paham, “etnosentrisme” diantara
beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain.
➢ Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat
kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak
langsung maupun kontak tidak langsung.
➢ Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur
pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung,
antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid)

40
atau media elektronik (televisi, radiom=, film,
internet, telpon seluler yang memiliki fitur atau
fasilitas lengkap).

C. Pentingnya Integrasi Nasional bagi bangsa


Indonesia
Bangsa Indonesia identik dengan bangsa yang
memiliki berbagai macam keberagaman suku bangsa
dan budaya, hingga bangsa Indonesia sering dijumpai
dengan berbagai macam masalah cara untuk
mempersatukan keberagamaan individu yang terdapat
di dalamnya agar mempunyai rasa persatuan,
kemauannya untuk Bersatu dan Bersama-sama.
Negara-bangsa pasti memerlukan persatuan untuk
bangsa nya yang disebut dengan integrasi nasional.
Integrasi nasional didefinisikan sebagai tahanan
menyatukan beberapa bagian, unsur atau elemen yang
mulanya terpisah dari kehidupan bermasyarakat
menjadi satu kesatuan yang lebih utuh, hingga
menjadi satu nation (bangsa).

41
Integritas nasional dapat dilihat dari tiga aspek
yaitu politik, ekonomi, dan sosial budaya. Menurut
Myron weiner integrasi politik adalah penyatuan
masyarakat dengan sistem politik dan Myron
membagi Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis,
yakni : integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi
nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku
(perilaku integratif). Integrasi ekonomi berarti
terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Hubungan
saling ketergantungan akan meningkatkan hubungan
kerjasama yang sinergis antar daerah. Integrasi sosial
budaya merupakan proses penyesuaian unsur-unsur
yang berbeda ( seperti meliputi ras, etnis, agama
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya)
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan.
Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika
integrasi terjadi konsensus maka disintegrasi dapat
menimbulkan konflik atau perseturuan dan
pertentangan. Disintegritas bangsa merupakan
kebalikan dari integritas nasional yaitu memudarnya
kesatupaduan antar golongan yang ada dalam bangsa

42
tersebut. Dalam sejarah Indonesia, model integrasi
nasional yang berkembang antara lain :
1. Model integrasi Imperium Majapahit, yatu model
yang bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit.
Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur
konsentris
2. Model integrasi kolonial, merupakan hubungan
birokrasi vertikal antara kolonial dengan pribumi
3. Model integrasi nasional Indonesia, merupakan
proses terbentuknya kesadaran dan semangat
berbangsa yang merdeka. Penumbuhan kesadaran
berbangsa melalui tahapan-tahapan yaitu masa
perintis, masa penegas, masa percobaan, dan masa
pendobrak.
Pengembangan integrasi dapat dilakukan melalui
lima strategi atau pendekatan yakni
1. Adanya ancaman dari luar, dapat menciptakan
integrasi masyarakat. Masyarakat akan bersatu,
meskipun berbeda suku, agama dan ras ketika
menghadapi musuh bersama.

43
2. Gaya politik kepemimpinan, yang dapat
menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat
bangsa
3. Kekuatan lembaga–lembaga politik, Lembaga
politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi
sarana pemersatu masyarakat bangsa.
4. Ideologi Nasional, seperangkat nilai-nilai yang
diterima dan disepakati oleh suatu negara. Apabila
masyarakat dapat menerimanya maka
memungkinkan masyarakat tersebut bersatu.
5. Kesempatan pembangunan ekonomi. Jika
pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan
keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa
menerima sebagai satu kesatuan.
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan
harapan bagi setiap negara. Sebab integrasi
masyarakat merupakan kondisi yang sangat
diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan
nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Ketika masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai
oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak
kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik

44
material seperti kerusakan sarana dan prasarana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian
mental spiritual seperti perasaan kekhawatiran, cemas,
ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang
berkepanjangan. Di sisi lain, banyak pula potensi
sumber daya yang dimiliki oleh negara di mana
semestinya dapat digunakan untuk melaksanakan
pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat
akhirnya harus dikorbankan untuk menyelesaikan
konflik tersebut. Dengan demikian negara yang
senantiasa diwarnai dengan konflik di dalamnya akan
sulit untuk mewujudkan kemajuan.Integrasi bangsa
diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan
identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan
membangun persatuan bangsa.
Integrasi nasional sangatlah penting untuk negara
Indonesia dikarenakan integrasi nasional ini dapat
menyatukan berbagai macam perbedaan- perbedaan
yang terdapat di negara Indonesia, sehingga
diharapkan tidak adanya lagi pertikaian yang
mengakibatkan perpecahan yang kelak terjadi karena
perbedaan semata.

45
D. Proses integrasi nasional di Indonesia
Untuk mencapai Integrasi Nasional dibutuhkan
suatu proses yang matang agar kelak keintegrasian
tersebut tidak terpecah belah oleh berbagai ancaman,
gangguan, dan hambatan yang datangnya berasal dari
dalam ataupun luar negeri. Lalu bagaimanakah proses
integrasi tersebut?
1. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya
rasa senasib dan sepenanggungan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan
bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah pada
selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai
adanya sifat kedaerahan, akan tetapi, rasa senasib
sepenanggungan yang ditunjukkan oleh para pejuang
dan pandahulu kita telah mencerminkan adanya
benih-benih yakni semangat kebangsaan, yang pada
gilirannya kelak akan membentuk keutuhan bangsa
Indonesia.

46
2. Memasuki pada abad 20, gejala semangat
kebangsaan semakin membara dan terlihat, dengan
munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang
menjadi salah satu titik awal kebangkitan nasional.
Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti
contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang
kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam.
Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya
mencitrakan bahwa adanya Integrasi Sosial dan
Kultural.
3. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di
dalam panggung sejarah Indonesia dengan
menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk
menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda
menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan
integrasi nasional.
4. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan
bangsa Indonesia di dalam bernegara harus ditempuh
dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan yang
mengguncang keutuhan bangsa juga dialami,
ancaman dan bahaya terhadap suatu negara yang

47
tengah membangung keutuhan bangsa harus bisa
dihadapi.

E. Contoh Integrasi Nasional dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara
1. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah
laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya, sama
halnya dengan konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

48
Banyak rakyat dan pemimpin negara yang
mempunyai argumen masing-masing untu
kepentingannya. Namun Kadang juga secara
terioristis, perbedaan kepentingan dapat menimbulkan
masalah yang besar bagi orang yang melakukanya.
Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan
bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan
individual, interpersonal, kelompok atau pada
tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada
tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya
dengan stres.
2. Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain
Biasanya ini terjadi ketika adanya per tandingan bola
antar sekolah. Dimana tim sekolah yang satu kalah
dengan sekolah yang lain. Hal ini menyebabkan
adanya rasa kecewa dan celakanya mereka ini
biasanya melampiaskan rasa kekecewaan nya dengan
mengajak berkelahi tim sekolah lain tersebut. Hal ini
tentunya merupakan bentuk ketidak spor tifan pelajar
dalam mengalami kekalahan.
Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah
atas dipalak atau dirampas uang dan hartanya, dia

49
akan melapor kepada pentolan di sekolahnya.
Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa
untuk menghampiri siswa dari sekolah musuh
ditempat dimana biasanya mereka menunggu bis atau
kendar aan pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah
musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau
merampas siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika
jumlah siswa sekolah musuh tersebut seimbang atau
lebih banyak,mereka akan melakukan kontak fisik.
3. Pertentangan Sosial
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah
laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan
hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan
kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi
kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi
dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku
individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang

50
dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada
hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari
kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak
ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek
pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka
dengan sendirinya timbul
perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak
adil terhadap individu tertentu, dimana layanan ini
dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu
kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat
manusia, ini disebabkan karena kecenderungan
manusia untuk membeda- bedakan yang lain.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk
melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya
sendiri, maksudnya Etnosentrisme yaitu suatu
kecendrungan yang menganggap nilai- nilai dan
norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu
yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya

51
tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah
merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang
majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada
kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi
berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda
tetapi merupakan kesatuan.
4. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi
dalam kehidupan manusia. Hal itu terjadi karena
setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang
mungkin berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu
hal menimpa kepentingan individu atau kelompok
secara langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan
akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu
atau kelompok tersebut tidak puas dan melakukan
tindakan penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang
dilakukan oleh individu atau masyarakat terhadap
suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak

52
langsung sebagai rasa solidaritas antarsesama karena
kesewenang-wenangan pihak tertentu yang
mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
5. Meningkatnya Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan
memberi peluang bagi setiap orang untuk berubah,
tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang
ke arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat
terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan,
pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan
sosial tersebut dapat membawa seseorang atau
kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena
dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak
terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara
khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan
kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial.
Akibatnya,tidak semua orang mendapat kebahagiaan
yang sama. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan
setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda

53
terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus
mendapat hak disesuaikan dengan
kewajiban yang dilakukan

6. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan
suatu masyarakat. Hal itu karena tindakan yang mereka
lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu,
kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial.
Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak
kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-perubahan
sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga
karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi berkurang.
Selain itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat
mengakibatkan berkembangnya sifat individualisme.
Juga pergeseran struktur masyarakat mengakibatkan
masyarakat lebih menyerahkan setiap permasalahan
kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi,
budaya, dan unsur budaya lainnya dapat mengakibatkan
disintegrasi..

54
Remaja yang bersangkutan cenderung melakukan
tindakan-tindakan yang mengarah ke kejahatan seperti
mengambil barang atau hak milik orang lain tanpa izin.
Ketiga, ada yang namanya kenakalan khusus (istimewa),
dalam bentuk ini kenakalan remaja yang dimaksud sudah
tingkat tinggi karena telah menyentuh pada tindak
kriminalitas.Contohnya, melakukan pemerkosaan pada
anak dibawah umur; seperti kasus Yuyun yang pernah
marak menjadi perbincangan; penyalahgunaan narkotika
bahkan sampai berujung pembunuhan atau penghilangan
nyawa manusia.
7. Korupsi Membuat Kepercayaan Masyarakat
Menghilang
Korupsi adalah perbuatan yang membunuh kelangsungan
hidup suatu negara. Walaupun begitu, tindak pidana
korupsi seperti menjadi budaya yang dianggap lumrah.
Pada tahun 2014-2015 Mahkamah Agama telah
memutuskan adanya 803 kasus tindak pidana korupsi di
Indonesia (Ayuningtyas, 2016). Bahkan Indonesia masuk
dalam urutan negara ke-88 dari 168 negara di dunia
menurut survei Lembaga Transparency International (TI)
dalam kategori tindak pidana korupsi (Hafid, 2016). Hal

55
ini sangat menyedihkan, dimana uang yang dikorupsi
adalah uang rakyat. Uang ini seharusnya digunakan untuk
pembangunan dan kesejahteraan rakyat, namun hanya
segelintir orang secara individu dan kelompok yang
menikamatinya.
Kesejahteraan sebagai kunci kemakmuran suatu
negara tidak akan tercapai jika masih banyak perilaku
korupsi. Berbagai macam kalangan sudah terlibat dalam
tindak pidana korupsi, baik dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pengusaha, wiraswasta, guru, jaksa,
bahkan hakim. Sebagai contoh kasus yang yaitu
tertangkapkapnya Irman Gusman yang menjabat sebagai
Ketua DPD (Rizki, 2015). Sedihnya korupsi dilakukan
oleh orang-orang yang berpendidikan sebagai wakil
rakyat. Seharusnya orang-orang ini yang membawa
Indonesia menjadi lebih maju, bukan melakukan tindak
pidana korupsi.
Dampak korupsi tidak hanya dirasakan satu sisi saja,
namun saling berkaitan satu sama lain, seperti urutan
domino yang berjatuhan. Bukan hanya pembangunan saja
yang bermasalah, namun seluruh faktor pembangun
bangsa juga bermasalah. Pada tahun 2015 sejumlah

56
31,077 triliun merupakan jumlah kerugian negara akibat
tindak pidana korupsi, data ini diperoleh dari survei
Indonesia Corruption Watch (ICW) (Dwi, 2016). Untuk
memenuhi defisit maupun melaksanakan pembangunan,
suatu negara harus berhutang.

57
BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Pengertian Negara
Menurut KBBI Negara memiliki pengertian
yaitu kelompok sosial yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi dibawah Lembaga
politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
Pengertian Negara menurut ahli yang umum
dijadikan rujukan :
1. Roger H Soltau
Dalam An Introduction to Politics (1951), Soltau
menyebutkan negara adalah agen atau kewenangan yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
Bersama atas nama masyarakat.
2. Max Weber
Sosiologi Max Weber mengartikan negara
adalah suatu masyarakat yang memonopoli penggunaan
kekerasan fisik yang sah dalam suatu wilayah.

58
3. Robert M Maclver
Sementara Maclver menyebut negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan ketertiban didalam suatu wilayah
dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah. Untuk dapat mewujudkannya,
pemerintah diberi kekuatan memaksa.

B. Unsur-unsur terbentuknya Negara


1. Rakyat
Sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah yang
tunduk dan patuh terhadap peraturan dalam negara
tersebut.
2. Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak dari suatu negara.
Wilayah adalah landasan material atau landasan fisik
negara. Luas wilayah suatu negara ditentukan oleh
perbatasannya. Di dalam batas tersebut, negara wajib
menjalankana yuridiksi territorial tersebut. Secara umum
wilayah suatu negara dapat dibedakan atas wilayah
daratan, wilayah lautan, wilayah udara, dan wilayah
ekstrateritorial.

59
3. Pemerintah yang berdaulat
Suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh
wilayahnya dan segenap rakyatnya. Kekuasaan juga bisa
disebut kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan
tertinggi dalam suatu negara yang berlaku terhadap
seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu.
Kedaulatan negara bersifat asli, tertinggi, dan tidak dapat
dinagi-bagi.
4. Pengakuan dari negara lain
Pengakuan dari negara lain merupakan bukti bahwa suatu
negara telah berdiri sehingga diketahui atau dikenal oleh
negara-negara lain baik pengakuan secara kenyataan
bahwa telah berdiri suatu negara (De Facto) dan
pengakuan berupa pernyataan resmi menurut hukum
internasional (De Jure).

C. Sifat dan hakekat Negara


Sifat negara merupakan suatu keadaan dimana hal
tersebut dimiliki agar dapat menjadikannya suatu negara
yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat
bagi setiap warga negaranya dan menjadi suatu identittas
bagi negar tersebut. Sifat suatu negara terkadang tidaklah

60
sama dengan negara lainnya, ini tergantung pada landasan
ideologi negara masing-masing. Namun ada juga
beberapa sifat negara yang bersifat umum dan dimiliki
oelh semua negara, yaitu:
1. Sifat memaksa
Negara merupakan suatu badan yang mempunyai
kekuasaan terhadap warga negaranya, hal ini bersifat
mutlak dan memaksa.
2. Sifat monopoli
Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai ha
katas kekayaan alam yang terkandung didalamnya, hal ini
menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk menguasau
sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam
wilayah negara tersebut.
3. Sifat mencakup semua
Kekuasaan negara merupakan kekuasaan yang mengikat
bagi seluruh warga negaranya. Tidak ada satu orang pun
yang menjadi pengecualian di hadapan suatu Negara.
Tidak hanya mengikat suatu golongan atau suatu adat
budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan
masyarakat yang termasuk kedalam warga negara nya.

61
4. Sifat menentukan
Negara memiliki keuasaan untuk menentukan sikap-sikap
untuk menjaga stabilitas negara itu. Sifat menentukan
juga membuat negara dapat menentukan secara unilateral
dan dapat pula menuntut bahwa semua orang yang ada di
dalam wilayah suatu negara (kecuali orang asing) menjadi
anggota politik negara.

Hakikat negara merupakan salah satu dari bentuk


perwujudan dari sifat-sifat negara yang telah dijelaskan
du atas. Ada beberapa teori tentang hakekat negara,
diantaranya:
1. Teori sosiologis
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri, kebutuhan antara individu tersebut
membentuk suatu masyarakat. Di dalam ruang lingkup
masyarakat terdapat banyak kepentingan individu yang
saling berkaitan satu sama lain dan tidak jarang pula
saling bertentangan. Maka manusia harus dapat
beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan
kepentingan-kepentingannya agar dapat hidup dengan
rukun.

62
2. Teori yuridis
➢ Patriarchaal
Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat
satu orang yang bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai
kepala keluarga
➢ Patriamonial
Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah
kekuasaannya, dan setiap orang yang berada di wilayah
tersebut harus tunduk terhadap raja tersebut
➢ Perjanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakat untuk
melindungi hak-hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut
tidak dilakukan maka masyarakat dapat meminta
pertanggung jawaban raja.

D. Fungsi Negara
Pada dasarnya fungsi negara adalah sebagai lembaga
yang mewujudkan cita-cita dan harapan masyarakat di
dalamnya. Untuk mewujudkannya, maka negara
memilikinbeberapa fungsi sebagai berikut :

63
➢ Fungsi Ketertiban dan Keamanan
Negara memiliki fungsi sebagai pihak yang mengatur
serta melakukan ketertiban dan keamanan masyarakatnya.
Dengan begitu maka kegiatan para warga negara dapat
berlangsung dengan baik.
➢ Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Pemerintah harus mengupayakan kesejahteraan dan
kemakmuran warga negaranya, khususnya di bidang
ekonomi dan sosial.
➢ Fungsi Pertahanan
Dalam hal ini negara memiliki fungsi mempertahankan
dan menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dari
berbagai ancaman, baik serangan dari dalam maupun luar.
➢ Fungsi Penagakan Keadilan
Negara harus dapat menjamin keadilan untuk setiap
rakyatnya yang mencakup seluruh aspek kehidupan
(ideologi, ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan
keamanan). Fungsi keadilan ini dilakukan dengan cara
penegakan hukum melalui badan-badan peradilan suatu
negara.

64
E. Tujuan Negara
Pembentukan suatu negara tentunya memiliki tujuan-
tujuan yang ingin dicapai. Menurut Miriam Budiarjo,
tujuan utama dibentuknya suatu negara adalah untuk
mewujudkan kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan
bagi seluruh rakyatnya.
Beberapa pendapat ahli mengenai tujuan sebuah negara :
1. Plato
Tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia
sebagai perseorangan atau sebagai makhluk sosial.
2. Ibnu Arabi
Tujuan negara adalah agar manusia dapat menjalankan
kehidupan bai jauh dari sengketa atau perselisihan.
3. Ibnu Khaldun
Tujuan negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan
agama dan dunia yang bermuara pada kepentingan akhirat.
Untuk negara Indonesia, tujuan negara telah disebutkan
pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
yaitu pada alinea keempat. Adapun tujuan tersebut ialah :
➢ Untuk memberikan perlindungan pada segenap
bangsa Indonesia
➢ Untuk memajukan kesejahteraan umum

65
➢ Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
➢ Turut berpartisipasi dalam melaksanakan
ketertiban dunia.

F. Pengertian Konstitusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan
tentang ketatanegaraan (undang-undang dasar dan
sebagainya). Konstitusi juga dapat diartikan sebagai
undang-undang dasar suatu negara.
Istilah konstitusi berasal dari kata bahasa latin
contitution yang bermakna adegree dekrit, permakluman.
Dalam konteks institusi negara, konstitusi bermakna
permakluman tertinggi yang menetapkan pemegang
kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk negara,
bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan
peradilan dan sebagai Lembaga negara serta hak-hak
rakyat. Pada umumya, konstitusi pertama-tama
memaklumkan siapa pemegang kedaulatan tertinggi
dalam negara. Masalah kedaulatan sangat penting karena
secara formal merupakan sentrum kekuasaan yang
membagi sub-sub kekuasaan kebawah. Kedaulatan

66
memuat pengakuan akan suatu kekuasaan karena dibalik
kedaulatan melekat kekuasaan. Konstitusi dalam sejarah
perkembangannya membawa pengakuan akan keberadaan
pemerintahan rakyat.

G. Kedudukan Konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam negara mengalami
banyak perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman.
1. Pada masa negara Feodal Monarkhi atau Oligarkhi
sebagai benteng pemisah antara rakyat dengan
penguasa.
2. Pada masa peralihan dari negara Feodal Monarkhi
atau Oligarkhi (dengan kekuasaan mutlak penuasa)
ke negara nasional demokrasi sebagai alat yang
digunakan oleh rakyat dalam perjuangan melawan
penguasa.
3. Pada masa negara demokrasi senjata pamungkas
rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak atau
golongan serta untuk mengembangkan tata
kehidupan baru.

67
H. Jenis-jenis Konstitusi
1. Konstitusi tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok
dasar negara, bangunan negara dan tata negara yang
mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara.
Contoh: UUD 1945, UUDRIS, UUD Sementara, UUD
1945 hasil amandemen
2. Konstitusi tidak tertulis
Konstitusi tidak tertulis dapat juga disebut sebagai
konvensi. Konvensi sendiri memiliki pengertian sebagai
kebiasaan sistem tata negara yang sering ada dalam
sebuah negara.
Contoh: Keputusan di MPR diambil dan diputuskan
berdasarkan musyawarah dan mufakat, Pidato presiden
pada siding paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus
1945, dan Pidato presiden sebelum MPR melakukan
siding. Presiden sebagai kepala negara telah menyiapkan
bahan-bahan untuk siding umumm MPR yang akan
datang, dan adat istiadat.

68
I. Unsur-unsur Konstitusi
Menurut Lohman, unsur-unsur yang harus dimuat
dalam konstitusi ialah:
➢ Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial,
yaitu merupakan perjanjian dan kesepakatan
antara warga negara dengan pemerintah.
➢ Konstitusi sebagai penjamin HAM, yaitu
merupakan penentu hak dan kewajiban warga
negara dan badan-badan pemerintah.
➢ Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu
merupakan kerangka pembangunan
pemerintah.

J. Sifat-sifat Konstitusi
Menurut pendapat C.F Strong, suatu konstitusi dapat
bersifat kaku atau bisa juga fleksibel tergantung pada
apakah prosedur untuk mengubah konstitusiitu sudah
sesuai dengan prosedur membuat undang-undang di
negara tersebut ataukah belum. Oleh sebab itu dari
onstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
➢ Konstitusi yang bersifat kaku (rigid),
konstitusi ini hanya dapat diubah melalui

69
prosedur yang berbeda dengan prosedur
membuat undang-undang dasar.
➢ Konstitusi yang bersifat luwes (fleksibel),
diartikan bahwa konstitusi dapat diubah
melalui prosedur yang sama dengan prosedur
membuat undang-undang.

K. Hubungan Negara dengan Konstitusi


Konstitusi bersumber dari suatu dasar negara.
Hubungan antar dasar negara dan konstitusi dapat dilihat
pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang
terdapat pada pembukaan UUD suatu negara. Konstitusi
memuat bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan
negara dan dapat tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut Hafizah (2013), dasar negara dan konstitusi
mempunyai keterkaitan secara :
1. Filosofis
Secara filosofis, konstitusi bangsa Indonesia selalu
didasarkan pada filosofi-filosofi bangsa. Pancasila telah
diletakkan sebagai dasar negara yang kuat oleh para
pendiri negara. Pancasila merupakan perwujudan dari
bangsa Indonesia sendiri dan mewariskan landasan

70
konstitusional, yang kemudian disahkan pada tanggal 18
Agustus dalam sidang PPKI.
2. Yuridis
Secara yuridis, konstitusi atau UUD Indonesia
mengandung pokok pikiran dasar negara yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk pasal-pasal perundang
undangan.
3. Keterkaitan secara sosiologi
Konstitusi sebaiknya dapat memuat seluruh nilai-nilai
yang berkembang dalam masyarakat karena merupakan
prinsip dasar dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

71
BAB V HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA

A. Pengertian hak, kewajiban, dan warga negara


Pengertian hak adalah kuasa unyuk menerima atau
melakukan sesuatu yang mestinya kitab isa dikatakan
sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak
boleh mengambilnya baik secara paksa atau tidak. Dalam
hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak
mendapatkan penghidupan yang layak, jaminan
keamanan, perlindungan hukum, dan lain sebagainya.
Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita
lakukan demi mendapatkan haka tau wewenang kita. Bisa
jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita lakukan
karena sudah mendapatkan hak, tergantung situasinya.
Sebagai warga negara kita wajib melaksanakan peran
sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-masing
agar mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang
baik. Dapat diketahui bahwa hak dan kewajiban ini
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan, namun dalam
pemenuhannya harus seimbang, Kalau tidak seimbang

72
akan terjadi pertentangan dan bisa saja menempuh jakur
hukum.
Warga negara merupakan orang-orang yang menjadi
bagian dari suatu penduduk yang menjadi warga negara.
A. S Hikam mendefinisikan bahwa warga negara yang
merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota
dari sebuah komunitas yang membentuk negara secara
singkat, Koerniatmo S juga mendefinisikan warga negara
sebagai anggota negara. Warga negara memiliki
kedudukan khusus terhadap Negaranya. Dalam konteks
Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945
pasal 26) yang dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli
dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai
warga negara.
Sesuai dengan pasal 1 UU No. 22/1958 dinyatakan
bahwa warga negara republik Indonesia adalah orang-
orang yang berdasarkan perundang-undangan, perjanjian-
perjanjian atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak
proklamasi 17 Agustus 1945. Sudah menjadi warga
negara republik Indonesia. Kemudian Adapun Asas
kewarganegaraan merupakan anggota sebuah negara yang
mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal balik

73
terhadap negaranya. Setiap negara mempunyai kebebasan
dan kewenangan untuk menentukan asas
kewarganegaraan seseorang. Dalam menerapkan asas
kewarganegaraan ada dua pedoman yaitu, asas
kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran dan asas
kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan.

B. Hak dan kewajiban warga negara


Dalam konteks Indonesia hak warga negara terhadap
negaranya telah diatur dalam undang-undang dasar 1945
dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi
dari hak-hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945.
Diantara hak-hak warga negara dijamin dalam UUD
adalah hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya
tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan ke dua. Dalam
pasal tersebut dimuat hak-hak asasi yang melekat dalam
setiap individu warga negara seperti hak kebebasan
beragama dan beribadah sesuai dengan kepercayaannya,
bebas untuk berserikat dan berkumpul (pasal 28E), hak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil, hak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam

74
hubungan kerja, hak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintah, ha katas status kewarganegaraan (pasal
28E), dan hak-hak asasi manusia lainnya yang tertuang
dalam pasal tersebut.
Sedangkan contoh kewajiban yang melekat bagi
setiap warga negara antara lain kewajiban membayar
pajak sebagai kontrakutama antara negara dengan warga
negara, membela tanah air (pasal 27E), membela
pertahanan dan keamanan negara (Pasal 29E),
menghormati hak asasi lain dan mematuhi pembatasan
yang tertuang dalam peraturan (pasal 28E), dan berbagi
kewajiban lainnya dalam undang-undang.
Adapun prinsip utamanya dalam penentuan hak
dan kewajiban warga adalah terlibatnya warga secara
langsung atau perwakilan dalam setiap perumusan hak
dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan
mengaggap hak dan kewjiban tersebut sebagai bagian dari
kesepakatan mereka yang di buat sendiri.

75
C. Hak-hak warga negara
Adapun istilah yang berkaitan dengan hak-hak dasar
yakni:
➢ Hak kodrat
➢ Hak Asasi Manusia
➢ Hak-hak kebebasan dasar manusia
➢ Hak dan kewajiban Asasi warga negara dalam
konsep natural right maka hak adalah “what is
nature” hak tersebut sifatnya kodrat, dalam arti
kodratlah yang menciptakan dan mengilhami
akal budi dan pendapat manusia, setiap orang
dilahirkan dengan hak tersebut, hak tersebut
dimiliki manusia dalam keadaan alamiah
kemudian di bawanya dalam kehidupan
masyarakat
Dalam pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 39/1999
tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan “Hak Asasi
Manusia adalah sebagai perangkat yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugrahnya yang wajib di
hormati dan di junjung tinggi serta di lindungi oleh negara,

76
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat martabat manusia.
Dalam pasal 28J di tentukan :
1.Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2.Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengajuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokrasi.
Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia tercantum
dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak
waraga Negara Indonesia antara lain sebagai berikut :
➢ Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
➢ Hak membela Negara
➢ Hak berpendapat
➢ Hak kemerdekaan memeluk agama
➢ Hak mendapatkan pengajaran

77
➢ Hak untuk mengembangkan dan memajukan
kebudayaan nasional Indonesia
➢ Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan
sosial
➢ Hak medapatkan jaminan keadilan sosial

Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban Negara


terhadap warga Negara. Hak dan kewajiban Negara
terhadap Negara. Beberapa ketentuan tersebut, anatara
lain sebagai berikut:
➢ Hak Negara untuk ditaati hukum dan
pemerintah
➢ Hak Negara untuk dibela
➢ Hak Negara untuk menguasai bumi ̧air, dan
kekayaan untuk kepentingan rakyat
➢ Kewajiban Negara untuk menjamin sistem
hukum yang adil
➢ Kewajiban Negara untuk hak asasi warga
Negara
➢ Kewajiban Negara mengembangkan sistem
pendidikan nasional untuk rakyat
➢ Kewajiban Negara memberi jaminan sosial

78
➢ Kewajiban Negara memberikan kebebasan
beribadah

Pasal- pasal UUD NRI Tahun 1945 yang


menetapkan hak dan kewajiban warga Negara
mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,32,33, dan 344.
a. Pasal 27 ayat (1), menetapkan hak warga Negara
yang sama dalam hukum dan pemerintah, serta
kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.
b. Pasal 27 ayat (2), menetapkan hak warga Negara
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3), dalam perubahan UUD 1945
menetapkan hak dan kewajiban warga Negara
untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga
negaranya untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
e. Pasal 29 ayat (2), menyebutkan adanya hak
kemerdekaan warga Negara untuk memeluk

79
agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agamnya.
f. Pasal 30 ayat (1), dalam perubahan kedua UUD
1945 menyebutkan hak dan kewajiban warga
Negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan Negara.
g. Pasal 31 ayat (1), bahwa tiap-tiap warga Negara
berhak mendapat pengajaran.

D. Hak dan kewajiban warga negara dalam UUD


1945
Berikut hak dan kewajiban warga Negara
berdasarkan UUD 1945:
1.Pembukaan UUD NRI 1945, hak warga Negara
untuk merdeka dan bebas dari penjajahan. Hal ini
tercantum jelas dalam pembukaan UUD 1945 karena
Indonesia mendukung penghapusan penjajahan di dunia
yang tidak berkeperimanusiaan dan berperi keadilan.
2.Pasal 6 ayat 1 UUD NRI 1945, hak warga Negara
untuk menjadi presiden dan wakil presiden. Setiap warga
Negara Indonesia berhak untuk menjadi presiden dan

80
wakil presiden yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut
dalam undang-undang.
3.Pasal 23A UUD NRI 1945, kewajiban Negara
membayar pajak terhadap Negara. Negara berhak untuk
memungut pajak dan pungutan resmi lainnya kepada
warga Negara sesuai dengan undang-undang yang berlaku
di Indonesia.
4.Pasal 26 ayat (1), yang menjadi warga Negara
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga Negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
5.Pasal 27 ayat (1), segala warga Negara bersamaan
dengan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu. Pada ayat (2), tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
6.Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.

81
7.Pasal 30 ayat (1), hak dan kewajiban warga Negara
untuk ikut serta dalam pebelaan Negara. Dan ayat (2)
menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang- undang.
8. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, hak warga Negara
untuk memiliki kedudukan sama dalam hukum. Hukum
berlaku bagi semua warga Negara tanpa kecuali.
9. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, kewajiban warga
Negara untuk menjunjung tinggi hukum. Warga Negara
wajib untuk mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia.
10. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, hak warga
Negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan
mengusahakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
tersebut.

E. Faktor pelanggaran hak dan pengingkaran


kewajiban warga negara
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga
negara tidak dapat menikmati atau memperoleh
haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-
undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan
akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran

82
terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Hal itu
dapat disebabkan program pembangunan tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Atau bisa juga
disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang
tidak mempunyai keterampilan sehingga kesulitan
mendapat pekerjaan yang layak.
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara di antaranya disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:
1.Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.
Sikap ini akan menyebabkan seseorang selalu menuntut
haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan.
Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan
menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi,
meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang
lain.
2.Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal
ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat
seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun
mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau

83
tahu ini berakibat muncul perilaku atau tindakan
penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.
3.Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan
munculnya saling tidak menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain.
Sikap ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk
melakukan pelanggaran kepada orang lain.
4.Penyalahgunaan kekuasaan. Di dalam masyarakat
terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di
sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah,
tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di
dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah
kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang
tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar
hak warga negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan
kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara.
5.Ketidak tegasan aparat penegak hukum. Aparat
penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap
setiap pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara, tentu saja akan mendorong timbulnya
pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran

84
yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya
kasuskasus lain. Para pelaku cenderung mengulangi
perbuatannya, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi
yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut,
aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang
juga merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak warga
negara dan menjadi contoh yang tidak baik, serta dapat
mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat.
6.Penyalahgunaan teknologi. Kemajuan teknologi
dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa juga
memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu
timbulnya kejahatan. Anda tentunya pernah mendengar
terjadinya kasus penculikan yang berawal dari
pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi
bukti apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan
untuk hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi
penyebab timbulnya pelangaran hak warga negara. Selain
itu juga, kemajuan teknologi dalam bidang produksi
ternyata dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya
munculnya pencemaran lingkungan yang bisa
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.

85
F. Upaya penanggulangan pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara
Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Pernyataan itu tentunya sudah sering Anda dengar.
Pernyataan tersebut sangat relevan dalam proses
penegakan hak dan kewajiban warga negara. Tindakan
terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah
dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab dari
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul,
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.
Berikut ini upaya pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus
ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis
harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban
dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada
masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap

86
orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari
tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum.
b. Mengoptimalkan peran lembagalembaga selain
lembaga tinggi negara yang berwenang dalam penegakan
hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman
Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk
mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh
pemerintah.
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan
lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya
penegakan hak dan kewajiban warga negara.
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip
kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui lembaga
pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun

87
non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-
kursus).
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan
dan pertahanan negara.
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis
antarkelompok atau golongan dalam masyarakat agar
mampu saling memahami dan menghormati keyakinan
dan pendapat masing-masing.
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga
menangani berbagai kasus yang sudah terjadi. Tindakan
penanganan dilakukan oleh lembagalembaga negara yang
mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum,
seperti berikut.
a. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-
kasus yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak
warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan,
perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan tindak
pidana terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani
kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan
lalu lintas.

88
b. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan
terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan gerakan
separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya.
c. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan
penanganan terhadap kasuskasus korupsi dan
penyalahgunaan keuangan negara.
d. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk
menjatuhkan vonis atas kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara.

89
BAB IV DEMOKRASI INDONESIA
BERDASARKAN UUD 1945

A. Pengertian demokrasi
Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos
yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kedaulatan
atau pemerintahan sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat sebagaimana yang diungkapkan oleh
Abraham Lincoln, demokrasi memberikan kesempatan
perubahan karena dapat menjawab persoalan masyarakat
yang berubah-ubah. Demokrasi merupakan bentuk
pemerintah yang semua warganya memiliki hak yang
sama dalam setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut hidup mereka sebagai warga negara.
Selain itu ada banyak yang mendfinisikan
demokrasi sebagaimana yang dikemukakan para ahli
sebagai berikut:
➢ Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
1. “Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintah
diamana seluruh rakyatnya ikut serta dalam

90
memerintah yaitu melalui perantara wakil-wakil
terpilih mereka.”
2. “Demokrasi adalah suatu gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama buat semua
warganya.”
➢ Abraham Lincoln
“Demokrasi yaitu suatu sistem pemerintah yang
diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.”
➢ C.F Strong
“Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintah
dimana kebanyakan dari anggota dewan yang
berasal dari masyarakat turut dan dalam kegiatan
politik yang berdasarkan pada sistem perwakilan.”
B. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri yang menggambarkan suatu pemerintah
didasarkan oleh sistem demokrasi seperti:
➢ Pemerintah didasarkan kehendak dan
kepentingan semua rakyat

91
➢ Ciri konstitusional ialah hal yang berhubungan
dengan kepentingan, kehendak dan undang-
undang negara tersebut
➢ Ciri perwakilan yakni dalam mengatur
negaranya kedaulatan rakyat akan diwakilkan
oleh beberapa orang yang sudah dipilih oleh
rakyat itu sendiri
➢ Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan
politik yang dilaksanakan untuk memilih
pihak dalam pemerintahan
➢ Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi
media atau sarana untuk menjadi bagian dalam
melaksanakan sistem demokrasi
➢ Ciri keuasaan ialah adanya pembagian dan
pemisah kekuasaan
➢ Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung
jawab dari pihak yang sudah dipilih untuk ikut
dalam pelaksanaan suatu sistem demokrasi

C. Jenis-jenis Demokrasi
Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Berikut
beberapa jenis dari demokrasi :

92
1. Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat
a. Demokrasi Langsung
Merupakan sistem demokrasi yang memberikan
kesempatan kepada seluruh warga negaranya dalam
permusyawaratan saat menentukan arah kebijakan umum
dari negara atau undang-undang.
b. Demokrasi Tidak Langsung
Merupakan sistem demokrasi yang dijalankan
menggunakan sistem
perwakilan.
2. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal
Merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan
dan mengabaikan
kepentingan umum
b. Demokrasi Rakyat
Merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham
sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan
kepentingan umum atau negara.
c. Demokrasi Pancasila
Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia
bersumberkan pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta

93
berazaskan musyawarah mufakat dengan
memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau
warga negara. Demokrasi pancasila fokus pada
kepentingan dan aspirasi serta hati nurani rakyat. Sampai
saat ini Indonesia menganut demokrasi pancasila yang
bersumber pada falsafah pancasila

D. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik
a. Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif,
dan eksekutif)
b. Pemerintahan konstitusional
c. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan
fungsinya
d. Pers yang bebas
e. Perlindungan terhadap hak asasi manusia
f. Pengawasan terhadap administrasi negara
g. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
h. Pemerintahan yang diskusi
i. Pemilihan umum yang bebas
j. Pemerintahan berdasarkan hukum

94
2. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)
a. Pemusatan kekuasaan
Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif menjadi satu
dan dipegang
serta dijalankan oleh satu lembaga.
b. Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional
Pemerintahan dijalankan berdasarakan kekuasaan.
Konstitusinya memberi kekuasaan yang besar pada
negara atau pemerintah.
c. Rule of Power
Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi
kekuasaan
yang besar pada negara atau pemerintah..
d. Pembentukan pemerintah tidak berdasarkan
musyawarah tetapi melalui
dekrit
e. Pemilihan umum yang tidak demokratis.
Pemilihan umum dijalankan hanya untuk memperkuat
keabsahan penguasa atau pemerintah negara.
f. Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak
bertanggung jawab

95
g. Tidak ada dan atau dibatasinya kebebasan berpendapat,
berbicara dan kebebasan pers.
h. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara
kekerasan dan penggunaan paksaan.
i. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia
bahkan sering terjadi pelanggaran hal asasi manusia.
j. Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas warga
negara.

E. Unsur pendukung tegaknya Demokrasi


Adapun unsur-unsur penegak demokrasi antara lain: (1)
negara hukum; (2) Masyarakat Madani; (3) aliansi
kelompok strategis.
1. Negara Hukum
Negara hukum (rechtsstaat atau the rule of law) memiliki
pengertian bahwa negara memberikan perlindungan
hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan
yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi
manusia(HAM). Secara garis besar, negara hukum adalah
sebuah negara dengan gabungan kedua konsep rechtsstaat
dan the rule of law.2
2. Masyarakat Madani

96
Masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society)
adalah masyarakat dengan ciri-cirinya yang terbuka,
egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara.
Masyarakat sipil merupakan elemen yang sangat
signifikan dalam membangun demokrasi. Posisi penting
masyarakat sipil dalam pembangunan demokrasi adalah
adanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau
pemerintah.
3. Aliansi Kelompok Strategis
Aliansi kelompok strategis merupakan unsur ketiga
pendukung tegaknya demokrasi.Aliansi kelompok
strategis ini terdiri dari partai politik, kelompok gerakan,
dan kelompok penekan atau kelompok kepentingan
termasuk di dalamnya pers yang bebas dan bertanggung
jawab.
Partai politik merupakan struktur kelembagaan
politik yang anggota-anggotanya mempunyai tujuan yang
sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-
kebijakannya. Sedangkan kelompok gerakan yang
diperankan oleh organisasi masyarakat merupakan

97
sekumpulan orang-orang yang berhimpun dalam satu
wadah organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan
warganya. Kelompok ketiga adalah kelompok penekan
yaitu sekelompok orang dalam sebuah wadah organisasi
yang didasarkan pada kriteria profesionalitas. Ketiga
kelompok ini dapat saling bekerja sama melakukan
oposisi terhadap pemerintah.

F. Demokrasi yang pernah diterapkan di


Indonesia
1. Demokrasi Konstitusional
Ciri khas dari demokrasi konstitusional adalah
gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak
dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Demokrasi ini mendasarkan pada kebebasan
atau individualisme. Perumusan yuridis dari prinsip-
prinsip ini terkenal dengan rechtstaat (negara hukum) dan
rule of law.
2. Demokrasi yang Bersandar atas Paham Komunis
Dalam pandangan kelompok aliran demkorasi yang
mendasarkan dirinya atas paham komunis selalu bersikap

98
ambivalen terhadap negara. Negara dianggapnya sebagai
suatu alat pemaksa yang akhirnya lenyap sendiri dengan
munculnya masyarakat komunis.
3. Demokrasi Rakyat
Menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat
adalah bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi
diktator proletar. Bentuk khusus ini berkembang di
negara-negara Eropa Timur seperti Cekoslovia, Polandia,
Hongaria, Rumania, Bulgaria serta Yugoslavia, dan di
Tiongkok.
Ciri-ciri demokrasi rakyat berbentuk:
a. Suatu wadah front persatuan (united front) yang
merupakan landasan kerja sama dari partai komunis
dengan golongan-golongan lainnya dalam masyarakat
dimana partai komunis berperan sebagai penguasa.
b. Penggunaan beberapa lembaga pemerintahan
dari negara yang lama.
4. Demokrasi Parlementer
Dalam konsep ini ada hubungan erat antara badan
eksekutif dengan badan legislatif, atau parlemen, atau
badan perwakilan rakyat. Tugas atau kekuasaan eksekutif
di sini diserahkan kepada suatu badan yang disebut

99
kabinet atau dewan menteri. Kabinet ini
mempertanggung- jawabkan kebijaksanaannya, terutama
dalam lapangan pemerintahan kepada badan perwakilan
rakyat, yang menurut ajaran trias politika Montesquieu
diserahi tugas memegang kekuasaan perundang-
undangan, atau kekuasaan legislatif. Sehingga dapat
disimpulkan bahwan demokrasi ini adalah demokrasi
yang menonjolkan peranan parlemen terhadap jalannya
pemerintahan.
5. Demokrasi Terpimpin
Dalam konsep ini, para pemimpin
percaya, bahwa semua tindakan mereka dipercayar rakyat
tetapi menolak pemilu. Lalu banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional, seperti lebih
didominasi oleh presiden dan terbatasnya peran partai
politik.

100
BAB VII PENEGAKAN HUKUM YANG
BERKEADILAN

A. Pengertian penegakan hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya Upaya
untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum
secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas
atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Menurut Soerjono Soekanto, penegak hukum adalah
kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
terabarkan didalam kaidah-kaidah atau pandangan nilai
yang mantap dan sikap tindakan sebagai rangkaian
penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan,
memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan
hidup.
Penegakan hukum secara konkret adalah
berlakunya hukum positif dalam praktik sebagaimana
suatu perkara berarti memutuskan hukum in concret
dalam mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum

101
material dengan menggunakan cara procedural yang telah
ditetapkan oleh hukum.

B. Hukum dan Keadilan


Dalam buku Hukum dan keadilan adalah dua elemen
yang saling bertaut yang merupakan “condition sine qua
non” bagi yang lainnya. Supremasi hukum yang selama
ini di identikkan dengan kepastian hukum sehingga
mengkultuskan undang-undang, menjadi titik timbulnya
masalah penegakan hukum. Menjadi titik awal timbulnya
masalah penegakan hukum. Pemikiran seperti ini
sebenarnya tidak salah.
namun bukan berarti absolut benar adanya. Undang-
undang memang harus ditempatkan sebagai sesuatu yang
harus dilaksanakan karena merupakan manifestasi
konsensus sosial (walaupun dalam banyak hal undang-
undang tidak lebih dari sebuah manipulasi hukum).
Namun kita tidak boleh menutup mata dan telinga bahwa
konsensus tersebut adalah sebuah moment sesaat yang
tidak mampu mengikuti arah gerak keadilan yang terus
bergerak mengikuti waktu dan ruang. Konsensus tersebut
sifatnya hanya sementara dan bukan permanen, sebab rasa

102
keadilan akan bergerak cepat mengimbangi suksesi ritme
dan ruang. Rasa keadilan terkadang hidup di luar undang-
undang, yang jelas undang-undang akan sangat sulit untuk
mengimbanginya. Begitu pula sebaliknya undang-undang
itu sendiri dirasakan tidak adil.
Masyarakat sering bertanya kemana keadilan
tersebut, dan selalu dijawab oleh pemerintah/aparatur
hukum dengan argumentasi-argumentasi procedural
hukum. Sebenarnya aparatur hukum tidak menyadari
bahwa hal tersebut adalah ekspresi ketidaktahuan hukum
(ignorantia juris), dimana hukum telah mensubversi
keadilan. Realita keadilan inilah yang membuat makna
keadilan menjadi hilang dalam perjalanan hukum bangsa
ini.
Kekecewaan pada potret penegakan hukum pada
lapisan elite yang sangat berbeda perlakuannya (unequal
treatment), eksklusivisme bagi elite yang melanggar
hukum menjadi stimulant kekecewaan masyarakat.

103
C. Konsep dan Urgensi penegakan hukum yang
berkeadilan
Banyak yang menyatakan bahwa kehidupan
bermasyarakat menjadi kacau, tidak aman, banyak
tindakan criminal, dan kondisi yang lain yang
menunjukkan bahwa tidak tertib dan tidak teratur
mungkin juga tidak adanya hukum dimasyarakat atau
negara.
Thomas Hobbes (1588-1679) dalam buku nya
Leviathan pernah mengatakan “Homo homini lupus”,
artinya manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.
Manusia memiliki keinginan dan nafsu yang berbeda-
beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Upaya penegakan hukum di suatu negara, sangat erat
dengan tujuan negara. Menurut Kranenburg dan Tk.B.
Sabaroedin (1975) kehidupan manusia tidak cukup denga
naman, teratur dan tertib, manusia perlu Sejahtera.
Apabila tujuan negara hanya menjaga ketertiban maka
tujuan itu terlalu sempit. Tujuan negara yang lebih luas
adalah agar setiap manusia terjamin kesejahteraannya
disamping keamanannya. Dengan kata lain, negara yang
memiliki kewenangan mengatur Masyarakat perlu ikut

104
menyejahterakan masyrakat. Teori negara hukum dari
Kranenburg ini banyak dianut oleh negara-negara modern.

D. Permasalahan Penegakan hukum yang


berkeadilan
Dari banyaknya tuntutan Masyarakat, beberapa
sudah mulai terlihat perubahan ke arah yang positif,
namun beberapa hal masih tersisa. Mengenai penegakan
hukum ini, hamper setiap hari, media massa baik
elektronik maupun cetak menayangkan masalah
pelanggaran hukum baik terkait dengan masalah
penegakan hukum yang belum memenuhi rasa keadilan
Masyarakat maupun masalah pelanggarah HAM dan
KKN.
Berikut ini adalah penegakan hukum yang
terjadi di Indonesia:
1. Perilaku warga negara khusunya oknum
aparatur negara banyak yang belum baik dan
terpuji (seperti masih ada praktik KKN,
praktik suap, perilaku premanisme, dan
perilaku lain yang tidak terpuji)

105
2. Masih ada potensi konflik dan kekerasan
sosial (seperti SARA, tawuran, pelanggaran
HAM, etnosentris, dan lain-lain)
3. Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial
dan hukum yang belum diselesaaikan dan
ditangani secara tuntas
4. Penegakan hukum yang lemah karena hukum
bagaikan pisau yang tajam kebawah tetapi
tumpul keatas
5. Pelanggaran oleh wajib pajak atas penegakan
hukum dalam bidang perpajakan

E. Sumber historis, sosiologis, politis, tentang


penegakan hukum yang berkeadilan di
Indonesia
Hukum bertujuan untuk mengatur kehidupan dan
ketertiban Masyarakat. Untuk mewujudkan Masyarakat
yang tertib, maka hukum harus dilaksanakan atau
ditegakkan secara konsekuen. Apa yang tertera dalam
peraturan hukum dapat terwujud dalam pelaksanaannya di
Masyarakat.

106
Dalam hal inin penegakan hukum pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam Masyarakat sehingga Masyarakat merasa
memperoleh perlindungan akan hak-haknya
Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat jerman (dalam
Sudikno Mertokusumo, 1986:130), menyatakan bahwa
untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu
harus diperhatikan yaitu: Gerechtigheit atau unsur
keadilan, Zeckmaessigkeit atau unsur kemanfaatan, dan
Sicherheit atau unsur kepastian.

1. Keadilan
Keadilan merupakan unsur yang harus
diperhatikan dalam menegakan hukum. Artinya bahwa
dalam pelaksanaan hukum para apparat penegak hukum
harus bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang tifak adil
akan mengakibatkan keresahan Masyarakat, sehingga
wibawa hukumdan aparatnya akan luntur dimasyarakat.
Apabila masyarakatnya tidak peduli teradap hukum, maka
ketertiban dan ketentraman Masyarakat akan terancam
yang akhirnya akan mengganggu stabilitas nasional.

107
2. Kemanfaatan
Selain unsur keadilan, para aparatur penegak
hukum dalam menjalankan tugasnya harus
mempertimbangkan agar proses penegakkan hukumdan
pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi
Masyarakat. Hukum harus bermanfaat bagi manusia. Oleh
karena itu, pelaksanaan hukum atau penegakan hukum
harus memberi manfaat atau kegunaan bagi manusia.

3. Kepastian Hukum
Unsur ketiga dari penegakan hukum adalah kepastian
hukum, artinya penegakan hukum pada hakikatnya adalah
perlindungan hukum terhadap tindakan sewenang-
wenang. Adanya kepastian hukum memungkinkan
seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang akan
diharapkan. Misalnya, seseorang yang melanggar hukum
akan dituntut pertanggungjawaban atas perbuatannya itu
melalui proses pengadilan,dan apabila terbukti bersalah
akan dihukum. Oleh karena itu, adanyakepastian hukum
sangat penting. Orang tidak akan mengetahui apa yang
harus diperbuat bila tanpa kepastian hukum sehingga
akhirnya timbul keresahan.

108
BAB VIII GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI
INDONESIA

A. Pengertian Geopolitik
GeoPolitik berkaitan dengan geografi dan politik Geo
artinya bumi atau planet bumi. Geografi yang
bersangkutan antara manusia dengan lingkungan tempat
hidupnya, sedangkan politik berhubungan dengan
kekuasaan atau pemerintah. Jadi Geopolitik adalahh suatu
studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, Sejarah
dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada peraturan politik
internasional.
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan
strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang titik beratnya terletek pada
pertimbangan geografik, wilayah atau toritorial dalam arti
luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil
akan berdampak langsung atau tidak langsung kapada
sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu
secara langsung akan berdampak langsung kepada

109
geografi negara bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada
geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi,
kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang
dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu
Negara.

B. Teori Geopolitik
Istilah geopolitik awalnya sebagai ilmu bumi
politik kemudian berkembang menjadi pengetahuan
tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri
khas negara. Teori geopolitik kemudian berkembang
menjadi konsepsi wawasan nasional. Oleh karena itu,
geopolitik selalu mengacu pada wawasan nasional.
1. Teori Geopolitik “Frederich Ratzel”
Bahwa Negara itu seperti organisme hidup. Negara
identic dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok
masyarakat.
2. Teori Geopolitik “Rudolf Kjellen”
Negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta
sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual.
Dengan kekuatannya, ia mampu mengeksploitasi negara
“primitif” agar negaranya dapat swasembada.

110
3. Teori Geopolitik “Karl Haushofer”
Untuk menjadi jaya, suatu bangsa harus mampu
menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa
pada hakekatnya dunia dapat dibagi atas empat kawasan
benua (Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul.
4. Teori Geopolitik “Alfred Thayer Mahan”
Bahwa konsepsi geopolitik dapat dibentuk dengan
memperhatikan serta mempertahankan sumber daya laut,
termasuk akses kelaut.
5. Teori Geopolitik “Guilio Douhet dan William
Mitchel”
Kedua orang ini mencita-citakan berdinya Angkatan
Udara. Dalam teorinya, disebutkan bahwa kekuatan udara
mampu beroperasi hingga belakang lawan, serta
kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.

C. Pengertian Wawasan Nusantara


Apakah wawasan Nusantara itu? Secara konsepsional
wawasan nusantara (Wasantara) merupakan wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan
nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut

111
Wawasan Nusantara itu merupakan salah satu konsepsi
politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.
Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia
maka wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, laut dan
udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan nusantara
sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun
atas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa
Indonesia didasarkan kepada konstelasi (keadaan)
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilakan
konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan nusantara
merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa
Indonesia.
Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa
artinya pulau atau kesatuan kepulauan dan Antara artinya
menunjukkan letak anatara dua unsur. Jadi, Nusantara
berarti kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua,
yaitu benua Asia dan Australia dan dua samudera, yaitu
Samudera Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian
modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia.

112
D. Unsur dasar wawasan Nusantara
1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, meliputi seluruh wilayah Indonesia yang
memilliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya ialah bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Setelah
menegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang
merupakan wadah sebagai kegiatan kenegaraan dalam
wujud suprastruktur politik, sedangkan wadah dalam
kehidupan bermasyarakat adalah sebagai kelembagaan
dalam wujud infrastruktur politik.
2. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di
masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang
terdapat dalam ppembukaan UUD 1945 menyadari bahwa
untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat
maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti diatas bangsa
Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional
yang berupa politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.

113
Oleh karena itu isi menyangkut dua hal yang esensial,
yakni :
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama,
dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan
nasional.
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata Laku (Conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah isi
yang terdiri dari tata laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku
bathiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas
yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan tata laku
lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan., dan
perilaku dari bangsa Indonesia, yang kedua hal tersebut
akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan
kebersamaan yang memiliki rasa banga dan cinta terhadap
bangsa dan tanah airnya sehingga menumbuhan
nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan
nasional.

114
E. Landasan wawasan Nusantara
1. Landasan Idill
Landasan Idill Wawasan Nusantara adalah Pancasila. Hal
tersebut dikarenakan pancasila sebagai dasar negara,
termasuk mendasari keberadaan Wawasan Nusantara.
Pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, antara lain
mensyukuri anugerah dan posisi geografi serta isi dan
potensi yang di miliki oleh wilayah nusantara.
2. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional Wawasan Nusantara adalah
Undang-Undang Dasar 1945, karena undang-undang
dasar itulah yang merupakan konstitusi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wujudnya
antara lain dalam bentuk negara kesatuan serta
penguasaan oleh negara atas bumi, air, dan dirgantara.

F. Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi.
Geografi menunjukkan kepada ruang hidup nasional,
wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara
Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni

115
menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan
perang dan damai.
Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa
Indonesia memandang geostrategi sebagai strategi dalam
memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan, dan
sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional bangsa Indonesia.

G. Pengertian dan ciri Ketahanan Nasional


Rumusan ketahanan nasional yang baku sangat
dibutuhkan dalam menghadapi dinamika perkembangan
dunia dari masa ke masa. Rumusan ketahanan nasional
sebagai dasar penerapan harus mempunya pengertian
baku agar semua warga negara mengerti serta
memahaminya. Adapun pengertian ketahanan nasional itu
sendiri merupakan kondisi dinamis bangsa Indonesia yng
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi

116
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai
tujuan nasionalnya.
Terdapat pula tiga perspektif atau sudut pandang
terhadap konsepsi ketahanan nasional. Ketiga perspektif
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi, perspektif ini
melihat ketahanan nasional sebagai suatu penggambaran
atas keadaan yang seharusnya dipenuhi.
2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan,
metode atau cara dalam menjalankan suatu kegiatan
khususnya dalam pembangunan negara.
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin. Ketahanan
nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia
yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan
penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar
nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam
Garis-garis Besar HAluan Negara (GBHN) agar setiap
orang, masyarakat dan penyelenggara negara menerima
dan menjalankannya.

117
Terdapat pula cirri dari ketahanan nasional yaitu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan, maka suatu negara perlu
pertahanan menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman dari luar maupun dari dalam negeri.

H. Fungsi dan tujuan Ketahanan Indonesia


Dalam mewujudkan cita – cita nasional tersebut
tidaklah mudah, berbagai Ancaman, Tantangan,
Hambatan, dan Gangguan (ATHG) datang seiring
berjalannya waktu, dari sinilah dibutuhkan Ketahanan
Nasional. Untuk mewujudkan tujuan Negara disertai
penguatan Ketahanan Nasional maka dilakukan usaha
Pembangunan Nasional melalui rangkaian program
pembangunan yang terencana, menyeluruh, terarah,
terpadu dan berkesinambungan dengan cara pandang
Wawasan Nusantara sehingga mampu menghadapi ATHG.
Upaya mewujudkan tingkat Ketahanan Nasional melalui
Pembangunan Nasional sehingga tercapai kondisi untuk
mempertahankan kelangsungan serta mengembangkan
kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah disusun
dalam suatu rangkaian tindakan yang :

118
a. Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana
yang telah tercamtum dalam Pembukaan UUD 1945
alenia ke – 4.
b. Ber-Wawasan Nusantara.
c. Memperhatikan kondisi masa depan (Futurologic),
sebagai fungsi perkembangan lingkungan baik dari dalam
maupun dari luar, yang tidak terlepas dari kondisi masa
kini dalam berbagai kecenderungannya, serta dalam
kerangka percapaian yang normatif.
d. Mengikuti norma kesatuan dan pola konsepsi, tindak
dan upaya, yang berlanjut dan berkesinambungan.
e. Dilaukan oleh seluruh rakyat di segenap aspek
kegidupan nasional secara serasi dan seimbang,
menyeluruh serta terpadu (holistik – sistemik)
f. Memperhatikan efisiensi, efektivitas dan pertimbangan
ekonomis lainnya. [LEMHANNAS ; 1989 : 2]
Fungsi Ketahanan Nasional berdasar tuntutan
penggunaannya sebagai Doktrin Dasar Nasional atau
sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional dan
sebagai pola dasar Pembangunan Nasional antara lain :
1. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai
doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk memimpin

119
tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindakan dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang
bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral maupun
multi disiplin. Konsep doktriner ini diperlukan supaya
tidak ada cara berpikir yang terkotak – kotak. Salah satu
alasan yang lain adalah apabila terjadi penyimpangan
maka akan terjadi pemborosan waktu, tenaga dan sarana
yang berpotensi menjadi hambatan. Hal ini apabila
dibiarkan akan dapat menyebabkan penyimpangan dalam
mencapai tujuan nasional.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai
pola dasar pembangunan, pada hakekatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan
Nasional di segala bidang secara terpadu dan dilakukan
sesuai rencana program.
3. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai
metode pembinaan kehidupan nasional pada hakekatnya
merupakan suatu metode integral yang mencakup seluruh
aspek yang terdiri dari aspek alamiah (Sikaya Mampu)
dan aspek sosial. [Endang Sukaya, 2000 : 74-75 dalam
Sunarso, Dkk, ; 2013:225-226].

120
I. Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional memilikinsifat yang terbentuk
dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-
asasnya, yaitu:
1. Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan,
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan
tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian
bangsa. Kemandirian (independency) ini merupakan
prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkatkan
atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa,
negara, serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai
dengan hakikat bahwa segala sesuatu didunia ini
senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa pula.
Karena itu upaya peningkatan ke masa depan dan
dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.

121
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia
secara berlanjut dan berkesinambungan akan
meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin
tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia, makin tinggi
pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang
dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak
mengutamakan sikap konfrotatif dan antagonistik, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata,
tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama
dan serta saling menghargai dengan mengandalkan
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

J. Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia


Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku
berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD 1945, dan
wawasan nusantara, yang terdiri dari:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak
dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang

122
mendasar dan esensial. Dengan demikian, kesejahteraan
dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan
nasioanal. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik
yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri.
Kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada,
berdampingan dalam kondisi apa pun. Dalam kehidupan
nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
yang dicapai menjadi tolak ukur ketahanan nasional.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh
Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencangkup segenap aspek
kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan
dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras pada
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Ketahanan nasional mencangkup ketahanan
segenap aspek kehidupan bangsa seara utuh, menyeluruh,
dan terpadu (komperatif integral).
3. Asas Mawas ke Dalam dan ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan
segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi.

123
Disamping itu , sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam
proses interaksi tersebut terdapat timbul berbagai dampak,
baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu
diperlukan sikap mawas kedalam maupun keluar.
a. Mawas ke Dalam
Mawas ke dalam memberikan tujuanuntuk menumbuhkan
hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri
berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proposional
untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa
yang ulet dan tangguh.hal ini tidak berarti bahwa
ketahanan nasional Indonesia mengandung sikap isolasi
atau nasionalisme sempit.
b. Mawas ke Luar
Mawas keluar bertujuan untuk mengantisipasi dan
berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis
luar negri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan
ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan
nasional harus mampu mengembangkan kekuatan
nasional untuk memberikan dampak ke luar dalam bentuk
daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain

124
diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan.
K. Hubungan Geopolitik dan Geostrategi
Kajian Geopolitik mampu menghasilkan
kebijakan-kebijakan yang dapat mengatur mobilitas
dalam mengarahkan kepentingan negara. Kajian
Geopolitik akan mempunyai nilai yang lebih apabila
disandingkan dengan Geostrategi yang memuat
beragam cara untuk mengelola unsur-unsur penting
Geopolitik suatu negara dalam mengahdapi isu
tertentu (Sulistyo 2017).
Hubungan antara Geopolitik dan Geostrategi yaitu
Geopolitik sebagai landasan awal saat akan
melakukan perluasan politik dengan
mempertimbangkan faktor Geografisnya melalui
Geostrategi yang melihat bermacam-macam potensi
yang dimiliki suatu negara
Upaya yang dilakukan untuk memperluas
kekuasaan melahirkan empat konsep dasar Geopolitik
yaitu, time, people, space, dan struggle (O Thuathail
1998). Time sendiri merupakan unsur yang
menjelaskan waktu dari suatu fenomena, People

125
merupakan actor-aktor yang terlibat, Space
merupakan cakupan ruang, territorial, atau objektif
statis dari suatu fenomena (Sulistyo 2017), dan
Struggle yang merujuk pada usasha dan interaksi dari
para actor untuk mencapai tujuannya.

126
BAB IX ANTI KORUPSI

A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan gejala Masyarakat yang dapat
dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa
hamper tiap negara dihadapkan pada masalah korupsi.
Tidak berlebihan jika pengertian korupsi selalu
berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan zaman.
Korupsi berasal dari kata latin “Corruptio” atau
“Corruptus” yang berarti kerusakan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, dan tidak
bermoral kesucian. Dan kemudian muncul dalam Bahasa
Inggris dan Prancis “Corruption” yang berarti
menyalahgunakan wewenangnya, untuk menguntungkan
dirinya sendiri.
Menurut kamus lengkap “Web Ster’s Third Newe
International Dictionary” definisi korupsi adalah ajakan
(dari seorang pejabat politik) dengan pertimbangan-
pertimbangan yang tidak semestinya (misalnya suap)
untuk melakukan pelanggaran tugas.

127
Dalam Kamus umum Bahasa Indonesia oleh Pius A.
Partanto dan M. Dahlan Al Bahrry, korupsi dirumuskan
sebagai perbuatan yang buruk sepertii kecurangan,
penyelewengan, penyalahgunaan jabatan untuk
kepentingan diri dan mudah disuap.

B. Faktor penyebab Korupsi


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi,
baik berasal dari dalam diri perilaku atau dari luar perilaku.
Salah satu penyebab korupsi adalah cara pandang
terhadap kekayaan, cara pandang terhadap kekayaan yang
salah menyebabkan cara yang salah dalam mengakses
kekayaan.
Secara umum faktor penyebab korupsi dapat terjadi
karena faktor politik, hukum, dan ekonomi, tindakan
dasarnya bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku
korupsi menyangkut bebagai hal yang bersifat kompleks.
Faktor-faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku-
pelaku korupsi, tetapi bisa juga berasal dari situasi
lingkungan yang kondusif bagi seseorang untuk
melakukan korupsi.

128
1. Faktor internal merupakan faktor pendorong
korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci
menjadi :
a. Aspek Perilaku Individu
• Sifat tamak/rakus manusia.
Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka
membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orang
profesional yang rakus. Sudah berkecukupan, tapi serakah.
Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur
penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari
dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. Maka
tindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
• Moral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah
tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal
dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak
yang lain yang memberi kesempatan untuk itu.
• Gaya hidup yang konsumtif.
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya
hidup seseong konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak
diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan
membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai

129
tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu
kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan
keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi
orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik
seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya.
Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan
dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
2. Faktor eksternal, pemicu perilaku korupsi yang
disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku.
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi
tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir oknum
dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran
korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk.
Oleh karena itu sikap masyarakat yang berpotensi
menyuburkan tindak korupsi terjadi karena :
• Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya
korupsi. Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya

130
masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai seseorang
karena kekayaan yang dimilikinya. Sikap ini seringkali
membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya
dari mana kekayaan itu didapatkan.
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama
korupsi adalah masyarakat sendiri. Anggapan masyarakat
umum terhadap peristiwa korupsi, sosok yang paling
dirugikan adalah negara. Padahal bila negara merugi,
esensinya yang paling rugi adalah masyarakat juga,
karena proses anggaran pembangunan bisa berkurang
sebagai akibat dari perbuatan korupsi.
• Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat
korupsi. Setiap perbuatan korupsi pasti melibatkan
anggota masyarakat. Hal ini kurang disadari oleh
masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat sudah terbiasa
terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-
cara terbuka namun tidak disadari.
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa
dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam
agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya
masyarakat berpandangan bahwa masalah korupsi adalah
tanggung jawab pemerintah semata. Masyarakat kurang

131
menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya bila
masyarakat ikut melakukannya.
b. Aspek ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang
kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi
terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka
ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas
diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek Politis
Menurut Rahardjo bahwa kontrol sosial adalah suatu
proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang
agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat.
Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan
berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan
kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang
diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga
yang dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik,
kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku
korupsi
d. Aspek Organisasi
• Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan

132
Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun
informal mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya.
Bila pemimpin tidak bisa memberi keteladanan yang baik
di hadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi, maka
kemungkinan besar bawahnya akan mengambil
kesempatan yang sama dengan atasannya.
• Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap
anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola
dengan baik, akan menimbulkan berbagai situasi tidak
kondusif mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi
demikian perbuatan negatif, seperti korupsi memiliki
peluang untuk terjadi.
• Kurang memadainya sistem akuntabilitas
Institusi pemerintahan umumnya pada satu sisi belum
dirumuskan dengan jelas visi dan misi yang diembannya,
dan belum dirumuskan tujuan dan sasaran yang harus
dicapai dalam periode tertentu guna mencapai hal tersebut.
Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan
penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai
sasaranya atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya
perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang

133
dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi
yang kondusif untuk praktik korupsi.
• Kelemahan sistim pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat
bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi.
Semakin longgar/lemah pengendalian manajemen sebuah
organisasi akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi
anggota atau pegawai di dalamnya.
• Lemahnya pengawasan
Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu
pengawasan internal (pengawasan fungsional dan
pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan
bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif dan
masyarakat). Pengawasan ini kurang bisa efektif karena
beberapa faktor, diantaranya adanya tumpang tindih
pengawasan pada berbagai instansi, kurangnya
profesional pengawas serta kurangnya kepatuhan pada
etika hukum maupun pemerintahan oleh pengawas sendiri.

134
C. Jenis-jenis Korupsi
Dilansir dari laman Kementrian Keuangan RI
Direktorat Jendrall Perbendaharaan, terdapat delapan
jenis korupsi, yakni :
1. Political bribery
Adalah termasuk kekuasaan di bidang legislatif sebagai
badan pembentuk Undang- Undang. Secara politis badan
tersebut dikendalikan oleh suatu kepentingan karena dana
yang dikeluarkan pada masa pemilihan umum sering
berkaitan dengan aktivitas perusahaan tertentu. Para
pengusaha berharap anggota yang duduk di parlemen
dapat membuat aturan yang menguntungkan mereka.
2. Political Klickbacks
Yaitu kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sistem
kontrak pekerjaan borongan antara pejabat pelaksana dan
pengusaha yang memberi peluang untuk mendatangkan
ban- yak uang bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Election fraud
Election fraud adalah korupsi yang berkaitan langsung
dengan kecurangan pemilihan umum.

135
4. Corrupt campaign practice
Adalah praktek kampanye dengan menggunakan
fasilitas Negara maupun uang Negara oleh calon yang
sedang memegang kekuasaan Negara.
5. Discretionary corruption
Adalah korupsi yang dilakukan karena ada kebebasan
dalam menentukan ke- bijakan.
6. Illegal corruption
Ialah korupsi yang dilakukan dengan mengacaukan
bahasa hukum atau interpretasi hukum. Tipe korupsi ini
rentan dilakukan oleh aparat penegak hukum, baik itu
polisi, jaksa, pengacara, maupun hakim.
7. Ideolical corruption
Adalah perpaduan antara discretionary corruption dan
illegal corruption yang dil- akukan untuk tujuan
kelompok.
8. Mercenary corruption
Yaitu menyalahgunakan kekuasaan semata-mata
untuk kepentingan pribadi.

136
D. Pencegahan Korupsi
Pencegahan adalah proses yang selain melahirkan
tingkat kesadaran setiap individu untuk tidak melakukan
perbuatan tercela, dalam hal ini perbuatan tipikor, juga
pada waktu yang sama, menyelamatkan uang dan aset
negara dalam rangka mencapai tujuan pembangunan itu
sendiri. Oleh karena itu, berikut ini disebutkan beberapa
pola pencegahan korupsi:
A. Sistem yang mencegah terjadinya korupsi :
Birokrasi yang birokratis, Management otomasi, Reward
and punishment, Kesejahteraan pegawai yang cukup,
SDM dan integritas pribadi yang unggul
B. Keteladan Pemimpin
Pemimpin yang bersih dari segala bentuk KKN,
Pemimpin yang memiliki sense of crisis , Pemimpin yang
komunikatif.
C. Peran serta masyarakat yang pro aktif
➢ Mengsosialisasikan usaha pemberantasan korupsi,
baik dalam bentuk ceramah, seminar, diskusi,
penulisan oleh LSM, NGO, lembaga keagamaan,
lembaga pendidikan, media massa maupun
individu anggota Masyarakat

137
➢ Melaporkan setiap pejabat yang diduga KKN
kepada instansi penegak hukum, khususnya KPK
➢ Memboikot dengan cara tidak mengkonsumsi
produk dari perusahaan yang diketahui sebagai
agen koruptor atau suka menyuap pejabat
➢ Tidak memilih anggota legislatif, gubernur, bupati
dan walikota yang tidak bersih dari unsur KKN
➢ Melakukan proses aleanasi terhadap koruptor,
baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya.

E. Dampak Korupsi serta peran mahasiswa


dalam memberantas Korupsi
Masalah korupsi selalu menjadi perbincangan hangat di
masyarakat. Maraknya korupsi yang dilakukan oleh
petinggi-petinggi negara di Indonesia seakan sulit untuk
diberantas dan telah berakar. Pada dasarnya, korupsi
adalah suatu pelanggaran hukum yang kini telah menjadi
suatu kebiasaan. Kasus korupsi di Indonesia belum dapat
teratasi dengan baik. Masih banyak kasus yang dibiarkan
mengambang dan pelakunya dibiarkan lolos atau
mendapatkan hukuman yang tidak setimpal dari
tindakannya. Padahal, dampak dari korupsi ini sendiri

138
sudah merambat ke berbagai pihak khususnya pihak
masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku korupsi ini tentu
selalu dampak negatif. Dampak yang pertama adalah
berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah.
Disamping itu, negara lain juga lebih mempercayai negara
yang pejabatnya bersih dari korupsi, baik dalam kerja
sama di bidang ekonomi, politik maupun dalam bidang
lainnya. Hal ini mengakibatkan pembangunan ekonomi
serta mengganggu stabilitas perekonomian negara dan
stabilitas politik. Dampak korupsi yang berikutnya adalah
menyusutnya pendapatan negara. Penerimaan negara
untuk pembangunan didapatkan dari dua sektor, yaitu
pada penerimaan pajak dan pungutan bea. Pendapatan
negara dapat berkurang apabila tidak diselamatkan dari
para pelaku korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat
terhadap penyelundupan dan penyelewengan pada sektor-
sektor penerimaan negara tersebut. Terakhir, dampak
korupsi yang cukup fatal adalah hukum tidak lagi
dihormati. Negara kita merupakan negara hukum yang
segala sesuatu harus didasarkan pada hukum. Cita-cita
untuk menggapai tertib hukum tidak akan terwujud

139
apabila para penegak hukum melakukan tindak pidana
korupsi, sehingga hukum tidak lagi dapat ditegakkan,
ditaati, serta tidak lagi diindahkan oleh masyarakat.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa mental korupsi
akan menjadi cerminan dari kepribadian bangsa itu
sendiri yang membuat negara ini menjadi suram dan
miskin, dimana kekayaan negara dikorupsi untuk
kepentingan segelintir orang yang tanpa memperdulikan
bahwa dengan tindakan terseb
ut akan membuat sengsara rakyat indonesia. Mengatasi
Persoalan korupsi ini merupakan tugas yang sangat berat,
akan tetapi tidak mustahil untuk dilakukan. Dibutuhkan
tekad yang kuat , kesungguhan dan keinginan bersama
dari semua kalangan masyarakat untuk melawan,
mengatasi serta mencegah hadirnya mental korupsi.
Sebagai mahasiswa tentu kita akan menjadi penerus
bangsa ini. Kita harus dapat merunah “budaya” korupsi
mulai dari diri kita sendiri. Keterlibatan mahasiswa dalam
gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di
lingkungan kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat
lokal/nasional. Lingkungan keluarga dipercaya dapat

140
menjadi tolok ukur yang pertama dan utama bagi
mahasiswa untuk menguji apakah proses internalisasi anti
korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi. Keterlibatan
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu:
di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di
masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.

Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi tolok ukur


yang pertama dan utama bagi mahasiswa untuk menguji
apakah proses internalisasi anti korupsi di dalam diri
mereka sudah terjadi. Nilai-nilai yang ditanamkan orang
tua kepada anak-anaknya bermula dari lingkungan
keluarga dan pada kenyataannya nilai-nilai tersebut akan
terbawa selama hidupnya. Jadi, ketika seorang mahasiswa
berhasil melewati masa yang sulit ini, maka dapat
diharapkan ketika terjun ke masyarakat mahasiswa
tersebut akan selamat melewati berbagai rintangan yang
mengarah kepada tindak korupsi.

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di


lingkungan kampus tidak bisa dilepaskan dari status

141
mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai
kewajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya.
Untuk konteks individu, seorang mahasiswa diharapkan
dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak berperilaku
koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks
komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dapat
mencegah agar rekan-rekannya sesama mahasiswa dan
organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku
koruptif dan tidak korupsi.

Sedangkan keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti


korupsi di masyarakat dan di tingkat lokal/nasional terkait
dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
masyarakat lainnya. Dalam konteks nasional, keterlibatan
seorang mahasiswa dalam gerakan anti korupsi bertujuan
agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan
tindak korupsi yang lokal dan sistematis di masyarakat.
Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat
menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan massa anti
korupsi baik yang bersifat lokal maupun nasional.

142
INTISARI
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan
yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
Masyarakat yang berpikir kritis dan demokratis.

Identitas nasional adalah sifat khas yang


menerangkan dan seseuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri
dan komunitas sendiri.

Negara adalah kelompok sosial yang menduduki


wilayah atau daerah tertentu sedangkan konstitusi
adalah segala ketentuan dan aturan tentang
ketatanegaraan (undang undang dasar dan sebagainya)

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan


sesuatu yang mestinya dilakukan dan orang ain tidak
boleh mengambilnya baik secara paksa atau tidak.
Kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan
demi mendapatkan haka tau wewenang kita

143
Demokrasi adalah kedaulatan atau pemerintahan
yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,
demokrasi merupakan bentuk pemerintah yang
semua warganya memiliki hak yang sama dalam
setiap pengambilan keputusan

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya


Upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku.

Geopolitik berkaitan dengan geografi dan politik.


Geo artinya bumi dan politik berhubungan dengan
kekuasaan atau pemerintah. Jadi Geopolitik adalah
suatu studi yang mengkaji masalah geografi
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi.
Geografi menunjukkan kepada ruang hidup nasional,
wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara
Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa untuk

144
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan
perang dan damai.

Korupsi merupakan gejala Masyarakat yang dapat


dujympai dimana-mana, korupsi merupakan
kerusakan, keburukan, ketidakjujuran dan tidak
bermoral kesucian.

145
146

Anda mungkin juga menyukai