Oleh:
Kelompok : 9
Desy Komala
Nadia
Refina Azzahra
Zuraida Emayanti
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
dengan judul “implementasi nilai demokrasi, kesamaan derajat dan nilai ketaatan
hukum dapat meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakatan, berbangsa dan
bernegara.” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................2
A. Nilai Demokrasi............................................................................................3
B. Kesamaan derajat dan Nilai Ketaatan hukum.............................................6
C. Berbangsa dan Bernegara yang berhubungan dengan UUD 1945............9
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, baik besar
maupun kecil. Keadaan geografis ini menyebabkan terjadinya heterogenitas
masyarakat yang hidup menyebar di pulau yang ada. Heterogenitas masyarakat
Indonesia secara horizontal, dapat dilihat dari keanekaragaman suku bangsa dengan
nilai serta adat istiadat yang dikandungnya. Sedang heterogenitas atau
kemajemukan masyarakat secara vertikal nampak pada adanya kelas-kelas atau
lapisan-lapisan dimasyarakat. Dengan heterogenitas masyarakat tersebut perlu
adanya suatu undangundang yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara
secara menyeluruh. Dalam hal ini untuk menjamin hak-hak individu atau masyarakat
dalam keberagaman. Penempatan UUD sebagai peraturan tertinggi dalam
kehidupan bernegara merupakan pencerminan pelaksanaan negara hukum atau
rechastaat atau disebut pula sebagai rule of law. Unsur klasik rechsstaat yang pada
umumnya dimuat dalam UUD meliputi hak-hak manusia, pemisahan atau pembagian
kekuasaan untuk menjamin hak, pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan,
dan peradilan administrasi dalam perselisihan (Stahl dalam Budiardjo, 1986:57).
B. Identifikasi Masalah
1. Jelaskan implementasi nilai demokrasi yang berhubungan dengan UUD 1945!
2. Jelaskan kesamaan derajat dan nilai kualitas kehidupan bermasyarakat yang
berhubungan dengan UUD 1945!
3. Jelaskan berbangsa dan bernegara yang berhubungan dengan UUD 1945!
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Demokrasi
3
Berbagai peristiwa penghianatan berupa pemberontakan, gerakan separatis,
coup d’Etat, bahkan perjuangan politik yang legal melalui Konstituante, yang
dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat untuk merubah atau mengganti
konsensus tersebut dapat diatasi, khususnya oleh para pemuda, yang kita kenal
dengan angkatan 66, dan diteruskan pada tahun 1998, bagaimana para pemuda
dengan semangat tanpa pamrih, memperjuangkan reformasi sampai saat ini.
Konsensus nasional yang selama ini nilai-nilai dasarnya menjadi dasar dalam
penanaman, penumbuhan, dan pengembangan rasa, jiwa dan semangat
kebangsaan serta memberikan panduan, tuntunan dan pedoman bagi bangsa
Indonesia melakukan perjuangan guna mencapai cita-cita nasionalnya, ternyata saat
ini, mengalami suatu kemunduran (degradasi). Degradasi rasa, jiwa dan semangat
kebangsaan. Indikasi dari degradasi tersebut terlihat semakin menipisnya kesadaran
dan kurang dihayatinya tata kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai ideologi
Pancasila dan Konstitusi, pada hampir semua generasi bangsa. Khusus pemuda,
menurut laporan dari Kemengpora RI saat ini, ada 10 (sepuluh) masalah karakter
bangsa pada generasi muda/pemuda, antara lain: masih maraknya tingkat
kekerasan dikalangan pemuda ,adanya kecendrungan sikap ketidak jujuran yg
semakin membudaya , berkembangnya rasa tdk hormat, kpd org tua, guru dan
pemimpin, sikap rasa curiga dan kebencian satu sama lain, penggunaan bahasa
Indonesia dg semakin memburuk, berkembangnya prilaku menyimpang dikalangan
pemuda (narkoba, pornografi, pornoaksi,dll), kecendrungan mengadopsi nilai2
budaya asing, melemahnya idealisme, patriotisme,serta mengendapnya spirit of
nation, meningkatnya sikap pragmatisme dan hedonisme,serta semakin kabur
pedoman yg berlaku , dan sikap acu tak acu terhadap pedoman ajaran agama.
4
Nilai-nilai Kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945,
yaitu:
2) Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan
kedudukan yang sama di depan hukum.
3) Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaati
setiap hukum dan peraturan yang belaku.
Membangun Sistem Demokrasi sesuai dengan Konstitusi UUD NRI Tahun 1945 .
Proses reformasi yang bergulir pada penghujung tahun 1998, pada hakekatnya
merupakan proses demokratisasi yang dilakukan bangsa Indonesia secara gradual,
berkesinambungan dan sistematis serta menyeluruh. Proses ini akan merupakan “on
going process” mengingat agendanya yang berlanjut di samping interaksi pelbagai
fenomena sosial politik yang harus dihadapi karena lingkungan strategis yang
berubah dengan cepat, baik yang bersifat nasional, regional maupun internasional.
5
Nilai-nilai kebangsaan tersebut menjadi wujud sikap dan perilaku yang akan kita
lakukan dan tunjukkan sebagai warga negara Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam bersikap, kita harus tahu
bagaimana kita bersikap dan berperilaku dalam kumpulan masyarakat dan
berperilaku sebagai warga negara Indonesia.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini
berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas
dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan
derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas
yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga
negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan
bawah. Pasal-Pasal di dalam UUD45 tentang persamaan hak
UUD 1945 menjamin hak atas persamaan kedudukan, hak atas kepastian hukum
yang adil, hak mendapat perlakuan yang sama di depan hukum dan hak atas
kesempatan yang sama dalam suatu pemerintahan.
6
Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dan setara sesuai amanat UUD
1945, yaitu Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,” setiap warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”. Pasal 28D
ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.”
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum”. Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, ”Setiap
orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapat perlindungan ddari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”. Norma-norma
konstitusional di atas, mencerminkan prinsip-prinsip hak azasi manusia yang berlaku
bagi seluruh manusia secara universal.
UUD NRI Tahun 1945 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
penyusunan perumusan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 telah mengakomodasi
segala aspek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya bangsa Indonesia saat itu.
7
Nilai-Nilai yang terkandung dalam pasal-pasal tersebut sampai saat ini masih sangat
relevan dengan situasi dan kondisi kehidupan bangsa Indonesia.
Empat pokok hak-hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk
agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut :
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
8
• Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran
yang berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2)
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
nasional, yang diatur dengan undang-undang”
Konstitusi menjadi dasar negara karena itu konstitusi memuat visi dan tujuan
bernegara serta juga mengemukakan prinsip dan aturan dasar yang mengatur tata
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Konstitusi adalah
seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana
pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat
dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka
konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggaraan suatu negara.
Negara hukum yang didasarkan atas kedaulatan rakyat tersebut adalah dasar suatu
sistem dari Pemerintah Negara Republik Indonesia yang mempunyai tujuan
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan ... dan keadilan sosial ...” sesuai
dengan pembukaan konstitusi.
9
Konsep, kerangka teoritik, serta prinsip negara hukum yang antara lain meliputi: asas
legalitas, persamaan dalam hukum,
pembatasan kekuasaan, perlindungan hak asasi, peradilan yang bebas dan tidak
memihak seyogianya ditujukan untuk melindungi kepentingan rakyat.
Pada konteks itu, organ kekuasaan, termasuk kekuasaan kehakiman tidak hanya
dipersyaratkan harus merupakan kekuasaan yang bebas dan tidak memihak saja,
tetapi juga harus berpihak dan bertujuan untuk melindungi kepentingan dari rakyat
sang pemilik kedaulatan. Montesquieu sebagai French Jurist di dalam The Spirit of
the Laws (1748) mengemukakan ide constitutionalism yang dihubungkan the
separation of powers dalam kaitannya dengan kekuasaan kehakiman menyatakan
“... the judiciary should be independent of the legislature and executive ...”.
Konstitusi memegang peran yang sangat penting bagi Negara dalam kaitannya
dengan keberlangsungan proses penyelenggaraan Negara dalam rangka mencapai
tujuan Negara yang ingin diraih. Begitu pula dengan Negara yang menganut konsep
demokrasi.
Dalam konteks Indonesia, UUD 1945 sebagai dasar hukum tertulis tertinggi dapat
disebut sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia dan Dasar Pembentukan Negara.
10
Hal ini secara jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang memuat
pernyataan kemerdekaan serta tujuan nasional yang berlandaskan Pancasila. UUD
1945 juga mengatur kerangka ketatanegaraan serta tugas dan wewenang lembaga
Negara.
Heterogenitas Indonesia merupakan fakta yang harus diterima oleh setiap bangsa
Indonesia. Untuk itu, Negara menjamin heterogenitas Indonesia dalam UUD 1945
yang tersurat jelas dalam tujuan Negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945
dan berlandaskan falsafah negara.
11
3. Konstitusi berperan sebagai Hukum Dasar
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis bagi Negara Indonesia. Di dalamnya
mengatur hal-hal mendasar mengenai tata cara penyelenggaraan Negara,
mekanisme pemberian kekuasaan serta tata cara penggunaan kekuasaan itu oleh
lembaga Negara.
Konstitusi disebut sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata hukum suatu Negara.
Konstitusi merupakan acuan awal atau rujukan disusunnya peraturan perundangan
yang berada di bawah konstitusi. Dengan demikian, tidak boleh ada satu pun
peraturan perundangan yang bertentangan dengan konstitusi.
UUD 1945 adalah sumber hukum tertulis yang paling tinggi di Indonesia. Hal ini
berarti, sesuai dengan pernyataan di atas, UUD 1945 merupakan sumber hukum
tertulis tertinggi dan dasar bagi setiap pembentukan peraturan perundangan di
bawahnya agar tidak bertentangan dengan UUD 1945.
12
dan pemerintahan yang demokratis dapat terwujud dengan menerapkan nilai-nilai
demokratis yang tersirat dalam konstitusi oleh setiap anak bangsa secara konsisten.
Dalam Negara demokrasi, demokrasi diatur dan dibatasi oleh aturan hukum. Dengan
demikian, konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam Negara demokrasi mengatur
prosedur demokrasi serta substansi pemerintahan yang demokratis. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaga demokrasi dari penggunaan kekuasaan
yang membahayakan demokrasi itu sendiri.
13
Jika kekuasaan tidak dibatasi dengan konstitusi dikhawatirkan kekuasaan akan
bertumpu pada satu orang dan dapat dijadikan legitimasi bagi siapapun yang
berkuasa. (baca : Penyebab Terjadinya Tindakan Penyalahgunaan Kewenangan)
14
Konstitusi pada hakekatnya disusun guna mencegah terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan Negara yang dapat berakibat pada adanya pelanggaran HAM dan hak
warga negara. Hal ini berdasarkan kilasan sejarah yang menunjukkan banyaknya
jenis-jenis pelanggaran hak-hak asasi manusia yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan penguasa.
Bentuk atau jenis pelanggaran HAM tidak hanya berupa penghilangan hak hidup
manusia saja. Namun, dapat juga karena akibat adanya penyalahgunaan wewenang
yang dilakukan oleh penyelenggara Negara. Korupsi adalah contohnya. Doktrin
International Covenant Economic and Social Right menyatakan bahwa tindak pidana
korupsi yang dapat digolongkan sebagai pelanggaran HAM berat. Hal ini karena
korupsi menghilangkan hak warga Negara untuk dapat menikmati pembangunan.
Untuk mencegah selalu berulangnya masalah pelanggaran hak-hak asasi manusia
yang dilakukan oleh Negara maka diperlukan pembatasan kekuasaan Negara
melalui konstitusi. Pembatasan ini diperlukan guna melindungi hak-hak asasi
manusia seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup, dan hak kebebasan.
15
Di Indonesia, Mahkamah Konstitusi dibentuk dengan tujuan agar pelaksanaan
Undang-undang dasar dapat terjaga dan terjamin. Sebagai pengawal dan penafsir
akhir konstitusi, Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan dan kewajiban.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Nilai-nilai Kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NKRI Tahun 1945,
yaitu:
2) Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan
kedudukan yang sama di depan hukum.
3) Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaati
setiap hukum dan peraturan yang belaku.
• Berdasarkan uraian Nilai-Nilai yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun
1945 tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan perumusan pasal-pasal
UUD NRI Tahun 1945 telah
17
• Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau
Konstitusi. Undang-undang yang dibuat itu berlaku bagi semua orang tanpa
terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat.
B. Saran
1. Konsensus nasional yang selama ini nilai-nilai dasarnya menjadi dasar dalam
penanaman, penumbuhan, dan pengembangan rasa, jiwa dan semangat
kebangsaan serta memberikan panduan, tuntunan dan pedoman bagi bangsa
Indonesia saat ini, mengalami suatu kemunduran (degradasi). Oleh karena itulah kita
perlu mengangkat kembali nilai-nilai kebangsaan khususnya nilai-nilai yang
terkandung dalam konstitusi UUD NRI Tahun 1945, demi meneguhkan kembali jati
diri bangsa dan membangun kesadaran tentang sistem kenegaraan yang menjadi
konsensus nasional, sehingga diharapkan bangsa Indonesia dapat tetap menjaga
keutuhan dan mampu menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
di tengah terpaan arus globalisasi yang bersifat multidimensial.
2 . Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pasal UUD NKRI tahun 1945
diharapkan nilai-nilai tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://willyluga.wordpress.com/2015/11/20/kesamaan-derajat/
http://eprints.ums.ac.id/36306/6/BAB%201.pdf
https://guruppkn-com.cdn.ampproject.org/v/s/guruppkn.com/peran-konstitusi-dalam-
negara-demokrasi/amp?usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D&_js_v=0.1#aoh=16014461580668&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fguruppkn.com%2Fperan-konstitusi-dalam-negara-demokrasi
http://makalainet.blogspot.com/2013/10/makalah-konstitusi-negara.html?m=1
19