Anda di halaman 1dari 17

Nama : Kristina Manullang

Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi

Nim : 17.01.1550

Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama II

Dosen : Dr. Jontor Situmorang

Hubungan Bencana Global dengan Pemeliharaan Allah terhadap Seluruh Ciptaan

I. Pendahuluan

Bencana alam adalah peristiwa fenomena alam, segala unsur-unsur, jenis-jenis,


bentuk, merupakan karya Allah yang melaluinya dapat dimaknai kesaksian alam tentang
kuasa serta kemegahan Illahi. Allah bukan hanya pencipta tetapi juga terus-menerus
bertindak memelihara, memerintah membaharui dan menopang ciptaan-nya. Dalam
sajian kali ini kita akan membahas tentang Hubungan Bencana Gobal ( alam), semoga
bermanfaat bagi kita semua. Syalom Terimakasih

II. Pembahasan
II.1. Pengertian Bencana Global ( Alam )
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bencana Alam
adalah yang dimana dapat menyebabkan atau menimbulkan kesusahan,
kerugian, atau penderitaan, malapetaka dan marabahaya bagi orang yang
mengalaminya, atau bisa juga dapat kita artikan adalah kecelakaan yang
disebabkan oleh alam seperti tanah lonsor, banjir, gempa bumi, gunung
merapi, angin topan dan lain-lain.1 Dalam perjanjian lama bencana alam
adalah peristiwa fenomena alam, segala unsur-unsur, jenis-jenis, bentuk,
merupakan karya Allah yang melaluinya dapat dimaknai kesaksian alam
tentang kuasa serta kemegahan Illahi. Allah bukan hanya pencipta tetapi juga
terus-menerus bertindak memelihara, memerintah membaharui dan menopang
ciptaan-nya.2
II.2. Jenis- jenis Bencana Alam

1
W. J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985). 100
2
W. J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 307
a. Pemanasan Global

Pemanasan global berawal dari meningkatnya secara otomatis


suhu di permukaan bumi yang bermula dari kerusakan lapisan
atmosfer. Tentu saja berarti mengakibatkan perubahan pada iklim.
Dampaknya pada manusia ialah kekeringan, hujan, badai dan
wabah penyakit. Pemanasan global merupakan suatu istilah yang
merujuk kepada keadaan semakin meningkatnya temperatur di
permukaan bumi secara keseluruhan menyebabkan terjadinya
perubahan iklim di bumi.3

b. Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah “erupsi”. Bahaya letusan gunung api dapat
berupa awan panas, lontaran material, hujan abu lebat, lava, gas
racun, dan banjir lahar. Gunung meletus juga merupakan peristiwa
yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah
cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, lapisan gunung berapi yang membawa atu dan abu
dapat menyembur jauh dan lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 Km, dan tidak semua gunung
berapi sering meletus dan gunung berapi yang sering meletus
disebut berapi yang sedang aktif.4
c. Banjir
Banjir ialah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu
daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Banjir juga
bisa dikatakan datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar
yang disebabkan terbendungnya aliran sungai.5
d. Kekeringan

3
Daniel Murdiyarso, Sepulu Tahun perjalanan Negoisasi Konvensi Perubahan Iklim, ( Jakarta : Kompas,
2003), 12-14.
4
Tessa Febiani, Bencana Alam, ( Jakarta: Erlangga, 2007), 4.
5
Tessa Febiani, Bencana Alam, 5.
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah
kebutuhann air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi
dan lingkungan. Adapun yang dimaksud dari kekerigan jugaberkaitan
dengan menurunnya tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu
musim. Kekeringan berdampak pada kesehatan manusia, tanaman, dan
hewan. Kekeringan juga dapat menyebabkan pepohonan akan mati dan
tah menjadi gundul yang pada musim hujann menjadi mudah tererosi
dan banjir. Dampak dari bahayanya kekeringan mengakibatkan
bencana berupa hilangnya bahan pangan dan ternak mati, petani
kehilangan mata pencaharian, banyak orang kelaparan dan mati,
sehingga berampak menjadi urbanisasi.6

e. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah
atau batuan, maupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar
lereng akibat tergantungnya kestabilan tanah atau batuan penyusun
lereng. Tanah lonsor juga bisa disebabkan oleh penggalian lereng
untuk jalan raya, jalan kereta api dan perumahan. Longsor juga
sering terjadi pada giliran terjadi sesudah hujan lebat atau hujan
berkepanjangan. Jika curah hujan semakin banyak, tanah longsor
terjadi dimana-mana, disamping itu uga terdapat pula hubungan
antara curah hujan lebat dan kecepatan longsoran massa.7
f. Angin Topan

Angin Topan adalah angin yang kencang yang datang secara


tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spriral
dengan kecepatan 40-50 km/jam, hingga menyentuh permukaan bumi
dan akan hilang dalam waktu singkat. Ataupun bisa dikatakan angin
topan ialah ketika uap air yang membentuk awan mendung diangkasa
mencair, bahkan membeku, tekanan menurun drastis akibat molekul-
molekul gas yang berupa menjadi air. Kondisi ini menyebabkan udara
dibawah awan tertarik ke dalam awan. Dampak lebih lanjut, udara
panas di permukaan tanah pun tertarik ke atas dengan cepat. Karena

6
Tessa Febiani, Bencana Alam, 8.
7
Tessa Febiani, Bencana Alam, 11.
tekanan berkurang tiba-tiba, udara dari tempat lainpun mengalir dan
terisap saling bertabrakan, pilih-memilih menjadi pusaran angin.8

II.3. Proses terjadinya Bencana Alam


II.3.1. Bencana Alam oleh ulah Manusia

Bencana alam yang disebabkan oleh ulah manusia seperti pembakaran,


hura-hura, pembunuhan, terorisme dan sebagainya jelas dilakukan dengan
maksud jahat. Korban sering memiliki perasaan terluka dan dendam yang
sangat membara terhadap pelaku. Bencana alam oleh kesalahan dan ulah
manusia banyak kita temukan mulai darin lingkungan sekitar kita seperti
dapat kita lihat banjir dimana-mana yang disebabkan karena membuang
sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya membuat selokan
tersumbat menimbulkan banjir ketika turun hujan. Dan tanah longsor yang
juga dapat tergolong yang dimana disebabkan oleh sembarangan dalam
menebang pohon. Manusia pada awalnya disuruh untuk menjaga segala
ciptaan Allah yang lain, kemudianberahli fungsi menjadi pribadi yang
gemar melakukan hal-hal merusak, tidak bertanggung jawab, dan
menyalahgunakan kebebasan yang diberikan oleh Allah. Kebutuhan
manusia sering tidak bisa dipisahkan dari keinginannya yang tidak
terbatas. Akibatnya ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk
mengeksploitasi alam dan eksploitasi itu menjadi tak terbatas pula. Demi
kesejahteraan manusia. Alam disulap menjadi kota, tanah pertanian yang
subur dan sumber-sumber alam diambil dan diolah untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntunan keinginan manusia.9 Manusia mempunyai pikiran
atau akal yang menyanggupkan ia menghadapi tantangan alam sekaligus,
memanfaatkannya itulah sebabnya sering dikatakan manusia bersifat
mendua, pada satu pihak dapat menjadi penjaga dan pelindung alam,
tetapi dipihak lain dapat berlaku sebagai perusak.10

II.3.2. Bencana Alam yang bersifat Alamiah

Banjir, Gempa, tanah longsor, gunung meletus dan lain-lain,


merupakan bencana- bencana yang terjadi secara ilmiah. Bencana
8
Bambang Ruwanto, Angin Topan, (Yogyakarta : Kanisius, 2008), 12-13.
9
Antini Milne, Dunia di Ambang kehancuran, (Jakarta:BPK-GM, 1996), 51.
10
Robert P. B orong, Etika Bumi, (Yogyakarta: Andi, 1998), 35.
tersebut tidak dapat kita tolak namun dapat kita hindari, sebab sudah
banyak alat canggih yang dapat mendeteksi kemungkinan datangnya
bencana-bencana tersebut. Sehingga bisa menekan jumlah korban jiwa
meskipun sering kali kerugian materi atau harta benda tidak terhindar.
Tak seorangpun bisa melakukan hal itu.11

II.4. Hubungan Allah dengan Alam Semesta

Kata yang pertama menggambarkan Allah dalam hubunganNya dengan alam


semesta dan segala isinya, yaitu sebagai pencipta yang Agung. Gelar yang kedua
juga disebutkan hubungan Allah dengan umat manusia sebagai oknum yang
memelihara dan menyediakan tiap kebutuhannya dengan penuh kasih. Walaupun
dalam kitab Kej. Pasal 1, tetapi jelaslah bahwa mulai dengan pasal yang ke 2:4b
manusia menjadi pusat perhatian.12 Bagaimana manusia memandang alam,
menentukan cara mereka akan menggunakannya. Pengetahuan orang Israel
tentang Allah sebagai pencipta mereka menjyebabkan sikap mereka sangat
berbeda terhadap alam dan terhadap cara mengelola tanah. Yang dimana dapat
kita lihat seperti “negri, kemana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah
negeri seperti tanah Mesir. Yang bisa kita lihat dalam kitab (Ulangan 11:10-12).
Demikianlah orang Ibrani tidak mempunyai kata lain untuk menerangkan alam
selain gambaran dari aktivitas Allah sendiri. Allah yang berbicara dalam badai.
Hujan turun berarti Dia memberkati. Musim kering berarti Dia mengantuk. Allah
bernapas dalam angin, menghakimi dalam gempa bumi, dan menyatakan
kemuliaan-Nya dalam cakralawa.13

II.5. Bencana Alam Dalam Pandangan Menurut Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, peristiwa gempa digambarkan sebagai tanda


kehadiran Allah ( Yes 38:19 ). Pernyataan ini tidak selalu dipahami sebagai
kehadiran Allah, tetapi sering juga peristiwa gempa menandakan amarah Tuhan
kepada umat-Nya ( bnd 2 Samuel 22:8 ). Gempa dalam bahasa Ibrani disebut ra’
asy yang berarti suara, bergoncang, gemetar dan kegemparan ( Yeh 37:7; Ams
1:1 ) Dalam 1 Raja 19:1, peristiwa gempa ini menekankan sebagai lambang
kekuasaan Allah, Allah tidak semuanya datang di peristiwa yang menakutkan.
11
Robert P. B orong, Etika Bumi, 35.
12
Samuel J.S. Schults, Pengantar Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1964), 9.
13
Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab, (Bandung: Kalam Hidup, 1973), 14.
Tetapi Dia dapat hadir melalui angin sepoi-sepoi.14 Bagi orang Israel bahwa
setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka dan alam semesta ada
kaitannya dengan kuasa dan campur tangan Allah ( Maz.104 ). Dalam hal ini
tidak ada peristiwa yang terjadi tanpa sepengetahuan Allah. Setiap kejadian ada
dalam penguasaan Allah. Kuasa Allah masih tetap mengendalikan setiap bencana
alam dan Allah berkuasa atas semua kekuatan alam ( Maz 147: 8 ), dan diatas itu
seluruh binatang buas ( Ayub 38-41 ) dan diatas itu juga seluruh dunia ini yang
besar, kecil dari badai topan, Tulah-tulah, sampai kepada Kematian seekor
burung pipit sekalipun. Disamping itu, walaupun bencana alam tetap terjadi saat
ini memberikan penderitaan bagi manusia, tetapi Allah tetap berkuasa untuk
memulihkannya, bencana alam adalah salah satu bentuk penderitaan manusia.
Penderitaan cenderung dikaitkan dengan menderita yakni menanggung sesuatu
yang tidak menyenangkan.15 Sehingga kisah asal mula dunia ini sederhana tetapi
mempunyai arti makna yang dalam, dan khususnya menceritakan pekerjaan
penciptaan Allah seperti yang dinyatakan di bumi. kisah itu mengakui keberadaan
Allah yang menciptakan alam semesta, termasuk bumi ini dan segala isinya,
dengan penjelasan dinyatakan bahwa Allah yang menciptakan segala
sesuatunya.16 Dalam Perjanjian Lama, peristiwa fenomena/bencana alam, segala
Unsur-unsur , jenis-jenis, bentuk, merupakan karya Allah, yang melaluinya dapat
dimaknai kesaksian alam tentang kuasa serta kemegahan ilahi. Allah bukan hanya
pencipta, tetapi juga terus-menerus bertindak memelihara, memerintah,
membaharui dan menopang ciptaan-Nya. Alam semesta memilki tatanan dalam
kelangsungannya dan semua itu terbuka dihadapan Allah. Dia berdaulat penuh
mengatur kehendak-Nya sendiri.17

II.5.1. Bencana Alam Sebagai Penderitaan Bagi Umat Allah


Penderitaan sebagai akibat dosa dan akhirnya berkembang
menjadi gagasan bahwa penderitaan adalah hukuman Allah atas
dosa. Hukuman Allah ini didasrkan karena sifat Allah yang adil
yang harus memberikan imbalan kepada orang yang melakukan
hal yang benar dan memberikan hukuman kepada orang yang

14
Diane Bergant, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisus, 2005), 322.
15
David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, ( Jakarta:BPK-GM, 1998), 54.
16
Samuel J.S. Schults, Pengantar Perjanjian Lama, 7-8.
17
Walter C. Kaiser, Teologi Perjanjian Lama, ( Malang: Gandum Mas, 2000), 65.
melakukan dosa. Hukuman diadakan karena kejahatan manusia
yang sangat besar ( Kej 6: 5-7, 11-13 dan 17 ). Tetapi dibalik
semuanya itu Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai penolong dalam kesesakan, seklaipun bumi berubah, dan
gunung-gungun bergoncang ( Maz 46:2-4 ). Didalam Maz 18: 3
dapat dikenakan pada pergumulan terus-menerus dari orang
percaya melawan kekuatan-kekuatan fisik dan rohani masa ini,
termasuk penderitaannya yang dialami oleh korban bencana
alam.18 Istilah penderitaan banyak ditemukan di dalam Perjanjian
Lama di mana semuai itu identik dengan sakit, duka cita,
kemalangan siksaan dan lain sebagainya bencana alam, sakit
penyakit, kehilangan harta, kehilangan orang yang dikasihi,
apabila penderitaan tidak dihapai dengan pandangan yang benar
maka penderitaan menjadi hal yang dipandang buruk dan sulit
untuk dijalani19
II.5.2. Bencana Alam Diperhadapkan Dengan Peristiwa Air Bah
dalam PL
Contoh dan pola utama penghakiman Allah atas dosa manusia
adalah kisah air bah. Melalui kisah ini, pengarang menyatakan
dengan cara yang paling menakutkan bahwa dosa manusia
mendatangkan hukuman.20 Dalam zamannya Nuh, kefasikan
sangat memuncak sehingga mendatangkan hukuman Allah.
Manusia semakin banyak menggunakan pemberian dan karunia
Allah yang baik untuk kesenangannya sendiri dan tidak
menghirauhkan pemberinya. Korupsi dan kekerasan meningkat
sehingga semua perbuatan manusia penuh kejahatan. Dapat
dikatakan bahwa Allah menyesal telah menciptakan manusia dan
ia merencankan untuk memusnahkannya dari atas bumi ( Kej
6:17 ). Sekali lagi rahmat mendahului hukuman, karena selama
120 tahun manusia diperingatkan tentang kebinasaan yang akan
datang hanya seentara kejahatan umat manusia makin meningkat
18
Robert Godis, The Book of God and Man, ( London : Chichago, 1991 ), 267.
19
Jhon Joseph Owens, Analytical Key to The old Tesament, Vol I & Vol II, ( Michigan : Baker Book
House, 1988 ), 299.
20
W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I, ( Jakarta: BPK-GM, 1999 ), 132.
dan mereka makin gila akan kekuasaan. Allah memberi jaminan
kepada Nuh bahwa ia akan menetapkan perjanjian dengan Nuh
dan keturunannya. Allah memerintahkan Nuh untuk membuat
sebuah Bahtera yang akan menjadi tempat berlindung bagi mereka
selama banjir yang akan turun. Dimana bahtera itu yang
panjangnnya 140-185 m, lebarnya 23-30 dan tingginya 14-19 m,
sangat cukup untuk menampung sepasang dari tiap jenis binatang.
Selama lebih setahun kehidupan manusia dan binatang dalam
bahtera itu terpelihara sesuai dengan persedian dan perintah Allah.
Banjir itu merupakan hukuman yang paling keras bagi seluruh
umat manusia ddalam zaman perjanjian lama. Dimana maksud nya
hukuman itu ialah memusnahkan umat manusia berdosa dan
sekaligus memperbaharui umat manusia dengan perantaraan sisa
umat manusia yang saleh. Hanya Nuh dan keluarganyalah yang
diselamatkan dari kematian.21
II.5.3. Peristiwa dari Air Bah
Peristiwa yang terjadi hujan lebat turun meliputi bumi 40 hari
dan 40 malam lamanya mulai dari hari ke-7 bulan ke 2, pada
waktu Nuh bermur 600 tahun. Pada hari itu jugalah terbelah segala
mata air samudra raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-
tingkap dilangit ( Kej 7:4, 11-12 ). Permukaan air terus meningkat
selama 110 hari sehingga berkuasa seluruhnya selama 150 hari
( Kej 7:24 ). Air mulai surut dari muka bumi dan terus berkurang.
Hilanglah bahtera itu pada pegunungan Ararat. Mulai dari hari ke
17, bulan ke- 7 sampai hari ke-1. Ketika itulah tampaklah puncak-
puncak gunung ( Kej 8:3-5 ).22 Setelah 40 hari Nuh melepaskan
seekor burung gagak. Dan setelah 7 hari Nuh melepaskan burung
merpatinya kedua kalinya ( Kej 8-10 ) Setelah 7 hari Nuh
melepaskan burung merpati kedua kalinya. Sampai saat ini telah
tehitung 285 hari. Jadi sejak pembukaan tutup bahtera sampai
semua keluar terdapat jeda 57 hari ( Kej 8: 14-18 ).23
21
Agus Jetron Saragih, Pengantar Kitab-Kitab Lama 1, ( Medan : Bina Media, 2016 ), 12-13.
22
E. F. Kevan, Commentary on Genesis, The New Bible Commentary, ( Grand Rapids : Win B. Eedimans
Pub Co. 1953 ), 83-85.
23
Darmawijaya, Taurat Musa, ( Yogyakarta: Kanisius, 1992 ), 36.
II.5.4. Bencana Dalam Kesepuluh Tulah di Mesir
Di dalam Keluaran 7, dapat kita lihat awal dari kesepuluh tulah.
Kita harus memahami alasan untuk pelaksanaan hukuman-
hukuman ini. Mengapa Allah memanifestasikan kuasa-Nya yang
luar biasa :
1. Air Menjadi Darah

Merahnya sungai Nil terjadi karena polusi yang disebabkan


oleh aktifitas gunung berapi yang berakibat pada warna endapan
Lumpur sungai Nil. Hal ini lah yang mengakibatkan air tersebut
tidak dapat minum. Sungai keramatsebagai Allah oleh bangsa
Mesir, karena itu, Allah mengubahnya menjadi darah, sebagai
simbol dari hukuman. Maka Allah meruntuhkan salah satu dari
Allah mereka.

2. Katak

Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan


masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, katak itu akan naik
memanjati engakau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu
( Kel 8: 3-4 ). Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala
air di Mesir. Maka bermunculanlah katak-katak lalu menutupi
Mesir ( Kel 8: 6 ). Katak adalah binatang yang keramat, utamanya
karena anak-anak dari katak dilindungi oleh dewi.

3. Nyamuk

Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan


memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu
hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah
menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir ( Kel 8:17 ). Dalam
terjemahan Alkitab berbahasa Inggris memakai beberapa kata
untuk merujuk pada kata yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan nyamuk ( NIV, RASV ). Dalam bahasa
Ibrani kata yang dipakai untuk merujuk nyamuk adalah NIKI
( kinnim ). Kata ini hanya muncul sekali dalam keseluruhan PL.
4. Lalat

Beelzebul yang berarti dewa lalat. Adalah nama lain dari setan.
Sekali lagi kita melihat penghakiman Allah jatuh ke atas Allah-
allah orang Mesir, karena Musa memiliki kuasa atas semua Allah
ini. Firaun mengajukan tawarannya yang dalam usaha tawar-
menawar dengan Musa 8:25.

5. Penyakit Sampar pada ternak

Kemunculan lalat-lalat yang dapat menggigit di daerah sungai


menularkan penyakit pada ternak. Ini adalah sebuah penghakiman
atas ternak-ternak. Orang Mesir menyembah berhala-berhala dan
dewa-dewa dalam rupa ternak.

6. Barah

Lalu mereka mengambil jelaga dari dapur peleburan, dan


berdiri di depan Firaun, kemudian Musa menghamburkannya ke
udara, maka terjadilah barah, yang memecah sebagai gelembung
pada manusia dan binatang (Kel. 9:10). Barah yang dimaksud di
sini kemungkinan adalah sejenis anthrax pada kulit, yaitu sejenis
bisul bernanah yang jika mengelupas membentuk gelembung-
gelembung  dan menyerang seluruh lutut, paha, kaki, telapak kaki
manusia bahkan kepalanya (bdg. Ul. 28:35). Mungkin karena
kondisi yang sedemikian parah inilah yang menjadi alasan
mengapa para ahli sihir Mesir tidak dapat menghadap Firaun (Kel.
9:11).

7. Hujan Es

Aktifitas gunung berapi hanya mengakibatkan penyebaran abu


yang meluas tetapi juga belerang dan juga merubah sistem cuaca.
Penghakiman ini turun atas tubuh. Seperti patung-patung pahatan
Mesir Kuno amat sangat sensual. Hujan es dan api turun atas dewa
pertanian.

8. Belalang
Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke atas tanah Mesir, dan
TUHAN mendatangkan angin timur melintasi negeri itu, sehari-
harian dan semalam-malaman, dan setelah hari pagi, angin timur
membawa belalang. Datanglah belalang meliputi seluruh tanah
Mesir dan hinggap di seluruh tanah Mesir, sangat banyak; sebelum
itu tidak pernah ada belalang yang demikian banyaknya dan
sesudah itupun tidak akan terjadi lagi demikian. Belalang
menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi
gelap olehnya; belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan
di tanah dan segala buah-buahan pada pohon-pohon yang
ditinggalkan oleh hujan es itu, sehingga tidak ada tinggal lagi yang
hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh
tanah Mesir  (Kel. 10:13-15). Dengan gambaran serangan yang
dipaparkan kitab Keluaran pada bagian ini, seharusnya orang
Mesir  meminta bantuan kepada Sobek, dewa berkepala buaya
yang menguasai binatang-binatang dan serangga. Sebagai anak
dari Neith, Sobek adalah setan bawah bumi yang menguasai 4
elemen, api, bumi, air dan udara. Dengan demikian Sobek
bekerjasama dengan dewa-dewa lainnya, seperti Ra (api), Geb
(bumi), Osiris (air) dan Shu (Udara). Dengan menguasai 4 elemen
di atas, Sobek harus mampu menguasai binatang-binatang dengan
aktifitas dan habitat tertentu, seperti buaya di air, belalang di
udara. Namun ternyata, Sobek tidak mampu menghadapi serangan
pasukan belalang di tanah Mesir.

9. Kegelapan

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah


gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari. Tidak ada
orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orangyang
dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; (Kel. 10:22-23a).
Orang Mesir menganggap Amon-Ra sebagai dewa atas segala
dewa. Mereka percaya bahwa tidak ada dewa yang lebih tinggi
dari Ra. Matahari terdiri dari mata Ra; terang dan hangatnya
matahari tengah hari merupakan percikannya ketika dia mandi. Ra
juga disebut sebagai Khepri (matahari yang terbit), Atum
(matahari terbenam) sehingga seluruh posisi matahari, baik terbit
hingga terbenam, merupakan bagian dari postur tubuh Ra. Dan
Firaun dipandang sebagai anak Ra, yaitu perwakilan Ra di muka
bumi. Jika matahari tidak muncul atau sedang mengalami gerhana,
hal itu dianggap sebagai pertanda buruk bagi Firaun. Apalagi jika
kegelapan itu terjadi selama 3 hari karena angka 3 dimengerti oleh
orang Ibrani dan Mesir sebagai lambang kedaulatan Allah
sehingga tidak ada seorangpun yang mampu mengubahnya. 
Dengan demikian tulah ini dapat dikatakan sebagai puncak dari
tulah-tulah lainnya.

10. Kematian anak Sulung

Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak


sulungFiraun yang duduk di tahtanya sampai kepada anak sulung
orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta  segala anak
sulung hewan. Lalu bangunlah Firaun pada malam itu, bersama
semua pegawainya dan semua orang Mesir; dan kedengaranlah
seruan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak ada
kematian  (Kel. 12:29-30).24

II.6. Pengertian Pemeliharaan


II.6.1. Pengertian Pemeliharaan
KBBI menjelaskan bahwa pemeliharaan sebagai asas yang
menguasai dunia alamiah, atau kasih, kehendak Allah yang
memerintah. Dalam bahasa ibrani, (‫)דאָה‬, Ra’a . berarti
menyediakan . kata pemeliharaan, merujuk pada penjagaan Allah
dan kuasanya atas alam semesta. Banyak Mazmur memuji Allah
untuk pemeliharaannya terhadap manusia, binatang dan tumbuh-
tumbuhan.25
II.6.2. Pemeliharaan Allah Terhadap Alam dan Ciptaan-Nya
Dalam Alkitab, alam mempunyai makna teologis, Allah
menjadikan daratan dan menahan laut. Ia membuat tanah
24
W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I, 54-58.
25
Biill Berends, Teologi Dasar, ( Jakarta : BPK-GM, 2010 ), 64-66.
mengeluarkan hasilnya atau mengirimkan bencana kelaparan. Ia
mengirim atau menahan hujan. Jika Ia tidak mengirim hujan awal
tanah belum siap untuk ditanami dan bila Ia menahan hujan, buah
tidak akan masak. Allah mengirimkan angin Timur yang kering
atau sekawanan belalalang yang merusak. Ia menentkan batas-
batas alam. Sungai-sungai mngalir ke laut, tetapi laut tidak pernah
penuh. Allah membuat gunung-gunung. Ia membuat bangsa-
bangsa berpidah dari satu tempat ke tempat lain, membawa orang
Israel dari Mesir, orang Falistin dari Kaptor dan orang Siria dari
Kir ( Ams 9:2 ). Keadaan alam juga dapat menjelaskan perpecahan
yang sering terjadi di Israel.26 Pemeliharaan Allah adalah istilah
yang sering kita gunakan dalam percakapan Kristen untuk
mengakui campur tangan Allah di dalam segala persoalan kita.
pemeliharaan Allah adalah istilah yang sering kita guakan dalam
percakapan Kristen untuk mengakui campur tangan Allah di dalam
segala persoalan kita.27 kisah air bah, meskipun merupakan contoh
terbaik mengenai penghakiman Allah atas dosa manusia, juga
membuktikan dengan Luwes anugerah pemeliharaan-Nya. Air.
( Kej 8:21-22 ). Meskipun dosa manusia berlanjut, kita dapat
saksikan kemurahan Allah dalam keteraturan-keteraturan alam :
“selama bumi masih ada, takkan berhenti musim menabur dan
menuai. Kejahatan manusia tidak berubah meskipun demikian
Allah memindahkan manusia ke dalam suatu dunia yang diatur
secara baru dan menjamin kejadian-kejadian alam berlangsung
terus.28 Dalam setiap peristiwa itu, Allahlah yang mengambil
prakarsa, ini bukan persetujuan antara pihak-pihak yang setara.
Allahlah yang menetapkan ketentuan-ketentuannya. Dialah yang
mengumumkan ketentuan-ketentuan itu dan Dia sendirialah yang
menjamin pelaksanaannya. Manusia menikmati berkat-berkat dari
perjanjian itu, asalkan mereka menaati perintah-perintah Allah.29
II.6.3. Pemeliharaan Allah terhadap Korban Bencana Alam
26
W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I, 88-90.
27
Jerry Birdge, Besera kepada Tuhan, ( Jakarta : BPK-GM). 15-19.
28
W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I, 91-93.
29
Pedoman lengkap Pendalaman Alkitab, Handbook to The Bible, ( Bandung: Kalam Hidup, 1973 ), 152
Manusia mendapat kesempatan yang baru di dalam dunia yang
baru, perbuatan Nuh yang pertama setelah keluar dari Bahtera
yaitu berbakti kepada Allah dengan mempersembahkan kurban
binatang. Sebagai perjanjian pelangi adalah tanda perjanjian Allah
dengan manusia, yang memberi jaminan bahwa umat manusia
tidak akan dibinasakan lagi dengan air bah. Setalh Nuh dan anak-
anaknya menerima dasa bagi harapan yang baru, maka mereka
diperintahkan untuk mendiami dan menduduki bumi. Allah
menyediakan makanan bagi mereka, yaitu binatang-binatang yang
harus disembelih dan tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi semua
manusia diharuskan memberi pertanggungjawaban kepada Allah
bila menumpahkan darah sesamanya.30 Allah memberkati Nuh dan
anak-anaknya serta berfirnan kepada mereka. “Beranakcuculah
dan bertambah banyaklah serta penuhi bumi. lihatlah Aku akan
mengadakan perjanjian-Ku dengan dengan kamu dan dengan
ketuunan-Mu, dan dengan segala mahluk hidup yang bersama-
sama dengan kamu”, burung- burung, ternak dan binatang-
binatang liar. Sejak ini tidak akan ada mahluk yang hidup akan
dilenyapkan dengan air bah. Inilah tanda perjanjian yang kuadakan
antara Aku dan kamu serta segala mahluk yang hidup untuk
selama-lamanya. Apabiklah kemudian kudatangkan awan, hitam
diatas bumi.31
II.7. Pengertian Kesetiaan

Arti kesetiaan berasal dari kata dasar setia yang berarti tetap, teguh hati, patuh,
taat dan berpegang teguh. Maka kesetiaan merupakan keteguhan hati, ketaantan,
patuh.32 Dalam bahasa Ibrani kata setia disebut dengan, ( ‫ ) ﬡמן‬mn, yang berarti
setia.33

II.8. Bukti Kesetiaan Umat Kepada Allah

30
Agus Jetron Saragih, Pengantar Kitab-Kitab Lama 1, 12.
31
Nico Terlinden, Cerita itu berlanjut, ( Jakarta : BPK-GM, 2008 ), 38.
32
W.J. S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, 936.
33
Willem A. Vangemeran, New International Dictionary of Old Testament Theology and Exegeseis Vol
3, ( Cumbria, Paternoster Press, 1989), 430.
Kesetiaan sangat berhubungan erat dengan kepercayaan dan keyakinan kepada
Allah di dalam ketetapan dan keteguhan oleh segenat hati. Dapat dikatakan
bahwa kesetiaan itu tidak dapat terlepas dari iman dan kepercayaan. Kata
kesetiaan menyatakan sikap kita terhadap Tuhan, percaya adalah hubungan
pribadi antara kita dengan Tuhan. Hidup dalam kesetiaan berarti hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan, dengan menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada
Tuhan.34 Dalam pemikiran perjanjian lama bukanlah suatu persetujuan tawar-
menawar diantara Allah dan umat Israel. Dan lebih baik kita menggambarkannya
sebagai pemberian atau karunia Tuhan kepada umat-Nya.35 Umat Allah adalah
bangsa Israel yang disebut bangsa pilihan Allah, dimana Israel dipilih bukan
karena usaha Israel tetapi karena inisiatif Allah untuk mengumpulkan umat
pilihan-Nya, suatu persekutuan Allah yang berhubungan dengan umat-Nya. Oleh
sebab itu umat Allah persekutuan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah yang
didasarkan atas perjanjian Allah dengan Israel, merupakan ikatan persekutuan
antara Allah dengan bangsa-Nya dan unuk itulah Allah memberikan peraturan
yaitu hukum-hukumNya yang harus ditaati. Dalam kitab (Ul 7:6) disebutkan
bahwa bangsa Israel adalah umat yang kudus bagi Tuhan Allahnya dan telah
menjadi umat Tuhan. Dengan demikian umat dalam Pl berarti bangsa yang
dihimpun oleh Yahwe dan mengambil bagian dalam perjanjian Yahwe. Allah
Yehuwa tidak bermaksud agar manusia ditimpa oleh bencana alam. Allah ingin
agar manusia hidup kekal dalam keadaan damai di bumi. seperti yang Tuhan
lakukan pada zaman Nuh. Tuhan akan turun tangan dalam urusan di bumi untuk
melenyapkan keburukan.36 Air bah menggambarkan hukuman Allah atas dunia,
tetapi juga menunjukkan kasih karunia-Nya.37 Nuh mempersembahkan korban. Ia
bersyukur kepada Allah dengan sikap saleh seperti semula.38

III. Kesimpulan

Maka dapat saya simpulkan, yang dimana bencana global (alam), sangatlah dapat
mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari. Yang dimana bencana alam ini terjadi
karena adanya proses alam yang mengakibatkan kerusakan dan pergeseran yang
34
B.J. Boland, Inti Sari Kristen, ( Jakarta : BPK-GM, 1999 ), 15.
35
Robert Davidson, Alkitab Berbicara, ( BPK-GM, 2001 ), 67-68.
36
G.E. Wright, Perjanjian Lama Terhadap Sekitarnya, ( Jakarta : BPK-GM, 1967 ), 68-70.
37
Andrew Hiil, Survei Perjanjian Lama, ( Malang : Gandum Mas, 2008 ), 151.
38
Nico Terlinden, Cerita itu berlanjut, 38.
berujung pada kondisi yang tidak sangat memungkinkan ataupun bencana alam bisa juga
terjadi oleh dosa ataupun perbuatan manusia yang tidak berkenan dihapadan Allah.
Bencana alam juga sering disebut yang dapat menyebabkan atau menimbulkan
kesusahan, kerugian, atau penderitaan, malapetaka dan marabahaya bagi orang yang
mengalaminya, atau bisa juga dapat kita artikan adalah kecelakaan yang disebabkan oleh
alam seperti tanah lonsor, banjir, gempa bumi, gunung merapi, angin topan dan lain-lain.

IV. Daftar Pustaka


Berends Biill, Teologi Dasar, Jakarta : BPK-GM, 2010.
Bergan Diane, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisus, 2005.
Baker David L., Mari Mengenal Perjanjian Lama, Jakarta:BPK-GM, 1998.
Birdge Jerry, Besera kepada Tuhan, Jakarta : BPK-GM, 2000.
Boland B.J., Inti Sari Kristen, Jakarta : BPK-GM, 1999.
Davidson Robert, Alkitab Berbicara, BPK-GM, 2001.
Febiani Tessa, Bencana Alam, Jakarta: Erlangga, 2007.
Godis Robert, The Book of God and Man, London : Chichago, 1991.
Hiil Andrew, Survei Perjanjian Lama, Malang : Gandum Mas, 2008.
Kaiser Walter C., Teologi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2000.
Kevan E. F, Commentary on Genesis, The New Bible Commentary,Grand
Rapids : Win B. Eedimans Pub Co. 1953.
Lasor W.S. Pengantar Perjanjian Lama I, Jakarta: BPK-GM, 1999.
Milne Antini, Dunia di Ambang kehancuran, Jakarta:BPK-GM, 1996.
Murdiyarso Daniel, Sepulu Tahun perjalanan Negoisasi Konvensi Perubahan
Iklim, Jakarta : Kompas, 2003.
Orong Robert P. B, Etika Bumi, Yogyakarta: Andi, 1998.
Owens Jhon Joseph, Analytical Key to The old Tesament, Vol I & Vol II,
Michigan : Baker Book House, 1988 .
Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab, Bandung: Kalam Hidup, 1973.
Poerwadarminta W. J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1985.
Ruwanto Bambang, Angin Topan, Yogyakarta : Kanisius, 2008.
Saragih Agus Jetron, Pengantar Kitab-Kitab Lama 1, Medan : Bina Media, 2016.
Schults Samuel J.S., Pengantar Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 1964.
Terlinden Nico, Cerita itu berlanjut, Jakarta : BPK-GM, 2008.
Vangemeran Willem A., New International Dictionary of Old Testament
Theology and Exegeseis Vol 3, Cumbria, Paternoster Press, 1989.
wijaya Darma, Taurat Musa, Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Wright G.E., Perjanjian Lama Terhadap Sekitarnya, Jakarta : BPK-GM, 1967.

Anda mungkin juga menyukai