1Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: siahayaelizabeth@gmail.com
2Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: victor_pattiasina@uniyap.ac.id
3Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: ya2sonjaya@gmail.com
4Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: kartim321@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, tingkat
pendidikan, sanksi pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada wajib pajak oang pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Jayapura. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Jayapura. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dengan jumlam sampel yaitu 142
responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan, tingkat pendidikan dan
sanksi pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jayapura.
Kualitas pelayanan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama
Jayapura. Sedangkan pengetahuan pajak tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jayapura.
Kata kunci: Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Tingkat Pendidikan, Sanksi Pajak, Kualitas
Pelayanan Fiskus, Kepatuhan Wajib Pajak
pelaku usaha dan memiliki NPWP di Kota menggunakan rumus korelasi product moment
Jayapura. dengan level signifikansi 5% dari nilai kritisnya.
3.1.2. Sample Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari
Sampel penelitian ini adalah seluruh wajib pajak 0,05 (5%) maka dikatakan valid dan sebaliknya
orang pribadi non karyawan yang memiliki NPWP tidak valid [13].
di Kota Jayapura, di mana wajib pajak orang
pribadi non karyawan yang dimaksud adalah 3.3.2. Uji Realibilitas
sebagai berikut. Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan
3.1.2.1. Merupakan wajib pajak orang pribadi non menghitung Cronbach’s alpha dari masing-
karyawan atau pengusaha. masing instrumen dalam suatu variabel.
3.1.2.2. Telah menjalankan usahanya minimal dua Cronbach’s Alpha dapat digunakan untuk
tahun. mengukur reliabilitas tes yang menggunakan skala
Pengambilan sample dalam penelitian ini likert.
dilakukan secara purposive sampling, yaitu Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang yaitu sebesar nilai Cronbach’s Alpha [14]. Jika
representatif (mewakili populasi) sesuai dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,8-1
kriteria yang telah ditentukan. Tujuan utama menunjukkan reliabilitas baik, nilai sebesar 0,6-
penggunaan purposive sampling dengan 0,75 berarti reliabilitas diterima, dan jika nilai
menggunakan kriteria adalah untuk mengecilkan Cronbach’s Alpha < 0,6 menunjukkan reliabilitas
jumlah sample, mendapatkan sampel sesuai kurang baik.
maksud dan tujuan penelitian serta keterbatsan
waktu dan biaya. 3.4. Uji Asumsi Klasik
3.4.1. Uji Normalitas
3.2. Teknik Pengumpulan Data Uji normalitas data pada penelitian dilakukan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan grafik normal probability
penelitian ini adalah metode kuisioner yaitu teknik plot dengan melihat kecenderungan sebaran data
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terhadap garis regresi [15]. Selain itu untuk
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan memastikan tingkat Normalitas data agar lebih
tertulis kepada responden untuk dijawab [12] akurat maka digunakan juga pengujian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kolmogorov-smirnov. Kenormalan data dapat
variable dengan skala Likert 1–5 (5;Sangat Setuju, dilihat dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar
4;Setuju, 3;Netral, 2;Kurang Setuju, 1;Tidak dari 0,05.
Setuju). 3.4.2. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas adalah untuk menguji
3.3. Uji Instrumen Penelitian apakah dalam sebuah model regresi terdapat
Data dalam suatu penelitian mempunyai ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke
kedudukan yang sangat penting, karena data pengamatan yang lain. Jika varians residual dari
merupakan penggambaran variable yang diteliti suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut
dan berfngsi sebagai alat pembuktian hipotesis homoskedastisitas dan jika varians berbeda,
yang diangkat dalam penelitian, oleh karena itu disebut heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas
benar atau tidaknya data tersebut. Maka dari itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya
perlu dilakukan pengujian Validitas, Realibilitas heterokedastisitas dengan melihat grafik plot.
dan Asumsi klasik. Dalam penelitian ini 3.4.3. Uji Multikolinearitas
menggunakan komputer dengan program SPSS Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada
(Statistical Product and Services Solutions) for tidaknya multikolinearitas didalam model regresi
Windows Release versi 21. dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance
3.3.1. Uji Validitas Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang
Uji validitas menggunakan pengujian construct besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10
validity yang dilakukan dengan teknik korelasi menunjukan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar skor butir pertanyaan dalam suatu variabel diantara variable bebasnya [15]
yang diamati dengan skor totalnya, dengan
Sementara nilai t tabel = 1,977 sehingga t hitung > 4.3.2. Pengujian F (Uji simultan)
t tabel (2,050 > 1,977) dengan probabilitas ANOVAa
Model F Sig.
signifikansi sebesar 0,042 < 0,05. Hasil tersebut Regression 23.401 .000b
membuktikan bahwa sosialisasi pajak 1 Residual
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Total
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini
berarti bahwa Ho ditolak, dan Ha atau Hipotesis-1 Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa secara
diterima. bersama-sama (simultan) Sosialisasi Perpajakan
4.3.1.2. Pengujian Hipotesis 2 (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Tingkat
Berdasarkan hasil uji parsial variabel Pengetahuan Pendidikan Wajib Pajak (X3), Sanksi Pajak (X4)
Perpajakan menunjukkan t hitung sebesar 1,154. dan Kualitas Pelayanan Fiskus (X 5 ) memiliki nilai
Sementara nilai T Tabel = 1,977 sehingga t hitung Fhitung sebesar 23,401 yang lebih besar dari Ftabel
< t tabel (1,154 < 1,977) dengan probabilitas yaitu 1,987 (23,401 > 1,987) yang berarti bahwa
signifikansi sebesar 0,250 > 0,05. Hasil tersebut Hipotesis 6 diterima. Berarti Sosialisasi
membuktikan bahwa pengetahuan perpajakan Perpajakan (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2),
tidak berpengaruh secara positif dan tidak Tingkat Pendidikan Wajib Pajak (X3), Sanksi
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang Pajak (X4) dan Kualitas Pelayanan Fiskus (X5)
pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho diterima, dan Ha secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
atau Hipotesis-2 ditolak. positif dan signifikan terhadap Kepatuhan wajib
4.3.1.3. Pengujian Hipotesis 3 pajak orang pribadi (Y). Ha diterima dan Ho
Berdasarkan hasil uji parsial variabel tingkat ditolak
pendidikan wajib pajak menunjukkan t hitung
sebesar 3,350. Sementara nilai T Tabel = 1,977 4.4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
sehingga t hitung > t tabel (3,350 > 1,977) dengan Adjusted R
probabilitas signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Model
Square
Std. Error of the Estimate
Hasil tersebut membuktikan bahwa tingkat 1 0.443 0.393079
pendidikan wajib pajak berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Kelayakan model konseptual menunjukkan bahwa
orang pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak, Adjusted R Square (R2) adalah 0,443. Hal ini
dan Ha atau Hipotesis-3 diterima. berarti 44,3% variabel dependen Kepatuhan wajib
4.3.1.4. Pengujian Hipotesis 4 pajak orang pribadi (Y) dapat dijelaskan oleh
Berdasarkan hasil uji parsial variabel sanksi pajak kelima variabel independen, yaitu Sosialisasi
menunjukkan t hitung sebesar 8,587. Sementara Perpajakan (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2),
nilai T Tabel = 1,977 sehingga t hitung > t tabel Tingkat Pendidikan Wajib Pajak (X3), Sanksi
(8,587 > 1,977) dengan probabilitas signifikansi Pajak (X4) dan Kualitas Pelayanan Fiskus (X5).
sebesar 0,000 < 0,05. Hasil tersebut membuktikan Sementara siasanya (100% - 44,3% = 55,7%)
bahwa Sanksi Pajak berpengaruh secara positif dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini.
orang pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak,
dan Ha atau Hipotesis-4 diterima. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1.5. Pengujian Hipotesis 5 4.5.1. Sosialisasi Pajak Berpengaruh Secara
Berdasarkan hasil uji parsial variabel kualitas Positif Dan Signifikan Terhadap
pelayanan fiskus menunjukkan t hitung sebesar - Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
2,902. Sementara nilai T Tabel = 1,977 sehingga t Berdasarkan hasil penelitian ini yang
hitung > t tabel (2,902 > 1,977) dengan menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan
probabilitas signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. merupakan hal penting yang harus selalu
Hasil tersebut membuktikan bahwa kualitas ditingkatkan oleh KPP Pratama Jayapura, karena
pelayanan berpengaruh secara negatif dan sosialisasi perpajakan mampu menyampaikanan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang informasi mengenai perpajakan kepada wajib
pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak, dan Ha pajak sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan
atau Hipotesis-5 diterima. wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Dengan demikian kepatuhan menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan
wajib pajak akan meningkat. Dengan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang
dilakukannya sosialisasi tentang pajak, mendukung dan menghambat perilakunya tersebut
diharapkan dapat membuat wajib pajak (perceived power). Dalam hal ini kurangnya
mengetahui, memahami, dan menyadari pengetahuan wajib pajak menghambat wajib pajak
pentingnya pajak bagi pembangunan. dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
Diadakannya sosialisasi perpajakan secara Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kolektif juga dapat menimbulkan interaksi sesama sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel
wajib pajak. Sesuai dengan Teori Atribusi yang pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh dan
menjelaskan bahwa seorang wajib pajak akan tidak signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak
melihat kebiasaan orang lain yang akan ditirunya. orang pribadi [16].
Sehingga wajib pajak yang sudah patuh akan 4.5.3. Tingkat Pendidikan Wajib Pajak
mempengaruhi wajib pajak lain yang belum Berpengaruh Secara Positif Dan
melaksanakan kewajiban pajak. Hal ini Signifikan Terhadap Kepatuhan Wajib
menyebabkan sosialisasi perpajakan berpengaruh Pajak Orang Pribadi
terhadap kepatuhan wajib pajak. Tingkat pendidikan pada penelitian ini
Theory of Planned Behavior (TPB) juga menjelaskan jenjang pendidikan yang telah
menjelaskan bahwa munculnya niat berperilaku ditempuh oleh wajib pajak. Semakin tinggi tingkat
salah satunya ditentukan oleh normative beliefs. pendidikan masyarakat akan menyebabkan
Normative beliefes adalah dorongan atau motivasi masyarakat lebih memahami perannya sebagai
yang berasal dari luar diri seseorang (orang lain) seorang wajib pajak. Bagi wajib pajak yang
yang akan mempengaruhi perilaku seseorang berpendidikan tinggi tentunya lebih memahami
tersebut. Dalam hal ini, sosialisasi akan menjadi tentang pentingnya membayar pajak sebagai salah
salah satu pendorong wajib pajak untuk patuh satu kewajiban sebagai warga negara.
akan kewajiban pajaknya. Behavioural beliefs dalam Theory of Planned
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Behavior merupakan keyakinan individu akan
sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel hasil dari suatu perilaku yang dilakukan. Teori
sosialisasi pajak berpengaruh secara positif dan Atribusi juga menjelaskan bahwa perilaku yang
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang disebabkan oleh faktor internal adalah perilaku
pribadi [1] dan [6]. yang diyakini berada di bawah kendali pribadi
4.5.2. Pengetahuan Perpajakan Tidak individu itu sendiri. Dalam hal ini, tingkat
Berpengaruh Secara Positif Dan Tidak pendidikan menjadi salah satu faktor yang dapat
Signifikan Terhadap Kepatuhan Wajib meyakinkan individu untuk berperilaku patuh
Pajak Orang Pribadi terhadap kewajiban pajaknya.
Pengetahuan wajib pajak pada penelitian ini tidak Penelitian ini sejalan dengan penelitian
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel
menjalankan kewajiban pajaknya. Hal ini tingkat pendidikan wajib pajak berpengaruh
disebabkan wajib pajak belum mengerti mengenai secara positif dan signifikan terhadap Kepatuhan
konsep ketentuan umum dan tata cara perpajakan wajib pajak orang pribadi [4].
yang berlaku di Indonesia mulai dari objek pajak, 4.5.4. Sanksi Pajak Berpengaruh Secara
subjek pajak, perhitungan pajak terutang, tarif Positif Dan Signifikan Terhadap
pajak, pencatatan pajak terutang, sampai pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
pembayaran dan pelaporan. Berdasarkan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
kurangnya pengetahuan tersebutlah maka dapat diinteprestasikan bahwa apabila Dirjen
responden menjadi tidak patuh untuk melaporkan Pajak melakukan sanksi perpajakan dengan tegas
dan membayarkan pajaknya. maka akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib
Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa pajak. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya
control beliefs adalah salah satu faktor yang pengenaan sanksi pajak dapat meningkatkan
memunculkan niat seseorang untuk berperilaku. kepatuhan wajib pajak dalam perpajakan. Wajib
Control beliefs merupakan keyakinan tentang pajak akan mematuhi pembayaran pajak bila
keberadaan hal-hal yang mendukung atau memandang sanksi denda akan lebih banyak
merugikannya. Semakin banyak sisa tunggakan pelayan fiskus. Sehingga perilaku patuh yang
pajak yang harus dibayar wajib pajak, maka akan ditunjukkan oleh wajib pajak disebabkan secara
semakin berat bagi wajib pajak untuk eksternal terjadi karena situasi lingkungan yang
melunasinya. mendukung.
Goal setting theory menyatakan perilaku Penelitian ini sejalan dengan penelitian
seseorang sangat ditentukan dengan adanya tujuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel
yang dikehendaki dan keinginan-keinginan yang kualitas pelayanan berpengaruh dan signifikan
ingin dicapai. Dalam penelitian ini, wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi [1].
berperilaku patuh dalam membayar pajak agar 4.5.6. Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan
dapat menghindari sanksi yang mungkin akan Perpajakan, Tingkat Pendidikan Wajib
diterima oleh wajib pajak tersebut. Perilaku wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan Kualitas
pajak yang menghindari sanksi agar patuh juga Pelayanan Fiskus Secara Bersama-
sesuai dengan normative beliefs dalam Theory of Sama (Simultan) Berpengaruh Positif
Planned Behavior. Normative beliefs adalah Dan Signifikan Terhadap Kepatuhan
perilaku yamg timbul akibat adanya dorongan Wajib Pajak Orang Pribadi
yang berasal dari luar diri seseorang. Sosialisasi tidak hanya dapat meningkatkan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pengetahuan tentang pajak yang nantinya dapat
sebelumnya bahwa variable sanksi pajak berdampak pada pada peningkatan kepatuhan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap wajib pajak itu sendiri. Sehingga dari sosialisasi
Kepatuhan wajib pajak orang pribadi [1]. perpajakan diharapkan dapat meningkatkan
4.5.5. Kualitas Pelayanan Berpengaruh jumlah penerimaan pajak sesuai target. Kepatuhan
Secara Negatiftif Dan Signifikan wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya.
Orang Pribadi Peningkatan kepatuhan wajib pajak dapat dilihat
Indikator kualitas pelayanan ditentukan oleh tiga dari bertambahnya jumlah wajib pajak yang
faktor yaitu kualitas interaksi, kualitas lingkungan melapor, meyampaikan SPT, dan membayar, serta
fisik, hasil kualitas pelayanan [17]. Yang berkurangnya wajib pajak yang mempunyai
dimaksud dari kualitas interaksi di atas yaitu tunggakan dan sanksi baik administrasi maupun
bagaimana cara fiskus dalam mengkomunikasikan pidana. Penerapan sanksi diterapkan sebagai
pelayanan pajak kepada wajib pajak sehingga akibat tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan
wajib pajak puas terhadap pelayanannya. Kualitas oleh wajib pajak sebagaimana diamanatkan oleh
lingkungan fisik yang dimaksud adalah Undang-undang Perpajakan. Wajib pajak akan
bagaimana peranan kualitas lingkungan dari patuh jika mereka berpikir adanya sanksi berat
kantor pajak sendiri dalam melayani wajib pajak. akibat tindakan ilegal dalam usahanya
Hasil kualitas pelayanan yang dimaksud adalah menghindari pajak.
apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa
kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi seseorang akan berperilaku patuh atau tidak patuh
wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga terhadap kewajiban perpajakannya dengan
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Oleh dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
karena itu, apabila persepsi wajib pajak puas rasionalitas terkait manfaat pajak. Dengan adanya
terhadap pelayanan yang diberikan oleh fiskus sosialisasi perpajakan yang dilakukan secara
maka wajib pajak tersebut akan taat membayar intensif dan efektif oleh DJP dapat meningkatkan
pajak dan kepatuhan wajib pajak di suatu negara kepatuhan wajib pajak. Selain itu, penerapan
akan meningkat. sanksi perpajakan diharapkan dapat mengurangi
Dalam Teori Atribusi dijelaskan bahwa ketidakpatuhan wajib pajak.
pengamatan terhadap seseorang yang dilakukan
oleh individu-individu adalah menganalisa apakah 5. PENUTUP
perilaku tersebut terjadi secara internal ataupun 5.1. Kesimpulan
eksternal. Dalam penelitian ini, wajib pajak Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka
berperilaku patuh dikarenakan adanya pengaruh kesimpulan yang dapat disampaikan melalui
dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut;
5.1.1. Berdasarkan hasil analisis menunjukan (Studi Empiris Pada Badan Usaha Milik
sosialisasi perpajakan berpengaruh secara Desa di Kabupaten Buleleng ),” JIMAT
positif dan signifikan terhadap kepatuhan (Jurnal Ilm. Mhs. Akuntansi), vol. 10, pp.
wajib pajak orang pribadi. 368–379, 2019.
5.1.2. Berdasarkan hasil analisis menunjukan [5] Sudirman, Rismawati, and A. Amirudin,
bahwa pengetahuan perpajakan tidak Perpajakan Pendekatan Teori Dan
berpengaruh secara positif dan tidak Praktik. Malang: Empat Dua Media, 2012.
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak [6] D. K. Wardani and E. Wati,
orang pribadi. “PENGARUH SOSIALISASI
5.1.3. Berdasarkan hasil analisis menunjukan PERPAJAKAN TERHADAP
bahwa tingkat pendidikan wajib pajak KEPATUHAN WAJIB PAJAK
berpengaruh secara positif dan signifikan DENGAN PENGETAHUAN
terhadap kepatuhan wajib pajak orang PERPAJAKAN SEBAGAI VARIABEL
pribadi. INTERVENING (Studi Pada Wajib Pajak
5.1.4. Berdasarkan hasil analisis menunjukan Orang Pribadi di KPP Pratama
bahwa sanksi pajak berpengaruh secara Kebumen),” Nominal, Barom. Ris. Akunt.
positif dan signifikan terhadap kepatuhan dan Manaj., vol. 7, no. 1, 2018.
wajib pajak orang pribadi. [7] V. Carolina, Pengetahuan Pajak. Jakarta:
5.1.5. Berdasarkan hasil analisis menunjukan Salemba Empat, 2009.
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh [8] Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen
secara negatif dan signifikan terhadap Keuangan Daerah. Yogyakarta.: Andi
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Offset, 2004.
5.1.6. Berdasarkan hasil analisis menunjukan [9] I. K. Yadnyana, Pengaruh Moral dan
bahwa sosialisasi perpajakan, Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib
Pengetahuan perpajakan, tingkat Pajak Koperasi di Kota Denpasar.
pendidikan wajib pajak, sanksi pajak dan Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas
kualitas pelayanan secara bersama-sama Udayana, 2009.
(simultan) berpengaruh secara positif dan [10] A. N. Jatmiko, “Pengaruh Sikap Wajib
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
orang pribadi. Pelayanan Fiskus dan Kesadaran
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
DAFTAR PUSTAKA Pajak ( Studi Empiris Terhadap Wajib
[1] Nababan and Dwimulyani, “Pengaruh Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang ),”
Sosialisasi Pajak, Pelayanan Fiskus dan p. 86, 2006.
Sanksi Pajak terhadap KInerja Kantor [11] R. Zainal, “Pengaruh Efektivitas
Pelayanan Pajak (KPP) dengan Kepatuhan Pengendalian Intern, asimetri informasi
Pajak Sebagai Variabel Intervening,” Dan kesesuaian kompensasi Terhadap
Pros. Semin. Nas. Pakar ke 2, pp. 1–11, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
2019. (Fraud),” Univ. Negeri Padang, pp. 1–25,
[2] I. Ajzen and M. Fisbein, Information 2013.
Seeking Behavior and Technology [12] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Adoption: Theories and Trends, Chapter: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Theory of Reasoned Action (TRA). IGI R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Global, 1980. [13] S. Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
[3] S. K. Rahayu, PERPAJAKAN Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
INDONESIA : Konsep dan Aspek Formal. Cipta, 2006.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. [14] U. Sekaran, Research Methods For
[4] N. P. A. Widyawati, E. Sujana, and G. A. Business : Metodologi Penelitian Untuk
Yuniarta, “INTERNAL TERHADAP Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
PENCEGAHAN FRAUD DALAM [15] I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate
PENGELOLAAN DANA BUMDES Dengan Program SPSS”. Semarang: