Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, TINGKAT

PENDIDIKAN, SANKSI PAJAK DAN KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP


KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Pada Wajib Pajak Di KPP Pratama Jayapura)

1Eli Sabet, 2Victor Pattiasina, 3Yaya Sondjaya, 4Kartim

1Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: siahayaelizabeth@gmail.com
2Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: victor_pattiasina@uniyap.ac.id
3Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: ya2sonjaya@gmail.com
4Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
e-mail: kartim321@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, tingkat
pendidikan, sanksi pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada wajib pajak oang pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Jayapura. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Jayapura. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dengan jumlam sampel yaitu 142
responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan, tingkat pendidikan dan
sanksi pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jayapura.
Kualitas pelayanan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama
Jayapura. Sedangkan pengetahuan pajak tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jayapura.
Kata kunci: Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Tingkat Pendidikan, Sanksi Pajak, Kualitas
Pelayanan Fiskus, Kepatuhan Wajib Pajak

1. PENDAHULUAN tahunan 2018 di lingkungan Kantor Wilayah DJP


Kantor Pelayanan Pajak (KPP) memiliki peran Papua dan Maluku masih rendah, hanya 53,89%
yang sangat penting dalam penerimaan pajak, dari 370.819 wajib pajak terdaftar yang wajib
karena KPP merupakan ujung tombak atau titik melaporkan SPT tahunan di tahun 2018.
awal penerimaan pajak tersebut. KPP harus Penyampaian SPT tahunan Tahun 2018 masih
berusaha semaksimal mungkin untuk bisa rendah tersebut, disebabkan oleh beberapa hal
mengedukasi setiap wajib pajak (WP) dengan cara antara lain wilayah kerja yang sangat luas,
memberikan sosialisasi melalui penyuluhan serta sehingga kantor pajak belum bisa memberikan
menginformasikan segala sesuatu tentang aturan pelayanan yang maksimal, ditambah lagi jaringan
perpajakan kepada wajib pajak yang dapat diakses komunikasi khususnya internet belum merata
dengan mudah dan cepat, kualitas pelayanan yang (https://pospapua.com/kepatuhan-penyampaian-
baik dan prima serta penerapan sanksi pajak agar spt-di-papua-maluku-rendah/)
bisa berjalan dengan baik karena sanksi pajak Fenomena yang kedua yaitu terkait penerimaan
merupakan sebuah jaminan bahwa aturan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP)
perpajakan ditaati. Papua dan Maluku pada tahun 2018 sebesar
Beberapa fenomena terkait kepatuhan wajib pajak Rp9,52 triliun dengan pencapaian 81,29% dari
orang pribadi yaitu mengenai kepatuhan target. Kepala Perwakilan Kementrian Keuangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Wilayah Papua, Aloysius Dhaniarto dalam
ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

pernyataannya mengungkapkan penyebab dengan adanya evaluasi individu atas keyakinan


penerimaan pajak yang hanya mencapai 81,29% terhadap hasil yang diperoleh dari perilaku
dari target, salah satunya pertumbuhan adalah tersebut [2]. Relevansinya bahwa seseorang akan
negatif di sektor konstruksi yang disebabkan melakukan patuh atau tidak patuh terhadap
menurunnya penerimaan yang bersumber dari kewajiban perpajakan dipengaruhi oleh
APBN dan APBD, ungkapan tersebut pertimbangan-pertimbangan rasionalitas terkait
disampaikan saat diselenggarakannya Pekan manfaat pajak dan pengaruh dari orang lain yang
Panutan Penyampaian SPT Tahunan yang mempengaruhi keputusan dalam patuh pajak.
berlangsung di kantor KPP Pratama Jayapura,
Kamis 14 Maret 2019 (Dharapos, 2019). 2.2. Teori Atribusi
Motivasi peneliti mengangkat judul penelitian ini Teori atribusi berkaitan erat dengan kepatuhan
adalah berangkat dari novelty variabel. Hasil seseorang dalam membayar pajak. Melalui teori
kajian-kajian empiris, ternyata menunjukan ini dapat dijelaskan bahwa seorang wajib pajak
adanya abivalensi atau kontradiksi hasil penelitian akan melihat kebiasaan orang lain yang akan di
tersebut sebenarnya adalah research gap tirunya selain itu juga adalah karakter dan
(kesenjangan penelitian). Research gap tersebut perilaku. Melalui pola perilaku seseorang yang
dapat atau seharusnya dikembangkan sebagai baik maka akan menimbulkan respon positif dari
makalah penelitian yang perlu di investigasi lebih orang lain atau masyarakat. Pola perilaku inilah
lanjut [1]. Berdasarkan pertimbangan inilah maka yang mendukung seseorang untuk patuh terhadap
penulis berkeinginan melakukan penelitian secara undang-undang pajak.
lebih mendalam dengan topik kajian “Pengaruh
Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, 2.3. Goal Setting Theory
Tingkat Pendidikan, Sanksi Pajak dan Kualitas Goal setting theory menyatakan perilaku
Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib seseorang sangat ditentukan dengan adanya tujuan
Pajak di Kota Jayapura”. yang dikehendaki dan keinginan-keinginan yang
ingin dicapai. Goal setting theory memiliki
1.2. Rumusan Masalah Pemahaman seseorang terhadap tujuan yang di
Masalah diangkat dalam penelitian ini apakah: kehendaki itu adalah sangat penting. Adapun
1.1.1. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh tujuan yang dikehendaki ditandai dalam beberapa
terhadap kepatuhan wajib pajak? atribut antara lain adalah goal specificity yaitu
1.1.2. Apakah pengetahuan perpajakan ukuran kuantitatif, sedangkan goal difficulty
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib adalah tingkat kesulitan untuk pencapaian tujuan
pajak? dan goal intensity-nya adalah proses dan cara
1.1.3. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh penetapan tujuan.
terhadap kepatuhan wajib pajak?
1.1.4. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap 2.4. Kepatuhan Wajib Pajak
kepatuhan wajib pajak? Kepatuhan pajak (tax compliance) adalah
1.1.5. Apakah kualitas pelayanan fiskus kesediaan dari wajib pajak untuk memenuhi
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib kewajiban perpajakannya tanpa perlu dilakukan
pajak? pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan
1.1.6. Apakah sosialisasi perpajakan, ataupun ancaman dan penerapan sanksi hukum
pengetahuan perpajakan, tingkat ataupun administrasi.
pendidikan, sanksi pajak dan kualitas Kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:
pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,
kepatuhan wajib pajak? kepatuhan untuk melaporkan kembali surat
pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam
2. TINJAUAN PUSTAKA penghitungan dan pembayaran pajak terutang [3].
2.1.Theory of Planned Behavior (TPB) Seluruh instrumen yang digunakan untuk
Keterkaitannya dengan penelitian ini adalah mengukur Kepatuhan wajib pajak diadopsi dari
perilaku atau sikap individu terhadap suatu objek penelitian [4].
dapat dikaitkan dengan perasaan. Perasaan timbul

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 38


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

2.5. Sosialisasi Pajak perpajakan tersebut diukur dengan indikator:


Sosialisasi perpajakan merupakan cara yang sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar
dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk memberikan aturan pajak cukup berat, sanksi administrasi yang
pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat
wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal ringan [9]. Pengenaan sanksi yang cukup berat
mengenai perpajakan, baik itu peraturan merupakan salah satu sarana untuk mendidik
perpajakan ataupun aturan atau tata cara wajib pajak, sanksi pajak harus dikenakan kepada
perpajakan dengan metode yang tepat [5]. pelanggarnya tanpa toleransi, pengenaan sanksi
Sosialisasi perpajakan dalam penelitian ini dapat atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan [1].
diukur dengan indikator: penyuluhan, cara 2.9. Sanksi Perpajakan
sosialisasi dan media sosialisasi [6]. Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara
petugas pajak dalam membantu mengurus atau
2.6. Pengetahuan Pajak menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
Pengetahuan pajak adalah informasi yang dapat seseorang dalam hal ini adalah wajib pajak [10].
digunakan wajib pajak sebagai dasar bertindak, Kualitas pelayanan fiskus bisa dinilai dengan
mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah menggunakan indikator dari lima dimensi yaitu
atau strategi tertentu sehubungan dengan keandalan, jaminan, responsif, empati dan
pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang berwujud [11] Instrumen yang digunakan untuk
perpajakannya [7]. Pengetahuan perpajakan dalam mengukur Kualitas Pelayanan Fiskus
penelitian ini dapat diukur dengan indikator: menggunakan [1].
pengetahuan mengenai fungsi pajak, pengetahuan
mengenai sistem perpajakan di Indonesia, 2.3. Kerangka Konseptual
pengetahuan mengenai prosedur atau tatacara Pada bagan kerangka konseptual dibawah ini
pengisian SPT, batas waktu pelaporan Surat menunjukkan bagaimana sosialisasi perpajakan,
Pembertiahuan (SPT). Semua instrumen yang pengetahuan perpajakan, tingkat pendidikan wajib
digunakan untuk mengukur pengetahuan pajak pajak, sanksi pajak dan kualitas pelayanan fiskus
diadopsi dari penelitian oleh [4]. dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
secara langsung dan bagaimana sosialisasi
2.7. Tingkat Pendidikan perpajakan, pengetahuan perpajakan, tingkat
Menurut [8], indikator tingkat pendidikan terdiri
pendidikan wajib pajak, sanksi pajak dan kualitas
dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan pelayanan fiskus dapat mempengaruhi kepatuhan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat wajib pajak secara simultan. Berikut kerangka
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan konseptual dalam penelitian ini:
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan,
Sosialisasi Perpajakan (X1)
terdiri dari: a. memiliki pengetahuan dan
kemampuan mengisi SPT; b. pendidikan yang Pengetahuan Perpajakan (X2)
formal cukup; c. memiliki pengetahuan yang luas
mengenai sistem pajak dan pengelolaannya. Tingkat Pendidikan (X3) Kepatuhan
Semua instrumen yang digunakan untuk Wajib Pajak (Y)

mengukur tingkat pendidkan pajak diadopsi dari Sanksi Pajak (X4)

penelitian oleh [4].


Kualitas Pelayanan Fiskus (X5)

2.8. Sanksi Perpajakan Gambar 2.1.


Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa Kerangka konseptual
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (norma perpajakan) akan 3. METODE PENELITIAN
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata 3.1. Populasi dan Sampel
lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah 3.1.1. Populasi
(preventif) agar wajib pajak tidak melanggar Populasi penelitan adalah seluruh wajib pajak
norma perpajakan [8]. Pandangan tentang sanksi orang pribadi non karyawan yang merupakan

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 39


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

pelaku usaha dan memiliki NPWP di Kota menggunakan rumus korelasi product moment
Jayapura. dengan level signifikansi 5% dari nilai kritisnya.
3.1.2. Sample Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari
Sampel penelitian ini adalah seluruh wajib pajak 0,05 (5%) maka dikatakan valid dan sebaliknya
orang pribadi non karyawan yang memiliki NPWP tidak valid [13].
di Kota Jayapura, di mana wajib pajak orang
pribadi non karyawan yang dimaksud adalah 3.3.2. Uji Realibilitas
sebagai berikut. Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan
3.1.2.1. Merupakan wajib pajak orang pribadi non menghitung Cronbach’s alpha dari masing-
karyawan atau pengusaha. masing instrumen dalam suatu variabel.
3.1.2.2. Telah menjalankan usahanya minimal dua Cronbach’s Alpha dapat digunakan untuk
tahun. mengukur reliabilitas tes yang menggunakan skala
Pengambilan sample dalam penelitian ini likert.
dilakukan secara purposive sampling, yaitu Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang yaitu sebesar nilai Cronbach’s Alpha [14]. Jika
representatif (mewakili populasi) sesuai dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,8-1
kriteria yang telah ditentukan. Tujuan utama menunjukkan reliabilitas baik, nilai sebesar 0,6-
penggunaan purposive sampling dengan 0,75 berarti reliabilitas diterima, dan jika nilai
menggunakan kriteria adalah untuk mengecilkan Cronbach’s Alpha < 0,6 menunjukkan reliabilitas
jumlah sample, mendapatkan sampel sesuai kurang baik.
maksud dan tujuan penelitian serta keterbatsan
waktu dan biaya. 3.4. Uji Asumsi Klasik
3.4.1. Uji Normalitas
3.2. Teknik Pengumpulan Data Uji normalitas data pada penelitian dilakukan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan grafik normal probability
penelitian ini adalah metode kuisioner yaitu teknik plot dengan melihat kecenderungan sebaran data
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terhadap garis regresi [15]. Selain itu untuk
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan memastikan tingkat Normalitas data agar lebih
tertulis kepada responden untuk dijawab [12] akurat maka digunakan juga pengujian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kolmogorov-smirnov. Kenormalan data dapat
variable dengan skala Likert 1–5 (5;Sangat Setuju, dilihat dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar
4;Setuju, 3;Netral, 2;Kurang Setuju, 1;Tidak dari 0,05.
Setuju). 3.4.2. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas adalah untuk menguji
3.3. Uji Instrumen Penelitian apakah dalam sebuah model regresi terdapat
Data dalam suatu penelitian mempunyai ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke
kedudukan yang sangat penting, karena data pengamatan yang lain. Jika varians residual dari
merupakan penggambaran variable yang diteliti suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut
dan berfngsi sebagai alat pembuktian hipotesis homoskedastisitas dan jika varians berbeda,
yang diangkat dalam penelitian, oleh karena itu disebut heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas
benar atau tidaknya data tersebut. Maka dari itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya
perlu dilakukan pengujian Validitas, Realibilitas heterokedastisitas dengan melihat grafik plot.
dan Asumsi klasik. Dalam penelitian ini 3.4.3. Uji Multikolinearitas
menggunakan komputer dengan program SPSS Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada
(Statistical Product and Services Solutions) for tidaknya multikolinearitas didalam model regresi
Windows Release versi 21. dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance
3.3.1. Uji Validitas Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang
Uji validitas menggunakan pengujian construct besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10
validity yang dilakukan dengan teknik korelasi menunjukan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar skor butir pertanyaan dalam suatu variabel diantara variable bebasnya [15]
yang diamati dengan skor totalnya, dengan

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 40


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

3.5. Metode Analisis data secara simultan mempunyai pengaruh terhadap


Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, variabel dependen (terikat), (Ghozali 2013) .
bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana Pengujian dilakukan dengan menggunakan
keadaan (naik turunnya) variabel dependen significance level 0,05 (α=5%).Pengujian
(kriterium), bila dua atau lebih variabel hipotesis ini menggunakan statistik F dengan
independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut ;
[12]. Metode ini digunakan untuk mengetahui Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha
variabel yang dominan memberi sumbangan diterima
terhadap variabel terikat dan untuk mengetahui
pengaruh antar dua variabel atau lebih, yaitu 3.7. Uji Koefisien Determinan (R2)
variabel bebas dan variabel terikat. Analisis ini Koefisien Determinasi (R2) adalah sebuah
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh
pengaruh (Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan semua variabel independen terhadap variabel
Perpajakan, Tingkat Pendidikan Wajib Pajak, dependen.Persentase tersebut menujukkan
Sanksi Pajak dan Kualitas Pelayanan Fiskus) seberapa besar variabel independen dapat
sebagai variabel bebas (Independen) terhadap menjelaskan variabel dependennya [15]. Semakin
Kepatuhan Wajib Pajak sebagai variabel terikat besar koefisien determinasi, semakin baik variabel
(Dependen). Pembuktian terhadap hipotesis independen dalam menjelaskan variabel
dengan empat variabel bebas sebagai berikut: dependennya. Dengan demikian regresi yang
dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel
KWP = α + β1SPP + β2PPP + β3SAP + β4SKP + β5KPF + ε
dependen. Untuk menghitung besarnya pengaruh
3.6. Pengujian Hipotesis masing-masing variabel independen terhadap
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan variabel dependen dapat dilihat dari koefisien
untuk menguji pengaruh antara variabel korelasi parsialnya. Dan untuk mengetahui
independen terhadap variabel dependen baik besarnya koefisien determinasi masing-masing
secara partial maupun simultan. variabel independen terhadap variabel dependen
3.6.1. Uji Partial t dapat dilihat dari hasil kuadrat koefisien korelasi
Uji t adalah jenis pengujian statistik untuk parsial.
mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang
4. PEMBAHASAN
diperkirakan dengan hasil perhitungan statistik.
4.1. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
4.1.1. Uji Validitas
pengaruh satu veriabel bebas secara individu Variabel Item Sig (2-Tailed) Keterangan
dalam menerangkan variasi variabel terikat. X11 0,000 Valid
Kriteria pengujian untuk uji t adalah: Sosialisasi
X12 0,000 Valid
X13 0,003 Valid
3.6.1.1. Apabila t hitung> t tabel maka Ha Perpajakan (X1)
X14 0,000 Valid
diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain X15 0,000 Valid
bahwa variabel independen secara X21 0,000 Valid
individual memiliki pengaruh yang X22 0,000 Valid
Pengetahuan X23 0,000 Valid
signifikan terhadap variabel dependen. Perpajakan (X2) X24 0,000 Valid
3.6.1.2. Apabila t hitung< t tabel maka Ha ditolak X25 0,000 Valid
dan Ho diterima, dengan kata lain bahwa X26 0,000 Valid
variabel independen secara individual X31 0,000 Valid
X32 0,000 Valid
tidak memiliki pengaruh terhadap Tingkat
X33 0,003 Valid
variabel dependen. Pendidikan (X3)
X34 0,000 Valid
3.6.1.3. Apabila nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka X35 0,000 Valid
variable dinyatakan signifikan sedangkan X4.1 0,001 Valid
X4.2 0,000 Valid
jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka
Sanksi Pajak X4.3 0,000 Valid
variable dinyatakan tidak signifikan. (X4) X4.4 0,001 Valid
3.6.2. Uji Simultan F X4.5 0,000 Valid
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan X4.6 0,000 Valid
apakah variabel-variabel independen (bebas)

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 41


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

X51 0,001 Valid Table di atas memperlihatkan bahwa nilai Asymp.


X52 0,000 Valid
Kualitas Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu 0,205,
X53 0,000 Valid
Pelayanan Fiskus
X54 0,001 Valid sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji
(X5)
X55 0,000 Valid terdistribusi normal.
X56 0,000 Valid
Y.1 0,000 Valid 4.2.2. Uji Heterokedastisitas
Y.2 0,000 Valid
Y.3 0,000 Valid
Berdasarkan uji heterokedastisitas pada model
Kepatuhan Wajib Y.4 0,000 Valid regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi
Pajak (Y) Y.5 0,000 Valid gejala heterokedastisitas.
Y.6 0,001 Valid
Y.7 0,000 Valid 4.2.3. Uji Multikoleniaritas
Y.8 0,000 Valid Variabel Tolerance VIF
Sosialisasi Perapajakan 0,929 1,077
Hasil pengujian validitas data diatas dapat Pengetahuan Perpajakan 0,837 1,195
disimpulkan valid, karena tingkat probabilitasnya Tingkat Pendidikan 0,624 1,602
atau tingkat signifikan kurang dari 0,05 atau 5%. Sanksi Pajak 0,867 1,154
Kualitas Pelayanan Fiskus 0,550 1,818
4.1.2. Uji Realibilitas
Cronbach's Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa data tidak
Variabel Keterangan
Alpha (a)
Sosialisasi Perpajakan 0,923 Reliable terjadi gejala multikolinearitas antara masing-
Pengetahuan Perpajakan 0,865 Reliable masing variable independen yaitu dengan melihat
Tingkat Pendidikan 0,925 Reliable nilai tolerance dan variance inflaction factor
Sanksi Pajak 0,939 Reliable
(VIF). Karena data di atas menunjukan bahwa
Kualitas Pelayanan
Fiskus 0,933 Reliable nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai
Kepatuhan Wajib Pajak 0,948 Reliable VIF lebih kecil dari 10, maka pada model regresi
yang terbentuk tidak terjadi gejala
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas pada table multikoliniearitas.
diatas menunjukan bahwa semua variable
penelitia telah lulus uji realibilitas karena 4.3. Hasil Pengujian Regresi Berganda
cronbach’s alpha (a) > 0,6. Dengan demikian 4.3.1. Hasil Partial
dapat dikatakan semua konsep pengukuran Berdasarkan hasil uji partial t tersebut maka
masing-masing variable kuesioner yang dibuatlah pembahasan mengenai hipotesis
digunakan dalam penelitian ini adalah realibel. penelitian untuk uji partial t. Namun sebelumnya
Maksud dari realibel artinya data yang diolah harus dicari terlebih dahulu nilai ttabel. Rumus
cukup meyakinkan sehingga jika dilakukan mencari ttabel adalah n-k atau jumlah responden (n)
pengukuran kembali hasilnya tidak akan jauh 142 dan jumlah variable penelitian (k) adalah 5
berbeda. berarti nilai ttabel adalah 136 (186-6) dengan tingkat
signifikan 0,05 berarti nilai ttabel pada table t adalah
4.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik 1,977.
4.2.1. Uji Normalitas
Coefficientsa
Untuk memastikan tingkat Normalitas data agar Unstandardized
lebih akurat digunakan pengujian Kolmogorov- Coefficients
Model t Sig.
smirnov. Kenormalan data dapat dilihat dari nilai B
Std.
Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Error
(Constant) 0.162 0.633 0.256 0.798
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1R 0.16 0.078 2.05 0.042
Unstandardized X2R 0.155 0.134 1.154 0.250
Residual 1 X3R 0.367 0.11 3.35 0.001
N 142 X4R 0.587 0.068 8.587 0.000
Mean .0000000 -
Normal Parametersa,b X5R 0.121 -2.902 0.004
Std. Deviation .38604649 0.351
Most Extreme Absolute .090
Differences Positive .046
Negative -.090 4.3.1.1. Pengujian Hipotesis 1
Kolmogorov-Smirnov Z 1.067 Berdasarkan hasil uji parsial variabel sosialisasi
Asymp. Sig. (2-tailed) .205 pajak menunjukkan t hitung sebesar 2,050.

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 42


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

Sementara nilai t tabel = 1,977 sehingga t hitung > 4.3.2. Pengujian F (Uji simultan)
t tabel (2,050 > 1,977) dengan probabilitas ANOVAa
Model F Sig.
signifikansi sebesar 0,042 < 0,05. Hasil tersebut Regression 23.401 .000b
membuktikan bahwa sosialisasi pajak 1 Residual
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Total
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini
berarti bahwa Ho ditolak, dan Ha atau Hipotesis-1 Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa secara
diterima. bersama-sama (simultan) Sosialisasi Perpajakan
4.3.1.2. Pengujian Hipotesis 2 (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Tingkat
Berdasarkan hasil uji parsial variabel Pengetahuan Pendidikan Wajib Pajak (X3), Sanksi Pajak (X4)
Perpajakan menunjukkan t hitung sebesar 1,154. dan Kualitas Pelayanan Fiskus (X 5 ) memiliki nilai
Sementara nilai T Tabel = 1,977 sehingga t hitung Fhitung sebesar 23,401 yang lebih besar dari Ftabel
< t tabel (1,154 < 1,977) dengan probabilitas yaitu 1,987 (23,401 > 1,987) yang berarti bahwa
signifikansi sebesar 0,250 > 0,05. Hasil tersebut Hipotesis 6 diterima. Berarti Sosialisasi
membuktikan bahwa pengetahuan perpajakan Perpajakan (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2),
tidak berpengaruh secara positif dan tidak Tingkat Pendidikan Wajib Pajak (X3), Sanksi
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang Pajak (X4) dan Kualitas Pelayanan Fiskus (X5)
pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho diterima, dan Ha secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
atau Hipotesis-2 ditolak. positif dan signifikan terhadap Kepatuhan wajib
4.3.1.3. Pengujian Hipotesis 3 pajak orang pribadi (Y). Ha diterima dan Ho
Berdasarkan hasil uji parsial variabel tingkat ditolak
pendidikan wajib pajak menunjukkan t hitung
sebesar 3,350. Sementara nilai T Tabel = 1,977 4.4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
sehingga t hitung > t tabel (3,350 > 1,977) dengan Adjusted R
probabilitas signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Model
Square
Std. Error of the Estimate
Hasil tersebut membuktikan bahwa tingkat 1 0.443 0.393079
pendidikan wajib pajak berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Kelayakan model konseptual menunjukkan bahwa
orang pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak, Adjusted R Square (R2) adalah 0,443. Hal ini
dan Ha atau Hipotesis-3 diterima. berarti 44,3% variabel dependen Kepatuhan wajib
4.3.1.4. Pengujian Hipotesis 4 pajak orang pribadi (Y) dapat dijelaskan oleh
Berdasarkan hasil uji parsial variabel sanksi pajak kelima variabel independen, yaitu Sosialisasi
menunjukkan t hitung sebesar 8,587. Sementara Perpajakan (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2),
nilai T Tabel = 1,977 sehingga t hitung > t tabel Tingkat Pendidikan Wajib Pajak (X3), Sanksi
(8,587 > 1,977) dengan probabilitas signifikansi Pajak (X4) dan Kualitas Pelayanan Fiskus (X5).
sebesar 0,000 < 0,05. Hasil tersebut membuktikan Sementara siasanya (100% - 44,3% = 55,7%)
bahwa Sanksi Pajak berpengaruh secara positif dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini.
orang pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak,
dan Ha atau Hipotesis-4 diterima. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1.5. Pengujian Hipotesis 5 4.5.1. Sosialisasi Pajak Berpengaruh Secara
Berdasarkan hasil uji parsial variabel kualitas Positif Dan Signifikan Terhadap
pelayanan fiskus menunjukkan t hitung sebesar - Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
2,902. Sementara nilai T Tabel = 1,977 sehingga t Berdasarkan hasil penelitian ini yang
hitung > t tabel (2,902 > 1,977) dengan menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan
probabilitas signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. merupakan hal penting yang harus selalu
Hasil tersebut membuktikan bahwa kualitas ditingkatkan oleh KPP Pratama Jayapura, karena
pelayanan berpengaruh secara negatif dan sosialisasi perpajakan mampu menyampaikanan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang informasi mengenai perpajakan kepada wajib
pribadi. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak, dan Ha pajak sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan
atau Hipotesis-5 diterima. wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 43


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

perpajakannya. Dengan demikian kepatuhan menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan
wajib pajak akan meningkat. Dengan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang
dilakukannya sosialisasi tentang pajak, mendukung dan menghambat perilakunya tersebut
diharapkan dapat membuat wajib pajak (perceived power). Dalam hal ini kurangnya
mengetahui, memahami, dan menyadari pengetahuan wajib pajak menghambat wajib pajak
pentingnya pajak bagi pembangunan. dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
Diadakannya sosialisasi perpajakan secara Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kolektif juga dapat menimbulkan interaksi sesama sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel
wajib pajak. Sesuai dengan Teori Atribusi yang pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh dan
menjelaskan bahwa seorang wajib pajak akan tidak signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak
melihat kebiasaan orang lain yang akan ditirunya. orang pribadi [16].
Sehingga wajib pajak yang sudah patuh akan 4.5.3. Tingkat Pendidikan Wajib Pajak
mempengaruhi wajib pajak lain yang belum Berpengaruh Secara Positif Dan
melaksanakan kewajiban pajak. Hal ini Signifikan Terhadap Kepatuhan Wajib
menyebabkan sosialisasi perpajakan berpengaruh Pajak Orang Pribadi
terhadap kepatuhan wajib pajak. Tingkat pendidikan pada penelitian ini
Theory of Planned Behavior (TPB) juga menjelaskan jenjang pendidikan yang telah
menjelaskan bahwa munculnya niat berperilaku ditempuh oleh wajib pajak. Semakin tinggi tingkat
salah satunya ditentukan oleh normative beliefs. pendidikan masyarakat akan menyebabkan
Normative beliefes adalah dorongan atau motivasi masyarakat lebih memahami perannya sebagai
yang berasal dari luar diri seseorang (orang lain) seorang wajib pajak. Bagi wajib pajak yang
yang akan mempengaruhi perilaku seseorang berpendidikan tinggi tentunya lebih memahami
tersebut. Dalam hal ini, sosialisasi akan menjadi tentang pentingnya membayar pajak sebagai salah
salah satu pendorong wajib pajak untuk patuh satu kewajiban sebagai warga negara.
akan kewajiban pajaknya. Behavioural beliefs dalam Theory of Planned
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Behavior merupakan keyakinan individu akan
sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel hasil dari suatu perilaku yang dilakukan. Teori
sosialisasi pajak berpengaruh secara positif dan Atribusi juga menjelaskan bahwa perilaku yang
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang disebabkan oleh faktor internal adalah perilaku
pribadi [1] dan [6]. yang diyakini berada di bawah kendali pribadi
4.5.2. Pengetahuan Perpajakan Tidak individu itu sendiri. Dalam hal ini, tingkat
Berpengaruh Secara Positif Dan Tidak pendidikan menjadi salah satu faktor yang dapat
Signifikan Terhadap Kepatuhan Wajib meyakinkan individu untuk berperilaku patuh
Pajak Orang Pribadi terhadap kewajiban pajaknya.
Pengetahuan wajib pajak pada penelitian ini tidak Penelitian ini sejalan dengan penelitian
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel
menjalankan kewajiban pajaknya. Hal ini tingkat pendidikan wajib pajak berpengaruh
disebabkan wajib pajak belum mengerti mengenai secara positif dan signifikan terhadap Kepatuhan
konsep ketentuan umum dan tata cara perpajakan wajib pajak orang pribadi [4].
yang berlaku di Indonesia mulai dari objek pajak, 4.5.4. Sanksi Pajak Berpengaruh Secara
subjek pajak, perhitungan pajak terutang, tarif Positif Dan Signifikan Terhadap
pajak, pencatatan pajak terutang, sampai pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
pembayaran dan pelaporan. Berdasarkan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
kurangnya pengetahuan tersebutlah maka dapat diinteprestasikan bahwa apabila Dirjen
responden menjadi tidak patuh untuk melaporkan Pajak melakukan sanksi perpajakan dengan tegas
dan membayarkan pajaknya. maka akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib
Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa pajak. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya
control beliefs adalah salah satu faktor yang pengenaan sanksi pajak dapat meningkatkan
memunculkan niat seseorang untuk berperilaku. kepatuhan wajib pajak dalam perpajakan. Wajib
Control beliefs merupakan keyakinan tentang pajak akan mematuhi pembayaran pajak bila
keberadaan hal-hal yang mendukung atau memandang sanksi denda akan lebih banyak

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 44


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

merugikannya. Semakin banyak sisa tunggakan pelayan fiskus. Sehingga perilaku patuh yang
pajak yang harus dibayar wajib pajak, maka akan ditunjukkan oleh wajib pajak disebabkan secara
semakin berat bagi wajib pajak untuk eksternal terjadi karena situasi lingkungan yang
melunasinya. mendukung.
Goal setting theory menyatakan perilaku Penelitian ini sejalan dengan penelitian
seseorang sangat ditentukan dengan adanya tujuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel
yang dikehendaki dan keinginan-keinginan yang kualitas pelayanan berpengaruh dan signifikan
ingin dicapai. Dalam penelitian ini, wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi [1].
berperilaku patuh dalam membayar pajak agar 4.5.6. Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan
dapat menghindari sanksi yang mungkin akan Perpajakan, Tingkat Pendidikan Wajib
diterima oleh wajib pajak tersebut. Perilaku wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan Kualitas
pajak yang menghindari sanksi agar patuh juga Pelayanan Fiskus Secara Bersama-
sesuai dengan normative beliefs dalam Theory of Sama (Simultan) Berpengaruh Positif
Planned Behavior. Normative beliefs adalah Dan Signifikan Terhadap Kepatuhan
perilaku yamg timbul akibat adanya dorongan Wajib Pajak Orang Pribadi
yang berasal dari luar diri seseorang. Sosialisasi tidak hanya dapat meningkatkan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pengetahuan tentang pajak yang nantinya dapat
sebelumnya bahwa variable sanksi pajak berdampak pada pada peningkatan kepatuhan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap wajib pajak itu sendiri. Sehingga dari sosialisasi
Kepatuhan wajib pajak orang pribadi [1]. perpajakan diharapkan dapat meningkatkan
4.5.5. Kualitas Pelayanan Berpengaruh jumlah penerimaan pajak sesuai target. Kepatuhan
Secara Negatiftif Dan Signifikan wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya.
Orang Pribadi Peningkatan kepatuhan wajib pajak dapat dilihat
Indikator kualitas pelayanan ditentukan oleh tiga dari bertambahnya jumlah wajib pajak yang
faktor yaitu kualitas interaksi, kualitas lingkungan melapor, meyampaikan SPT, dan membayar, serta
fisik, hasil kualitas pelayanan [17]. Yang berkurangnya wajib pajak yang mempunyai
dimaksud dari kualitas interaksi di atas yaitu tunggakan dan sanksi baik administrasi maupun
bagaimana cara fiskus dalam mengkomunikasikan pidana. Penerapan sanksi diterapkan sebagai
pelayanan pajak kepada wajib pajak sehingga akibat tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan
wajib pajak puas terhadap pelayanannya. Kualitas oleh wajib pajak sebagaimana diamanatkan oleh
lingkungan fisik yang dimaksud adalah Undang-undang Perpajakan. Wajib pajak akan
bagaimana peranan kualitas lingkungan dari patuh jika mereka berpikir adanya sanksi berat
kantor pajak sendiri dalam melayani wajib pajak. akibat tindakan ilegal dalam usahanya
Hasil kualitas pelayanan yang dimaksud adalah menghindari pajak.
apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa
kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi seseorang akan berperilaku patuh atau tidak patuh
wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga terhadap kewajiban perpajakannya dengan
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Oleh dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
karena itu, apabila persepsi wajib pajak puas rasionalitas terkait manfaat pajak. Dengan adanya
terhadap pelayanan yang diberikan oleh fiskus sosialisasi perpajakan yang dilakukan secara
maka wajib pajak tersebut akan taat membayar intensif dan efektif oleh DJP dapat meningkatkan
pajak dan kepatuhan wajib pajak di suatu negara kepatuhan wajib pajak. Selain itu, penerapan
akan meningkat. sanksi perpajakan diharapkan dapat mengurangi
Dalam Teori Atribusi dijelaskan bahwa ketidakpatuhan wajib pajak.
pengamatan terhadap seseorang yang dilakukan
oleh individu-individu adalah menganalisa apakah 5. PENUTUP
perilaku tersebut terjadi secara internal ataupun 5.1. Kesimpulan
eksternal. Dalam penelitian ini, wajib pajak Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka
berperilaku patuh dikarenakan adanya pengaruh kesimpulan yang dapat disampaikan melalui
dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut;

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 45


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

5.1.1. Berdasarkan hasil analisis menunjukan (Studi Empiris Pada Badan Usaha Milik
sosialisasi perpajakan berpengaruh secara Desa di Kabupaten Buleleng ),” JIMAT
positif dan signifikan terhadap kepatuhan (Jurnal Ilm. Mhs. Akuntansi), vol. 10, pp.
wajib pajak orang pribadi. 368–379, 2019.
5.1.2. Berdasarkan hasil analisis menunjukan [5] Sudirman, Rismawati, and A. Amirudin,
bahwa pengetahuan perpajakan tidak Perpajakan Pendekatan Teori Dan
berpengaruh secara positif dan tidak Praktik. Malang: Empat Dua Media, 2012.
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak [6] D. K. Wardani and E. Wati,
orang pribadi. “PENGARUH SOSIALISASI
5.1.3. Berdasarkan hasil analisis menunjukan PERPAJAKAN TERHADAP
bahwa tingkat pendidikan wajib pajak KEPATUHAN WAJIB PAJAK
berpengaruh secara positif dan signifikan DENGAN PENGETAHUAN
terhadap kepatuhan wajib pajak orang PERPAJAKAN SEBAGAI VARIABEL
pribadi. INTERVENING (Studi Pada Wajib Pajak
5.1.4. Berdasarkan hasil analisis menunjukan Orang Pribadi di KPP Pratama
bahwa sanksi pajak berpengaruh secara Kebumen),” Nominal, Barom. Ris. Akunt.
positif dan signifikan terhadap kepatuhan dan Manaj., vol. 7, no. 1, 2018.
wajib pajak orang pribadi. [7] V. Carolina, Pengetahuan Pajak. Jakarta:
5.1.5. Berdasarkan hasil analisis menunjukan Salemba Empat, 2009.
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh [8] Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen
secara negatif dan signifikan terhadap Keuangan Daerah. Yogyakarta.: Andi
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Offset, 2004.
5.1.6. Berdasarkan hasil analisis menunjukan [9] I. K. Yadnyana, Pengaruh Moral dan
bahwa sosialisasi perpajakan, Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib
Pengetahuan perpajakan, tingkat Pajak Koperasi di Kota Denpasar.
pendidikan wajib pajak, sanksi pajak dan Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas
kualitas pelayanan secara bersama-sama Udayana, 2009.
(simultan) berpengaruh secara positif dan [10] A. N. Jatmiko, “Pengaruh Sikap Wajib
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
orang pribadi. Pelayanan Fiskus dan Kesadaran
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
DAFTAR PUSTAKA Pajak ( Studi Empiris Terhadap Wajib
[1] Nababan and Dwimulyani, “Pengaruh Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang ),”
Sosialisasi Pajak, Pelayanan Fiskus dan p. 86, 2006.
Sanksi Pajak terhadap KInerja Kantor [11] R. Zainal, “Pengaruh Efektivitas
Pelayanan Pajak (KPP) dengan Kepatuhan Pengendalian Intern, asimetri informasi
Pajak Sebagai Variabel Intervening,” Dan kesesuaian kompensasi Terhadap
Pros. Semin. Nas. Pakar ke 2, pp. 1–11, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
2019. (Fraud),” Univ. Negeri Padang, pp. 1–25,
[2] I. Ajzen and M. Fisbein, Information 2013.
Seeking Behavior and Technology [12] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Adoption: Theories and Trends, Chapter: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Theory of Reasoned Action (TRA). IGI R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Global, 1980. [13] S. Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
[3] S. K. Rahayu, PERPAJAKAN Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
INDONESIA : Konsep dan Aspek Formal. Cipta, 2006.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. [14] U. Sekaran, Research Methods For
[4] N. P. A. Widyawati, E. Sujana, and G. A. Business : Metodologi Penelitian Untuk
Yuniarta, “INTERNAL TERHADAP Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
PENCEGAHAN FRAUD DALAM [15] I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate
PENGELOLAAN DANA BUMDES Dengan Program SPSS”. Semarang:

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 46


ISSN 2686 2069 Acc – JU / 2020

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2011.
[16] S. Suyanto and Y. H. Pratama,
“Kepatuhan wajib pajak orang pribadi:
Studi aspek pengetahuan, kesadaran,
kualitas layanan dan kebijakan sunset
policy,” J. Ekon. dan Bisnis, vol. 21, no. 1,
pp. 139–158, 2018.
[17] L. M. Caro and J. A. M. Garcia,
“Measuring perceived service quality in
urgent transport service. , 14(1), 60-72.,”
J. Retail. Consum. Serv., vol. 14, no. 1, pp.
60–72, 2007.

Accounting Journal Universitas Yapis Papua : Volume 1 Nomor 2 Juni 2020 47

Anda mungkin juga menyukai