Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : NEFAL FEBRIAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042717648

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4435 / KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ – UT JAKARTA

Masa Ujian : JUM’AT, 12 - MEI - 2023


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Soal
1. Rusia membangun, mengembangkan, dan kemudian meluncurkan satelit komunikasi
Sputnik pada tahun 1957. Sejak saat itu negara-negara lainnya juga ikut mengorbitkan
satelit-satelitnya di ruang angkasa. Hal ini telah membuat Rusia menjadi inisiator
pembuka cakrawala komunikasi dunia tanpa batas. Berdasarkan hal tersebut, mengapa
satelit dapat menjadi pembuka cakrawala komunikasi dunia tanpa batas? Kembangkan
jawaban Anda dengan mengaitkannya pada tujuan dikembangkannya satelit!
2. Pada dasarnya organisasi merupakan suatu struktur yang melangsungkan proses
pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Setiap organisasi internasional memiliki fungsi
dan peran masing-masing sesuai dengan tujuan organisasi internasional tersebut.
Uraikanlah beberapa kategori peran organisasi internasional dan berikan masing-masing
contohnya!
3. Dalam konteks refleksi kebijakan luar negeri, diplomasi digunakan sebagai instrumen
utama politik luar negeri. Upaya-upaya diplomasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
diplomasi antisipatif (preventive diplomacy) dan penguatan peran diplomasi publik.
Uraikanlah kedua cara diplomasi tersebut dan berikan contohnya masing-masing!

Jawaban
1. Teori penjelajahan antariksa memiliki dasar yang kuat di dalam Kekaisaran Rusia sebelum
Perang Dunia Pertama melalui tulisan-tulisan Konstantin Tsiolkovsky (1857-1935) yang
menerbitkan makalah astronautika perintis pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20 dan
pada tahun 1929 memperkenalkan konsep roket bertingkat. Aspek praktis yang dibangun
di atas eksperimen awal dilakukan oleh anggota kelompok studi pendorong reaktif, GIRD
(didirikan pada 1931), pada 1920-an dan 1930-an, lembaga di mana perintis seperti
Sergey Korolev yang bermimpi bepergian ke Mars dan Insinyur Jerman-Rusia Friedrich
Zander bekerja bersama. Pada 18 Agustus 1933, GIRD meluncurkan roket berbahan bakar
cair pertama Soviet, Gird-09, dan pada 25 November 1933, roket berbahan bakar hibrida
pertama, GIRD-X. Pada tahun 1940-1941 kemajuan lain dalam bidang propulsi reaktif
terjadi: pengembangan dan produksi serial peluncur roket multipel Katyusha. Orang-orang
Jerman Selama tahun 1930-an teknologi roket Soviet dapat dianggap sebanding dengan
teknologi roket Jerman, tetapi Pembersihan Besar yang dilakukan Joseph Stalin merusak
kemajuannya. Banyak insinyur terkemuka terbunuh, sementara Korolev dan lainnya
dipenjara di Gulag. Meskipun Katyusha digunakan dengan sangat efektif di Front Timur
selama Perang Dunia II, program roket Jerman yang sangat maju membuat para insinyur
Soviet yang menginspeksi Peenemünde dan Mittelwerk setelah berakhirnya perang di
Eropa terkagum-kagum. Sementara itu, Amerika secara diam-diam telah memindahkan
sebagian besar ilmuwan Jerman dan 100 roket V-2 ke Amerika Serikat dalam Operasi
Paperclip, tetapi program Soviet sangat diuntungkan dari alat-alat manufaktur Jerman
yang diperoleh dari lokasi produksi V-2 Mittelwerk di Jerman Timur. Dari Juli 1945,
Soviet merekrut ilmuwan dan pekerja Jerman di Institut Nordhausen di Bleicherode untuk
membangun kembali gambar desain yang hilang dan data teknik dan untuk
mengembalikan pembuatan dan perakitan komponen V-2 di Jerman. Operasi ini didirikan
oleh Dimitri Ustinov, Sergei Korolev, Valentin Glushko, dan Boris Chertok. Helmut
Gröttrup, seorang pakar sistem kendali terkemuka dari Peenemünde, diangkat sebagai
direktur jenderal Institut Nordhausen, juga disebut Zentralwerke, yang berkembang
menjadi institut dengan lebih dari 5.000 karyawan hingga Oktober 1946.
Pada 22 Oktober 1946, Operasi Osoaviakhim secara paksa memindahkan lebih dari 2.200
spesialis Jerman-secara total, lebih dari 6.000 orang termasuk anggota keluarganya-dari
zona pendudukan Soviet pasca Perang Dunia II Jerman untuk pekerjaan di Uni Soviet.
Sebanyak 160 spesialis dari Institut Nordhausen, dipimpin oleh Helmut Gröttrup, ditahan
di Pulau Gorodomlya hingga 1953. Sebagai tugas pertama, mereka harus mendukung
Soviet dalam membangun replika V-2 yang disebut R-1 dan berhasil diluncurkan pada
Oktober 1948. Soviet akhirnya meminta konsep pendorong roket yang lebih kuat untuk
muatan dan jangkauan yang lebih tinggi, misalnya untuk muatan hulu ledak nuklir dan
serangan jarak jauh. Oleh karena itu, dari tahun 1947 hingga 1950, ilmuwan-ilmuwan
Jerman mengusulkan konsep untuk G-1, G-2 dan G-4 dengan banyak peningkatan desain
dibandingkan status V-2:
Penggabungan beberapa mesin roket agar dapat mengompensasi kemungkinan kegagalan
mesin dengan cara mematikan mesin yang posisinya berlawanan secara simetris (pada
peluncur R-7 Semyorka dan Sputnik, terdapat konfigurasi mesin 4 x 4 untuk tingkat
pertama, sedangkan 4 mesin untuk tingkat kedua digabungkan). Kendali vektor dari mesin
dengan cara memutarnya, bukan menggunakan sirip pengarah pada nosel V-2 yang
terbuat dari grafit. Badan roket berbentuk kerucut untuk aerodinamika yang efisien dan
stabil, tidak memerlukan uji terowongan angin yang rumit untuk optimalisasi pada seluruh
rentang kecepatan dan beban tangki roket (diimplementasikan oleh R-7). Penggunaan
tangki bahan bakar sebagai struktur pendukung untuk pengurangan berat roket yang
signifikan. Kendali roket menuju sasaran yang lebih tepat dengan sistem giro yang
ditingkatkan, termasuk sistem simulasi untuk pengujian. Penggerak turbin dengan gas
buang dari ruang bakar untuk efisiensi yang lebih tinggi (yang akhirnya berhasil dilakukan
pada desain RD-180). Program antariksa Soviet terikat pada Rencana Lima Tahun Uni
Soviet dan sejak awal bergantung pada dukungan dari militer Soviet. Meskipun ia
"dikendalikan oleh impian perjalanan ruang angkasa", Korolev pada umumnya
merahasiakan pemikiran ini saat mengerjakan proyek-proyek militer terutama, setelah uji
bom atom pertama Uni Soviet pada tahun 1949, sebuah rudal yang mampu membawa
hulu ledak nuklir ke Amerika Serikat karena banyak yang mencemooh gagasan
meluncurkan satelit dan wahana antariksa berawak. Meskipun demikian, roket Soviet
pertama dengan hewan-hewan di dalamnya diluncurkan pada Juli 1951, dan kedua anjing
itu ditemukan hidup-hidup setelah mencapai ketinggian 101 km. Dua bulan sebelum
pencapaian pertama Amerika, penerbangan ini dan penerbangan selanjutnya memberi
Soviet pengalaman berharga dalam penelitian kedokteran antariksa. Karena jangkauan
global dan muatan sekitar lima ton-nya yang besar, R-7 tidak hanya efektif sebagai sistem
pengiriman strategis untuk hulu ledak nuklir, tetapi juga sebagai dasar yang sangat baik
untuk kendaraan antariksa. Pengumuman Amerika Serikat pada Juli 1955 tentang
rencananya untuk meluncurkan satelit selama Tahun Geofisika Internasional sangat
menguntungkan Korolev dalam membujuk pemimpin Soviet Nikita Khrushchev untuk
mendukung rencananya. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Khrushchev, Korolev
menekankan perlunya meluncurkan "satelit sederhana" untuk bersaing dengan upaya
antariksa Amerika. Rencana pembuatan satelit yang mengorbit Bumi (Sputnik) telah
disetujui untuk mendapatkan pengetahuan tentang luar angkasa, dan empat satelit
pengintai militer tanpa awak, Zenit. Pengembangan lebih lanjut yang direncanakan
menyerukan penerbangan orbit Bumi berawak pada tahun 1964 dan misi bulan yang tidak
berawak pada tanggal yang lebih awal. Setelah Sputnik pertama terbukti sebagai kudeta
propaganda yang sukses, Korolev yang sekarang dikenal secara publik sebagai "Kepala
Perancang Sistem Ruang Angkasa" anonym ditugasi untuk mempercepat program
berawak, rancangan yang mana dikombinasikan dengan program Zenit untuk
menghasilkan wahana antariksa Vostok. Setelah Sputnik, para ilmuwan dan pemimpin
program Soviet membayangkan untuk mendirikan stasiun awak dengan tujuan
mempelajari efek gravitasi nol dan efek jangka panjang pada bentuk kehidupan di
lingkungan antariksa. Masih dipengaruhi oleh Tsiolkovsky yang telah memilih Mars
sebagai tujuan paling penting untuk perjalanan ruang angkasa pada awal 1960-an,
program Soviet di bawah Korolev menciptakan rencana besar untuk perjalanan awak ke
Mars sejak 1968 hingga 1970. Dengan sistem pendukung kehidupan lup tertutup, mesin
roket elektrik, dan diluncurkan dari stasiun ruang angkasa besar yang mengorbit bumi,
rencana ini jauh lebih ambisius daripada tujuan Amerika untuk mendarat di Bulan.
2. Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani, yakni organon atau “alat”. Dalam lingkup
ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari sebagai objek penelitian oleh antara lain ilmu
sosiologi, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, sejarah, dan manajemen. Secara
konseptual terdapat dua pengertian yang berbeda untuk istilah organisasi (organization)
sebagai kata benda, yakni wadah sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dan
pengorganisasian (organizing) sebagai kata kerja, yakni suatu proses dan serangkaian
aktivitas yang dilakukan secara sistematis sebagai bagian dari upaya membangun dan
mengembangkan organisasi atau sebagai salah satu fondasi manajemen. Definisi
organisasi seringkali dirumuskan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian serta
tergantung pada konteks dan perspektif keilmuan dari seseorang yang merumuskannya.
Terdapat puluhan atau bahkan mungkin lebih mengenai definisi organisasi. Sebagai
contoh, berikut beberapa definisi organisasi yang dikutip dari beberapa tulisan.
Warren dan Joseph, misalnya, menyatakan bahwa empat prinsip organisasi adalah prinsip
kesatuan perintah (unity of command), prinsip rentang kendali atau rentang pengawasan
(span of control), prinsip pengecualian (the exeption princeple), dan prinsip hirarki (the
scala principle). Dalam Modul ini hanya akan diuraikan prinsip-prinsip organisasi dari
Henry Fayol. Henry Fayol, seorang insinyur pertambangan dari Perancis mengemukakan
14 (empat belas) prinsip organisasi yaitu: pembagian kerja (devision of work), wewenang
dan tanggung jawab (authority and responsibility), disiplin (discipline), kesatuan komando
(unity of command), kesatuan langkah (unity of direction), subordinasi minat dibawah
minat pada umumnya (subordination of individual interest to general interest), pemberian
hadiah (remuneration), sentralisasi atau pemusatan (centralization), jenjang hirarki (line of
autority/hierarchie), ketertiban (order), kesamarataaan (equity), stabilitas jabatan pegawai
(stability of personel), inisiatif (inisiative) dan kesatuan jiwa korps (esprit de corps). Jenis
organisasi dapat dilihat dari aspek pimpinan, keresmian, tujuan, kewilayahan, dan
kebutuhan sosial. Adapun fungsi organisasi adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian. Model organisasi terdiri dari model otokrasi, suportif,
kastodial, dan kolegial. Sementara itu, fase pertumbuhan organisasi terdiri dari fase anak-
anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase matang.
Sebelum membahas teori organisasi, berikut penjelasan ringkas tentang konsep dasar
teori. Menurut Calvin S. Hall dan Gardner Lindsey (1978: 16), teori adalah seperangkat
konvensi yang diciptakan, terdiri dari suatu gugus asumsi yang relevan dan secara
sistematik berhubungan satu sama lain. Suatu teori tidak dilihat dari benar salahnya,
melainkan dilihat apakah teori itu mempunyai kegunaan dalam meramalkan suatu
kejadian atau dapat menghasilkan konsep yang relevan yang dapat diverifikasikan.
Sementara itu, menurut Donald J. Willower (1992:4) bahwa yang dimaksud teori adalah
“a body of interrelated, consistent generalization that serves to explain” atau teori
merupakan tubuh yang saling berinterelasi satu dengan yang lain dengan penjelasan yang
tetap konsisten. Definisi yang lebih komprehensif dalam konteks organisasi dikemukakan
oleh Fred N. Kerlinger (1999). Kerlinger menyatakan bahwa “theory is a set of
interrelated concepts, assumptions, and generalization that sistematically describes and
explains regularities in behavior in organizations”. Artinya bahwa teori adalah satu set
konsep yang saling berhubungan, asumsi, dan generalisasi yang secara sistematis
menguraikan dan menjelaskan keteraturan perilaku pada organisasi. Definisi tersebut
menyarankan tiga hal: 1. teori secara logika meliputi konsep, asumsi dan generalisasi; 2.
fungsi teori yang utama adalah untuk menguraikan, menjelaskan, dan memprediksi
keteraturan di dalam perilaku; 3. teori adalah keseluruhan yang menstimulasi dan
memandu pengembangan pengetahuan berkelanjutan. Dari pengertian teori maka dapat
dipahami bahwa definisi teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika
kerjasama organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan
berdasarkan prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut. Terdapat beberapa
pendekatan dalam melihat perkembangan teori organisasi dan sumbangsih teori tersebut
terhadap ilmu pengetahuan seperti sosiologi, politik, administrasi, manajemen, dan
lainnya. Pedekatan tersebut, misalnya, pendekatan historis, pendekatan kelompok
pemikiran, pendekatan klasifikasi keilmuan, dan lainnya. Dalam modul ini digunakan
pendekatan kelompok pemikiran. Dalam pendekatan tersebut, perkembangan teori
organisasi dikelompokan menjadi tiga, yakni teori klasik, teori neo-klasik, dan teori
modern.
Dalam buku “The Evolution of Management Tought” karya Daniel A. Wren and Arthur
G. Bedeian (2009: 221-227), Henry Fayol menjelaskan fungsi utama organisasi yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan
pengendalian (controlling): Perencanaan (Planning) merupakan suatu aktivitas menyusun,
tujuan perusahaan lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna
mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditentukan. Planning dilaksanakan dalam
penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan merupakan langkah yang terbaik untuk
mencapai tujuannya itu. Pihak manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang terpilih apakah sesuai dan bisa
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses awal yang paling
penting dari seluruh fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tak akan bisa bejalan
tanpa planning. Beberapa aktivitas dalam perencanaan yaitu menetapkan arah tujuan serta
target, menyusun strategi untuk pencapaian tujuan dan target, menentukan sumber daya
yang dibutuhkan, menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian tujuan dan target.
Perencanaan dari aspek manajemen terbagi tiga jenjang yakni: a. “Top Level Planning”, b.
“Middle Level Planning”, c. “Low Level Planing”. Top Level Planning (perencanaan
jenjang atas) adalah perencanaan yang bersifat strategis yang terkait dengan, misalnya,
manual petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta manual pola
penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. Perencanaan tingkat ini fokusnya adalah tujuan
jangka panjang organisasi. Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah)
adalah perencanaan bersifat administratif yang berfokus pada penanganan proses dan tata
cara tujuan jangka panjang organisasi dapat dicapai. Low Level Planning (perencanaan
jenjang bawah) adalah perencanaan yang lebih bersifat operasional dan fokus pada hasil
atau capaian tujuan jangka panjang organisasi. Oleh karena itu, agar perencanaan berhasil
guna bagi organisasi maka perlu persyaratan dasar yang harus dipenuhi yakni mempunyai
tujuan yang jelas, sederhana dan tidak terlalu sulit dalam menjalankannya, memuat analisa
pada pekerjaan yang akan dilakukan, fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan,
tangung jawab antar bagian berimbang, saranan dan prasarana yang tersedia dapat
digunakan secara efektif dan efisien. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu aktivitas
pengaturan dalam sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang lainnya yang dimiliki
oleh perusahaan untuk melaksanakan rencana dan tujuan yang sudah ditetapkan
organisasi. Perencanaan juga merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan baik
pengelompokan karyawan, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang dalam satu kesatuan
tujuan. Pengorganisasian memudahkan pimpinan organisasi dalam fungsi dan
melaksanakan pengawasan serta penentuan karyawan yang diperlukan untuk menjalankan
tugas yang sudah dibagi bagi. Pengorganisasian juga meliputi alokasi sumber daya,
menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta menetapkan prosedur, menetapkan struktur
organisasi, perekrutan, pelatihan dan pengembangan personil. Unsur dalam
pengorganisasian adalah sekelompok orang yang diarahkan bekerja sama, manual
aktivitas-aktivitas yang sudah ditetapkan, panduan guna mecapai tujuan organisasi.
Manfaat pengorganisasian adalah antara lain memungkinkan pembagian atas tugas-tugas
yang sesuai dengan kondisi organisasi, menciptakan spesialisasi, personil mengetahui
tugas yang diembannya. Adapun fungsi dari pengorganisasian antara lain adalah
pendelegasian wewenang di dalam manajemen atas (puncak) kepada manajemeen
pelaksana, pembagian tugas yang jelas, dan mengkoordinasikan semua aktivitas.
Pengarahan (Directing) merupakan fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kinerja optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis. Beberapa
aktivitas dalam fungsi pengarahan ini adalah mengimplementasikan proses
kepemimpinan, penbimbingan, dan memberikan motivasi, memberi tugas serta penjelasan
secara rutin tentang pekerjaan, dan enjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan
organisasi. Pengendalian (Controlling) merupakan kegiatan menilai dan mengevaluasi
kinerja berdasarkan standar yang sudah dibuat organisasi dan melakukan perbaikan
apabila dibutuhkan. Aktivitas dalam pengendalian ini, misalnya, mengevaluasi
keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target dengan indikator-indikator yang
sudah ditetapkan, klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang ditemukan,
memberi solusi atas masalah yang terjadi. Pengawasan yang efektif antara lain harus
didukung: a. Routing (jalur), pimpinan harus dapat menetapkan cara dan prosedur untuk
mengetahui pada jalur mana yang sering terjadi kesalahan, b. Scheduling (Penetapan
waktu), dalam penetapan waktu, pimpinan harus bisa menetapkan dengan tugas kapan
semestinya pengawasan itu dijalankan, c. Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah
pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan agar
satu pekerjaan itu dapat selesai tepat waktu. d. Follow Up (tindak lanjut) apabila
pemimpin menemukan kesalahan maka pemimpin tersebut mancari solusi atas
permasalahan itu dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak terulang lagi.
3. Diplomasi preventif adalah sebuah diplomasi yang berusaha mencegah campur tangan
langsung negara besar di dalama krisis yang timbul di dunia ketiga. Secara umum,
diplomasi preventif dipahami sebagai sebuah diplomasi yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya konflik dan peperangan di dunia. Bedjaoui kemudian membagi diplomasi
preventif menjadi dua jenis yakni diplomasi preventif tradisional yang bersifat internal
dan diplomasi preventif kontemporer yang berorientasi kepada situasi universal. Selain
itu, terdapat tiga formulasi esensial di dalam diplomasi preventif yakni peacemaking yang
berkaitan dengan upaya penegakkan perdamaian dalam situasi konflik, peacekeeping yang
berkaitan dengan upaya pemeliharaan perdamaian, dan peacebuilding yang berkaitan
dengan upaya penataan kembali struktur yang rusak akibat konflik. Diplomasi preventif
pada awalnya diperkenalkan oleh Presiden Woodrow Wilson melalui Wilson Fourteen
Points yang menjadi cikal bakal dari pembentukan Liga Bangsa-Bangsa di akhir Perang
Dunia I. Namun, dalam perjalanannya, diplomasi preventif kemudian menunjukkan
eksistensinya pada era perang dingin di mana negara-negara yang tidak ingin terlibat di
dalam kedua kekuatan superpower yang saling bersaing kemudian menuangkan ide dan
pemikiran mereka di dalam sebuah diplomasi yang bertujuan untuk mencegah konflik
yang berpotensi menimbulkan peperangan.
Diplomasi offensif adalah sebuah praktik diplomasi yang memaksa pihak lain dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Praktik diplomasi yang menjadi ciri khas dari
Kekaisaran Romawi di abad pertengahan ini kemudian menggunakan berbagai ancaman
dan sanksi sebagai alat dan sarana untuk memaksa lawan berunding. Sanksi dan paksaan
tersebut dapat berupa embargo ekonomi bahkan intervensi militer di dalam kasusnya yang
ekstrem. Diplomasi offensif cenderung digunakan jika proses negosiasi kemudian
mengalami sebuah jalan buntu. Diplomasi offensif ini memiliki kelebihan di bidang
efisiensi waktu dan usaha dalam pencegahan konflik di mana negara-negara yang
dianggap akan memulai konflik dipaksa untuk tunduk dan taat kepada negara yang lebih
kuat. Akan tetapi, unsur paksaan dan sanksi yang terdapat di dalam praktik diplomasi ini
kemudian akan merugikan negara-negara kecil dan hanya menguntungkan negara-negara
besar yang memiliki kekuatan yang besar.
Diplomasi rahasia atau secret diplomacy adalah sebuah praktik diplomasi yang dilakukan
oleh para aktor internasional terutama negara dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapinya secara rahasia dan tanpa sepengetahuan publik.
Diplomasi tipe ini memiliki kelebihan di aspek perundingan yang hanya melibatkan
sedikit aktor saja sehingga penyesuaian interest dan tujuan dapat lebih mudah dicapai.
Selain itu, penyelesaian konflik dan masalah secara rahasia dapat menekan angka
kekhawatiran publik mengenai permasalahan tersebut. Akan tetapi, kelemahan dari tipe
diplomasi rahasia ini adalah ketika proses diplomasi berujung pada konflik dan kegagalan
maka masyarakat atau publik akan turut menanggung akibatnya meskipun mereka tidak
tahu menahu mengenai kebijakan diplomasi tertutup yang dilakukan oleh pemerintahan
negaranya. Pola ini mulai terkenal pada era abad pertengahan di mana dunia masih
menganut sistem monarki absolut dan kemudian mengalami turning point penting ketika
Lenin membocorkan berbagai praktik diplomasi rahasia Kekaisaran Rusia Romanov di
depan publik Rusia. Selain secret diplomacy, terdapat pula tipe yang menjadi kontra dari
diplomasi rahasia ini yaitu diplomasi publik.
Diplomasi publik adalah pola diplomasi yang hadir pasca Perang Dunia Kedua di mana
negara-negara kemudian berusaha memperbaiki citra dan martabatnya di depan publik
mereka sendiri maupun publik internasional. Diplomasi publik merupakan proses
diplomasi yang dilakukan secara langsung oleh pemerintah terhadap masyarakat, baik
masyarakat di negaranya maupun negara lain untuk meningkatkan kepentingan dan
memperluas nilai-nilai yang mereka perjuangkan. Diplomasi ini berkaitan erat dengan
pembantukan opini publik meskipun di lain sisi, pemberian berbagai pandangan subjektif
pada masyarakat dapat berakibat pada ketidakmampuan masyarakat dalam mengenali
batas-batas kebenaran yang sesungguhnya.
Diplomasi budaya atau culture diplomacy adalah sebuah tipe diplomasi yang
menggunakan kebudayaan sebagai salah satu sarana untuk berdiplomasi dan
memperjuangkan kepentingan para aktor internasional. Aspek yang terdapat dalam
diplomasi budaya tergolong luas, seperti musik, tarian, upacara adat, makanan, dan
sebagainya. Diplomasi budaya kemudian berkembang pesat pada masa perang dingin di
mana Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama bersaing dalam memperkenalkan
budaya mereka masing-masing kepada para negara sasarannya. Tipe diplomasi ini sangat
bergantung pada kualitas interpretasi budaya aktor yang satu terhadap aktor yang lainnya
sehingga kecenderungan kemunculan interpretasi negatif dari negara lain perihal seni dan
budaya dari satu negara tertentu memiliki peluang untuk terjadi.
Diplomasi dollar atau dollar diplomacy didefinisikan sebagai sebuah praktik diplomasi
yang bertujuan untuk mendapatkan pengaruh dengan menggunakan bantuan ekonomi
sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan tersebut. Diplomasi dollar ini kemudian
menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, bantuan ekonomi adalah sebuah bantuan yang
sifatnya esensial dan paling tepat untuk mempengaruhi negara lain dalam konteks jangka
pendek. Akan tetapi, diplomasi dollar ini kemudian menimbulkan interdependensi yang
kemudian merugikan negara yang sudah terlanjur melakukan diplomasi dengan negara
yang bersangkutan. Selain itu, diplomasi ini dianggap hanya akan menguntungkan negara-
negara besar dengan modal yang kuat.
Diplomasi senjata atau gun diplomacy diartikan sebagai praktik diplomasi yang
menggunakan senjata dan kekuatan militer untuk menyebarkan ketakutan dan teror dalam
rangka menjaga stabilitas sistem internasional. Tipe ini kemudian juga memiliki tujuan
untuk memperjelas posisi dan status dari negara yang bersangkutan di dalam sistem
internasional. Kelebihan diplomasi ini dapat dilihat dari lebih terjaganya stabilitas dan
keamanan sistem internasional karena upaya menakut-nakuti tersebut menjalankan
perannya secara efektif. Akan tetapi, kekurangan praktik diplomasi ini adalah ketakutan
negara-negara lain sehingga pada akhirnya dapat memicu konflik dan peperangan.

Anda mungkin juga menyukai