e-ISSN 2685-9386
Abstrak
Abstract
This study aims to describe the responsibility of doctors in carrying out medical
actions from the perspective of Law Number 29 of 2004 concerning Medical
Practice. The method used is the normative legal method, which provides legal
arguments as the basis for determining whether an event is right or wrong and
how the event should be according to law. The results of this study suggest that
the doctor's responsibility in carrying out a student's action must have prior
medical approval. The informed consent between the doctor and the patient or
family must be based on Law Number 29 of 2004 concerning Medical Practice to
provide certainty that the patient or patient's family is deemed to have known or
agreed to what happened in connection with the medical action performed by the
doctor. It also to anticipate the related risks and side effects of the action so that if
there is a loss suffered by the patient or the patient's family as a result of the risk
or side effect of the medical action performed, the doctor cannot be held
responsible for the duration of the medical procedure.
Keywords: Medical Action, Approval of Medical Action, Medical Practice.
755
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
756
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
757
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
758
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
759
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
760
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
761
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
762
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
763
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
764
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
765
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
766
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
767
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
768
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
769
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
atas Pasal 4 ayat (3) Peraturan jawab sesuai dengan ketentuan Pasal
Menteri Kesehatan Nomor 6 Peraturan Menteri Kesehatan
585/Menkes/Per/IX/1989. Informasi Nomor 585/Menkes/Per/IX/1989.
yang diberikan oleh dokter kepada Seetelah informasi diberikan
pasien atau keluarganya harus oleh dokter berkaitan dengan
diberikan secara jujur dan benar tindakan medik yang akan dilakukan,
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal maka tergantung pasien atau
5 Peraturan Menteri Kesehatan keluarganya untuk menyetujui atau
Nomor 585/Menkes/Per/IX/1989. tidak tindakan medik yang akan
Dengan begitu, untuk persetujuan dilakukan tersebut. Dalam hal pasien
tindakan medik (informed consent), yang menolak dilakukannya tindakan
maka informasi yang merupakan medik yang direncanakan atau sudah
klausul apakah disetujui atau dilakukan oleh dokter meskipun
tidaknya tindakan medik tersebut sudah mendapatkan penjelasan yang
harus diberikan oleh dokter secara cukup harus memberikan pernyataan
jujur dan benar tanpa ada yang boleh secara tertulis. Biasanya di bagian
disembunyikan. depan rekam medik tersedia format
Kemudian untuk tindakan penolakan penindakan atau pulang
bedah atau tindakan invasif lainnya, paksa atau pulang atas permintaan
informasi harus diberikan secara sendiri (APS). Pernyataan tertulis ini
langsung oleh dokter yang akan penting untuk menghindari tuntutan
melakukan operasi tersebut atau bila hukum terhadap dokter apabila
dokter tersebut berhalangan, maka terjadi akibat buruk pada pasien yang
harus diberikan oleh dokter lain yang menolak dilakukan tindakan medik
dengan pengetahuan dan petunjuk pada dirinya.
dokter yang bertanggung jawab. Akan tetapi dalam hal
Sedangkan untuk tindakan yang menyetuj\ui tindakan medik tersebut,
bukan tindakan bedah atau tindakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
tidak invasif maka informasi dapat Nomor 585/Menkes/Per/IX/1989
diberikan oleh dokter lain atau juga diatur pihak-pihak manakah
perawat dengan pengetahuan atau yang mempunyai kewenangan untuk
petunjuk dokter yang bertanggung memberikan persetujuan tindakan
770
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
771
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
772
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
773
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)
p-ISSN 2502-9541
e-ISSN 2685-9386
774
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 5 No. 2, September 2020 Kajian Yuridis..... (Mahdi 755-774)