SKRIPSI
Oleh
Williem Stefani Engelino Gosal
071001600104
i
SEPARATION OF OIL COMPONENTS IN OIL-WATER
EMULSES USING NANOCOMPOSITE MAGNETIC
ADSORBENTS BENTONITE OR IRON OXIDE
FINAL ASSESMENT
Submitted as a requirement to obtain Undergraduate in study
program of Petroleum Engineering, Faculty of Earth Tecnology and
Energy
By
Williem Stefani Engelino Gosal
071001600104
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Oleh
Williem Stefani Engelino Gosal
071001600104
Foto
2x3
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG
KOMISI PENGUJI
2. ( ) Pembimbing (.....................)
Akademik
3. ( ) Pembimbing (.....................)
Utama
4. ( ) Pembimbing (.....................)
Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik
Perminyakan
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Jakarta, X X 2021
Yang membuat pernyataan
v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Jakarta, X X 2021
Yang membuat pernyataan
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PEMISAHAN KOMPONEN MINYAK DI DALAM EMULSI
MINYAK-AIR MENGGUNAKAN ADSORBEN MAGNETIK
NANOKOMPOSIT BENTONITE ATAU IRON OXIDE” dengan tujuan untuk
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Teknik Perminyakan di
Fakultas Teknik Kebumian dan Energi Universitas Trisakti.
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan do’a dan dukungan serta
semangat kepada penulis untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Ir. Bayu Satiyawira, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan waktu dan bimbingan serta memberikan ilmu dan arahan
yang baik dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bang/Ka ( ) selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan saran dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak ( ) selaku penasihat akademik telah memberikan
arahan dan nasihat selama berkuliah.
5. Bapak Ir. H. Abdul Hamid, M.T selaku Ketua dari Program Studi Teknik
Perminyakan.
6. Bapak Dr. Ir. Alfiat Anugrahadi, M.S selaku Dekan dari Fakultas
Teknologi Kebumian dan Energi.
7. Teman-teman perminyakan angkatan 2016 kepada seluruh masyarakat
teknik perminyakan FTKE Usakti yang telah memberikan motivasi dan
membantu dalam perkuliahan terimakasih atas kerjasamanya.
vii
Pada skripsi ini penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada setiap
pembaca dan dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu
penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak apabila
terdapat kekurangan dari skripsi ini.
Jakarta, X X 2021
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
TITLE PAGE............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG...................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK.................................................................................................................
ABSTRACT.................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG............................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
I.1 Latar Belakang...................................................................................
I.2 Rumusan Masalah..............................................................................
I.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian..........................................................
I.4 Ruang Lingkup Penelitian Dan Batasan Masalah..............................
I.5 Manfaat Penelitian.............................................................................
xi
DAFTAR ISI (Lanjutan)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN...............................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A ..........................................................................................................
LAMPIRAN B ..........................................................................................................
LAMPIRAN C ..........................................................................................................
LAMPIRAN D ..........................................................................................................
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG (Lanjutan)
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1
antara minyak dengan air terproduksi yang pada air terproduksi ini juga nanti akan
dilakukan treatment sebelum di buang ke laut atau sungai, prosedur ini sangat
penting untuk memenuhi batas pembuangan yang ditetapkan oleh undang-undang
pemerintah.
Pada penelitian ini juga akan berhubungan dengan pH, dan salinitas yang
terdapat pada produksi minyak dalam air terproduksi dimana pH akan dijaga pada
angka 6 sampai 9, jika terlalu asam akan menyebabkan pencemaran lingkungan
dan jika lebih dari 9 akan menyebabkan scale. Pengaturan pada lamanya adsorbsi
juga akan dihitung yaitu lama dari penyerapan atau pemisahan minyak dari air
terproduksi dengan pengontrolan pH yang berada pada air terproduksi tersebut.
Rumusan masalah pada skripsi ini yang akan di bahas adalah sebagai
berikut:
2
1. Mengetahui kinerja adsorben magnetik nanokomposit bentonite atau iron
oxide sebagai emulsi pemisah ?
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemisahan oil in
water emulsi di air terproduksi ?
3. Mengetahui kinerja adsorben magnetik nanokomposit bentonite atau iron
oxide dari segi lama waktu emulsi ?
4. Mengetahui penggunaan adsorben magnetik nanokomposit bentonite atau
iron oxide yang optimal ?
Adanya ruang lingkup atau batasan masalah pada pembuatan skripsi ini
dimana mengingat banyaknya masalah yang dapat terjadi dengan air yang
terproduksi dan pada penelitian ini akan di fokuskan pada penggunaan adsorben
magnetik nanokomposit bentonite atau iron oxide pada penanggulangan masalah
air terproduksi pada sumur X di lapangan Y
3
BAB II TINJAUAN UMUM
Air terproduksi merupakan hasil dari pengolahan minyak dan gas bumi.
Air terproduksi berbeda dengan air pada umumya karena memiliki kandungan
kimia yang bisa dibilang berbahaya juga terdapat unsur-unsur lainnya yang
terkandung di dalamnya. Air terproduksi dapat terdiri dari air garam dan berasal
dari aliran di atas atau di bawah zona prospek hidrokarbon yang merupakan hasil
dari kegiatan produksi. Disebut sebagai air terproduksi karena merupakan air
formasi dimana saat air garam yang bercampur hidrokarbon mencapai
permukaan. Produksi dari air terproduksi setiap harinya sangat banyak dimana air
terproduksi akan terus semakin banyak seiring dengan bertambah nya umur dari
sumur minyak maupun gas nya, tetapi dengan pengolahan yang baik dan
pembukaan lapangan minyak atau gas yang baru akan mengurangi jumlah air
terproduksi seperti contohnya melakukan optimasi guna meningkatkan produksi
dari minyak maupun gas. Jumlah air terproduksi yang sangat banyak membuat air
4
terproduksi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, contohnya seperti
diinjeksikan untuk meningkatkan produksi minyak, maupun irigasi (Tiana, 2015).
Selain itu, air terproduksi juga dibuang ke laut dan diinjeksikan ke dalam tanah.
Untuk pembuangan air terproduksi yang belum diolah dan mengandung banyak
bahan berbahaya dapat mengurangi dan mencemari lingkungan. Karakteristik dari
air terproduksi harus diketahui agar ditemukan cara yang tepat untuk
meminimalisir kadar bahan berbahaya di dalam air tersebut sebelum dibuang.
Pengolahan yang tepat akan membuat air terproduksi dapat dimaanfaatkan dengan
baik.
Minyak dan lemak merupakan unsur utama dari air terproduksi yang
banyak diperhatikan oleh operasi onshore dan offshore, sedangkan kandungan
garam bisa dinyatakan dalam salinitas, konduktivitas, atau TDS (Total Dissolved
Solid) adalah unsur utama dari operasi onshore dimana air terproduksi
mengandung banyak senyawa organik dan anorganik. Komponen organik dan
anorganik pada air terproduksi yang dibuang dari sumur offshore dapat memiliki
keadaan fisik yang variatif, seperti larutan, suspensi, emulsi, partikel teradsorbsi,
dan partikulat.
Air terproduksi dapat mengandung air tanah atau air laut yang diinjeksi
untuk menjaga tekanan reservoir dan juga kandungan dari partikel solid dan
bakteri. Air terproduksi lebih banyak mengandung garam dibanding air laut. Air
5
terproduksi juga mengandung senyawa kimia yang digunakan pada proses
pengeboran, produksi juga pemisahan air dan minyak. Senyawa kimia pada
pengolahan air terproduksi biasanya merupakan campuran kompleks dari banyak
senyawa molekular (Tiana, 2015). Campuran tersebut terdiri dari:
II.2.2 Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam
air disebut salinitas air. Selain kandungan garam dalam air, terkadang salinitas
juga digunakan sebagai istilah kandungan garam dalam tanah disebut salinitas
tanah. Salinitas tanah merupakan kadar garam yang terkandung dalam tanah.
6
Air dibedakan menjadi dua jenis, yakni air tawar dan air asin. Pada air tawar
sendiri sebenarnya juga mengandung kadar garam dalam jumlah tertentu
meskipun sangat rendah atau kurang dari 0,05%. Jika kadar garam yang
terkandung antara 3% hingga 5% maka disebut dengan air payau (saline).
Sedangkan jika lebih dari 5% maka dinamakan air brine.
II.2.3 Amonia
II.2.4 Fenol
Hidrogen sulfida (H₂S), adalah gas yang tidak berwarna berbau seperti
telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai
bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di
rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas Hidrogen Sulfida (H 2 S) juga
7
muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam. Dalam
industri migas pada karakteristik air terproduksi ini bisa mengandung hidrogen
sulfida (H₂S) yang mana sangat beracun dan mudah terbakar dimana harus
segera dilolah dengan tepat.
II.3 Emulsi
Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung,
seperti minyak dan air. Perlu ditambahkan zat tertentu yang bertindak sebagai
pengemulsi, yang dapat membantu dua cairan dapat bercampur secara homogen
dan stabil. Teorinya ialah jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang
langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis,
sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan
lapisan di depannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi
oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan
menolak setiap usaha partikel minyak yang akan melakukan penggabungan
menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi
setiap partikel minyak yang mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian,
antara sesama partikel akan tolak menolak, dan stabilitas akan bertambah. (Ewis,
2020)
8
Komposit merupakan kombinasi antara dua material atau lebih yang
berbeda dan berlainan sifat, dimana material yang satu berfungsi sebagai
komponen matriks (bahan pengikat) sedangkan material lainnya berfungsi sebagai
komponen filler (bahan pengisi) (Chitaningrum, 2008). Nanokomposit dibuat
dengan menyisipkan nanopartikel (nanofiller) ke dalam sebuah material
makroskopik (matriks). Filler merupakan bahan pengisi untuk meningkatkan sifat
mekanik komposit yang mendapatkan ukuran hingga skala nanometer, biasanya
berupa serat ataupun serbuk.
Bahan alam yang banyak digunakan saat ini sebagai filler yang dapat
berukuran nano ialah montmorillonit, merupakan sejenis tanah liat atau clay yang
banyak terdapat dalam batuan bentonit. Bentonit banyak digunakan sebagai
komponen filler karena dapat mengembang bila bersentuhan dengan air disebut
swelling clay. montmorillonit atau bentonit merupakan mineral aluminosilikat
(Al-silikat) yang banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
berbagai produk di berbagai industri, salah satunya sebagai katalis, penyangga
katalis (catalyst support), dan juga sebagai reinforcement.
II.5 Adsorpsi
9
terikat di permukaan, gejala ini disebut adsorpsi multilayer dan Tidak terbentuk
lapisan kedua dan seterusnya sehingga adsorbat yang belum teradsorpsi berdifusi
keluar pori dan kembali ke arus fluida. (Kimia, 2016)
Adsorpsi Isotermal adalah suatu zat dari fasa cair ke permukaan fasa
padat dalam suatu sistem mengarah ke distribusi yang didefinisikan secara
termodinamika zat tersebut antara dua fasa ketika sistem mencapai
kesetimbangan; yaitu ketika kecepatan adsorpsi zat terlarut ke permukaan
adsorben sama dengan kecepatan desorpsi dari permukaan adsorben. Oleh
karena itu, tidak ada lagi adsorpsi bersih yang terjadi. Beberapa hubungan
matematis telah dikembangkan untuk menggambarkan distribusi
kesetimbangan zat terlarut antara fase padat dan cair pada suhu konstan dan
dengan demikian membantu dalam interpretasi proses adsorpsi.
10
dapat mencemari badan air. Selain itu juga dapat mematikan kehidupan aquatik,
dan memiliki efek samping yang kurang baik pada kesehatan manusia karena
mengandung bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat,
surfaktan, ammonia, dan nitrogen serta kadar padatan tersuspensi maupun terlarut.
(Kustiyaningsih, 2020)
TDS yang terkandung dalam air terproduksi berkisar antara 3.000 sampai
300.000 ppm, yang didominasi oleh ion-ion natrium dan klorida. Untuk kegiatan
industri migas di onshore. air terproduksi dengan konsentrasi TDS tinggi jika
dibuang langsung ke sungai dapat mengurangi keseimbangan lingkungan bagi
kehidupan hewan dan tumbuhan disekitarnya dan juga dapat menimbulkan korosi
maupun scale pada pipa-pipa logam yang ada. Berdasarkan PP No. 82 Tahun
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
disebutkan bahwa konsentrasi residu terlarut (TDS) yang diijinkan adalah 1.000
ppm. Penurunan konsentrasi TDS dalam limbah air terproduksi telah dilakukan
dengan memvariasikan kondisi limbah air terproduksi, yaitu konsentrasi TDS
(2.000, 3.000, 4.000 dan 5.000 ppm) serta pH larutan (4, 7 dan 12) dengan
menggunakan metode proses pertukaran kation menggunakan resin penukar
kation asam kuat (HCR-S), sistem kolom dan laju alir 10 ml/menit. Pengukuran
pH, konduktivitas dan salinitas dilakukan dengan menggunakan water quality
checker Horiba U-10, sedangkan untuk pengukuran TDS menggunakan metode
gravimetri. semakin tinggi konsentrasi TDS dalam limbah air terproduksi,
semakin cepat proses pertukaran kation terjadi dan semakin cepat resin menjadi
jenuh.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Dimana
data-data yang dikumpulkan seperti pH pada air, kadar minyak, salinitas, fenol,
amonia, hidrogen sulfida, TDS (Total Dissolved Solid).
1.
12
III.4 Flowchart
Pada prosedur penelitian yang telah di jelaskan di sub bab III.3 dimana
akan digambarkan dalam diagram alir berikut:
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan memberikan beberapa poin kesimpulan dan
saran berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan:
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
LAMPIRAN A
18
LAMPIRAN B
19
LAMPIRAN C
20
LAMPIRAN D
21