Anda di halaman 1dari 2

Gerakan Non-Blok adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-

negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun. Dalam hal
ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang menginisiasi berdirinya organisasi ini
bersama beberapa negara-negara lain.

jadi kami akan membahas beberapamateri mengenai organisasi GNB yaitu sejarah, tokoh yang
andil di dalamnya, tujuan di dirikan dan peran indonesia dalam organisasi GNB

Sejarah terbentuknya gnb

gerakan Non-Blok (GNB) didirikan pada tahun 1961, tepatnya tanggal 1 September. Pendirian Gerakan
Non-Blok pada tahun 1961 dipelopori sejumlah tokoh, yakni Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser
(Mesir), Jawaharlal Nehru (India), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Joseph Broz Tito (Yugoslavia).

Tokoh-tokoh pemimpin sejumlah negara Asia, Afrika, dan Eropa Timur yang baru saja meraih
kemerdekaannya itu menginisiasi pembentukan Gerakan Non-Blok (GNB) untuk menyikapi situasi
politik dunia pada era 1950-60an.

Sejarah terbentuknya

Latar belakang adanya organisasi gnb adalah dari perang dingin. Kita semua sudah tahu kan
mengenai perang dingin? setelah terjadinya perang dunia 2 dari tahun 1939-1945 antara Blok
Barat dan Blok Timur, Perang Dingin pun berlangsung dari kedua Blok tersebut. Blok Barat
dipimpin oleh Amerika Serikat sebagai negara liberal kapitalis bersama Pakta Pertahanan Atlantik
Utara (NATO) dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet sebagai negara komunis bersama Pakta
Warsawa 

Lo mungkin pernah mendengar kalau selama Perang Dingin juga terjadi kericuhan di Jerman yang
menyebabkan berdirinya tembok berlin, salah satu ikon dalam Perang Dingin.

Nah, secara garis besar, Perang Dingin ini lebih kepada persaingan dalam hal politik, ekonomi, dan
propaganda, utamanya antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Tidak ada aksi militer dari kedua
pihak tersebut.

Akan tetapi, dampak yang diberikan dari Perang Dingin sangat besar hingga merambat ke negara-
negara lain. Sebut saja salah satunya terjadi peperangan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Dalam peperangan tersebut, Amerika Serikat mendukung Korea Selatan sebagai negara kapitalis,
sedangkan Uni Soviet mendukung Korea Utara sebagai negara sosialis.

Melihat efek Perang Dingin yang cukup membahayakan bagi negara-negara lemah atau negara yang
baru saja merdeka, banyak negara yang berpendapat kalau adanya Perang Dingin hanya akal-
akalan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Akhirnya, beberapa negara sepakat untuk tidak ikut ke blok apapun dan tidak mau terseret dengan
konflik Perang Dingin.
Keanggotaan organisasi GNB

Anda mungkin juga menyukai