Anda di halaman 1dari 6

CHAPTER-3

Sistem Peringatan Dini


Dokumen Kesiapsiagaan Desa Ciater 2022-2025
Evaluasi Partisipatif 2022

2
CHAPTER-3
Sistem Peringatan Dini
Dokumen Kesiapsiagaan Desa Ciater 2022-2025
Evaluasi Partisipatif 2022

PENDAHULUAN

Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera


mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU No. 24 Tahun 2007). Seperti
diketahui bahwa Desa Ciater setidaknya memiliki 13 potensi ancaman di mana
5 ancaman bersumber dari Erupsi G. Tangkubanparahu.

Dari 13 potensi ancaman yang telah disusun dalam tabel matriks Indeks
Tingkat Bahaya, dapat terlihat terdapat 2 (dua) potensi yang masuk dalam
kategori Bahaya dengan Risiko tinggi yaitu Gempa Bumi (dengan collateral
hazard tanah longsor) dan Erupsi G. Tangkubanparahu (yang diikuti dengan
collateral hazard berupa awan panas, aliran lava, aliran lahar, hujan abu
vilkanik dan gas beracun)

Indeks Tingkat Bahaya

TINGKAT KEMUNGKINAN TERJADI


BAHAYA RENDAH SEDANG TINGGI
RENDAH

 KECELAKAAN
TRANSPORTASI
 KARHUTLA
DAMPAK

SEDANG

 BANJIR LAHAR  HUJAN ABU


KRISIS AIR BERSIH
 BANJIR BANDANG  ANGIN RIBUT

 GEMPA BUMI
TINGGI

 AWAN PANAS
GAS BERACUN  GERAKAN TANAH
 ALIRAN LAVA
 LONGSOR

3
CHAPTER-3
Sistem Peringatan Dini
Dokumen Kesiapsiagaan Desa Ciater 2022-2025
Evaluasi Partisipatif 2022

SISTEM PERINGATAN DINI DESA CIATER

Dalam membangun sistem peringatan dini Gempa Bumi dan Erupsi Gunung
Api, setidaknya empat hal berikut menjadi titik bahasan.

1. Pengetahuan Risiko
Gempa Bumi adalah kejadian alam yang hingga sekarang belum bisa
terprediksi secara pasti kapan akan terjadi, dengan tingkat ancaman tinggi
dan waktu menghindar sangat singkat sehingga diperlukan suatu bangunan
sistem yang jelas.

2. Pemantauan dan layanan


Layanan peringatan merupakan inti dari sistem. Harus ada dasar ilmiah
yang kuat untuk dapat memprediksi dan meramalkan munculnya bahaya,
dan harus ada sistem peramalan dan peringatan yang andal yang
beroperasi 24 jam sehari. Pemantauan yang terus-menerus terhadap
parameter bahaya dan gejala-gejala awalnya sangat penting untuk
membuat peringatan yang akurat secara tepat waktu. Layanan peringatan
untuk bahaya yang berbeda-beda sedapat mungkin harus dikoordinasikan
dengan memanfaatkan jaringan kelembagaan, prosedural, dan komunikasi
yang ada.

3. Penyebaran dan komunikasi


Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan
yang jelas dan berisi informasi yang sederhana namun berguna sangatlah
penting untuk melakukan tanggapan yang tepat, yang akan membantu
menyelamatkan jiwa dan kehidupan. Sistem komunikasi tingkat regional,
nasional, dan masyarakat harus diidentifikasi dahulu, dan pemegang
kewenangan yang sesuai harus terbentuk. Penggunaan berbagai saluran
komunikasi sangat perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang
yang diberi peringatan, untuk menghindari terjadinya kegagalan di suatu
saluran, dan sekaligus untuk memperkuat pesan peringatan.

4. Kemampuan respon
Masyarakat di daerah resiko mendapatkan informasi kemungkinan
(potensi) terjadi bencana dari 3 sumber yaitu tanda alam, dari TV dan
Radio nasional serta dari Pemda (isi pesan: peringatan dan arahan untuk
evakuasi). Reaksi masyarakat setelah ada gempa adalah menuju daerah
relatif aman sambil aktif mencari informasi tentang konfirmasi
perkembangan

4
CHAPTER-3
Sistem Peringatan Dini
Dokumen Kesiapsiagaan Desa Ciater 2022-2025
Evaluasi Partisipatif 2022

JARINGAN SISTEM PERINGATAN DINI


DESA CIATER

Sistem peringatan dini Desa Ciater ini harus dipastikan tersambung dengan
sistem yang telah dibangun di level daerah (BPBD Propinsi, BPBD Kab
Subang) dan nasional (PVMBG, BMKG, BNPB). Sehingga memperhatikan
berbagai aspek tersebut, disusunlah bagan sebagai berikut.

1. Sumber Peringatan
Sumber peringatan yang menjadi acuan haruslah terpercaya dan dapa
dipertanggungjawabkan, agar nantinya tidak terjadi
distrust/ketidakpercayaan masyarakat dikemudian hari. Adapun sumber
peringatan yang ditetapkan ialah :

a. BMKG dan PVMBG, sebagai sumber langsung yang dapat


dipertanggungjawabkan melalui berbagai kajian ilmiah.

b. Pusdalops Provinsi maupun Kabupaten, sebagai sumber kedua setelah


BMKG, PVMBG ditujukan untuk mengantisipasi terputusnya media
antara BMKG, PVMBG dengan masyarakat/pemerintah desa. Selain itu
pusdalops dapat menjadi sumber acuan tentang arahan dari Bupati
kepada masyarakat.

2. Media Peringatan
Untuk menghimpun sebanyak mungkin informasi/peringatan dari sumber
terpercaya maka dibutuhkan media penghubung antara sumber peringatan
dengan pemerintah desa/masyarakat Desa Ciater.

Beberapa media yang dapat dipakai antara lain adalah:


a. Media Nasional: TV Nasional/swasta, radio, dan internet

b. Media Regional (Provinsi/Kabupaten): Handy Talky (HT), sms


gateways, TV Regional, radio komunitas, dan handphone

c. Media Lokal (Desa): Handy Talky (HT), handphone, kentongan, pengeras


suara, dll.

3. Mekanisme Diseminasi
Terdapat tiga hal mekanisme diseminasi yang dirumuskan:
a. Pringatan dari BMKG, PVMBG
 BMKG, PVMBG memberi peringatan kepada seluruh lapisan

5
CHAPTER-3
Sistem Peringatan Dini
Dokumen Kesiapsiagaan Desa Ciater 2022-2025
Evaluasi Partisipatif 2022

masyarakat secara langsung melaui radio, TV maupun internet


(laman wbsite BMKG: www.bmkg.go.id / media sosial: twitter,
facebook, dll) 

 BMKG Regional, PVMBG memberi peringatan kepada Camat Ciater,
Kepala Desa Ciater, Kelompok Kerja DESTANA CIATER , Babinsa,
Bhabinkamtibmas, Kepala Dusun, dan tokoh masyarakat melalui
sms gateways yang nomor-nomornya telah didaftarkan. 

b. Peringatan dan arahan dari Pusdalops / Bupati


 Pusdalops memberi peringatan sekaligus arahan kepada Kelompok
Kerja DESTANA CIATER yang akan disambungsiarkan kepada
Kepala Dusun melalui Radio Komunikasi gelombang VHF dan HP. 

 Camat Ciater diharapkan mampu mengakses arahan langsung dari
Bupati Subang yang selanjutnya langsung diteruskan kepada kepala
Desa Ciater dan Kelompok Kerja DESTANA CIATER. 

c. Arahan dari Pemerintah Desa
 Kelompok Kerja DESTANA CIATER bersama Kepala Dusun,
Babinsa, Babinkamtibmas serta tokoh masyarakat memberi
peringatan dan arahan yang sumbernya dari BMKG dan Pusdalops
Provinsi atau Kabupaten 
 Kepala Desa memberi arahan atas perintah Camat atau Bupati. 
 Kepala desa dapat memberi arahan langsung ataupun mengkaji
secara mandiri bersama Tim Pokja Destana Ciater, Babinsa,
Babinkamtibmas, dan kepala dusun perihal diseminasi mandiri
tingkat Desa 
 Peringatan mandiri dari Pemerintah Desa berdasarkan laporan
narasumber tadi ditujukan untuk meyakinkan dan memastikan
kepada masyarakat terdampak untuk mengikuti arahan. 

Anda mungkin juga menyukai