Anda di halaman 1dari 6

Sistim Peringatan Dini Tsunamai Desa Besole, Kabupaten Tulungagung

SISTIM PERINGATAN DINI TSUNAMI

DESA BESOLE KECAMATAN BESUKI, KABUPATEN TULUNGAGUNG

A. Pendahuluan

Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan


sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU No. 24 Tahun
2007). Seperti diketahui bahwa Desa Besole memiliki 7 jenis ancaman, yaitu
gempabumi, tsunami, banjir rob, banjir bandang, gelombang ekstrim dan
abrasi, angin ribut, dan longsor. Dari ketujuh ancaman tersebut, risiko bencana
tsunami menduduki peringkat pertama. Untuk itu dalam menyusun system
peringatan dini ini, diprioritaskan terlebih dahulu untuk ancaman bencana
tsunami. Terlebih lagi, Desa Besole merupakan daerah tujuan wisata pantai,
setidaknya ada 2 pantai yang selalu dikunjungi wisatawan pada musim liburan,
yaitu pantai Popoh dan Pantai Sidem. Menurut data, saat liburan, kunjungan
wisatawan dapat mencapai 3.500 per hari.

B. Sistem Peringatan Dini Tsunami Desa Besole

Dalam membangun sistem peringatan dini tsunami setidaknya empat hal


berikut menjadi titik bahasan.

1. Pengetahuan Risiko

Tsunami adalah bencana alam yang “istimewa”. Tingkat ancaman yang tinggi
dan waktu menghindar sangat singkat membutuhkan suatu bangunan sistem
yang jelas. Adapun risiko tsunami dapat menyebabkan korban jiwa dengan
jumlah yang tinggi, hancurnya permukiman, infrstruktur dan sarana vital,
membikin chaos, dan rusaknya sumber kehidupan dan penghidupan.

1
Sistim Peringatan Dini Tsunamai Desa Besole, Kabupaten Tulungagung

2. Pemantauan dan layanan

Layanan peringatan merupakan inti dari sistem. Harus ada dasar ilmiah yang
kuat untuk dapat memprediksi dan meramalkan munculnya bahaya, dan harus
ada sistem peramalan dan peringatan yang andal yang beroperasi 24 jam
sehari. Pemantauan yang terus-menerus terhadap parameter bahaya dan
gejala-gejala awalnya sangat penting untuk membuat peringatan yang akurat
secara tepat waktu. Layanan peringatan untuk bahaya yang berbeda-beda
sedapat mungkin harus dikoordinasikan dengan memanfaatkan jaringan
kelembagaan, prosedural, dan komunikasi yang ada.

3. Penyebaran dan komunikasi

Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan


yang jelas dan berisi informasi yang sederhana namun berguna sangatlah
penting untuk melakukan tanggapan yang tepat, yang akan membantu
menyelamatkan jiwa dan kehidupan. Sistem komunikasi tingkat regional,
nasional, dan masyarakat harus diidentifikasi dahulu, dan pemegang
kewenangan yang sesuai harus terbentuk. Penggunaan berbagai saluran
komunikasi sangat perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang
yang diberi peringatan, untuk menghindari terjadinya kegagalan di suatu
saluran, dan sekaligus untuk memperkuat pesan peringatan.

4. Kemampuan respon

Masyarakat di daerah resiko mendapatkan informasi kemungkinan (potensi)


terjadi tsunami dari 3 sumber yaitu tanda alam (isi pesan: gempa), dari TV dan
Radio nasional (isi pesan: kejadian gempa dan kemungkinan terjadi tsunami)
serta dari Pemda (isi pesan: peringatan dan arahan untuk evakuasi). Reaksi
masyarakat setelah ada gempa adalah lari menjauhi pantai dan muara sungai
menuju daerah relatif aman sambil aktif mencari informasi tentang konfirmasi
atau pembatalan tsunami.

Selain keempat hal di atas, sistem peringatan dini Desa Besole ini harus
dipastikan tersambung dengan sistem yang telah dibangun di level daerah dan
nasional. Sehingga memperhatikan berbagai aspek tersebut, disusunlah bagan
sebagai berikut.

2
Sistim Peringatan Dini Tsunamai Desa Besole, Kabupaten Tulungagung

3
Sistim Peringatan Dini Tsunamai Desa Besole, Kabupaten Tulungagung

Dari bagan di atas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut.

1. Sumber Peringatan
Sumber peringatan yang menjadi acuan haruslah terpercaya dan dapa
dipertanggungjawabkan, agar nantinya tidak terjadi distrust /
ketidakpercayaan masyarakat dikemudian hari. Adapun sumber peringatan
yang ditetapkan ialah
a. BMKG pusat maupun regional, sebagai sumber langsung yang dapat
dipertanggungjawabkan melalui berbagai kajian ilmiah.
b. Pusdalops Provinsi maupun Kabupaten, sebagai sumber kedua setelah
BMKG, ditujukan untuk mengantisipasi terputusnya media antara BMKG
dengan masyarakat/pemerintah desa. Selain itu pusdalops dapat
menjadi sumber acuan tentang arahan dari Bupati kepada masyarakat.
c. Petugas Pemantau dari PJB Neyama (SOP Perusahaan)
d. Masyarakat pesisir, sumber peringatan dari masyarakat yang melihat
langsung tanda-tanda alam dimungkinkan dapat dilakukan, tentu
dengan memperhatikan siapakah narasumber yang menyampaikan
peringatan, apakah terpercaya atau tidak. Hal ini perlu ada kesepakatan
lebih lanjut di level masyarakat. Berikut tim pantau pesisir:
Nama Lokasi Pantauan
Jiman (Ketua RW 8) Pantai Sidem
Yulianto (Relawan Pantai) Pantai Sidem
Mardi (Tokoh Masyarakat) Pantai Sidem
Masyudi Ferniawan (Toga, PRB, Pantai Sidem
relawan)
Serma Suwardi (Posmat AL) Panati Popoh
Hadi Purwanto (Staf PDAU, Pantai Popoh
ANggota PRB, Tim Rescue)

2. Media Peringatan
Untuk menghimpun sebanyak mungkin informasi/peringatan dari sumber
terpercaya maka dibutuhkan media penghubung antara sumber peringatan

4
Sistim Peringatan Dini Tsunamai Desa Besole, Kabupaten Tulungagung

dengan pemerintah desa/masyarakat Desa Besole. Beberpa media yang


dapat dipakai antara lain adalah:
a. Media Nasional: TV Nasional/swasta, radio, dan internet
b. Media Regional (Provinsi/Kabupaten): Handy Talky (HT), sms
gateways, TV Regional, radio komunitas, dan handphone
c. Media Lokal (Desa): Handy Talky (HT), handphone, kentongan,
pengeras suara, dll.

3. Mekanisme Diseminasi
Terdapat tiga hal mekanisme diseminasi yang dirumuskan:
a. Pringatan dari BMKG
- BMKG Pusat memberi peringatan kepada seluruh lapisan
masyarakat secara langsung melaui radio, TV maupun internet
(laman wbsite BMKG: www.bmkg.go.id / media sosial: twitter,
facebook, dll)
- BMKG juga memberi peringatan khusus kepada Pusdalops PB,
Camat Besuki, Kepala Desa Besole, FPRB Besole, Babinsa,
Bhabinkamtibmas, Kepala Dusun, dan tokoh masyarakat melalui
sms gateways yang nomor-nomornya telah didaftarkan atau melalui
HT
b. Peringatan dan arahan dari Pusdalops
- Pusdalops memberi peringatan sekaligus arahan kepada FPRB
Besole dan Kepala Dusun melalui HT / Sms yang dimiliki oleh
keduanya.
- Camat Besuki diharapkan mampu mengakses arahan langsung dari
Bupati Tulungagung yang selanjutnya langsung diteruskan kepada
kepala Desa Besole.
c. Arahan dari Pemerintah Desa
- Kepala Dusun, FPRB, Babinsa, Babinkamtibmas serta tokoh
masyarakat memberi peringatan dan arahan yang sumbernya dari
BMKG dan Pusdalops Provinsi atau Kabupaten
- Kepala Desa memberi arahan atas perintah Camat atau Bupati.

5
Sistim Peringatan Dini Tsunamai Desa Besole, Kabupaten Tulungagung

- Kepala desa dapat memberi arahan langsung ataupun mengkaji


secara mandiri bersama FPRB, dan kepala dusun perihal diseminasi
mandiri tingkat Desa melalui laporan narasumber (masyarakat)
terpercaya yang telah yakin melihat tanda-tanda potensi tsunami (air
surut, suara dentuman, bau anyir menyengat). Situasi ini
dilakukan apabila peringatan ataupun arahan dari institusi nasional
maupun daerah dirasa lambat/tidak sampai dengan segera.
- Narasumber/masyarakat yang telah yakin melihat tanda-tanda
potensi tsunami (air surut, suara dentuman, bau anyir menyengat)
harus segera melapor kepada Kepala Dusun/FPRB/Babinsa/
Babinkamtibmas/Kepala Desa/Tokoh Mayarakat dan mengabarkan
kepada seluruh masyarakat yang dijumpai.
- Peringatan mandiri dari Pemerintah Desa berdasarkan laporan
narasumber tadi ditujukan untuk meyakinkan dam memastikan
kepada masyarakat terdampak untuk mengikuti arahan.

Anda mungkin juga menyukai