Anda di halaman 1dari 22

MASYARAKAT SIAGA TSUNAMI

(TSUNAMI READY COMMUNITY)

Hidayanti, S. Si., MT.


Sekolah Lapang Gempabumi
Donggala, Sulawesi Tengah
13-14 Desember 2022
LATAR BELAKANG UNESCO IOC TSUNAMI READY
Program Pengakuan Siap Tsunami adalah
program pengakuan berbasis masyarakat
internasional yang dikembangkan oleh
Intergovermental Oceanographic Commission
(IOC) UNESCO.
Ini bertujuan untuk membangun masyarakat
yang tangguh melalui strategi kesadaran dan 1. Indo Autralia
kesiapsiagaan yang akan melindungi kehidupan, 2. Eurasia
mata pencaharian dan harta benda dari tsunami 3. Pasifik
di berbagai wilayah. 4. Filipina.

• 16 Zona Subduksi
• 13 Megathrust
• 295 Sesar aktif.
PENGERTIAN UNESCO IOC TSUNAMI READY

Program berbasis pada kinerja masyarakat


dalam membangun kesiapsiagaan tsunami
dengan kolaborasi aktif dari masyarakat, tokoh
masyarakat, pusat peringatan dini tsunami dan
badan penanggulangan bencana (lokal dan
nasional).

Bagian dari sistem peringatan dini dan


mitigasi tsunami hulu ke hilir dengan fokus
khusus pada kesadaran dan kesiapsiagaan
masyarakat.
MANFAAT UNESCO-TSUNAMI READY

 Membangun jejaring.
 Memenuhi standard kesiapsiagaan yang tinggi.
 Terstruktur, sistematis, berbasiskan ilmu pengetahuan.
 Masyarakat sebagai subjek kesiapsiagaan bukan objek
kegiatan.
 Memperkuat kesiapsiagaan tsunami dari masyarakat pesisir
dengan:
• Meningkatkan kajian bahaya, risiko, inundasi dan evakuasi
• Meningkatkan kapasitas peringatan dini tsunami, rencana
tanggap darurat dan tanggap darurat kebencanaan.
• Meningkatkan materi pendidikan, pengertian atas ancaman
tsunami dan memastikan adanya latihan.
KEUNTUNGAN PENGAKUAN MASYARAKAT SIAGA TSUNAMI UNESCO/IOC DAN
TANGGUNG JAWAB
Keuntungan: Tanggung Jawab Komunitas:
1.Diakui secara internasional sebagai Masyarakat Tsunami Ready. 1.Menjaga tingkat kesiapsiagaan tsunami.
2.Menjadi contoh internasional dari praktek-praktek yang baik 2.Keberlanjutan sistem dan prosedur yang ditetapkan.
3.Dampak Ekonomi, Sosial, dan Politik. 3.Setiap indikator Tsunami Ready perlu dipelihara dan dikelola.
4.Menyusun rencana tahunan dan melaporkan kegiatan tahunan.
4.Masuk dalam Peta Global Tsunami Ready.

, Tambakrejo,
Glagah, Panggarangan

2. Tambakrejo, Jawa Timur

4. Panggarangan, Banten 1. Tanjung Benoa, Bali

3. Glagah, Yogyakarta
PROSES PENGUSULAN SERTIFIKAT PENGAKUAN TSUNAMI READY COMMUNITY
KEPADA UNESCO
1. Komunitas mengajukan permohonan ke National
Tsunami Ready Board (NTRB) Indonesia untuk
mendapatkan dampingan menjadi Tsunami Ready
Community
2. NTRB melakukan pendampingan dan verifikasi
lapangan untuk kelengkapan 12 indikator. Apabila 12
indikator tersebut telah terpenuhi, maka komunitas akan
mendapatkan sertifikat pengakuan nasional dari NTRB.
3. NTRB akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap dokumen 12 indikator.
4. NTRB mengajukan kepada UNESCO melalui IOTIC
usulan/rekomendasi untuk komunitas yang akan
mendapatkan pengakuan sebagai Tsunami Ready
Community oleh UNESCO-IOC.
5. UNESCO akan meminta IOTIC untuk melakukan
verifikasi lapangan. Apabila 12 indikator tersebut telah
terpenuhi, maka UNESCO akan mengeluarkan sertifikat
pengakuan (Sertificate of Recognition)
6. Unesco akan meminta NTRB untuk melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap 12 indikator Tsunami
Ready tersebut.
INDIKATOR UNESCO TSUNAMI READY

12 INDIKATOR UNESCO TSUNAMI READY


PENILAIAN/IDENTIFIKASI – ASSESSMENT (ASSESS)
1. Peta Bahaya Tsunami
2. Data perkiraan jumlah penduduk beresiko di wilayah rawan gempabumi dan
tsunami
3. Inventaris sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial

KESIAPSIAGAAN – PREPAREDNESS (PREP)


4. Peta Evakuasi Tsunami
5. Papan informasi publik gempabumi dan tsunami
6. Materi sosialisasi pendidikan dan kesiapsiagaan terdistribusi
7. Kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan secara rutin (setahun 3 kali)
8. Pelatihan tsunami (paling tidak dua tahun sekali)

RESPON – RESPONSE (RESP)


Pemenuhan 12 Indikator UNESCO Tsunami 9. Rencana Operasi Kedaruratan Tsunami.
Ready komunitas/masyarakat/desa 10. Kapasitas operasional tanggap darurat tsunami.
untuk mendapatkan 11. Sarana/peralatan penerimaan info gempabumi dan peringatan dini tsunami
Tsunami Ready Recognition UNESCO/IOC 24/7
12. Sarana/peralatan info gempabumi dan peringatan dini tsunami 24/7.
Indikator 1 : PETA BAHAYA TSUNAMI
• Peta inundasi/rendaman. Peta Bahaya Tsunami menampilkan informasi:
• Sumber gempa menggunakan skenario gempabumi terburuk •Estimasi Kedalaman Gelombang Tsunami (Inundasi)
berdasarkan hasil kajian histori kegempaan •Estimasi Waktu Tiba Gelombang Tsunami
• Dasar penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat Tsunami •Menentukan Zona Bahaya dengan klasifikasi warna
• Dasar dalam pembuatan Peta Evakuasi Tsunami. •Landmark/lokasi penunjuk (kantor desa, tempat ibadah, hotel,
• Dapat melibatkan pakar untuk membuat peta tersebut. RS/puskesmas, Pelabuhan, bandara, pasar)
• Peta dibuat bersama dengan BPBD, Pemda dan masyarakat
Indikator 2 : DATA PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK BERESIKO DI WILAYAH
RAWAN GEMPABUMI DAN TSUNAMI
• Perkiraan jumlah penduduk beresiko di daerah rawan gempabumi dan
tsunami
• Data merupakan hasil sensus penduduk (Kemendagri)/survey kependudukan
skala desa yang diperbaharui secara berkala

Data penduduk meliputi:


•Jumlah penduduk yang tinggal
•Jumlah penduduk rentan
openyandang disabilitas
oLansia
oanak-anak)
•Perkiraan jumlah wisatawan
(apabila desa wisata)
•Perkiraan jumlah pekerja yang
tinggal di wilayah tersebut
•Jumlah penduduk terpapar saat
malam dan siang
Indikator 4 : DATA SUMBER DAYA EKONOMI, INFRASTRUKTUR, POLITIK,
DAN SOSIAL MENDUKUNG PENGURANGAN RISIKO
• Sumber Daya Ekonomi: Dana darurat ataupun
bantuan sarana dan prasarana fasilitas pendukung
pengurangan risiko bencana di tingkat desa
• Infrastruktur: Bangunan publik yang dapat
digunakan sebagai sarana evakuasi sementara atau
untuk pertemuan dan pelatihan guna peningkatan
kapasitas ataupun sarana pendukung evakuasi
• Politik: Kebijakan (SK, Perjanjian Kerjasama,
Rencana operasi kedaruratan skala kedaerahan)
• Sosial: Organisasi sosial, sukarelawan, ataupun pihak
swasta yang pendukung pengurangan risiko bencana di
tingkat desa
Indikator 4 : PETA EVAKUASI TSUNAMI
• Peta panduan jalur evakuasi tsunami pada saat kondisi darurat tsunami Peta Bahaya Tsunami menampilkan informasi:
• Bagian dari dokumen Rencana Operasi Tanggap Darurat Tsunami •Jalur evakuasi (tanda panah)
• Turunan dari Peta Bahaya Tsunami
• Peta dibuat merupakan hasil rekomendasi bersama BPBD, Pemda dan •Lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan atau
masyarakat Tempat Evakuasi Akhir (TEA)
Indikator 5 : PAPAN INFORMASI PUBLIK

Papan Informasi Publik dapat • Dapat dipahami masyarakat desa


berupa: setempat (lebih baik apabila
•Papan informasi wilayah rawan
dapat dipahami masyarakat
gempa atau zona bahaya tsunami
•Rambu jalur evakuasi internasional pada desa wisata)
•Rambu Titik Kumpul • Jumlah rambu disesuaikan
•Papan Peta Evakuasi Tsunami dengan luasan daerah wilayah
•Papan informasi edukasi rawan gempabumi dan tsunami
gempabumi dan tsunami
Indikator 6 : MATERI SOSIALISASI PENDIDIKAN DAN KESIAPSIAGAAN
TERDISTRIBUSI
Materi edukasi publik mencakup
informasi penting seperti, Peta
evakuasi tsunami, rute evakuasi, tips
keselamatan, dan informasi kapan dan
bagaimana merespon peringatan
(termasuk peringatan dari alam
terhadap wilayah dengan ancaman
tsunami lokal)

Materi sosialisasi dapat berupa:


•Brosur dan pamflet Rambu jalur evakuasi
•Website / media sosial Papan
•Kolom pada surat kabar
•Siaran Radio dan televisi lokal
•Papan pengumuman di jalan-jalan (Billboard)
•Kaos
•Merchandise
INDIKATOR 7 : KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESIAPSIAGAAN SECARA RUTIN

• Kegiatan edukasi publik perlu dilakukan 3


kali / tahun di tingkat masyarakat.
• Tujuannya adalah untuk mendidik
masyarakat, dunia usaha, dan pengunjung,
• Materi yang disampaikan: zona bahaya
tsunami, rawan tsunami, jalur evakuasi,
bagaimana peringatan diterima
• Kegiatan dapat berupa kampanye
keselamatan dari pintu ke pintu yang
menargetkan penduduk dan dunia usaha
yang tinggal atau bekerja di zona bahaya
tsunami.
Indikator 8 : LATIHAN TSUNAMI
• Latihan tersebut dapat berfokus hanya pada bahaya tsunami atau dapat menjadi latihan multi-bahaya yang
juga membahas bahaya tsunami yang dikombinasikan dengan latihan kebakaran, badai, dan gunung berapi.
• Latihan dapat berupa table top, functional, or full-scale.
• Latihan tersebut harus mencakup uji komunikasi antar komponen sistem peringatan tsunami.
• Kesenjangan yang berkaitan dengan peringatan tsunami, kesiapsiagaan dan respons dapat diidentifikasi.
Indikator 9 : RENCANA OPERASI KEDARURATAN

Dokumen rencana kedaruratan meliputi: • Aktivasi tanggap darurat, posko, dan petugas yang melaksanakan
•Identifikasi daerah rawan bencana tsunami, sumber, potensi tanggap darurat tersebut.
inundasi, tinggi maksimum, sejarah tsunami terdahulu, dan potensi • Prosedur untuk aktivasi sistem peringatan publik, prosedur
tsunami yang mungkin di masa datang. penyebaran peringatan, dan komunikasi dengan penyandang
•Identifikasi bencana lain yang berasosiasi dengan tsunami disabilitas.
(Collateral hazard) • Kontak institusi terkait termasuk Focal Point peringatan Dini
•Data komunitas yang rawan (yang tinggal atapun pengunjung), tsunami,
infrastruktur, dan fasilitas kritis rawan terdampak tsunami. • Rencana evakuasi.
•SOP Detil terkait peringatan dini tsunami 24 jam. • Peran komunitas dan lembaga.
• Peta evakuasi tsunami.
• Status aman.
• Pelaporan dampak tsunami.
Indikator 10 : KAPASITAS OPERASIONAL TANGGAP DARURAT TSUNAMI.
• Memiliki Tim Siaga Bencana 24/7 (Sumber daya manusia
yang mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas)
• Memiliki kapasitas untuk mengoperasikan 24/7 aktivasi
tanggap darurat bila terjadi tsunami
• Mempunyai kemampuan untuk menerima dan
menyebarluaskan peringatan dini (memiliki command center)
• Memiliki kemampuan untuk mengaktivasi sistem peringatan
publik
• Memiliki kemampuan untuk memelihara jejaring komunikasi
• Menjaga hubungan komunikasi yang mapan dengan Pusat
Peringatan Tsunami Nasional dan atau Kantor Manajemen
Bencana untuk menyampaikan laporan tentang kondisi dan
dampak lokal dan untuk mendukung proses pengambilan
keputusan peringatan
• Memiliki kapasitas untuk mengatur evakuasi dan merespon
konsekuensi tsunami (bekerja sama dengan pihak
swasta/sekolah/ komunitas/pihak Kesehatan/pihak logistic)
Indikator 11 : PERALATAN PENERIMA INFO GEMPA DAN
PERINGATAN DINI TSUNAMI
Masyarakat seharusnya dapat menerima pemberitahuan ancaman tsunami 24 jam dari Pusat Peringatan Tsunami
Nasional dan / atau Kantor Penanggulangan Bencana atau pejabat resmi lainnya (minimal 3 buah penerimaan
informasi)

Sarana/Peralatan
penerima informasi
berupa:
•Warning Receiver
System BMKG
•Aplikasi Mobile BMKG
•Radio
•Telepon
•SMS
•Sirine
•Media Sosial
•Whatsapp Grup
Indikator 12 : PERALATAN PENYEBARLUASAN INFO GEMPA DAN
PERINGATAN DINI TSUNAMI
Masyarakat harus mampu mendiseminasikan peringatan tsunami, khususnya kepada seluruh anggotanya.
Peringatan harus dapat disebarluaskan dari Titik Peringatan 24 jam setidaknya dengan tiga metode sarana
diseminasi.

Sarana/Peralatan
penerima informasi
berupa:
•Kentongan
•Pengeras Suara Masjid
•Sirine
•Radio
•Telepon
•SMS
•Media Sosial
•Whatsapp Grup
RENCANA WILAYAH IMPLEMENTASI IOC TSUNAMI READY DI INDONESIA

9
8. Purus – Kota Padang (tahun 2022)
9. Lolong Belanti – Kota Padang (tahun 2022)
DISCLAIMER UNESCO IOC TSUNAMI READY RECOGNITION

Pengakuan Tsunami Pengakuan IOC-UNESCO


Ready tidak berarti Tsunami Ready tidak
bahwa sebuah menyiratkan kepastian
komunitas tahan atau atau janji bahwa komunitas
akan terhindar dari dapat atau akan bertindak pada
tsunami. tingkat tertentu saat peristiwa
tsunami.
Pengakuan Pengakuan IOC-UNESCO berarti bahwa
masyarakat telah membangun kapasitas mereka
dan melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan
indikator yang disepakati sebagai masyarakat Siap
Tsunami, dan bahwa masyarakat akan terus menjaga dan
memastikan keberlanjutan tingkat kesiapsiagaan ini
@infoBMKG

Jl. Angkasa 1 No.2 Kemayoran Jakarta Pusat, Indonesia


www.bmkg.go.id

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai