Anda di halaman 1dari 21

PEMETAAN RISIKO BENCANA BERBASIS

KOMUNITAS

Amadhan Takwir S.Kel., M.Si

AMADHAN TAKWIR S.Kel., M.Si


TUJUAN KELAS
Mahasiswa mengetahui teknik pemetaan
risiko bencana berbasis komunitas
Pemetaan dapat didefinisikan
sebagai proses pengukuran,
perhitungan dan penggambaran
obyek –
obyek di permukaan bumi dengan
menggunakan cara dan atau metode
tertentu sehingga
didapatkan hasil berupa peta.

ADA TIGA HAL OBYEK YANG


DIPETAKAN:
1. PEMETAAN ANCAMAN
2. PEMETAAN KERENTANAN
3. PEMETAAN KAPASITAS

DIGABUNG, DISEBUT
DENGAN PEMETAAN
RISIKO BENCANA
PEMETAAN RISIKO BENCANA
1. PEMETAAN ANCAMAN TUJUAN
 Identifikasi jenis ancaman, Memberikan informasi distribusi
 Pengumpulan data dasar dan data spasial daerah yang terancam oleh
lapangan, suatu jenis bencana beserta
 Analisis dan zonasi intensitas informasi magnitude pada setiap
ancaman zona yang terancam
2. PEMETAAN KERENTANAN
 Identifikasi kawasan rentan,
Memberikan informasi daerah –
 Obyek apa saja yang rentasn (aset
daerah yang rentan terhadap
kehodupan masyarakat?)
suatu jenis ancaman bencana
 Analisis tingkat kerentanan setiap
kawasan yang rentan

3. PEMETAAN KAPASITAS
 Identifikasi person/unit tanggap
bencana,
 Identifikasi jalur dan lokasi Memberikan informasi kapasitas
evakuasi warga di lokasi jika terjadi bencana
 Identifikasi orang yg dapat
membantu saat bencana (bidan,
doker, petugas terkait, perawat, dll)
Pemetaan Partisipatif:
Pembuatan peta berbasis
masyarakat
Apa itu peta?
Peta : Gambaran wilayah geografis permukaan bumi,
sebagian atau seluruhnya, unsur-unsur alam dan buatan
yang ditampilkan pada sebuah media tertentu
Peta Partisipatif: Peta yang dibuat oleh masyarakat tentang
tema-tema tertentu atau gambaran tertentu di desanya
masing-masing
Peta Partisipatif Risiko Bencana: Peta yang dibuat oleh
masyarakat tentang risiko bencana di desanya (peta
ancaman, peta kerentanan dan peta kapasitas)
PETA-PETA KUNO

Peta dunia oleh Ortelius


,1601

Peta Benua Lemuria : Lemuria/Mu


merupakan peradaban kuno yg
muncul terlebih dahulu sebelum
peradaban Atlantis.
PETA-PETA KUNO

Peta Kuno kepulauan


Indonesia

Peta Pulau
Jawa
Contoh peta partisipatif
SYARAT STANDAR PETA PARTSISIPATIF
• Memiliki Judul
• Memiliki Arah Utara/Arah mata angin
• Memiliki simbol-simbol dan informasi
keterangannya
• Sumber peta: Dibuat oleh siapa, melalui proses
bagaimana
TAHAPAN PEMBUATAN PETA PARTISIPATIF
1. Pelaksanaan pemetaan partisipatif risiko bencana dilakukan melalui proses
Focussed Group Discussion (FGD), dipimpin oleh seorang Fasilitator
2. Masyarakat yang dilibatkan adalah perwakilan unsur warga setempat yakni hidup
dan tinggal di desa
3. Peserta minimal: Kepala desa/lurah, perangkat desa, kepala dusun/Lingkungan,
RT/RW, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, kelompok pemuda, pegawai
kesehatan/puskesmas
4. Peserta FGD dibagi menjadi 2-4 kelompok
5. Fasilitator memberikan pertanyaan – pertanyaan kunci kepada masing-masing
kelompok tentang ancaman, daerah rentan dan kapasitas warga terkait
kebencanaan
6. Masing-masing kelompok diminta memberikan jawaban atas pertanyaan oleh
fasilitator dalam bentuk sketsa/peta desa
7. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pembuatan sketsa/peta risiko
bencananya ---- Diskusi
8. Hasil sketsa tersebut dibuat kembali menggunakan perangkat GIS untuk
menghasilkan sebuah peta berstandar kartografi
DAFTAR PERTANYAAN KUNCI
1. Apa ancaman bencana di desa ini?
2. Di mana area/kawasan yang dianggap sangat rentan
jika terjadi bencana tersebut?
3. Sumberdaya apa saja yang dianggap akan menjadi
korban dari adanya bencana tersebut?
4. Dimana area yang risikonya tinggi?, sedang?
5. Apakah ada orang tua lansia/anak bayi/cacat di
lokasi yang rentan tersebut? Prioritas
6. Dimana lokasi evakuasi yang cocok? Jalurnya
bagaimana?
7. Dimana rumah bidan? Sando? Dokter?
8. Dimana puskesmas? Lapangan Bola? Bukit? Mesjid?
9. dll
PENGARAHAN KEPADA MAHASISWA KKN TEMATIK DALAM RANGKA FGD PEMETAAN PARTISIPATIF RISIKO BENCANA DI
KONAWE SELATAN: SUMBER: KKN TEMATIK BENCANA UHO, 2018
FGD PEMETAAN PARTISIPATIF RISIKO BENCANA DI KONAWE SELATAN: SUMBER: KKN TEMATIK BENCANA UHO, 2018
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA

AMADHAN TAKWIR S.Kel., M.Si


KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM PB
Status ancaman ini sangat tergantung dari kapasitas
individu maupun komunitas dalam menguasai sistem
peringatan dini (early warning system).

Artinya, ancaman yang dimaknai shocks oleh satu


individu atau komunitas, merupakan trends untuk
individu atau komunitas lain yang mempunyai sistem
peringatan dini yang lebih baik.

Sebaliknya, ancaman yang dimaknai trends oleh satu


individu atau komunitas, merupakan shocks untuk
individu atau komunitas lain yang mempunyai sistem
peringatan dini yang buruk
KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM PB
Konsep sustainable livelihood, ada lima aset penghidupan yang
dimiliki oleh setiap individu atau unit sosial yang lebih tinggi
didalam upayanya mengembangkan kehidupannya yaitu:
(1)Humane capital, yakni modal yang dimiliki manusia/ manusia
itru sendiri;
(2)social capital, adalah kekayaan sosial yang dimiliki
komunitas;
(3)Natural capital : adalah persediaan sumber daya alam;
(4) Physical capital adalah infrastruktur dasar dan memproduksi
barang–barang yang dibutuhkan;
(5)Financial capital, yaitu sumber-sumber keuangan yang
digunakan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan
kehidupannya.
KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM PB
Partisipasi Masyarakat dalam PB di bagi pada tiga tahap:
1. Pra Bencana: Pelatihan, Simulasi, Pendidikan,
Pembentukan tim
2. Tanggap Darurat: membantu evakuasi, air bersih,
listrik, dll
• Pasca Bencana: pemulihan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi: bantuan sandang dan paka, perumahan,
psikologi, kesehatan, dll
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai