COMPLEX
HUMANITRIAN
EMERGENCY
(KONFLIK
SOSIAL)
R=f{HxV/C}
R = Risiko
H(azard) = Bahaya
V(ulnerability) = kerentanan
C(apacity) = kemampuan
Bahaya (hazard)
Suatu kondisi, secara
alamiah maupun karena
ulah manusia, yang
berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian
dan kehilangan jiwa
manusia.
Bahaya berpotensi
menimbulkan bencana,
tetapi tidak semua bahaya
selalu menjadi bencana.
Kerentanan (vulnerability)
Suatu kondisi
kemampuan
sumberdaya dalam
menghadapi ancaman
atau bahaya, dimana
makin tinggi suatu
kapasitas akan
menurunkan tingkat
risiko bencana
KONSEP DASAR BENCANA
Pemicu/
Trigger
Bahaya/
Hazards
Risiko/ BENCANA/
Risk disaster
Vulnerability/
Kerentanan
&
Kapasitas/
Capacity
Kerangka Kerja
Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
UN-ISDR, 2004
Kerentanan
Bahaya &
Kapasitas
Risiko = Hazard (bahaya) x Vulnerability (kerentanan)/Capacity (kemampuan)
Kerentanan
Bahaya Risiko &
Kapasitas
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Bahaya
& Kapasitas
Kerentanan
• Pengurangan Risiko Bencana adalah upaya untuk
melindungi penghidupan (livelihood) dan asset
individu dan masyarakat dari dampak bencana
melalui kegiatan :
– Pelibatan seluruh stakeholder
– Melakukan penanggulangan bencana sesuai
siklus bencana
– Melakukan Manajemen Risiko Bencana
– Membuat strategi dalam pengurangan risiko
bencana
::: Pelibatan seluruh stakeholder
Pemerintah Pusat
Bantuan Internasional
::: Melakukan penanggulangan bencana
sesuai siklus bencana
Bencana
Tanggap Darurat
Disaster
Response
Kesiapsiagaan
Preparedness
Pencegahan Pemulihan
dan Mitigasi Rehabilitation
Prevention Reconstruction
Mitigation
::: Membuat strategi
dalam pengurangan risiko bencana
Pra-disaster warning
Tahap bencana bervariasi dalam sejumlah masyarakat,
hal ini terkait dengan peringatan yang diberikan atau yang
korban terima sebelum hal tersebut terjadi.
ex : gempa bumi pukulan yang sangat berat
dikarenakan tanpa peringatan
badai dan banjir mengakibatkan shock atau
pukulan dalam beberapa jam untuk hari peringatan.
Fase Impact
bervariasi datangnya shock sampai dengan
bertambahnya shock tersebut.
awalnya kebingungan dan tidak percaya, dan
fokus pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan
fisik diri sendiri dan orang yang mereka cintai.
Tahap Heroic
terjadi setelah bencana.
korban mulai memikirkan kelangsungan hidup,
menyelamatkan orang lain, dan mempromosikan
keselamatan sebgai suatu prioritas.
Evakuasi ke tempat penampungan, atau rumah lain
pada tahap ini.
• Selama berminggu atau berbulan setelah
terjadinya bencana.
• adanya bantuan dari pemerintah dan
relawan
• Ikatan masyarakat terjadi sebagai akibat
dari berbagi pengalaman bencana dan
Tahap memberi dan menerima dukungan
masyarakat.
Honeymoon • mulai mengalami rasa optimisme dengan
adanya bantuan yang mereka terima
membuat mereka bangkit lagi.
• Seiring waktu, mereka mulai
mengenal batas bantuan bencana
yang tersedia.
• kelelahan fisik tuntutan yang
sangat besar, tekanan keuangan, dan
stres relokasi atau tinggal di rumah
Tahap
yang rusak.
• Optimisme realistis awalnya putus
asa dan kelelahan.
TNI/POLRI, Masyarakat,
BPBD Prov
BPBD Kota/Kab
•Ada dua hal yang harus diperhitungkan oleh rumah sakit dalam
penyusunan rencana penanggulangan bencana di rumah sakit:
- Pembentukan Organization for Mass admission of Patients
(OMP) SDM, logistik
- Kerusakan infrastruktur pad RS sendiri RS lapangan
Peran RS lapangan menggantikan fungsi RS utama
RUMAH SAKIT LAPANGAN
W Sumatra S. Sulawesi
1,2, 3,4,6,7,13,14
3,4,8,11,14
Bangka S.E Sulawesi
Belitung 3,6,14
3,14
S. Sumatra
N.Maluku
3,4,14
2,4,6,7,9,13,14
Riau
3,5,7,8,14 Papua
2,3,4,6,7,9,11,1
Kep Riau 3,14
14
3
Lampung Maluku
2,3,14 2,3,6,7,9,11,13,
14
Bengkulu
2,4,14 NTT
1,3,6,9,11,2,13,
Jambi
4,5,14
3,14
Jakarta W, Java C. Java Jogyakarta E. java Bali NTB
Banten
3,4,6,7,9, 14 2,3,4,5,6,7,11, 1,2,3,4,5,9,11, 1,2,11,14 1,2, 3,5,6,7,9 2,3,4,6,7,9,14 3,6,2,9,4,5,11,7,1
2,3,5,12,14
14 12,14 ,11,12,13,14, 4
Perikemanusiaan
Hak Asasi Manusia
Adil dan Merata
Pemberdayaan dan Kemandirian
Masyarakat
Kemitraan
Pengutamaan dan Manfaat
Tata kepemerintahan yang baik
SKN terdiri dari enam subsistem,
yakni:
Subsistem Upaya Kesehatan
(kuratif/rehabilitatif, promotif dan
pencegahan)
Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Subsistem Sumberdaya Manusia
Kesehatan
Subsistem Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Subsistem Manajemen Kesehatan
Subsistem Upaya Kesehatan