Anda di halaman 1dari 53

KONSEP BENCANA

OLEH: Ns RIHALIZA, M.Kep


APA ITU
BENCANA
?
Peristiwa atau rangkaian
peristiwa yg mngancm dan
mnggnggu kehidupan dan WHO (2011),  peristiwa
penghidupan masy yg
disebabkan, baik oleh faktor dimana kondisi normal dari
alam dan/atau non-alam maupun suatu komunitas mengalami
faktor manusia shg
gangguan, dengan dampak
mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan yang melebihi kemampuan
lingkungan, kerugian harta komunitas untuk melakukan
benda, dan dampak psikologis penanganan secara mandiri
(UU 24/2007)
JENIS-JENIS BENCANA

NON ALAM (WABAH ALAM (TSUNAMI, GEMPA,


PENYAKIT, KECELEKAAN GUNUNG MELETUS)
TRANSPORTASI)

COMPLEX
HUMANITRIAN
EMERGENCY
(KONFLIK
SOSIAL)

YAHUSIRO UTOMO (2013)


Risiko Bencana merupakan fungsi dari bahaya,
kerentanan, dan kemampuan suatu daerah.

R=f{HxV/C}

R = Risiko
H(azard) = Bahaya
V(ulnerability) = kerentanan
C(apacity) = kemampuan
Bahaya (hazard)
 Suatu kondisi, secara
alamiah maupun karena
ulah manusia, yang
berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian
dan kehilangan jiwa
manusia.
 Bahaya berpotensi
menimbulkan bencana,
tetapi tidak semua bahaya
selalu menjadi bencana.
Kerentanan (vulnerability)

Sekumpulan kondisi dan atau


suatu akibat keadaan (faktor
fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh
buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan
penanggulangan bencana.
Kapasitas (capacity)

Suatu kondisi
kemampuan
sumberdaya dalam
menghadapi ancaman
atau bahaya, dimana
makin tinggi suatu
kapasitas akan
menurunkan tingkat
risiko bencana
KONSEP DASAR BENCANA
Pemicu/
Trigger
Bahaya/
Hazards

Risiko/ BENCANA/
Risk disaster

Vulnerability/
Kerentanan
&
Kapasitas/
Capacity
Kerangka Kerja
Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
UN-ISDR, 2004

Merupakan kerangka konseptual dari


berbagai elemen yang dianggap dapat
mengurangi kerentanan dan risiko bencana
dalam suatu komunitas, untuk mencegah
(preventif) dan mengurangi (mitigasi) dampak
yang tidak diinginkan dari ancaman, dalam
konteks yang luas dari pembangunan
berkelanjutan
BAHAYA, KERENTANAN DAN KAPASITAS

Kerentanan
Bahaya &
Kapasitas
Risiko = Hazard (bahaya) x Vulnerability (kerentanan)/Capacity (kemampuan)

Kerentanan
Bahaya Risiko &
Kapasitas
PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Bahaya
& Kapasitas
Kerentanan
• Pengurangan Risiko Bencana adalah upaya untuk
melindungi penghidupan (livelihood) dan asset
individu dan masyarakat dari dampak bencana
melalui kegiatan :
– Pelibatan seluruh stakeholder
– Melakukan penanggulangan bencana sesuai
siklus bencana
– Melakukan Manajemen Risiko Bencana
– Membuat strategi dalam pengurangan risiko
bencana
::: Pelibatan seluruh stakeholder

Pemerintah Pusat

Pemerintah Daerah Media Massa


BUMN
Peneliti dan Pakar
Perusahaan Transportasi
LSM
Perusahaan Konstruksi

Masyarakat (Private Sector)

Bantuan Internasional
::: Melakukan penanggulangan bencana
sesuai siklus bencana

Bencana
Tanggap Darurat
Disaster
Response
Kesiapsiagaan

Preparedness

Pencegahan Pemulihan
dan Mitigasi Rehabilitation
Prevention Reconstruction
Mitigation
::: Membuat strategi
dalam pengurangan risiko bencana

 Penetapan mekanisme koordinasi dan kerangka hukum


untuk PRB
 Integrasi konsep PRB kedalam Rencana Pembangunan
 Peningkatan pertukaran dan manajemen informasi
 Mempromosikan pendidikan dan kesadaran publik
 PENERAPAN SEKOLAH AMAN DARI BENCANA
 Pembangunan kemiteraan dengan para stakeholders
dan partisipasi publik
 Advokasi
FASE-FASE BENCANA

Pra-disaster warning
Tahap bencana bervariasi dalam sejumlah masyarakat,
hal ini terkait dengan peringatan yang diberikan atau yang
korban terima sebelum hal tersebut terjadi.
ex : gempa bumi pukulan yang sangat berat
dikarenakan tanpa peringatan
badai dan banjir  mengakibatkan shock atau
pukulan dalam beberapa jam untuk hari peringatan.
Fase Impact
bervariasi  datangnya shock sampai dengan
bertambahnya shock tersebut.
awalnya  kebingungan dan tidak percaya, dan
fokus pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan
fisik diri sendiri dan orang yang mereka cintai.
Tahap Heroic
terjadi setelah bencana.
korban mulai memikirkan kelangsungan hidup,
menyelamatkan orang lain, dan mempromosikan
keselamatan sebgai suatu prioritas.
Evakuasi ke tempat penampungan, atau rumah lain
pada tahap ini.
• Selama berminggu atau berbulan setelah
terjadinya bencana.
• adanya bantuan dari pemerintah dan
relawan
• Ikatan masyarakat terjadi sebagai akibat
dari berbagi pengalaman bencana dan
Tahap memberi dan menerima dukungan
masyarakat.
Honeymoon • mulai mengalami rasa optimisme dengan
adanya bantuan yang mereka terima 
membuat mereka bangkit lagi.
• Seiring waktu, mereka mulai
mengenal batas bantuan bencana
yang tersedia.
• kelelahan fisik tuntutan yang
sangat besar, tekanan keuangan, dan
stres relokasi atau tinggal di rumah

Tahap
yang rusak.
• Optimisme realistis awalnya  putus
asa dan kelelahan.

kekecewaa • Sebagian lembaga bantuan bencana


dan kelompok relawan mulai keluar
korban mungkin merasa
n ditinggalkan dan kesal.
• Korban menghitung kesenjangan
antara bantuan yang mereka terima
dan apa yang mereka akan
membutuhkan untuk mendapatkan
kembali kondisi kehidupan lama
mereka dan gaya hidup.
DAMPAK BENCANA

 kematian, cedera dan penyakit yang diluar perkiraan


 Rusaknya infrastruktur kesehatan dan terganggunya program
kesehatan
 dampak buruk bagi lingkungan dan populasi shg ↑ risiko
penyakit menular dan bahaya lingkungan
Perekonomian, sekolah, dan infrastruktur hancur
Mempengaruhi perilaku psikologis
dan sosial masyarakat yg terkena

Mengakibatkan kelangkaan pangan 


gangguan gizi

Menimbulkan mobilisasi populasi  ↑


risiko morbiditas dan mortalitas akibat
ketidakmampuan layanan kesehatan
menanggulangi masalah kesehatan
mereka
INSTANSI TERKAIT PERENCANAAN BENCANA
DI INDONESIA
Pemerintah membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)

Pemerintah daerah melalui BPBD dan Bappeda,

Badan SAR Nasional (Basarnas),

TNI/POLRI, Masyarakat,

Pelayana Kesehatan (Puskesmas, RS)


PERENCANAAN BENCANA DI INDONESIA
BNPB

Unsur Penggarah Unsur Pelaksana

BPBD Prov

Unsur Penggarah Unsur Pelaksana

BPBD Kota/Kab

Unsur Penggarah Unsur pelaksana


RUMAH SAKIT DAN RUMAH SAKIT
LAPANGAN

•Rumah sakit merupakan rujukan utama ketika terjadinya suatu


bencana.

•Ada dua hal yang harus diperhitungkan oleh rumah sakit dalam
penyusunan rencana penanggulangan bencana di rumah sakit:
- Pembentukan Organization for Mass admission of Patients
(OMP)  SDM, logistik
- Kerusakan infrastruktur pad RS sendiri  RS lapangan
Peran RS lapangan  menggantikan fungsi RS utama
RUMAH SAKIT LAPANGAN

Beberapa alasan yang mendasari pendirian rumah


sakit lapangan adalah:
Daya tampung pasien rumah sakit utama tidak
mencukupi,
Rumah sakit utama mengalami kerusakan
infrastruktur akibat bencana
Rumah sakit utama terdekat sulit dijangkau dari
lokasi bencana (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Pemetaan Bencana & Kedaruratan (V. Nath, WHO)

NAD W. Kalimantan C. Kalimantan S. Kalimantan E. Kalimantan Gorontalo N. Sulawesi


2,3,4,5,6,7,13 1,3,8,4,6,10,9,5,11, 6.10,8,9,3,11,7, 3,10,5,13,14 3,10, 8,9,5,14 3,14 1,3,8,2,4,11,13,14
,14 13,14 14
N. Sumatra C. Sulawesi
3,4,7,14 2,3,6,9,7,13,14

W Sumatra S. Sulawesi
1,2, 3,4,6,7,13,14
3,4,8,11,14
Bangka S.E Sulawesi
Belitung 3,6,14
3,14
S. Sumatra
N.Maluku
3,4,14
2,4,6,7,9,13,14
Riau
3,5,7,8,14 Papua
2,3,4,6,7,9,11,1
Kep Riau 3,14
14
3
Lampung Maluku
2,3,14 2,3,6,7,9,11,13,
14
Bengkulu
2,4,14 NTT
1,3,6,9,11,2,13,
Jambi
4,5,14
3,14
Jakarta W, Java C. Java Jogyakarta E. java Bali NTB
Banten
3,4,6,7,9, 14 2,3,4,5,6,7,11, 1,2,3,4,5,9,11, 1,2,11,14 1,2, 3,5,6,7,9 2,3,4,6,7,9,14 3,6,2,9,4,5,11,7,1
2,3,5,12,14
14 12,14 ,11,12,13,14, 4

Type of Emergency and Disaster


1. Volcano 5. Hurricane 9. Disease outbreak 13. Tsunami
2. Earthquake 6. Conflict 10. storm 14. Transportation
3. Flood 7. Terrorism 11. Drought Accident
4. Landslide 8. Environment Pollution 12. Industrial Accident
PERLUKAH
KESIAPSIAGAAN
PERAWAT DALAM
BENCANA?
ALASAN PERLUNYA KESIAPSIAGAAN PERAWAT TERHADAP
BENCANA

Yan kep tidak hanya terbatas diberikan pada instansi


pelayanan kesehatan ex rumah sakit, ttp yan kep juga
sangat dibutuhkan dalam situasi tanggap bencana

Perawat dapat melakukan aksi galang dana bagi korban


bencana, dengan menghimpun dana dari berbagai
kalangan dalam berbagai bentuk

Perawat memiliki peran penting dalam tahapan bencana


Perawat juga dapat melakukan pemulihan kesehatan mental dikarenakan
korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma psikologis akibat
kejadian yang menimpanya

sharing dan mendengarkan segala keluhan keluhan yang dihadapi korban

Pada anak anak, mengembalikan keceriaan mereka kembali, hal ini


mengingat sifat lahiriah anak-anak yang berada pada masa
bermaintaman bermain

Perawat dapat melakukan pelatihan pelatihan keterampilan yang difasilitasi


dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSMpemberdayaan
masyarakat
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Menurut Dubois & Miley (2005 : 317) :


 Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan
interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari
aktivitas diagnosis, treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh
kelompok umur dan dalam berbagai keadaan.
 Berbagai sistem pelayanan kesehatan meliputi : pelayanan
kesehatan masyarakat, rumah sakit-rumah sakit, klinik-
klinik medikal, organisasi-organisasi pemeliharaan
kesehatan, lembaga kesehatan rumah, perawatan dalam
rumah, klinik-klinik kesehatan mental, dan pelayanan-
pelayanan rehabilitasi.
 Pekerja sosial bekerja dalam berbagai sistem pelayanan
kesehatan.
LANJUTAN SITEM PELYANAN…

Menurut Zastrow (1982 : 319 – 322) :

Pelayanan kesehatan diorganisasi dalam komponen :


1) Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya
bertanggungjawab kepada pasien, relatif terisolasi.
2) Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-
balai pengobatan atau klinik-klinik khusus (seperti klinik
ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang diselenggarakan
di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-
pabrik, di perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat
kerja lain.
3) Setting Rumah sakit
4) Perawatan dalam rumah
5) Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam
berbagai tingkatan : lokal, regional, oleh pemerintah
pusat atau nasional, dan internasional.

Umumnya pelayanan kesehatan masyarakat disediakan


melalui program-program kesehatan secara lokal, lebih
fokus pada promotif dan pencegahan atau upaya
perubahan masyarakat dalam mengatasi suatu masalah
kesehatan, seperti memberantas penyakit menular.
LANJUTAN SITEM PELYANAN…

Menurut Johntson, M. (1988: 7 - 18)

Sistem kesehatan terbagi ke dalam subsitem:

1) Yang menitikberatkan pada pelayanan kuratif

2) Yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan


preventif
Sistem Pelayanan
Kesehatan di Indonesia
Visi Pembangunan Kesehatan
 Gambaran keadaan masyarakat
Indonesia di masa depan atau Visi
yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan dirumuskan
dalam INDONESIA SEHAT
Lanjutan …
 Dalam Indonesia Sehat, lingkungan yang
diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi,
tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman
yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan serta terwujudnya
kehidupan masyarakat yang saling tolong
menolong dengan memelihara nilai-nilai
budaya bangsa.
Lanjutan …

 Perilaku masyarakat Indonesia


Sehat yang diharapkan adalah yang
bersifat proaktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat
Lanjutan …

 Kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa


depan adalah yang mampu menjangkau pelayang
kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan,
baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi.
 Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan
disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan
pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan
sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi.
 
Untuk mewujudkan INDONESIA SEHAT , ada empat misi pembangunan kesehatan

 Menggerakkan pembangunan nasional


berwawasan kesehatan
 Mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
 Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
 Memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta
lingkungannya
Sistem Kesehatan Nasional

 Untuk menjamin tercapainya tujuan


pembangunan kesehatan, diperlukan
dukungan Sistem Kesehatan Nasional
yang tangguh.
 Di Indonesia, Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) telah ditetapkan pada
tahun 1982.
 SKN secara terus menerus mengalami
perubahan sesuai dengan dinamika
masyarakat
Pengertian SKN

 Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa


Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjami derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
 Dari rumusan pengertian di atas, jelaslah SKN tidak
hanya menghimpun upaya sektor kesehatan saja
melainkan juga upaya dari berbagai sector lainnya
termasuk masyarakat dan swasta. Sesungguhnyalah
keberhasilan pembangunan kesehatan tidak ditentukan
hanya oleh sektor kesehatan saja.
Tujuan SKN
 Terselenggaranya pembangunan kesehatan
oleh semua potensi bangsa, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah
secara sinergis, berhasil-guna dan
berdaya-guna, sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Maksud dan Kegunaan Sistem
Kesehatan Nasional

 Penyusunan SKN dimaksudkan untuk


dapat dipergunakan sebagai landasan,
arah dan pedoman penyelenggaraan
pembangunan kesehatan baik oleh
masyarakat, swasta maupun oleh
pemerintah (pusat, provinsi,
kabupaten/kota) serta pihak pihak
terkait lainnya.
Indikator pencapaian SKN ditentukan oleh
dua determinan

 Pertama, status kesehatan yakni yang menunjuk pada


tingkat kesehatan yang berhasil dicapai oleh SKN
yang dihitung dengan menggunakan disability
adjusted life expectancy (DALE).
 Kedua, tingkat ketanggapan (responsiveness) system
kesehatan yakni yang menunjuk pada kemampuan
SKN dalam memenuhi harapan masyarakat tentang
bagaimana mereka ingin diperlakukan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Hasil yang
diperoleh untuk indikator ini menempatkan Indonesia
pada urutan ke 106 dari 191 negara anggota WHO
yang dinilai.
Indikator kinerja SKN ditentukan oleh
tiga determinan

 Pertama, distribusi tingkat kesehatan di


suatu negara ditinjau dari kematian Balita.
 Kedua, distribusi ketanggapan
(responsiveness) sistem kesehatan ditinjau
dari harapan masyarakat.
 Ketiga, distribusi pembiayaan kesehatan
ditinjau dari penghasilan keluarga. Hasil yang
diperoleh untuk indikator ini menempatkan
Indonesia pada urutan ke 92 dari 191 negara
anggota WHO yang dinilai
Prinsip-Prinsip SKN

 Perikemanusiaan
 Hak Asasi Manusia
 Adil dan Merata
 Pemberdayaan dan Kemandirian
Masyarakat
 Kemitraan
 Pengutamaan dan Manfaat
 Tata kepemerintahan yang baik
SKN terdiri dari enam subsistem,
yakni:
 Subsistem Upaya Kesehatan
(kuratif/rehabilitatif, promotif dan
pencegahan)
 Subsistem Pembiayaan Kesehatan
 Subsistem Sumberdaya Manusia
Kesehatan
 Subsistem Obat dan Perbekalan
Kesehatan
 Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
 Subsistem Manajemen Kesehatan
Subsistem Upaya Kesehatan

 Subsistem kuratif (di Indonesia) meliputi :


1) Praktek partikelir seorang dokter dan praktek dokter-
dokter dalam klinik spesialis yang memiliki
laboratorium, alat-alat rotgen dan sebagainya serta
melakukan konsultasi bersama.
2) Perawatan kesehatan kelompok, seperti yayasan
kesehatan, perawatan kesehatan atau pengobatan yang
disediakan perusahaan, pabrik, instansi pemerintah,
sekolah atau persatuan perburuhan.
3) Rumah sakit, klinik termasuk balai pengobatan
dalam puskesmas dan lembaga-lembaga kesehatan
besar.
4) Ahli-ahli farmasi.
Pelayanan kuratif diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta.

Anda mungkin juga menyukai