PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN GELOMBANG II FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
Pendalaman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung dilakukan secara online atau virtual, dimana pendalaman PPL ini dilakukan melalui aplikasi zoom yang diikuti oleh peserta PPL gelombang II dan diisi dengan 2 narasumber yaitu Bapak Ahmad Muhaimin,S.Sos dan Bapak Abdul Aziz yang membahas tentang pemberdayaan desa dan UMKM. Materi pertama dipaparkan oleh Bapak Ahmad Muhaimin, S. Sos adalah terkait dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang pemerintahan desa, Perda No. 20 Tahun 2016 tentang pembentukan susunan perangkat daerah atau OPD yang terkait menyempit dijabarkan atau dirujuk kembali dengan dipersingkat Peraturan Bupati Tulungagung No. 61 2016 tentang kedudukan susunan organisasi tugas dan fungsi tata kerja DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa). Definisi dari desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang bekenan mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan masyarakat atau bisa dikatakan denagn definisi lain sekelompok masyarakat yang berdomisili di suatu tempat yang sudah di legalkan di luar perkotaan. Di dalam desa tersususn atas masyarakat atau penduduk ,pemerintahan desa yang di dalalamnya terdapat dua unsur yaitu pemerintah desa dan perangkat kemudian yang kedua BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ) . BPD merupakan lembaga yang bertugas mewakili masyarakat dalam mengajukan usulan atau sebuah kegiatan kemasyarakatan pembagunan. Kemudian adapun lembaga kemasyarakatan di tingkat desa antara lain LPM ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ), PKK ( Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ), Karng Taruna atau Lembaga Kepemudaan, ,Linmas ( Organisasi yang terkait tentang keamanan dan ketertiban desa ) dan ditambah lembaga keagamaan ( NU, Muhammadiyah, dll ) yang ada di desa setempat. Di Desa dalam merumuskan usulan kebijakan atau penampungan aspirasi tentang pembangunan , pemerintahan ,kemasyarakatan yang ditampung oleh BPD dan Pemerintahan Desa. Dalam tingkat desa dibutukan kegiatan – kegiatan perekonomian untuk menopang kehidupan masyarakat ,di kotapun yang menopang kehidupan masyarakatnya karena sebesar 60% sampai 80% tingkat usahanya dari ekonomi desa seperti petani pedagang dan kegiatan – kegiatan perekonomian desa. Dalam pelaksanaan kegiatan perekonomian terdapat wadah dimana wadah tersebutdaman mengatur jalannya kegiatan berjalan dengan baik dan terencana. Di tingkat desa terdapat koperasi wanita yang dimana pengurus dan nasabahnya adalah wanita kemudian juga terdapat Badan Usaha Milik Desa ( BUMDES ) yang merupakan progam utama pemerintah. Yang dimana dalam pelaksanaannya dapat membantu PAD atau Pendapatan Asli Desa . Dalam produknya ,untuk koperasi wanita hanya menjalankan usaha berupa koperasi ,tapi untuk BUMDES dalam produknya diberi kebebasan atau keleluasaan bisa berupa koperasi bisa dalam bentuk sector retail maupun real ataupun dalam sektor – sektor wisata, pertanian, perikanan, atau dalam sektor lainnya . BUMDES merupakan badan perekonomian di tingkat desa yang terpisah dengan pemerintah desa tetapi dalam terkait pengendalian atau pengkoordinasian dengan pemerintah desa ,karena didirikan melalui musyawarah desa disepakati hingga kepengurusan BUMDES atau Badan Usaha Milik Desa yang diangkat melalui SK atau keputusan Kepala desa , jadi BUMDES ini setingkat atau setara kepegawaiannya dengan perangkat desa. Kemudian usaha ekonomi simpan pinjam ini sekarang telah bergabung dalam produk dari BUMDES. Untuk ditingkat PKK juga ada kegiatan ekonominya berupa UP2K ( Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga ) yang biasanya dikemas dalam bentuk arisan. Kemudian pasar desa disini pasar desa tidak di semua desa ada pasar desa , yang dimaksud pasar desa disini adalah pasar yang didirikan oleh masyarakat atau internal desa dan untuk kegiatannya merupakan kegiatan lingkup masyarakat itu sendiri , tanah yang ditempati juga merupakan tanah desa yang kemudian dapat menampung usaha – usaha masyarakat atau produktivitas – produktivitas masyarakat. Selanjutnya ada BKD ( Badan Kredit Desa ) yang didirikan oleh bank Indonesia yang dimana Badan Kredit Desa ini tidak di semua desa ada, namun kemudian digabung menjadi produk dari BUMDES karena tidak ada payung hukum supaya tidak menyalahi aturan dari OJK. Kembali ke Pemerintah Desa dengan BPD ,pertama Pemerintah desa dalam fungsi dan tugasnya antara lain menyelenggarakan pemerintah desa ,pembangunan desa, kemasyarakatan dan pemberdayaan. Dan untuk BPD merupakan lembaga yang menampung aspirasi masyarakat dan menyelenggarakan kegiatan legislasi. Untuk desa sekarang mendapat kucuran dana dari pemerintah dimana dana itu digunakan agar desa dapat membangun rumah tangganya sendiri atau otoritas desa. Dalam penggunaan dana desa tersebut tetap mengacu pada perundang undangan dan SOP. Dan untuk pemberdayaan masyarakat disini dimaksudkan seperti waktu pandemi ini dari desa mengucurkan BANSOS yang dimana diharapkan mampu memancing masyarakat untuk terus produktif dikala pandemi ini. Didalam pelaksanaan kegiatan disini, desa memiliki koordinasi supaya saling keterkaitan dan terkoorganisir .Untuk kegiatannya ada acuannya yang pertama RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ) dimana RPJMD ini menjadi database dari kegiatan yang ada di desa dalam jangka waktu masa bakti jabatan kepala desa. Berikutnya dijabarkan di RKPD ( Rencana Kerja Pemerintah Desa ) yang dimana jangka waktunya hanya satu tahun. Kemudian sebelun di sah kan RKPD ini dalam bentuk draf dan kemudian di sah kan menjadi APBD ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ) yang dimana di sah kan setiap akhir tahun dan kemudian dijalankan di tahun berikutnya. Berikutnya dibawah APBD ada Peraturan Kepala Desa yang terkait di dalamnya yaitu penghasilan tetap kepala desa , dan SK terkait pengangkatan dan pergantian staf. Untuk sumber dana atau pembiayaan desa ini berasal dari dana desa dimana dana ini diambilkan dari APBN, alokasi dana desa yang berasal dari kabupaten, bantuan keuangan dana ini bisa berasal dari pusat, kabupaten atau provinsi, PAD ( Pendapatan Asli Desa ) yang berasal dari laba usaha – usaha milik desa ,sumbangan atau bantuan lainnya yang sah tapi bersifat tidak mengikat. Untuk materi selanjutnya yang disampaikan narasumber ke dua Bapak Abdul Aziz yang memaparkan tentang UMKM. Pada saat pandemi ini banyak usaha yang terdampak dalam wabah pandemi ini, beda dengan krisis waktu tahun 1998 yang dimana UMKM itu malah membantu mengembalikan perekonomian di Indonesia. Begitu pentingnya peran UMKM di Indonesia disini perlu adanya pengembangan dari UMKM tersebut. Pada masa sekarang banya UMKM yang sudah berjalan tapi belum memiliki izin usaha. Untuk skala kecil NIB dan IUMK dan untuk izin edarnya yaitu izin PIRT ( khusus makanan dan minuman ). Permasalahan kedua adalah permodalan ,terkait masalah permodalan dari pemerintah sudah meluncurkan KUR yang bisa diajukan ke kantor bank setempat. Selanjutnya untuk UMKM yang masih tradisional untuk pasarnya masih mengandalkan pasar offline atau masih mengandalkan pembeli yang datang ke toko hal tersebut sangat menghambat dalam pemasaran karena zaman sekarang UMKM harus bisa melebarkan pasarnya ke dunia online supaya tetap bisa bersaing. Untuk mencari pendampingan pelaku usaha bisa bekerjasama dengan forum atau komunitas UMKM. Untuk penggalian potensi desa ,dari desa kadang mengadakan pelatihan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Namun hal tersebut kadang hanya sebatas pelatihan ,Bapak Abdul Aziz mengharapkan adanya lomba cipta produk untuk memicu masyarakat desa bisa menyalurkan kreativitasnya menjadi produk yang bisa bersaing di pasar nasional. Bapak Abdul Aziz mengutarakan terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa beliau mengharapkan dari pihak mahasiswa dapat membantu pelaku ekonomi dalam menaikkan kelas usaha atau UMKM yang ada di desa dalam hal pemasaran yang dimana karena adanya pandemi ini sangat mempengaruhi pasar dari UMKM yang hanya mengandalkan pemasaran secara offline. Bapak Abdul Aziz menekankan untuk menjaga perputaran keuangan desa dengan membeli produk ynag ada di sekitar supaya perputaran uang tetap berjalan di daerah agar perekonomian yang ada di desa bisa tetap survive. Diharapkan juga UMKM yang ada di desa bisa mempunyai atau bergabung dengan komunitas sesama UMKM supaya bisa mendapatkan pendampingan dan informasi tentang perizinan ,kualitas produk ,desain produk agar bisa menaikkan kualitas dari UMKM di desa. Agar kedepannya perekonomian di desa bisa menciptakan perekonomian yang mandiri dan memajukan kesejahteraan masyarakat desa.