Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rangga Wana Segara

Jurusan : Ekonomi Syariah/ 7H

NIM : 12402173326

REVIEW PENDALAMAN MATERI


PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN GELOMBANG II
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG

Pendalaman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Ekonomi Dan


Bisnis Islam IAIN Tulungagung dilakukan secara online atau virtual, dimana
pendalaman PPL ini dilakukan melalui aplikasi zoom yang diikuti oleh peserta
PPL gelombang II dan diisi dengan 2 narasumber yaitu Bapak Ahmad
Muhaimin,S.Sos dan Bapak Abdul Aziz yang membahas tentang pemberdayaan
desa dan UMKM. Materi pertama dipaparkan oleh Bapak Ahmad Muhaimin, S.
Sos adalah terkait dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
pemerintahan desa, Perda No. 20 Tahun 2016 tentang pembentukan susunan
perangkat daerah atau OPD yang terkait menyempit dijabarkan atau dirujuk
kembali dengan dipersingkat Peraturan Bupati Tulungagung No. 61 2016 tentang
kedudukan susunan organisasi tugas dan fungsi tata kerja DPMD (Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa).
Definisi dari desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang bekenan mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan
masyarakat atau bisa dikatakan denagn definisi lain sekelompok masyarakat yang
berdomisili di suatu tempat yang sudah di legalkan di luar perkotaan. Di dalam
desa tersususn atas masyarakat atau penduduk ,pemerintahan desa yang di
dalalamnya terdapat dua unsur yaitu pemerintah desa dan perangkat kemudian
yang kedua BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ) . BPD merupakan lembaga
yang bertugas mewakili masyarakat dalam mengajukan usulan atau sebuah
kegiatan kemasyarakatan pembagunan. Kemudian adapun lembaga
kemasyarakatan di tingkat desa antara lain LPM ( Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat ), PKK ( Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ), Karng Taruna atau
Lembaga Kepemudaan, ,Linmas ( Organisasi yang terkait tentang keamanan dan
ketertiban desa ) dan ditambah lembaga keagamaan ( NU, Muhammadiyah, dll )
yang ada di desa setempat. Di Desa dalam merumuskan usulan kebijakan atau
penampungan aspirasi tentang pembangunan , pemerintahan ,kemasyarakatan
yang ditampung oleh BPD dan Pemerintahan Desa.
Dalam tingkat desa dibutukan kegiatan – kegiatan perekonomian untuk
menopang kehidupan masyarakat ,di kotapun yang menopang kehidupan
masyarakatnya karena sebesar 60% sampai 80% tingkat usahanya dari ekonomi
desa seperti petani pedagang dan kegiatan – kegiatan perekonomian desa. Dalam
pelaksanaan kegiatan perekonomian terdapat wadah dimana wadah tersebutdaman
mengatur jalannya kegiatan berjalan dengan baik dan terencana. Di tingkat desa
terdapat koperasi wanita yang dimana pengurus dan nasabahnya adalah wanita
kemudian juga terdapat Badan Usaha Milik Desa ( BUMDES ) yang merupakan
progam utama pemerintah. Yang dimana dalam pelaksanaannya dapat membantu
PAD atau Pendapatan Asli Desa . Dalam produknya ,untuk koperasi wanita hanya
menjalankan usaha berupa koperasi ,tapi untuk BUMDES dalam produknya diberi
kebebasan atau keleluasaan bisa berupa koperasi bisa dalam bentuk sector retail
maupun real ataupun dalam sektor – sektor wisata, pertanian, perikanan, atau
dalam sektor lainnya . BUMDES merupakan badan perekonomian di tingkat desa
yang terpisah dengan pemerintah desa tetapi dalam terkait pengendalian atau
pengkoordinasian dengan pemerintah desa ,karena didirikan melalui musyawarah
desa disepakati hingga kepengurusan BUMDES atau Badan Usaha Milik Desa
yang diangkat melalui SK atau keputusan Kepala desa , jadi BUMDES ini
setingkat atau setara kepegawaiannya dengan perangkat desa. Kemudian usaha
ekonomi simpan pinjam ini sekarang telah bergabung dalam produk dari
BUMDES. Untuk ditingkat PKK juga ada kegiatan ekonominya berupa UP2K
( Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga ) yang biasanya dikemas dalam bentuk
arisan. Kemudian pasar desa disini pasar desa tidak di semua desa ada pasar desa ,
yang dimaksud pasar desa disini adalah pasar yang didirikan oleh masyarakat atau
internal desa dan untuk kegiatannya merupakan kegiatan lingkup masyarakat itu
sendiri , tanah yang ditempati juga merupakan tanah desa yang kemudian dapat
menampung usaha – usaha masyarakat atau produktivitas – produktivitas
masyarakat. Selanjutnya ada BKD ( Badan Kredit Desa ) yang didirikan oleh bank
Indonesia yang dimana Badan Kredit Desa ini tidak di semua desa ada, namun
kemudian digabung menjadi produk dari BUMDES karena tidak ada payung
hukum supaya tidak menyalahi aturan dari OJK.
Kembali ke Pemerintah Desa dengan BPD ,pertama Pemerintah desa
dalam fungsi dan tugasnya antara lain menyelenggarakan pemerintah
desa ,pembangunan desa, kemasyarakatan dan pemberdayaan. Dan untuk BPD
merupakan lembaga yang menampung aspirasi masyarakat dan menyelenggarakan
kegiatan legislasi. Untuk desa sekarang mendapat kucuran dana dari pemerintah
dimana dana itu digunakan agar desa dapat membangun rumah tangganya sendiri
atau otoritas desa. Dalam penggunaan dana desa tersebut tetap mengacu pada
perundang undangan dan SOP. Dan untuk pemberdayaan masyarakat disini
dimaksudkan seperti waktu pandemi ini dari desa mengucurkan BANSOS yang
dimana diharapkan mampu memancing masyarakat untuk terus produktif dikala
pandemi ini. Didalam pelaksanaan kegiatan disini, desa memiliki koordinasi
supaya saling keterkaitan dan terkoorganisir .Untuk kegiatannya ada acuannya
yang pertama RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ) dimana
RPJMD ini menjadi database dari kegiatan yang ada di desa dalam jangka waktu
masa bakti jabatan kepala desa. Berikutnya dijabarkan di RKPD ( Rencana Kerja
Pemerintah Desa ) yang dimana jangka waktunya hanya satu tahun. Kemudian
sebelun di sah kan RKPD ini dalam bentuk draf dan kemudian di sah kan menjadi
APBD ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ) yang dimana di sah kan setiap
akhir tahun dan kemudian dijalankan di tahun berikutnya. Berikutnya dibawah
APBD ada Peraturan Kepala Desa yang terkait di dalamnya yaitu penghasilan
tetap kepala desa , dan SK terkait pengangkatan dan pergantian staf. Untuk
sumber dana atau pembiayaan desa ini berasal dari dana desa dimana dana ini
diambilkan dari APBN, alokasi dana desa yang berasal dari kabupaten, bantuan
keuangan dana ini bisa berasal dari pusat, kabupaten atau provinsi, PAD
( Pendapatan Asli Desa ) yang berasal dari laba usaha – usaha milik
desa ,sumbangan atau bantuan lainnya yang sah tapi bersifat tidak mengikat.
Untuk materi selanjutnya yang disampaikan narasumber ke dua Bapak
Abdul Aziz yang memaparkan tentang UMKM. Pada saat pandemi ini banyak
usaha yang terdampak dalam wabah pandemi ini, beda dengan krisis waktu tahun
1998 yang dimana UMKM itu malah membantu mengembalikan perekonomian di
Indonesia. Begitu pentingnya peran UMKM di Indonesia disini perlu adanya
pengembangan dari UMKM tersebut. Pada masa sekarang banya UMKM yang
sudah berjalan tapi belum memiliki izin usaha. Untuk skala kecil NIB dan IUMK
dan untuk izin edarnya yaitu izin PIRT ( khusus makanan dan minuman ).
Permasalahan kedua adalah permodalan ,terkait masalah permodalan dari
pemerintah sudah meluncurkan KUR yang bisa diajukan ke kantor bank setempat.
Selanjutnya untuk UMKM yang masih tradisional untuk pasarnya masih
mengandalkan pasar offline atau masih mengandalkan pembeli yang datang ke
toko hal tersebut sangat menghambat dalam pemasaran karena zaman sekarang
UMKM harus bisa melebarkan pasarnya ke dunia online supaya tetap bisa
bersaing. Untuk mencari pendampingan pelaku usaha bisa bekerjasama dengan
forum atau komunitas UMKM.
Untuk penggalian potensi desa ,dari desa kadang mengadakan pelatihan
dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Namun hal tersebut kadang hanya
sebatas pelatihan ,Bapak Abdul Aziz mengharapkan adanya lomba cipta produk
untuk memicu masyarakat desa bisa menyalurkan kreativitasnya menjadi produk
yang bisa bersaing di pasar nasional. Bapak Abdul Aziz mengutarakan terkait
dengan pemberdayaan masyarakat desa beliau mengharapkan dari pihak
mahasiswa dapat membantu pelaku ekonomi dalam menaikkan kelas usaha atau
UMKM yang ada di desa dalam hal pemasaran yang dimana karena adanya
pandemi ini sangat mempengaruhi pasar dari UMKM yang hanya mengandalkan
pemasaran secara offline. Bapak Abdul Aziz menekankan untuk menjaga
perputaran keuangan desa dengan membeli produk ynag ada di sekitar supaya
perputaran uang tetap berjalan di daerah agar perekonomian yang ada di desa bisa
tetap survive.
Diharapkan juga UMKM yang ada di desa bisa mempunyai atau bergabung
dengan komunitas sesama UMKM supaya bisa mendapatkan pendampingan dan
informasi tentang perizinan ,kualitas produk ,desain produk agar bisa menaikkan
kualitas dari UMKM di desa. Agar kedepannya perekonomian di desa bisa
menciptakan perekonomian yang mandiri dan memajukan kesejahteraan
masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai