Anda di halaman 1dari 23

Pengertian Sistem Saraf Tepi (SST)

Sistem saraf tepi adalah bagian dari sistem saraf manusia yang terdiri dari sistem saraf
somatik (sistem saraf sadar) dan sistem saraf otonom (sistem saraf tak sadar). Sistem saraf
sadar berfungsi untuk mengontrol segala aktivitas yang kerjanya dikendalikan oleh otak, dan
sistem saraf tak sadar berfungsi untuk mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur oleh otak
seperti denyut jantung, gerakan saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem saraf  tak
sadar adalah sistem saraf di dalam tubuh yang bekerja tanpa sepengetahuan pemilik tubuh.
Sistem saraf tak sadar ini memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh, khususnya untuk
menggerakkan usus, otot polos, pupil, pembuluh darah, dan lain lain.

Secara umum, fungsi sistem saraf tepi adalah untuk memberikan segala informasi mulai
dari pusat pengatur ke bagian pusat pengatur. Sistem saraf yang juga disebut sebagai sistem
saraf perifer ini tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel darah yang berguna untuk
membawa rangsangan ke sistem saraf pusat. Sistem saraf bagian tepi jika dibagi berdasarkan
rangsangan saraf yang dibawa terdiri atas sel saraf aferen dan sel saraf eferen. Sel saraf
aferen merupakan sel saraf sensorik yang banyak membawa impuls dari organ sensorik,
sedangkan sel saraf eferen merupakan sel saraf motorik yang banyak membawa tanggapan
ke otot atau kelenjar dan membuat pergerakan.

Bagian sistem saraf tepi yang berupa sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (yaitu saraf
saraf yang keluar dari otak) dan saraf sumsum tulang belakang (yaitu saraf saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang). Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari 3 pasang saraf
sensori, 5 pasang saraf motor, dan empat pasang saraf gabungan antara kedua saraf tersebut
(sensori dan motor). Sedangkan saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf
gabungan yang terdiri dari 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor. Kemudian, sistem saraf tak sadar
disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan
menuju organ yang bersangkutan.
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kranial) dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom)
1. Sistem Saraf Sadar (Saraf Kranial)
Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah
kendali kesadaran kita, contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf kepala (kranial) dan sistem saraf tulang
belakang (spinal). Sistem saraf kepala disusu oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf
kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Dua belas saraf
tersebut meliputi:
 Tiga pasang saraf sensori, yaitu nomor I, II, dan VIII
 Lima pasang saraf motor, yaitu saraf III, IV, VI, XI, dan XII
 Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IX, dan X

No. Nama Saraf Jenis Saraf Dari Saraf Sensori Dari Saraf Motor
Saraf
I Olfaktori Sensori Selaput lendir hidung Tidak ada
II Optik Sensori Retina mata Tidak ada
III Okulomotor Motor Otot penggerak bola Otot penggerak bola
mata mata, lensa mata,
pupil mata
IV Troklear/patenik Motor Otot penggerak bola Otot lain penggerak
mata bola mata
V Trigeminal Gabungan Gigi dan kulit muka Otot pengunyah
VI Abdusen Motor Otot penggerak bola Otot lain penggerak
mata bola mata
VII Fasial Gabungan Lidah bagian ujung Otot muka, kelenjar
ludah
VIII Auditori Sensori Koklea dan saluran Tidak ada
(vestibulokoklear) setengah lingkaran
IX Glossofaringeal Gabungan Lidah bagian Kelenjar ludah, otot
belakang tonil penelan di faring
X Vagus Gabungan Laring, paru-paru, Saraf simpatetik ke
jantung, lambung, laring, esofagus,
pankreas, hati paru-paru, jantung,
lambung, dan
pankreas
XI Spinal (aksesori) Motor Otot di belikat, Otot laring, faring,
laring, faring, dan dan langit-langit
langit-langit halus halus
XII Hipoglosal Motor Otot lidah Otot lidah
Saraf kranial dan letaknya
(http://media-1.web.britannica.com/eb-media/44/54244-004-892C5169.jpg)

Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf
tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi
oleh otak). Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Pada tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu beberapa urat saraf bersatu
membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yaitu sebagai berikut:
 Pleksus servikalis, merupakan gabungan urat saraf leher yang memengaruhi bagian leher,
bahu, dan diafragma.
 Pleksus brakialis, yaitu gabungan urat saraf lengan atas yang memengaruhi bagian tangan
 Pleksus lumbo sakralis, adalah gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang
memengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Sistem Saraf tak Sadar (Saraf Otonom)
Bermacam-macam sistem saraf yang telah dibahas sebelumnya merupakan sistem saraf sadar. Di
samping sistem saraf sadar, kita memeliki sistem saraf tak sadar atau otonom, yang bekerja
secara otomatis, tidak di bawah kehendak saraf pusat, contohnya adalah denyut jantung, gerak
alat pencernaan, dan pengeluaran keringat. Sistem saraf ini terletak khusus di sumsum tulang
belakang. Susunan saraf otonom terdiri atas susunan sarafsimpatetik dan saraf parasimpatetik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatetik dan parasimpatetik terletak pada posisi ganglion. Saraf
simpatetik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut preganglion pendek dan memiliki serabut
postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatetik memiliki serabut praganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu efektor dan memiliki serabut
postganglion pendek. Serabut praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang keluar dari
ganglion.

a. Sistem saraf simpatetik


Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang dan berhubungan serta
bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf.

b. Sistem saraf parasimpatetik


susunan saraf parasimpatetik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan
kebalikan dari fungsi saraf simpatetik.
Sistem saraf otonom
(http://i1226.photobucket.com/albums/ee405/UP70/ans.gif)

Bagian tubuh yang Saraf simpatetik Saraf parasimpatetik


dipengaruhi
Iris (pupil) Memperbesar pupil Mengecilkan pupil
Bronkus Memperbesar bronkus Mengecilkan bronkus
Jantung Mempercepat detak jantung Memperlambat detak
jantung
Arteri Konstriksi (memperkecil Dilatasi (memperbesar
diameter) diameter)
Kandung kemih Relaksasi kandung kemih Kontraksi kandung kemih
Lambung Menghambat kerja lambung Memacu kerja lambung
Penis Mengontrol ejakulasi Merangsang ereksi
Gerak Refleks
Gerak refleks atau tindakan refleks adalah gerakan spontan dari setiap organ atau bagian tubuh
yang telah menerima stimulus. Hal ini terjadi tanpa kesadaran apapun dan langsung. Refleks
melindungi tubuh dari bahaya.

Gerak refleks merupakan cara tubuh kita untuk menjaga dan melindungi diri dengan cepat dan
aman. Gerak ini terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian tubuh tersebut bergerak
secara otomatis.

Ciri gerak refleks yaitu:

1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama


2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan

1. Mekanisme Gerak Refleks

Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran
kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya,
merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor
perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota
badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak
refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima impuls
misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel
ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls
menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang
menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima
impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan
rangsangan karena dirangsang  oleh impuls saraf motorik.

Tubuh kita memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera.
Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa
mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya:rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu,
gesekan,  rasa sakit pada kulit ,bau pada hidung, rasa pada lidah , suara pada telinga. Setelah itu
syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal listrik menuju otak.
Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita. Kemudian otak akan mengirim respon menuju
organ yang disebut efektor. Efektor meliputi : otot, kelenjar, dll. Respon yang dikirim otak ini
ada yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita menghendakinya.

Lengkung refleks adalah unit dasar kegiatan saraf terpadu yang terdiri dari reseptor, neuron
aferen, satu sinaps atau lebih, neuron eferen dan efektor. Lengkung refleks yang paling
sederhana disebut monosinaptik, yang hanya mempunyai sinaps tunggal antara neuron aferen
dan neuron eferen.

Semua lengkung (jalur refleks) terdiri dari komponen yang sama.

1. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.


2. Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla
spinalis.
3. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP. Impuls
dapat ditransmisi, diulang rutenya atau dihambat pada bagian ini.
4. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor, yang akan
merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.
5. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang
merespon.

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada organ reseptor => sel saraf
sensorik => sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang => sel saraf motorik =>
respon pada organ efektor.

Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut
lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang.
Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak
mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum
tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang
seperti refleks pada lutut.
Gambar 1. Lengkung Refleks
Sumber: hikmat.web.id
 

Masukan ke dalam sitem saraf dapat timbul karena adanya reseptor sensorik yang mengenali
bermacam-macam rangsangan sensorik. Terdapat lima jenis reseptor sensorik yang ada dalam
tubuh:

1. Mekanoreseptor, yang mengenali kompresi mekanis atau peregangan pada reseptor atau
jaringan yang berdekatan dengan reseptor
2. Termoreseptor, dipakai untuk mengenali perubahan-perubahan suhu, beberapa reseptor
mengenali suhu dingin dan lainnya suhu panas
3. Nosiseptor (reseptor nyeri), dipakai untuk mengenali kerusakan jaringan yang terjadi,
apakah kerusakan fisik atau kerusakan kimiawi
4. Reseptor elektromagnetik, dipakai untuk mengenali cahaya yang sampai pada retina mata
5. Kemoreseptor, yang dipakai untuk mengenali rasa/pengecapan dalam mulut, bau-bauan
dalam hidung, kadar oksigen dalam darah arteri, osmolalitas cairan tubuh, konsentrasi
karbon dioksida, dan mungkin juga faktor-faktor lainnya yang menyusun keadaan kimiawi
tubuh.

Sinaps merupakan titik penghubung dari satu neuron ke neuron lainnya. Sinaps menentukan arah
penyebaran sinyal saraf melalui system saraf. Beberapa sinaps dapat dengan mudah menjalarkan
sinyal dari satu neuron ke neuron lainnya, sedangkan neuron yang lain lebih sukar. Sinyal yang
bersifat mempermudah atau menghambat yang berasal dari daerah sistem saraf lain dapat juga
mengatur penjalaran sinaps, kadangkala membuka sinaps itu untuk dapat dijalari dan pada saat
lain akan tertutup. Selain itu, beberapa neuron post-sinaps dapat memberi respon bila mendapat
impuls dari luar dalam jumlah yang besar, sedangkan yang lain sudah dapat memberikan respon
walaupun impuls yang datang itu lebih sedikit. Jadi, kerja sinaps itu bersifat selektif, dapat
menghambat sinyal yang lemah sedangkan sinyal yang lebih kuat dijalarkan, namun pada saat
lain menyeleksi dan memperkuat sinyal lemah tertentu, atau juga meneruskan sinyal-sinyal ini ke
segala arah dan tidak hanya ke satu arah.
Gambar 2. Penampang melintang medula spinalis
Sumber: https://pt.scribd.com/doc/281006280/Materi-Refleks-Dan-Cerebellum
 

Keterangan:

1. Reseptor
2. Neuron aferen
3. Radiks dorsal
4. Radiks ventral
5. Neuron eferen
6. Efektor
7. Kornu posterior
8. Kornu anterior
Otot dan tendonnya memiliki dua reseptor sensorik yang khusus, yakni: (1) kumparan otot
(muscle spindle) yang tersebar di seluruh bagian perut (belly) otot dan mengirimkan informasi
mengenai panjang otot atau perubahan kecepatan panjang otot menuju sistem saraf, dan (2)
organ tendon golgi, yang terletak di tendon otot dan menjalarkan informasi mengenai tegangan
atau kecepatan perubahan tegangan.
Bila suatu otot rangka dengan persarafan utuh diregangkan, otot akan kontraksi, respon ini
disebut refleks regang (stretch reflex). Kapan pun otot diregang secara tiba-tiba, eksitasi yang
timbul pada kumparan menyebabkan refleks kontraksi serabut otot rangka yang besar dari otot
yang teregang dan otot-otot sinergisnya.  Secara klinis, ada suatu metode yang dieprgunakan
untuk menentukan kepekaan refleks regang yakni dengan cara menimbulkan sentakan lutut dan
sentakan otot lainnya. Sentakan ini dapat ditimbulkan dengan cara memukul pelan-pelan tendo
patella dengan palu refleks, pukulan ini akan secara tiba-tiba meregangkan otot kuadriseps dan
merangsang terjadinya refleks regang dinamik yang kemudian akan menyebabkan tungkai bawah
“menyentak” ke depan. Refleks regang merupakan refleks monosinaps, karena sebuah neuron
aferen yang berasal dari reseptor pendeteksi regangan di otot rangka langsung berakhir di neuron
eferen yang mempersarafi otot rangka yang sama untuk menyebabkan kontraksi dan meniadakan
peregangan.
Refleks menarik dan semua refleks lainnya bersifat polisinaps (banyak sinaps), karena banyak
antarneuron ditempatkan pada jalur refleks, sehingga lebih banyak sinaps yang terlibat. Misalnya
seseorang menginjak sebuah paku dan bukan menyentuh benda panas dengan tangannya. Timbul
lengkung refleks untuk menarik kaki yang tertusuk dari rangsangan nyeri, sementara tungkai
yang berlawanan secara bersamaan mempersiapkan diri untuk secara mendadak menerima
seluruh beban tubuh, sehingga orang yang bersangkutan tidak kehilangan keseimbangan atau
jatuh. Menekuknya lutut tungkai yang tertusuk tanpa hambatan dilaksanakan melalui stimulasi
refleks otot-otot yang menyebabkan fleksi lutut dan inhibisi otot-otot yang menyebabkan
ekstensi lutut. Pada saat yang sama, ekstensi lutut tungkai yang berlawanan terjadi karena
pengaktifan jalur-jalur yang menyilang ke sisi korda spinalis yang berlawanan untuk secara
refleks merangsang ekstensi lutut dan menghambat fleksinya. Refleks ekstensor menyilang
(crossed extensor reflex) ini memastikan bahwa tungkai yang berlawanan akan berada dalam
posisi untuk menerima beban tubuh sewaktu tungkai yang tertusuk ditarik dari rangsangan.

Otot skeletal dan neuron menyusun susunan neuromuskular voluntar yang secara anatomik
terdiri dari:

1. Upper Motor Neuron (UMN)


2. Lower Motor Neuron (LMN)
3. Alat penghubung antara unsur saraf dan otot
4. Otot skeletal

Refleks terjadi bila:

1. Rangsangan tersebut sesuai dengan reseptornya


2. Misalnya refleks tendon di sini rangsangannya harus berupa ketokan. Refleks tendon ini
tidak akan terjadi bila rangsangan berupa geseran.
3. Besarnya rangsangan harus melebihi atau sama dengan nilai ambang reseptor tersebut.

1. Pembagian Gerak Refleks

Secara garis besar, refleks terbagi dalam 2 bagian, yaitu:

1. Condition Refleks

Condition refleks merupakan gerakan tangkas, keadaan ini bisa dilatih.

2. Uncondition Refleks
Uncondition refleks merupakan gerakan involunter yang tidak bisa dilatih.
Pembagian Refleks (unconditional refleks):
1. Refleks Fisiologis, terdiri dari:
2. Refleks Superfisial, contohnya: refleks kornea, refleks faring, refleks cahaya, refleks
abdominal, refleks kremaster, refleks anal.
3. Refleks Tendon, contohnya: refleks Biseps, refleks brachioradialis, refleks Triseps, refleks
Pattelar, dan refleks Achilles.
4. Refleks Patologis
Contohnya: refleks hoffman tromer, refleks jaws, refleks babinski, refleks chaddock, refleks
oppenheim, refleks regresi.

Refleks Tendon/ Periosteum


1. Refleks Bisep
Uji gerak refleks Bisep dilakukan dengan posisi subjek duduk, dengan membiarkan lengan untuk
beristirahat di pangkuan subjek, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.
Identifikasi tendon dengan meminta subjek memflexikan di siku sementara pemeriksa
mengamati dan meraba fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal. Cara
mengujinya yaitu berikan pukulan pada bagian atas siku dengan posisi tangan setengah ditekuk
(ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii). Refleks Bisep
berpusat di segmen servikal V-VI yang disalurkan melalui n. Musculocutaneus. Ketukan pada
tendon m. Biceps brachii menyebabkan kontraksi m. Biceps brachii. Reflek Biseps didapat
melalui peregangan tendon Biseps pada saat siku pada keadaan fleksi. Orang yang menguji
menyokong lengan bawah dengan satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk dengan
menggunakan palu reflek. Respon normal yang dihasilkan yaitu fleksi lengan bawah pada
persendian siku. Fleksi yaitu gerak anggota tubuh yang menekuk atau membengkok.

Gambar 3. Refleks Bisep


Sumber: http://faqudin.staff.umm.ac.id/

2. Refleks Branchioradialis
Uji gerak refleks Branchioradialis dilakukan dengan posisi subjek duduk, dengan membiarkan
lengan untuk beristirahat di pangkuan subjek, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat
di siku. Identifikasi letak tendon di otot Branchioradialis, bagian ini biasanya berada di lengan
bawah yang sejajar dengan ibu jari (jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. Cara
mengujinya yaitu berikan pukulan pada tendon otot brakioradialis. Refleks Branchioradialis
berpusat di segmen servikal V-VI yang disalurkan melalui n. Radialis. Ketukan pada periosteum
ujung distal os radii menyebabkan kontraksi m. Brachioradialis. Respon normal yang dihasilkan
yaitu fleksi lengan bawah pada persendian siku, supinasi pada siku dan tangan. Fleksi yaitu gerak
anggota tubuh yang menekuk atau membengkok. Supinasi yaitu gerak menengadahkan atau
membuka telapak tangan.

Gambar 4. Refleks Branchioradialis


Sumber: http://faqudin.staff.umm.ac.id/
3. Refleks Trisep
Uji gerak refleks Trisep dilakukan dengan posisi subjek duduk, dengan mengangkat dan
menahan lengan subjek ujicoba sehingga posisi siku sejajar dengan bahu atau bisa juga
dilakukan dengan posisi tangan subjek ujicoba bersandar di atas pinggang, mengidentifikasi
lokasi tendon Trisep, tendon akan terlihat dan terasa seperti tali keras. Cara mengujinya yaitu
dengan memukul tendon Trisep dengan menggunakan palu reflek (+ 5 cm di atas siku). Refleks
Trisep berpusat di segmen servikal VI-VII yang disalurkan melalui n. Radialis. Ketukan pada
tendo Triceps brachii menyebabkan kontraksi m. Triceps brachii. Respon normal yang dihasilkan
yaitu kontraksi otot Trisep dan ekstensi lengan bawah pada persendian siku. Ekstensi yaitu gerak
meluruskan anggota tubuh.

Gambar 5. Refleks Trisep


Sumber: http://faqudin.staff.umm.ac.id/
 

4. Refleks Pattelar
Uji gerak refleks Pattelar dilakukan dengan dua posisi yaitu subjek duduk dengan kaki menjuntai
ke bawah dan tidak menyentuh lantai dan subjek berbaring telentang. Identifikasi tendon patellar
yaitu dengan melihat bagian yang terasa tebal tepat di bawah tempurung lutut kaki dan dipilih
bagian yang lebar dari pemukul refleks. Cara mengujinya yaitu untuk subjek duduk, berikan
pukulan pada tendon patellar tepat di bawah patella (tempurung lutut). Untuk subjek berbaring
telentang, dengan menahan bagian belakang lutut dengan satu tangan kemudian memukulkan
palu refleks pada bagian tendon Pattelar dengan tangan yang lain. Refleks Patella berpusat di
segmen lumbal II-IV yang disalurkan melalui n. Femoralis. Ketukan pada tendo Patella
menyebabkan kontraksi m. Quadriceps femoris. Respon normal yang dihasilkan yaitu
kontraksi quadriseps dan ekstensi tungkai bawah. Ekstensi yaitu gerak meluruskan anggota
tubuh.

Gambar 6. Refleks Pattelar


Sumber: http://faqudin.staff.umm.ac.id/

5. Refleks Achilles
Uji gerak refleks Achilles dilakukan dengan tiga posisi yaitu subjek duduk dengan kaki
menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh lantai, subjek berbaring telentang dengan salah satu
lutut menumpangi lutut kaki yang lain dan subjek berbaring telentang dengan kedua kaki lurus.
Identifikasi tendon Achilles yaitu dengan melihat bagian yang tegang dan memiliki struktur
seperti tali dari bagian tumit sampai otot betis. Cara mengujinya yaitu untuk topang bagian
bawah kaki subjek dengan tangan (untuk subjek duduk), berikan pukulan pada tendon Achilles
tepat di tendon Achilles. Refleks Achilles berpusat di segmen lumbal V dan sacral I-II yang
disalurkan melalui n. Tibialis. Ketukan pada tendo Achilles menyebabkan
kontraksi m.Gastrocnemius. Respon normal yang dihasilkan yaitu
kontraksi m.gastroenemius dan fleksi telapak kaki. Fleksi yaitu gerak anggota tubuh yang
menekuk atau membengkok.

Gambar 7. Refleks Achilles


Sumber: http://faqudin.staff.umm.ac.id/

Jenis Gerak Refleks


Berdasarkan tempat konektornya, refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks spinalis dan
refleks kranialis.
a. Refleks tulang belakang (refleks spinalis) yaitu jika konektor terdapat di sumsum tulang
belakang. Contoh: gerakan menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena duri. 
Rangsangan → reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron
motorik → efektor
b. Refleks otak (refleks kranialis) yaitu jika konektornya terdapat di otak. Contoh: gerakan
mata terpejam karena kilat.
Jenis  gerak refleks akibat adanya  otot rangka yang bergerak meliputi:

 Fleksor,
 Ekstensor,
 Alat gerak,
 Statokinetik.

Jenis gerak refleks yang melibatkan fungsi organ internal meliputi:

 Pencernaan,
 Jantung,
 Ekskresi,
 Sekresi.

Jenis gerak refleks berdasarkan tingkat kompleksitas neuron (saraf) meliputi:

 Refleks monosynaptic (atau monosegmental) , yang hanya melibatkan satu segmen dari sistem
saraf pusat,
 Refleks multisynaptic (atau intersegmental) , yang melibatkan lebih dari satu segmen dari
sistem saraf pusat.

Refleks monosynaptic berarti hanya ada satu neuron yang terlibat setiap jalan di jalan ke sumsum
tulang belakang (disebut aferen atau neuron sensorik) dan satu dari sumsum tulang belakang
(disebut eferen atau neuron motorik). Contoh dari refleks monosynaptic adalah patela (knee jerk)
refleks.

Sebuah refleks multisynaptic, karena Anda bisa menebak, lebih kompleks. Dalam bentuk yang
paling sederhana, refleks multisynaptic memiliki lebih dari satu neuron (disebut interneuron)
dalam proses lengkung refleks. Hal ini juga melibatkan lebih dari satu area sistem saraf pusat –
biasanya sumsum tulang belakang dan otak. Contoh dari jenis ini adalah refleks fleksor.

Refleks dapat memiliki rangsang (sering dikenal sebagai memfasilitasi) tindakan atau inhibisi
(melemah dan penekan) aktivitas. Sebagai contoh, kita dapat mempelajari tindakan refleks pada
detak jantung. Refleks rangsang saraf simpatis akan meningkatkan detak jantung. Untuk
menurunkan detak jantung, atau bahkan menghentikan detak jantung, saraf vagus adalah refleks
penghambatan.

Refleks regangan merupakan salah satu refleks yang paling sederhana dan monosynaptic. Ini
kontraksi otot yang diregangkan dan memberikan kontribusi untuk menyeimbangkan dan
koordinasi. Sebuah refleks tendon dalam adalah contohnya. Bagaimana cara kerjanya? Ketika
Anda berdiri, lutut menekuk sedikit, dan tanpa refleks tendon dalam yang terletak di sekitar lutut
Anda, Anda bisa jatuh. Refleks yang akan meluruskan lutut Anda dan menjaga Anda berdiri
tegak jika Anda kehilangan keseimbangan. Selain dari lutut, refleks tendon dalam yang terletak
di sepanjang bagian luar siku, dan pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
NEUROTRANSMITTER
Neurotransmitter adalah senyawa kimia berfungsi untuk menghantarkan rangsangan antar sel saraf. Secara umum
penggolongan neurotransmitter dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan struktur kimia neurotransmitter itu sendiri.
Berdasarkan fungsinya neurotransmitter digolongkan menjadi neurotransmitter eksitasi dan neurotransmitter inhibisi.
Beberapa neurotransmitter dapat menghambat beberapa sinaps namun mengeksitasi sinaps lain. Misalnya
Neurotransmitter asetilkolin yang mengeksitasi otot lurik namun menghambat otot jantung.

Selain berdasarkan fungsinya, Neurotransmitter juga dapat diklasifikasikan berdasarkan perubahan yang dihasilkan
pada neuron sel efektor. Ada neurotransmitter yang membuka atau menutup membran ion dengan cara mengikat
satu sisi atau kedua sisi reseptor pada membran, namun ada juga neurotransmitter yang  bekerja dengan
mengaktifasi mediator kimia dalam sel post sinaps.

Berdasarkan struktur kimianya neurotransmitter dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu

 Neurotransmitter kelompok Asetilkolin


 Neurotransmitter kelompok Amin, terdiri dari serotonin, histamin, dopamin dsb
 Neurotransmitter kelompok Asam Amino, terdiri dari GABA, glisin, ghatamat
 Neurotransmitter kelompok Neuropeptida, terdiri dari intestinal peptide, endorfin dsb

Berikut ini adalah beberapa neurotransmitter, lokasi dan fungsinya

1. Asetilkolin, terletak pada celah efektor motorik dan pada beberapa bagian otak. Asetilkolin berfungsi eksitasi dan
inhibisi serta yang berkaitan dengan memori.

Serotonin, terletak pada sistem saraf pusat.


1.  Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi
elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. Sifat neurotransmiter adalah
sebagai berikut:  Disintesis di neuron presinaps  Disimpan di vesikel dalam neuron
presinaps  Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi fisiologis  Segera dipindahkan dari
sinaps melalui uptake atau degradasi  Berikatan dengan reseptor menghasilkan respon
biologis.
2. 4. Cara Kerja Neurotransmitter  Proses neurotransmitter berawal dari neuron menyintesis
zat kimia yang akanberfungsi sebagai neurotransmitter. Kemudian neuron menyintesis
neurotransmitter yangberukuran lebih kecil pada ujung-ujung akson dan menyintesis
neurotransmitter yangberukuran lebih besar (peptida) pada badan sel. Selanjutnya neuron
mentransportasineurotransmitter peptida kearah ujung-ujung akson (Neuron tidak
mentransportasikanneurotransmitter yang berukuran kecil karena ujung-ujung akson adalah
tempatpembuatannya). Potensial aksi berkonduksi disepanjang akson. Potensial aksi
padaterminal postsinaptik meyebabkan ion kalsium dapat memasuki neuron. Ion
kalsiummelepaskan neurotransmitter dari terminal postsinaptik ke celah sinaptik 
Molekulneurotransmitter yang telah dilepaskan, berdifusi lalu melekat dengan
reseptorsehinggamengubah aktifitas neuron postsinaptik. Selanjutnya, neurotrasmiter
melepaskandiri dari reseptor. Neurotrasmitter dapat diubah menjadi zat kimia yang tidak aktif
tergantung pada zat kimia penyusunnya. Molekul neurotransmitter dapat dibawa kembalike
neuron prasimatik untuk didaur ulang atau dapat berdifusi dan hilang.pada beberapakasus,
vesikel yang kosong akan di transportasi kembali kebadan sel. Meskipun belumada
penelitian yang benar
3. 5. Macam-Macam Neurotransmitter 1. Asetilkolin (ACh) Merupakan neurotransmitter yang
tidak siproduksi didalam neuron.Ditransportasikan ke otak dan ditemukan diseluruh bagian
otak. Ach berada diseluruhsistem saraf pusat dan perifer. Asetilkolin memiliki konsentrasi
tinggi di basal gangliadan cortex motorik. Fungsi utama dari Asetilkolin ini adalah mengatut
atensi, memori,rasa haus, pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku seksual dan
tonus otot.
4. 6. 2. GABA (Asam gama-aminobutirat) Ditemukan pada seluruh system saraf pusat. GABA
berlokasi di Hipotalamus,hipocampus, korteks, serebelum,basal ganglia, medula spinalis,
retina. GABA pentingdidalam otak karena menjaga penembakan banyak neuron. Ia
membantu ketepatansinyal yang dibawa dari satu neuron ke neuron berikutnnya 3.
Neropinefrin Memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam konsentrasi
sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Dipindahkan dari
celahsynaptic dan kembali ke penyimpanan melalui proses reuptake aktif. Menghambat
penembakan neuron dalam system saraf pusat, tetapi membangkitkan otot jantung, jantung,
usus dan alat urogenitalia. Ia juga membantu mengendalikan kewaspadaan serta berfungsi
dalam proses pembelajaran dan memory
5. 7. 4. Dopamin Berlokasi di CNS dan diproduksi dalam subtantia nigra serta dipindahkan dari
celah sipnatik dari enzim MAO. Membantu dalam mengatur fungsi pikiran,pengambilan
keputusan, mengendalikan pergerakan volunter dan membantu dalam mengintegrasikan
kognisi 5. Serotonin (5HT) Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis
gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi
seksual, tidur,kognitif, dan gangguan makan. Berfungsi dalam pengaturan tidur, mengatur
suasana hati, perhatian ,belajar, persepsi nyeri dan temperatur tubuh serta berperan
dalamperilaku aggresi atau marah dan libido. Dalam mengatur tidur dan bangun, serotonin
bekerjasama dengan asetilkolin dan norepinefrin 6. Endorfrins merupakan suatu bahan
kimiayang diproduksi di dalam otak dan spinal cord yang mengurangi rasa nyeri
danmeningkatkan mood. Endorfrins juga dapat melindungi tubuh dari perasaan sakit
danmeningkatkan perasaan tenang serta mempengaruhi perasaan senang dan bahagia.
6. 8. 7. Glutamat  merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampirtiap
area otak berisi glutamate.  Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriataldan di
dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguanatau
penyakit bipolar afektif dan epilepsi. 8. Oksitosin Merupakan sebuah hormon dan
neurotransmitter yang memainkan peranan pentingdalam pengalaman cinta dan ikatan
anatar manusia. 9. Epinefrin Meningkatkan detak jantung dan melakukan dilatasi jalan
napas untuk meningkatkan fungsi nafas dan menyempitkan pembuluh darah di dalam usus
dan kulit.Bekerja bersama dengan norepinephrine yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal.

Setiap rangsangan dari luar tubuh seperti sentuhan, suara dan yang di terima alat indra
manusia akan di teruskan menuju ke otak untuk segera di proses. Dalam proses tersebut setiap
sel syaraf akan saling terhubung dan memberikan informasi hingga sampai pada otak manusia.
dimana hubungan tersebut kita kita sebut dengan sinapsis. Neurotransmitter terletak pada di
dalam gelembung sinapsis ujung akson.
Ada lebih dari seratus jenis neurotransmitter pada otak. Namun ada tujuh jenis yang paling
dasar yang akan di sebutkan pada artikel ini. Berikut adalah macam – macam jenis
neurotransmitter pada otak :

Asetilkolin
Asetilkolin adalah zat yang memacu hubungan antar neuron, neuron dan otot polos intestinum
serta neuron dan otot serat lintang. Fungsinya sendiri adalah untuk proses penyimpanan
berbagai hal yang kita ingat dan kita hafal ( pembentukan memori ).

Jika seseorang kekurangan asetilkolin juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit
Alzheimer karena zat ini sangat dibutuhkan saat seseorang dalam keadaan sadar dan
berkonsentrasi.

Asam Gamma aminobutirat ( GABA )


Zat ini dalah neurotransmitter otak yang memiliki fungsi untuk membatasi kecepatan transmisi
antar neutron. Hal tersebut dilakukan agar otak manusia tidak menjadi panas saat digunakan
untuk berfikir, apalagi saat manusia berfikir keras. Tanpa pembatasan tersebut maka neuron
akan cepat rusak.

Asam Glutamin
Hamper sama dengan asetilkolin yang berguna dalam proses memori. Asam glutamin juga
berfungsi untuk proses mengingat informasi baru sehingga nanti dapat dimunculkan kembali.
Dopamin
Dopamin adalah zat yang berfungsi untuk membuat seseorang fokus pada hal – hal tertentu
atau agar seseorang memiliki konsentrasi yang tinggi. Dopamin juga dapat mengatur gerak
tubuh dan bentuk tubuh agar menjadi proporsional. Selain itu jika seseorang kekurangan
dopamin akan menimbulkan penyakit Parkinson.

Endorfin
Endorphin adalah zat yang dapat meredam rasa sakit yang di rasakan oleh seseorang. Dengan
zat tersebut tubuh kita akan terasa tenang. Banyak yang mengatakan bahwa neurotransmitter
yang satu ini adalah morfin yang di produksi oleh tubuh kita.

Noradrenalin
Fungsi dari zat ini hamper sama dengan adrenalin namun yang memproduksinya adalah otak
manusia. Ia juga dapat meredam nafsu makan seseorang. Noradrenalin juga berfungsi untuk
memindahkan materi-materi yang telah disimpan didalam “hippocampus” (tempat penyimpanan
informasi jangka pendek) ke lapisan otak yang disebut neokorteks (penyimpanan informasi
jangka panjang).

Serotonin
Serotonin adalah neurotransmitter yang berfungsi sebagai penenang sehingga zat ini sangat
dibutuhkan untuk menjaga stabilitas emosi dan membuat kita tidur. Serotonin juga berperan
penting untuk menimbulkan perasaan  tenang. Jika kita kekurangan serotonin sedikit saja,
maka hal tersebut dapat menimbulkan perilaku yang dapat membahayakan orang  yang
bersangkutan (misalnya saja akan timbul penyakit bulimia, kecenderungan kecanduan terhadap
bahan berbahaya seperti alkohol dan lainnya).

https://www.referensibebas.com/2016/11/macam-macam-neurotransmitter-otak-dan.html
http://www.google.com/2011/10/neurotansmitter.html
Syamsuri, Istamar. Biologi 2A untuk SMA. Jakarta : Erlangga
http://cacatanipa.com/2015/09/sistem-saraf-tepi.html
https://famelia28.wordpress.com/2015/12/23/gerak-refleks/

http://www.nafiun.com/2012/12/macam-dan-mekanisme-gerak-refleks.html

http://tatangsma.com/2015/03/pengertian-gerak-refleks-dan-jenis-gerak-refleks.html

https://www.slideshare.net/atikarizkii/neurotransmitter-56153174

Anda mungkin juga menyukai