Anda di halaman 1dari 10

JMP Online Vol. 5 No.

7 Juli (2021) 517-526

JMP Online
Vol. 5, No. 7, 517-526.
Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) © 2021 Kresna BIP.
e-ISSN 2550-0481
URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com
p-ISSN 2614-7254

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MENGGUNAKAN


MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II
SDN 2 JELAPAT TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Marsis Eliya
SD Negeri 2 Jelapat

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Dikirim : 09 September 2021 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan


Revisi pertama : 15 September 2021 keterampilan membaca dengan menggunakan media
Diterima : 18 September 2021 buku cerita bergambar pada siswa II SD Negeri 2
Tersedia online : 28 September 2021 Jelapat Kecamatan Dusun Selatan. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaborasi yang
Kata Kunci: Membaca Permulaan, Media dilakukan sebanyak dua siklus. Desain penelitian
Buku Cerita Bergambar menggunakan model Kemmis dan Taggart dengan
subjek penelitian siswa kelas 2 yang berjumlah 20
Email : : marsiseliya3@gmail.com siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan 1) tes
membaca lisan dan tes tertulis, 2) observasi, dan 3)
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis statistic deskriptif. Indikator keberhasilan
siswa yang harus dicapai dengan rata-rata kelas 75.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
membaca dengan menggunakan media buku cerita
bergambar dapat meningkatkan keterampilan
membaca siswa kelas II SD Negeri 2 Jelapat
Kecamatan Dusun Selatan. Keterampilan membaca
pada pra tindakan untuk aspek kelancaran 45%,
ketepatan menyuarakan bacaan 35%, intonasi 15%,
dan pemahaman 40%, pada siklus I meningkat menjadi
untuk aspek kelancaran 60%, ketepatan menyuarakan
bacaan 62%, intonasi 32%, dan pemahaman 65%,
peningkatan pada siklus II untuk aspek kelancaran
85%, ketepatan menyuarakan bacaan 80%, intonasi
80%, dan pemahaman 85%. Pada tindakan ini
keterampilan membaca siswa dengan kelancaran,
ketepatan menyuarakan bacaan, intonasi, dan
pemahaman telah meningkat pada setiap siklusnya
hingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.

Marsis Eliya 517


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Membaca merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan
sebuah informasi, memperoleh ilmu pengetahuan serta pengalaman-pengalaman
baru. Membaca juga merupakan satu keterampilan penting yang diperlukan untuk
sukses dalam semua pelajaran, oleh karena itu sebuah keharusan membaca
diciptakan (Boon, dkk, 2008:1). Kegiatan membaca juga merupakan usaha
memahami informasi yang disampaikan melalui lambang tulisan (Nurgiyantoro,
2010: 283). Namun kegiatan membaca merupakan aktivitas yang unik dan rumit,
sehingga seorang tidak dapat melakukan hal tersebut tanpa mempelajarinya,
terutama pada anak usia sekolahdasar.
Masalah yang sering dihadapi anak usia sekolah dasar dalam membaca
adalah pada pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada
anak yang mengalami kesulitan membaca, baik yang berkenaan dengan hubungan
huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan anak
memahami isi bacaan. Menurut Cattell dalam (Sternberg. 2008: 326) manusia
memerlukan waktu lebih lama untuk membaca huruf-huruf yang tidak berkaitan
daripada membaca huru-huruf yang membentuk sebuah kata. Membaca
merupakan keterampilan yang sangat penting, sehingga keterampilan membaca
diajarkan pada jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga
perguruan Tinggi. Pembelajaran membaca permulaan ditunjukkan untuk siswa di
kelas awal, yaitu I, II, dan III, untuk kelas atas yaitu kelas IV, V dan VI merupakan
pembelajaran membaca pemahaman atau lanjutan (Andriani, 2015: 153).
Menurut Tarigan dalam (Tanggulungan, 2014: 227-228) langkah awal yang
paling penting dalam pembelajaran membaca permulaan adalah bagaimana
menarik minat dan perhatian siswa agar mereka merasa tertrik dengan buku bacaan
dan mau belajar dengan keinginannya sendiri tanpa merasa terpaksa untuk
melakukannya. Bercerita dengan media buku menjadi stimulasi yang efektif bagi
anak, serta dengan membaca cerita, guru dapat memberikan contoh yang efektif
bagi anak bagaimana aktivitas membaca yang harus dilakukan. Secara tidak
langsung, anak memperoleh contoh tentang orang yang gemar dan pintar membaca
dari apa yang dilihatnya. Apabila sering memperoleh contoh, minat baca anak
akan tumbuh secara suka rela. Anak pun akan belajar mengidentifikasi lambang-
lambang tulisan dalam rangkaian kata dan dalam rangkaian kalimat. (Musfiroh,
2008:94).
Media gambar sangar cocok untuk diterapkan pada kelas I dan II sekolah
dasar dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan, menurut teori
Piaget dalam (Irdawati, 2013: 3) anak usia sekolah dasar ada pada tahap
operasional konkret. Buku cerita bergambar dengan warna-warni yang mencolok
dan gambar yang menarik akan merangsang anak untuk membaca sekaligus
menggugah rasa ingin tahunya.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pembelajaran membaca
permulaan di SDN 2 Jelapat Kecamatan Dusun Selatan mengungkapkan bahwa
terdapat empat siswa yang masih kurang lancar dalam membaca, artinya siswa
memiliki keterampilan membaca yang masih rendah. Hal tersebut dikarenakan
oleh beberapa faktor, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan

Marsis Eliya 518


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

pembelajaran, hal tersebut disebabkan karena siswa kurang siap menerima


pembelajaran, serta kurangnya interaksi yang baik dengan guru, selain itu
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang sesuai serta tidak menggunakan
media atau alat peraga sehingga siswa cenderung terasa bosan dan kurang
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Buku cerita bergambar yang ada di
kelas tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, padahal buku cerita bergambar
tersebut dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran khususnya membaca.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memberikan suatu inovasi berupa
pemanfaatan media yang telah tersedia untuk kegiatan pada saat proses
pembelajaran berkolaborasi dengan guru Kelas II SDN 2 Jelapat. Diharapkan
dengan menggunakan media buku cerita bergambar diharapkan dapat menarik
perhatian siswa terhadap pelajaran membaca, sehingga siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam membaca, sehingga mampu meningkatkan keterampilan
membaca. Membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan pada anak
sejak dini. Proses pengajaran membaca dimulai sejak anak memasuki Sekolah
Dasar atau biasa disebut dengan membaca permulaan. Di sekolah, anak akan mulai
diajarai pembelajaran membaca mulai dari kosa kata sederhana sampai
memungkinkan anak memperoleh pengetahuan, keterampilan, maupun sikap
(Armitasari, 2016: 3.476).

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Apakah dengan Media Buku Cerita Bergambar dapat meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas II SD Negeri 2 Jelapat Kecamatan Dusun
Selatan Kabupaten Barito Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019 ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
meningkatkan keterampilan membaca dengan media buku cerita bergambar siswa
kelas II SD Negeri 2 Jelapat Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan
Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA
Definisi Keterampilan
Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari
yang maha kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya,
akan tetapi sebagian lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya
sendiri. Definisi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah
sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. Menggunakan
keterampilan bisa saja dengan pikiran, akal dan kreatifitas jika keterampilan itu
diasah, tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang
menguntungkan.
Menurut Amirullah dan Budiyono (2014:21) menjelaskan bahwa “Skill
atau keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan
ke dalam praktik sehingga tercapai tujuan yang diinginkan”.

Marsis Eliya 519


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

Pada dasarnya keterampilan merupakan hal yang bersifat individual, setiap


individu akan memiliki tingkat keterampilan yang berbeda tergantung pada
kemampuan dan pengalamannya.
Selain itu keterampilan setiap orang harus terus diasah dan dikembangkan
melalui program pelatihan ataupun bimbingan. Pelatihan dan sebagainya harus
didukung oleh kemampuan dasar yang sudah dimiliki orang tersebut dalam
dirinya. Kemampuan dasar ini dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat
dan bernilai tambah bagi dirinya maupun bagi orang lain apabila dikombinasikan
dengan bimbingan ataupun pelatihan.
Dari penjelasan diatas keterampilan dapat diartikan merupakan
kemampuan dasar yang melekat dalam diri manusia, yang kemudian dilatih,
diasah, serta dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan guna
menjadikan kemampuan seseorang menjadi potensial, sehingga kemudian
seseorang tersebut menjadi ahli serta profesional di bidang tertentu.

Pengertian Membaca
Melalui membaca seseorang dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak
diketahui.Membaca sudah diajarkan sejak dini. Menurut Tarigan (2015:7)
membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis. Samsu Somadayo (2011: 4) mengungkapkan bahwa
membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti
yang terkandung di dalam bahan tulis.
Membaca merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang
terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks
bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis
antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta,
dan informasi yang tertuang dalam sebuah bacaan. Informasi yang terdapat dalam
bacaan merupakan informasi yang kasat mata atau dapat disebut dengan sumber
informasi visual.
Berdasarkan pendapat tentang membaca diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata
bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca merupakan suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (menghubungkan kata-kata yang mempunyai makna
bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang
bermakna). Jadi, membaca adalah memahami pola- pola bahasa dari
gambarantertulisnya.

Pengertian Keterampilan Membaca


Keterampilan membaca merupakan satu dari empat keterampilan yaitu
menulis, menyimak, dan berbicara yang harus dikuasai oleh siswa. Menurut
Sundari & Damayanti (2017: 984) keterampilan membaca adalah keterampilan
membaca secara mekanik dan teknis yang bertujuan untuk membelajarakan siswa
mengenai cara mengubah tulisan kata dan kalimat menjadi bunyi-bunyi bahasa.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan membaca yang ditekankan pada

Marsis Eliya 520


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

membaca kata dan kalimat. Aspek-aspek dalam membaca permulaan, seperti


ketepatan lafal, ketepatan intonasi, kelancaran, kejelasan suara, dan membaca
utuh.
Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca
adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan sebuah tulisan baik kata
atau kalimat menjadi bunyi bahasa. Keterampilan membaca merupakan
kemampuan bagi seseorang agar dapat membaca sebuah bacaan dengan baik
dan benar sesuai dengan aspek-aspek membaca.

Pengertian Buku Cerita Bergambar


Nurgiyantoro berpendapat buku cerita bergambar adalah buku bacaan
cerita yang menampilkan sebuah teks narasi secara verbal dan disertai dengan
gambar ilustrasi (Nurgiyantoro 2012:152). Lestari (Ibid: 153) menyatakan bahwa
buku bergambar merupakan buku cerita yang disajikan menggunakan teks dan
ilustrasi atau gambar. Sedangkan menurut Krisnawan (Mira Dewi Lestari,
2016:24) menyatakan bahwa buku cerita bergambar merupakan buku yang dibuat
dengan memadukan cerita, gambar dan bahasa yang sederhana serta dikemas
halaman sampul yang menarik.
Dari definisi-definisi yang tertera di atas buku cerita bergambar adalah
buku yang di dalamnya memuat teks bacaan dan gambar - gambar yang keduanya
saling berkaitan untuk membentuk suatu cerita.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK kolaborasi, artinya
peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, tetapi bekerjasama dengan guru kelas.
Mulyasa (2009: 10) berpendapat bahwa PTK dapat diartikan sebagai penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan
hasil belajar sekelompok peserta didik.

Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Jelapat Kecamatan Dusun
Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 .Subjek dari penelitian ini
adalah siswa kelas II SDN 2 Jelapat Kecamatan Dusun Selatan. Jumlah siswa kelas
II di sekolah ini sebanyak 20 siswa.

Teknik Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini semua siswa kelas dan
guru kelas II SDN SDN 2 Jelapat Kecamatan Dusun Selatan. Data dalam
penelitian ini adalah semua informasi yang diperoleh dari sumber data saat
penelitian berlangsung, yang berkaitan dengan menggunakan media buku cerita
bergambar untuk melatih kemampuan membaca siswa Kelas IISDN 2 Jelapat
Kecamatan Dusun Selatan.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.

Marsis Eliya 521


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
data hasil dari pengamatan. Analisis kuantitatif untuk menganalisis data hasil dari
tes kerja siswa. Analisis ini digunakan untuk membandingkan nilai siswa antar
siklus apakah terjadi peningkatan atau tidak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pra siklus dilakukan pada tanggal 3 Mei 2019, dalam kegiatan ini
peneliti melakukan pengamatan pada proses pembelajaran dalam satu kali
pertemuan dengan materi membaca cerita dan menuliskan ciri-ciri binatang. Tahap
pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mengamati aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung sebelum menggunakan media buku cerita
bergambar. Pelaksanaan pengamatan berpedoman pada lembar pengamatan yang
disusun oleh peneliti dan telah disetujui oleh dosen pembimbing.
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan
siswa, pada akhir pembelajaran siswa diberikan sebuah tes membaca lisan dan tes
tertulis, untuk mengetahui tingkat keterampilan membacanya. Pelaksanaan pra
tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru sebelum menggunakan media buku
cerita bergambar, menunjukkan bahwa terdapat 7 siswa yang tuntas mencapai
KKM yang telah ditentukan, 13 siswa belum mencapai KKM. Berikut adalah
diagram yang menunjukkan perbandingan siswa yang tuntas dan yang belum
mencapai KKM. Persentase siswa yang tuntas hanya sebesar 35%, sedangkan
siswa yang belum tuntas sebanyak 65%. Selain itu, keterampilan membaca siswa
kelas 2 SD Negeri Jelapat memang masih rendah. Data tersebut dapat dijelaskan
pada persentase aspek kelancaran yaitu 45%, ketepatan menyuarakan bacaan
mendapatkan skor 35%, intonasi 15% dan pemahaman mendapatkan skor 40%.
Antusias siswa dalam belajar membaca masih rendah siswa terlihat begitu
bosan, karena guru hanya menggunakan buku paket yang ada di kelas, sedangkan
buku peket tersebut hanya menyajikan teks cerita yang kebanyakan adalah tulisan
dan tidak disertai dengan gambar, sehingga siswa tidak bisa berimajinasi melalui
cerita yang dibacanya.
Secara umum pembelajaran membaca membutuhkan tindakan, agar
keterampilan membaca siswa dapat meningkat. Pembelajaran membaca
selanjutnya akan menggunakan buku cerita bergambar sebagai media untuk dapat
menigkatkan keterampilan membaca siswa kelas II SD Negeri 2 Jelapat
Kecamatan Dusun Selatan.

Siklus I
Penelitian tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan,
pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa 8 Mei 2019 dan pertemuan kedua
dilaksanakan pada Rabu 9 Mei 2019 dengan tema Lingkungan. Pelaksanaan siklus
I ini dilaksanakan dengan menggunakan buku cerita bergambar. Pelaksanaan
tindakan dilakukan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dirancang oleh peneliti bersama dengan guru kelas, dalam pelaksanaannya bersifat
fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh

Marsis Eliya 522


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

guru kelas, sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat, menilai dan


mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran.
Keterampilan membaca siswa pada siklus I yaitu kelancaran sebesar 60%,
ketepatan menyuarakan bacaan sebesar 63%, intonasi sebesar 33% dan
pemahaman sebesar 65%. Sedangkan hasil tes tertulis siswa menjadi 10 siswa
tuntas dan 10 siswa tidak tuntas.

Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan,
pada tanggal 14 Mei 2018 dan 15 Mei 2019 dengan menggunakan tema
Kegemaraan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan menggunakan
media buku cerita bergambar.
Hasil setelah dilakukan tindakan siklus II menunjukkan peningkatan
keberhasilan, pada aspek kelancaran 85%, ketepatan menyuarakan bacaan 80%,
intonasi 78% dan pemahaman dengan persentase 83%. Pelaksanaan tes tertulis
yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai peningkatan dari siklus
sebelumnya yaitu meningkat sebanyak 6siswa, yang semula 50% atau 10 siswa
siswa yang tuntas menjadi 80% atau 16 siswa.

Pembahasan
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Tes Tertulis Siswa dari Pra Tindakan
Sampai Siklus II
Kelas II SD Negeri 2 Pra
Siklus I Siklus II
Jelapat Tindakan
Rata-Rata 64,75 71,5 83,75
Jumlah siswa yang
7 10 16
tuntas
Jumlah siswa yang
13 10 4
tidak tuntas
Persentase ketuntasan 35% 50% 80%
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2019)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pelaksanaan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang dilaksanakan pada siklus
I nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 64,75 menjadi 71,5 akan tetapi
pada siklus I ini rata-ratanya belum sesuai dengan kriteria ketuntasan yang
ditetapkan yaitu 75. Tindakan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata meningkat
menjadi 83,75 dan dari hasil pelaksanaan siklus II rata-rata sudah mencapai rata-
rata yang ditetapkan. Adapun persentase perbandingan ketuntasan siswa dapat
dapat dilihat pada diagram berikut:

Marsis Eliya 523


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

Gambar 1.Persentase Perbandingan Ketuntasan Siswa Dari Pra Tindakan


Sampai Siklus II

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2019)


Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang
dilaksanakan pada siklus I siswa yang tuntas mencapai KKM mengalami
peningkatan dari 35% atau 7 siswa menjadi 50% atau 10 siswa, setelah
dilaksanakan siklus II meningkat menjadi 80% atau 16 siswa tuntas mencapai
KKM.
Tabel 2. Persentase Perbandingan Keterampilan Membaca
dari Pra Siklus Sampai Siklus II
Kondisi
No Indikator Siklus I Siklus II
Awal
1 Kelancaran 45% 60% 85%
2 Ketepatan menyuarakan Bacaan 35% 63% 80%
3 Intonasi 15% 33% 78%
5 Pemahaman 40% 65% 83%
Rata-Rata 34% 55% 82%
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2019)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pelaksanaan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang dilaksanakan pada siklus
I nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 34% menjadi 55%, setelah
dilaksanakan tindakan siklus II meningkat menjadi 82%. Adapun perbandingan
dapat dilihat pada diagram berikut:

Marsis Eliya 524


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

Gambar 2. Diagram Perbandingan Peningkatan Keterampilan Membaca dari


Pra Tindakan Sampai Siklus II

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2019)


Peningkatan siswa yang memiliki keterampilan membaca tersebut menjadi
bukti bahwa ternyata pelaksanaan pembelajaran menggunakan media buku cerita
bergambar menjadi salah satu cara yang efektif. Hal ini dibuktikan dengan adanya
perubahan-perubahan, perubahan terjadi secara bertahap mulai dari siswa kurang
senang dan biasa saja dengan buku cerita bergambar kemudian siswa menjadi
senang menggunakan buku cerita bergambar, kurang tertarik menjadi tertarik dan
kurang perhatian menjadi perhatian. Media buku cerita bergambar selain untuk
menarik perhatian siswa saat pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan,
maksud dalam cerita yang disampaikan guru, namun secara khusus media buku
cerita bergambar berarti kejadian yang diceritakan dalam bentuk gambar untuk
mempermudaah dan memperdalam pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran, serta dapat meminimalkan sikap pasif siswa dan dapat memperjelas
pesan yang ada dalam cerita.
Namun masih terdapat beberapa kelemahan dari buku cerita bergambar
yaitu, buku cerita bergambar tidak dapat digunakan untuk semua mata pelajaran,
beberapa buku cerita bergambar yang ada di kelas lebih banyak tulisannya
daripada gambarnya, selain itu terdapat gambar yang tidak berwarna atau hitam
putih, sehingga membuat siswa merasa iri dengan temannya yang lain apabila
mendapatkan buku cerita yang berwarna dan bagus.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan dalam penelitian dapat disimpulkan
bahwa dengan melalui media buku cerita bergambar dapat meningkatkan
keterampilan membaca pada siswa kelas II SDN 2 Jelapat Kecamatan Dusun
Selatan.Hasil pembelajaran dari pra tindakan sampai siklus II mengalami
peningkatan, yaitu dari pra tindakan mecapai 34%, hasil siklus I mencapai 55%
dan hasil siklus II mencapai 82%. Proses atau langkah-langkah pelaksanaan
kegiatan pembelajaran menggunakan media buku cerita bergambar, yaitu guru
mengajak siswa membaca buku cerita bergambar selama 15 menit sesuai dengan
pilihannya masing-masing sebelum pembelajaran dimulai, setelah pembelajaran
dimulai guru menunjukkan buku cerita bergambar yang akan disampaikan pada

Marsis Eliya 525


JMP Online Vol. 5 No. 7 Juli (2021) 517-526

siswa pada hari itu sesuai dengantema, guru mengajak siswa bercakap-cakap
dengan memberikan rangsangan melalui beberapa pertanyaan mengenai cerita
bergambar, tak lupa guru memberikan dorongan atau motivasi berupa ungkapan
penyemangat atau pujian.

Saran
Dari penelitian yang diperoleh, maka perlu dikemukakan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Guru
Diharapkan bagi Guru untuk menerapkan buku cerita bergambar dalam
pembelajaran agar dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.
2. Bagi Peneliti
Disarankan bagi peneliti yang lain yang ingin melakukan penelitian
yang sama pada materi yang berbeda agar dapat lebih memfokuskan kepada
aktivitas subyek yang ingin diteliti dan juga dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dengan hasil penelitian yang lain.
3. Bagi Sekolah
Sekolah perlu menambahkan berbagai sumber kegiatan yang menarik
untuk siswa dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan misalnya dengan
menyediakan buku-buku.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Septi dan Elhefni. 2015. “Pembelajara Membaca Permulaan Melalui
Metode Eja Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Studi Kasus Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas III Madrasah Intidaiyah Quraniah VIII
Palembang)”. 1: 153.
Amirullah dan Budiyono, Heris. 2014. Pengentar Manajemen. Yogyakarta : Graha
Ilm
Irdawati, dkk. 2013. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan
Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di MIN Buol”. Jurnal Kreatif
Tadulako 5(4): 3
Mira Dewi Lestari. 2016. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Untuk
Menanamkan Karakter Peduli Sosial, Jujur, dan Tanggung Jawab Siswa
Kelas A Sekolah Dasar Rendah”, Skripsi, FKIP, Pendidikan Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penelitia pembelajaran Bahasa. Yokyakarta : BPEE
YOGYAKARTA
Sundari, R.K dan Damayanti, M.I. 2017. Efektivitas Penggunaan Media Kartu
Suka Baca dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca di Kelas I SDN
Bolong Sari 1/500 Surabaya, JPGSD.
Tanggulungan, Viktor Lambe, dkk. 2014. “Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Melalui Media Kartu Kata Siswa Kelas I SD Inpres Kamarora”.
Jurnal Kreatif Tadulako. 5 (7). ISSN 2354-614X: 227-228.

Marsis Eliya 526

Anda mungkin juga menyukai