Anda di halaman 1dari 5

LITIGATION

&
LEGAL CORPORATE SERVICE

NEWSLETTER
MAY 16th, 2023

STRUKTUR DAN SKALA UPAH

Apa itu Struktur dan Skala Upah?

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor


1 Tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah (selanjutnya disebut “Permenaker
1/2017”), dijelaskan bahwa:

Struktur Upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi atau dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah.

Skala Upah adalah kisaran nilai nominal upah Hari yang terkecil sampai dengan yang terbesar
untuk setiap golongan jabatan.

Struktur dan Skala Upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah yang memuat kisaran
nilai nominal upah dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar untuk setiap golongan
jabatan.

Apakah Perusahaan Wajib Menyusun Struktur dan Skala Upah?

Struktur dan Skala Upah diwajibkan dalam beberapa instrumen hukum tentang
ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut:

- Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 92 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan juncto Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja
(selanjutnya disebut “UU 13/2003”) menyatakan bahwa:

Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala upah di perusahaan dengan


memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas

- Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 21 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (selanjutnya disebut “PP 36/2021”)
menyatakan bahwa:

Pengusaha wajib menyusun dan menerapkan Struktur dan Skala Upah di perusahaan
dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan dan produktivitas.
LITIGATION

&
LEGAL CORPORATE SERVICE

- Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Permenaker 1/2017 menyatakan bahwa:

Struktur dan Skala Upah wajib disusun oleh Pengusaha dengan memperhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.

Dengan demikian, maka Struktur dan Skala Upah merupakan suatu kewajiban Pengusaha
yang harus dilaksanakan.

Adapun definisi Pengusaha menurut Permenaker 1/2017 tersebut adalah sebagai berikut:
Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan
perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia.

Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam Menyusun Struktur dan Skala Upah?

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Permenakerj 1/2017, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam Menyusun Struktur dan Skala Upah adalah sebagai berikut:

Golongan banyaknya Golongan Jabatan


Jabatan Sekelompok tugas dan pekerjaan dalam
organisasi Perusahaan.
Masa Kerja lamanya pengalaman melaksanakan
pekerjaan tertentu yang dinyatakan dalam satuan tahun yang
dipersyaratkan dalam suatu jabatan
Pendidikan tingkat pengetahuan yang diperoleh dari
jenjang pendidikan formal sesuai dengan sistem pendidikan nasional
yang dipersyaratkan dalam suatu
jabatan
Kompetensi kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dipersyaratkan dalam suatu jabatan.

Selain itu, merujuk pada ketentuan dalam Pasal 92 UU 13/2003, Pengusaha dalam Menyusun
Struktur dan Skala Upah memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas.
LITIGATION

&
LEGAL CORPORATE SERVICE

Apakah Struktur dan Skala Upah wajib mencantumkan tunjangan jabatan?

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3) PP 36/2021 menyatakan bahwa:

Dalam hal Upah di perusahaan menggunakan komponen Upah tanpa tunjangan, struktur dan
skala Upah menjadi pedoman dalam penetapan besaran Upah tanpa tunjangan.

Dalam hal Upah di perusahaan terdiri atas komponen Upah pokok dan tunjangan, struktur dan
skala Upah menjadi pedoman dalam penetapan besaran Upah pokok.

Lebih lanjut, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1) Permenaker 1/2017, Upah yang
tercantum dalam Struktur dan Skala Upah merupakan upah pokok.

Dengan demikian, maka upah yang dicantumkan dalam Struktur dan Skala Upah adalah Upah
Pokok atau Upah tanpa tunjangan.

Bagaimana tahapan dalam Menyusun Struktur dan Skala Upah?

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) Permenaker 1/2017, dijelaskan bahwa
Penyusunan Struktur dan Skala Upah dapat menggunakan tahapan:
a. analisa jabatan;
b. evaluasi jabatan; dan
c. penentuan Struktur dan Skala Upah.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Analisa jabatanmerupakan proses memperoleh dan


mengolah data jabatan menjadi informasi jabatan yang dituangkan
dalam bentuk uraian jabatan.
Evaluasi merupakan proses menilai, membandingkan, dan memeringkat
jabatan jabatan.
Penentuan dilakukan oleh
Struktur dan Pengusaha berdasarkan kemampuan Perusahaan dan harus
Skala Upah memperhatikan upah minimum yang
berlaku.

Perlu diperhatikan bahwa tahapan tersebut bukanlah suatu kewajiban dikarenakan bersifat
alternatif dan sugestif. Pengusaha dimungkinkan untuk menggunakan tahapan lain selain dari
pada yang telah diatur dalam Permenaker 1/2017 di atas.
LITIGATION

&
LEGAL CORPORATE SERVICE

Apakah Struktur dan Skala Upah Perlu ditunjukan ke Dinas Ketenagakerjaan?

Ya, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1) PP 36/2021. Struktur dan Skala Upah harus
dilampirkan oleh Perusahaan pada saat mengajukan permohonan:
a. pengesahan dan pembaruan Peraturan Perusahaan; atau
b. pendaftaran, perpanjangan, dan pembaruan Perjanjian Kerja Bersama.

Selain itu, pimpinan Perusahaan wajib melampirkan surat pernyataan telah di tetapkan nya
Struktur dan Skala Upah di Perusahaan yang selanjutnya didokumentasikan oleh pejabat yang
berwenang pada kementerian atau dinas provinsi atau dinas kabupaten/kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dan sebagai bukti telah
dilakukan penyusunan Struktur dan Skala Upah.

Apa sanksi bagi Pengusaha yang tidak menyusun dan menerapkan Struktur dan
Skala Upah?

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 190 UU 13/2003 jo Pasal 79 ayat (1) PP 36/2021
menyatakan bahwa Pengusaha yang tidak menyusun dan menerapkan Struktur dan Skala
Upah akan dikenakan sanksi administratif sebagai berikut:
a. teguran tertulis;
b. pembatasan kegiatan usaha;
c. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; dan
d. pembekuan kegiatan usaha.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Teguran Tertulis merupakan peringatan tertulis atas pelanggaran yang


dilakukan oleh Pengusaha.
Pembatasan Kegiatan Pembatasan kegiatan usaha meliputi:
Usaha a. pembatasan kapasitas produksi barang dan/atau jasa
dalam waktu tertentu; dan/atau
b. penundaan pemberian izin usaha di salah satu atau
beberapa lokasi bagi Perusahaan yang memiliki proyek di
beberapa lokasi.
Penghentian Sementara Tindakan tidak menjalankan sebagian atau seluruh alat
Sebagian Atau Seluruh produksi barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu
Alat Produksi
pembekuan kegiatan Tindakan menghentikan seluruh proses produksi barang
usaha dan/atau jasa di Perusahaan dalam waktu tertentu.
LITIGATION

&
LEGAL CORPORATE SERVICE

Pengenaan sanksi administratif tersebut dilakukan secara bertahap dan diberikan berdasarkan
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan yang berasal dari:
a. pengaduan; dan/atau
b. tindak lanjut hasil pengawasan ketenagakerjaan.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi kami:


Email : justicia@justicia.attorney
japancorp@justicia.attorney
Telephone : 021-31182771
Website : www.justicia.attorney

Anda mungkin juga menyukai