Anda di halaman 1dari 9

DETEKSI DINI DAN KELAINAN GANGGUAN

PENDENGARAN PADA ANAK

IRAWAN MANGUNATMADJA
KSM ANAK RSCM FKUI JAKARTA
Anak sehat dan cerdas adalah
harapan semua orang tua

Anak sehat harus mempunyai


kepala(jaringan otak), mata,
telinga dan ekstremitas normal

Telinga sebagai pusat pendengaran


merupakan organ indera penting
untuk kognitif
Sebaiknya seorang bayi yang baru lahir telah di skrining pendengaran
sebelum pulang dari Rumah Sakit atau paling lambat usia 1 bulan

Apabila bayi tidak lulus tes skrining pendengaran maka sebelum usia 3
bulan harus sudah ditentukan adakah gangguan pendengaran

Bila bayi mempunyai risiko gangguan pendengaran progresif, gangguan


pendengaran lambat harusa sudah diketahui umur 2 -2.5 tahun
Perkembangan bicara
Bahasa reseptif Bahasa Ekspresif
• 8 blan – mengerti perintah tidak • 8 bulan – menunjuk r anggota
boleh tubuh

• 18 bulan – menunjuk 5 anggota • 18 bulan – mengluarkan 7 - 20


tubuh kata

Pusponegoro HD. Perkembangan anak normal atau abnormal. Jakarta, 25 Februari 1997.
SKRINING PENDENGARAN

Tanda pada bayi


Tidak bergerak oleh suara keras
Tidak menoleh ke arah suara pada usia > 6 bulan
Tidak mengeluarkan 1 kata ayah atau mama dan lainnya saat usiua 1 tahun
Tidak menoleh apabila dipanggil namanya
Sepertinya mendengar ternyata tidak mendengar sesuatu

Tanda pada anak


Terlambat bicara
Bicara belum jelas
Tidak mengikuti arah pembicaraan karena
Selalu mengeluarkan kata “huh”
Volume TV sangat keras
FAKTOR RISIKO ADANYA GANGGUAN PENDENGARAN
Adanya infeksi saat kehamilan
Dirawat di NICU selama > 5 hari
Menjalani prosedur transfusi darah saat bayi kuning
Kelainan pada anatomi kepala, muka dan jari-jari
Kelainan neurologis yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran
Trauma kepala yang menyebabkan gangguan pendengaran
Methods. There were 194 children who were referred for hearing evaluation.
Subjects with history of TORCH) were excluded.
Results Moderate to profound HL were found in fourteen ears(58%) of
patients with microcephaly. Moderate to profound HL (28%)and endocochlear
damage (15%) were found in the ears of patients with microcephaly and
delayed speech. Moderate to profound HL (39%) and endocochlear damage
(11%) the ears of patients with microcephaly and delayed development.
Moderate to profound HL (26%) and endocochlear damage (32%) were
detected in patients with microcephaly and cerebral palsy.
TATALAKSANA GANGGUAN PENDENGARAN

None - 20 dB Normal bicara dan bahasa Normal


Mild – 20 – 40 dB Bicara dan Bahasa normal Terapi bicara
Bicara sedikit terlambat
Moderate 45 – 60 dB Bicara dan Bahasa umumnya Alat bantu dengar dan terapi
terlambat wicara
Severe 65 – 80 dB Bicara dan Bahasa terlambat Alat bantu dengan dan terapi
berat bicara Alat bantu dengar,
Memerlukan training intensif
Profound > 85 dB Perkembangan bahasanya Alat bantu dengar, auditory
buruk treani, implant cohlea

Swaiman Pediatric Neurology . 1999: hal 77-95


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai