Riski
Nim :210240145
Kelas :3E Ilmu Komunikasi
MK :Komunikasi Internasional
Konflik Aceh
4 Desember diperingati sebagai hari lahirnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
di Indonesia. Motivasi yang paling mengemuka di balik gerakan ini adalah
adanya rasa kekecewaan terhadap sikap Jakarta yang sentralistis, utamanya
dalam persoalan porsi ekonomi, selain peninggalan masalah politik
kesejahteraan Aceh. 4 Desember 1976 merupakan hari di mana Tengku
Hasan di Tiro, orang yang memprakarsai lahirnya GAM serta pengikutnya
mengeluarkan pernyataan perlawanan terhadap Pemerintah Republik
Indonesia. Pernyataan tersebut dilangsungkan di perbukitan Halimon di
kawasan Kabupaten Pidie.Diawal masa berdirinya GAM, nama resmi yang
digunakan adalah Aceh Merdeka (AM).
Hasan Tiro telah memprakarsai gerakan ini dengan jalan diplomasi dan
militer yang panjang. Dan pada akhirnya Hasan Tiro menggalang ide
kemerdekaan tersebut, namun akhirnya dijawab secara militer oleh
Presiden Suharto. Sempat lari ke hutan-hutan, Hasan Tiro memilih
melarikan diri ke luar negeri, dan bermuara kepada permintaan suaka
politik ke Swedia pada tahun 1979. Saat berada di Swedia, pria kelahiran 25
September 1925 ini berpikir bahwa Ia akan
melanjutkan gagasan kemerdekaannya membawa rakyat Aceh dan kali itu
dengan tekanan pada perjuangan diplomatik.
Meskipun demikian, di pertengahan tahun 80-an, bekas pengusaha ini
menghidupkan kembali perlawanan militer dengan mengirimkan ratusan
pemuda Aceh untuk berlatih kemiliteran di Libya. Anak-anak muda didikan
militer Libya inilah yang belakangan tampil sebagai Tentara Neugara Aceh,
TNA, yang kemudian disegani.
Saat berada di Swedia, pria kelahiran 25 September 1925 ini berpikir bahwa
Ia akan melanjutkan gagasan kemerdekaannya membawa rakyat Aceh dan
kali itu dengan tekanan pada perjuangan diplomatik.
1. Diawali Gempa
Tsunami Aceh bermula dari gempa magnitudo 9,3 yang terjadi sekitar pukul
07.59 WIB pada Minggu (26/12/2004). Gempa dirasakan selama 10 menit
dan berpusat di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di
dasar laut.
6. Dibangun Gedung
Agar masyarakat Aceh tanggap bencana, di Banda Aceh dibuat beberapa
gedung penyelamatan (escape building) dan dipasang sirine tsunami. Setiap
tahun, simulasi gempa dan tsunami digelar.