Anda di halaman 1dari 23

TOPOLOGI

Pengertian Topologi
Topologi sebuah metode untuk menghubungkan rute koneksi dan node dalam sebuah jaringan.
Untuk diketahui Node adalah sebuah perangkat keras untuk menerima, meneruskan, dan
menyebarkan data atau bisa disebut computer.
Sedangkan rute koneksi, merupakan sambungan antar node sehingga bisa saling terhubung satu
sama lain. Sambungan atau jembatan antar node itu biasanya dibuat menggunakan kabel
jaringan (Kabel lan).
Topologi jaringan, ada banyak jenis nya, yaitu 5 topologi yaitu Mesh, Star, Ring Bus, dan
Tree.
1. Topologi Mesh

Topologi mesh merupakan metode untuk menghubungkan node secara langsung menggunakan
kabel jaringan, tanpa ada perantara.
Kelebihan :
a. Jika terjadi kesalahan dalam mengirim data, bisa ditemukan dengan mudah
b. Dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan yang diperlukan
c. Tidak berpengaruh pada computer lain
d. Pengiriman data lebih cepat
Kekurangan :
a. Proses instalasi rumit
b. Biaya dalam pembuatan topologi ini lebih banyak
c. Tidak dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
2. Topologi star

Topologi star adalah topologi dengan bentuk jaringan rute dan node mirip seperti bintang, oleh
karena itu dinamakan topologi star. Topologi ini menghubungkan beberapa node menggunakan
satu alat perangkat keras hub dalam sebuah jaringan. Perangkat keras hub adalah perangkat
keras yang berfungsi untuk menghubungkan antar computer, contohnya adalah switch.
Kelebihan :
a. Dinamis, mudah dikembangkan dan juga diperluas di dalam sebuah jaringan
b. Mudah untuk diimplementasikan
c. Bisa digunakan untuk banyak user
d. Mudah dalam melakukan proses maintenance
e. Komputer client yang mengalami gangguan tidak akan mempengaruhi jarinngan
f. Tingkat keamanan jaringan yang cukup baik
Kekurangan :
a. Ketergantungan pada switch sentral
b. Biaya lebih tinggi
c. Keterbatasan jarak antara perangkat dan switch sentral
d. Keterbatasan dalam pertumbuhan horizontal karena jumlah port yang terbatas pada
switch sentral
3. Topologi ring

Topologi ring adalah suatu jenis konfigurasi jaringan komputer di mana setiap perangkat
terhubung dengan perangkat sebelahnya membentuk sebuah lingkaran tertutup. Data mengalir
dalam satu arah melalui jalur sirkular dari satu perangkat ke perangkat berikutnya.

Kelebihan :
a. Kinerja yang baik dari topologi star karena data mengalir dalam satu arah dan setiap
perangkat bertindak sebagai repeater yang memperkuat sinyal sebelum meneruskannya
ke perangkat berikutnya.
b. Skalabilitas: Topologi ring mudah diperluas dengan menambahkan atau menghapus
perangkat pada cincin.
c. Struktur yang teratur dalam topologi ring, setiap perangkat memiliki peran yang jelas
dalam mengalirkan data
d. Dukungan terhadap lalu lintas unicast dan multicast
Kekurangan :
a. Kerentanan terhadap kegagalan, jika salah satu perangkat dalam topologi cincin
tersebut bermasalah akan berpengaruh juga pada seluruh jaringan tersebut
b. Pengaruh lingkaran tunggal: Topologi ring memiliki jalur data tunggal, sehingga jika
terjadi gangguan pada jalur tersebut, dapat menyebabkan seluruh jaringan terputus.
c. Tergantung pada waktu transmisi, karena menggunakan protocol khusus untuk
mengatur waktu transmisi data
d. Biaya kabel lebih tinggi
4. Topologi bus

Topologi bus adalah suatu jenis konfigurasi jaringan komputer di mana semua perangkat
terhubung ke satu kabel tunggal yang disebut bus. Data dikirimkan melalui kabel tersebut dan
dapat diakses oleh semua perangkat dalam jaringan.
Kelebihan :
a. Mudah diimplementasikan dan biaya rendah
b. Skalabilitas dalam topologi bus memungkinkan penambahan perangkat baru dengan
mudah
c. Jika ada perangkat topologi tersebut ada yang bermasalah, jaringan tetap berfungsi
d. Dukungan untuk lalu lintas broadcast, yaitu data yang dikirimkan ke jaringan akan
diterima oleh semua perangkat yang terhubung ke kabel bus
Kekurangan :
a. Kerentanan terhadap konflik data
b. Gangguan propagasi
c. Keterbatasan bandwidth
d. Privasi terbatas
5. Topologi tree

Topologi tree adalah salah satu jenis topologi jaringan komputer di mana semua perangkat
terhubung dalam bentuk struktur pohon, dengan satu simpul induk (root) yang menjadi pusat
pengendalian dan cabang-cabang yang terhubung ke simpul-simpul anak.

Kelebihan :
a. Skalabilitas: Topologi tree memungkinkan penambahan simpul anak baru dengan
mudah, sehingga jaringan dapat diperluas sesuai kebutuhan.
b. Manajemen yang terpusat: Dalam topologi tree, simpul induk berperan sebagai pusat
pengendalian, sehingga memudahkan manajemen dan pengawasan jaringan.
c. Kinerja yang baik: Dalam topologi tree, lalu lintas data dapat dibagi secara efisien
melalui cabang-cabang yang terhubung secara hierarkis, mengurangi kemacetan dan
meningkatkan kinerja jaringan.
Kekurangan :
a. Kerentanan terhadap kegagalan, jika sampul induk mengalami kegagalan, maka
seluruh cabang yang terhubung dengannya akan juga terpuus
b. Ketergantungan pada sampul induk yang lebih handal dan kuat sebagai pusat
pengendalian
c. Biaya pengadaan membutuhkan biaya yang tinggi dibandingkan dengan topologi
yang lain
OSI LAYER
Sehingga setiap user di seluruh penjuru dunia dapat melakukan komunikasi dengan cepat dan
optimal. Saat ini, sudah ada standarisasi khusus yang mengatur penggunaan jaringan komputer,
yaitu OSI Layer. Mungkin sebagian sudah ada yang tahu apa itu OSI Layer dan tidak menutup
kemungkinan juga ada yang masih belum mengetahuinya. Pada tahun 1970, terdapat sebuah
organisasi yang berlokasi di Eropa bernama ISO atau International Organization for
Standardization. Mereka mengembangkan sebuah model arsitektur jaringan bernama OSI
Reference Model for Open Networking (Model Jaringan Terbuka OSI) yang terdiri dari 7 layer
dengan fungsinya masing-masing. Kepanjangan dari osi layer adalah Open System
Interconnection yan memiliki arti sebagai model referensi dari sebuah kerangka yang bersifat
konseptual. Namun, sekarang sudah berkembang dan menjadi sebuah standarrisasi khusus
yang berkaitan dengan koneksi computer. Tujuan dari Dibuatnya osi layer adalah sebagai
rujukan agar produk/Software dibuat bersifat interpolate. Yang artinya adalah user dapat
bekerja sama dengan produk atau system tanpa perlu melakukan penanganan secara khusus.
Fungsi Osi layer adalah model prosedur ini masih banyak digunakan terutama dalam melacak
permasalahan yang mengakibatkan gagalnya fungsi jaringan sehingga, akan dapat segera
diatasi dan komunikasi Kembali normal. Dengan kata lain Fungsi dari konsep OSI layer adalah
memudahkan proses pencarian titik awal permasalahan, sehingga meminimalkan waktu yang
di perlukan untuk melacak masalah jaringan. Dengan begitu, masalah jaringan bisa diatasi
dengan lebih mudah.

Osi Layer bekerja melewati 7 lapisan yang berurutan, seperti gambar berikut ini :
Berikut adalah tujuh model OSI layer yang di mana setiap lapisannya memiliki fungsi dan
tugas masing-masing.
1. Application Layer (lapisan ke 7)
Application Layer pada Osi adalah pusat terjadinya interaksi antara User dan aplikasi yang
bekerja menggunakan fungsionalitas sebuah jaringan, Yang berarti Ketika user menggunakan
aplikasi tertentu, aplikasi itu dapat bekerja dengan baik, lapisan ini paling penting dari mode
Osi. Contoh protocol yang ada di layer application pada osi adalah HTTP,FTP,SMTP, dan lain
lain
2. Presentation Layer (Lapisan Ke 6)
Pada bagian Layer ini, layer Presentation berfungsi untuk mengidentifikasi sintaks yang
dipakai di suatu host jaringan untuk berkomunikasi. Pada layer ini Pada layer presentation,
data akan ter-enkripsi dan dekripsi otomatis melalui sistem. Beberapa protokol yang berada
pada layer ini adalah MIME, TLS, SSL, dan lainnya. yang nanti nya Data tersebut akan di pakai
di layer application layer.
3. Session Layer (lapisan ke 5)
Layer session memiliki fungsi untuk mengendalikan dialog maupun melakukan pengelolaan
terhadap koneksi suatu komputer. Bahkan layer ini juga bisa melakukan pemutusan koneksi
internet pada suatu komputer. Contoh protokol yang berada di layer ini adalah NFS, RTP, SMB,
dan lainnya.
4. Transport Layer (Lapisan ke 4)
Mengapa di sebut transport layer? Sebab lapisan ini memiliki peran untuk menyalurkan bit.
Ada beberapa fungsi spesifik dari layer ini, yaitu:

• Memecahkan data yang akan dimasukkan ke dalam beberapa paket data


• Melakukan transmisi data mulai dari session sampai ke network layer
• Setiap paket yang ada akan diberikan penomoran oleh layer ini, sehingga mudah untuk
menyusun ulang
• Melakukan looping terhadap proses transmisi yang ada dalam paket data yang hilang

Dengan layer ini, data bisa disalurkan dari server menuju ke pengguna tanpa adanya gangguan.

5. Network Layer (Lapisan Ke 3)


Layer Network Osi ini bertugas sebagai untuk mendefinisikan alamat IP sehingga setiap
computer dapat saling terkoneksi dalam satu jaringan, fungsi lainnya adalah melaksanakan
proses routing dan membuat header untuk setiap paket data yang ada.
6. Data link Layer (lapisan ke 2)
Fungsi utama dari data link layer adalah untuk memeriksa bila terjadi kesalahan dalam
menyalurkan transmisi terhadap bit data. Dimana kesalahan tersebut kemungkinan besar terjadi
di layer pertama. Pada layer ini juga terjadi koreksi kesalahan, pengalamatan pada mac address,
dan flow control.

7. Physical Layer (Lapisan pertama)

Layer physical pada OSI adalah lapisan yang berfungsi sebagai transmisi terhadap bit data.
Jenis sinyal yang di pakai pun tidak sembarangan, sehingga memungkinkan penerimaan sinyal
dengan baik. Jenis sinyalnya pun harus di dukung media fisik, misal kabel, infrared, cahaya
biasa, frekuensi radio, dan tegangan listrik. Setelah layer ini menyelesaikan tugasnya, maka
akan diteruskan ke layer kedua.
IP ADDRESS
Pengertian IP address
IP adalah singkatan dari Internet Protocol, atau dalam bahasa Indonesia berarti Protokol
Internet. Jadi, IP address atau internet protocol address adalah alamat protokol internet (alamat
IP) yang mengidentifikasi segala perangkat yang terhubung ke jaringan, baik jaringan internet
pada umumnya maupun lokal. Selanjutnya, setelah Anda tahu pengertian alamat IP, kami akan
menjelaskan fungsi IP address dan cara kerjanya.

Fungsi dari IP address


Fungsi dari Ip address adalah sebagai pengalamatan pada perangkat yang anda gunakan untuk
memastikan bahwa paket data dikirim ke perangkat yang tepat. Dengan kata lain, fungsi IP
address adalah sebagai media komunikasi bagi suatu perangkat agar permintaan untuknya
diarahkan ke tujuan yang tepat melalui jaringan

Cara Kerja IP address


Pertama, computer terhubung ke router jaringan yang biasanya disediakan oleh penyedia
layanan internet (ISP). Kemudian, router akan berkomunikasi dengan server tempat website
disimpan untuk mengakses file yang perlu dikirim kembali ke komputer Anda. Komputer,
router, dan server memiliki IP address tertentu yang bisa dikenali satu sama lain. Oleh karena
itu, dengan alamat inilah masing-masing perangkat bisa berkomunikasi, mengambil data, dan
mengirimkannya.
Jenis Jenis IP address :
1. IPv4
IPv4 adalah alamat ip yang umun digunakan, ip ini terdiri dari 4 oktet, setiap oktet memiliki 8
bit total panjangnya adalah 3 bit jumlah alamat 4.294.967.296, memakai konversi decimal 0 -
9, nilai setiap oktet berkisar dari 0 – 255, kepanjangan dari IPv4 adalah internet protocol
version 4.
Contoh dari ipv4 adalah :
• 192.168.1.1
• 10.10.10.254
• 127.0.0.1
Ip jenis ini adalah paling sering banyak digunakan, saat ini semua system pasti bisa menangani
routing IPv4 tanpa bermasalah. Selain itu, alamat IPv4 mendukung mayoritas topologi
jaringan karena prefiksnya yang sederhana. Data dalam address packet IPv4 juga dienkripsi
dengan baik untuk memastikan komunikasi yang aman antar jaringan.
2. IPv6
IPv6 adalah pengalamatan IP Jenis baru memakai rotasi Heksadesimal, atau (0-9,a-f) atau bisa
disebut campuran dari angka dan huruf, dan cangkupan IP ini lebih luas dari IPv4, dan juga
fasilitas yang baik dari IPv4, Contoh dari IPv6 adalah :

• 2001:3FFE:9D38:FE75:A95A:1C48:50DF:6AB8
• 2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334
• 2001:db8:3333:4444:CCCC:DDDD:EEEE:FFFF
Dengan IPv6, routing akan menjadi lebih efisien karena memungkinkan penyedia layanan
internet meminimalkan ukuran tabel routing. IPv6 juga menggunakan Internet Protocol
Security (IPsec), jadi Anda tidak perlu cemas dengan autentikasi, kerahasiaan, dan integritas
data. Terlebih lagi, IPv6 tidak memiliki IP checksum sehingga pemrosesan packet menjadi
lebih efisien, dan mendukung multicast. Hasilnya, transmisi data pun bisa dikirim ke beberapa
tujuan sekaligus sehingga akan menghemat bandwidth jaringan.

Pada jaringan IPv4 ada beberepa Jenis Kelas pengelompokannya. Yaitu Pada IPv4, terdapat
lima jenis kelas jaringan yang dikenal sebagai Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas
E. Kelas A, B, dan C digunakan untuk jaringan biasa, sedangkan Kelas D digunakan untuk
multicast, dan Kelas E digunakan untuk penggunaan eksperimental dan pengembangan.
a. Pada Kelas A Merupakan kelas yang disarankan untuk jaringan berskala besar. Ini
disebabkan karena IP Address kelas A memiliki jangkauan (range) untuk pengalamatan
berbasis IP versi 4 yang dimulai dari 1.0.0.0 hingga 127.255.255.255 (khusus kedua alamat
ini tidak digunakan). Berikut Tabel Kelas A
b. Pada IP address kelas B, dua byte pertama (A dan B) digunakan untuk mengidentifikasi
jaringan, sementara dua byte terakhir (C dan D) digunakan untuk mengidentifikasi
perangkat atau host dalam jaringan. Dengan demikian, alamat IP kelas B memungkinkan
pengalamatan hingga 16.777.216 host yang berbeda dalam setiap jaringan.
c. IP address kelas C adalah salah satu kelas dari alamat IP yang digunakan dalam jaringan
komputer. Kelas C mencakup rentang IP address yang dimulai dari 192.0.0.0 hingga
223.255.255.255. Format umum untuk IP address kelas C adalah A.B.C.D, di mana A
adalah angka antara 192 hingga 223, B adalah angka antara 0 hingga 255, dan C dan D
adalah angka antara 0 hingga 255.
d. IP address kelas D adalah salah satu kelas dari alamat IP yang digunakan dalam jaringan
komputer. Kelas D mencakup rentang IP address yang dimulai dari 224.0.0.0 hingga
239.255.255.255. IP address kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu mengirim data
ke sekelompok host dalam jaringan secara bersamaan. Multicasting memungkinkan
pengirim mengirimkan satu paket data yang akan diterima oleh sekelompok penerima
yang telah ditentukan sebelumnya
e. IP address kelas E adalah salah satu kelas dari alamat IP yang digunakan dalam jaringan
komputer. Kelas E mencakup rentang IP address yang dimulai dari 240.0.0.0 hingga
255.255.255.255. Namun, IP address kelas E tidak digunakan secara umum dalam jaringan
publik dan dialokasikan untuk penggunaan khusus. Kelas E IP address seharusnya
digunakan untuk eksperimen, penelitian, dan tujuan khusus lainnya. Alamat-alamat IP di
kelas E tidak diatur untuk digunakan dalam jaringan publik internet atau jaringan lokal
yang terhubung ke internet.

Berikut Tabel Kelas A,B.C,D, dan E sebagai Berikut :


STATIC DAN DHCP
Pengertian IP Static
Static IP atau Alamat IP statis adalah kebalikan dari jenis IP dinamis, dengan rangkaian angka
yang tetap dan tidak berganti-ganti. Jenis protokol ini akan tetap sama, kecuali ada perubahan
pada administrasi jaringan. Pengguna akhir umumnya tidak memerlukan alamat ini. Namun,
jenis IP ini diperlukan untuk perangkat yang memerlukan akses tetap, atau jika Anda sering
terhubung ke jaringan pribadi. Contohnya, perangkat seperti printer bersama harus memiliki
static IP agar orang-orang di kantor bisa terhubung dengan mudah untuk menggunakannya.
Selain itu, perusahaan web hosting memerlukan IP statis karena klien memerlukan akses tetap
ke web server dan email mereka. Jadi, ini akan mempermudah permintaan untuk menuju IP
address yang benar melalui Domain Name System (DNS).
Kelebihan IP Static
Keuntungan dari menggunakan alamat IP static adalah dapat memudahkan dalam mengelola
dan mengidentifikasi perangkat di jaringan. Hal ini berguna dalam beberapa kasus, seperti
konfigurasi server, pengaturan koneksi jaringan khusus, atau saat perlu menjalankan layanan
yang harus diakses dengan alamat IP tertentu.
Kekurangan IP Static
Namun, ada juga beberapa kerugian dalam menggunakan alamat IP static. Salah satunya adalah
bahwa pengaturan manual alamat IP untuk setiap perangkat dalam jaringan yang besar bisa
menjadi tugas yang rumit. Selain itu, jumlah alamat IP yang tersedia terbatas, sehingga dalam
beberapa jaringan yang lebih besar, alamat IP statis mungkin tidak memungkinkan untuk
digunakan secara praktis.
Fungsi IP Static :
1. Konfigurasi Server: Alamat IP statis sering digunakan untuk mengkonfigurasi server.
Dalam pengaturan server, alamat IP statis memungkinkan perangkat lain di jaringan
untuk terhubung ke server dengan alamat yang tetap dan dapat diandalkan.
2. Layanan Jaringan Internal: Dalam beberapa kasus, layanan atau aplikasi jaringan
internal memerlukan alamat IP statis untuk berfungsi secara efektif. Misalnya, jika
Anda menjalankan server web internal, server email, atau server basis data di jaringan
Anda, Anda mungkin perlu memberikan alamat IP statis kepada server-server tersebut
agar perangkat lain dapat mengaksesnya secara konsisten.
3. Pengaturan Port Forwarding: Saat menggunakan port forwarding untuk mengarahkan
koneksi dari jaringan eksternal ke perangkat atau layanan internal, alamat IP statis
sangat penting. Dalam pengaturan ini, Anda menetapkan alamat IP statis untuk
perangkat atau layanan internal yang ingin diakses dari luar jaringan.
4. Keamanan: Alamat IP statis dapat membantu dalam pengaturan keamanan jaringan.
Misalnya, ketika menerapkan filter atau aturan firewall, alamat IP statis memudahkan
identifikasi dan pengaturan akses yang terbatas hanya pada perangkat dengan alamat
IP tertentu.
Pengertian IP DHCP
DHCP kepanjangan dari Dynamic Host Configuration Protocol. Pengertian DHCP adalah
protokol yang di gunakan untuk menyediakan dan menyebarkan alamat IP secara otomatis ke
perangkat lainnya yang terhubung dalam suatu jaringan. Pengertian lainnya, DHCP adalah
sebuah protokol berbasis client atau server yang secara otomatis dapat memberikan konfigurasi
jaringan ke perangkat lain sehingga pengalokasian alamat IP menjadi lebih mudah. Secara
singkat, DHCP adalah protokol yang memudahkan penyebaran alamat IP karena di lakukan
secara otomatis.
Pada IP DHCP, di bedakan menjadi dua yaitu dhcp server dan dhcp client, pada bagian DHCP
server adalah perangkat yang bertugas untuk mengatur, mengisi, memberikan serta
mendistribusikan alamat IP ke setiap komputer client yang berada dalam satu jaringan sama
secara otomatis. Sedangkan DHCP client adalah perangkat yang terhubung atau tersinkronisasi
dengan DHCP server. Perangkat ini akan meminta alamat IP dan menerima konfigurasi dari
DHCP server sehingga dapat terkoneksi ke jaringan dengan baik .
Kelebihan IP DHCP :
1. Pengelolaan IP address menjadi lebih mudah dan cepat
2. Pengaturan terpusat pada server
3. Mencegah IP clonflict
4. Mencegah kesalahan dalam penomoran IP address
5. Mampu mengelola jaringan dalam skala besar
Kekurangan IP DHCP :
1. Proses pengelolaan alamat Ip sangat bergantung dengan server
2. Tidak memiliki otorasi atau validasi keaslian. Hal ini memungkinkan seseorang untuk
membuat alamat ip pada komputer server dan client palsu dalam jaringan yang dibuat.
Fungsi IP DHCP :
Fungsi dari IP DHCP adalah bertugas untuk mengatur dan memberikan alamat IP secara
otomatis kepada komputer client yang ada. Sementara itu, komputer / perangkat lain seperti
handphone yang menerima alamat IP dari DHCP server disebut DHCP client . DHCP server
biasanya memberikan alamat IP khusus yang dinamis pada setiap komputer client.
WLAN ( WIRELESS LOCAL AREA NETWORK)
Pengertian WLAN
Pengertian WLAN adalah singkatan “Wireless Local Area Network”, jaringan komputer lokal
yang menggunakan gelombang radio (wireless) sebagai media transmisinya. Jadi untuk
menghubungkan antar perangkat seperti antar komputer, atau komputer ke internet
menggunakan sinyal wireless. Saat ini jaringan komputer WLAN sudah banyak digunakan
terutama di perusahan-perusahan karena tergolong praktis, efesien, dan rapi karena
pemeliharaannya yang mudah serta tidak banyak menggunakan kabel jaringan.
Kelebihan WLAN :

1. Mobilitas yang baik


2. Mudah instalasi
3. Sangat Fleksibel
4. Minim biaya perawatan
5. Bisa digunakan di banyak topologi jaringan
Kekurangan WLAN :

1. Kerahasian atau keamanan kurang terjamin


2. Peralatan relative Mahal
3. Delay
4. Access point rawan gangguan

Sebelum lanjut, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang penting diketahui pada saat
membuat wlan, untuk itu simak berikut ini :
1. Konfigurasi IP secara static untuk wlan

pada saat melakukan pembuatan wlan, pastikan anda sudah membuat sebuah ip yang nantinya
dipakai di jaringa wlan kalian, dan pastikan interfacenya kalian pilih wlan1, contohnya :
2. Pastikan anda membuat sebuah security profile

Security profile berguna sebagai pengaman pada wlan kalian agar tidak semua orang bisa
terhubung ke wlan tersebut, kalau diartikan sebagai sebuah password untuk jaringan kalian.
Contohnya seperti berikut :

3. Pilih mode ap bridge


Pada bagian mode di wlan, pilih mode ap bridge karena Mode AP-bridge digunakan
sebagai Access point atau pemancar yang bisa melayani banyak client atau disebut juga dengan
PTMP (Point To Multi Point), mode ini bisa kita gunakan untuk network yang sifatnya Routing
ataupun Bridging.

4. Pastikan ip wlan anda sudah di DHCP Server


DHCP Server, berguna untuk apabila ada sebuah client tersambung ke jaringan wlan kalian,
otomatis client itu akan mendapatkan sebuah IP yang sudah disediakan oleh jaringan tersebut
VLAN
Pengertian VLAN
VLAN merupakan singkatan dari Virtual Local Area Network, yang dapat diterjemahkan
sebagai Jaringan Area Lokal Virtual. VLAN adalah metode untuk mempartisi jaringan fisik
menjadi beberapa jaringan logis yang terisolasi satu sama lain. Dalam suatu jaringan VLAN,
perangkat-perangkat yang terhubung secara fisik ke switch dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok yang saling terhubung secara virtual. Untuk mengimplementasikan VLAN, switch
yang mendukung fitur VLAN digunakan. Setiap port pada switch dapat diatur untuk menjadi
anggota satu atau beberapa VLAN, dan lalu lintas data antar VLAN dikontrol dengan
menggunakan mekanisme tagging atau untagging pada frame data yang melewati switch.
Dengan menggunakan VLAN, jaringan dapat dikonfigurasi secara lebih fleksibel, efisien, dan
aman. Ini memungkinkan pengaturan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan khusus suatu
organisasi atau lingkungan jaringan tertentu.
Berikut pengertian dari setiap jenis jenis vlan sebagai berikut :
• Port-based VLAN: VLAN berdasarkan port, di mana setiap port pada switch
dikonfigurasi untuk menjadi anggota VLAN tertentu. Setiap perangkat yang
terhubung ke port tersebut secara otomatis menjadi anggota VLAN yang sama.
• 802.1Q VLAN: VLAN berdasarkan tag 802.1Q, yang merupakan standar IEEE untuk
tagging frame Ethernet. Setiap frame data yang melewati switch diberi tag VLAN
yang menunjukkan keanggotaannya dalam VLAN tertentu. Dengan menggunakan
tagging ini, beberapa VLAN dapat berbagi satu port fisik pada switch.
• MAC-based VLAN: VLAN berdasarkan alamat MAC (Media Access Control)
perangkat. Setiap perangkat memiliki alamat MAC unik, dan VLAN dapat
dikonfigurasi untuk memisahkan perangkat berdasarkan alamat MAC mereka. Ini
memungkinkan pengaturan VLAN yang tetap, bahkan jika perangkat dipindahkan ke
port yang berbeda pada switch.
• Protocol-based VLAN: VLAN berdasarkan protokol jaringan. Dalam jenis VLAN ini,
lalu lintas berdasarkan protokol tertentu dapat ditempatkan dalam VLAN yang
berbeda. Misalnya, lalu lintas VoIP (Voice over IP) dapat ditempatkan dalam VLAN
yang terpisah untuk memastikan kualitas layanan yang baik.
• Voice VLAN: VLAN yang dirancang khusus untuk lalu lintas suara VoIP. Voice
VLAN memungkinkan prioritas lalu lintas suara dan pengaturan kebijakan jaringan
yang lebih baik untuk telepon IP dan perangkat suara lainnya.
• Management VLAN: VLAN yang ditetapkan untuk mengelola switch dan perangkat
jaringan. Dengan menggunakan Management VLAN, lalu lintas manajemen
dipisahkan dari lalu lintas pengguna, meningkatkan keamanan dan memudahkan
pemantauan dan konfigurasi jaringan.
• Native VLAN: VLAN yang ditetapkan secara default pada port switch untuk
mengirim frame data tanpa tag VLAN. Native VLAN digunakan untuk komunikasi
antara switch yang tidak menggunakan tagging 802.1Q.
ROUTING
Pengertian routing
Pengertian umum dari perutean atau routing adalah suatu proses pada paket yang meneruskan
jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui internet. Routing atau perutean juga
dapat merujuk pada cara beberapa jaringan terhubung sehingga jaringan internet dapat
ditransmisikan dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Perangkat jaringan yang
disebut router digunakan untuk menerima paket yang ditujukan untuk jaringan di luar jaringan
pertama dan akan meneruskan paket yang diterima ke router lain sampai mereka mencapai
tujuan. Misalnya, berapa ukuran jaringan seperti bandwidth yang tersedia, daya komputasi
di router, merek dan model router, serta protokol yang digunakan dalam jaringan. Routing juga
bisa disebutkan proses dimana router meneruskan paket ke jaringan tujuan.
Router memutuskan berdasarkan alamat IP tujuan paket. Biasanya,
semua router menggunakan alamat IP untuk tujuan mengirim paket. Lalu, agar keputusan
perutean benar, router harus belajar bagaimana mencapai tujuan tersebut. Ketika
sebuah router menggunakan routing dinamis, informasi ini diperoleh dari router lain. Saat
menggunakan perutean statis, administrator jaringan secara manual mengkonfigurasi informasi
jaringan yang akan dirutekan. Disini Anda harus mengkonfigurasinya secara manual, dan
administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus perutean statis jika topologi
berubah. Jika Anda terus menggunakan perutean statis di jaringan besar, memperbarui tabel
perutean akan membuang-buang waktu bagi administrator jaringan. Oleh karena itu, perutean
statis hanya mungkin untuk jaringan kecil. Dalam routing dinamis ini bisa diimplementasikan
ke jaringan yang cukup besar serta membutuhkan kemampuan yang lebih dari administrator.
Berikut adalah beberapa jenis routing yang umum digunakan dalam computer :
1. Static routing, adalah administrator secara manual mengkonfigurasi table routing pada
setiap table routing pada setiap router dengan menentukan jalur yang tetap untuk
pengiriman paket, konfigurasi ini bersifat statis dan tidak dirubah kecuali diubah oleh
administrator
2. Dynamic routing, adalah menggunakan protocol routing secara otomatis bertukar
informasi tentang jaringan dan mengupdate table routing mereka, pada dynamic
routing ada beberapa jenis protocol routing seperti berikut :
a. RIP (Routing Information Protocol): Protokol routing yang menggunakan
metrik hop count (jumlah lompatan) untuk menentukan jalur terbaik. RIP
cocok untuk jaringan kecil hingga menengah dengan topologi sederhana.
b. OSPF (Open Shortest Path First): Protokol routing yang menggunakan
algoritma Dijkstra untuk menghitung jalur terpendek berdasarkan metrik jarak.
OSPF cocok untuk jaringan berukuran besar dan kompleks dengan banyak
router.
c. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol): Protokol routing yang
dikembangkan oleh Cisco yang menggunakan metrik jarak dan bandwidth
untuk menentukan jalur terbaik. EIGRP adalah protokol routing yang canggih
dan cocok untuk jaringan kompleks dengan perangkat Cisco.
3. Default Routing: Default routing digunakan ketika tidak ada entri yang cocok dalam
tabel routing untuk alamat tujuan paket. Router menggunakan entri default routing
untuk mengirimkan paket ke tujuan yang tidak diketahui.
HOSTPOT
Pengertian HOSTPOT
Hotspot adalah area tempat di mana pengguna perangkat elektronik seperti laptop, smartphone,
atau tablet dapat mengakses jaringan nirkabel (Wi-Fi) untuk terhubung ke internet. Hotspot
umumnya disediakan oleh penyedia layanan internet (ISP), tempat umum seperti kafe, hotel,
bandara, atau bahkan oleh perangkat seperti router yang konfigurasi khusus sebagai hotspot.
Pada dasarnya, hotspot adalah titik akses (access point) yang mengizinkan pengguna untuk
terhubung ke jaringan lokal melalui sambungan nirkabel. Hotspot ini melayani sebagai
jembatan antara perangkat pengguna dan internet, memberikan akses ke sumber daya jaringan
dan internet melalui sambungan nirkabel.
Ketika pengguna menghubungkan perangkat mereka ke hotspot, mereka biasanya harus
memasukkan kata sandi atau melalui proses otentikasi tertentu untuk mengamankan akses ke
jaringan. Setelah terhubung, pengguna dapat browsing web, mengirim dan menerima email,
berkomunikasi melalui aplikasi pesan, dan melakukan berbagai aktivitas online lainnya.
Hotspot memiliki beberapa kegunaan, di antaranya:
1. Konektivitas di Tempat Umum: Hotspot memungkinkan pengguna untuk tetap
terhubung ke internet ketika mereka berada di tempat-tempat umum seperti kafe,
restoran, pusat perbelanjaan, atau bandara. Ini memberikan akses yang mudah dan
nyaman untuk kegiatan online.
2. Mobilitas: Hotspot dapat memberikan konektivitas internet kepada pengguna yang
bergerak, seperti ketika mereka menggunakan smartphone atau laptop saat bepergian.
Ini memungkinkan akses ke internet di mana pun ada jaringan hotspot yang tersedia.
3. Berbagi Koneksi: Hotspot juga dapat digunakan untuk berbagi koneksi internet dengan
perangkat lain. Misalnya, seseorang dapat menggunakan smartphone mereka sebagai
hotspot untuk mengizinkan perangkat lain terhubung ke internet melalui koneksi
seluler.
4. Penting untuk diingat bahwa penggunaan hotspot, baik yang disediakan oleh ISP
maupun hotspot publik, perlu memperhatikan keamanan. Penting untuk menggunakan
hotspot yang terpercaya dan mengamankan koneksi dengan menggunakan protokol
enkripsi seperti WPA2 atau WPA3, serta menghindari mengirimkan informasi sensitif
saat terhubung ke hotspot yang tidak terpercaya.
Selain itu, penyedia layanan hotspot juga dapat memberlakukan kebijakan atau batasan terkait
penggunaan hotspot mereka, seperti waktu terbatas, kuota data, atau pembatasan akses ke
konten tertentu.
Kelebihan Hospot :
1. Akses Internet Nirkabel: Hotspot memungkinkan pengguna untuk terhubung ke
internet secara nirkabel tanpa perlu kabel fisik. Ini memberikan fleksibilitas dan
kenyamanan dalam mengakses internet di berbagai lokasi.
2. Mobilitas: Hotspot memungkinkan akses internet yang mudah dan praktis saat
bepergian. Pengguna dapat menggunakan hotspot pada perangkat mobile seperti
smartphone atau tablet untuk tetap terhubung di mana pun ada sinyal hotspot tersedia.
3. Berbagi Koneksi: Hotspot memungkinkan pengguna untuk berbagi koneksi internet
dengan perangkat lain. Ini berguna dalam situasi di mana pengguna ingin mengizinkan
perangkat lain, seperti teman atau keluarga, untuk terhubung ke internet melalui
koneksi hotspot yang ada.
4. Produktivitas: Dengan menggunakan hotspot, pengguna dapat tetap produktif dan
terhubung dengan pekerjaan atau kegiatan online lainnya di luar lingkungan kantor atau
rumah. Ini memungkinkan akses internet yang cepat dan stabil untuk mengirim email,
mengakses dokumen, atau menghadiri pertemuan online.
5. Ekonomis: Menggunakan hotspot dapat lebih ekonomis daripada menggunakan paket
data seluler yang terbatas. Jika pengguna memiliki paket data dengan kuota yang cukup
besar, mereka dapat menggunakan hotspot sebagai alternatif untuk menghemat kuota
data seluler mereka.
6. Akses di Tempat Umum: Hotspot yang disediakan di tempat umum, seperti kafe,
restoran, 6 atau bandara, memberikan akses internet gratis atau berbayar bagi
pengunjung. Ini memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung saat mereka berada di
luar dan tidak memiliki akses ke jaringan Wi-Fi pribadi.
7. Keamanan: Hotspot yang diatur dengan baik dan menggunakan protokol keamanan
yang tepat, seperti WPA2 atau WPA3, dapat memberikan lapisan keamanan tambahan
untuk koneksi internet. Ini penting dalam menghindari ancaman keamanan seperti
penyadapan atau akses tidak sah ke data pengguna.
Kekurangan Hostpot :
1. Keamanan yang Rendah: Hotspot umum atau publik cenderung memiliki tingkat
keamanan yang lebih rendah dibandingkan dengan jaringan Wi-Fi pribadi. Ini dapat
meningkatkan risiko penyadapan atau akses tidak sah ke data pribadi oleh pihak yang
tidak berwenang. Pengguna perlu berhati-hati dalam mengirimkan informasi sensitif
atau melakukan transaksi keuangan saat terhubung ke hotspot publik.
2. Keterbatasan Kecepatan dan Bandwidth: Beberapa hotspot publik atau berbagi koneksi
dapat mengalami pembatasan kecepatan dan kuota data. Ini berarti kinerja internet
dapat menjadi lebih lambat atau terbatas tergantung pada jumlah pengguna yang
terhubung dan kebijakan penyedia layanan hotspot. Pengguna mungkin mengalami
keterbatasan dalam mengunduh atau streaming konten berat.
3. Ketergantungan pada Sinyal: Hotspot membutuhkan sinyal yang baik untuk
memberikan koneksi internet yang stabil. Jika sinyal hotspot lemah, pengguna dapat
mengalami koneksi yang tidak stabil atau putus-putus. Ini dapat menjadi masalah
terutama saat berada di daerah dengan cakupan jaringan yang buruk atau jarak yang
jauh dari titik akses hotspot.
4. Batasan Geografis: Hotspot hanya dapat digunakan di area yang memiliki jaringan
hotspot yang tersedia. Ketika pengguna berada di daerah yang tidak memiliki jaringan
hotspot, mereka tidak dapat terhubung ke internet melalui hotspot, kecuali
menggunakan sumber lain seperti paket data seluler.
5. Kebijakan Penggunaan: Beberapa hotspot publik atau berbagi koneksi dapat memiliki
kebijakan penggunaan yang membatasi akses ke konten tertentu atau menerapkan
pembatasan waktu. Pengguna mungkin menghadapi pembatasan dalam mengakses
situs web tertentu, menggunakan aplikasi tertentu, atau waktu terbatas untuk terhubung
ke hotspot.
6. Gangguan Jaringan: Kualitas hotspot dapat dipengaruhi oleh gangguan jaringan,
kepadatan pengguna, atau masalah teknis lainnya. Jaringan hotspot mungkin tidak
stabil atau mengalami gangguan yang menyebabkan koneksi internet terputus secara
tiba-tiba.
Di hostpot mempunyai fitur fitur sebagai berikut :
1. IP Bindings

IP Bindings adalah sebuah fitur yang ada di hostpot, berguna sebagai proses mengaitkan alamat
IP dengan perangkat atau sumber daya jaringan tertentu untuk tujuan pengelolaan, konfigurasi,
keamanan, atau pengaturan akses yang lebih terkontrol. Ip bindings bisa digunakan untuk
membolehkan beberapa IP address dapat terkoneksi langsung ke internet tanpa harus
melakukan login terlebih dahulu pada hostpot
2. Walled garden

walled garden mengacu pada kebijakan yang diterapkan pada jaringan hotspot yang membatasi
atau membatasi akses pengguna ke konten atau layanan tertentu. Ini adalah cara untuk
mengatur akses pengguna terhadap sumber daya atau layanan di luar jaringan hotspot. Dalam
sebuah hotspot dengan walled garden, pengguna yang terhubung ke jaringan hotspot biasanya
akan diberikan akses terbatas hanya ke beberapa situs web atau layanan yang telah ditentukan
sebelumnya. Mereka mungkin hanya dapat mengakses situs web tertentu, seperti halaman
login, situs informasi, atau situs yang disediakan oleh penyedia hotspot. Sementara itu, akses
ke situs web atau layanan di luar daftar yang ditentukan akan dibatasi atau diblokir.

3. Pemberian User profile pada hostpot

Pada hostpot, kita bisa membuat sebuah kelompok untuk user – user yang ada di hostpot, disaat
membuat sebuah kelompok untuk user, contoh di atas saya membuat sebuah User Profile
Bernama Guru, nanti di User Profile ini akan berisikan list – list user guru yang bisa digunakan,
dan di User profile juga kita bisa membatasi kecepatan upload/download Dari internet nya
contoh disini saya membatasi 1M/1M untuk setiap User di dalam User Profile GURU.
4. Pemberian User pada bagian User profile

Untuk pembuatan User, Kita harus menentukan Nama User dan Password, dan pada saat
membuat password usahakan membuat password yang kuat agar tidak mudah ditebak orang
lain, atau mudah diretas, contoh gunakan campuran (A-Z/a-z),(0-9), dan diberi campuran
(@#$%*), jika sudah seperti ini maka Password anda akan aman dari peretasan, dan dibagian
Profile Masukan nama User profile yang sudah anda buat sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai