F. Topologi Hibrida
Pada penerapannya, topologi jaringan yang digunakan dalam suatu jaringan sering kali merupakan gabungan dari dua
atau lebih topologi jaringan. Topologi gabungan ini disebut topologi hibrida. Topologi hibrida dapat dikonfigurasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Jika konfigurasi yang dilakukan tepat, topologi hibrida tersebut akan memberikan topologi
jaringan yang terbaik bagi organisasi
2. MEMILIH TOPOLOGI JARINGAN
Sebagaimana telah Anda ketahui bahwa tidak ada Jaringan yang sempurna. Bahkan, satu topologi jaringan
tida akan unggul secara mutlak terhadap topologi jaringan yang lain. Oleh karena itu, ketika memilih topologi
jaringan yang berbaik kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan ukuran jaringan yang akan
dibangun Berikut beberapa kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk menentukan topologi jaringan yang
paling sesuai. Kriteria tersebut meliput panjang kabel yang dibutuhkan, tipe kabel yang digunakan biaya dan
scalability
Untuk menggambar diagram topologi jaringan, kita dapat menggunakan berbagai perangkat lunak yang tersedia
saat ini, yang dikembangkan khusus untuk pengelolaan jaringan. Beberapa perangkat lunak yang umum
digunakan, di antaranya SolarWinds Network Topology Mapper, Paessler PRTG Network Mapping Tools,
ConceptDraw Pro, Lucidchart, Microsoft Visio, dan Intermapper.Penggunaan perangkat lunak di atas akan
membuat proses mendesain jaringan menjadi lebih mudah. Selain itu, dokumentasi yang baik dari peta jaringan
yang ada akan memudahkan kita, jika suatu saat harus melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan
jaringan.
4. MODEL OSI
OSI merupakan singkatan dari Open Systems Interconnect. Model OSI atau sering juga disebut OSI Layer, adalah
sebuah model kerangka kerja konseptual yang menggambarkan jaringan komputer atau sistem telekomunikasi sebagai
sebuah sistem yang terdiri dari 7 layer (lapisan), di mana masing- masing lapisan mempunyai fungsinya
sendiri.Penggunaan model yang terdiri dari layer-layer membantu pengelola jaringan memvisualisasikan apa yang
terjadi dalam sebuah jaringan. Jika terjadi masalah dalam jaringan, model OSI akan membantu administrator jaringan
menganalisis dan mempersempit permasalahan. Administrator Jaringan dapat mengidentifikasi masalah, apakah
permasalahan merupakan masalah fisik atau masalah aplikasi. Sedangkan bagi programmer komputer, ketika ada
kendala dengan aplikasi yang dibangun, programmer dapat lebih mudah mengidentifikasi layer mana di dalam jaringan
yang tidak bekerja dengan baik.
Model OSI terdiri atas 7 layer, yaitu:
(1) application,
(2) presentation,
(3) session,
(4) transport,
(5) network,
(6) data link, dan
(7) physical.
4. MODEL TSP/IP
Model lain yang digunakan untuk menjelaskan sistem jaringan komputer adalah TCP/IP. TCP/IP merupakan singkatan
dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol. Model ini didesain dan dikembangkan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1960an.Berbeda dengan model OSI yang mempunyai 7 layer model TCP/IP
hanya mempunyai 4 layer, yaitu sebagai,berikut:
(1) application layer,
(2) Transport layer,
(3) Internet layer, dan
(4) Network access layer.