Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan hias memiliki keindahan yang tersendiri seperti keindahan pada sirip,
warna, ekor, serta gerakanya yang lemah lembut. Ditinjau dari segi investasi,
budidaya ikan hias tidak membutuhkan permodalan yang tidak terlalu besar. Dan
ditinjau dari lahan yang diperlukan , budidaya ikan hias tidak terlalu
membutuhkan lahan yang tidak terlalu besar, karena didalam akuarium juga kita
dapat membudidayakanya.
Namun demi kelancaran kegiatan budidaya ikan hias ini kita hendaknya
memperhatikan beberapa hal yang penting antara lain : kontinyuitas dan
ketersediaan benih yang mudah didapatkan, harga yang layak, dan kualitas benih
yang memenuhi standar pasar.
Ikan komet merupakan ikan hias air tawar yang dapat dibudidayakan di
perairan tawar. Ikan hias komet ini cukup mudah untuk di budidayakan dan telur
yang dihasilkanyapun cukup banyak, serta dalam hal pemeliharaan lumayan
cukup singkat dan perawatanya relatif mudah.
Ikan komet merupakan ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis yang
cukup tinggi dintara beberapa ikan hias yang ada. Karena ikan komet ini
mempunyai keindahan warna yang cukup menarik, sehingga apabila orang yang
telah bekerja seharian penuh kemudian menikmati keindahan ikan hias komet ini
maka ia akan merasa nyaman dan rileks yang nantinya dapat mengobati steress
yang diakibatkan karena pekerjaan orang tersebut.
Selain karena hal diatas, ikan komet memiliki daya tahan tubuh yang lebih
baik dbandingkan dengan jenis ikan hias yang lainya, sehingga apabila kita
membudidayakan ikan komet ini, maka angka dari mortalitas tersebut cukup kecil.
Tapi kalau kita kaitkan dengan angka mortalitas, banyak beberapa factor yang
mempengaruhi angka mortalitas tersebut seperti : kualitas air, pakan dan hama
penyakit yang menyerangnya.
Kualitas air yang jelek dapat meningkatkan angka mortalitas yang tinggi,
untuk menghindari hal tersebut, maka kita usahakan agar kondisi perairan yang
ada dalam bak budidaya harus dalam keadaan bersih, yaitu dengan cara
melakukan penyiponan apabila didasar perairan banyak sekali pakan dan feces
yang menumpuk, selain hal itu juga kita harus melakukan pergantian air yang ada
dalam wadah budidaya.
Pakan yang berlebihan juga dapat mempengaruhi angka mortalitas yang
tinggi. Karena pakan yang berlebihan dan akhirnya menumpuk pada dasar
perairan, maka lama kelamaan akan menjadi amoniak, nitrit dan nitrat yang
bersifat racun bagi ikan hias yang kita budidayakan.
Hama dan penyakit yang menyerang juga dapat mempengaruhi angka
mortalitas. Untuk meghindari hal tersebut, maka salah satunya adalah kita harus
mencegah timbulnya hama dan penyakit tersebut.
Hal lain yang menjadi latar belakang budidaya ikan komet ini yaitu karena
ikan hias komet mempunyai nilai harga yang rendah daripada ikan mas koki, tapi
kalau kita bandingkan dengan keindahan warnanya, ikan komet juga memiliki
keindahan warna yang tak kalah menarik seperti ikan mas koki. Karena hal itulah
ikan hias komet banyak diminati di masyarakat umum, sehingga laku keras
dipasaran, baik didalam negri maupun luar negri.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakanya praktikum ini yaitu :
 Mahasiswa mampu membudidayakan ikan hias komet meliputi kegiatan :
penyiapan wadah dan media, penyiapan peralatan, pemilihan induk,
memijahkan ikan komet, menetaskan telur dan merawat larva, serta
memelihara benihnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan hias adalah suatu jenis ikan yang dipelihara oleh manusia dengan
tujuan sebagai hiasan. Tatkala manusia selesai bekerja seharian, mungkin mereka
akan merasakan kejenuhan. Dengan melihat adanya ikan hias yang dipelihara
dalam akuarim yang ada dalam rumahnya, diharapkan dapat mengurangi
kejenuhan tersebut. Ikan hias komet merupakan ikan hias yang hidup di perairan
tawar. Ikan komet merupakan salah satu strain dari ikan maskoki. Ikan komet
dikembangkan di Amerika sekitar akhir abad ke-19. Nama komet diambil dari
nama benda angkasa yaitu komet Helley. Adapun klasifikasi dai ikan hias komet
itu sendiri adalah sebagai berikut :

Spesies : Carassius auratus auratus

Family : Cyprinidae

Ordo : Cypriniformes

Class : Actinopterygii

Dalam pembudidayaan ikan hias air tawar, secara umum parameter lingkungan yang
harus terkontrol dengan baik antara lain :

1. Suhu

Menjaga suhu optimal untuk pertumbuhan merupakan suatu hal yang


penting. Ikan akan mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang
kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan menyebabkan ikan stress
yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Ssecara umum, suhu yang
optimal untuk pembudidayaan ikan hias adalah 25 – 32 oC, perubahan suhu yang
mendadak sebesar 5 oC dapat menyebabkan ikan stres (Daelami,2001)

2. Oksigen Terlarut
DO ( Dissolved Oksigen ) menjadi faktor kualitas air yang sangat kritis dan
akan di pengaruhi oleh suhu air, stocking dan laju pakan serta efektivitas aerasi
yang di instalasi pada SRAT. Untuk memperoleh produksi optimal, kandungan
oksigen harus dipertahankan diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen tetap sebesar
3 atau 4 ppm dalam jangka waktu yang lama, ikan akan menghentikan makan
dan pertumbuhannya (Daelami,2001)

3. Keasaman ( pH )

Sub-optimal pH berakibat buruk pada spesies kultur dan menyebabkan ikan


stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah. Tingkat
keasaaman yang baik untuk budidaya ikan hias adalah 5,5 – 9,0.

4. Total Nitogen

Total nitrogen yang utama dalam bentuk amonia yang di hasilkan oleh
metabolisme ikan dan ekskresi insang sebagai gas amoniak. Amoniak dapat juga
diproduksi dari dekomposisi kotoran organik yang dihasilkan oleh pembusukan
bahan organik dari sisa pakan. Amoniak dalam air mempunyai 2 bentuk gas yaitu
NH 3 atau ion amonium NH 4+. Ammonia adalah racun bagi hewan dan dapat
menyebabkan iritasi pada insang dan masalah respirasi.

Dalam pembudidayaan atau pengembangbiakan ikan hias, ada beberapa


hal yang perlu diperhatikan. Menurut Gusrina (2002), hal-hal yang perlu
diperhatikan itu adalah sebagai berikut :

1. Ikan Hias Yang Dipelihara Harus Dalam Keadaan Sehat

Ikan hias hanya dapat berkembangbiak (bertelur atau beranak), apabila ikan
itu sehat. Jika kita akan membeli calon induk hendaklah memilih ikan yang
sehat, tidak cacat, morfologinya lengkap, gerakanya agresif serta tidak pernah
sakit. Kalaupun ikan tersebut dulunya pernah mengalami sakit, dan sudah
sembuh sebaiknya jangan membeli ikan yang seperi itu. Karena tetap saja ikan
tersebut tidak baik untuk dijadikan sebagai induk.
2. Calon-Calon Induk Harus Terdiri Dari Ikan Jantan dan Betina

Kita tahu bahwa semua jenis ikan akan dapat berkembangbiak kalau terdiri
dari ikan jantan dan betina (kecuali ikan yang hermaprodit). Ada beberapa jenis
ikan yang dari kecil sudah dapat dibedakan antara yang jantan dan betinanya,
dan ada juga yang tidak dapat dibedakan. Untuk dapat mengetaui apakah ikan
yang kita pilih tersebut jantan atau betina, kita harus mengetahui dulu cirri-ciri
dari induk jantan dan betinanya.
Untuk ikan hias yang jantan umumnya mempunyai cirri-ciri : bentuk
badanya ramping, warna sisik badan dan siripnya lebih cemerlang jika
dibandingkan dengan induk betina, khusus pada ikan beranak (ovovivipar),
pada bagian sirip ekornya terdapat bentuk yang runcing. Fungsi dari bentuk
yang runcing tersebut yaitu untuk menyalurkan perma pada alat kelamin
betina, dan untuk jenis ikan-ikan tertentu biasanya mempunyai cirri-ciri khusus
pada morfologinya. Salah satu contoh pada ikan mas koki yang telah dewasa,
apabila ikan mas koki tersebut jantan maka pada bagian tutup insangnya
terdapat bintik-bintik yang berwarna mengkilat.
Sedangkan untuk ikan hias yang betina pada umumnya mempunyai ciri-
ciri : pada bagian perut biasanya lebih besar atau lebih gemuk bila kita
bandingkan dengan ikan hias yang jantan, dan warnanya kelihatan kurang
cerah bila dibandingkan dengan ikan hias yang jantan, walaupun kualitas air
pada tempat budidayanya sama.

3. Ikan-Ikan Hias Yang Dipelihara Didalam Wadah (Bak, Akuarium atau


Kolam) Harus Merasa Nyaman

Supaya ikan hias yang kita budidayakan hidup dalam keadaan sehat, maka
lingkungan yang ada dalam wadah budidaya tersebut harus kita manipulasi
dengan habitat aslinya. Ikan hias yang ssehat akan terlihat dari gerakanya yang
lincah dan mempunyai nafsu makan yang baik.

Ikan yang sehat nafsu makanya tinggi, dan apabila kita memberikan pakan
yamg kandungan nutrisinya memenuhi untuk pertumbuhan dan
perkembaganya (baik somatic maupun gonatik). Terutama yang pertumbuhan
gonatik. Ikan hias yangv alat kelaminya telah berkembang sebaliknya
diplihara dalam wadah yang terpisah antara ikan hias jantan dan ikan hias
betina.

Pemisahan ikan hias jantan dan betina bertujuan agar :

a. Ikan hias jantan dan ikan hias betina dapat mencapai kematangan
alat kelamin secara sempurna.
b. Tidak terjadi pemijahan atau perkawinan secara liar.

Ada jenis ikan hias yang mempunyai sifat memakan kembali telurnya,
oleh karena itu , jika anda akan memijahkan atau mengawinkan, ikan-ikan
tersebut harus ditunggui, setelah proses perkawinan, segera induk-induk
tersebut diambil dan dipindahkan ketempat lain.

Adapula ikan hias yang melepaskan telurnya sedikit demi sedikit setiap
hari secara bertahap. Ikan hias yang bersifat demikian itu harus tidak
dicampurkan dahulu antara jantan dan betina dipeliharea secara terpiasah.

4. Ruang Harus Cukup Luas Bagi Ikan

Kita harus memperhitungkan kenyamanan dan keluasan ikan itu dalam


bergerak. Sepasang ikan yang berukuran besar tidak dapat diharapkan dapat
memijah ditempat yang sempit.
Hal ini terjadi karena sifat ikan hias mempunyai daya perasa yang disebut
claustrophobia. Artinya, ikan hiasa akan merasa takut berada ditempat yang
tertutup dan sempit.
Untuk membuktikan sifat ikan seperti ini, ikan tersebut akan
membenturkan diri pada dingding-dingding mwadah jika anda membawa ikan
didalam wadah yang sempit dan gelap.

5. Suhu Air Harus Cocok


Pada umumnya ikan hias terangsang untuk memijah jika terjadi perubahan
suhu yang terlalu besar, misalnya sampai 100C. akan mengakibatkan ikan hias
tidak terangsang untuk memijah. Iksn hias juga tidak akan memijah jika suhu
terlalu rendah dari yang dikehendakinya.
Untuk mewmijah ikan hias didalam wadah, baik aquarium maupun kolam,
sebaiknya dibuat suatu perubahan suhu seperti dialam, dari suhu dingin dibuat
suhu agak hangat.

6. Kondisi Lingkungan Harus Cocok Menurut Perairan Asal

Ikan hias akan tumbuh dan berkembang biak dengan baik, apabila kondisi
lingkungan yang ada dalam wadah budidaya sesuai dengan kondisi lingkungan
habitat asalnya. Mengingat hal tersebut, maka salah satu alternatifnya adalah
bagaimana kita memanipulasi lingkungan yang ada dalam wadah tersebut
sesuai dengan kondisi lingkungan asalnya.

7. Penyinaran dan Kecerahan Harus Cocok

Pada akuarium, intensitas cahaya yang masuk terlalu tingi, hal ini tidak
disukai oleh ikan walaupun disukai oleh orang yang menikmati keindahanya.
Karena dengan adanya penyinaran cahaya yang tinggi, ikan yang ada didalam
akuarium akan semakin indah terlihat. Sedangkan bagi ikan itu sendiri kurang
baik, karena denga adanya intensitas cahaya yang tinggi, maka akan
mempengaruhi suhu perairan yang ada dalam wadah akuarium tersebut.
Sehingga suhu yang ada dalam wadah akuarim akan mengalami perubahan
yang mencolok, sedangkan ikan hias yang hidup pada perairan yang perubahan
suhunya mencolok, maka ikan hias akan mengalami stress.

8. Air Akuarium Harus Jernih

Apabila kita membudidayakan ikan hias didalam wadah budidaya,


diusahakan media (air) yang ada dalam wadah budidaya harus dalam keadaan
bersih. Bersih disini artinya bebas dari plankton yang berlebih. Karena kalau
plankton yang ada dalam wadah budidaya banyak (blooming), maka akan
terjadi persaingan dalam berebut oksigen yang ada dalam wadah budidaya
tersebut.
9. Tanaman Air Harus Ada dan Banyak

Sesuai dengan fungsi dari tanaman air itu sendiri yaitu sebagai tempat
berlindung bagi anaknya, melindungi dari intensitas cahaya yang tinggi, dan
untuk ikan hias tertentu untuk melekatkan telur-telurnya. Maka tanaman air
pada wadah budidaya harus ada dan tentunya kita sesuaikan dengan ikan yang
kita budidayakan. Apakah ikan hias yang kita budidayakan tersebut
mempunyai telur yang sifatnya membutuhkan tanaman air atau tidak.

10. Ada Tempat Khusus dalam Wadah Budidaya sebagai Tempat


Bersembunyi atau Berlindung

Sebaiknya dalam wadah budidaya terdapat tempat khusus yang dapat


berfungsi sebagai tempat bersembunyi atau berlindungya ikan baik itu dari
hal pemasukan intensitas cahaya ataupun untuk meletakan telur-telurnya
untuk jenis ikan tertentu.
BAB III
METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
3.2 ALAT DAN BAHAN
3.3 PROSEDUR KERJA
3.4 ANALISA DATA
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.2 PEMBAHASAN
Ikan Komet merupakan salah satu strain dari Ikan Maskoki. Ikan Komet
dikembangkan di Amerika sekitar akhir abad ke-19. Nama komet diambil dari
nama benda angkasa yaitu komet Helley. Ikan komet termasuk kedalam kelompok
ikan Ciprinidae, dan menurut kebiasaan memijahnya termasuk kedalam kelompok
ikan yang mengeluarkan telurnya namun ikan tersebut tidak merawatnya. Dan
berdasarkan kelompok tersebut ikan komet termasuk kedalam golongan ikan hias
yang menggantungkan telur-telurnya pada daun tanaman air.
Adapun kegiatan budidaya ikan komet ini terbagi dari beberapa kegiatan
yang tidak boleh terlewatkan satu kegiatanpun jika anda ingin berhasil dalam
melakukan kegitan budidaya ikan hias ini. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya
meliputi : menyiapkan wadah dan media budidaya, menyiapkan peralatan,
memilih induk, memijahkan induk, menetaskan telur dan merawat larva serta
memelihara benih sampai benih tersebut siap untuk dijual. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan diuraikan dibawah ini :
A. Menyiapkan Wadah dan Media Budidaya (Air)
Wadah yang akan kita gunakan untuk budidaya ikan hias sebaiknya kita
bersihkan dan disucihamakan, biasanya dengan memakai metilin blue produk
dari pasaran. dan media yang kita akan gunakan juga harus disucihamakan
dengan sinar Ultraviollet. Hal ini merupakan salah satu suatu pencegahan
untuk menghindari munculnya berbagai hama dan penyakit. Namun setelah
kegiatan ini selesai, bukan berarti hama dan penyakit tersebut tidak akan
muncul kembali.
Hama dan penyakit akan muncul kembali kalau pada tempat budidaya
tersebut cocok untuk pertumbuhan dan perkembanganya. Hama dan penyakit
akan tumbuh dan berkembang apabila suhu dan kualitas air yang ada dalam
wadah budidaya tersebut cocok. Hama dan penyakit akan tumbuh dan
berkembangbiak dengan baik apabila kualitas air yang ada dalam wadah
budidaya jelek. Maka dari itu untuk menghindari hal tersebut, kita harus
berusaha semaksimal mungkin untuk selalu menjaga kualitas air yang ada
dalam wadah budidaya. Caranya dengan melakukan penyiponan tatkala feces
atau pakan menumpuk pada dasar perairan. Hal ini dilakukan karena feces
dan pakan yang menumpuk lama kelamaan akan diuraikan oleh bakteri
pengurai menjadi amoniak yang bersifat toksin (racun) bagi ikan. Cara lain
yaitu dengan melakukan pergantian air pada wadah budidaya tatkala air itu
sudah tidak layak lagi sebagai media budidaya.
B. Menyiapkan Peralatan
Peralatan yang akan kita gunakan sebagai alat budidaya sebaiknya kita
persiapkan terlebih dahulu, hal ini nantinya akan memudahkan kita dalam
melakukan kegiatan budidaya. Kalau kita melakukan suatu kegiatan tapi sega
sesuatunya tidak disiapkan terlebih dahulu, maka akan menyulitkan kita
dalam melakukan kegiatan budidaya. Dan sebagai seorang akuakultur
tentunya hal tersebut dapat mengurangi ketidakefetifitasan dan eksisnya
kegiatan budidaya yang kita lakukan.
C. Memilih Induk
Dalam melakukan kegiatan budidaya, apabila kita akan memijahkan
sebaiknya kita memilih induk yang mempunyai kalitas yang baik. Kualitas
yang baik tentunya berasal dari kualitas induk yang baik pula. Hal ini
diharapkan apabila kita memijahkan dan mengeluarkan telurnya dan
memnetas menjadi benih, diharapkan benih tersebut mempunyai kua;litas
yang baik seperti induk yang kita pijahkan. Tapi kalau Sang Pencipta
berkehendak lain kita harus menerimanya dengan ketabahan. Karena
kehendak Sang Pencipta tidak ada yang bisa merubahnya, tetapi kita minimal
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menghasilkan benih yang
baik.
Berdasarkan ci-ciri morfologinya induk yang baik untuk dipijahkan yaitu :
mempunyai bentuk morfologi yang lengkap, keindahan warna yang menarik,
tidak cacat, gerakannya lincah, dan kedua induk (jantan dan betina) sudah
matang gonad penuh.
Untuk dapat membedakan antaa induk jantan dan betina yang telah matang
gonad yaitu : untuk induk betina pada bagian perutnya besar dan apabila
diurut pada bagian perutnya akan keluar telurnya. Sedangkan untuk induk
jantan apabila diurut pada bagian perutnya akan mengeluarkan sperma.
Namun kegiatan pngurutan ini jangan sampai sperma yang dikeluarkan terlalu
banyak. Karena nantinya akan mengurangi keefektifitasan dalam pembuahan
telur yang dikeluarkan oleh induk betina.
D. Memijahkan Induk

Dalam memijahkan induk ikan komet, kita harus memilih induk yang
berkualitas baik. Dengan kualita induk yang baik, maka diharapkan benih
yang dihasilkan juga mempunyai kualitas yang sama seperti induknya.

Adapun cirri dari induk ikan yang telah matang gonad yaitu : alat kelamin
Ikan komet jantan yang sudah matang gonad akan terlihat menonjol dan jika
di stiping akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu. Sedangkan pada
ikan mas betina alat kelaminnya berwarna kemerahan dengan perut yang
membuncit. Jika di striping maka akan keluar sel telur yang berwarna
kekuningan.

Menjelang memijah, baik induk jantan maupun betina akan menunjukkan


sifat yang lebih agresif. Biasanya ikan mas akan mencari tempat yang rimbun
dengan tanaman air. Saat melakukan pemijahan umumnya ikan mas jantan
dan betina akan berkejar-kejaran. Bahkan sesekali induk betina akan
meloncat-loncat karena didekati terus oleh ikan jantan.

Pemijahan terjadi pada sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim.
Pemijahan terjadi antara tengah malam sampai fajar. Setelah bercumbu betina
akan meletakan telur pada subtrat sebagai tempat menempel telur kemudian
jantan akan membuahinya dengan sperma selang beberapa saat.
Perlu kita ketahui didalam melakukan pemijahan induk ikan komet, antara
perbandingan induk ikan komet jantan dan betina yaitu sebanyak 2 : 1. Hal ini
dikarenakan dari keefektifitas sel sperma dan sel telur yang dikeluarkan oleh
kedua induk tersebut.
E. Menetaskan Telur dan Merawat Larva
Telur-telur yang dikeluarkan oleh ikan komet akan menempel pada akar
tanaman air yang menggantung diatas permukaan air (tanaman eceng
gondok). Telur-telur tersebut akan menetas selang waktu 2 hari setelah telur
mulai dikeluarkan. Namun didalam melakukan penetasan telur ikan komet ini
kita harus memperhatikan suhunya, karena suhu merupakan kontroling faktor.
Artinya suhu sangat mempunyai peranan yang besar (mempengaruhi kualitas
air yang ada dalam media budidaya). Biasanya semakin tinggi suhu, maka
telur akan cepat menetas, karena mempengaruhi perkembangan morula dan
blastula.
Setelah telur-telur ikan komet menetas, selanjutnya akan menjadi larva.
Selama 2 hari setelah menetas larva tidak perlu diberi pakan, karena pada
larva tersebut masih terdapat kuning telur yang merupakan cadangan
makanan bagi larva. Setelah umur 3-5 hari kita mulai memberikan pakan,
pakan yang baik berupa kuning telur yang telah dihancurkan dan diberi air
lalu kita saring. Dosis pemberianya yaitu cukup 2 kali sehari, yaitu pada pagi
dan sore hari.
Larva pada umur tersebut diberi pakan yang berasal dai kuning telur
karena pada saat itu diametr bukaan mulutnya masih sangat kecil, maka untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan pakan sebaiknya diberi pakan yang
berasal dari kuning telur. Dan pada saat tersebut larva masih belum
mempunyai saluran pencernaan yang lengkap. Jadi kitaharus memberikan
pakan yang mudah dicerna tapi kandungan nutrisinya cukup untuk kebutuhan
ikan itu sendiri.
Selang waktu 5-10 hari setelah larva ikan komet menetas, kita beri pakan
berupa artemia yang sudah ditetaskan dan selanjutnya kita beri pakan dengan
cacing tubifek. Pada prinsipnya dalam pemberian pakan ini kita harus
menyesuaikan dengan ukuran bukaan mulutnya. Karena menyangkut dengan
keefektifitasan dan keefisienan dalam pemberian pakan. Kalau kita
memberikan pakan yang tidak sesuai dengan ukuran bukaan mulut larva,
maka pakan akan tidak termakan semuanya dan selebihnya akan mengendap
kedasar perairan. Lama kelamaan pakan akan diuraikan oleh bakteri pengurai
berupa amoniak dan akan bersifat racun bagi larva.
F. Memelihara Benih sampai Benih Siap untuk Dijual
Kegiatan pemeliharaan benih sampai benih siap dijual, dilakukan sampai
benih sesuai dengan ukuran pasar yang diharapkan. Kegiatan pemeliharaan
yang kita lakukan tentunya harus memperhatikan masalah kualitas airnya.
Apabila air sudah tidak layak lagi sebagai media budidaya sebaiknya segera
diganti dengan air yang baru. Dan apabila didasar perairan banyak sekali
terdapat kotoran yang mengendap,sebaiknya segera dilakukan penyiponan.
Karena kotoran yang mengendap baik itu disebabkan oleh sisa pakan yang
menumpuk ataupun oleh feces ikan yang dikeluarkan dapat bersifat toksin
atau racun bagi ikan yang kita budidayakan.
Selain hal diatas, dalam melakukan kegiatan pemeliharaan ini juga kita
harus memperhatikan masalah parameter kualitas airnya. Untuk masalah
parameter kualitas air umumnya berkisar seperti pada tinjauan pustaka.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan komet ini terbagi dari beberapa
kegiatan yang tidak boleh terlewatkan satu kegiatanpun jika anda ingin berhasil
dalam melakukan kegitan budidaya ikan hias ini. Kegiatan-kegiatan tersebut
diantaranya meliputi : menyiapkan wadah dan media budidaya, menyiapkan
peralatan, memilih induk, memijahkan induk, menetaskan telur dan merawat larva
serta memelihara benih sampai benih tersebut siap untuk dijual.

5.2 Saran
Adapun saran yan dapat diberikan mengenai kegiatan budidaya ikan komet
ini aalah sebagai berikut :
 Dalam melakukan kegiatan budiadaya seharusnya segala sesuatu yang
terkait didalamnya harus dipersiapkan terlebih dahulu,
 Masalah kualitas air harus selalu terkontrol dengan baik dan pemberian
pakan jangan belebihan, serta
 Seorang pembudidaya harus mencintai dan menyayangi apa yang
dibudidayakanya itu seperti dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai