Olah Nafas Dan Bersat Dengan Allah
Olah Nafas Dan Bersat Dengan Allah
Dulu banget ada seorang kenalan (sebut ibu A) bercerita padaku, bila dia sering membaca al fatihah dan surat pendek
lainnya diulang 7 kali dengan manahan nafas atau dalam satu tarikan nafas. Katanya ini membuat semua keinginannya
terkabul. Aku tidak tertarik melakukan hal seperti ini, bagiku membaca ayat Allah bukanlah untuk memaksa Allah
mengabulkan keinginan kita. Aku sendiri juga melihat ibu A ini malah sering mendapat kesulitan walau katanya sendiri
keinginannya sering terkabul.
Ibu B, kenalanku yang lain bercerita, bila dia disakiti seseorang, maka dia mendoakan orang itu sambil menahan nafas,
dan terjadilah apa yang dia doakan. Sayangnya doanya jelek. Menurutku doa balas dendam ini tidak menguntungkan
buat dia, hanya nafsunya yang terpuaskan dan dia pasti menerima balasan atas segala niatnya, baik atau buruk. Ini
bukan cara qur'ani, karena al quran mengajarkan menahan marah, memaafkan dan berkasih sayang. Bagaimana
kehidupan ibu B dengan 'pola' balas dendamnya ? Rumah tangganya tidak harmonis (suami berselingkuh), usahanya
bangkrut lalu tutup.
Soal olah nafas ini, eyang Syamsul'alam pernah menulis juga, tapi hanya ulasan sekilas, tidak secara mendetail
menjelaskan bagaimana tehniknya. Lalu aku bertanya kepada beliau soal detailnya , dan jawaban beliau, semua itu
bisa terjadi secara otomatis saat kita berdzikir atau bermunajat kepada Allah. Jadi menurut beliau, olah nafas tidak perlu
dipelajari dan tidak perlu dilatih, biarkan saja mengalir dengan sendirinya.
Akupun mengikuti cara eyang Syamsul'alam, biarlah mengalir, dan dulu aku hampir tidak pernah bisa berdzikir sampai
menahan nafas secara otomatis, Bagiku itu tidak penting, karena yang lebih penting adalah perasaan 'bertemu' Allah
saat kita ucap asmaNya.
Nah, akhir-akhir ini aku sering mengalami , menahan nafas secara otomatis , di dalam shalat lagi, dan apa yang aku
pasrahkan kepada Allah saat 'prosesi' itu, sering membuat Allah 'turun tangan' memperbaiki segala hal yang terjadi
padaku, artinya doaku terkabul.
Sama-sama menggunakan olah nafas, dan sama-sama terkabul, tapi ada perbedaan mendasar antara cara ibu A / Ibu
B dengan caraku/cara eyang Syamsul'alam
berdzikir ------> menyatukan keinginan dengan keinginan Allah -------> tahan nafas secara otomatis ---------> terkabul
Ibu A dan ibu B tahu bila olah nafas punya kekuatan untuk 'memaksa' Allah mengabulkan doa kita, jadi sejak awal
niatnya berdzikir/membaca ayat suci sambil menahan nafas adalah untuk menggoalkan keinginannya. Bila aku
ungkapkan dengan bahasa yang kasar, ibu A dan ibu B hanya menganggap Allah sebagai 'mesin pengabul keinginan'.
Makanya, biarpun apa yang mereka doakan banyak yang terwujud, peristiwa-peristiwa lain yang terjadi dalam hidupnya
tidak bisa dia kendalikan dan buntutnya malah menyusahkan diri mereka sendiri.
Sedangkan aku memposisikan Allah sebagai penciptaku yang amat memahamiku, aku curhat padaNya, aku 'naik'kan
segala harapan dan keinginanku padaNya sampai harapan dan keinginanku terlepas lalu menjadi keinginanNya , Aku
dekati Allah dari 'hati ke hati' , sampai 'hati' kami bertemu. Saat pertemuan itulah, karena begitu indahnya, tarikan
nafaspun berhenti secara otomatis, terjadi 'klik' antaraku dan Allah. Dan Allahpun 'turun' menyempurnakan segala yang
aku panjatkan kepadaNya.
Selamat mempraktekkan yaaa .... boleh nanya-nanya padaku bila ada yang belum difahami dan perlu ditanyakan.