SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik Pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Oleh :
Muhammad Hafidz
1710841017
Alhamdulillah, segala puji syukur tak henti-hentinya hamba haturkan atas segala
limpahan rahmat yang Engkau berikan hingga saat ini ya Rabb, berkat rahmat dan
barokah Mu, hamba berhasil berada pada tahap ini.
Terimakasih yang sangat banyak untuk mama dan papa yang selalu memberikan
doa, kasih sayang, motivasi, support dan selalu memberikan semangat untuk
mewujudkan cita-citaku, bahkan tak ada kata terimakasih yang bisa menandingi
apa yang telah diberikan mama dan papa kepada apis. Berkat doa dan semangat
dari mama dan papa, apis bisa sampai pada tahap ini, Love you so Much mama
papa :’)
Untuk dosen pembimbingku, Pak HaKa dan Bu Ria, terimakasih banyak atas
semua bimbingan dan arahannya selama ini.
Terimakasih untuk teman-teman, AP 17 yang sama-sama melangkahkan kaki di
Universitas Andalas, mulai dari si dacul, raja, iim, godok, yan parli, jeri, eko,
afriyandi, toni, imam, bima, adam, arus, aldo, si bay, kibo, sanak farhan, fuji,
givan, nopal, wiza, yosep, si uul, pauzi, icaber, ina, mita, iklhas, asep, ratih aja,
adel, ainil, ade, eeng, ara, dea, dona, iva, lian, mia, rani, ratih srimelyani, sari,
radia, sintya, tia, vani, uja, willy, dinda, lala, feby, rara, milea, cia.
Terimakasih untuk teman-teman, adik-adik dan uda-uda yang telah bantu
mensupport saya, mulai dari di HMI : kembarankuh hasnah, dik ganteng ajri,
gilang, wahyu, buksek dan adik kita kiki, uda-uda don kito bang rei, kak vini, kak
caau, bang akmal, tum adji, bang galant, master nopal, bang meyzan, bang ilfa,
bang irfan, tum eldo, master eeng, kanda abel ebeb dinda, perdi ganteng, pa arif,
syawal, dik rifda, sarah ma bro, ebeb indah, ami, deni, dinda, evan, arya, aisya,
alfi, azis, dafa, dedek, deni, dika gacor, don sandy, sanak adit, tono gacor, disa,
dwiky barizta, eci, habib, jeje, arip, muti, novi,ulfa, dayang, bigel, awal, difa,
dapit, rangagah, sukma parlem, sheif, nabil, adinda willy, tum bibi, nadya, adik
sayang cii, dik eca, aca, amaik, dik ktg pikri, ade, ucil, riyan, nisa, adea citra, iput,
v
ipit, dino, tum kepin, kepin pilip, uda-uda wak bg guntur, bung khairul, salamat,
rahma, juni, sovia, adinda irfan,
Lalu teman-teman di PHP : Sahabat tasya, ketua abe, sekjend mamak, purti
koorwak, diki mandan wak, doko sipaling brewok, intan kokom, witri sipaling
bucin, titin sipaling baik laku, kak swanda intel, ayas sipaling gercep, ilham
sipaling aman, adiak awak aa, farel sekjend, dek fira, si butet, kak novi, kak ara,
bang adam, bang hemi, bang arik, bang yoeng, bang verlan, bang matus, bang
habib
Lalu teman-teman, adik-adik, kakak-kakak, dan abang-abang awak : ayang riri,
yora maniezzs, simay, lily, icel, fathonah, vini, azra, iki, audiva, aya, gharnish, si
anda, payang, sanak dani, dapa beni, aldy wardana, kak taik, bang ripal, bang
deden, bang yogi, resti, deby, fauzan, nana, sulay, marsel, uti, kak ripi, bang yogi.
And Special thanks for me, raga yang selalu kuat untuk begadang , mata yang
sangat kuat menahan rasa kantuk, tangan yang tak pernah henti mengetik dan
berdoa, kepala yang selalu berpikir keras, bahu yang mampu menahan segala
tanggungjawab, telinga yang sanggup menahan kritikan netizen, kaki yang selalu
kuat melangkahkan badan ke kampus, jiwa yang selalu kuat untuk bertahan, dan
vi
KATA PENGANTAR
shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan sampai zaman yang berilmu pengetahuan seperti
saat sekarang.
Semua ini tidak lepas dari peran dari berbagai pihak yang telah bersedia
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan rasa dan terimakasih dan
1. Kedua Orang Tua Penulis, Mama (Erna Nurmaningsih) dan Papa (Adi
sayang tak terhingga. Terimakasih atas doa dan semangat yang telah
Ibuk Dr. Ria Ariany, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
vii
arahan, bimbingan, dan masukan pada proses penulisan skripsi sehingga
S.IP, M.PA., Bapak Drs. Yoserizal, M.Si., dan Ibuk Kusdarini, S.IP, M.PA.
selaku tim penguji skripsi yang telah memberikan kritikan, masukan, dan
pengajar lainnya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
6. Bapak dan Ibu staf bagian akademik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
7. Bapak Ade Wiranata selaku ETLE Polresta Padang yang telah bersedia
9. Bapak Medi Eka Putra selaku Staff Kejaksaan Negeri Padang yang
viii
10. Ibuk Sri Rahmi Ananda selaku Staff Bank BRI KC Padang yang bersedia
skripsi ini.
11. Ibuk Dewi Suryani selaku Kasubdit Gakkum Ditlantas Kapolda Sumatera
berada.
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Semoga doa terbaik
14. Seluruh Teman-teman Dinasti Tirani, kalian luar biasa, semoga sukses
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu segala bentuk kritikan, saran, dan masukan sangat berarti bagi penulis.
ix
Padang, 1 Mei 2023
Penulis
Muhammad Hafidz
NIM. 1710841017
x
Abstrak
Muhammad Hafidz, No BP 1710841017, Implementasi Program
ETLE Pada Kepolisian Resort Kota Padang. Jurusan Administrasi Publik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, 2023,
Dibimbing Oleh : Dr. Hendri Koeswara, S.IP., M.Soc.Sc. dan Dr. Ria Ariany,
M.Si. Skripsi ini terdiri dari 130 halaman dengan referensi 10 buku teori, 4
buku metode, 6 skripsi, 2 jurnal, 6 peraturan, dan 16 website internet.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi
program ETLE pada Kepolisian Resort Kota Padang. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh Polresta Padang sebagai satu-satunya kepolisian dalam
tingkat kabupaten atau kota yang menjalankan program ETLE. Pelaksanaan ETLE
ini juga dimulai launching pada awal tahun 2021. Lalu jumlah angka kecelekaan
serta jumlah kendaraan yang bertambah menjadi latar belakang peneliti
mengangkat penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi.
Pemilihan informan yang digunakan yaitu purposive sampling. Lalu teknik
keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Kajian ini
menggunakan teori dari Van Mater dan Van Horn yaitu standar dan sasaran tujuan
kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, komunikasi antar organisasi
dan penyelenggara kegiatan, sikap atau kecenderungan para pelaksana, dan
kondisi sosial, ekonomi dan politik.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temukan dilapangan maka,
dapat disimpulkan bahwa implementasi Program ETLE pada Kepolisian Resort
Kota Padang sudah terlaksana namun belum optimal. Masih ada beberapa kendala
yang terjadi dalam implementasi program ETLE, berupa masih kurangnya sumber
daya CCTV yang tersedia, sehingga belum menjangkau keseluruhan lingkup Kota
Padang. Lalu kurangnya kesadaran hukum dari masyarakat dalam mematuhi
aturan berlalu lintas, sehingga banyak terjadi permasalahan.
Kata kunci : Implementasi, Program, ETLE
i
Abstract
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................19
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................19
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................19
1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................19
1.4.2 Manfaat Praktis.............................................................................19
BAB II...................................................................................................................21
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................21
2.1 Studi Penelitian Relevan..........................................................................21
2.2 Teori dan Konsep.....................................................................................36
2.2.1 Kebijakan Publik..........................................................................36
2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik...................................................40
2.2.3. Implementasi Kebijakan Van Metter dan Van Horn................49
2.2.3.1. Policy Standards And Objectives..............................................50
2.2.3.2. Policy Resources.......................................................................51
2.2.3.3. The Characteristics Of The Implementing Agencies................52
2.2.3.4. The Disposition Of Implementors.............................................53
2.2.3.5. Interorganizational Communication and Enforcement Activities
54
2.2.3.6. Economic, Social, And Political Conditions.............................55
2.3 Skema Pemikiran.....................................................................................53
2.4 Definisi Konsep.......................................................................................54
2.5 Definisi Operasional................................................................................54
iii
BAB III..................................................................................................................58
METODE PENELITIAN....................................................................................58
3.1 Pendekatan Penelitian dan Desain Penelitian..........................................58
3.2 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................59
3.2.1 Wawancara...................................................................................59
3.2.2 Dokumentasi.................................................................................60
3.3 Teknik Pemilihan Informan.....................................................................61
3.4 Peranan Peneliti.......................................................................................62
3.5 Proses Penelitian......................................................................................62
3.6 Unit Analisis............................................................................................64
3.7 Teknik Analisis Data...............................................................................64
3.8 Teknik Keabsahan Data...........................................................................65
BAB IV..................................................................................................................68
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN................................................................68
4.1 Gambaran Umum Kota Padang....................................................................68
4.3 PT Pos Indonesia..........................................................................................72
4.4 Bank BRI......................................................................................................74
4.5 Kejaksaan Negeri Padang.............................................................................76
BAB V....................................................................................................................79
TEMUAN DAN HASIL.......................................................................................79
5.1 Implementasi Program ETLE (Electronic Traffict Law Enforcement) Pada
Kepolisian Resort Kota Padang..........................................................................79
5.1.1 Standar dan Sasaran Kebijakan.................................................................81
5.1.1.1 Jelas dan Terukur......................................................................82
5.1.1.2 Keadilan....................................................................................85
5.1.2 Sumber Daya.............................................................................................88
5.1.2.1 Sumberdaya Manusia...................................................................89
5.1.2.2 Sumber Daya Non Manusia.........................................................93
5.1.3 Karakteristik Organisasi............................................................................98
5.1.3.1 Struktur Organisasi......................................................................98
5.1.3.2 Norma-Norma............................................................................100
iv
5.1.3.3 Pola-Pola Hubungan yang Terjadi di Dalam Organisasi...........102
5.1.4 Komunikasi Antar Organisasi dan Penyelenggara Kegiatan..................104
5.1.5 Sikap atau Kecenderungan Pelaksana (Disposisi)...................................109
5.1.5.1 Respon Implementor Terhadap Kebijakan................................110
5.1.5.2 Kognisi.......................................................................................112
5.1.6 Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik.....................................................114
5.1.6.1 Kondisi Sosial............................................................................114
5.1.6.2 Kondisi Ekonomi.......................................................................116
5.1.6.3 Kondisi Politik...........................................................................117
5.2 Kinerja Kebijakan.......................................................................................118
BAB VI................................................................................................................122
PENUTUP...........................................................................................................122
6.1 Kesimpulan.................................................................................................122
6.2 Saran...........................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................124
LAMPIRAN........................................................................................................128
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 4 Data Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas dan Kecelakaan Lalu Lintas
Wilayah Metro Jaya
Tabel 1. 7 Data Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Padang 2021 s/d 2022
Tabel 1.8 Jumlah Pelanggaran ETLE Pada Tahun 2023 Bulan Januari-April
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan kata lain jalan raya dapat menunjang berbagai kegiatan dan kebutuhan
yang baik dalam pengelolaan tersebut. Menurut UU No 22 Tahun 2009 lalu lintas
merupakan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas. Ruang lalu lintas gerak
1
BPS, Statistik Transportasi Darat, BPS RI, 2021, hlm 26
1
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa dari Tahun 2018 s/d 2020 jumlah kendaraan
bermotor meningkat tiap tahunnya dengan angka tertinggi 136.13 juta unit yang
terdapat di Tahun 2020. Artinya ada banyak kendaraan yang harus lebih
jumlah kecelakaan yang terjadi. Data angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia
Angka kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2019 mencapai 116.411 kasus dan
Tahun 2020 menurun drastis menjadi 100.028 kasus dan Tahun 2020 ini
yaitu 103.645 kasus. Kasus kecelakaan Tahun 2021 telah menewaskan 25.266
korban jiwa dengan kerugian materi mencapai 246 miliar. Sementara jumlah
korban luka berat akibat lalu lintas terdapat sebanyak 10.553 orang dan korban
2
luka ringan sebanyak 117.913 orang. Kasus kecelakaan lalu lintas yang paling
Disamping itu semua masih banyak yang akan berakibat ketika tingginya
jumlah kendaraan yang terjadi seperti banyaknya pelanggaran lalu lintas dalam
berkendara, baik pengendara motor ataupun mobil yang terjadi dalam lalu lintas.
Polisi sebagai intitusi yang mengatur jalanan lalu lintas adalah posisi yang penting
terciptanya lalu lintas yang tertib. Pelanggaran yang terjadi di jalan akan
dilakukan penindakan yang akrab kita panggil dengan proses tilang. Proses tilang
ini tentu bertujuan untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas dan juga
dan meneragkan kepada pengendara dengan sopan terkait pelanggaran yang telah
meninggalkan uang denda kepada pihak kepolisian tanpa diberikan surat tilang
kepada pelanggar lalu lintas tersebut. Keluhan dari masyarakat terkait pelayanan
2
Lihat https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/24/angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-
indonesia-meningkat-di-2021-tertinggi-dari-kecelakaan-motor diakses pada tanggal 29 Juli 2022
3
yang didapat dari Kepolisian dengan sistem tilang manual cenderung mengarah
transparansi, mudah, murah dan cepat serta tidak mempersulit karena praktek
penilangan yang dilakukan oleh Kepolisian. Masyarakat semakin kritis dan cerdas
dalam menuntut haknya. Secara jelas dibuktikan dengan laporan dari masyarakat
Selain itu semua, budaya masyrakat yang masih rendah untuk mematuhi
aturan lalu lintas juga sangat rendah. Masyrakat hanya mematuhi lalu lintas ketika
hanya ada polisi yang sedang melakukan razia dijalan saja, pengendara motor
menggunakan sabuk pengaman ketika hanya ada polisi. Oleh karenanya butuh
Maka hadirlah sebuah inovasi program yang bertujuan untuk untuk menertibkan
lalu lintas, memantau masyrakat melakukan lalu lintas dengan baik serta
tilang baru sebagai hasil perkembangan teknologi untuk mendeteksi segala macam
3
https://ombudsman.go.id/news/r/ombudsman-kepolisian-paling-banyak-dilaporkan-sepanjang-
2020 diakses pada tanggal 26 Juli 2022
4
yaknicameraCCTV dalammendukung ketertib-an umum untuk berlalulintas.4
publik agar pelayanan dapat diakses secara mudah oleh masyarakat sesuai dengan
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Namun undang-undang ini tidak
oleh penyidikan Kepolisian RI atau penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan terhadap pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan. 6
Diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang
4
Novendi, Puja Saputra, Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan Permasalahannya, Jurnal
Info Singkat, Vol. XIII, No. 7, April 2021, hlm. 2
5
Afifur, Rahman, Implementasi Kebijakan Electronic Government Melalui Aplikasi Electronic
Bukti Pelanggaran (E-Tilang) Pada Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Medan,
Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara, 2020, hlm. 2
6
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
5
Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran
yang berguna menangkap segala bentuk pelanggaran lalu lintas secara atomatis
(TNKB). Hasil captureatau potret dari program ETLE dinyatakan sebagai alat
bukti petunjuk yang langsung dikirim ke Back Office ETLE, yang seterusnya akan
pelanggar, pengiriman surat pelanggaran ini nantinya akan dibantu oleh PT.Pos
Indonesia.
dari Polda Metro Jaya, Polda Jabar, Polda Jateng, Polda Jatim, Polda Jambi, Polda
Sumut, Polda Riau, Polda Banten, Polda DIY, Polda Lampung, Polda Sulsel, dan
Polda Sumbar. Jumlah CCTV yang akan dioperasikan oleh program ETLE
7
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
6
Tabel 1. 3 Data Penyebaran CCTV Program ETLE Tahap Pertama
No Polda Jumlah
Pemasangan
CCTV
(Titik)
1 Polda Metro Jaya 98
2 Polda Riau 5
3 Polda Jawa Timur 55
4 Polda Jawa Tengah 10
5 Polda Sulawesi Selatan 16
6 Polda Jawa Barat 21
7 Polda Jambi 8
8 Polda Sumatera Barat 10
9 Polda Daerah Istimewa Yogyakarta 4
10 Polda Lampung 5
11 Polda Sulawesi Utara 11
12 Polda Banten 1
Sumber: Korlantas Polri
titik CCTV yaitu 98 titik di Polda Metro Jaya, 5 titik di Polda Riau, 55 Titik di
Polda Jawa Timur, 10 titik di Polda Jawa Tengah dan 16 titik di Polda Sulawesi
Selatan, 12 titik di Polda Jawa Barat, 8 titik di Polda Jambi, 10 titik di Polda
Tahun 2021 awal hanya tiga Polda yang sudah sampai pada tahap
implementasi program ETLE, tiga polda yang dimaksud yaitu yaitu Polda Metro
Jaya, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dan Polda Jawa Timur, sedangkan 9
Polda lagi sampai pada tahap sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang
program ETLE.9
8
Lihat https://www.antaranews.com/berita/2059590/etle-dan-pembuktian-kerja-kapolri diakses
pada tanggal 30 Juli 2022
9
Novendi, Puja Saputra, Op.cit, Hlm 1
7
Salah satu daerah yang menerapkan program ETLE yaitu Daerah Istimewa
8
Sebelum diterapkan ETLE di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018
terjadi penurunan pada Tahun 2019 dan 2020, Tahun 2019 angka pelanggaran lalu
lintas menurun menjadi 173.591 dan di Tahun 2020 menurun menjadi 74.819. Hal
yang menarik dari data pelanggaran ini adalah setelah diberlakukannya sistem
ETLE di Tahun 2021 dengan angka pelanggaran menjadi 29.615 kemudian terjadi
lalu lintas dari Tahun 2017 s/d 2019 mengalami peningkatan setiap Tahunnya, hal
10
Lihat http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/chart/4803 diakses pada tanggal 26 Juli
2022
9
Mulai dari Tahun 2017 jumlah pelanggaran lalu lintas sebanyak 1.324.101
1.698.271 pelanggaran. Selain itu juga karena masalah jumlah kecelakaan lalu
lintas Tahun 2018 sebanyak 5.903 kasus, kemudian mengalami peningkatan pada
11
Laporan Tahunan Subdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Tahun 2017 s.d 2019
12
Lihat https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/20/11104201/polda-metro-jaya-catat-19-
juta-pelanggaran-lalu-lintas-di-jakarta?page=all diakses pada tanggal 29 Juli 2022
13
Lihat https://potensibisnis.pikiran-rakyat.com/news/pr-691659603/polda-metro-jaya-etle-
turunkan-angka-pelanggaran-642-persen diakses pada tanggal 29 Juli 2022
10
Penerapan ETLE di Jawa Timur mampu mengakibatkan penurunan
pelanggaran lalu lintas setiap Tahunnya. Diterapkan program ETLE Tahun 2021
lalu lintas. Denda yang masuk dibayarkan oleh masyarakat Jawa Timur sekitar
sebesar 639 miliar dari denda program ETLE dari jumlah tilang ETLE yang
diproses sebanyak 1.771.242 pelanggaran. Hal ini jauh lebih efektif dari Tahun
53,67 miliar dengan jumlah tilang 120.733 pelanggaran. Hal ini menjadi alasan
14
Lihat https://korlantas.polri.go.id/news/dirlantas-polda-jatim-ingatkan-pengendara-untuk-tertib-
berlalu-lintas/ diakses pada tanggal 30 Juli 2022
11
implementasi program ETLE di Indonesia, setelah 3 Polda menerapkan program
(Electronic Traffic Law Enforcement). Hingga Juni 2022 terdapat 20 Polda yang
menerapkan program ETLE. Salah satunya yaitu Polda Sumatera Barat. Dapat
Mentawai
Selatan
Pariaman
Kota
12
Selatan
Barat
Sawahlunto
Panjang
Bukittinggi
Payakumbuh
Pariaman
Barat
15
Diakses di https://bps.go.id pada tanggal 23 maret 2023 pada pukul 21:59
13
Tabel Diatas dapat kita saksikan bahwasanya Kota Padang merupakan
kota dengan pengguna dalam bentuk unit kendaraan yang ada di Kota Padang, hal
ini menjadikan perlu pantauan khusus dan lebih intensif agar dapat dikelola
dengan baik dalam hal pola lalu lintasnya. Hal tersebut juga seiringan dengan
jumlah data kecelekaan lalu lintas, yang peneliti temukan dalam bentuk data
n 2016 2018 202 2016 2018 202 2016 2018 202 2016 2018 2021
1 1 1
Jan 12 10 6 3 6 5 45 69 102 36 52 65
Feb 29 11 7 5 2 9 112 81 86 65 58 62
Mar 14 13 2 7 4 4 40 89 62 65 62 44
Apr 23 21 5 3 7 11 57 85 90 61 67 63
Mei 25 7 2 6 6 4 43 56 76 44 39 53
Jun 23 4 10 5 5 5 31 74 94 44 44 68
Jul 28 6 1 5 3 2 36 74 50 43 54 42
Agu 30 8 4 9 10 6 45 86 79 51 68 52
Sep 47 4 5 4 8 3 36 69 77 55 50 56
Okt 23 8 2 7 4 2 34 97 79 34 60 53
Nov 15 4 6 3 8 2 41 79 108 36 60 60
Des 41 4 6 2 8 5 43 62 82 45 49 69
14
Sumber :Badan Pusat Statistik, Jumlah Angka Kecelekaan Kota Padang
Tahun 2016-2021.16
yang terjadi di Kota Padang, Hal ini menjadi penting untuk mendapatkan
perhatian lebih dari pihak kepolisian dalam memantau jalanya tata kelola lalu
lintas yang baik. Penting juga untuk diperhatika hadirnya ETLE di Kota Padang
mejadi langkah awal mengelola lalu lintas menjadi lancar dan aman.
Pemilihan Kota Padang sebagai lokus peneliti dikarenakan Kota Padang satu-
2021 hingga 14 April 2021. Tanggal 15 April 2021 sudah diterapkan program
menjalankan program ETLE terdiri dari 6 orang yang bertugas dalam melakukan
penindakan.
pelanggaran lalu lintas di Kota Padang pada periode 2021 s/d 2022. Hal ini dapat
Tabel 1. 7 Data Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Padang 2021 s/d 2022
No Pelanggaran 2021 2022
1 Tidak Menggunakan Helm 19.942 20.667
16
Diakses di https://bps.go.id pada tanggal 23 maret 2023 23:04
15
2 Tidak Memakai Sabuk 11.460 975
3 Pelanggaran Putar Balik 4.768 7.193
Jumlah Pelanggaran 36.170 28.835
Sumber: Diolah oleh Peneliti
pengendara tidak menggunakan helm sebanyak 19.942 pada tahun 2021 dan
meningkat pada tahun 2022 sebanyak 20.667 pelanggar, dan pelanggaran putar
balik sebanyak 4.768 pada tahun 2021 dan meningkat pada tahun 2022 sebanyak
pelanggaran pada tahun 2021 dan terjadi penurunan pada tahun 2022 sebanyak
lalu lintas yaitu: pelanggaran traffic light, pelanggaran marka jalan, pelanggaran
jenis kendaraan. Namun hanya 3 jenis pelanggaran yang dapat ditangkap oleh
16
prasarana seperti kamera pengawas (CCTV) yang dipasang hanya terdapat di 10
titik yang menjadi titik fokus pantauan program ETLE. 10 titik mayoritas berada
CCTV. Dengan kondisi Kota Padang yang terdiri dari 11 Kecamatan hanya jalur
Tabel 1.8 Jumlah Pelanggaran ETLE Pada Tahun 2023 Bulan Januari-April
PELANGGARAN JAN FEB MAR APR TOTAL
sosialisasi secara menyeluruh baik melalui tatap muka secara langsung antara
Problema keadaan masyarakat yang taat atau patuh kepada hukum sangat
rendah, artinya masih banyak masyarakat yang hanya menggunakan helm di jalan
raya saja, ataupun hanya ketika ada polisi saja menggunakan helm. Hal ini
menjadikan masyarakat menjadi taat kepada hukum ketika ada polisi sebagai
penindaknya. Lalu dari segi kejelasan peraturan tentang ETLE juga harus
17
diperbaruhi karena belum mengatur secara rinci tentang teknis pelaksanaan dari
ETLE ini.
18
Penelitian Hasmita menjawab penelitian tentang efektivitas daripelaksanaa
Nooreza yang membahas kemauan dan problem Satlantas Kota Surakarta dalam
(ETLE) pada Titik H.R Soebrantas untuk pelanggar lalu lintas yag menggunakan
18
Sulis, Aditya, Problematika Penerapan Tilang Elektronik dalam Mengurangi Pelanggaran Lalu
Lintas, ALDEV, Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020, Hal. 74
19
Anggelina, Annabella Siahaan, Penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Titik
H.R Soebrantas Bagi Pelanggar Lalu Lintas Pengguna Handphone Oleh Kendaraan Roda 4 di
Wilayah Hukum Polda Riau, Skripsi; Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Islam Riau, 2022,
Hlm. 1
19
Menarik diteliti lebih lanjut karena dari seluruh penelitian yang membahas
penelitian pada penerapan ETLE namun dengan penelitian pada Titik H.R
kebaharuan sistem-tilang dan budaya sosial yang patuh hanya jika terdapat
Kota Padang.
tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau pejabat, maupun oleh pemerintah
atau kelompok swasta, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
undang tetapi juga dalam bentuk perintah eksekutif penting atau keputusan atau
penilaian yudisial..20Menurut Van Meter dan Van Horn, ada enam variabel yang
20
Dengan adanya fenomena tersebut yang menjadi daya tarik peneliti untuk
Resort Kota Padang. Penelitian ini akan melihat proses implementasi kebijakan
pelaksanaan kebijakan program ETLE pada Kepolisian Resort Kota Padang setiap
kebijakan program ETLE dalam menekan jumlah pelanggar lalu lintas, mencegah
21
publik, yang fokus penelitian kebijakan dan sebagai referensi bagi penelitian
ide bagi instansi terkait yaitu pelaksana program ETLE dalam Implementasi
Kota Padang.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada penelitian ini, ada beberapa penelitian yang peneliti jadikan sebagai
acuan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Hasmita yang berjudul Efektivitas
Pengawasan CCTV Lalu Lintas dalam Upaya Penertiban Pengguna Jalan di Kota
lalu lintas. Dari isu tersebut mengangkat topik kajian yang terfokus pada
Tujuan studi ini adalah melihat seberapa efektif implementasi elektronik tilang
ini adalah warga Kota Makassar, Polrestabes Makassar, beberapa operator posko
ETLE dan staf back office ETLE. Metode observasi, wawancara terstruktur dan
tiga variabel yang menakar efektifitas denda elektronik yaitu penargetan, integrasi
22
Hasmita. Efektivitas Penerapan Sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Melalui
Pengawasan CCTV Lalu Lintas dalam Upaya Penertiban Pengguna Jalan di Kota Makassar.
Skripsi: Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Makassar. 2021.
23
serta adaptasi. Peneliti berkesimpulan tilang elektronik tidak memberikan
Nooreza dengan judul “Kesiapan Satuan Lalu Lintas Kota Surakarta dan
Menggunakan teori Charles O. Jones dan teori Mazmanian & Sabatier untuk
Kota Surakarta lebih tepatnya di Satuan Lalu Lintas Kota Surakarta. Purposive
sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan model
24
ditemukan pada karakteristik kebijakan tidak dapat diidentifikasi, sehingga tidak
E-Tilang tidak memiliki akses terhadap variabel lingkungan, ada batasan masih
lain, dan munculnya budaya atau kebiasaan melanggar lalu lintas harus segera
lintas. Dimana salah satu pelaksana ETLE adalah Provinsi Riau tepatnya di Kota
Pekanbaru yang diresmikan pada April 2021. Dalam proses pelaksanaan ETLE
ternyata berjalan efektif yang didukung oleh berbagai pihak mulai dari tingkat
pengetahuan masyarakat yang masih minim mengenai ETLE dan ketepatan waktu
25
Studi menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus yang
dokumen. Sumber kajian ini diperoleh dari pelaksana ETLE dan sasaran
Studi ini menemukan bahwa hasil yang efektif diperoleh dari implementasi
ETLE yang ada. Meninjau metrik atau indikator kinerja implementasi yang ada.
Dalam kehendak kelompok sasaran untuk mengikuti hasil politik yang ada. Lalu
kepada publik tentang tugas serta tujuan dan mekanisme. Serta reparasi
pelaksana ETLE, sarana dan prasarana yang mumpuni, tugas pokok dan fungsi
yang jelas dan kewenangan berdasarkan struktur organisasi yang ada dan
Kajian keempat merupakan kajian yang dilakukan oleh Yoga Dwi Arjuna
di wilayah hukum Polres Banyumas. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat
kognisi petugas dalam memakai aplikasi e-tilang, pelaksanaan dan aspek yang
26
lapangan sebagai pendekatan, serta teknik pengumpulan data melalui observasi,
Banyumas harus bekerja dengan aplikasi e-tilang sebanyak dua kali yaitu dengan
mengetiknya. Informasi dari pelaku ke aplikasi e-tiket yang tidak sesuai dengan
pelaksanaannya yaitu faktor dalam dan luar. Ada aspek pendukung dan
Kajian kelima dilakukan oleh Charles Rio Valentino Pardede dengan judul
Provinsi Banten memiliki lalu lintas yang cukup padat, sehingga tantangan dinas
perhubungan adalah menciptakan lalu lintas yang aman, tertib dan lancar bagi
kualitatif deskriptif. Kajian ini menemukan bahwa ETLE di Kota Serang memang
26
Yoga Dwi Arjun. Implementasi Program E-Tilang dalam Penegakan Hukum Pelanggaran Lalu
Lintas di Wilayah Hukum Polres Banyumas. Advances Police Science Research Journal, 4(1)
Januari 2020. Hlm. 49-90
27
Charles Rio Valentine Pardede. Analisis Program Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE)
dalam Rangka Menciptakan Kamseltibcarlantas (Studi Kasus Kota Serang). Journal Of Innovation
Research and Knowledge, Vol 1, No. 8 Januari 2022. Hal. 533-542
27
dapat mempengaruhi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum berlalu
lintas secara teratur. Namun pada prakteknya di lapangan belum terlaksana secara
optimal karena beberapa faktor pembatas seperti sumber daya manusia, anggaran,
undang lalu lintas elektronik harus diperbaiki dan dievaluasi agar lebih optimal.28
Penelitian ini berbeda dengan lima penelitian diatas. Penelitian ini akan
penelitian sebagai alat analisis juga berbeda.Penelitian ini akan dianalisis dengan
konsep VanMeter dan VanHorn sebagai karena relevan antara fenomena yang
28
Ibid
28
Tabel 2. 1 Perbandingan Penelitian Yang Relevan
No Nama Judul Teori Metode Hasil
1 Hasmita (Sumber: Efektivitas Penerapan Teori Duncan Pendekata Tilang elektronik belum beroperasi
skripsi Program Sistem Electronic Traffic dalam Steers n deskriptif secara efektif untuk menertibkan
Studi Ilmu Law Enforcement dengan 3 indikator kualitatif pengguna jalan di Kota Makassar
Administrasi (ETLE) melalui dalam mengukur sehingga dapat membangun budaya
Publik Universitas Pengawasan CCTV Lalu efektivitas tilang berlalu lintas yang baik.
Hasanudin Lintas dalam Upaya elektronik, yakni
Makassar Tahun Penertiban Pengguna pencapaian tujuan,
2021) Jalan di Kota Makasar integrasi, dan
adaptasi
2 Muhammad Kesiapan dan Kendala Teori Charles O. Penelitian Satuan lalu lintas Kota Surakarta sudah
Sulthon Nooreza Satuan Lalu Lintas Kota Jones serta teori deskriptif mempersiapkan implementasi sIstem
(Sumber: Skripsi Surakarta dalam Mazmanian & kualitatif E-Tilang Kota Surakarta dilakukan
Program Studi Implementasi Kebijakan Sbatier untuk melalui 3 aktivitas yaitu
Ilmu administrasi Elektronik Tilang mengetahui pengorganisasian, penginterpretasian
Negara. Universitas kendala yang dan penerapan
Sebelas Maret. dihadapi dalam
Surakarta. 2020) implementasi
3 Endah Syafitri Efektivitas Implementasi Teori Mazmanian Metode Terdapat hasil yang efektifdari
(Sumber: Jurnal Program Electronic dan Sabatier kualitatif, implementasi ETLE yang ada. Dengan
Cross-Border Vol. Traffic Law pendekatan dilihat dari pengukuran atau indikator
5 No.2 Juli- Envorcement (ETLE) studi kasus keefektifitasan implementasi yang ada.
Desember 2022) Nasional dalam
Peningkatan Pelayanan
Publik di Kota
Pekanbaru
34
4 Yoga Dwi Arjuna Implementasi Program Teori Manajemen Metode Anggota Satuan Lalu Lintas Polres
(Sumber: Advances E-Tilang dalam George R. Terry penelitian Banyumas harus bekerja dua kali pada
in Police Science Penegakan Hukum kualitatif saat mengeluarkan tilang menggunakan
Research Journal, Pelanggaran Lalu Lintas aplikasi E-tilang dengan menuliskan
4(1) Januari 2020) di Wilayah Hukum keterangan pelaku di kotak biru
Polres Banyumas kemudian hanya informasi pelaku yang
ada di dalam E-tilang yang masuk ke
aplikasi yaitu bukan kasusnya. Sesuai
mekanisme tilang menggunakan
aplikasi E-Tilang dalam pelaksanaan
pelanggaran lalu lintas. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam
pelaksanaannya, yaitu faktor internal
dan eksternal.
5 Charles Rio Analisis Program Faktor Penghambat Metode Kehadiran ETLE di Kota Serang dapat
Valentine Pardede Electronic Traffic Law yang terdiri dari : penelitian mempengaruhi masyarakat untuk lebih
(Sumber: Journal Envorcement (ETLE) Sarana/prasarana, kualitatif meningkatkan kesadaran hukum berlalu
Of Innovation dalam Rangka Anggaran, deskriptif lintas secara teratur. Namun belum
Research and Menciptakan Sumberdaya, dan terlaksana secara maksimal karena
Knowledge Vol. 1 Kamseltibcarlantas Kebudaya beberapa faktor pembatas seperti
No. 8 Januari (Studi Kasus Kota an Masyrakat sumber daya manusia, anggaran,
2022) Serang) sarana/prasarana dan budaya
masyarakat.
6 Muhammad Hafidz Implementasi ETLE Teori Van Meter Metode Implementasi ETLE pada Polresta Kota
(Skripsi Jurusan (Electronic Traffic Law dan Van Horn penelitian Padang sudah terimplementasi namun
Administrasi Enforcement) Pada kualitatif belum terlaksana dengan optimal. Ada
Publik Fakultas Kepolisian Resort Kota deskriptif beberapa poin penting diantaranya
Ilmu Sosial dan Padang yaitu : dimensi standar dan sasaran
35
Ilmu Politik kebijakan, sumberdaya, serta dimensi
Universitas kondisi lingkungan sosial, ekonomi,
Andalas. Padang. dan politik.
2023)
36
2.2 Teori dan Konsep
memutuskan apa yang harus dilakukan menurut dimensi sistem organ tubuh atau
struktur organisasi melalui energi atau sistem komando dan kendali atau dimensi
sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah, mengapa dilakukan, dan hasil yang
bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang memiliki tujuan tertentu yang
diikuti dan dilakukan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna
29
Yeremias, T. Keban. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu.
Yogyakarta. Gava Media. 2008. Hlm. 57
30
Abdul Wahab Solihin. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta. Bumi AKsara. 2004. Hlm. 3
31
Riant, Nugroho. Public Policy. Jakarta. Elex Media Komputindo. 2017. Hlm. 204
32
M. Irfan Islamy. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta. Bumi Aksara. 2009.
Hlm 17
33
Tangkilisan. Implementasi Kebijakan Publik: Transformasi Pemikiran. Yogyakarta. Y.A.P.
2003. Hlm. 1
36
beberapa elemen yang terkandung dalam kebijakan publik, elemen tersebut
yaitu:34
melibatkan Beberapa pakar politik yang tertarik dengan kajian kebijakan publik
Pada masa lalu, topik ini bersaing memperebutkan tempat utama dalam
pengambil keputusan politik. Pada titik ini, isu tersebut mungkin tidak
publik.
34
Joko, Widodo. Analisis Kebijakan Publik Konsep & Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik.
Malang. Bayu Media Publishing. 2008. Hlm. 14
35
Budi Winarno. Kebijakan Publik: Teori dan Proses (Edisi Revisi). Yogyakarta. Media Pressindo.
2007. Hlm. 32-34
37
2. Tahap formulasi kebijakan
4. Tahap implementasi
Pada tahap pelaksanaan, interest yang berbeda bersaing satu sama lain
implementor.36
38
menakar kebijakan yang dilaksanakan telah memenuhi target yang
diinginkan.
ini:
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas jalan dan angkutan
jalan dan lebih lanjut di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012
pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.Dengan adanya peraturan ini dan
dibuat, serta sasaran dari kebijakan tersebut. Kebijakan yang dibuat dapat
39
sebagai suatu proses, suatu keluaran (output) maupun sebagai suatu dampak
yang menonjolkan pekerjaan yang dilakukan baik oleh negara maupun oleh
undang, tetapi juga dapat berupa peraturan atau keputusan eksklusif yang penting
menyatakan masalah yang harus dipecahkan, tujuan dan sasaran yang akan
dicapai, dan berbagai cara untuk menyusun atau mengelola proses implementasi.39
bukan sekedar aktivitas tetapi juga terencana dalam mencapai tujuan. 40Lester dan
manajemen yang sah dimana aktor, organisasi, proses, dan kelompok etnis yang
lebih dari kegiatan yang dilaksanakan pasca pengesahan aturan, serta kegiatan itu
mengacu pada usaha mengubah pernyataan tujuan politik menjadi program dan
37
Budi Winarno. Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta. 2012. Hlm 147
38
Leo, Agustino. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta. 2008. Hlm. 139
39
Leo, Agustino. Ibid
40
Nurdin & Usman. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
2002. Hlm 70
41
Winarno. 2007. Op.cit. Hlm. 101-102
40
kegiatan konkrit yang membentuk pekerja organisasi tersebut bertanggung jawab
untuk pengiriman manfaat dan layanan, tawaran kepada kelompok sasaran dan
mobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Ripley dan
berikut:
dengan atas dasar pengkajian terlebih dahulu terhadap kebijakan tersebut, akankah
1. Komunikasi,
42
Subarsono. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Yogyakarta. Pustaka
Pelajar. 2006. Hlm. 89
41
implementasi. Menurut Edward III, ada tiga indikator yang mengukur
Konsistensi.
2. Sumberdaya
3. Disposisi
(pelaksana) dan insentif. Menurut Edward III ada hal yang perlu
4. Struktur Birokrasi
42
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda
yang berbeda. Dengan kata lain, model dapat digunakan untuk menggambarkan
kejadian implementasi.
dapat diukur dari proses pencapaian hasil akhir (results), yaitu apakah tujuan yang
ingin dicapai tercapai atau tidak. Grindle menjelaskan, terdapat dua variabel yang
1. Isi kebijakan
43
d). Letak pengambilan keputusan
2. Konteks/lingkungan kebijakan
terlibat
keputusan kebijakan.44 Teori ini memiliki kajian yang lebih komprehensif dengan
3. Variabel lingkungan.
1. Organisasi
44
Riant Nugroho. Op.cit. Hlm. 739
45
Suryana. Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh
Tamiang. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara. Hlm. 28
44
Organisasi, penciptaan atau reorganisasi asal daya, unit & metode buat
pelaksanaan dan tujuan politik, yang pada akhirnya dapat diterima atau
kebijakan itu sendiri, apalagi pengertian secara umum bukan pada isi
45
sasaran kebijakan untuk mendukung kinerja tugas-tugas yang terkait
dengan kebijakan. 46
3. Penerapan
prioritas saat ini. Mulai dari konsep pengajuan aplikasi atau program
pelaksanaan.
Model implementasi kebijakan yang dikenal oleh Donald van Meter dan
Carl van Horn ialah A Model of The Policy Implementation. Bahwa proses
kebijakan, yang pada prinsipnya dilakukan secara sadar untuk mencapai efisiensi
implementasi kebijakan publik yang tinggi dan terjadi dalam kaitannya dengan
variabel yang berbeda. 47 Model implementasi Van Meter dan Van Horn, memiliki
enam variabel yang nantinya akan mem berikan pengaruh kinerja dari suatu
46
Ibid.
47
Van Meter. The Policy Implementation Process: A conceptual framework. Administratio Society.
1975.hlm 462
48
Leo Agustiono. Op.cit. Hlm. 142
46
1. Policy Standards And Objectives
realistis.
2. Policy Resources
pelaksana.
47
Komunikasi dan implementasi antar organisasi dapat diukur dari
Meter & Van Horn. Karena jika lingkungan tidak baik, maka akan ada
publik yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn sebagai alat analisis
peneliti. Hal ini bertitik tolak pada pendekatan implementasi kebijakan program
ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) pada Kepolisian Resor Kota Padang
dan VanHorn peneliti juga menemukan adanya variabel yang relevan apabila
ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement). Seperti dalam hal sumberdaya yakni
CCTV yang masih kurang dari segi jumlah. Selanjutnya dari segi kondisi social
masyarakat yang masih belum sadar hukum yang terbukti dari masyarakat hanya
48
Teori implementasi Van Meter dan Van Horn lebih memusatkan perhatian
komunikasi antar organisasi dan kondisi sosial, ekonomi, politik, sesuai dengan
implementasi Van Meter dan Van Horn yang memiliki cakupan analisis lebih
dan Van Horn memastikan implementasi politik bersifat linear, mulai dari
tersebut menunjukkan beberapa dimensi Van Meter & Van Horn, yaitu dimensi
Padang. Untuk itu kinerja implementasi kebijakan dapat dilihat dari keberhasilan
49
Rulinawaty Kasmad, Studi Implementasi Kebijakan Publik, Makasar, 2013, hlm 45
49
6 variabel diatas. Secara skematis, model implementasi kebijakan Van
realistis dan terdapat budaya sosial yang sesuai dengan level pelaksana
berhasil. 50
50
masyrakat pada saat realisasinya sehingga dapat dikatakan berhasil atau
tidaknya.
ETLE oleh Polresta Kota Padang ini dapat dilihat dari kualitas dan
51
Ibid, hlm 134
51
personel yang berkualitas dan kompeten meskipun dana anggaran
kebijakan.52
1. Struktur Organisasi
Karena jika rentang kendali yang terdapat dalam struktur organisasi terlalu
2. Norma-Norma
52
Ibid, hlm 133
52
Norma-norma mencakup kepada nilai-nilai yang terkandung di
nilai lainnya.
instansi yang satu dengan instansi lain dalam struktur yang sama. Pada
pola kepemimpinan dan pola hubungan kerja yang ada dalam Program
kepemimpinan dan pola hubungan kerja yang terjadi, maka dapat dilihat
dari pola komunikasi antara satu instansi dengan instansi lain dalam satu
paham dengan bentuk problem yang terjadi dan yang dirasakan. Namun,
dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak
53
pernah mengetahui atau bahkan tidak pernah menyentuh kebutuhanterkait
setiap implementor pada Program ETLE di Polresta Kota Padang sehingga nanti
peraturan tersebut.
Pada penelitian yang akan peneliti lakukan, komunikasi yang baik terlihat
dari pola komunikasi yang dilaksanakan para implementor yaitu antar satu
instansi dengan instansi yang lain dalam satu tujuan yang sama sesuai dengan
53
Ibid, hlm 135
54
Ibid, hlm 135
54
diterjemahkan oleh Van Meter & Van Horn adalah keadaan lingkungan ekonomi,
sosial dan politik. Ketika ada lingkungan yang tidak kondusif, maka menimbulkan
masalah karena implementasi kebijakan gagal. Maka dari itu, untuk implementasi
pelaksanaan Program ETLE di Polresta Kota Padang dilihat dari dukungan sosial
yaitu masyarakat sekitar tempat pelaksanaan, serta dukungan ekonomi dan elit
55
Ibid hlm, 136
55
2.3 Skema Pemikiran
53
2.4 Definisi Konsep
sehingga akhirnya mengarah pada suatu hasil yang sesuai dengan tujuan
56
Nazir. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. 2011. Hlm. 126
54
Tabel 2. 2 Definisi Operasional
No Variabel Indikator Cara Mengukur
1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan Kejelasan Mendeskripsikan
kemampuan
kebijakan dalam
memberikan
pemahaman yang
sama terhadap
implementor
mengenai tujuan
yang akan dicapai
Keadilan Mendeskripsikan
keadilan dalam
pelaksanaan bagi
kelompok sasaran.
2 Sumberdaya Sumber daya Mendeskripsikan
manusia aparatur yang
bertugas
menjalankan
kebijakan sesuai
dengan ketentuan
baik dari jumlah,
latar belakang,
keahlian yang
dimiliki
Sumber daya non Mendiskripsikan
manusia sumberdaya non
manusia, yakni
seperti sarana
prasarana dan juga
anggaran yang
digunakan untuk
mendanai agar
program dapat
berjalan dengan
baik
3 Karakteristik Agen Pelaksana Struktur Birokrasi Mendiskripsikan
struktur birokrasi
yang ada dalam
instansi
Norma-Norma Mendiskripsikan
Norma-norma dan
nilai-nilai dalam
instansi tersebut.
55
Pola-Pola Mendeskripsikan
Hubungan yang hubungan kerja
terjadi masing-masing
instansi
56
berkembang di
masyarakat dalam
implementasi
Program ETLE
Kondisi Ekonomi Mendeskripsikan
kondisi ekonomian
masyarakat
Kondisi Politik Mendeskripsikan
kondisi politik,
dukungan elit
politik terhadap
implementasi
Program
Sumber: Olahan Peneliti. 2022
57
BAB III
METODE PENELITIAN
informasi deskriptif dalam bentuk informasi tertulis atau lisan tentang orang-
orang dan perilaku yang diamati menurut Bogdan dan Taylor. 57Pendekatan
program berjalan sesuai dengan kebijakan yang berlaku, tindakan petugas dan
anggaran yang digunakan serta unsur waktu yang dijadikan patokan dalam
dan deskripsi kondisi lingkungan sosial, kondisi lingkungan ekonomi dan kondisi
57
Lexy, J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda. 2007. Hlm. 4
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta. Remaja Rosdakarya.
2014. Hlm. 5
58
Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini menyusun deskripsi, gambar atau gambar secara sistematis, faktual
yang berisi deskripsi atau gambaran tentang situasi atau kondisi yang diteliti
Traffic Law Enforcement) pada Kepolisian Resor Kota Padang secara objektif
3.2.1 Wawancara
mengumpulkan data dengan cara proses tanya jawab kepada pihak selaku pemberi
59
Rukajat. Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach. Yogyakarta.
Deepublish. 2018. Hlm. 1
60
Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Bina Aksara. 1992.
Hlm. 25
59
ide dipertukarkan melalui tanya jawab untuk memberi makna pada topik
terstruktur yang dirumuskan sendiri oleh peneliti untuk diajukan kepada informan.
Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada informan yaitu jenis pertanyaan
terbuka, dimana informan secara bebas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Data yang diperoleh dalam wawancara yaitu informasi dari informan
3.2.2 Dokumentasi
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, website,
majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya yang ada hubungannya dengan
data yang didapat melalui proses wawancara. Dokumentasi penelitian ini adalah
Law Enforcement) pada Kepolisian Resor Kota Padang baik berupa catatan, alat
perekam, dan dokumentasi berupa gambar atau foto serta dokumen. Berikut data
60
No Dokumen Sumber Data
1 Statistik Transportasi Darat BPS RI
2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang JDIH BPK RI
Kepolisian Negara Republik Indonesia
3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu JDIH BPK RI
Lintas Jalan dan Angkutan Jalan
4 Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 12 JDIH MA RI
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian
Pelanggaran Lalu Lintas
5 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana JDIH BPK RI
6 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang JDIH KOMINFO
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
7 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang JDIH BPK RI
Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan
dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Sumber: Olahan Peneliti
memahami tentang situasi dan kondisi dari penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan dalam pemilihan informan yaitu purposive
Alasan pemilihan objek yang akan diteliti serta dapat menjawab permasalahan
program ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) pada Kepolisian Resor Kota
61
No Nama Jabatan Alasan
1 Alfin Kasatlantas Polresta Informan bertanggungjawab
Padang dalam terlaksananya program
ETLE
2 Ade Wiranata Bagian Petugas ETLE Informan bertanggungjawab
Polresta Padang melaksanakan program ETLE
3 Apriandi Putra Bagian Enterprise Informan bertanggungjawab
POS Indonesia mengantarkan surat tilang
Regional Padang kepada pelanggar
4. Medi Eka Putra Kejaksanaan Negeri Informan terlibat dalam
Padang proses pembayaran
pelanggaran ETLE ketika
pembayaran di bank BRI
sudah jatuh tempo
6 Sri Rahmi Ananda Bank BRI KC Padang Informan terlibat dalam
proses pembayaran
pelanggaran ETLE
Dalam penelitian ini peneliti menjadi subjek utama, yakni peneliti murni
diluar objek penelitian dan hanya fokus pada objek penelitian. Memperhatikan
aspek tertentu dari proses pengumpulan data, maka sampai pada tahap akhir yaitu
penyusunan laporan penelitian. Oleh karena itu, hadirnya peneliti dalam penelitian
Kepolisian Resort Kota Padang dapat diperoleh sesuai dengan yang diharapkan
peneliti.
62
dikeluarkannya surat izin penelitian. Kemudian penelitian dilanjutkan di
63
15 Februari 2023 Melakukan wawancara Kantor Dirlantas Polda
dengan pihak Dirlantas Sumbar
Polda Sumbar
unit analisis dapat mencakup orang, kelompok, organisasi, objek, dan waktu
tertentu. Unit analisis berupa organisasi ataupun lembaga bisa berupa organisasi
berskala mini atau tertutup, sedangkan unit analisis padagrup berupa beberapa
kelompok.
Huberman untuk teknik analisis datanya, teknik ini dipilih berdasarkan kesesuaian
64
Masri, Singarimbun. Metode Penelitian Suevei. Jakarta. LP3ES. 1989. Hlm. 263
65
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung. Alfabeta. 2015. Hlm. 62
64
dengan pendekatan kualitatif deskriptif.66Mengenai metode yang peneliti gunakan
mencoba mencari makna dengan menggunakan teknik analisis data Miles dan
Huberman, yakni:
disajikan masih bersifat awal dan akan berubah kecuali ditemukan bukti
yang valid dan konsisten, maka ketika peneliti kembali kelapangan untuk
66
Miles dan Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. UI. 1992
65
Penelitian ini menguji keakuratan informasi yang diperoleh dari Polda
Sumbar dan warga Kota Padang dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik
Moleong, metode triangulasi data terbagi menjadi empat macam, yaitu segitiga
yang diperoleh pada waktu yang berbeda, dan alat penelitian kualitatif
1. PerbandinganinformasidaripantauanpolisidiPadangdenganinformasidariwa
wancaradenganpelapor.
2. Bandingkanapayangdisampaikan informandipublik denganapayangdikatak
ansecara personal.
3. Bandingkanapayangdikatakanorangtentang konidisi penelitiandenganapay
angdikatakanorangsepanjangwaktu.
yang berkaitan.
5. Perbandingkankeadaandansudutpandangseseorangdenganpandangandanpe
ndapatoranglain,misalnyaorangbiasa,orangberpendidikanmenengahatautin
ggi,orangkayadanpejabatpemerintah.
66
Tabel 3. 4 Informan Triangulasi
No Nama Jabatan Alasan
1. Dewi Suryani Kasubdit Gakkum Karena pihak yang
Ditlantas bertanggungjawab atas
Kepolisian Daerah implementasi ETLE untuk Wilayah
Sumatera Barat Padang
2. Wahyu Rama Masyarakat Karena merupakan kelompok
sasaran yang terkena ETE
pelanggaran menggunakan
kendaraan mobil
3. Rian Putra Masyarakat Karena merupakan kelompok
sasaran yang terkena ETE
pelanggaran menggunakan
kendaraan mobil
4. Renaldo Resta Masyarakat Karena merupakan kelompok yang
sasaran yang menggunakan jalan
raya.
67
68
BAB IV
geografis, Padang dikelilingi perbukitan dengan ketinggian 1.853 mdpl dan luas
693,66 km², lebih dari setengahnya merupakan hutan lindung. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2021, 909.040 orang tinggal di kota ini.
Padang adalah kota inti dari pengembangan Palapa Raya. 69Batas-batasnya sebagai
berikut :
Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo, Kuranji, Pauh, Koto
Tangah. Selain wilayah daratan, Kota Padang juga memiliki wilayah perairan
yang dihiasi 19 pulau kecil yang termasuk dalam wilayah administrasi Kota
terbesar adalah Pulau Bintangur dengan luas 56,78 ha, kemudian Pulau Sikuai di
kawasan Bungus Teluk Kabung dengan luas 48,12 ha dan Pulau Toran di kawasan
69
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang. Diakses pada tanggal 31 Januari 2023
69
Padang Selatan dengan luas 33,67 ha.Selain pulau, kota Padang juga memiliki
banyak sungai yaitu 16 sungai kecil dan 5 sungai besar. Sungai terpanjang adalah
Sumber : https://peta-kota.blogspot.com/2011/05/peta-kota-padang.html
VISI :
MISI :
70
https://padang.go.id/gambaran-umum-kota-padang#:~:text=Batas%2Dbatas%20wilayah
%20Kota%20Padang,Sebelah%20Barat%20%3A%20Samudera%20Hindia. Diakses pada tanggal
31 Januari 2023
70
1. Meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghasilkan sumber daya
kreatif.
berkesan.
71
https://padang.sumbar.polri.go.id/struktur-organisasi/. Diakses pada tanggal 31 Januari 2023
71
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Polresta Padang
Sumber : https://padang.sumbar.polri.go.id/struktur-organisasi/
menyelenggarakan fungsi:
(Kamseltibcarlantas);
72
4. Pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
serta pengemudi;
(Wakasatlantas).72
Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini unit usaha Pos Indonesia
berbentuk perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Model
Negara.
pemerintah Indonesia. Saat ini, Pos Indonesia tidak hanya menawarkan layanan
72
https://padang.sumbar.polri.go.id/struktur-organisasi/. Diakses pada tanggal 31 Januari 2023
73
pos dan kurir, tetapi juga layanan keuangan, ritel, dan real estate yang didukung
oleh jaringan lebih dari 4.000 kantor pos dan 28.000 agen pos yang tersebar di
seluruh Indonesia.73
Untuk mewujudkan Visi dan Misi, persyaratan utama (key words) yang
yang andal;
74
4.4 Bank BRI
Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaarmadja pada tanggal 16 desember 1985.
Visi : Menjadi The Most Valuable Banking Group di Asia Tenggara dan
Misi :
prima dengan focus kepada nasabah melalui sumber daya manusia yang
teknologi informasi yang handal dan future ready , dan jaringan kerja
Amanah :
75
1. Memenuhi janji dan komitmen
Kompeten :
berubah.
Harmonis :
Loyal :
dan etika.
Adaptif :
teknologi
3. Bertindak proaktif
Kolaboratif :
76
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
bersama.75
berperan dalam perkara pidana, kejaksaan juga memiliki peran lain dalam hukum
perdata dan tata usaha negara sebagai penuntut umum serta melaksakan putusan
Visi Kejaksaan RI :
Misi Kejaksaan RI :
seluruh tindak pidana, penanganan perkara perdata dan tata usaha negara, serta
75
https://bri.co.id/info-perusahaan
76
https://kejaribandungkota.go.id
77
bermartabat melalui penerapan standar operating procedure (SOP) yang tepat,
tanggungjawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap hak-hak
publik.
quiqckwins agar dapat segera diakses oleh masyrakat, penyusunan cetak biru
bermoral, dan bertika guna menunjang kelancaran pelaksaan tugas pokok, fungsi,
dan penegakan hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang terkait.77
77
https://kejari-padang.kejaksaan.go.id/profil/visi/
78
BAB V
79
mengimplementasikan isu-isu strategis suatu organisasi atau pemerintah untuk
memecahkan masalah yang ada. Carl Friedrich, kegiatan yang mengarah pada
program ETLE pada Polresta Kota Padang dimulai pada awal tahun 2021 sejak
15April 2021 terpusat hanya di Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera
Barat. Sebelum menerapkan program ETLE maka Polresta Padang terlebih dahulu
2021 hingga 14 April 2021. Tanggal 15 April 2021 sudah diterapkan program
dari program ETLE ini masih berjalan dengan optimal, yang ditandai dengan
baik. Hal ini dinilai peneliti membuat implementasi porgram ETLE masih belum
daya, karakteristik badan atau agen pelaksana, komunikasi antar badan atau agen
78
Opcit, Abdul Wahab Solihin. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta. Bumi Aksara. 2004. Hlm. 3
80
Untuk melihat sampai sejauh mana implementor menerapkan atau
serta fenomena yang telah peneliti uraikan dan sampaikan pada latar belakang,
maka hasil temuan penelitian kali ini dianalisis menggunakan teori implementasi
Van Meterdan Van Horn dengan menggunakan 6 variabel serta teori kinerja
dimulai pada pengambilan gambar atau foto yang ditangkap melalui kamera
CCTV yang terpasang dibeberapa lampu merah yang ada di Kota Padang yang
berjumlah 10 unit kamera CCTV. Gambar ataupun capture dari CCTV yang
dilakukan secara otomatis ini nantinya akan dikirmkan langsung kepada petugas
ETLE Polresta Padang, gambar tersebut nantinya akan diverifikasi dan divalidasi
oleh petugas ETLE Polresta Padang. Apabila sudah diverifikasi dan dinyatakan
pelanggaran ini nantinya akan berisikan kesaahan pelanggar serta alamat dan juga
gambar pelanggar. Bukti pelanggaran tersebut akan diambil oleh pihak pos yang
melakukan verifikasi serta pembayaran via kode BRI-VA yang ada dalam surat
offline dengan datang ke Bank BRI. Setelah proses pemabyaran selesai maka
pemabyaran.
81
Gambar Ditangkap Verifikasi Oleh Pembuatan Surat
CCTV Otomatis Petugas ETLE Bukti Pelanggaran
Berhasil Melakukan
Pembayaran Denda
Tilang
Variabel kebijakan memiliki korelasi dengan standar dan tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Van Meter dan Van Horn setiap kebijakan memiliki standar
dan tujuan yang jelas yang nantinya pada saat implementor merealisasikan tidak
implementasi program ETLE pada Polresta Kota Padang mengacu pada Undang-
Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
kebijakan, dapat menggunakan apa yang dikatakan para pembuat kebijakan, yaitu
79
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
82
adanya dokumen, seperti peraturan ataupun program serta pedoman yang
menguraikan implementasi dari ETLE pada Polresta Padang. Yang pertama yaitu
adalah indikator jelas dan terukur dan yang kedua adalah indikator keadilan.
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sementara indikator kedua
tentang keadilan dapat dilihat dari adanya kesama rataan dari implementasi
berdasarkan pada aturan ataupun kebijakan yang telah dibuat oleh pembuat
peraturan dalam penelitian kali ini tentang ETLE yakni berpedoman pada
menjadi azas dan juga tujuan dari lalu lintas dan angkutan jalan yakni pada
80
Donald S. Van Meter and Carl E. Van Horn. 1974. The Policy Implementation Process.
Department of Political Science.
83
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan
memperhatikan:
a. asas transparan;
b. asas akuntabel;
c. asas berkelanjutan;
d. asas partisipatif;
e. asas bermanfaat;
g. asas seimbang;
i. asas mandiri.81
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan dari pihak kepolisian bagian
81
Undang-Undang No 20 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 2 dan 3
84
juga sudah tertuang dalam undang-undangnya tentang
berkendara”82
Berdasarkan wawancara diatas, dapat kita lihat bahwasanya tujuan
dari ETLE dapat kita lihat melalui UU LLAJ. Hal ini juga dikuarkan oleh
“Untuk dasar dari adanya program atau kegiatan ETLE ini kita bisa
lihat langsung, bisa kita lihat di Undang-Undang LLAJ, disitu
sudah jelas bagaimana cara penindakan, yaitu juga bisa digunakan
alat bukti seperti rekaman elektronik. Besaran denda juga bisa
dilihat didalam undang-undang tersebut. Tapi kok misalnya
memang satu undang-undang yang membahas ETLE itu gak ada”83
Artinya untuk aturan yang digunakan untuk melakukan atau menjalankan
program ETLE sudah tercermin dari UU LLAJ tersebut. Mulai dari bagaimana
penindakan dilakukan dan hingga besaran harga denda yang harus dibayarkan
oleh pelanggar. Hanya saja tidak ada satu aturan khusus yang memang membahas
secara spesifik tentang ETLE ini. hal senada juga disampaikan oleh bagian
“..dasar hukum yang ETLE ini kami ada surat telegramnya, jadi ada
intruksi dari kapolri untuk melaksanakan tilang secara elektronik, kalau
untuk undang-undangnya ada UU LLAJ namanya, itu tentang lalu lintas
dan angkutan jalan”.84
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwasanya untuk dasar hukum dari adanya ETLE ini adalah adanya intruksi dari
82
Wawancara dengan Bapak Alfin selaku Kasatlantas Polresta Padang pada tanggal 16 Januari
2023
83
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata, selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang pada 28
November 2022
84
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar pada
15 Februari 2023
85
“..awak sabananyo agak bingung lo mah, patang ko katonyo ndak ado
tilang langsuang, tilang elektronik se buliahnyo, nah kini ko lah mulai lo ado
tangkok-tangkok dijalan, padahal lah intruksi dari kapolri bana dilarang tilang
langsuangkan”.85
Pandangan dari masyarakat ini membuktikan bahwasanya ketidakjelasan
kriteria jelas dan terukur, karena belum memiliki satu payung hukum yang khusus
5.1.1.2 Keadilan
ternyata ada hal lain yang harus menjadi perhatian dari implementasi suatu
suatu syarat yang harus dipenuhi dan diterapkan dalam proses pelaksanaan
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online yaitu kondisi dimana sesuatu itu
sama berat, tidak memihak, berpihak pada kebenaran dan tidak sewenang-
wenang.87
85
Wawancara dengan Bapak Rhenaldo Resta selaku Masyarakat pengguna kendaraan bermotor
pada tanggal 6 Februari 2023
86
Masda Ridho, 2019. Pengembangan Program Minyak Atsiri Di Kota Solok. Skripsi.
UniversitasAndalas.Hal.124
87
https://kbbi.web.id>keadilan Diakses pada tanggal 7 Februari 2023 pukul 21:53
86
Pelaksanaan Program ETLE, bentuk dari keadilan dapat kita lihat
menindak, dan tidak boleh ada tendensi kepada para penguasa atau orang
tersebut. Hal ini juga beriringan dengan hasil wawancara yang peneliti
88
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang tanggal 28
November 2022
89
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku bagian Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar
pada 15 Februari 2023
87
Dari hasil wawancara diatas mencerminkan bahwasanya ada
ini. Hanya saja ada terdapat kendala dalam pelaksanaan ETLE ini yakni
ketika ada motor atau kendaraan yang terkena pelanggaran tapi bukan atas
Menurut teori yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn
ataupun kegiatan maka, Polresta Kota Padang, selaku leading sector dari
90
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang tanggal 18
Maret 2023
88
Berdasarkan pemaparan dari temuan yang peneliti lakukan, maka
variabel standar dan sasaran kebijakan dari program ETLE yang berisikan
dua indikator yakni, indikator terukur dan jelas, dan keadilan yang telah
ETLE masih belum ada, jadi peraturan yang digunakan masih peraturan
Angkutan Jalan.
sumber daya, yakni sumber daya yang bersifat materil dan juga sumber daya yang
Implementasi program ETLE oleh Polresta Kota Padang tentunya juga tak
lepas dari hadirnya sumberdaya manusia dan sumberdaya non-manusia yang baik.
Sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan para pelaksana yang baik
seperti sarana prasarana dan juga anggaran berfungsi untuk menunjang jalannya
91
Dedy Mulyadi. Op.cit, hlm 46
92
Dwiyanto Indiahono. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysisi. Yogyakarta:Gava
Media. 2009.
89
5.1.2.1 Sumberdaya Manusia
Van Meter dan Van Horn mengatakan dalam buku Leo Agustino
dijalankan oleh bidang dari Satlantas (Satuan Lalu Lintas), yang membuat
artikan bahwasanya untuk petugas ETLE ini juga bagian dari bagian
Lantas Polresta Kota Padang, dan jumlah dari petugas ETLE yang ada
dalam melaksanakan ETLE ini berjumlah 6 Orang. Petugas ETLE ini akan
93
Agustino, Leo. Loc.cit
94
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Wiranata Selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang pada
7 Januari 2023
90
Tabel 5.1 Daftar Nama Petugas ETLE Polresta Kota Padang
NO NAMA JABATAN
5. Irwansyah Briptu
(Brigadir Polisi Satu)
pada Polresta Kota Padang berjumlah sebanyak 6 orang, yang terdiri dari 3
orang petugas yang berpangkat Brigadir Polisi Kepala atau Bripka, dan 3
orang Brigadir Polisi Satu atau Briptu. 6 orang petugas inilah yang natinya
melakukan program ETLE, yang dimulai dari proses validasi dari potret
gambar yang tertangkap otomatis oleh CCTV, dan pembuatan surat tindak
pelanggaran dari pelanggar. Hal ini juga senada dari hasil wawancara yang
91
arah. Lalu nanti setelah dilakukan validasi dan identifikasi, terus nanti
dibuatkan surat pelanggarannya, dan nanti kita kasih sama pihak pos…”.95
Hasil wawancara yang peneliti lakukan diatas maka, dapat
Padang.
dibagian petugas ETLE, juga sudah terbilang sudah cukup baik dan
kompeten dalam menjalankan tugasnya, hal ini juga dibuktikan dari hasil
95
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata Selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang pada
tanggal 7 Januari 2023
96
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Padang pada tanggal 7
Januari 2023.
92
pembekalan terlebih dahulu sebelum menjalankan program ETLE ini. Hal
ini menjadi tanda bahwasanya petugas ETLE pada Polresta Kota Padang,
tersebut.
manusia menjadi hal yang kritis dan vital dalam menjalankan kinerja
yang di petugas ETLE Polresta Kota Padang sudah cukup baik. Terbukti
93
Disamping sumber daya manusia, ada dimensi lain yang penting
Untuk penerapan ETLE ada berbagai sarana dan prasarana yang ditujukan
hal yang perlu ditambahkan seperti jumlah CCTV yang masih, karena
masih belum memadai untuk seluruh lampu merah yang ada di Kota
94
Padang, hanya dibeberapa tempat saja. Hal ini juga sejalan dengan
”Untuk jumlah CCTV yang ada dipadang itu ada 20 totalnya punya
Satlantas Polresta Kota Padang, tapi untuk penindakan itu hanya
10 saja, dan itu disepanjang jalan protocol yang ada di Padang”.98
Dari wawancara diatas dapat peniliti lihat, bahwasanya untuk
kurang, karena belum dapat menavigasi atau melihat atau menindak dalam
98
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata Selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang pada 7
Januari 2023
95
Sumber : Dokumentasi Instagram Official Account Infosumbar99
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwasanya ada 5 titik dan 10
Sumatera Barat. Titik Kedua ada di Simpang Lamun Ombak. Titik Ketiga
ada di Simpang Jamria. Titik Keempat ada di Simpang Ujung Gurun. Titik
mencukupi untuk seluruh lampu merah yang ada di Kota Padang. Hal ini
96
“…CCTV itu beda dengan CCTV di toko-toko, CCTV nya lebih
canggih dan lebih jernih, bisa menangkap pelanggaran juga secara
otomatis, dan untuk anggarannya yang ini itu dari pusat, dan untuk
nantoinya di pertengahan tahun 2023 rencana bakalan ada penambahan
CCTV sebanyak 3 lagi”.101
Wawancara yang peneliti lakukan diatas dapat kita artikan
bahwasanya untuk proses anggaran dari CCTV itu dari mabes polri
memberikan CCTVnya, hanya saja tidak semua lampu merah yang ada di
Kota Padang yang pakai CCTV ETLE, hanya beberapa saja, karena yang
dikasih dari pusat baru segitu. Angggaran-anggaran lain yang juga untuk
Pos Indonesia Regional Padang, hal ini juga senada dengan hasil temuan
Padang, yakni :
Terkadang ada bulan yang biayanya banyak, ada yang biayanya sedikit.
101
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku bagian Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar
pada 15 Februari 2023
102
Wawancara dengan Bapak Apriandi Putra selaku Pihak Pos Indonesia Regional Padang Bidang
Enterprise pada tanggal 24 Januari.
97
Agar setiap tahapan implementasi bekerja dengan selaras, maka
manusia sudah baik tetapi sumberdaya non manusia tidak tercukupi maka
terkendala.
apabila kita lihat dari segi sumberdaya manusia, tidak ada kendala dari
merah yang ada di Kota Padang, karena harganya yang terbilang mahal.
oleh Van Meter dan Van Horn. Variabel karakteristik organisasi merupakan sifat
98
implementasi. Struktur birokrasi dari suatu organisasi, nilai yang hadirpada
organisasi dan pola hubungan yang terjadi dalam suatu organisasi merupakan
Padang dan akan fokus dibagian Satlantas dari Polresta Kota Padang.
baik atau tidak. Panjanganya rantai birokrasi atau struktur birokrasi akan
implementasi.
Polresta Kota Padang. Dari hasi wawancara yang peneliti lakukan dengan
“…kami di ETLE itu gak ada pakai struktur, kami ber 6 itu petugas
bagian ETLE itu kan bagian dari Satlantas, jadi gak pakai juga struktur
organisasi, jadi kitapun ber 6 itu sama rata semuanya”.103
103
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Padang pada 7 Januari
2023
99
Hasil wawancara diatas membuktikan bahwasanya pada bagian
bagian petugas ETLE itu masuk kedalam bagian dari Satlantas Polresta
dan untuk petugas ETLE itu sama rata sifatnya, tidak ada yang diatas atau
dibawah.
semakin panjang rentang kendali dari organisasi atau insansi tersebut, dan
bagian. Dari hal ini dapat kita simpulkan dalam indikator dari struktur
birokrasi yang ada pada bagian ETLE Polresta Padang tidak memiliki
dalam pelaksanaanya.
5.1.3.2 Norma-Norma
setiap orang yang ada dalam sebuah organisasi ini dalam bertindak.
organisasi untuk berbuat ataupun bertindak. Nilai ataupun aturan ini akan
100
menjadi refleksi dari setiap anggota dalam berpikir yang nantinya akan
norma ini secara umum mengacu kepada aturan terkait dari kedisiplinan
ketentuan terkait kedisiplinan dari anggota kepolisian, dan ini sudah diatur
Kode Etik Polri. Dalam peraturan ini sudah diatur dengan jelas aturan-
Polri. Hal ini juga senada dengan penyampaian oleh pihak dirlantas Polda
Sumbar, yakni :
“….aturan tentang kedisipliplinan dari anggota itu bisa kita lihat di,
apa ya namanya kemaren itu, ohiya, itu di PerKap no 14 tahun
2011 tentang kode etik anggota polri. Jadi kalau mau lihat gmana
aturannya jadi polisi atau anggota, bisa kita lihat disitu, polisi itu
tidak boleh ngapain, dan harusnya ngapain, batasan-batasannya pun
jelas disana”.105
104
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Padang pada 7 Januari
2023
105
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku Kasubdit Gakkum Polda Sumbar pada 15
Februari 2023
101
Wawancara yang peneliti laksanakan, maka dapat diartikan untuk
dari anggota kepolisian, untuk pelayanan terhadap ETLE ini juga sudah
“.. kami dari Lantas Polresta Padang juga memiliki komitmen agar
dapat memberikan yang terbaik untuk masyrakat, dan juga kami
menghimbau kepada para pengendara mobil ataupun motor agar
lebih bijak dan berhati-hati dalam berkendara dijalanan. Patuhi lalu
lintas serta tetap perhatikan keselamatan.” 106
Hasil wawancara yang peneliti lakukan maka, dapat disimpulkan
untuk menjalankan program ETLE ini dengan baik dan benar sesuai
bersama yang telah ditetapkan oleh instansi menurut Van Meter . Pada
norma disiplin yang baik, terbukti dari adanya peraturan yang mengatur
106
Wawancara dengan Bapak Alfin selaku Kasatlantas Polresta Padang pada 16 Januari 2023
102
menjalankan segala bentuk kegiatan dalam proses penertiban masyrakat
dari bentuk komunikasi ini yakni mempercepat arus informasi yang ada
sebagai berikut:
107
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang tanggal 7
Januari 2023
103
“…kalau rapat ada, tapi gak ada jadwal pastinya, tidak menentu
untuk melakukan rapat, biasanya kalau ada hal yang penting aja”108
Dari hasil wawancara diatas dapat diartikan bahwasanya dalam
interaksi secara formal dalam bentuk rapat, para petugas ETLE tidak
melakukan rapat setiap hari, hanya saja dilaksakan ketika ada hal-hal yang
Program ETLE ini. pola hubungan yang terjadi dapat dilihat melalui
kerjasama agar program ETLE ini berjalan dengan optimal, dan juga
secara garis besar dapat kita lihat dimulai dari proses agenda setting, formulasi,
108
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang tanggal 7
Januari 2023
104
implementasi serta proses evaluasi. Penyelenggaraan dari implementasi kebijakan
aktor-aktor yang terlibat dalam proses implementasi kebijakan. Van Horn dan
yang baik. keberhasilan sebuah program juga dilihat dari bagaimana komunikasi
yang terjalin antar instansi yang terlibat. Hasilnya adalah semakin baik suatu
komunikasi yang terjadi antar organisasi atau instansi yang telibat, maka
Polresta Kota Padang. Wawancara yang peneliti laksankan dengan petugas ETLE
“…kalau untuk rapat kita biasanya ada rapat, walaupun tidak terjadwal
rapatnya, dan untuk hasil pekerjaan juga nantinya kita akan komunikasikan
dengan pihak polda.”110
109
Van Meter dan Van Horn dalam Buku Winarno. 2008. Kebijakan Publik Teor idan
Proses.Medpress. Yogyakarta. Hlm 159
110
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata Selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang pada
tanggal 7 Januari 2023
105
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, bentuk komunikasi secara
horizontal yang dilakukan oleh petugas ETLE Kota Padang melakukan dengan
agenda rapat, namun dilakukan dengan tidak terjadwal. Agenda rapat biasanya
dilaksanakan ketika ada hal-hal yang penting saja. Lalu untuk komunikasi secara
Lalu untuk koordinasi yang dilakukan pihak Polresta Kota Padang dengan
pihak-pihak lain yang mendukung jalannya program ETLE ini antara lain ada
beberapa instansi yakni, Pos Indonesia, Kejaksaan Negeri Padang dan Bank BRI
selaku penyedia layanan pembayaran. Aktor organisasi inilah yang nantinya akan
otomatis di persimpangan jalan lampu merah, lalu Petugas ETLE Polresta Padang
akan melakukan verifikasi terlebih dahulu untuk menentukan apakah gambar yang
ditangkap atau dipotret dari CCTV ini memang benar mengambil pelanggaran.
Setelah verifikasi terjadi dan ternyata memang benar dalam gambar tadi
menangkap pelanggaran, maka akan dibuatkan surat bukti pelanggaran oleh pihak
ETLE Polresta Kota Padang dalam bentuk Hardcopy. Bukti Pelanggaran ini
nantinya akan diantarkan oleh pihak dari Pos Indonesia Regional Padang kepada
para pelanggar. Bentuk koordinasi yang terjadi dalam pengantaran surat ini adalah
bentuk kerjasama yang menggunakan Mou antara pihak Polresta Padang dengan
Pos Indonesia Regional Padang. Hal tersebut sejalan dengan yang diasampaikan
106
“kami (pihak pos) itu ada MoU-nya dalam bentuk perjanjian kerjasama,
jadi nanti pihak polresta akan ngasih kami surat bukti pelanggaran, lalu tugasnya
kami itu mengantarkan surat bukti pelanggaran sesuai dengan alamat. Untuk surat
yang gak sampai itu kami kembalikan kepada polresta, karena tidak ketemu
alamatnya.”111
Dari Penjelasan yang peneliti temukan, artinya bentuk koordinasi yang
terjadi adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Polresta dan Pos Indonesia
Regional Padang menggunakan MoU. Pada dasarnya pihak dari Polresta Kota
Padang akan memberikan surat secara berkala kepada Pos Indonesia, dan
selanjutnya Pos Indonesia akan berugas dalam pengiriman surat bukti pelanggaran
secara Hardcopy kepada para masyrakat yang melanggar. Lalu apabila ada surat
Padang tadi diantarkan dan telah sampai kepada masyrakat yang melanggar maka,
masyrakat tadi harus melakukan pembayaran sesuai dengan tanggal yang telah
pembayaran melalui BRIVA (BRI Virtual Account). Hal ini juga senada dengan
“Jadi, kami di bank BRI itu ada perjanjian kerjasama. Bentuknya itu
semacam kayak MoU. Kerjasamanya itu di Bank BRI Pusat dengan Kapolri, jadi
kami di kantor cabang ini tugasnya cuma bertugas sebagai tempat pembayaran
saja. Dan setelah pembayaran selesai akan didata dan direkap. Lalu Untuk untuk
proses pembayarannya, biasanya customer atau masyarakat itu membawa bukti
pelanggarannya, terus membayar besaran denda tilang sebesar lima ratus ribu, dan
nanti kan ada pakai kode BRIVAnya itu jadi nanti tinggal masukkan aja kode
111
Wawancara Dengan Bapak Apriandi Putra Selaku Pos Indonesia Regional Padang Bidang
Enterprise pada tanggal 24 Januari 2023
107
BRIVA-nya. Nanti kalau sudah dibayarkan, akan direkap langsung oleh sistemnya
dan terdata, jadi uangnya langsung masuk kas negara”112
Temuan diatas dari pihak Bank BRI Kantor Cabang Padang menyatakan
bahwasanya, untuk koordinasi antara Bank BRI Pusat dengan Kapolri melakukan
Understanding). Jadi tugas dari Bank BRI itu hanya sebagai tempat pelayanan
BRIVA yang ada pada surat bukti pelanggaran yang sudah tersedia. Dan setelah
itu akan terdata dan direkap didalam sistem pun uang dari pembayaran akan
dilakukan dan apabila tidak dilakukan proses pembayaran maka STNK dari
masyrakat yang melanggar akan diblokir, hal itu sejalan bersama pihak petugas
“…kalau memang tak ada tanggapan yang dilakukan oleh orang yang
melanggar dengan membayarkan denda, maka nantinya STNK tersebut akan kami
blokir, sampai sudah dibayar oleh masyrakat yang melanggar”.113
Dari wawancara yang peneliti lakukan, apabila tidak ada respon dari
tenggat waktu yang tertera akan dilakukan pemblokiran STNK oleh pihak petugas
ETLE Kepolisian Resort Kota Padang. Selanjutnya apabila orang yang tidak
112
Wawancara dengan Ibuk Sri Rahmi Ananda selaku Petugas Bank BRI KC Padang pada 13
Februari 2023
113
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polresta Kota Padang pada 7
Januari 2023
108
pengurusan pembayaran dengan Kejaksanaan Negeri Padang. Hal ini juga
“…pembayaran melalui BRIVA itu ada tenggat waktunya, jadi kalau tidak
dibayarkan akan diblokir STNK-nya, dan proses untuk bukak blokirnya itu
harus kesini (kejaksaan) untuk buka blokir dan harus melakukan
pembayaran. Pembayarannya bisa offline dan bisa online disini, bisa pakai
Bank apasaja kalau mau, atau pakai E-money apa saja juga bisa. Dan
untuk besaran denda itu merujuk kepada UU LLAJ, disitu udah jelas dan
detail itu besarannya berapa. Lalu untuk sistem koordinasinya itu
dilakukan dengan sistem yang sudah terintegritas. Jadi tidak ada rapat-
rapat dengan pihak-pihak lain, hanya melakukan proses dengan sistem
yang sudah terintegrasi”114
Hasil wawancara yang peneliti lakukan diatas dapat kita artikan
bahwasanya untuk denda tilang yang tidak dibayarkan oleh masyrakat oleh
pihak-pihak terkait itu dilaksanakan dengan metode online saja yang sudah
tersistem dan terintegrasi, hal ini digunakan agar tidak ada pihak-pihak yang
Dari penjelasan yang peneliti jabarkan diatas maka, dapat kita lihat
Van Meter dan Van Horn sudah berjalan dengan baik. Komunikasi yang
dilakukan oleh pihak ETLE Polresta Kota Padang sudah berjalan dengan baik.
Arus informasi dibuat sedemikian rupa untuk dapat disampaik dengan secepat dan
sebaik mungkin. Untuk koordinasi antara berbagai aktor-aktor yang terlibat dalam
pelaksaan ETLE pada Kepolisian Resort Kota Padang juga sudah terjadi dengan
114
Wawancara dengan Bapak Medie Eka Putra Selaku Petugas Kejaksaan Negeri Padang pada
tanggal 14 Februari 2023
109
baik. Adanya koordinasi yang tersistem dan juga terjaga juga sudah dilakukan
penolakan atau negative yang diberikan oleh implementor, maka akan menjadi
bagaimana suatu kebijakan ataupun program yang akan dijalankan. Hal ini
didasari pada sikap implementor terhadap suatu kebijakan yang akan dijalankan,
115
Budi Winarno. Opcit, hlm 168
110
Implementasi Program ETLE pada Polresta Kota Padang pada umumnya
memiliki respon yang baik dalam menjalankan program ETLE ini, hal ini terbukti
dari adanya dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dilapangan, yakni sebagai
berikut :
“… untuk pelaksanaan ETLE ini kami mendukung penuh, karena ini juga
sudah instruksi dari pusat. Ditambah kan ini memudahkan dalam melakukan
pemantauan serta penindakan pelanggaran dilapangan.”116
Wawancara yang peniliti lakukan dengan Satlantas Polres Kota Padang
ETLE ini berjalan. Ditambah adanya intruksi dari kepolisian pusat, menjadikan
program ETLE.Ini sejalan dengan yang disampaikan pihak petugas ETLE, yakni :
Polres Kota Padang, pihak Polresta Padang memiliki respon yang baik dalam
menanggapi program ETLE ini. hal ini dikarenakan adanya penyambutan revolusi
industry 4.0 terkhusus dalam penggunaan teknologi dalam penyidakan. Disisi lain
“..CCTV yang ada itu 10 unit, agar pelaksanaan ETLE ini tetap berjalan,
kami melakukan dengan Handheld, jadi menggunakan kamera hp sebagai alat
pembantu untuk memotret para pelanggar”118
116
Wawancara dengan Bapak Alfin selaku Kasatlantas Polres Padang pada 16 Januari 2023
117
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polres Padang pada 7
Januari2023
118
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polres Kota Padang pada 7
Januari 2023
111
Wawancara diatas dapat diartikan bahwasanya karena sumberdaya yang
belum memadai dan belum mengakomodir maka dari pihak kepolisian juga
berikut:
“..karena CCTV kita juga terbataskan, jadi ada surat telegram juga dari
Handheld”.119
teori implementasi kebijkaan menuru Van Meter Van Horn maka, dalam
program ETLE pada Polres Kota Padang memiliki respon yang positif dari
implementor yang menjalankannya. Ada inisiatif yang tinggi yang direspon pihak
dibuktikan dari adanya keseriusan dan juga respon positif dalam menjalankan
5.1.5.2 Kognisi
kebijakan ataupun program merupakan bagian dari variabel dari disposisi atau
119
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku bagian Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar
pada tanggal 15 Februari 2023
112
pelaksana dalam menjalanka kebijakan atau program akan membuat pengaruh
terhadap implementasi kebijakan ataupun program. Kognisi yang baik tentu akan
bagaimana jalannya kebijakan dan implementasi program ETLE ini. Hal ini dapat
dilihat dari wawancara yang peneliti lakukan dengan pihak Kepolisian Resort
artikan bahwasanya dalam proses implementasi program ETLE ini harus mengerti
dan paham dalam menjalankan teknologi berupa computer, dan paham bagaimana
120
Wawancara dengan Bapak Ade Wiranata selaku Petugas ETLE Polres Kota Padang pada 30
Januari 2023
113
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pihak Satlantas
dahulu dalam menjalan implementasi ETLE ini, dan dalam pelaksanaannya tidak
serta merta kerja saja, jadi harus diberikan sedikit arahan terlebih dahulu dalam
memiliki respon dan pemahaman yang bagus serta tidak memahami lingkup dari
program tersebut maka akan sulit untuk dijalankan. Dari uraian yang peneliti
program ETLE pada Polres Kota Padang sudah cukup memahami dan juga
memiliki kulaifikasi yang baik dari segi pemahaman terkait program yang akan
dijalankannya.
merupakan salah satu faktor yang menunjang baiknya sautu penyelenggaraan dari
mendukung jalannya program, artinya program tadi akan susah untuk dilaksakan
kondisi lingkungan ini akan dilihat dari 3 aspek yakni : kondisi sosial, kondisi
121
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku bagian Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar
pada 15 Februari 2023
114
ekonomi, dan kondisi politik. 3 aspek inilah yang nantinya akan mempengaruhi
Kondisi lingkungan sosial dapat kita lihat dari pandangan ataupun opini
Pandangan masyrakat terhadap suatu kebijakan dapat berupa respon yang baik
ataupun buruk. Pandangan ini nantinya akan menjadi pengaruh bagi pelaksanaan
implementasi program ETLE pada Polresta Kota Padang dalam. Kondisi sosial ini
dapat kita lihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan yakni :
“kalau masyarakat itu biasanya akan tertib kalau misalnya ada razia, kalau
tidak ada razia masyrakat itu kadang tidak tertib, mungkin beberapa ada
yang tertib seperti memakai helem, tapi masih banyak juga yang tidak
pakai”122
Hasil wawancara yang peneliti lakukan ini dapat dilihat bahwasanya
masyrakat sebagian besar masih banyak yang belum sadar akan hukum,
masyarakat akan sadar dengan hukum ketika ada razia saja, tapi kalau tidak ada
razia, masyarakat banyak yang belum sadar akan hukum. Hal ini juga senada
dengan apa yang disampaikan oleh masyrakat yang terkena ETLE, yakni :
“…awak awalnyo takajuik mah ado surek tilang sampai karumah awak
dianta pak pos mah, padahal rasonyo aman-aman se nyo, kironyo patang
ado wak ndk pakai sabuk pas baok oto wak tau dek di surek tilang tu ado
foto wak sadang ndk pakai foto sabuk pengaman kan, kok tau bantuak itu
ancak wak pakai patang tu lai. Akhirnyo wak urus se lai untuk
bayianyo.”123
122
Wawancara dengan Ibuk Dewi Suryani Selaku Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda pada tanggal
15 Februari
123
Wawancara dengan Bapak Wahyu Ramadhan Selaku Masyarakat yang pernah kena ETLE
menggunakan Mobil pada tanggal 3 Februari 2023
115
Hasil wawancara diatas yang dilakukan peneliti, dapat diartikan
bahwasanya masyarakat sebenarnya masih dalam tahap belum sadar akan hukum
yang berlaku. Masyarakat lebih ingin mematuhi aturan lintas jikalau ada hal yang
memantau meraka, karena ada tekanan yang menuntut mereka agar sadar hukum
bukan karena kesadaran dari meraka sendiri. Hal ini juga disampaikan oleh
masyrakat akan mencoba sebisa mungkin untuk tidak terkena penilangan, dan
akan sadar akan hukum ketika ada hal yang tegas dilakukan dengan sangsi. Lalu
yang menjadi sorotan adalah ketika ada plat BA yang dibengkokkan menjadi salah
satu cara masyarakat untuk mengelak dari sistem yang ada untuk penindakan
ETLE ini.
Kondisi sosial yang ada disebabkan dari kebiasaan dari masyarakat sehari-
hari dalam menanggapi sebuah kegiatan dari program ataupun kebijakan dalam
Van Mater van Horn. Implementasi Program ETLE pada Polresta Padang dilihat
dari aspek sosial, ternyata masih banyak masyrakat yang belum mematuhi aturan
hukum, masih banyak yang belum sadar akan hukum. Masyarakat akan patuh
hukum ketika ada razia atau ketika dia mengetahui disana ada CCTV ETLE,
ketika diberikan tekanan dengan sangsi yang jelas, ketika ada yang memantau
124
Wawancara dengan Bapak Rian Putra selaku Masyarakat yang Terkena ETLE dengan Motor
pada 8 Februari 2023
116
jalannya berlalu lintas. Hal ini menyebabkan kondisi sosial dari masyarakat masih
diungkapkan Van Meter dan Van Horn. Pada pelaksanaan program ETLE
pada Polresta Kota Padang, peneliti akan melihat seperti apa kondisi
ataupun penerapan dari progam ETLE ini. Dari hal tersebut, peneliti
“awak kok tau dima selatak kamera ETLE ko mungkin wak pakai
helm pas disinan mah, soalnyo beko kok kanai tilang tu lah pitih kalua lo
dek diak kan?.”125
Dapat disimpulkan dari wawancara yang peneliti lakukan, bahwasanya ada
Masyarakat tidak mau ekonominya terganggu karena adanya ETLE ini, alhasil
masyarakat akan lebih berhati-hati lagi dengan adanya kamera CCTV ETLE ini.
menjadi fokus Van Metter dan Van Horn dalam mengidentifikasi konidisi-kondisi
buat diatas, dapat kita lihat bahwasanya ada hubungan antara tingkat ekonomi dari
125
Wawancara dengan Bapak Rhenaldo Resta Selaku masyarakat pengguna kendaraan bermotor
pada tanggal 6 Februari 2023
117
masyarakat dalam implementasi program ETLE ini. Hal ini terbukti bahwsanya
ketika dihadapkan pada sangsi untuk membayar uang denda, ada rasa tegas dan
tertib yang diciptakan agar masyarkat mematuhi hukum dalam berlalu lintas.
ekonomi, ternyata ada satu lagi kondisi lingkungan politik. Kondisi politik
mendapatkan dukungan pula dari para elit dari Kapolri, hal ini sesuai
“ETLE ini adalah intruksi dari Kapolri juga, dan ini masuk
kedalam program prioritas dari Kapolri bapak sigit. Jadi kalau dukungan
dari elit itu sudah ada.”126
Wawancara yang peneliti lakukan dengan pihak Dirlantas Polda Sumbar
nomor 1 di Indonesia. Hal ini berupa intruksi yang disampaikan oleh Bapak
Listyo Sigit kepada kepolisian yang ada ditiap-tiap daerah untuk segera
Kepolisian Resort Kota Padang sudah mendapatkan perhatian serta dukungan dari
126
Wawancara dengan Ibu Dewi Suryani selaku bagian Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar
pada tanggal 15 Februari 2023
118
Kepolisian Republik Indonesia. Hal ini ditandai dengan program ETLE
merupakan salah satu dari program priortas yang diamanatkan oleh Kapolri
disebabkan oleh 6 variabel yang ada, yakni standar dan sasaran kebijakan, sumber
merupaka penilaian dari standar dan sasaran kebijakan yang telah ditetapkan dari
Variabel standar dan sasaran kebijakan pada penelitian kali ini mengacu
pada Undang-Undang No 20 Tahun 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
secara spesifik tentang mekanisme dari ETLE dengan khusus. Hal ini menjadikan
127
Winarno Budi, Kebijakan Publik, Teori dan Proses, Media Pressindo, Yogyakarta,
2007,halaman155
119
peraturan yang membahas tentang ETLE secara khusus tidak ada. Padahal
standard dan sasaran kebijakan harus memiliki kejelasan dan terukur agar dapat
kebijakannya. Dari respon implementor pada program ETLE ini sudah bagus dan
baik, respon positif banyak ditemukan dari hasil temuan peneliti. Hanya saja
pemahaman para pelaksana terkait dari adanya ETLE ini mirip dengan
pelaksanaan tilang manual, hanya saja dalam prosesnya saja yang berbeda. ETLE
terlebih dahulu dalam melaksanakan program ETLE ini agar lebih mempunyai
kompetensi yang baik, hal ini tentu berhubungan dengan variabel sumber daya
yang ada terkhusus pada sumber daya manusia yang sudah diberikan pelatihan
ini. Hanya saja, dari segi sumber daya non manusia, seperti penyedian CCTV
yakni penyediaan CCTVyang ada dalam implementasi program ETLE ini masih
melakukan metode Handheld hal ini tentu menjadi respon positif yang dilakukan
120
Variabel lingkungan dari sosial masyarakat, ekonomi serta politik, juga
hal ini berkaitan dengan sumber daya khususnya sumber daya non manusia karena
jumlah CCTV yang belum melingkupi seluruh lampu merah yang ada di Kota
Karakteristik dari organisasi sudah cukup baik, tidak ada hal yang menjadi
diatas, terkait implementasi program ETLE pada Polresta Padang, masih terdapat
Adapun goals akhir dari program ini adalah dapat memberikan kesadaran
tingkat pelanggaran yang terjadi, hanya saja hal ini masih belum dapat tercapai
karena berbagai macam faktor penghambat seperti jumlah CCTV yang belum
kuat serta kedudukan pelaksanaan ETLE dengan tilang manual yang berujung
kepada masih adanya penindakan manual dijalanan, yang berakhir kepada belum
lintas. Pun pada dasarnya dengan program ini harusnya dapat mengakomodir
121
eskalasi kesadaran dari masyarakat pengguna jalan agar lalu lintas dapat menjadi
tertib.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
implementasinya. Pertama, masih adanya kendala dalam hal sumber daya non
manusia, yakni jumlah CCTV yang ada masih belum mencukupi. CCTV hanya
122
semua titik yang ada di Kota Padang bisa terpantau dengan pantau CCTV ETLE
akan kesadaran hukum dalam berlalu lintas. Hal ini dibuktikan dari adanya
masyarakat yang tidak lengkap malah menghindar dari pantau CCTV. Hal
tersebut menjadikan tujuan dari hadirnya ETLE membias, yang seharusnya hadir
yang digunakan masih bersifat umum, artinya belum ada peraturan ataupun
terukur dari program ETLE ini. Dari berbagai macam penghambat yang terdapat
dari implementasi kebijakan ini maka alhasil, kinerja dari kebijakan ini belum
mampu mengakomodir goals dari tujuan dari kebijakan itu sendiri yang
seyogyangnya dapat untuk memberikan kesaran hukum dalam berlalu lintas agar
program ETLE ini untuk dapat optimal. Setelah peneliti melihat dengan seksama
dan mengalisis dengan baik, maka peneliti mencoba untuk memberikan beberapa
saran atau rekomendasi. Rekomendasi atau saran ini kiranya dimaksudkan agar
6.2 Saran
mekanisme ETLE secara komprehensif dan detail. Hal ini bertujuan agar dasar
hukum yang dimiliki dalam implementasi program ETLE ini lebih kuat dan jelas.
123
2. Perlu adanya penambahan CCTV agar dapat memauntau keseluruhan
ketaatan berlalu lintas kepada masyarkat yang berkendara dijalan. Pendidikan ini
dapat dilakukan ketika masyarakat ingin membuat SIM sebagai tanda atau lisesnsi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
124
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI.
Nurdin & Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik Konsep & Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media Publishing
Winarno. Budi. 2012. Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus.
Yogyakarta: Media Pressindo
Jurnal/Skripsi
125
Djodi Saputra. 2019. Implementasi E-Tilang Dalam Penyelesaian Perkara Lalu
Lintas (Studi Pada Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Kota Malang).
Skripsi Ilmu Administrasi Negara. Universitas Brawijaya.
Muhammad Sulthon. 2020. Kesiapan dan Kendala Satuan Lalu Lintas Kota
Surakarta dalam Implementasi Kebijakan Elektronik Tilang. Skripsi
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Puja Saputra, Novendi. April 2021. Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE)
dan Permasalahannya. Jurnal Info Singkat. Vol. XIII. No. 7.
Peraturan
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelesaian Pelanggaran Lalu Lintas
126
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Jalan dan Angkutan
Jalan
Website/Berita
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/20/11104201/polda-metro-jaya-
catat-19-juta-pelanggaran-lalu-lintas-di-jakarta?page=all diakses pada
tanggal 29 Juli 2022
Laporan Tahunan Subdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Tahun
2017 s.d 2019
Lihat https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/24/angka-kecelakaan-
lalu-lintas-di-indonesia-meningkat-di-2021-tertinggi-dari-kecelakaan-
motor diakses pada tanggal 29 Juli 2022
Lihat https://korlantas.polri.go.id/news/dirlantas-polda-jatim-ingatkan-
pengendara-untuk-tertib-berlalu-lintas/ diakses pada tanggal 30 Juli 2022
Lihat https://ombudsman.go.id/news/r/ombudsman-kepolisian-paling-banyak-
dilaporkan-sepanjang-2020 diakses pada tanggal 26 Juli 2022
Lihat https://potensibisnis.pikiran-rakyat.com/news/pr-691659603/polda-metro-
jaya-etle-turunkan-angka-pelanggaran-642-persen diakses pada tanggal 29
Juli 2022
Lihat https://www.antaranews.com/berita/2059590/etle-dan-pembuktian-kerja-
kapolri diakses pada tanggal 30 Juli 2022
Lihat https://www.tribunnews.com/nasional/2022/01/24/136-ribu-pelanggaran-
lalu-lintas-terekam-etle-selama-2021-hanya-76-ribu-pelanggar-yang-
bayar-denda diakses pada tanggal 26 Juli 2022
127
Lihat https://bri.co.id/info-perusahaandiakses pada tanggal 1 Februari 2023
LAMPIRAN
Pedoman wawancara ini merupakan panduan bagi peneliti, yang nantinya akan
peneliti gunakan untuk mendapatkan dan menggali informasi dari para informan
yang dijadikan sebagai narasumber. Pedoman wawancara ini tidak diikat dan
dibuat sebaik mungkin oleh peneliti yang nantinya bertujuan untuk memperoleh
informasi secara baik untuk penelitian kali ini. Peneliti melakukan wawancara
dengan pertanyaan yang lebih fleksibel namun tetap memiliki rules ataupun garis
besar yang dijadikan batasan, yakni sebagai berikut :
128
A. Kejelasan :
a. Bagaimana pandangan pemahaman bapak/ibu terkait
implementasi dari Program ETLE ini?
b. Bagaimana pemahaman bapak/ibu terkait tentang pelaksanaan
teknis dari implementasi program ETLE ini?
B. Keadilan :
a. Apakah dalam melaksanakan implementasi program ETLE ini
berlaku kepada seluruh khalayak atau bagaimana?
b. Apakah dalam pelaksanaan implementasi program ETLE ini
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku?
2. Sumber Daya
A. Sumber Daya Manusia :
a. Untuk melaksanakan implementasi program ETLE ini,
bagaimana kesiapan dari anggota atau personil dari
implementor?
b. Berapa jumlah anggota atau personil yang terlibat dalam
melaksanakan implementasi Program ETLE ini? Dan
latarbelakang dari orang tersebut bagaimana?
B. Sumber Daya Finansial :
a. Bagaimana anggaran ataupun finansial dalam melaksanakan
program ETLE ini?
b. Apakah dalam melaksanakan program ETLE ini terdapat
kendala dalam hal anggaran?
C. Sumber Daya Waktu :
a. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan
program ETLE ini? Penindakan dan ataupun pengiriman waktu
serta pembayaran?
3. Karakteristik Agen Pelaksana
A. Struktur Birokrasi :
a. Bagaimana bentuk struktur birokrasi yang ada dalam
melaksanakan program ETLE tersebut?
b. Bagaimana mekanisme dalam melaksanakan Program ETLE
ini dari awal penindakan hingga proses pembayaran?
B. Norma-norma
a. Bagaimana menurut bapak/ibu terkait norma-norma yang
berlaku dalam implementasi program ETLE ini?
C. Pola-pola hubungan yang terjadi di organisasi
a. Bagaimana pola hubungan yang terjadi dalam internal ataupun
eksternal yang terjadi?
4. Komunikasi Antar Organisasi dan Penyelenggara Kegiatan
A. Komunikasi :
129
a. Bagaimana komunikasi vertikal ataupun horizontal yang terjadi
dalam implementasi program ETLE?
b. Apakah terdapat kendala dalam menyampaikan informasi
kepada anggota ataupun personil dalam melaksanakan
implementasi program ETLE?
B. Koordinasi :
a. Siapa Stakeholder ataupun pihak yang terlibat dalam
melaksanakan implementasi program ETLE ini?
b. Bagaimana bentuk koordinasi antar lembaga dalam
melaksanakan implementasi program ETLE ini?
c. Apakah ada konflik yang terjadi dalam melakukan koordinasi
antara pihak yang terjadi untuk proses implementasi?
5. Sikap atau Kecenderungan Para Pelaksana
A. Respon Implementor Terhadap Kebijakan
a. Bagaimana komitmen serta respon implementor dalam
melaksanakan program ETLE ini?
B. Pemahaman dan Kemampuan Implementor dalam Implementasi
Kebijakan
a. Bagaimana pemahaman dan preferensi nilai implementor
dalam melaksanakan program ETLE ini?
b. Apakah bapak sudah melaksanakan implementasi program
ETLE ini sesuai dengan peraturan yang berlaku?
6. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik
130
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TRIANGULASI :
131
c. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
program ETLE ini?
B. Sumber Daya Finansial
a. Bagaimana anggaran finansial terkait pelaksanaan program
ETLE ini?
b. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
program ETLE ini?
C. Sumber Daya Waktu
a. Bagaimanakah waktu terkait pelaksanaan program ETLE ini?
b. Bagaiman wakatu terkait teknis dari pelaksanaan program
ETLE ini?
3. Karakteristik Agen Pelaksana
A. Sturktur Birokrasi
a. Bagaimana Struktur birokrasi yang ada dalam instansi
organisasi?
b. Bagaimana bentuk atau mekanisme dalam pelaksanaan
program ETLE?
B. Norma-norma
a. Bagaimana norma-norma yang berlaku dalam pelaksanaan
program ETLE?
C. Pola-pola Hubungan yang Terjadi
a. Bagaimana pola hubungan yang terjadi dalam interaksi internal
ataupun eksternal?
4. Komunikasi Antar Organisasi dan Penyelenggara Kegiatan
A. Komunikasi
a. Bagaimana bentuk komunikasi vertikal dan horizontal yang
dalam internal organisasi?
b. Apakah masih ada kendala dalam penyampaian informasi
kepada para implementor?
B. Koordinasi
a. Siapa pihak ataupun stakeholder yang terlibat dalam proses
implementasi program ETLE ini?
b. Bagaimana bentuk koordinasi yang terjadi dalam
melaksanakan implementasi program ETLE ini?
c. Apakah ada konflik yang terjadi dalam koordinasi untuk
menerapkan implementasi program ETLE?
5. Sikap atau Kecenderungan Para Pelaksana
A. Respon Implementor Terhadap Kebijakan
a. Bagaimana respon dan komitmen implementor dalam
melaksanakan program ETLE?
B. Pemahaman dan Kemampuan Implementor dalam Implementasi
Kebjakan
132
a. Bagaimana pemahaman dan preferensi nilai implementor dalam
melaksanakan implementasi program ETLE?
b. Apakah dalam melaksanakan implementasi program ETLE ini
sudah sesuai dengan peraturan yang ada?
6. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik
a. Bagaimana pandangan bapak atau ibuk terkait kondisi sosial
dalam mempengaruhi implementasi program ETLE
b. Bagaimana pandangan bapak atau ibuk terkait kondisi ekonomi
dalam mempengaruhi implementasi program ETLE
c. Bagaimana pandangan bapak atau ibuk terkait kondisi politik
dalam mempengaruhi implementasi program ETLE
133
Foto Wawancara dengan Informan dan Triangulasi
134
135
136