A. LANDASAN PEMIKIRAN
Generasi muda Indonesia sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan nasional, perlu senantiasa meningkatkan pembinaan dan pengembangan dirinya, untuk
menjadi kader bangsa yang tangguh, yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh, yang
bertaqwa kepada Allah SWT,berilmu, berketrampilan dan berakhlaq mulia.
Bahwa sesungguhnya kelahiran dan perjuangan Gerakan Pemuda Ansor merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari upaya dan cita-cita Nahdlatul Ulama untuk berkhidmat kepada perjuangan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil,
makmur dan sejahtera berdasarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Gerakan Pemuda Ansor yang didirikan pada tanggal 10 Muharrom 1353 H atau bertepatan 24 April
1934 M merupakan ormas kepemudaan (OKP) Islam terbesar di Indonesia. Namun demikian, sebagai
badan atonom (Banom) dari sebuah organsasi induk, keberadaan GP. Ansor menjadi bagian integral
dari Nahdlatul Ulama (NU) yang salah satu gerakannya bertujuan untuk mengorganisir para pemuda
Indonesia yang beragama Islam menjadi kader NU yang handal yang dapat mengawal cita-cita dan
kebijakan NU serta dapat meneruskan estafet kepemimpinan NU di masa yang akan datang. Dengan
posisi yang unik (uniqueness) itu, di satu sisi sebagai ormas kepemudaan, GP. Ansor mempunyai
kemandirian dan keleluasaan dalam mengaktualisasikan visi, misi, program, dan kegiatannya sesuai
dengan aturan rumah tangganya sendiri. Akan tetapi di sisi lain sebagai salah satu Banom NU, GP
Ansor memiliki keterikatan erat secara batin, kultural, dan kewajiban moral untuk mengawal dan tunduk
pada ketentuan organisasi NU. (Fikroh, Amaliyah dan Harokah Nahdliyah).
Gerakan Pemuda Ansor sebagai salah satu badan otonom yang menentukan masa depan NU
dihadapkan pada problematika dengan berbagai tantangan eksternal. Di sisi lain GP. Ansor dihadapkan
oleh berbagai kelemahan internal. Aswaja sebagai landasan berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
menggerakkan roda organisasi, sudah mulai kehilangan karakternya. Akibatnya, berbagai agenda yang
digerakkan oleh GP. Ansor kehilangan watak fikroh nahdliyahnya. Aswaja meminggir dan tidak
menjadi mainstream dalam pendekatan sosial sejarah. Aswaja sebagai ideologi yang memuat
nasionalistik, kerakyatan, populis, amanah, dan nonkolaborasi, tidak nampak dalam gerak dan nafas
organisasi GP. Ansor dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah relasi individual, nilai–nilai kejujuran,
keikhlasan, dan kepekaan sosial seolah telah menjadi barang nan asing.
Oleh karena itu, dengan posisi yang begitu unik tersebut, GP Ansor tidak saja dituntut selalu peka dan
cermat dalam membaca situasi internal NU, akan tetapi juga dapat merespon situasi eksternal. Ini
berarti sikap dan kebijakan yang diambil GP Ansor tidak hanya dapat berdampak bagi dirinya dalam
mendukung pencapaian cita-cita yang dikehendaki Nahdlatul Ulama, akan tetapi juga berpengaruh bagi
kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.
Pada era sekarang GP. Ansor dihadapkan pada wacana dan implementasi pemberdayaan potensi
keswadayaan sebagai implementasi dari Panca Khidmad GP. Ansor dalam mempraktekkan sikap
kemasyarakatan yang Tawasuth (moderat), Tasamuh (toleran), Tawazun (seimbang)
dan I’tidal (konsisten) serta Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Oleh sebab itu, GP. Ansor harus jeli dan pandai
memahami kondisi kemasyarakatan. Kelahiran dan perjuangan GP Ansor merupakan bagian tak
terpisahkan dari cita-cita perjuangan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Oleh sebab itu GP Ansor dituntut akan keberadaannya untuk berperan aktif dan kritis dalam
pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berperikemanusian
dan bermartabat dengan mengisi kekaryaannya di segala lapisan masyarakat untuk mewujudkan
masyarakat berperadaban (mutamaddin). Ansor menyadari bahwa pembentukan masyarakat
berperadaban haruslah dimulai bertahap dari individu, keluarga, komunitas hingga bangsa.
Berbagai gejala sosial masyarakat yang terjadi di sekeliling kita seperti kekeringan, banjir, bencana alam
dan keadaan sosial kemasyarakatan (kemiskinan dan penggangguran) merupakan fenomena
dimasyarakat yang membuka mata hati bagi para anak bangsa, tidak terkecuali GP Ansor untuk
menyelesaikan segala pekerjaan tersebut. Sebagai upaya menanggulangi fenomena tersebut,
keberadaan GP Ansor dituntut untuk dapat memprogramkan berbagai kegiatan melalui kepengurusan
yang solid dan program kerja yang jelas dan terarah.
B. DASAR KEGIATAN
1. Peraturan Dasar Gerakan Pemuda Ansor;
2. Peraturan Rumah Tangga Gerakan Pemuda Ansor;
3. Peraturan Organisasi Gerakan Pemuda Ansor tentang Sistem Pengkaderan;
4. Program Kerja PC GP.Ansor Lampung Timur;
5. Hasil keputusan Rapat Pengurus Pimpinan Cabang dan pengurus Pimpinan Anak Cabang Gerakan
Pemuda Ansor kecamatan Pekalongan pada tanggal 21 Mei 2021 tentang Pembentukan Panitia
Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Angkatan XIV Periode V di Pondok Pesantren Al- Qodiriyah
Desa Siraman Kec. Pekalongan Kab. Lampung Timur.
D. NAMA KEGIATAN
Kegiatan yang diselenggarakan ini diberi nama:
“Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) ANGKATAN XVI periode V Pimpinan Cabang GP. Ansor
Kabupaten Lampung Timur”
E. TEMA KEGIATAN
Dalam kegiatan ini mengambil tema sebagai berikut:
“MEMBENTUK KADER ANSOR YANG MILITAN ,BERINTEGRITAS DAN KOMPETITIF”
H. PENYELENGGARA
Pelatihan kepemimpinan dasar (PKD) ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda
Ansor Lampung Timur dengan membentuk Panitia Pelaksana sebagaimana terlampir.
I. PEMATERI/NARASUMBER
Adapun narasumber kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Pimpinan Cabang GP. Ansor
Kabupaten Lampung Timur ini adalah Tim Instruktur dari Pimpinan Cabang Kabupaten Lampung Timur
dan Para Ahli atau Praktisi terkait.
K. SUMBER DANA
Pendanaan Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Dasar ini bersumber dari :
1. Kas organisasi
2. Sumbangan donatur dari perorangan atau lembaga yang halal dan tidak mengikat.
3. Iuran Peserta
Adapun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Angkatan XIV
Pimpinan Cabang GP. Ansor Kabupaten Lampung Timur sebesar Rp 10.850.000,- (Sepuluh Juta
Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dengan perincian sebagaimana terlampir.
L. PENUTUP
Demikian proposal ini kami sampaikan atas dukungan dari semua pihak untuk kelancaran kegiatan ini
kami haturkan terima kasih.
Ketua Panitia
V
AGUS KURNIAWAN, S.Pd