Anda di halaman 1dari 22

PANGGUNG HIDUP

SANG BIDUANITA:
REALITAS KEHIDUPAN
PENYANYI DANGDUT
PEREMPUAN DI KOTA
BANJARMASIN DALAM
PERSPEKTIF FENOMENOLOGI
Oleh:
Muhammad Huda Inayaturrahman
TABLE OF CONTENTS
1 2 3 4 5
Latar Belakang Hal yang Ingin Fokus dan Rumusan Kajian Teori
dan Literatur Diketahui Target Penelitian Masalah yang Digunakan
Review

6 7 8 9 10
Pendekatan Sifat Sumber Jenis Teknik Pengumpulan
Penelitian Penelitian Data Penelitian dan Analisis
Data
LATAR BELAKANG
Musik dangdut dewasa ini menjadi musik yang eksistensinya semakin kuat di kalangan
masyarakat Indonesia, bahkan menjadi identitas musik bagi negara Indonesia. Tak
terkecuali di Kota Banjarmasin keberadaan musik dangdut masih sangat digemari oleh
masyarakat kalangan bawah maupun menengah atas yang biasanya ditampilkan melalui
pertunjukan musik di acara-acara perkawinan atau acara-acara hiburan lainnya. Di dalam
sebuah pertunjukan musik dangdut biasanya terdiri dari pemain alat musik dan tentunya
ada yang berposisi sebagai penyanyi atau disebut sebagai biduan/biduanita. Di Kota
Banjarmasin banyak dijumpai perempuan yang berprofesi sebagai biduanita dangdut.
Dalam meniti kariernya biduan dangdut perempuan memiliki berbagai macam strategi untuk
menunjang keberlangsungan kariernya, meningkatkan kualitas kemampuannya dan juga
kualitas penampilannya. Strategi tersebut meliputi pula strategi biduan dangdut
perempuan dalam membangun identitas dirinya sedemikian rupa sehingga memiliki ciri khas
yang berbeda dari yang lainnya. Sering kita jumpai juga biasanya penampilan bidunita di
atas panggung identik dengan pakaian yang terbuka dan goyangan yang erotis dalam
memperlihatkan lekukan tubuhnya.
LATAR BELAKANG
Meskipun hal ini menyimpang dari norma sosial yang ada di masyarakat, kenyataannya hal
seperti inilah yang dicari dan disenangi oleh penonton. Penonton menginginkan penyanyi
dangdut tampil dengan pakaian se-seksi mungkin. Dengan tampil dengan pakaian seksi,
penonton pun akan memberikan uang saweran lebih banyak pada penyanyi tersebut
(Aryandari & Gilang dalam Radiastyo, 2018).
Identitas diri penyanyi dangdut perempuan tentu saja akanbersinggungan dengan
konstruksi sosial yang ada dalam masyarakat. Mega Afriliani Dewi dalam hasil penelitian
Jurnal Pendidikan Sosiologi dengan judul Konstruksi Identitas Biduan Dangdut mengatakan
bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang memilih berprofesi sebagai biduan
dangdut serta adanya konstruksi identitas diri oleh biduan yang dia bangun di atas
panggung dan pemunculan identitas diri biduan di atas panggung menimbulkan respon
masyarakat seperti penolakan, penerimaan, ataupun penyesuaian. Gaya berpakaian juga
menjadi salah satu identitas diri sang biduan ketika berada di atas panggung.
LATAR BELAKANG
Namun, masih ada beberapa hal yang belum dibahas oleh Mega Afriliani Dewi yaitu
mengenai keseharian biduan dangdut. Pembahasan mengenai konstruksi identitas biduan
dangdut pada saat di atas panggung belum diikuti dengan pembahasan konstruksi identitas
diri biduan dangdut pada sehari-hari, sehingga penelitian tersebut hanya berfokus pada
konstruksi identitas biduan dangdut di atas panggung. Pada penelitian tersebut juga masih
belum membahas secara mendalam mengenai dampak yang ditimbulkan akibat pemunculan
identitas diri yang dimiliki oleh biduan dangdut, baik itu dampak negatif maupun dampak
positif. Selain itu, pembahasan mengenai respon masyarakat terhadap proses
eksternalisasi biduan dangdut pada penelitian tersebut juga hanya sekedar pembahasan
pada permukaan saja sehingga pembahasan mengenai hal tersebut masih belum mendalam.
mendalam.
Selain itu, Acap kali penyanyi dangdut perempuan atau biduanita mendapatkan pelecehan
seksual oleh penontonnya dan tubuhnya sang biduanita menjadi objektifikasi laki-laki ketika
biduanita berada di atas panggung dan diluar panggung.
DILEMA SANG BIDUANITA
DILEMA SANG BIDUANITA
TINDAKAN RASIONAL BERPROFESI
SEBAGAI PENYANYI DANGDUT

BAGAIMANA DENGAN
TINDAKAN BIDUAN-
BIDUAN DANGDUT DI
KOTA BANJARMASIN?
APA YANG
MELATARBELAKANGI
TINDAKAN TSB?
PEKERJAAN SEBAGAI BIDUANITA DANGDUT MASIH
DIANGGAP SEBAGAI PEKERJAAN YANG BERTENTANGAN
DENGAN NORMA BAGI SEBAGIAN MASYARAKAT. BANYAK
DARI MEREKA (BIDUANITA DANGDUT) DIPANDANG SEBELAH
MATA BAHKAN DILECEHKAN KARENA MEMILIH BERPROFESI
SEBAGAI BIDUANITA. STIGMA DAN OBJEKTIFIKASI TUBUH
SANG BIDUANITA JUGA MASIH TERJADI DALAM PERILAKU
YANG MASIH PAHAM PATRIARKIS. NAMUN, DIBALIK ITU
BIDUANITA TETAP MEMILIH BERTAHAN DALAM
MENJALANKAN PROFESINYA..
Berdasarkan realita yang ada dan berdasarkan hasil
penelitian terdahulu peneliti akan berfokus pada
berdasarkan pertimbangan tindakan sosial apa seseorang
memilih berprofesi sebagai biduanita dan bagaimana
realitas kehidupan yang dijalani oleh seorang biduanita di
atas panggung dan di luar panggung serta bagaimana
kebertahanan seorang biduanita di pandang dan
diperlakukan oleh masyarakat dengan latar budaya
patriarki yang masih cukup kuat di Kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan
LITERATUR REVIEW
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya penyanyi dangdut perempuan dalam

KONSTRUKSI membangun identitas diri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan lokasi

IDENTITAS penelitian di Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal yang melatarbelakangi seseorang untuk
berkarier menjadi biduan dangdut adalah adanya dorongan dari orangtua, adanya bakat dan hobi dalam
BIDUAN DANGDUT bidang tarik suara, adanya keturunan darah musisi dan lingkungan, dan faktor ekonomi. Biduan dangdut
(MEGA AFRILIANI dalam membangun identitas dirinya memiliki beberapa faktor pembentuk yaitu faktor keluarga, faktor
DEWI) pemberi job, strategi mempertahankan pasar, faktor kesadaran diri dan trend yang sedang in dalam
sesama biduan dangdut.

enelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keberdayaan dan kapasitas aktor dalam
REPRESENTASI industri musik dangdut. Lebih spesifik, penelitian ini mencoba untuk menjelaskan
STEROTIP PEREMPUAN pengetahuan, keterlibatan, kapasitas dan keberdayaan penyanyi perempuan yang
DALAM MUSIK berperan dalam membawakan atau tidaknya lagu yang mengandung nilai-nilai yang
dianggap vulgar. penelitian ini berargumen perempuan menjadi aktor yang sangat
DANGDUT: HEGEMONI mendominasi dalam pembangan industri musik dangdut, namun posisinya tidak selalu
KUASA DAN STRATEGI menduduki tempat Istimewa bahkan tidak sedikit justru merugikan. Stereotip peran
BERTAHAN (RENI seks dan obyektifikasi perempuan baik dalam wacana maupun visual berdampak bagi

FERLITASARI) dirinya dalam tatanan sosial budaya, seksualisasi diri oleh aktor perempuan menciptakan
representasi yang kemudian mengkonstruksi di masyarakat
02
Ingin mengetahui Bagaimana

HAL YANG INGIN


realita kehidupan yang
dijalani oleh biduanita dalam

DIKETAHUI ?
menjalani kehidupannya baik
di atas panggung atau diluar
panggung,

01 03
Ingin mengetahui Bagaimana
Ingin mengetahui mengapa
respon dan pandangan
seseorang memilih menjadi
masyakat terhadap biduanita,
biduanita dangdut
serta apakah terdapat
berdasarkan faktor apa Pelecehan Seksual
yang menjadi (objektifikasi tubuh
melatarbelakanginya. perempuan) pada biduanita
dangdut.
FOKUS & TARGET PENELITIAN
FOKUS TARGET PARTISIPAN
PENELITIAN

Penelitian ini akan


Untuk menentukan partisipan teknik yang digunakan
berfokus pada realita
ialah sampel bertujuan (purposive sampling).
kehidupan yang dijalani
Purposive sampling dimaksudkan untuk menetapkan
oleh biduanita dangdut
sampel dengan memilih beberapa sampel tertentu
dan faktor yang
yang dinilai sesuai dengan masalah penelitian. Subjek
melatarbelakanginya.
penelitian merupakan orang-orang yang dianggap
Serta melihat realita ini
mampu memberikan informasi yang selengkap-
dalam perspektif
lengkapnya sesuai dengan bidang yang diteliti,
sosiologis, tentunya
sehingga data yang diperoleh diakui kebenarannya.
dengan pisau analisis

teori yang relevan


RUMUSAN MASALAH
Faktor apa yang
melatarbelakangi
Bagaimana
seorang perempuan Bagaimana
menjadi biduanita realitas konstruksi dan
dangdut di Kota kehidupan yang respon
Banjarmasin dan dijalani oleh masyarakat yang
berdasarkan biduanita masih lekat
tindakan sosial dengan budaya
dangdut di Kota
(motif) apakah patriarkis di Kota
Banjarmasin
seseorang
dalam dunia Banjarmasin
berprofesi sebagai
biduanita dangdut? sosio-kultural terhadap
Serta bagaimana nya? biduanita dangdut
biduanita memaknai ?
dirinya?
TINDAKAN SOSIAL OLEH
MAX WEBER

TEORI FENOMENOLOGI
ALFRED SCHUTZ

TEORI KONSTRUKSI REALITAS


KAJIAN TEORI YANG SOSIAL OLEH PETER L BERGER

DIGUNAKAN DAN THOMAS LUCKMANN

INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE


HERBERT MEAD & HERBERT
BLUMER

TEORI DRAMATURGI ERVING


GOFFMAN
KOMPETENSI DAN
IDENTITAS BIDUANITA
PROFESIONALITAS BIDUANITA

PROSES MENJADI BIDUANITA SEBAGAI


BIDUANITA AKTOR KEHIDUPAN

BAGIAN BAGIAN BIDUANITA DAN ATURAN


BAHASAN YANG MAINNYA
TERPIKIR
MANAJEMEN INTERAKSI
BIDUANITA DALAM BIDUANITA
KONSEP
BIDUANITA DALAM DUNIA
PEMAKNAAN DIRI LIFE WORLD PATRIAKIS
SEBAGAI BIDUANITA
METODE
PENDEKATAN PENELITIAN
PENELITIAN
KUALITATIF
SIFAT PENELITIAN DESKRIPTIF
SITUASI SOSIAL DAN
LITERATUR:
DATA PRIMER
SUMBER DATA DIDAPATKAN DARI
HASIL OBSERVASI DAN
WAWANCARA DENGAN
INFORMAN DAN STUDI
PUSTAKA
JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian ini ialah penelitian fenomenologi. Penelitian ini peneliti
menggunakan penelitian fenomenologis deskriptif. Peneliti menggunakan
penelitian tersebut untuk menggali hakekat dan kesadaran murni para
subjek tentang pengalaman perjumpaan yang menjadi ruang
perjumpaan etis dengan wajah yang lain. Edmund Husserl menempatkan
fenomena dalam pendekatan ilmiah untuk melihat fenomen-fenomen
atau apa saja tertampakan. Penampakan melalui analisis terhadap
gejala yang membanjiri kesadaran manusia. Oleh karena itu, proses
penelitian ini akan bercorak metode perjumpaan dengan cara
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi sebagai acuan
datanya. Paradigma profesi biduanita dangdut dalam metodologi
penelitian fenomenologi sangat unik dan khas, sehingga hasil penelitian
ini membuktikan fenomenologi dapat dikatakan membawa perubahan
pada wajah ilmu pengetahuan secara umum.
TEKNIK PENELITIAN
Teknik Teknik Analisis
Pengumpulan Data Data

Model analisis interaktif


Observasi, Wawancara
menurut Miles dan
semi terstruktur
(indepth) dan Huberman, yang terdiri

Dokumentasi dari 3 bagian, yaitu :


reduksi data, penyajian
data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi
THANK YOU!
Do you have any questions for me?

Anda mungkin juga menyukai