Anda di halaman 1dari 2

Arnold

Arnold menggunakan system analisis individual dan menyebutnya sebagai analisis


sekuensial cerita. Dalam analisisnya, ia menggunakan kebutuhan prestasi yang dikemukakan
oleh McClelland. Arnold menekankan pada tindakan, alur cerita, dan akhir cerita, bukan pada
gambar bahkan bukan pada tokoh yang muncul dalam cerita. Arnold juga menyatakan pilihannya
untuk menggunakan kartu standard TAT yaitu 1, 2, 3BM, 4, 6BM, 7BM, 8BM,, 10, 11, 13MF,
14 16, dan 20.

Konsep kunci dari sistem Arnold adalah import yaitu tema utama pada tingkat
interpretative (pada sistem BellaK), usaha untuk menemukan satu makna atau bahkan moral
dalam cerita yang disampaikan oleh subjek. Ia menyebutkan bahwa tidaklah relevan untuk
menilai apakah subjek melakukan identifikasi dengan seorang tokoh ataupun lebih. Ia
menyebutkan import akan menunjukkan bagaimana pencerita ‘berpikir tentang apa yang
biasanya dilakukan oleh orang lain dan apa yang dirasakannya tentang apa yang seharusnya
mereka lakukan.

Sistem skoring Arnold murni kuantitatif. Setiap cerita diskor dalam skala intensitas 5
point, range +2 melalui 0 (digunakan untuk respon yang tidak bisa diskor) hingga -2. Skor
intensitas dijumlahkan untuk menghasilkan skor konsisten yang selanjutnya akan dikonversi ke
dalam indeks motivasi (MI) dengan menggunakan table, untuk cerita yang berjumlah 10 hingga
16.

Skor intensitas ditentukan oleh kriteria berikut ini :

+2 : tindakan overt dan positif

+1 : aktivitas convert (perencanaan, sikap positif) atau tidak terlalu positif (gagal di awal diikuti
kesuksesan)

-1 : kurangnya tindakan yang positif, misalnya kesuksesan akibat kertergantungan kepada orang
lain.

-2 : tindakan atau sikap yang jelas negative, impulsive, atau merusak, misalnya kesuksesan
melalui tindakan yang salah.

Kriteria ini diaplikasikan dalam kerangka kerja dari 4 kategori skoring yang disebutkan
berikut :

I. Prestasi, kesuksesan, kebahagiaan, usaha yang aktif (atau kekurangan akan hal itu).
II. Benar dan salah, diskor ketika tidak sukses atau gagal namun etika dari tindakan atau
akibat personal merupakan temannya.
III. Relasi manusia, tindakan atau sikap terhadap orang lain, atau dari orang lain terhadap
tokoh utama.
IV. Reaksi terhadap kesulitan, selain dari kegagalan.

Referensi :

Rahma Lubis, M.Psi (2017) : Thematic Apperception Test.Fakultas Psikologi UMA 2010

Anda mungkin juga menyukai