Anda di halaman 1dari 105

SOAL-SOAL PEDAGOGIK ( PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MORAL

PESERTA DIDIK)
1. Kemampuan berikut ini yang merupakan perkembangan kognitif adalah…
A. kemampuan berkomunikasi
B. kemampuan berinteraksi
C. kemampuan untuk mengintegrasikan diri
D. Kemampuan untuk memecahkan masalah
2. Kemampuan berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika tapi masih terkait
dengan obyek-obyek bersifat konkrit merupakan ciri-ciri kemampuan anak berusia
A. 0 - 2 tahun
B. 2 -- 7 tahun
C. 7 -- 11/12 tahun
D. 11/12/ -- 14/15 tahun
3. Faktor utama yang memengaruhi perkembangan kognitif peserta didik  adalah . . .
A. perasaan
B. gaya pengasuhan
C. psikologis
D. individu
4. Menggunakan potongan sapu lidi, kelereng, globe, gambar-gambar yang menyangkut
pembelajaran IPA serta IPS sebagai media adalah sesuai dengan tahapan perkembangan
berfikir anak yang dikenal sebagai tahapan
A. Pengamatan dan penginderaan yang intensif terhadap lingkunganya (sensomotor)
B. Dominasi pengamatan bersifat egosentris
C. Anak memahami bilangan dan angka tetapi masih terkait dengan obyek bersifat
kongkrit (operasional konkrit)
D. Kemampuan mengoperasikan kaidah logika yang tidak terikat lagi dengan obyek
yangbersifat konrit (operasional formal)
5. Peserta didik telah memiliki yang memiliki moralitas benar-benar diinternalisasikan dan
tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Dia  mengenal tindakan moral alternatif,
menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral
pribadi.
Hal ini merupakan contoh perilaku moral-spritual pada tahapan ...
A. penalaran pascakonvensional
B. penalaran konvensional

Page 1 of 105
C. penalaran prakonvensional
D. penalaran interkonvensional
6. Individu memandang apa yang diharapkan oleh keluarga, kelompok, masyarakat dan
bangsa serta setia mendukung aturan social bukan hanya untuk ketenangan tetapi disadari
sebagai sesuatu yang berharga. Pernyataan tersebut merupakan tahapan perkembangan
moral
A. Prekonvensional
B. Konvensional
C. Pascakonvensional
D. Interkonvensional

PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK


Seto Mulyadi (2002a) menyatakan tentang Robert Coles yang menggagas tentang
kecerdasan moral yang juga memegang peranan amat penting bagi kesuksesan seseorang
dalam hidupnya. Hal ini ditandai dengan kemampuan seorang anak untuk bisa menghargai
dirinya sendiri maupun diri orang lain, memahami perasaan terdalam orang-orang di
sekelilingnya, mengikuti aturan-aturan yang berlaku, semua ini termasuk merupakan kunci
keberhasilan bagi seorang anak di masa depan. Suasana damai dan penuh kasih sayang dalam
keluarga, contoh-contoh nyata berupa sikap saling menghargai satu sama lain, ketekunan dan
keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidak mudah putus asa,
lebih banyak tersenyum daripada cemberut, semua ini memungkinkan anak mengembangkan
kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional maupun
kecerdasan moralnya.
Teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama
pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap yaitu: Penalaran prakovensional,
konvensional, dan pascakonvensional.
1) Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional
Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai
moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
Contoh dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah
uang.
2) Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori
perkembangan moral Kohlberg. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi

Page 2 of 105
mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau
masyarakat.
Contoh: siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena kesadaran sendiri
tetapi tidak mau menaati perintah orang tua yang mengharuskan belajar dari pukul 19.00
sampai dengan pukul 21.00
3) Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan
pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki
pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Contoh: Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau
tidak, ada sanksi atau tidak.

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK


Empat Tahap Perkembangan Kognitif Peserta Disik Menurut Piaget
(1) tahap sensori motor (0–2 tahun),
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan
mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada
tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat
indera mereka.
(2) tahap pra-operasional (2–7 tahun),
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-
hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum
mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.
(3) tahap operasional konkret (7–11 tahun),
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh
pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuat kesimpulan dari
suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu
mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersamasama (misalnya,
antara bentuk dan ukuran).
(4) tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak
mesti menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam
perkembangan kognitif.

Page 3 of 105
SOAL PEDAGOGIK KESULITAN BELAJAR SISWA
1. Memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler, melakukan rekreasi dengan guru, dan
melakukan kegiatan informal lainnya memiliki fungsi untuk mengatasi kesulitan belajar
dalam hal ….
A. mengemukakan gagasan
B. mengaktualisasikan diri
C. penciptaan hubungan yang baik
D. menformulasikan tindakan
2. Tindakan yang paling tepat dilakukan pada saat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran yang sedang diajarkan adalah:
A. Mengulang kembali bahan yang diajarkan
B. Memberikan tugas agar siswa mempelajari bahan yang belum dipahami
C. Memberikan buku sumber untuk dipelajari siswa
D. Membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan
3. Seorang peserta didik mampu mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru
tetapi pada saat ditanya ia tidak mengerti apa yang ia dengar.  Peserta didik tersebut
mengalami kesulitan/ gangguan belajar dalam hal ....
A. kesulitan akademis
B. gangguan simbolik
C. gangguan nonsimbolik
D. gangguan social
4. Perbedaan antara konseling dan wawancara terletak pada maksud dan tujuannya. Tujuan
konseling adalah....
A. Membantu siswa agar dapat memecahkan masalah pribadinya
B. Menbantu siswa agar dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya
C. Membantu siswa agar dapat mengatasi kesulitan belajar
D. Membantu siswa agar memperoleh informasi tertentu
5. Cara yang yang paling cepat dan akurat yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan
belajar peserta didik yang bersumber dari faktor sosial adalah …
A. sosiometri
B. angket
C. wawancara
D. brainstorming

Page 4 of 105
6. Bila anda sebagai guru menemukan peserta didik mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran yang  diberikan, tindakan apa yang akan dilakukan ?
A. Memindahkantempat duduk peserta didik  ke meja yang paling depan
B. Mengulangi penjelasan bahan ajar kepada seluruh peserta didik
C. Memberikan bantuan belajar kepada peserta didik yang bersangkutan
D. Menugaskan seluruh peserta didik membaca buku sumber
7. Peserta didik banyak meluangkan waktu untuk bermain dengan teman-temannya. Dia rela
menghabiskan waktunya untuk teman daripada belajar. Ketika hasil tes dibagikan, serta
didik mendapat nilai yang kurang memuaskan. berusaha menyadarkan siswa. hal tersebut
merupakan penyadaran kesulitan belajar yang bersumber dari faktor ...
A. keluarga
B. sosial
C. kondisi fisik
D. intelektual

FAKTOR PENYEBAB DAN CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK


Mengidentifikasi dan mengatasi kesulitan belajar siswa
A. Pengertian Kesulitan Belajar Siswa
Hamalik (hal: 1983) menyatakan kesulitan belajar dapat diartikan sebagai keadaan di
mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut tidak
bisa diabaikan oleh seorang pendidik karena dapat menjadi penghambat tujuan
pembelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh faKtor intelegensi yang
rendah, akan tetapi bisa disebabkan oleh faktor-faktor nonintelegensi. Oleh karena itu,
IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Wood (2007:33) menyatakan
kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut
diakibatkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik maupun luar diri
peserta didik.
B. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Siswa
Empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam perkembangan seorang anak:
1) Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan
kesulitan berhitung.
2) Gangguan simbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu
obyek sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.

Page 5 of 105
3) Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran
karena ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah
dipelajarinya.
4) Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi
dalam diri anak.
C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Penyebab kesulitan belajar antara lain sebagai berikut.
1) Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;
2) Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi
pada ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit
persalinan;
3) Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;
4) Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan
belajar dari orang tua.
D. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. tempat duduk siswa
Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya
mengambil posisi tempat duduk bagian depan.
2. Gangguan kesehatan
Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah
dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan
keluarga lainnya.
3. Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu
ditolong dengan melaksanakan program remedial.
4. Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa
yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya, karena materi
pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
5. Suasana belajar menyenangkan
Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang
mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.

Page 6 of 105
E. Rancangan Kegiatan Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Rancangan mengatasi kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajarnya. Secara umum, prosedur bimbingan belajar dapat ditempuh
melalui langkah-langkah sebagai berikut : (1) Identifikasi kasus; Identifikasi kasus
merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan
bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga
mebutuhkan layanan bimbingan belajar. (2) Call them approach; melakukan
wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara
ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
(3) Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban
sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat
dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan
belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-
situasi informal lainnya. (4) Developing a desire for counseling; menciptakan suasana
yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya.
Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil
dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk
dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya. Melakukan analisis
terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan
atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa. (5) Melakukan analisis sosiometris;
dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan Penyesuaian
social
2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau
masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks proses belajar mengajar, permasalahan
siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural –
fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah
siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah
siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat
membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a)
jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan

Page 7 of 105
keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan
moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu
senggang.
3. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem
pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau
guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru
pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek
kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau
guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih
kompeten.

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MORAL PESERTA DIDIK


Prinsip-Prinsip Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Empat Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Menurut Piaget
1. tahap sensori motor (0–2 tahun),
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan
mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada
tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat
indera mereka.
2. tahap pra-operasional (2–7 tahun),
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-
hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum
mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.
3. tahap operasional konkret (7–11 tahun),
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh
pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuat kesimpulan dari
suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu
mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersamasama (misalnya,
antara bentuk dan ukuran).
4. tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak
mesti menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam
perkembangan kognitif.

Page 8 of 105
Perkembangan Moral
1. Teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada
penalaran moral dan berkembang secara bertahap yaitu: Penalaran prakovensional,
konvensional, dan pascakonvensional.
1) Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional
Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan
internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah)
dan hukuman ekternal.
2) Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori
perkembangan moral Kohlberg. Seorang mentaati standar-standar (internal) tertentu,
tetapi mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua
atau masyarakat.
3) Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benarbenar diinternalisasikan dan tidak
didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral
alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu
kode moral pribadi.
2. Tipe-tipe Kepribadian Siswa
Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati
kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil
bagian dalam aktivitas sosial.
b. Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai
kontrol diri yang baik.
c. Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang
disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
Menurut Hippocrates dan Galenus (dalam Kurnia 2007)
1. Bekal Awal Peserta Didik
Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan kemampuan awal (entry behavior)
adalah kemampuan yang yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh
kemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal menunjukkan status
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang akan

Page 9 of 105
datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik. Dengan kemampuan ini
dapat ditentukan darimana pengajaran harus dimulai.
Identifikasi bekal ajar awal peserta didik bertujuan untuk:
1) Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan awal
peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu;
2) Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta kecendrungan peserrta didik
berkaitan dengan pemilihan program program pembelajaran tertentu yang akan diikuti
mereka; dan
3) Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu
dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

Teknik Mengaktifkan Bekal Ajar Awal Peserta Didik


Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, seorang pendidik dapat melakukan tes
awal (pre-test). Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan
kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi, dan memberikan
kuisioner kepada peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu
pelajaran tersebut. Teknik yang paling tepat untuk mengetahui bekal ajar awal peserta didik
yaitu tes. Teknik tes ini menggunakan tes prasyarat dan tes awal. Sebelum memasuki
pelajaran sebaiknya guru membuat tes prasyarat dan tes awal. Tes prasyarat adalah tes untuk
mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan keterampilan yang diperlukan
atau di syaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal adalah tes untuk
mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan mengenai
pelajaran yang hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen
membuktikan bahwa “untuk belajar yang bersifat kognitif apabila pengetahuan atau
kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi, maka
tidak akan menolong untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi”. Hasil pretest juga sangat
berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki dan sebagai
perbandingan dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal
sangat diperlukan untuk menunjang pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan baru
karena kedua hal tersebut saling berhubung.

Page 10 of 105
SOAL SOAL PEDAGOGIK TEORI BELAJAR PAKET 1
1. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai
fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna kehidupan siswa. Teori ini termasuk aliran ...
A. Behaviorisme
B. Humanistik
C. Sibernetik
D. Kontruktivisme
2. Teori belajar yang berpendapat bahwa belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses
pengisian detil kaidah-kaidah atau struktur aturan-aturan bahasa ke dalam LAD yang
sudah tersedia secara alamiah pada manusia adalah teori belajar …
A. Nativisme
B. Kognitivisme
C. Humanistik
D. Sosial
3. Aliran ini lebih menekankan bagaimana kegiatan pembelajaran menjadi menarik. Artinya,
mendapatkan perhatian dari peserta didik diperlukan alat bantu. Alat bantu ini sejalan
dengan perkembangan teknologi. Teori ini tergolong aliran …
A. Humannistik
B. Behaviorisme
C. Sibernetik
D. Konstruktivime
4. Belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan
terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri
atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berpikir
yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang. Hal ini sesuai dengan prinsip
belajar...
A. Keterlibatan langsung dan pandangan hidup
B. Perhatian dan motivasi     
C. Keaktifan
D. Pengulangan
5. Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai
yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat

Page 11 of 105
merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang
mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,
karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut
penguatan negatif. Pernyataan tersebut merupakan prinsip pembelajaran ...
A. Tantangan
B. Balikan atau penguatan
C. Perhatian dan motivasi     
D. Keterlibatan langsung

SOAL TEORI BELAJAR PAKET 2


1. Pada teori belajar  ini siswa dianggap sebagai objek belajar. Siswa diperlakukan sebagai
individu yang pasif. Respons atau prilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan
atau pembiasaan semata. Munculnya prilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan
dan akan menghilang bila dikenai hukuman merupakan pengertian dari teori belajar … .
A. Humanistik
B. Sibernetik
C. Kontruktivisme
D. Behaviorisme
2. Sebagai protes terhadap teori perilaku yang telah berkembang sebelumnya muncullah
teori belajar kognitif. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah … .
A. Bandura, Wielkeiwicks, Ausubel
B. Ausubel, Bruner, Bandura
C. Ausubel, Bruner, dan Gagne
D. Wielkeiwicks, Ausubel, Bruner
3. Teori ini meyakini bahwa kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang
dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-
nilai budaya yang berkembang. Oleh karena itu, teori ini mengabungkan antara potensi-
potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan
optimal.  Teori belajar ini disebut … .
A. Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
B. Teori Kecerdasan Ganda
C. Teori Belajar Sosial
D. Teori Pembelajaran Sosial

Page 12 of 105
4. Proses belajar dan pembelajaran pada era globalisasi ini akan dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi komunikasi. Proses belajar belajar bisa terjadi dimana-mana dan menuntut agar
siswa mampu untuk mandiri. Pernyataan diatas merupakan pengertian dari teori ….
A. Sibernetik
B. Konstruktivisme
C. Behaviorisme
D. Kognitivisme
5. Teori belajar sosial menyatakan bahwa manusia belajar melalui pengamatannya terhadap
perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak melakukan riset teori belajar sosial adalah
….
A. Ausabel, Albert Bandura, Ausubel
B. Ausubel, Bruner, dan Gagne
C. Albert Bandura  dan Bernard Weiner
D. Bandura, Wielkeiwicks, Ausubel

TEORI BELAJAR (2)


A. Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) memandang belajar sebagai hasil dari
pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus) seperti ‘2 + 2’ dan balasan
dari siswa (response) seperti ‘4’ yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond)
antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya
(law of exercise). Para penganut teori belajar tingkah laku ini berpendapat bahwa batu
saja akan berlubang jika ditetesi air terus menerus. Thorndike menyatakan kuat tidaknya
hubungan ditentukan oleh kepuasan maupun ketidakpuasan yang menyertainya (law of
effect). Itulah sebabnya, dua kata kunci menurut para penganutnya selama proses
pembelajaran adalah ‘latihan’ dan ‘ganjaran/ penguatan’. Teori ini menitikberatkan pada
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengulangan. Ganjaran atau penguatan pada
binatang ditunjukkan dengan pemberian sesuatu jika ia dapat menyelesaikan tugasnya,
sehingga binatang tersebut akan mengulangi kegiatannya. Para siswa akan sangat senang
dan merasa dihargai jika mereka mendapat hadiah ketika mereka dapat melaksanakan
tugas dengan baik, sehingga mereka akan berusaha untuk melakukan hal yang sama.
Namun jika mereka melakukan hal yang salah maka mereka harus mendapat hukuman
agar ia tidak melakukan hal itu lagi. Teori belajar tingkah laku ini menekankan adanya
ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement). Semakin banyak ganjaran yang
diberikan maka respon yang diharapkan dari siswa akan lebih baik. Selain itu, jika respon

Page 13 of 105
siswa di luar yang diinginkan maka diperlukan adanya konsekuensi hukuman
(punishment) sebagai stimulus agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang
sudah ada atau, dengan kata lain, agar perilaku siswa sesuai yang diinginkan. Khusus
untuk punishment ini, beberapa tokoh teori tingkah laku, misalnya Skinner, memiliki
perbedaan pendapat, khususnya karena dampak yang kurang baik. Skinner memberikan
alternatif yaitu digunakannya penguatan negatif (negative reinforcement). Pada masa kini,
teori belajar yang dikemukakan penganut psikologi tingkah laku ini cocok digunakan
untuk mengembangkan kemampuan siswa yang berhubungan dengan pencapaian hasil
belajar (pengetahuan) matematika seperti fakta, konsep, prinsip, dan skill (keterampilan).
B. Teori Belajar Kognitif
1. Psikologi Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) adalah suatu organisasi
mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu berinterkasi dengan
lingkungannya. Dua proses yang sangat penting adalah asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah suatu proses di mana suatu informasi atau pengalaman baru dapat
disesuaikan dengan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa; sedangkan
akomodasi adalah suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang
sudah ada di benak siswa agar sesuai dengan pengalaman yang baru dialami. Sejalan
dengan itu, Ausubel menginginkan proses pembelajaran di kelas-kelas adalah suatu
pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) yaitu suatu pembelajaran di mana
pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait dengan pengetahuan lama yang
sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang. Untuk membantu terjadinya
pembelajaran bermakna, Bruner menyarankan agar proses pembelajaran melalui tiga
tahap, yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.
Empat tahap perkembangan kognitif siswa menurut Piaget adalah (1) tahap sensori
motor (0–2 tahun), (2) tahap pra-operasional (2–7 tahun), (3) tahap operasional
konkret (7–11 tahun), dan (4) tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan
dan mengatur kegiatan fsik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna.
Pada tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh
dan alat-alat indera mereka. Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak
masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman
menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan
dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten. Pada tahap operasional konkret (7-11
tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini,

Page 14 of 105
seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan
menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu
situasi nyata secara bersamasama (misalnya, antara bentuk dan ukuran). Pada tahap
operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti
menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam
perkembangan kognitif.
2. Belajar Bermakna David P. Ausubel
Teori belajar Ausubel menitikberatkan pada bagaimana seseorang memperoleh
pengetahuannya. Menurut Ausubel terdapat 2 jenis belajar yaitu belajar hafalan (rote-
learning) dan belajar bermakna (meaningfullearning). Jika seorang siswa
berkeinginan untuk mengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal
yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai
hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless) sama sekali baginya.
Pembelajaran yang mengacu pada ‘belajar bermakna’ atau ‘meaningful-learning’
adalah pembelajaran di mana pengetahuan atau pengalaman baru yang akan dipelajari
siswa dapat terkait dengan pengetahuan lama yang sudah dimiliki siswa.
3. Teori Presentasi Bruner
Bruner membagi penyajian proses pembelajaran dalam tiga tahap, yaitu tahap enaktif,
ikonik, dan simbolik. Pada tahap enaktif, para siswa dituntut untuk mempelajari
pengetahuan dengan menggunakan sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yang berarti
dapat diamati dengan menggunakan panca indera. Contohnya, ketika akan membahas
geometri ruang di awal pembelajaran, guru dapat menggunakan alat peraga maupun
barang sehari-hari semisal kaleng, dus, dll. Pada tahap ikonik, yakni setelah
mempelajari pengetahuan dengan benda nyata atau benda konkret, tahap berikutnya
adalah tahap ikonik, dimana para siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk
gambar atau diagram sebagai perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda
konkret atau nyata tadi. Pada tahap simbolik para siswa harus melewati suatu tahap
dimana pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol abstrak.
Dengan kata lain, siswa harus mengalami proses berabstraksi. Berabstraksi terjadi
pada saat seseorang menyadari adanya kesamaan di atara perbedaan-perbedaan yang
ada.

Page 15 of 105
C. Teori Belajar Konstruktivisme
1. Model Penemuan
Bruner berpendapat bahwa belajar dengan penemuan adalah belajar untuk
menemukan (learning by discovery is learning to discover). Ada dua model
penemunaan, yaitu model penemuan murni dan model penemuan terbimbing. Model
penemuan yang dapat dikembangkan di kelas adalah model penemuan terbimbing di
mana para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan
data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan
menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta
bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Berbeda dengan model
penemuan murni di mana mulai dari pemilihan strategi sampai pada jalan dan hasil
penemuan ditentukan para siswa sendiri maka pada penemuan terbimbing ini, para
guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu dan memberi kemudahan bagi
para siswanya sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempergunakan idea, konsep
dan ketrampilan yang sudah dia pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru.
Penggunaan serangkaian pertanyaan yang tepat akan sangat membantu siswa untuk
menemukan pengetahuan yang baru berdasar pada pengetahuan lama yang
dipunyainya.
2. Model Saintifk
Pendekatan saintifk meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana dijelaskan berikut
ini.
a. Mengamati (observing) di mana siswa difasilitasi untuk mengamati dengan indra
(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan
atau tanpa alat.
b. Menanya (questioning) di mana siswa difasilitasi untuk membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami,
informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifkasi.
c. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) di mana siswa difasilitasi
untuk mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru
bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan
memodifkasi/ menambahi/ mengembangkan.
d. Menalar/mengasosiasi (associating) di mana siswa difasilitasi untuk mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat

Page 16 of 105
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait
dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
e. Mengomunikasikan (communicating) di mana siswa difasilitasi untuk menyajikan
laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafk; menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN


KOMPETENSI INTI GURU: MENGUASAI TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
1. Peserta didik dapat belajar jika ia tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Hal ini sesuai dengan prinsip belajar….
A. Pengulangan
B. Keterlibatan langsung
C. Penguatan
D. Keaktifan
2. Seorang guru selalu memberikan apresiasi atau penghargaan berupa nilai yang baik
dan  kata-kata positif terhadap keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Hal itu
dilakukan karena berdasarkan pengalamannya nilai yang baik dan kata-kata positif dapat
membuat siswa lebih giat belajar. Guru tersebut telah menerapkan prinsip
pembelajaran….
A. Perhatian dan motivasi
B. Perbedaan individual
C. Tantangan
D. Balikan atau penguatan
3. Dalam mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Nasional, seorang guru memberikan
beberapa kali latihan soal kepada siswa. Guru berharap akan terjadi peningkatan
penguasaan oleh siswa terhadap materi pembelajaran dengan latihan yang dilaksanakan
tidak hanya sekali. Guru tersebut menerapkan prinsip pembelajaran…
A. Penguatan atau balikan
B. Perhatian dan motivasi
C. Pengulangan
D. Tantangan

Page 17 of 105
Pembahasan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
o Perhatian dan Motivasi: Tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Motivasi
adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
o Keaktifan: Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
o Keterlibatan langsung/Berpengalaman: belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung.
o Pengulangan: belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons benar.
o Tantangan: Tujuan dan hambatan dalam belajar memberikan motif kepada siswa
untuk mengatasi hambatan dan meraih tujuan belajar
o Balikan atau Penguatan: Kata-kata yang positif dan nilai yang baik itu mendorong
anak untuk belajar lebih giat lagi. Pujian dan nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif.
o Perbedaan Individual: Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua
orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang
teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran sebagai berikut.
A. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar
pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi
belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Di samping perhatian, motivasi mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi
pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).

Page 18 of 105
B. Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya
sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan
kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
C. Keterlibatan langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale
dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
D. Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah
pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan
dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya
mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berpikir yang akan
membuat daya-daya tersebut berkembang.
E. Tantangan
Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai. Namun selalu
terdapat hambatan, yaitu mempelajari bahan belajar. Timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
F. Balikan atau Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai
yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat
merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang
mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,
karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut
penguatan negatif.
G. Perbedaan Individual
Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini
berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

Page 19 of 105
SOAL PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

KISI-KISI SOAL PENGEMBANGAN KURIKULUM


KOMPETENSI GURU INDIKATOR
KOMPETENSI INTI
MAPEL PENCAPAIAN
Mengembangkan kurikulum 3.1 Memahami prinsip- 3.1.1 Menjelaskan pengertian
yang terkait dengan mata prinsip pengembangan pengembangan kurikulum.
pelajaran yang diampu. kurikulum

1. Pengembangan kurikulum harus memiliki keajegan konsep antaraantara kompetensi


dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik
dan  instrumen penilaian. Pernyataan tersebut merupakan prinsip pengembangan
kurikulum...
A. Ketercukupan
B. Konsistensi
C. Keilmiahan
D. Relevansi

LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


A. Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,
suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat, diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Ilmiah

Page 20 of 105
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dalam konteks Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang termuat dalam
silabus harus benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam
bidang ilmu tersebut. Penggunaan istilah, notasi atau lambang untuk menunjuk objek
tertentu, hendaknya sesuai dengan istilah, notasi atau lambang yang umum dan lazim
digunakan dalam bahasa dan sastra Indonesia.
2. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan
instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran,
penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber
dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian
semata-mata diarahkan pada pencapaian kompetensi dasar dalam rangka pencapaian
standar kompetensi.
3. Relevan
Pengembangan kurikulum harus memiliki kesesuaian di antara komponen-
komponennya, seperti tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum
juga harus relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta
didik, serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam
kurikulum juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spritual siswa.
Prinsip ini mendasari pengembangan kurikulum, baik dalam pemilihan
materi pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan
media dan alat pembelajaran.
4. Ketercukupan
Cakupan indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Dengan
prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan
materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika
standar kompetensi dan kompetensi dasar menuntut kemampuan menganalisis suatu
obyek belajar, maka materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta
instrumen penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan itu.

Page 21 of 105
5. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap,
maupun praktik (psikomotor). Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam
mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya.
Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga
peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan
hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan
afektif dan psikomotoriknya, serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup
(lifeskill).
6. Fleksibel
Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya;
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman.
Keseluruhan komponen dalam kurikulum juga mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan
masyarakat.
7. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam
menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam pengembangan pembelajaran. Di
samping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi informasi,
seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan.
8. Kontinuitas, pengembangan kurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara
tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, maupun kontribusi dengan jenis pekerjaan.
Sumber:
Wibowo, Hari dkk. 2016. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan

Page 22 of 105
SOAL MENGEMBANGKAN KURIKULUM YANG TERKAIT DENGAN MATA
PELAJARAN YANG DIAMPU
KOMPETENSI
KOMPETENSI GURU MAPEL INDIKATOR PENCAPAIAN
INTI
Mengembangkan 3.2 Menentukan tujuan 3.2.2 Menjelaskan langkah
kurikulum yang pembelajaran yang diampu. penentuan tujuan
terkait dengan pembelajaran.
mata pelajaran 3.4 Memilih materi pembelajaran 3.4.1 mengidentifikasi materi
yang diampu. yang diampu yang terkait pembelajaran yang sesuai
dengan pengalaman belajar dan dengan KI-KD.
tujuan pembelajaran.
3.6 Mengembangkan indikator dan 3.6.2 Menentukan jenis dan bentuk
instrumen penilaian. penilaian sesuai dengan
indikator, KI dan KD.

3.6.3 Menyusun instrumen


penilaian sesuai dengan
indikator, KI dan KD

1. Dalam memilih dan mengembangkan materi pembelajaran, Ibu Murni Nugroho selalu
menyeleksi materi pembelajaran yang telah teruji kebenarannya, tidak ketinggalan jaman
dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan. Kriteria penyeleksian dan
pemilihan materi pembelajaran tersebut memenuhi kriteria…
A. Sahih
B. Kebermanfaatan
C. Layak dipelajari
D. Menarik minat
2. Bu Rossa menyiapkan materi pelajaran dengan cara dimulai dari materi-materi yang
dikenal siswa kemudian menuju hal-hal baru dan dianggap lebih mendalam. Bentuk
pengembangan materi yang disusun Bu Rossa mengikuti pola....
A. Kausal
B. Spiral
C. Kronologis
D. inquiri

Page 23 of 105
SOAL UTN PLPG 2017 PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik  sesuai dengan kompetensinya dimuat dalam:
A. Silabus
B. RPP
C. Silabus dan RPP
D. SKL
2. Komponen rancangan pelaksanaan pembelajaran terdiri dari....
A. Identitas, kompetensi Inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
pembelajaran, evaluasi
B. Identitas, kompetensi Inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator,materi,
metode, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, evaluasi
C. Identitas, kompetensi Inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi,
metode, sumber belajar, media pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, evaluasi
D. Identitas, kompetensi Inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi,
metode, media pembelajaran, sumber belajar, evaluasi, langkah-langkah pembelajaran
3. Silabus dan RPP sama-sama sebagai rencana proses pembelajaran, perbedaannya adalah
sebagai berikut:
A. Silabus berisi kompetensi dasar sedangkan rpp mengarahkan kegiatan belajar
untuk mencapai kompetensi dasar
B. Silabus bersumber dari standar isi dan standar lulusan, sedangkan RPP bersumber dari
standar kompetensi lulusan
C. RPP dibuat oleh setiap guru, sedangkan  silabus dibuat oleh tim guru
D. RPP dan silabus keduanya disusun oleh setiap satan pendidikan.
4. Salah satu prinsip dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
A. Materi atau bahan ajar berbasis kompetensi
B. Pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
C. RPP bersumber dari silabus
D. Alokasi waktu sesuai dengan jadwal pada setiap satuan pendidikan
5. Renacana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Dijabarkan dari....
A. Silabus untuk pembuatan indicator dan tujuan pembelajaran dalam upaya mencapai
KD
B. Silabus untuk pembuatan tujuan pembelajaran dan materi dalam upaya mencapai KD

Page 24 of 105
C. Silabus untuk pembuatan ndikator dan penilaian dalam upaya mencapai KD
D. Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai KD
6. Perhatikan beberapa komponen dari RPP untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut ......
1) Kompetensi dasar :Mengenal kegiatan bermusyawarah
2) Indikator : menyebutkan dua ciri kegiatan bermusyawarah
3) Tujuan Pembelajaran : setelah pelaksanaan pemilihan ketua kelas siswa dapat
menyebutkan dua ciri kegiatan musyawarah dengan benar
Berdasarkan komoponen-komponen RPP tersebut prinsip  digunakan adalah....
A. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
B. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
C. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
D. Keterkaitan dan keterpaduan
7. Dalam mengunakan media dan alat bantu mengajar, guru sebaiknya
memperhatikan  beberapa faktor di bawah ini, kecuali satu yakni;:
A. Metode mengajar yang digunakan guru
B. Karakteristik bahan ajar
C. Waktu yang tersedia untuk kegiatan pembelajaran
D. Buku sumber yang digunakan dalam pembelajaran
8. Jika seorang guru melakukan aktifitas pembelajaran sebagai berikut:
1) Membekali murid tidak hanya dengan fakta-fakta, melainkan diarahkan pada
kemampuan penguasaan dalam proses berfikir dan berkomunikasi,
2) Berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik.
3) Melakukan penilaian yang mencakup cara-cara penyelesaian masalah dengan
berpatokan pada aturan yang berlaku, seperti peta konsep, diagram ven, portopolio,
uji kompetensi, dan ujian komprehensif.
Maka guru tersebut dapat dikatakan menggunakan pembelajaran yang berbasis....
A. Kognitivisme
B. Behaviorisme
C. Konstructivisme
D. Humanisme  

Page 25 of 105
9. Menurut Piaget, periode perkembangan operasi kongkrit pada siswa usia peserta didik
antara 7 – 12 tahun. Dengan demikian proses pembelajaran dikelas harus lebih
menekankan…
A. Penggunaan media, alat peraga termasuk sumber belajar.
B. Pemberian tugas yang tersetruktur.
C. Penggunaan metode bervariasi
D. Menekankan berfikir ktiris dan pemecahan masalah.
10. Benjamin S. Bloom mengembangkan ranah kognitif dengan urutan berikut:
A. ingatan; pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi;
B. ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, síntesis, dan evaluasi 
C. ingatan, pemahaman, síntesis, aplikasi, analsis, dan evaluasi
D. ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, evaluasi, dan, síntesis.
11. Taksonomi Anderson dan Krathwol menyempurnakan taksonomi Benjamin S. Bloom
mengembangkan ranah kognitif dengan urutan berikut:
A. ingatan; pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi;
B. ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, síntesis
C. ingatan, pemahaman, síntesis, aplikasi, analsis, dan evaluasi
D. ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis, evaluasi, dan, mencipta.
12. Model pembelajaran yang mempunyai keunggulan antara lain; berpikir dan bertindak
kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, merangsang perkembangan
kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat,
adalah…
A. Role Playing
B. Inquiry
C. Problem Solving 
D. Picture and Picture
13. Faktor yang penting dipertimbangkan guru dalam melaksanakan diskusi pemecahan
masalah proses pembelajaran  adalah:
A. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan diskusi
B. Rumusan masalah yang harus didiskusikan
C. Jumlah peserta didik yang mengikti pembelajaran
D. Motivasi belajar siswa
14. Kemampuan yang paling penting dimiliki  guru tentang media dan alat bantu
pembelajaran adalah:
A. Memilih bahan untuk membuat media/alat bantu

Page 26 of 105
B. Membuat media dan alat bantu  sederhana
C. Menggunakan media dan alat bantu
D. Merawat media dan alat bantu
15. Fungsi indikator dijadikan sebagai penanda dalam….    
A. Pencapaian standar kompetensi
B. Pencapaian kompetensi dasar.
C. Pencapaian tujuan pembelajaran
D. Pencapaian standar kelulusan
16. Tindakan yang paling tepat dilakukan pada saat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran yang sedang diajarkan adalah:
A. Mengulang kembali bahan yang diajarkan
B. Memberikan tugas agar siswa mempelajari bahan yang belum dipahami
C. Memberikan buku sumber untuk dipelajari siswa
D. Membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan
17. Bila anda sebagai guru menemukan peserta didik mengalami kesulitan memahami
materi pelajaran yang  diberikan, tindakan apa yang akan dilakukan ?
A. Memindahkantempat duduk peserta didik  ke meja yang paling depan
B. Mengulangi penjelasan bahan ajar kepada seluruh peserta didik
C. Memberikan bantuan belajar kepada peserta didik yang bersangkutan
D. Menugaskan seluruh peserta didik membaca buku sumber
18. Apa yang paling tepat dilakukan  guru, jika seorang peserta didik tidak memberikan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan ?
A. Menunjuk peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan tersebut
B. Memberikan kritik agar  peserta didik  berusaha menjawab walaupun salah
C. Menyederhanakan isi pertanyaan agar mudah dipahami peserta didik 
D. Menjawab sendiri pertanyaan tersebut.
19. Prinsip sistematis sebagai salah satu prinsip pengembangan silabus artinya ....
A. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.
B. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
C. Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.

Page 27 of 105
D. Komponen-komponen silabus  saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
20. Ciri-ciri kelas yang menggunakan pembelajaran CTL adalah sebagai berikut, kecuali....
A. Sharing dengan teman
B. Guru kreatif
C. Pengalaman nyata
D. Menggunakan satu sumber

PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN


Dalam Lampiran 3 Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 (233) pendekatan dimaknai sebagai
cara menyikapi/melihat (a way of viewing); strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan
dengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of objectif); metode
dimaknai sebagai cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai
sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something); dan model dimaknai
sebagai kerangka yang berisikan langkah-langkah/uruturutan kegiatan/sintakmatik yang
secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam referensi lain dijelaskan
bahwa pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran;
metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran; teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifk; dan model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru (bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran). Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches) yang
digunakan dalam perancangan kurikulum dan pembelajaran saat ini. Strategi pembelajaran
merupakan perencanaan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan sebagai cara untuk melaksanakan
dan merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metode
pembelajaran, seorang pendidik perlu menetapkan teknik atau cara tertentu agar proses
pembelajaran berjaan efektif dan efsien, serta taktik atau gaya individu dalam melaksanakan

Page 28 of 105
suatu teknik atau metode tertentu misalnya dalam menggunakan ilustrasi atau menggunakan
gaya bahasa atau idialek agar materi pembelajaran mudah dipahami.
(Dikutip dari Materi UKG Bahasa Indonesia 2015 oleh Mukh Doyin & Supriyono)

SOAL MEDIA DAN TIK DALAM PEMBELAJARAN


1. Memilih media pembelajaran hendaknya tidak boleh sembarangan tetapi harus didasarkan
pada kriteria tertentu. Misalnya, apakah untuk belajar individual, kelompok kecil,
kelompok besar atau massal. Pernyataan tersebut dalam pemilihan media termasuk ke
dalam kriteria...    
A. tujuan     
B. sasaran didik        
C. ketersediaan        
D. konteks penggunaan
2. Pada saat mempersiapkan pembelajaran seorang guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dan menentukan media yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut.
Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pendidik terkait dengan keterampilan
memilih media pembelajaran adalah…
A. Pendidik harus mengetahui latar sosial budaya siswa dan sekolah
B. Pendidik harus memahami karakteristik dari media pembelajaran tersebut.
C. Pendidik harus menyesuaikan diri dengan kemampuan sekolah.
D. Pendidik menyesuaikan dengan materi pembelajaran.
3. Pada saat mempersiapkan pembelajaran seorang guru harus dapat menentukan jenis
media yang tepat sesuai dengan materi. Di lihat dari kemampuan jangkauannya, media
dapat dibagi ke dalam..                                                                                                         
A. media yang memiliki daya liput yang luas dan media yang memiliki daya liput
terbatas            
B. media yang dpat didengar saja dan media yang dapat dilihat   
C. media tradisional dan media berbasis TIK          
D. media dua dimensi dan media tiga dimensi 
4. Di ruang media tersedia berbagai macam media yang sudah berdebu dan agak usang.
Sebagai seorang pendidik yang kreatif, sebaiknya dapat memanfaatkan media dan
memilih media mana yang akan digunakan. Dia memiliki beberapa pertimbangan dalam
hal ini. Pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang harus diperhatikan
adalah...

Page 29 of 105
A. Tujuan, sasaran didik, karakteristik media, waktu pengoperasian, biaya,
ketersediaan,konteks penggunaan, dan mutu teknis.
B. Sasaran didik, karakteristik media, waktu mengoperasikan, tujuan, misi visi sekolah
dan konteks penggunaan.
C. Tujuan, sasaran didik, karakteristik media, visi sekolah dan konteks penggunaan
D. Kultur sekolah, tujuan, waktu pengoperasiaan dan karakteristik media
5. Seorang guru harus mampu memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaraan utuh. Pernyataan berikut yang benar terkait dengan media
pembelajaran adalah:       
A. media pembelajaran yang paling baik adalah media yang berbasis TIK            
B. sebuah media dapat digunakan untuk semua kegiatan pembelajaran            
C. media dapat digunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan
pembelajaran         
D. memilih media tidak perlu banyak pertimbangan agar tidak merepotkan
6. Setiap materi pembelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Untuk
memudahkan peserta didik memahami materi yang memiliki tingkat kesukaran tinggi
guru sering memanfaatkan media pembelajaran. Misalnya, media gambar atau tayangan
video yang berisi sistem peredaran darah. Fungsi media pada pernyataan tersebut
adalah:               
A. Menampilkan objek yang terlalu besar  
B. Membuat konkrIt konsep yang abstrak 
C. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.   
D. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
7. Media memiliki fungsi dan manfaat bagi pembelajaran. Hal ini dirasakan juga oleh guru
dalam membantu pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif. Misalnya saat guru
ingin menjelaskan suatu konsep/ objek yang luas dan besar, dia tinggal menggunakan
medianya saja. Berikut ini adalah salah satu fungsi dari media pembelajaran sesuai
kondisi tersebut:
A. Menampilkan objek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
B. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
C. Membuat konkret konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
D. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.

Page 30 of 105
8. Seorang guru ingin membuka situs google untuk menuliskan catatan, ide, atau refleksi
yang bersifat pribadi atau untuk dibagikan secara umum. Fitur yang dapat dimanfaatkan
oleh guru tersebut adalah…       
A. book           
B. forum        
C. blog            
D. e-portofolio
9. Seorang guru sedang ber-googling atau membuka situs google untuk mencari informasi
mengenai  pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pengertian
googling dalam istilah internet tersebut adalah…
A. program mencari informasi
B. program desktop publishing
C. program untuk menjelajahi laman
D. program penciptaan  laman
10. Seorang guru yang akan mencari  informasi tentang suatu topik atau judul dapat
menggunakan aplikasi internet yang dikenal dengan istilah mesin pencari (search engine).
Salah satu laman yang berfungsi sebagai mesin pencari adalah...
A. www.gmail.com      
B. www.google.com
C. www.hotmail.com
D. www.cari-data.com
11. Saat kita akan informasi tentang suatu topik atau judul dapat menggunakan aplikasi
internet yang dikenal dengan istilah mesin pencari (search engine). Salah satu laman yang
berfungsi sebagai mesin pencari selain google adalah...
A. www.yahoo.com
B. www.gmail.com
C. www.hotmail.com
D. www.cari-data.com
12. Seorang guru akan  membuat media untuk menampilkan contoh surat, tabel,  gambar dan
berbagai dokumen lain. Aplikasi sederhana keluaran Microsoft yang dapat digunakan
untuk memfasilitasi kegiatan guru tersebut adalah...         
A. Microsoft Database
B. Microsoft PowerPoint          
C. Microsoft Desktop Publishing            
D. Microsoft Word

Page 31 of 105
13. Seorang guru dapat menampilkan bahan tayang yang menarik perhatihan siswa dalam
pembelajaran. Program tampilan bahan tayang ini difasilitasi oleh Microsoft. Aplikasi
sederhana keluaran Microsoft yang dapat digunakan untuk membuat bahan presentasi
adalah....
A. Microsoft Database               
B. Microsoft Spread Sheet
C. Microsoft powerpoint
D. Microsoft Desktop Publishing
14. Tools pembelajaran daring/ online cukup banyak dan memiliki fungsi masing-masing.
Salah satu fiturnya berupa kumpulan soal tes sumatif dan tes akhir pembelajaran. Fitur
moodle ini adalah...
A. Quiz
B. Page 
C. Lesson         
D. Blog
15. Dalam pembelajaran daring terdapat beberapa unsur atau elemen pembangun
pembelajaran elektronik. Unsur berikut yang bukan termasuk unsur pembangun
elektronik adalah… 
A. Penulis konten (content writer)       
B. Penata grafis (design grafis)              
C. perancang pembelajaran (course design)    
D. pemrogram komputer (computer programmer).

MEDIA PEMBELAJARAN
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki seorang pendidik dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan
media pengajaran.
A. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran
Tujuan
Apa tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk
kawasan kognitif, afektif, psikomotor atau kombinasi ketiganya? Jenis rangsangan indera

Page 32 of 105
apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual,
apakah perlu gerakan atau cukup visual diam?
Sasaran Didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? Bagaimana karakteristik mereka,
berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan,
bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya.
Karakteristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya? Sesuaikah
media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai?
Waktu
Yang dimaksud waktu adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan
atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia atau
yang kita miliki.
Biaya
Faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita
perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa media tersebut? Dapatkah kita
mengusahakan biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar
yang hendak dicapai?
Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga harus menjadi pertimbangan kita. Adakah
media yang kita butuhkan itu tersedia di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran
Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media
tersebut akan digunakan. Misalnya, apakah untuk belajar individual, kelompok kecil,
kelompok besar atau massal?
Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media pembelajaran siap pakai yang telah
ada. Misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis
media pembelajaran tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok? Apakah
suaranya jelas dan enak didengar?
B. Jenis Media Pembelajaran
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi atas:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

Page 33 of 105
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media
grafis dan sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya, rekaman video, berbagai
ukuran film, slide suara, dan sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik
dan lebih menarik sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan
kedua.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,seperti radio dan televisi.
Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian
yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film
slide, film, video, dan sebagainya.
C. Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata – katanya, tetapi
tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Dengan menggunakan media
pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
3) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
4) Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu
5) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
6) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
7) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
8) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
9) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
10) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
11) Membangkitkan motivasi belajar
12) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
13) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
14) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
15) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

Page 34 of 105
D. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
4. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.
E. Memanfaatkan TIK dalam Berkomunikasi dan Pengembangan Diri
Berikut ini akan disajikan empat jenis komunikasi di dunia maya yang bisa dilakukan,
yaitu komunikasi menggunakan atau memanfaatkan fasilitas e-mail, milis, chatting dan
facebook.
1. e-mail
e-mail yaitu surat elektronik. Surat elektronik adalah surat yang dibuat, dikirim dan
diterima tidak dalam bentuk fsik berupa kertas akan tetapi dalam bentuk data
elektronik yang dibuat, dikirim dan/atau diterima dalam bentuk data yang diolah dan
dikirim menggunakan program aplikasi e-mail dengan memanfaatkan peralatan
elektronik computer dan jaringan internet. Melalui e-mail ini kita bisa saling berkirim
surat sebagaimana layaknya saling berkirim surat biasa, hanya dalam wujud surat
yang berbeda, bukan berupa kertas. Beragam jenis data dan informasi yang bisa
dikirim melalui e-mail, yaitu bisa berupa teks atau tulisan, gambar, suara, dan video.
2. Milis
Milis atau mailing list adalah layanan di dalam Internet yang digunakan untuk
berdiskusi melalui e-mail. Diskusi dalam milis bisa dikelompok-kelompokkan

Page 35 of 105
berdasarkan kategori atau topik dan kelompok tertentu. Misalnya topik tentang
pekerjaan, bisnis, pendidikan, hobi dan lain-lain atau kelompok organisasi guru. Salah
satu penyedia mailing list (server) yang paling terkenal adalah Yahoo!. Untuk bisa
melakukan diskusi di milis atau mailing list, kita harus terdaftar terlebih dahulu di
penyedia mailing list, misalnya di Yahoo! Groups. Kalau sudah terdaftar artinya kita
sudah memiliki akses untuk masuk ke dalam kelompok-kelompok diskusi di mailing
list yang sudah ada. Di sini kita bisa mengirim dan menerima pesan e-mail sesuai
dengan tema diskusi tertentu.
3. Chatting
Chatting merupakan kata benda dari kata kerja chat (Inggris) artinya mengobrol.
Chatting dalam dunia Internet artinya program yang tersedia yang digunakan untuk
mengobrol atau berinteraksi via internet. Melalui fasilitas ini, kita bisa bisa mengobrol
atau berkomunikasi dengan siapa pun dan di mana pun di seluruh belahan dunia.
4. Facebook
Facebook merupakan salah satu program aplikasi dunia maya jaringan sosial berbasis
internet, di samping program lainnya. Pencetus dan pengembang aplikasi ini adalah
Mark Zuckerberg. Melalui facebook ini kita bisa berkenalan dengan orang baru, reuni
dengan teman-teman lama, juga bisa digunakan untuk kepentingan tertentu lainnya
missal pendidikan, politik, bisnis dan sebagainya.

Sumber
Wibowo, Hari dkk. 2016. TIK dalam Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SOAL MODEL PEMBELAJARAN PAKET 1


1. Pembelajaran yang mampu mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran adalah pembelajaran dengan
pendekatan ….
Saintifik

Page 36 of 105
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK (5M)
A. Esensi Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Observing (mengamati), Questioning (menanya), Mengumpulkan informasi/ eksperimen,
Mengasosiasikan/ mengolah informasi, Mengkomunikasikan .
1. Mengamati
Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa
atau dengan alat).
Kompetensi yang Dikembangkan: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu
saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu
persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak
terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Page 37 of 105
Langkah-langkah Mengamati
 Menentukan objek apa yang akan diobservasi
 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
 Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat
tulis lainnya.
Jenis-jenis Pengamatan
 Observasi biasa (common observation). Peserta didik merupakan subjek yang
sepenuhnya melakukan observasi (complete observer), dan sama sekali tidak
melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
 Observasi terkendali (controlled observation). peserta didik sama sekali tidak
melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Pada observasi
terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi
yang dikhususkan.
 Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif, peserta
didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku,
komunitas, atau objek yang diamati
2. Menanya
Kegiatan Belajarnya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar

Page 38 of 105
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu
dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan,
asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya:
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri
kalimat efektif!
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan hipotetik)
3. Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Kegiatan Belajarnya: Melakukan eksperimen, Membaca sumber lain selain buku teks,
Mengamati objek/kejadian, Aktivitas Wawancara dengan narasumber
Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasikan/ Mengolah
Kegiatan Belajarnya
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan .
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan Belajarnya : Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.
Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,
dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Page 39 of 105
Sumber: PPT Badan Sumber Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014.

2. Pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan


dan mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya, dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun   (a guiding question) dan membimbing peserta didik
berkolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran .......      
project based learning   

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)


A. Definisi/Konsep
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek
yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui
PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
B. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Page 40 of 105
 Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
 Meningkatkan kolaborasi.
 Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
 Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
C. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
 Membutuhkan biaya yang cukup banyak
 Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
 Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
D. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta
didik.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3)

Page 41 of 105
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta
didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor
bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
stSaudarar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
E. Sistem Penilaian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3
hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

Page 42 of 105
 Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
 Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
 Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan
3. Guru menyampaikan materi pelajaran tidak dalam bentuk final melainkan mendorong
Peserta didik untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahuiya, mencari informasi
sendiri, kemudian mengorganisasikan apa diperolehnya menjadi suatu bangun
pengetahuan. Hal  ini merupakan prinsip belajar dalam model pembelajaran ....
discovery Learning 

MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)


A. Definisi/Konsep
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa
pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang
direkayasa oleh guru
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai

Page 43 of 105
dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher
oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya
untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika.
Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan.
B. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada
kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar
yang baru;
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih
terangsang;

Page 44 of 105
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya;
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
C. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
yang dikemukakan oleh para siswa
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh
siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
D. Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
 Menentukan tujuan pembelajaran
 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dan sebagainya)
 Memilih materi pelajaran.
 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas
dan sebagainya untuk dipelajari siswa
 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Page 45 of 105
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai
kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data
dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi,
dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika

Page 46 of 105
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi
E. Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian
hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan

4. Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu
diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik
diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah
meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada.
Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.  Kegiatan yang dilakukan guru
tersebut mengisyaratkan implementasi  model pembelajaran ....
problem based learning 

Page 47 of 105
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING)
A. Definisi/Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)
B. Kelebihan PBL
 Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik
yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
 2. Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks
yang relevan
 PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
C. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran
1) Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran
2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta
didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas,
sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat
3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang
tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan.

Page 48 of 105
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang
telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
4) Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan
solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan
dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
5) Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran,
baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
D. Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta
didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang
harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi,
kemampuan dasar dan materi pembela
E. Tahapan-Tahapan Model PBL
Fase-Fase
Perilaku Guru
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah.
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik

Page 49 of 105
Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, model dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok
presentasi hasil kerja.
F. Sistem Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik
software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan
penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam
pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian
dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-
pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun
waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam
pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Page 50 of 105
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri
maupun oleh teman dalam kelompoknya

Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan
5. Semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat. Kegiatan yang dilakukan guru tersebut merupakan implementasi  model
pembelajaran ....
problem based learning
6. Ketika memulai pembelajaran, guru menyodorkan sebuah isu aktual dalam bentuk
pertanyaan yang memerlukan solusi. Lalu, dalam bentuk kelompok-kelompok kecil,
siswa diminta untuk untuk mencari alternatif solusi tersebut. Kegiatan yang dilakukan
guru tersebut mengisyaratkan implementasi  model pembelajaran ....
Project based learning
7. Guru bersama siswa merencanaan sebuah kegiatan secara kolaboratif. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik merasa “memiliki” dan bertanggung jawab atas kegitan 
yang telah direncanakan bersama itu. Dalam perencanaan itu dibicarakan mengenai
aturan main, aktivitas pendukung, alat dan bahan yang dapat diakses, cara dan langkah
kerja untuk menyelesaian rencana kegiatan kolaboratif tadi..Model pengelolaan
pembelajaran yang demikian itu mencerminkan prinsip model…
Project based learning
8. Guru menunjukkan suatu gambar peristiwa pada awal pembelajaran kepada siswa dan
siswa terpancing untuk bertanya tentang gambar tersebut. Respon siswa terhadap gambar
yang dihadirkan guru merupakan stimulasi yang membantu siswa mengeksplorasi bahan.
Dilanjutkan dengan identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
pembuktian dan menarik kesimpulan. Prosedur tersebut merupakan prosedur aplikasi
metode ....
Discovery learning
9. Berikut ini disajikan beberapa pernyataan yang mencerminkan langkah-langkah
pembelajaran.
1) Orientasi siswa pada masalah      

Page 51 of 105
2) Mengorganisasi siswa dalam belajar                                                              
3) Membimbing penyelidikan siswa secara mandiri atau kelompok     
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Urutan langkah-langkah di atas merupakan langkah pembelajaran dengan model… 
problem based learning
10.  Berikut ini disajikan beberapa pernyataan yang mencerminkan langkah-langkah
pembelajaran.
1) Pemberian Rangsangan (Stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
3) Pengumpulan Data (Data Collection)
4) Pengolahan Data (Data Processing)
5) Pembuktian (Verification)
6) Menarik Kesimpulan (Generalization)
Urutan langkah-langkah di atas merupakan langkah pembelajaran dengan model…  
discovery learning

SOAL MODEL PEMBELAJARAN PAKET 2

1. Dalam mengawali pelajarannya, Pak Ali merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data


(informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data
(informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari
kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah yang
dilakukan Pak Ali itu merupakan bagian dari model pembelajaran…
A. portofolio
B. saintifik
C. penemuan
D. autentik
2. Dalam mengawali pelajarannya, Pak Mamaz Nendar menyampaikan  suatu
permasalahan  guna menggugah dan menimbulkan kepenasaran-kepenasaran para
siswanya. Langkah tersebut bertujuan untuk  mendorong para siswa agar mau
mengembangkan kreativitasnya. Langkah yang dilakukan Pak Mamaz Nendar itu
merupakan bagian dari model pembelajaran….
A. portofolio
B. saintifik

Page 52 of 105
C. penemuan
D. autentik
3. Pak Larso melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya, dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun  (a guiding question)
dan membimbing peserta didik berkolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum. Pembelajaran yang dilakanakan oleh Pak Larso tersebut
merupakan model pembelajaran ....   
A. projek based learning                              
B. discovery Learning
C. Problem Based Learning
D. Inquiry learning
4. Bu Rumini melaksanakan pembelajaran yang mengakomodasi semua anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kegiatan yang dilakukan Bu
Rumini tersebut merupakan implementasi  model pembelajaran....
A. Project based learning
B. inquiry learning
C. Discovery learning
D. problem based learning
5. Ketika memulai pembelajaran, Bu Dwi Wahyu  menyodorkan sebuah isu aktual dalam
bentuk pertanyaan yang memerlukan solusi. Lalu, dalam bentuk kelompok-kelompok
kecil, siswa diminta untuk untuk mencari alternatif solusi tersebut. Kegiatan yang
dilakukan Bu Dwi Wahyu tersebut mengisyaratkan implementasi  model pembelajaran ....
A. Project based learning
B. Problem based learning
C. Discovery learning
D. Inquiry learning
6. Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, Bu Nuraini meminta peserta
didik terlebih dahulu untuk mengobservasi suatu fenomena. Kemudian peserta didik
diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu, peserta didik dirangsang
untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Sementara itu, Bu Nuraeni
mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka. Kegiatan yang dilakukan Bu Nuraeni  tersebut
mengisyaratkan implementasi  model pembelajaran

Page 53 of 105
A. inquiry learning
B. problem based learning
C. Project based learning
D. Discovery learning
7. Pak Kandi bersama siswanya merencanakan sebuah kegiatan secara kolaboratif. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik merasa “memiliki” dan bertanggung jawab atas
kegiatan  yang telah direncanakan bersama itu. Dalam perencanaan itu dibicarakan
mengenai aturan main, aktivitas pendukung, alat dan bahan yang dapat diakses, cara dan
langkah kerja untuk menyelesaian rencana kegiatan kolaboratif tadi. Model pengelolaan
pembelajaran yang dipraktikkan oleh Pak Kandi mencerminkan prinsip model ....
A. Problem solving learning
B. Problem based learning
C. Project based learning
D. Discovery learning
8. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran project
based learning :
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar,                                                                            
2) Mendesain Perencanaan Proyek,                                                                               
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule),                                                                   
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project),                                                                                   
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome),                                                                       
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience).
Urutan yang benar adalah ....                                  
A. 1-2-3-4-5-6
B. 1-3-2-4-5-6
C. 1-3-2-5-6-4
D. 1-2-3-5-4-6
9. Perhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang masih acak berikut ini!
1) Mengorganisasi siswa dalam belajar
2) Orientasi siswa pada Masalah
3) Membimbing penyelidikan siswa secara mandiri atau kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Page 54 of 105
Jika langkah-langkah tersebut disusun mengikuti urutan model pembelajaran
Problem   Based Learning, urutan langkah yang tepat adalah ....
A. 1-2-3-4
B. 2-3-1-4
C. 3-2-1-4
D. 2-3-1-4
10. Perhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran  berikut ini.
1) Orientasi siswa pada masalah                                                                            
2) Mengorganisasi siswa dalam belajar                                                              
3) Membimbing penyelidikan siswa secara mandiri atau kelompok                 
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya                                             
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Fase-fase pembelajaran tersebut merupakan fase dalam pembelajaran dengan model ....
A. discovery Learning
B. Project Based Learning
C. problem solving learning
D. problem based learning

SOAL BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF

KOMPETENSI GURU INDIKATOR


KOMPETENSI INTI
MAPEL PENCAPAIAN
Berkomunikasi secara efektif, 7.2 Berkomunikasi secara 7.2.1  Menjelaskan metode
empatik, dan santun dengan efektif, empatik, dan santun komunikasi
peserta didik dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam
interaksi pembelajaran yang 7.2.3 Melakukan komunikasi
terbangun secara siklikal secara efektif

1. Saat diskusi pembelajaran   berlangsung , siswa sangat ribut. Hal tersebut sudah beberapa
kali diingatkan guru tetapi siswa tidak mengindahkannya. Kata-kata santun yang dapat
digunakan untuk menasehati siswa tersebut adalah ….
A. Tolong hindari keributan karena dapat mengganggu hasil belajar dan proses
pembelajaran. Selain itu kelas yang lain akan merasa tidak nyaman dalam belajar
B. Ibu bangga dan senang kalian berdiskusi sangat aktif karena semua berbicara

Page 55 of 105
C. Ibu senang kalian aktif dalam berdiskusi, tetapi  sebaiknya dalam berdiskusi
suara jangan terlalu nyaring karena dapat mengganggu antarkelompok dan
kelas sebelah
D. Tolong jangan ribut karena mengganggu pelajaran dan kelas sebelah

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN


A. Konsep dan Prinsip Komunikasi
Berkomunikasi efektif berarti komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang
menyebutnya “the communication is in tune” yaitu kedua belah pihak yang
berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain:
 Menciptakan suasana yang menguntungkan.
 Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
 Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
 Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
 Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.
Menurut Thomas Leech dalam bukunya “Say it like Shakespeare”, ada lima komponen
atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:
1) Pengirim pesan (sender),
2) Pesan yang dikirimkan (message),
3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),
4) Penerima pesan (receiver),
5) Umpan balik (feedback).
Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan
yaitu:
 Menganalisa
 Menyalahkan
 Menghakimi
 Menasehati
 Menginterogasi

Page 56 of 105
B. Metode Komunikasi
Salah satu pakar komunikasi, Mary Munter, mengemukakan bahwa ada 4 metode
komunikasi yang disesuaikan dengan pendengar (audience), isi pesan (content), dan
pengaruh (impact). Keempat metode tersebut adalah :
1) Tell : Dalam metode ini, content dikomunikasikan hanya satu arah, sehingga
keterlibatan audience sangat kecil, dan impact yang dihasilkan tidak terlalu besar.
2) Sell : Dalam metode ini, pengirim pesan sudah menggunakan cara cara persuasif
dalam mengkomunikasikan content (isi pesan) ke audience. Sudah ada partisipasi
audience dalam interaksi, sehingga menghasilkan impact yang lebih besar.
3) Joint : Dalam metode ini, sudah terjadi kolaborasi yang sejajar antara pengirim pesan
dengan audience, dan terjadi sinergi diantara keduanya sehingga menghasilkan
impact cukup besar.
4) Consult : Dalam metode ini, audience lebih aktif dibanding pengirim pesan yang
lebih bertindak sebagai fasilitator. Metode ini lebih efektif dalam menginspirasi
audience. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, dituntut memiliki
kemampuan komunikasi dalam metode ini.
Menurut Mahmud, Machfoedz ada beberapa metode komunikasi yaitu:
a. Metode Redundan atau Repetisi
yaitu metode dengan pengulangan atau repetisi sebuah pesan. Dengan mengulang-
ulang pesan, akan menarik perhatian lebih, lebih jauh akan tertanam dalam pikiran
bawah sadar. Iklan produk di TV dan Radio menggunakan metode komunikasi
macam ini. Meski begitu, pengulangan yang terlalu banyak juga akan mencapai titik
kekenyangan/limit (saturation point), lalu pesan menjadi hilang daya magisnya. Oleh
karena itu, hendaknya pengulangan-pengulangan itu diberi variasi yang menarik agar
tidak membosankan.
b. Metode Kanalisasi
Metode kanalisasi ini sesungguhnya adalah metode yang mengarahkan cara berfikir
khalayak agar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ibarat air yang akan diarahkan
pola alirannya, mesti dibuatkan saluran atau kanal (channel). Hal pertama yang harus
dikenal dari khalayak adalah kerangka referensinya atau kerangka rujukan (frame of
reference). Komunikasi ini dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar normatif
khalayak, lalu mengubahnya sedikit demi sedikit menuju nilai-nilai dan standarisasi
yang kita inginkan.Dalam bahasa sederhananya, bagaimana kita memunculkan
empati agar dapat diterima oleh khalayak. Ketika kita diterima, pada saat itulah
proses kanalisasi dimulai.

Page 57 of 105
c. Metode Informatif
Metode ini mungkin yang paling sederhana, yaitu cukup memberi penerangan
sejelas-jelasnya tentang maksud pesan kepada khalayak. Penerangan yang dimaksud
adalah menyampaikan sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya, berdasarkan
data, fakta dan opini yang benar. Jadi, khalayak di sini bebas dalam merespon pesan.
d. Metode Persuasif
Persuasif berarti mempengaruhi dengan bujukan. Sasaran utama metode ini adalah
perasaan khalayak, bukan pikirannya. Dalam metode ini diupayakan, khalayak
dikondisikan dalam keadaan mudah disugesti (suggestible).
e. Metode Edukatif
Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama
menyampaikan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya.
Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih
disengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia
kearah yang diinginkan.
f. Metode Kursif
Kursif (coorsive) berarti memaksa. Dengan kata lain, metode kursif merupakan
metode komunikasi dengan jalan memaksa. Oleh karena itu, isi pesan tidak hanya
berisi pendapat-pendapat, namun mengandung ancaman-ancaman (fear motivation).
Peraturanperaturan, perintah dan proses intimidasi lainnya merupakan perwujudan
model komunikasi macam ini.
C. Teknik Komunikasi
Pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan
informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik
ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain
dan secara tepat menggunakannya.
Beberapa teknik komunikasi dalam situasi semi formal :
1. Informative Communication (Komunikasi Informatif)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang
atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak
kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam
penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini
berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,
medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya
teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara

Page 58 of 105
menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik
perhatian khalayak.
2. Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)
Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini
dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi
dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga
mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar
komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan
perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat
terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap
dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi
tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
D. Model Komunikasi
Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Adapun model-model komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Model Stimulus – Respons
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini
menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan
bahwa kata-kata verbal, nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang
orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga
mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan.
Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek
dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya. Model ini mengabaikan
komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain, komunikasi dianggap sebagai
hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena kekuatan dari luar ( stimulus ),
bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.
2. Model Komunikasi Linear
Istilah linear mengandung makna lurus. Jadi proses linier berarti perjalanan dari satu
titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks komunikasi proses secara linear adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik
terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap
muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia

Page 59 of 105
(mediated communication). Contoh untuk ini, seorang ayah yang sedang memberikan
nasihat kepada anaknya pada waktu mana si anak diam seribu bahasa, atau direktur
perusahaan yang sedang memarahi anak buahnya, atau jaksa sedang membacakan
tuduhan terhadap terdakwa di gedung pengadilan.
3. Model Interaksional
Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim
kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini
menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Secara interaksional
mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim amupun penerima
dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus. Pada model ini
terdapat elemen penting yaitu umpan balik (feed back ). Umpan balik merupakan
tanggapan terhadap pesan yang diterima oleh seseorang. Berbeda dengan komunikasi
linier, bahwa di dalam komunikasi linier tanggapan yang diberikan oleh komunikan
berupa respon tanpa seleksi dan interpretasi. Umpan balik merupakan bentuk adanya
dialog antara komunikator dan komunikan.
4. Model transaksional
Model komunikasi transaksional berarti bahwa proses komunikasi tersebut kooperatif,
baik pengirim maupun penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan
efektivitas komunikasi yang terjadi.
E. Proses komunikasi
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian
tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau konsekuensi) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain
mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud.
b. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan atau dibawa melalui suatu media
atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
c. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri
lalu memberikan umpan balik

Page 60 of 105
F. Hambatan Komunikasi Efektif
Secara umum hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat berasal dari dalam
(internal) maupun dari luar (eksternal).
 Hambatan internal, berasal dari diri peserta didik atau pembelajar itu sendiri. Dapat
berupa hambatan psikologis (minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi,
pengetahuan, dll) dan hambatan fisik (kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan
cacat tubuh).
 Hambatan eksternal, berasal dari lungkungan pembelajar. Dapat berupa hambatan
kultural (adat-istiadat, kepercayaan, norma sosial, dan nilai-nilai panutan) dan
hambatan lingkungan (suasana yang panas, bising, dan berjubel).
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi
Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan, kelengkapan pesan,
ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal. Di era
modern ini mungkin Nampak 'tolol' melihat seseorang berusaha menciptakan kesadaran
komunikasi. Banyak di antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi
kenyataanya komunikasi ini terus berlangsung, tak peduli siapa Saudara, jika Saudara
tidak bisa berkomunikasi dengan semestinya maka tak seorangpun akan mendengarkan
Saudara. Jadi komunikasi merupakan sebuah asset penting sebagai tambahan untuk
kepribadian Saudara.
Bagiamana membangun sebuah komunikasi efektif tersebut, berikut beberapa hal yang
sebaiknya jadi pertimbangan untuk dikembangkan:
a. Kontak Mata.
b. Ekspresi Wajah
c. Postur Tubuh
d. Selera Berbusana
e. Tips membangun komunikasi yang efektif
f. Gunakan kalimat seefektif mungkin
g. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan
h. Jangan berbicara terlalu lambat
i. Hindari gumaman yang terlalu sering
j. Hindari humor yang tidak perlu
H. Penerapan Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Komunikasi dalam pembelajaran dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah
materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang

Page 61 of 105
positif oleh peserta didik.Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung
dengan Keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Berikut ini disajikan sejumlah praktik komunikasi efektif dalam pembelajaran.
Dilakukan sejumlah dialog yang dipandang efektif dalam melakukan komunikasi dengan
peserta didik.
a. Memuji dan memotivasi.
b. Penguatan.
c. Penutup/ refleksi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan,
agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah
pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab
terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar.
Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh
keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Untuk menyamakan makna antara guru dan siswa ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian:
1. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi
ideal/baik
a. Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas,
menarik dan sesuai dengan tingkat intelegensi siswa.
b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan,
mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan
menarik perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam
proses interaksi dan transaksi komunikasi
c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat
pembelajaran yang baik
d. lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi. misalnya
pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya
e. materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).
f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media
yang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi
dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat

Page 62 of 105
g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki
instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.
2. Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna
3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru
dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat
4. Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari
proses penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan
hardware (mechanical) dan proses penafsiran penerima (psychological).
5. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas
dan efisiensi ketercapaian
6. Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif
7. Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan
8. Aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dan
diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak
menghambat proses komunikasi pembelajaran.

Sumber Pustaka
Ariani, Farida dkk. 2016. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

SOAL TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP PENILAIAN


1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi,
merupakan…     
A. tujuan penilaian        
B. prinsip penilaian       
C. fungsi penilaian
D. hasil penilaian
2. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan
dalam pembelajaran remidial dan program pengayaan merupakan….     
A. prinsip penilaian
B. tujuan penilaian     
C. fungsi penilaian        
D. bentuk penilaian.

Page 63 of 105
3. Fungsi penilaian yang tepat adalah …
A. alat meningkatkan prestasi peserta didik       
B. alat untuk menemukan gaya belajar peserta didik   
C. membantu peserta didik memahami materi pembelajaran
D. sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan
perkembangan peserta didik
4. Assesment hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut, kecuali:              
A. objektif           
B. adil                  
C. kooperatif                
D. terpadu.
5. Penilaian yang didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, hal
tersebut merupakan prinsip penilian yang:
A. adil                 
B. obyektif          
C. valid               
D. sistematis                 
6. Penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya, hal tersebut merupakan prinsip penilaian yang…
A. adil                 
B. akuntabel                
C. valid                
D. sistematis                 
7. Penilaian yang dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah yang baku, hal tersebut merupakan prinsip penilaian yang…
A. adil                 
B. obyektif          
C. valid                
D. sistematis                 
8. Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan assesmen hasil
belajar peserta didik, kecuali….
A. ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
B. menggunakan acuan kriteria berdasarkan pencapaian kompetensi
C. ditindaklanjuti dengan program remedial dan pengayaan

Page 64 of 105
D. dilakukan pengulangan jika ternyata hasilnya banyak yang jelek

TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP PENILAIAN


A. Tujuan Penilaian
1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk
ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun
waktu tertentu, yaitu harian, tengah semester, satu semester, satu tahun, dan masa
studi satuan pendidikan.
3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau
cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
B. Fungsi Penilaian
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan
(sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan
perkembangan peserta didik.
C. Prinsip Penilaian
Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

Page 65 of 105
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dan dengan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik
dalam belajar.
Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut.
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13. Terkait dengan dunia kerja.
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

SOAL PENGERTIAN EVALUASI, PENGUKURAN, TES, DAN PENILAIAN

Page 66 of 105
1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan angka terhadap suatu gejala menurut aturan
tertentu adalah …
A. pengukuran                     
B. penilaian                 
C. Tes                
D. evaluasi
2. Serangkaian kegiatan yang sistematik untuk dapat menentukan manfaat atau kegunaan
suatu obyek atau program adalah…
A. pengukuran            
B. tes                 
C. penilaian                                   
D. evaluasi
3. Seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah adalah...
A. tes
B. penilaian
C. evaluasi
D. pengukuran
4. Suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang
atau sesuatu adalah….
A. pengukuran
B. penilaian
C. evaluasi
D. tes
5. Pernyataan yang benar terkait dengan pengertian penilaian, pengukuran, tes, dan evaluasi
adalah …
A. Bagian dari evaluasi adalah pengukuran dan penilaian.   
B. Pengukuran dapat dilakukan melalui tes dan evaluasi.     
C. Penilaian diperoleh melalui pengukuran dan evaluasi.     
D. Tes dapat mengukur penilaian dan evaluasi.

PENGERTIAN EVALUASI, PENGUKURAN, TES, DAN PENILAIAN

Page 67 of 105
Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu
objek (Stufflebeam dan Shinkfield, 1985 dalam Depdiknas, 2004:11). Pada saat melakukan
evaluasi di dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, sehingga ada unsur
keputusan tentang nilai suatu program (value judgement). Dalam melakukan keputusan,
diperlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian selama dan setelah kegiatan
belajar mengajar. Objek evaluasi adalah program yang hasilnya memiliki banyak dimensi,
seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
dalam kegiatan evaluasi alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data
yang ingin diperoleh. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat istilah pengukuran dan penilaian.
Sebagai bagian dari evaluasi kedua istilah tersebut akan dibahas lebih lanjut agar tidak terjadi
kesalahpahaman konsep.
Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut
aturan tertentu (Guilford, 1982 dalam Depdiknas, 2004:9). Safari (1997:3) mengartikan
pengukuran sebagai suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi/data secara kuantitatif.
Secara tersirat kedua definisi tersebut menandakan pengukuran merupakan proses pemberian
angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik sejauhmana peserta didik telah mencapai
suatu tingkatan. Pengukuran dapat menggunakan tes dan nontes.
Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Tes dalam
pembelajaran bahasa dikenal dengan tes bahasa yang sasaran pokoknya adalah tingkat
kompetensi berbahasa peserta didik. Nontes seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
instrumennya berbentuk kuesioner atau inventori.
Penilaian (assessment) merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk
menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin dan Nix, 1991 dalam Depdiknas,
2004:10).

Sumber:
Ariani, Farida dkk. 2016. Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL 2017 KKM

Page 68 of 105
1. Penentuan Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)  mencapai
ketuntasan belajar minimal  yang telah ditetapkan berdasarkan….
A. Seluruh KD yang terdapat dalam SK tersebut
B. Seluruh indikator yang terdapat dalam KD tersebut
C. Beberapa indikator yang terdapat dalam KD tersebut
D. Nilai KKM yang telah ditetapkan dalam KD tersebut
2. Kriteria keberhasilan belajar siswa ditentukan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). KKM adalah rata-rata setiap unsur dari kriteria yang ditentukan. Untuk
menentukan KKM diperlukan faktor-faktor….
A. Kompleksitas indikator, daya dukung, dan kemampuan guru
B. Kemampuan guru, sarana/prasarana, dan intake siswa
C. Kompleksitas indikator, daya dukung, dan intake siswa
D. Kemampuan guru, tingkat kesulitan kompetensi dasar, dan intake siswa
3. Untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) suatu KD atau Indikator KD
harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain, yaitu....
A. Ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan
B. Ditetapkan pada awal tahun oleh satuan pendidikan.
C. Ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh guru mapel.
D. Ditetapkan pada awal semester oleh satuan pendidikan.
4. Fungsi KKM adalah sebagai berikut, kecuali....
A. sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran
B. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran
C. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
D. sebagai kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui  metode 
kualitatif  atau   kuantitatif
5. Penetapan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki
tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh suatu kondisi
sebagai berikut....
A. Peserta didik memiliki kemampuan penalaran yang cukup rendah dan terampil
menerapkan konsep;

Page 69 of 105
B. Guru menguasai pengetahuan dan kemampuan yang memadai  sesuai bidang
yang  diajarkan
C. Guru mampu memilih dan menggunakan metode   pembelajaran yang konvensional
D. Waktu yang relatif lama untuk memahami materi  karena memiliki tingkat kesulitan
dan kerumitan yang rendah.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan
(sekolah) dengan memperhatikan intake (kemampuan rata-rata peserta didik),
kompeksitas, dan kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar).
B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria ketuntasan minimal berfungsi:
1. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat
diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
2. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
3. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil
program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok
ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang
mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan
sarana prasarana belajar di sekolah;
4. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya
yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan
pendidikan, dan orang tua.

Page 70 of 105
5. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran.
Prinsip Penetapan Ketuntasan Minimal Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
 Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan
melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di
sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang
disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;
 Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi;
 Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari
indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan
telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah
mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator
pada KD tersebut;
 Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata
KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
 Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK
yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan
dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;
 Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidikuntuk membuat soal-soal ulangan,
baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir
Semester (UAS).
 Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal
Sumber:
Kurniawan, Endang dkk. 2016. .Pemanfaatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian.
Jakarta:Direktorat Jenderal GurudanTenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
SOAL PENILAIAN

Page 71 of 105
1. Kriteria keberhasilan belajar siswa ditentukan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). KKM adalah rata-rata setiap unsur dari kriteria yang ditentukan. Untuk
menentukan KKM diperlukan faktor-faktor….  
A. Kompleksitas indikator, daya dukung, dan kemampuan guru
B. Kemampuan guru, sarana/prasarana, dan intake siswa
C. Kompleksitas indikator, daya dukung, dan intake siswa
D. Kemampuan guru, tingkat kesulitan kompetensi dasar, dan intake siswa
2. Fungsi KKM adalah sebagai berikut, kecuali....
A. sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata          pelajaran
B. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata     pelajaran
C. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi     program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
D. Sebagai kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui     metode kualitatif atau kuantitatif. 
3. Fungsi indikator dijadikan sebagai penanda dalam….  
A. Pencapaian standar kompetensi
B. Pencapaian kompetensi dasar.
C. Pencapaian tujuan pembelajaran
D. Pencapaian standar kelulusan
4. Untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran, tindakan yang perlu dilakukan guru
adalah;
A. Menilai tingkat pencapaian hasil belajar siswa
B. Menambah  bahan  pelajaran baru  
C. Mengetahui jumlah siswa yang tidak akan mengikuti program tindak lanjut
D. Memilih waktu yang tepat untuk melaksanakan program tindak lanjut
5. Instrumen yang diguanakan untuk menilai perilaku siswa dalam proses
pembelajaran adalah:
A. Pedoman observasi
B. Kuesioner
C. Pedoman wawancara
D. Tes hasil belajar
        

Page 72 of 105
6. Bila Anda sebagai guru menemukan peserta didik mendapatkan hasil belajar yang rendah,
tindakan apa yang akan dilakukan ?
A. Memindahkan tempat duduk peserta didik  ke meja yang paling depan
B. Mengulangi penjelasan bahan ajar kepada seluruh peserta didik
C. Memberikan bantuan belajar kepada peserta didik yang bersangkutan
D. Menugaskan seluruh peserta didik membaca buku sumber
7. Sebelum guru menyusun soal-soal untuk menilai hasil belajar peserta didik, manakah
yang pertama kali harus dipelajari:
A. Buku sumber yang digunakan
B. Kurikulum dan silabus
C. Indikator pencapaian kompetensi
D. Kemampuan awal siswa
8. Salah satu prinsip dalam penilaian hasil belajar peserta didik adalah  penilaian harus
terpadu artinya:
A. penilaian berdasarkan data yang mencerminkan kemampuan yang harus diukur
B. penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
C. penilian berdasarkan kriteria yang jelas tentang kompetensi yang harus dicapai
D. penilaian harus berkesinambungan oleh pendidik untuk semua aspek
kompetensi
9. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik harus memenuhi persayaratan
berikut, kecuali:
A. Konstruksi butir soal memenuhi persayaratan yang sesuai dengan bentuk tes yang
digunakan
B. Substansi yang diukur mempresentasiukan kompetensi yang dinilai
C. Bahasa yang digunakan komukinatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
D. Digunakan untuk ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester
10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) merupakan kriteria ketuntasan belajar yang
ditentukan oleh sekolah, pada prinsipnya merupakan:
A. Nilai batas ambang kompetensi
B. Nilai minimal yang dicapai peserta didik
C. Nilai maksimal yang dicapai peserta didik
D. Nilai batas ambang kelulusan ujian sekolah

Page 73 of 105
11. Untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai oleh semua peserta didik pada satu
rombongan belajar dapat dilakukan dengan menghitung nilai;
A. Mean
B. Modus
C. Median
D. Simpangan baku
12. Standar penilaian pendidikan merupakan acuan bagi guru dalam melaksanakan
A. Penilaian hasil belajar peserta didik
B. Penilaian proses pembelajaran yang dilakukan guru
C. Penilaian silabus dan RPP
D. Penilaian standar kompetensi lulusan
13. Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil
belajar.  Penilaian dapat berupa hasil belajar peserta didik yang tidak dipengaruhi oleh
kepentingan penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa,
gender, dan hubungan emosional. Cara penilaian tersebut mengacu pada aspek
penilaian….           
A. Objektivitas.
B. Transparan
C. Bermakna
D. Menyeluruh
14. Ketika  Anda tahu bahwa  guru telah berhasil atau tidak dalam kegiatan pembelajaran,
apa yang Anda lakukan?
A. Membuat laporan keberhasilan/ketidakberhasilan
B. Menyampaikan laporan ke atasannya
C. Menyusun rencana tindak lanjut
D. Menyusun laporan hasil pemantauan
15. Upaya merancang pengayaan bagi perserta didik yang mencapai ketuntasan belajar
optimal tampak dalam kegiatan guru sebagai berikut:
A. Memberikan tambahan materi berupa sumber ajar dari pengarang yang berbeda
B. memberikan test tambahan dengan tingkat kesukaran lebih tinggi
C. memberikan tambahan sumber bacaan yang lebih mendalam dan tingkat variasi yang
tinggi berikut instrument testnya yang sesuai
D. diberikan materi bahan ajar yang lebih tinggi tingkatannya dan mengerjakan
soal-soal yang memiliki kesulitan tinggi 

Page 74 of 105
16. Dasar rancangan program remidi bagi peserta didik yang capaian prestasinya di bawah
ketuntasan belajar ….
A. proses pengajaran remedial pada dasarnya adalah proses belajar mengajar biasa
B. tujuan pengajaran remedial adalah sama dengan test diagnostik
C. sasaran terpenting pengajaran remidial adalah peningkatan kecerdasan siswa
D. strategi yang dipilihhanya berbentuk test ulang
17. Salah satu prinsip merancang program remidial bagi peserta didik tampak dalam kegiatan
guru ….
A. Membuat rancangan pembelajaran khusus untuk siswa peserta remedial
B. Menggunakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan memperhatikan 
hasil temuan analisis evaluasi belajar siswa
C. Menggunakan rancangan pembelajaran baru yang berbeda sama sekali dengan
rancangan yang ada.
D. merancang test ulang saja tanpa ada pengulangan penjelasan materi
18. Upaya guru menggunakan hasil analisis untuk menentukan ketuntasan belajar antara lain
sebagai berikut....
A. Menentukan kriteria keberhasilan belajar
B. Mengklasifikasi siswaberdasarkan hasil capaian belajarnya
C. Mencari letak kelemahan secara umum dilihat dari kriteria keberhasilan yang
diharapkan
D. Merencanakan pengajaran remidi
19. Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan cara ….
A. Memberikan penilaian menyeluruht erhadap tugas-tugas siswa
B. Mengumpulkan lembaran-lembaran jawaban hasil test harian dan sumatif tiap siswa
C. Mengumpulkan hasil kerja masing-masing siswa yang telah diberikan masukan
baik oleh guru dan rekan siswa dalam suatu album sebagai bukti hasil belajar
D. Mengumpulkan lembaran-lembaran jawaban hasil ulangan tiap siswa untuk melihat
kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan tertentu dan kemudian diberikan
pengajarandan test remedial
20. Penilaian hasil belajar siswa didasarkan pada karya siswa dan tugas siswa, kemampuan
dalam proses pembelajaran dan hasil post test disebut ....
A. Konstruktivisme
B. Authentic assesment
C. Efektif
D. Kondusif

Page 75 of 105
SOAL PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN
1. Program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Pembelajaran
remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik. Pernyataan di atas
termasuk  salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial,
yaitu... 
A. Fleksibilitas
B. Interaktif
C. Adaptif
D. Kesinambungan
2. Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berhubungan dan berkomunikasi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan
belajarnya.  
Pernyataan di atas termasuk  salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran remedial, yaitu...
A. Fleksibilitas
B. Interaktif
C. Adaptif
D. Kesinambungan
3. Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan keterserapan KD pada
ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya kurang dari 50% artinya yang mengikuti
pembelajaran remedial lebih dari 50% maka remedial dilakukan dengan….
A. memberikan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
B. bimbingan secara khusus
C. tutor sebaya
D. penugasan secara berkelompok
4. Berdasarkan data hasil evaluasi pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut. Dari 32
siswa yang mengikuti ulangan harian dinyatakan belum tuntas sejumlah 15
sehingga  mengikuti program remedial.
Bentuk perlakuan pembelajaran remedial berdasarkan data di atas adalah….
A. memberikan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
B. bimbingan secara khusus
C. tutor sebaya

Page 76 of 105
D. penugasan secara berkelompok  
5. Langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial antara
lain mendiagnosis kesulitan belajar. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ringan
antara lain…
A. Faktor keluarga karena perceraian orang tua
B. Faktor pergaulan karena dikucilkan teman-teman
C. Faktor pribadi kurang perhatian saat pelajaran
D. Faktor individu karena mengalami ketunaan pada diri siswa
6. Ada beberapa teknik untuk mendiagnosis kesulitan belajar dalam rangka melaksanakan
pembelajaran remedial. untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai
kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik
mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau
perkalian digunakan teknik….
A. Tes prayarat
B. Tes diagnostik
C. Wawancara
D. Pengamatan
7. Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Salah satu bentuk pelaksanaan
pembelajaran adala peserta didik diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan dan agar tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
akhir.
Kegiatan tersebut merupakan bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial dengan….
A. pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
B. Pemberian bimbingan secara khusus
C. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus
D. Pemanfaatan tutor sebaya
8. Dalam pembelajaran remedial seorang guru memanfaatkan siswa dalam satu kelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Kegiatan tersebut merupakan bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial
dengan….
A. pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
B. Pemberian bimbingan secara khusus
C. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus
D. Pemanfaatan tutor sebaya

Page 77 of 105
9. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka
mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya. Pembelajaran pengayaan yang berupa
program yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian
dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular
tidak tercakup dalam kurikulum adalah….
A. Kegiatan eksploratori
B. Keterampilan proses
C. Pemecahan masalah
D. Kegiatan investigative
10. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan cara peserta
didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam
pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran
remedial karena belum mencapai ketuntasan. Bentuk pelakasanaan pembelajaran
pengayaan tersebut adalah…
A. Belajar kelompok
B. Belajar mandiri
C. Pembelajaran berbasis tema
D. Pemadatan kurikulum

PEMBAHASAN SOAL
Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan keterserapan KD pada
ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya kurang dari 50% artinya yang mengikuti
pembelajaran remedial lebih dari 50% maka remedial dilakukan dengan memberikan
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Jika yang mengikuti
pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka perlakuan yang diberikan
berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yang mengikuti
remedial berada pada rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara
berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).

PROGRAM REMEDIAL
1) Hakikat Remedial
Remedial merupakan suatu treatmen atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar.
Berikut adalah beberapa program assesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan
dalam melakukan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung,

Page 78 of 105
membaca pemahaman dan menulis. Remediasi mempunyai padanan remediation dalam
bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan.
Remediasi merujuk pada proses penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat. Karena
itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’,
yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remeDial teaching’ – pengajaran penyembuhan. Dsb. Di
Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda. Mestinya
dituliskan menjadi pengajaran remeial, atau kegiatan remedial dsb. Dalam bagian ini
istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsimiskonsepsi
yang dimiliki. Dalam random House Webster’s College Dictionary (1991), remediasi
diartikan sebagai intended to improve poor skill in specifed feld.
Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang
dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya
ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan
dalam pembelajaran.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai
kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan
perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para
siswa.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep
yang komplek (2) menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep yang salah
tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut
antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer,
pemberian tugas dan lain-lain.
Pokok bahasan yang belum dapat dikuasai peserta didik merupakan kesulitan belajar
untuk mempelajari pokok bahasan berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau
pokok bahasan yang baru yang akan dipelajari memerlukan keterampilan prasyarat, disisi
lain pokok bahasan yang menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan lain untuk mencapai
tingkat ketuntasan belajar anatara lain: perbedaan individual diantara peserta didik dalam
kelas dengan sistem pembelajaran klasikal.

Page 79 of 105
Asumsi yang mendasari pertimbangan metode pembelajaran remedial dengan pendekatan
secara individual terhadap peserta didik yang mengalami kesulita belajar dengan
pemberian rangkuman dan advance organizer adalah: (1) belajar hakekatnya adalah
individual (2) pembelajaran klasikal akan selalu dihadapkan dengan ketidak tuntasan
belajar (3) kalau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan diberikan
pembelajaran kembali secara klasikal seperti pembelajaran utama, peserta didik akan
mengalami kesulitan yang serupa (4) rangkuman dan advance organizer merupakan
strategi pembelajaran untuk memudahkan pemahaman materi.
2) Prosedur Remedial
Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkahlangkah seperti
berikut.
a) Analisis Hasil Diagnosis
Seperti yang telah Anda ketahui, diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses
pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui
kegiatan diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan
bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian
adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak
tercapainya kriteria keberhasilan belajar. Apabila kriteria keberhasilan 80 %, maka
siswa yang dianggap berhasil jika mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas,
sedangkan siswa yang mencapai tingkat penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan
belum berhasil. Mereka inilah yang perlu mendapatkan remedial. Setelah guru
mengetahui siswa-siswa mana yang harus mendapatkan remedial, informasi
selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau materi apa yang belum
dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini guru harus melihat kesulitan belajar siswa
secara individual. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan masalah yang dihadapi siswa
satu dengan siswa yang lainnnya tidak sama. Padahal setiap siswa harus mendapat
perhatian dari guru.
b) Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum Anda merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus mengetahui
mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Faktor
penyebab kesuliatan ini harus diidentifkasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama
yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor
penyebab ini akan berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.

Page 80 of 105
c) Menyusun Rencana Kegiatan Remedial

Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum
dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah
menyusun rencana pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya,
komponen-komponen yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan
remedial adalah (1) merumuskan indikator hasil belajar, (2) menentukan materi yang
sesuai engan indikator hasil belajar, (3) memilih strategi dan metode yang sesuai
dengan karakteristik siswa, (4) merencanakan waktu yang diperlukan, dan (5)
menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.
d) Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah
melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan
sesegera mungkin, karena semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.
e) Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus
dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan
belajar siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan,
berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak
mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan
dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen
pembelajaran.
3) Strategi dan Teknik Remedial
Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab
(3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti, 1984;
83).
a) Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan
pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok,
pemberian advance organizer dan yang sejenis. b) Melakukan aktivitas fsik, misal
demosntrasi, atau praktek dan diskusi
Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik

Page 81 of 105
PEMBELAJARAN PENGAYAAN
A. Pengertian Pembelajaran Pengayaan
Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi peserta didik yang
memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar lebih cepat, menyimpan informasi
lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak,
serta memiliki banyak minat.Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai
pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan
sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat,
dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan
berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi,
penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan
memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan
tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal
dalam belajarnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya
guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah,
demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi
strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan
audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, computer
multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian prosesdengan menggunakan
berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta
seberapa penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari.
Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai
hambatan-hambatan.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan
harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar,
apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan
kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab

Page 82 of 105
pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan)
minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran
direncanakan.
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi
minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa
program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta
didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya
mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah,
eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.
Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka
mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
B. Jenis Pembelajaran Pengayaan
Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu kegiatan eksploratori, keterampilan
proses, dan pemecahan masalah.
1. Kegiatan eksploratori
Kegiatan eksploratori adalah jenis pembelajaran pengayaan yang bersifat umum yang
dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa
sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam
kurikulum.
2. Keterampilan proses
Keterampilan proses adalah jenis pembelajaran pengayaan yang diperlukan oleh
peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap
topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah adalah jenis pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/
penelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
a. Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
b. Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
c. Penggunaan berbagai sumber;

Page 83 of 105
d. Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
e. Analisis data;
f. Penyimpulan hasil investigasi.
C. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah
sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi kelebihan kemampuan belajar peserta didik,
dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
1. Identifikasi kelebihan kemampuan belajar
a. Tujuan
Tujuan identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk
mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik.
b. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
1) Belajar lebih cepat
Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya
penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.
2) Menyimpan informasi lebih mudah
Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah,
akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya
dan mudah diakses untuk digunakan.
3) Keingintahuan yang tinggi
Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta
didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
4) Berpikir mandiri.
Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai
tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
5) Superior dalam berpikir abstrak.
Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai
kegiatan pemecahan masalah.
6) Memiliki banyak minat.
7) Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam
banyak kegiatan.
c. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta
didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes Inventori, wawancara,
pengamatan, dsb.

Page 84 of 105
1) Tes IQ (Intelligence Quotient)
Tes IQ adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial,
interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik,
naturalistik, dsb.
2) Tes inventori
Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai
bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
3) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta
didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati
peserta didik.
4) Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar
peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis
maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain
melalui:
a. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dilakukan dengan cara sekelompok peserta didik yang memiliki
minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah
biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial
karena belum mencapai ketuntasan.
b. Belajar mandiri.
Belajar mandiri dilakukan dengan cara secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati.
c. Pembelajaran berbasis tema.
Pembelajaran berbasis tema dilakukan dengan cara memadukan kurikulum di
bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu
d. Pemadatan kurikulum.
Pemadatan kurikulum adalah pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia

Page 85 of 105
waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja
dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-
masing Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk
memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran
pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai
nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. Berdasarkan hal tersebut,
pembelajaran remedial dan pengayaan pada akhirnya memberikan kesempatan kepada
seluruh peserta didik untuk mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat pemahamannya dapat
menguasai kompetensi minimal yang disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan
peserta didik yang cepat pemahamannya mendapatkan kompetensi atau materi yang
lebih yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam
belajar.
Sumber:
Kurniawan, Endang dkk. 2016. Pemanfaatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian. Jakarta:
Direktorat Jenderal GurudanTenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SOAL PTK PAKET 1


1. Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, Anda dapat melakukan kegiatan-
kegiatan. Salah satu kegiatan itu adalah  pengkajian teoretik di bidang
pembelajaran/pendidikan.Pernyataan tersebut merupakan kegiatan PTK pada langkah ...
A. merumuskan masalah
B. mengidentifikasi masalah
C. Merancang PTK dengan mengajukan hipotesis tindakan
D. menyusun proposal penelitian
2. Mengetahui proses tindakan,  pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), (c)
keadaan dan kendala tindakan, (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat
atau mempermudah tindakan  dan pengaruhnya merupakan kegiatan PTK pada langkah
….
A. refleksi

Page 86 of 105
B. observasi
C. perencanaan
D. pelaksanaan
3. Model rancangan PTK terletak pada alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hal ini
sekaligus menjadi penanda atau ciri khusus yang membedakan PTK dengan jenis
penelitian lain. Adapun alur penelitian tindakan yang dimaksud adalah ….
A. observasi --> refleksi --> perencanaan -->   pelaksanaan tindakan
B. refleksi --> perencanaan --> pelaksanaan tindakan --> observasi
C. perencanaan --> observasi --> pelaksanaan tindakan --> refleksi
D. perencanaan --> pelaksanaan tindakan --> observasi --> refleksi
4. Rumusan masalah dalam PTK berikut, yang mana paling tepat disebut sebagai rumusan
masalah PTK?
A. Apakah pengaruh permainan peran dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Boyolali?
B. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam mengajukan
pertanyaan melalui metode tanya jawab dalam pelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas XI IPA 2?
C. Mengapa siswa SMA Negeri 2 Boyolali selalu menjadi juara dalam berbagai
perlombaan nasional?
D. Bagaimana cara menggunakan alat peraga yang berasal dari lingkungan sekitar
sekolah?
5. Dalam Penelitian tindakan kelas, masalah yang diteliti berasal dari ....
A. kerisauan guru akan kinerjanya di kelas yang diajar
B. keriasauan pendidik akan mutu pendidikan
C. keinginan untuk membantu guru
D. kepedulian peneliti akan kinerja guru

LAPORAN PTK
Melaporkan hasil penelitian tidak sebatas menguraikan temuan kita dalam laporan penelitian.
Ada subbab lain yang amat penting kedudukannya kaitannya dengan pelaporan, yaitu
pembahasan. Jika dalam bagian hasil penelitian kita hanya menguraikan temuan pada
masing-masing siklus, jika perlu pada masing-masing teknik yang digunakan, juga
instrumennya; pada bagian pembahasan kita harus mengaitkan temuan yang satu dan yang
lain, bahkan juga mengaitkan antara temuan dan teori yang digunakan. Bagian ini merupakan

Page 87 of 105
bagian terpenting dalam laporan PTK, karena itu jika dilihat dari jumlah halamannya, bagian
ini memiliki porsi yang paling banyak. 
Struktur Laporan Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian
utama atau bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal laporan PTK terdiri atas Halaman
Judul, Lembar Pengesahan, Abstrak, Prakata, dan Daftar Isi. Halaman Judul adalah identitas
penelitian yang terdiri atas judul, peneliti, instansi penelitian, dan tahun pembuatan laporan.
Lembar pengesahan berisi identitas peneliti yang disahkan oleh pejabat berwenang. Jika
penelitian dilakukan oleh sekolah, pejabat yang berwenang mengesahkan adalah kepala
sekolah. Jika PTK merupakan hibah dari LPMP, pejabat berwenangnya adalah Kepala
LPMP. Abstrak merupakan intisari yang sangat penting dari hasil penelitian. Abstrak berisi
latar belakang masalah, tujuan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan saran.
Kata Pengantar (Prakata) antara lain berisi ucapan terima kasih peneliti kepada pihak yang
telah membantunya.
Secara lengkap, berikut disajikan struktur laporan penelitian tindakan kelas.
Tabel Kerangka Laporan PTK
No Bagian Isi
1. Judul Peningkatan Kemampuan Menyusun Teks Cerpen dengan
Pendekatan Kontekstual Elemen Pemodelan pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Semarang
Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
2. Awal Halaman Judul
Lembar Pengesahan Hasil Penelitian
Abstrak
Pernyataan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
3. Isi BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian

Page 88 of 105
No Bagian Isi
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Menyusun Teks Cerpen
2.1.1.1 Hakikat Cerpen
2.1.1.2 Tahap Menyusun Teks Cerpen
2.1.2 Hakikat Teknik Pemodelan
2.1.2.1 Pendekatan Kontekstual
2.1.2.2 Teknik Pemodelan sebagai Elemen dari Pendekatan
Kontekstual
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Desain Penelitian
3.4 Indikator Kinerja
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Instrumen Penelitian
3.6 Validasi Data
3.7 Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
1.1.1 Siklus I
1.1.1.1 Proses Pemberian Tindakan
1.1.1.2 Hasil Tes
1.1.1.3 Hasil Nontes
1.1.2 Siklus II
1.1.2.1 Proses Pemberian Tindakan
1.1.2.2 Hasil Tes

Page 89 of 105
No Bagian Isi
1.1.2.3 Hasil Nontes
1.2 Pembahasan
1.2.1 Kemampuan Menulis Teks Cerpen
1.2.2 Aktivitas Siswa
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
4. Bagian Daftar Pustaka
Akhir Lampiran
1) Surat Izin Penelitian
2) Daftar Nilai Prasiklus
3) Daftar Nilai Siklus I
4) Daftar Nilai Siklus II
5) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
6) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
7) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
9) Contoh Teks Cerpen

Sumber Pustaka
Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia 2015. Semarang:
Bandungan Institute

MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)


A. Definisi/Konsep
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau

Page 90 of 105
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa
pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang
direkayasa oleh guru
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan.  Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher
oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya
untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika.
Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan.
B. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;

Page 91 of 105
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses
belajar  yang baru;
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih
terangsang;
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya;
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
C. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan  yang dikemukakan oleh para siswa
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh
siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
D. Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan  tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya  belajar,
dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.

Page 92 of 105
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas
dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang  konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa 
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai
kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya  hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi,
dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila

Page 93 of 105
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi
E. Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian
hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis.  Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian  dapat dilakukan dengan pengamatan.

Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan 

Page 94 of 105
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING)
A. Definisi/Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)
B. Kelebihan PBL
1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik
yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
2. Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan
dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
C. Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator  memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta
didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas,
sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang
tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan.

Page 95 of 105
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang
telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan
solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan
dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. 
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran,
baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
D. Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta
didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang
harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi,
kemampuan dasar dan materi pembela
E. Tahapan-Tahapan Model PBL
Fase-Fase Perilaku Guru
Fase 1 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg
Orientasi peserta didik dibutuhkan.
kepada masalah. Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorganisasikan peserta mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan

Page 96 of 105
Fase-Fase Perilaku Guru
didik masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing penyelidikan sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
individu dan kelompok. penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
Mengembangkan dan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas
menyajikan hasil karya. dengan teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisa dan dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

F. Sistem Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik
software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan
penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam
pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian
dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-
pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun
waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam
pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Page 97 of 105
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri
maupun oleh teman dalam kelompoknya
Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)


A. Definisi/Konsep
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek
yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui
PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
B. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
 Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
 Meningkatkan kolaborasi.
 Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.

Page 98 of 105
 Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
C. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
 Membutuhkan biaya yang cukup banyak
 Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
 Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

D. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek


1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta
didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3)
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta
didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.

Page 99 of 105
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor
bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
stSaudarar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
E. Sistem Penilaian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3
hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

Page 100 of 105


3. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.

Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK (5M)

A. Esensi Pendekatan Saintifik


Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Observing (mengamati), Questioning (menanya), Mengumpulkan informasi/ eksperimen,
Mengasosiasikan/mengolah informasi, Mengkomunikasikan.

Page 101 of 105


1. Mengamati
Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa
atau dengan alat).
Kompetensi yang Dikembangkan: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan  tertentu, seperti menyajikan media objek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu
saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu
persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak
terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Langkah-langkah Mengamati
 Menentukan objek apa yang akan diobservasi
 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
 Menentukan  secara jelas  data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat
tulis lainnya.
Jenis-jenis Pengamatan
Observasi biasa (common observation). Peserta didik merupakan subjek yang
sepenuhnya melakukan observasi (complete observer), dan sama sekali tidak
melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
Observasi terkendali (controlled observation). peserta didik sama sekali tidak
melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Pada observasi
terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang
dikhususkan.

Page 102 of 105


Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif, peserta
didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku,
komunitas, atau objek yang diamati

2. Menanya
Kegiatan Belajarnya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu
dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan,
asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya:
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri
kalimat efektif!      
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan hipotetik)
3. Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Kegiatan Belajarnya: Melakukan eksperimen, Membaca sumber lain selain buku teks,
Mengamati objek/kejadian, Aktivitas Wawancara dengan narasumber
Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Page 103 of 105


4. Mengasosiasikan/Mengolah
Kegiatan Belajarnya
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan .
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan Belajarnya: Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan  hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.

Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan


berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.    

Sumber:
PPT Badan Sumber Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.

SOAL PENDEKATAN PENILAIAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK

KOMPETENSI INTI GURU: MENYELENGGARAKAN PENILAIAN DAN


EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR.

SOAL PREDIKSI UTN 2017 : PENDEKATAN PENILAIAN

1. Pendekatan tes yang berusaha menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan
membandingkannya dengan patokan telah ditetapkan, sebelum hasil tes itu sendiri
diperoleh, dan bahkan sebelum kegiatan pengajaran dilakukan, patokan yang akan
dipergunakan untuk menentukan batas kelulusan itu telah ditetapkan dinamakan ....

Page 104 of 105


A. penilaian acuan patokan   
B. penilaian acuan norma         
C. penilaian tuntas        
D. penilaian berkelanjutan
2. Pendekatan tes ini menggunakan norma yang disusun secara relatif berdasarkan distribusi
skor yang dicapai oleh para pengikut dalam suatu tes. Dengan demikian maka skor
standar yang dicapai oleh seseorang yang didasarkan atas norma relatif ini (PAN)
mencerminkan status individu di dalam kelompok.
Pendekatan tes yang dimaksud adalah….
A. Penilaian berkelanjutan
B. penilaian menyeluruh
C. penilaian acuan patokan
D. penilaian acuan norma      
3. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian yang disebut dengan istilah
penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik. 
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian yang didasarkan
pada pendekatan ....
A. Penilaian berkelanjutan
B. Penilaian autentik
C. Penilaian acuan patokan
D. Penilaian acuan norma

Page 105 of 105

Anda mungkin juga menyukai