Anda di halaman 1dari 31

“KOMPONEN AKTIF”

Sekolah : SMK Negeri 5 Tikep


Program Keahlian : Ketenaga Listrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika
Kelas/Semester : X / Ganjil

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang


pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Dasardasar Teknik Ketenagalistrikan pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Dasar-dasar Teknik Ketenagalistrikan. Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis sifat elemen aktif


4.5 Memeriksa sifat komponen aktif

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5.1 Menjelaskan pengertian dari komponen aktif
3.5.2 Menyebutkan jenis-jenis komponen aktif
3.5.3 Menggambar simbol komponen aktif
3.5.4 Menjelaskan karakteristik komponen aktif
4.5.1 Mengidentifikasi komponen aktif
4.5.2 Menentukan kaki-kaki komponen aktif
4.5.3 Mengklasifikasikan komponen aktif

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah berdiskosi dan menggali informasi peserta didik dapat :


1. Mampu menjelaskan pengertian dari komponen aktif
2. Menyebutkan jenis-jenis komponen aktif dengan benar.
3. Menggambar simbol komponen aktif dengan benar.
4. Menjelaskan karakteristik komponen aktif dengan benar.
Disediakan dioda, transistor, SCR, IC peserta didik dapat :
4. Mengidentifikasi komponen aktif dengan cermat.
5. Menentukan kaki-kaki komponen aktif dengan benar sesuai dengan
prosedur.
6. Mengklasifikasikan komponen aktif sesuai dengan jenisnya

E. Uraian Materi
Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik
agar dapat bekerja, komponen ini dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal
listrik, serta dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Macam-macam komponen aktif adalah :
1. Dioda
Diode merupakan salah satu komponen yang dipergunakan antara lain
untuk merubah arus bolak balik menjadi arus searah. Bergantung pada
polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai
sebuah saklar tetutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif
sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negative) dan berlaku
sebagai sebuah saklar terbuka (apabila bagian anodenya mendapatkan
tegangan negative dan katodenya mendapatkan tegangan positif). Kondisi
tersebut hanya pada diode ideal-konseptual. Diode berbahan germanium
memiliki tegangan hilang sekitar 0,3 Volt.

Karakteristik Dioda
Pada kurva terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa
menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda.
Karakteristik dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak
menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown
dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off.
Pada area ini karakteristik dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan
arus listrik. Area tegangan reverse adalah daerah pada level tegangan
negatif (dibawah nol) dan diatas tegangan breakdown. Sedangkan area
tegangan cut off adalah area diatas nol namun dibawah batas tegangan
maju, misal untuk dioda silikon sebesar 0.7V dan untuk germanium
sebesar 0.3V.
Area ketiga adalah area tegangan dengan level diatas tegangan forward.
Pada area ini karakteristik dioda adalah menghantar. Ini seperti pada
percobaan sederhana dengan lampu pada rangkaian diatas dimana terlihat
lampu menyala karena ada arus yang mengalir.

Cara menguji diode dengan multimeter


Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut
dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter), langkah-langkah
pengujian dan pengukuran diade adalah sebagai berikut :
a. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
b. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
c. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
d. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
e. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
f. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada
Terminal Katoda (tanda gelang).
g. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
h. Jarum harus tidak bergerak
Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak

Diode ini ada beberapa jenis, diantaranya :


 Diode Zener
Sebuah diode biasanya dianggap sebagai alat yang menyalurkan listrik
ke satu arah, namun Diode Zener dibuat sedemikian rupa sehingga arus
dapat mengalir kearah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas “tegangan rusak” (breakdown voltage) atau “tegangan
Zener”.
Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat,
yang memungkinkan electron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p dalam pita konduksi material tipe-n. Diode Zener
biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi atau
untuk menstabilkan tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil. Untuk
lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat rangkaian dasar Dioda
Zener dibawah ini :

Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias


Balik (Reverse Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam
pemasangan Dioda Zener. Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input
(masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan
tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan
akan turun saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias Balik
(Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut
adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik
(Ampere) tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm seperti
dibawah ini :
 Diode Schottky
Dioda Schottky atau Schottky Diode ini biasanya digunakan pada
rangkaian switching berkecepatan tinggi, rangkaian Frekuensi Radio
(RF), Mixer dan rangkaian Penyearah Pencatu Daya. Nama Schottky ini
diambil dari nama penemu efek Schottky yaitu Walter H. Schottky yang
berasal Jerman. Efek Schottky adalah efek penghalang potensial yang
terbentuk pada pertemuan logam-semikonduktor yang mempunyai
karakteristik penyearahan. Efek tersebut cocok untuk penggunaannya
pada dioda. Oleh karena itu, Dioda Schottky (Schottky Diode) disebut
juga dengan Dioda Penghalang atau Barrier Diode.
- Struktur Dioda Schottky
Pada Dioda Normal yang menggunakan persimpangan Positif-Negatif
(PN Junction), semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n
digunakan untuk membentuk persimpangan p-n. Sedangkan pada
Schottky Diode, semikonduktor tipe-p digantikan dengan bahan jenis
logam seperti aluminium ataupun platinum sehingga membentuk
sambungan persimpangan logam-semikonduktor tipe-n (Metal-
Semiconductor tipe-n). Sambungan antara logam dan semikonduktor
ini menghasilkan lapisan penghalang atau lapisan deplesi yang
dikenal dengan istilah “schottky barrier” atau “penghalang schottky”.

- Prinsip Kerja Dioda Schottky


Pada saat Dioda Schottky (Diode Schottky) tidak diberikan tegangan
atau dalam kondisi unbiased (kondisi tanpa tegangan), tingkat energi
elektron yang berada di sisi semikonduktor tipe-n sangat rendah jika
dibandingkan dengan tingkat energi di sisi logam. Dengan demikian,
elektron tidak dapat mengalir melalui penghalang persimpangan yang
disebut dengan penghalang schottky ini. Namun apabila Dioda
Schottky diberikan tegangan bias maju (forward bias), elektron di sisi
semikonduktor tipe-n akan mendapat energi yang cukup untuk
melewati penghalang persimpangan dan masuk ke wilayah logam.
Elektron ini masuk ke dalam wilayah logam dengan energi yang
sangat besar sehingga disebut juga elektron pembawa panas (hot
carrier). Oleh karena itu, Schottky Diode ini sering juga disebut
dengan Dioda Pembawa Panas atau Hot Carrier Diode. Arus listrik
akan mengalir melalui Schottky Diode secara bias maju (forward
bias) apabila terdapat tegangan maju yang cukup diberikan ke
Schottky Diode. Karena aliran arus listrik ini, akan terjadi kehilangan
tegangan kecil pada saat melintasi terminal dioda Schottky,
kehilangan tegangan inilah yang disebut dengan “drop voltage”.
Kehilangan Tegangan atau Drop Voltage pada Dioda Silikon (dioda
normal) biasanya adalah sekitar 0,6V hingga 0,7V, sementara drop
voltage pada Dioda Schottky hanya sekitar 0,2V hingga 0,3V.
Karakteristik utama Schottky Diode yang bisa dinyalakan (switch
ON) dan dimatikan (switch OFF) lebih cepat serta tidak menghasilkan
noise yang berlebihan (noise yang tidak diinginkan) dibandingkan
dengan dioda normal yang menggunakan persimpangan PN ini
menjadikannya cocok untuk diaplikasikan ke rangkaian yang
memerlukan switching ON/OFF berkecepatan tinggi.

 Diode Pemancar Cahaya / LED (Light Emitting Diode)


Light Emitting Diode merupakan suatu semikonduktor yang
memancarkan cahaya monokromatik.
Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V
dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator
dan peraga (display).
 Diode Foto (Photo Diode)
Diode foto adalah jenis diode yang berfungsi mendeteksi cahaya.
Berbeda dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah
cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode
foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu
sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode foto ini mulai dari alat
penghitung kendaraan dijalan umum secara otomatis, pengukur cahaya
pada kamera serta beberapa peralatan medis.

 Diode Varactor
Dioda varactor adalah dioda semikonduktor dengan sambungan P-N
yang dirancang khusus sehingga mempunyai sifat kapasitansi ketika
dipasang pada rangkaian sesuai prinsip reverse bias. Dioda varactor
juga biasa disebt sebgai dioda variabel kapasitansi (variable capacitance
diode) atau varicap diode. Dioda jenis ini biasa digunakan pada
rangkaian elektronik seperti pada ponsel, radio, dan televisi. Bentuk
simbol dioda varactor berbentuk seperti gabungan antara simbol dioda
dan kapasitor. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dioda varactor. Dalam
memilih dioda varikap perlu diperhatikan beberapa spesifikasi yaitu
minimum voltage break down (V), power dissipation (mW), nilai
kapasitansi dioda (pF), dan maximum peak current (A).
 Diode Tunnel
Dioda tunnel adalah jenis dioda semikonduktor dengan sambungan P-N
yang diancang khusus sehingga mempu membentuk daerah deplesi
menjadi sangat sempit. Hal tersebut bisa terjadi karena dioda tunnel
diberi pengotor berat 1000 kali lebih banyak dibandingkan dioda pada
umumnya.

 Diode Laser
Diode Laser adalah sejenis laser dimana media aktifnya sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat
pada diode pemancar cahaya. Diode Laser kadang disingkat LD atau
ILD. Diode laser ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan
Universitas Harvard. Prinsip kerja diode ini sama seperti diode lainnya
yaitu melalui sirkuit dari rangkaian elektronika yang terdiri atas p dan n.
Pada kedua jenis ini dihasilkan 2 tegangan yaitu: biased forward adalah
arus yang dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian v
puncak, bentuk gelombang diatas (+) dan Backforward biased, ini
merupakan tegangan berbalik yang dapat merusak suatu komponen
elektronika.
2. Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 3 lapisan
semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai 3
kaki yang disebut Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/Collector (C).
Emitor bertugas untuk menimbulkan electron-elektron (Emitor penimbul),
Base bertugas untuk menyalurkan electron keluar dari transistor, Collector
bertugas untuk mengatur gerakan electron dari Emitor terus keluar dari
transistor melalui Collector.

Cara menentukan kaki transistor


Secara umum transistor dikemas dalam beberapa varian yg sudah dapat
dipastikan tiap kakinya secara kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk
kemasan transistor yang langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor
dan emeitor tanpa harus menentukannya dengan alat ukur.
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam elektronika
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian digital transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Transistor dapat digunakan antara lain:
a. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
b. Sebagai penyearah
c. Sebagai mixer
d. Sebagai isolator
e. Sebagai switc

Secara umum transistor terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :


 Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan
kutub.

 Transistor Unipolar
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah
persambungan kutub. Transistor unipolar adalah FET (Field Effect
Transistor) yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET
kanal N, dan MOSFET kanal P.
- FET (Field Effect Transistor)
Field Effect Transistor adalah suatu jenis transistor khusus. Tidak
seperti transistor biasa yang akan menghantar bila diberi arus di
basis, transistor jenis FET akan menghantar bila diberikan tegangan
(bukan arus). Kaki-kakinya diberi nama Gate (G), Drain (D), Source
(S). Beberapa kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa
adalah antara lain penguatannya sangat besar serta desah yang
rendah. Karena harga FET lebih tinggi dari transistor, maka hanya
digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan. FET, ada
dua jenis yaitu JFET(Junction FET) Kanal N dan JFET Kanal P.

- MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET)


MOSFET adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu
Source dan dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang
sangat tinggi. Dalam pengemasannya dan perakitan menggunakan
MOSFET perlu diperhatikan bahwa komponen ini tidak tahan
terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah dan
pematriannya menggunakan solder yang khusus untuk pematrian
MOSFET. MOSFET ada dua macam yaitu MOSFET Kanal N dan
MOSFET Kanal P.
 Uni Juction Transistor (UJT)
Uni Junction Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu
kaki Emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama
untuk switch elektronis. Ada dua jenis UJT yaitu UJT Kanal N dan UJT
Kanal P.

3. Thyristor
Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar
(switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor
yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki
dua hingga empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor,
Thyristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. Istilah
“Thyristor” berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”. Pada
prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan
arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya
untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua
terminal lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang
tidak memiliki terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan
apabila tegangan pada kedua terminalnya mencapai level tertentu. Level
tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown
Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan
breakdownnya, kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau
berada di posisi OFF. Jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang
didedikasi sebagai Komponen Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik.
Hal ini dikarenakan Transistor memerlukan tegangan/arus yang tepat
untuk mengoperasikan fungsi saklarnya, jika tegangan/arus yang
diberikannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka
Transistor tersebut akan berada diantara keadaan ON dan OFF. Saklar
yang berada diantara keadaan ON dan OFF bukanlah suatu saklar yang
baik. Berbeda dengan Transistor, Thyristor dirancang untuk hanya berada
di dua keadaan yaitu keadaan ON atau keadaan OFF saja. Dalam
aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di perangkat atau rangkaian-
rangkaian elektronika seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator, peredam
cahaya, pengendali kecepatan motor listrik dan lain sebagainya. Ada
beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain adalah komponen-
komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon controlled
rectifier), TRIAC dan DIAC.

 SCR (Silicon Control Rectifier)


SCR adalah diode yang berfungsi sebagai pengendali. Sebagai
pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut sebagai Therystor.
SCR terbuat dari bahan campuran P danya disebut PNPN Trioda. Isi
SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif).
Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali
diperkenalkan secara komersial pada tahun 1956. SCR memiliki
kemampuan untuk mengendalikan tegangan dan daya yang relatif
tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu, SCR atau Thyristor
sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali
(Controller) dalam rangkaian elektronika yang menggunakan
tegangan/arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa
aplikasi SCR di rangkaian elektronika diantaranya seperi rangkaian
lampu dimmer, rangkaian logika, rangkaian osilator, rangkaian chopper,
rangkaian pengendali kecepatan motor, rangkaian inverter, rangkaian
timer dan lain sebagainya.
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun
SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk
dapat mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif
sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari
Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka
selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai
pemicu (trigger) tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi
kondisi “OFF”, arus maju Anoda-Katoda harus diturunkan hingga
berada pada titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya arus Holding
atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena
masing-masing jenis SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda.
Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondisi “OFF”,
kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke titik
Nol.

 TRIAC
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang
berfungsi sebagai pengendali arus listrik. Nama TRIAC ini merupakan
singkatan dari TRIode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak
balik). Sama seperti SCR, TRIAC juga tergolong sebagai Thyristor
yang berfungsi sebagai pengendali atau Switching. Namun, berbeda
dengan SCR yang hanya dapat dilewati arus listrik dari satu arah
(unidirectional), TRIAC memiliki kemampuan yang dapat mengalirkan
arus listrik ke kedua arah (bidirectional) ketika dipicu.

Terminal Gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif rendah


untuk dapat mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua
arah terminalnya. TRIAC sering juga disebut dengan Bidirectional
Triode Thyristor.Pada dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua buah
SCR yang disusun dan disambungkan secara antiparalel (paralel yang
berlawanan arah) dengan Terminal Gerbang atau Gate-nya
dihubungkan bersama menjadi satu. Jika dilihat dari strukturnya,
TRIAC merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 4 lapis
semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga Terminal tersebut diantaranya
adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah singkatan dari Main Terminal.
Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter
seperti Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan
sebagainya. Umumnya besar parameter ini simetris antara yang plus
dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap parameter
ini simetris sehingga lebih mudah di hitung.

Aplikasi TRIAC
TRIAC merupakan komponen yang sangat cocok untuk digunakan
sebagai AC Switching (Saklar AC) karena dapat megendalikan aliran
arus listrik pada dua arah siklus gelombang bolak-balik AC.
Kemampuan inilah yang menjadi kelebihan dari TRIAC jika
dibandingkan dengan SCR. Namun TRIAC pada umumnya tidak
digunakan pada rangkaian switching yang melibatkan daya yang
sangat tinggi. Salah satu alasannya adalah karena karakteristik
Switching TRIAC yang non-simetris dan juga gangguan
elektromagnetik yang diciptakan oleh listrik yang berdaya tinggi itu
sendiri. Beberapa aplikasi TRIAC pada peralatan-peralatan
Elektronika maupun listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
- Pengatur pada Lampu Dimmer.
- Pengatur Kecepatan pada Kipas Angin.
- Pengatur Motor kecil.
- Pengatur pada peralatan-peralatan rumah tangga yang berarus
listrik AC.

Rangkaian Switching TRIAC


Gambar diatas adalah Rangkaian dasar dari aplikasi TRIAC yang
digunakan sebagai Switching (Saklar). Pada saat SW1 terbuka, tidak
ada arus listrik yang mengalir ke terminal Gate TRIAC dan Lampu
dalam kondisi OFF (mati). Saat SW1 tertutup/dihubungkan,
Terminal Gate pada TRIAC akan dialiri oleh arus listrik melalui
Resistor (R) dari sumber daya DC atau Baterai (VG). Hal ini akan
menggerakkan TRIAC menjadi Konduktor yang menghubungkan
Lampu dengan sumber arus listrik AC. Lampu akan berubah menjadi
ON (Nyala).

 DIAC
Diode Alternating Current (DIAC) adalah komponen aktif Elektronika
yang memiliki dua terminal dan dapat menghantarkan arus listrik dari
kedua arah jika tegangan melampui batas breakover-nya. DIAC
merupakan anggota dari keluarga Thyristor, namun berbeda dengan
Thyristor pada umumnya yang hanya menghantarkan arus listrik dari
satu arah, DIAC memiliki fungsi yang dapat menghantarkan arus listrik
dari kedua arahnya atau biasanya disebut juga dengan “Bidirectional
Thyristor”. DIAC biasanya digunakan sebagai pembantu untuk memicu
TRIAC dalam rangkaian AC Switch, DIAC juga sering digunakan
dalam berbagai rangkaian seperti rangkaian lampu dimmer (peredup)
dan rangkaian starter untuk lampu neon (florescent lamps).
Struktur Dasar dan Simbol DIAC
Ditinjau dari segi strukturnya, DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor
yang hampir mirip dengan sebuah Transistor PNP. Berbeda dengan
Transistor PNP yang lapisan N-nya dibuat dengan tipis agar elektron
mudah melewati lapisan N ini, Lapisan N pada DIAC dibuat cukup
tebal agar elektron lebih sulit untuk menembusnya terkecuali tegangan
yang diberikan ke DIAC tersebut melebihi batas Breakover (VBO)
yang ditentukannya. Dengan memberikan tegangan yang melebihi batas
Breakovernya, DIAC akan dapat dengan mudah menghantarkan arus
listrik dari arah yang bersangkutan. Kedua Terminal DIAC biasanya
dilambangkan dengan A1 (Anoda 1) dan A2 (Anoda 2) atau MT1
(Main Terminal 1) dan MT2 (Main Terminal 2).

4. Integrated Circuit (IC)


IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam,
mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC
juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga
media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika
dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC
merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD
(Electro Static Discharge). Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai
otak pada sebuah komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri
dari 16 juta transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-
komponen elektronika lainnya.
Aplikasi dan Fungsi IC (Integrated Circuit)
Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat
dibedakan menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari
keduanya.
 Integrated Circuit Linear
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada
umumnya berfungsi sebagai :
- Penguat Daya (Power Amplifier)
- Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
- Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
- Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
- Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
- Voltage Comparator
- Multiplier
- Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
- Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

 Integrated Circuit Digital


IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan
Input dan Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan
“Rendah” atau dalam kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
- Flip-flop
- Gerbang Logika (Logic Gates)
- Timer
- Counter
- Multiplexer
- Calculator
- Memory
- Clock
- Microprocessor (Mikroprosesor)
- Microcontroller
Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan komponen
elektronika aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge
(ESD). Jadi, diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada IC tersebut.

F. RANGKUMAN
1. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus
listrik agar dapat bekerja, komponen ini dapat menguatkan dan
menyearahkan sinyal listrik, serta dapat mengubah energi dari satu bentuk
ke bentuk lainnya.
2. Komponen yang termasuk komponen aktif adalah diode, transistor,
thyristor dan Integrated Circuit (IC).
3. Diode merupakan salah satu komponen yang dipergunakan antara lain
untuk merubah arus bolak balik menjadi arus searah. Bergantung pada
polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai
sebuah saklar tetutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif
sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negative) dan berlaku
sebagai sebuah saklar terbuka (apabila bagian anodenya mendapatkan
tegangan negative dan katodenya mendapatkan tegangan positif).
4. Diode ada beberapa jenis, diantaranya; diode zener, diode schottky, LED,
diode varactor, dioda tunel, photo diode dan diode laser.
5. Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 3 lapisan
semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai 3
kaki yang disebut Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/Collector (C).
6. Transistor terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya; transistor bipolar,
transistor unipolar (FET, MOSFET) dan unijuction transistor.
7. Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar
(switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor
yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki
dua hingga empat kaki terminal.
8. Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain adalah
komponen-komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon
controlled rectifier), TRIAC dan DIAC.
9. IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam,
mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).
10. Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen
Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan
Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat
sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
G. Soal Latihan, kunci jawaban dan rubrik
Soal Latihan
1. Berikut ini yang bukan merupakan komponen dalam jenis diode adalah…
a. Light Emitting Diode
b. Thyristor
c. Photo diode
d. Diode zener
e. Diode lase
2. Pada dioda, bila terminal negatif sumber dihubungkan dengan bahan tipe-
n,dan terminal positif dengan bahan tipe-p,hubungan ini disebut dengan…
a. Forward bias
b. Bias semu
c. Tanpa bias
d. Bias nyata
e. Reverse bias
3. Secara umum transistor terbagi dalam 3 jenis yaitu…
a. Unipolar, bipolar, dan bijunction
b. Unipolar, bipolar, dan unijunction
c. Unipolar, duopolar, dan duojunction
d. NPN, PNP dan BJT
e. Unipolar, bipolar, dan threepolar
4. Transistor mempunyai 3 elektroda yakni :
a. Kolektor, basis dan drain
b. Kolektor, emitor dan anoda
c. Emitor, basis dan gate
d. Emitor, basis dan kolektor
e. Gate, emitor, basis
5. Transistor dapat digunakan antara lain untuk …
a. Sebagai penguat arus,
b. Sebagai penguat tegangan
c. Sebagai penguat daya
d. Sebagai penyearah
e. Sebagai switch
6. Gambar dibawah ini merupakan bentuk dan simbol dari komponen…

a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. IC
7. Komponen aktif elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas
breakover-nya, komponen tersebut adalah…
a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. DIAC
8. Gambar dibawah ini merupakan simbol dari komponen…

a. Diode
b. SCR
c. TRIAC
d. DIAC
e. IC
9. Komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan
jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi
sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil…
a. Diode
b. SCR
c. TRIAC
d. DIAC
e. IC
10. IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi sebagai…
a. Penguat Daya (Power Amplifier)
b. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
c. Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
d. Flip-flop
e. Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

Kunci Jawaban
1. B 6. C
2. A 7. E
3. B 8. C
4. D 9. E
5. D 10. D
H. Daftar Pustaka
Nuraini, Reni, dkk, 2013. Dasar dan Pengukuran Listrik Semester 2. Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Abdurrahman, Syaifi, 2017. Modul Elektronika dan Mektronika “Elektronika
Dasar”. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bathni, S, Ismul, 2013. Dasar Ketrampilan Kelistrikan dan Elektronika.
Internet.

Makasssar, 16 Oktober 2018

Paisal Paggi
NIM. 1825047002
Modul Materi Bahan Ajar

KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA


(Komponen Aktif)

OLEH :
Paisal Paggi
NIM. 1825047002

PPG DALAM JABATAN


TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018

Anda mungkin juga menyukai